SERANG, BANPOS – Sejumlah pangan yang dijual di pusat perbelanjaan seperti pasar, tidak memenuhi syarat (TMS) untuk beredar. Hal itu ditemukan oleh Balai BPOM Serang dalam pelaksanaan pengawasan pangan, selama bulan Ramadan. Di sisi lain, Pemprov Banten mengklaim bahwa persediaan pangan masih cukup.
Diketahui, pangan TMS yang ditemukan oleh BPOM sebanyak 23 jenis pangan dari sebanyak 360 sampel yang dilakukan pemeriksaan. Pangan yang ditemukan itu berasal dari 12 titik pengawasan selama awal bulan Ramadan.
Ketua Tim Pemeriksaan BPOM Serang, Prabandaru Wisnu, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan sejak awal Ramadan. Setidaknya, sebanyak 12 titik telah pihaknya awasi dan melakukan pemeriksaan terhadap sampel pangan di sana.
“Kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap 360 sampel pangan sampai dengan kemarin. Hari ini juga kami melakukan pemeriksaan, namun untuk sampelnya masih belum masuk ke data tersebut,” ujarnya, Rabu (12/4).
Ia menuturkan, dari 360 sampel yang diperiksa, didapati bahwa sebanyak 23 sampel pangan yang masuk dalam kategori TMS. Hal itu lantaran pangan tersebut mengandung zat-zat yang berbahaya untuk dikonsumsi.
“Ada 23 yang TMS, jadi sisanya 337 memenuhi syarat. Dari 23 itu, 7 TMS rhodamin B, 15 TMS formalin dan satu TMS boraks. Yang paling banyak masih formalin,” ungkapnya.
Untuk produk pangan yang masuk kategori TMS, terdiri atas pangan seperti produk ikan yang dikeringkan seperti ikan asin dan teri asin. Selain itu juga terdapat mi basah dan cincau hitam.
“Ikan asin itu kan lebih awet ya, itu yang kami heran mengapa dikasih formalin. Karena biasanya produk yang diberikan formalin adalah produk-produk basah, seperti di tahu dan mi basah. Tapi kalau ada ikan yang diberikan formalin, saya juga agak bingung,” katanya.
Namun pihaknya menduga bahwa adanya formalin tersebut karena pada saat proses penangkapan ikan, yang seharusnya diawetkan menggunakan es, namun diganti menjadi menggunakan formalin yang lebih murah.
“Jadi dalam proses membawa ke darat, ada kemungkinan menggunakan formalin. Ketika dikeringkan itu ternyata masih ada sisa formalin, sehingga produk itu mengandung formalin. Karena kalau pangan kering itu kan pasti awet,” terangnya.
Sementara Ketua Tim Pengujian Pangan BPOM Serang, Siti Nurlaeni, mengatakan bahwa pihaknya pada awal pekan ini pun telah melakukan pengujian di Pasar Induk Rau. Pengujian tersebut dilakukan dengan cara rapid test atau tes cepat.
“Nanti akan diuji konfirmasi lagi. Jadi untuk sampel-sampel yang positif mengandung bahan berbahaya, akan diuji konfirmasi di lab. Uji konfirmasi biasanya dua hari, namun biasanya kami akan rekap lagi di hari Jumat ini,” tandasnya.
Sementara itu, Pemprov Banten mengklaim persediaan barang kebutuhan pokok di Provinsi Banten aman dan mencukupi. Sebab itu, masyarakat diimbau tidak perlu khawatir, tidak perlu melakukan belanja berlebihan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
“Itu diungkapkan pada saat rapat bersama yang dilakukan secara rutin setiap awal pekan kemarin,” kata Pj Gubernur Banten, Al Muktabar seusai memberikan sejumlah bantuan kepada Yayasan Panti Asuhan Putra Asih, Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Ia menjelaskan, Pemprov Banten bersama seluruh jajaran Forkopimda dan juga Pemerintah Kabupaten dan Kota selalu melakukan berbagai upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Meskipun saat ini seluruh daerah dibayang-bayangi oleh meningkatnya angka inflasi, namun dengan kolaborasi dan kekompakan bersama semua itu bisa dilalui dengan baik.
“Kita secara berkala dan intensif melakukan pengawasan, apalagi di momen Ramadan dan menjelang lebaran ini. Jika ada sedikit kenaikan harga karena meningkatnya permintaan, maka dengan cepat kita lakukan intervensi dengan menambah jumlah pasokan kebutuhan pokok itu,” katanya.
Diakui Al Muktabar, sudah banyak langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas kebutuhan pangan kita. Alhamdulillah secara nasional angka inflasi kita cukup terkendali dengan baik dan itu menjadi ukuran nyata dari kinerja kita.
“Maka dari itu, kita mengimbau kepada masyarakat, karena tersedia cukup aman, maka tidak usah panic buying. Belanja saja sesuai kebutuhan. Kita juga akan mengintensifkan pemberian bantuan seperti ini,” ungkapnya.(RUS/DZH/PBN)