Penulis: Gina Maslahat

  • PPP Banten Targetkan Satu Kursi per Dapil

    PPP Banten Targetkan Satu Kursi per Dapil

    SERANG, BANPOS – Berbeda dengan partai lain yang menargetkan banyak kursi pada pemilu 2024 mendatang. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Banten menargetkan di setiap Daerah Pemilihan (Dapil) akan terisi minimal hanya satu kursi.

    Target tersebut disampaikan langsung oleh Ketua DPW PPP Provinsi Banten, Subadri Ushuludin, yang menyampaikan bahwa partainya mengincar sebanyak-banyaknya kursi di setiap dapilnya.

    Kendati demikian, dirinya mengatakan bahwa setidaknya dalam satu dapil kader-kader terbaik dari PPP bisa mengisi minimal satu kursi. Hal tersebut ia ungkapkan karena dalam menarik hati rakyat untuk memilih para caleg merupakan usaha yang harus dilakukan oleh caleg itu sendiri.

    “Tentu, target sebanyak mungkin. Tapi, kita juga harus sadar bahwa dari sebuah ikhtiar kita nanti mendapatkan suara berapa,” katanya, Rabu (26/7).

    Subadri mengungkapkan dalam menghadapi pemilu 2024, dirinya menginstruksikan kepada seluruh kader terbaik PPP untuk berjuang terlebih dahulu, karena hasil tidak akan pernah mengkhianati proses.

    “Intinya saya menginstruksikan ke semua para caleg yang berangkat dari PPP, Insya Allah setelah ikhtiar hasilnya mudah-mudahan tidak memungkiri ikhtiar,” ungkapnya.

    Subadri menegaskan, target pemilu dari PPP Banten yakni minimal di setiap dapil mampu mendulang satu kursi dan bukan pada banyaknya suara yang akan diperoleh.

    “Target kita satu provinsi, karena kita di provinsi. Minimal kita bisa menghantarkan satu kursi satu dapil. Bukan ke jumlah suaranya berapa,” tegasnya.

    Selain itu, Subadri juga menuturkan, selain di tingkat provinsi, PPP juga menargetkan hal serupa pada pemilu untuk tingkat Kota Serang, yakni minimal pada setiap dapil terisi satu kursi.

    “Untuk Kota Serang juga sama. Keinginan kita satu dapil satu suara, minimal,” tandasnya. (MG-02)

  • Menggugat Profesionalitas ASN

    Menggugat Profesionalitas ASN

    KINERJA Aparatur Sipil Negara (ASN) akan sangat menunjang laju kemajuan di suatu daerah. Karenanya, dituntut profesionalitas ASN dalam menjalankan fungsi-fungsinya agar masyarakat bisa merasakan dampak kerja dari pemerintahan di daerahnya. Lalu bagaimana kinerja ASN di Banten?

    Merujuk pada data Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Regional III yang diterbitkan pada 2022 lalu, Deputi PATTIRO Banten, Amin Rohani menilai kinerja dan profesionalitas pegawai di lingkungan Pemprov Banten masuk dalam kategori sangat rendah.

    Terang saja, dari sejumlah indikator yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap 9.051 ASN di lingkungan Pemprov Banten, capaian kinerja profesionalitas pegawai pemerintahan Provinsi Banten baru mencapai di angka 31,29 poin atau dengan kata lain, kinerja Pemerintah Provinsi Banten masih tergolong sangat rendah.

    “Banten sendiri memperoleh nilai indeks profesionalitas ASN yang sangat rendah. Dari jumlah PNS 9.051 yang diukur kualifikasinya hanya di angka 15,37. Sementara kompetensinya di 9,55, kinerjanya di 1,38, disiplinnya di 4,98. Dan skor akhirnya di 31,29 ini sangat-sangat rendah,” ungkap Amin kepada BANPOS.

    “Karena untuk nilai rata-rata indeks kategori r`endah saja, skornya berada di angka 51,83. Ini malah jauh di bawah itu,” imbuhnya.

    Rendahnya kinerja pegawai pemerintahan, menurut Amin, tentu akan berdampak pula pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Sehingga, jika melihat skor penilaian tersebut maka, menurutnya masyarakat Banten justru akan merasa dirugikan.

    “Nah ini jelas merugikan rakyat Banten yang menerima pelayanan publik dari ASN. Kalau kita melihat nilai ini ya justru secara kualifikasi, kompetensi, kinerja, bahkan disiplin gitu indeksnya sangat rendah,” jelasnya.

    “Kalau melihat dari sini jelas bahwa ASN di Provinsi Banten itu akan merugikan masyarakat Banten itu sendiri. Karena ketika kualifikasi dan kinerjanya rendah maka otomatis pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat Banten tentu akan rendah dan merugikan,” terangnya lagi.

    Penilaian ini sangatlah penting baginya, Karena dengan begitu, maka masyarakat dapat mengukur sejauh mana capaian kinerja para pegawai pemerintahan.

    Tidak hanya itu saja, Amin juga menjelaskan, dengan melihat capaian penilaian indeks kinerja maka masyarakat dapat menilai apakah pemerintah dapat bekerja secara efektif dan efisien atau justru malah sebaliknya.

    “Ketika kinerja ASN di Provinsi Banten itu rendah, atau indeks kinerja profesionalitasnya rendah, maka sudah otomatis untuk mencapai efektivitas dan efisien pelayanan publik tidak mungkin bisa tercapai. Berbicara efektivitas dan efisiensi itu, bicara soal inovasi. Sementara inovasi akan dihasilkan oleh orang-orang yang sudah mampu menjalankan kinerja yang baik,” menurut pemaparannya.

    Oleh karenanya, Amin mendorong BKD (Badan Kepegawaian Daerrah, red) untuk dapat berusaha meningkatkan kembali capaian kinerja para pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Sebab, menurutnya BKD merupakan lembaga yang bertanggungjawab atas hasil capaian tersebut.

    “BKD sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kinerja ASN, justru harus melakukan beberapa langkah. Menurut saya, pertama harus ada evaluasi secara menyeluruh dan simultan tentunya, atau berkala terhadap seluruh ASN yang ada di Provinsi Banten,” ujarnya.

    Di samping itu, pegiat PATTIRO Banten itu pun juga menekankan kepada Pemprov Banten, khususnya BKD untuk dapat menempatkan pegawai sesuai dengan bidang kompetensinya. Pasalnya, hal itu juga turut memberikan andil terhadap capaian kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.

    “Evaluasi kinerja juga harus benar-benar dilakukan secara serius dan tidak seremonial, sehingga BKD mampu memetakan mana yang memiliki kompetensi kinerja dan kualifikasi yang sesuai. Dari hasil evaluasi maka dilakukan pemetaan yang memang benar-benar sesuai. Jangan sampai ada lagi ditemukan seorang ASN yang bertahun-tahun mengurusi masalah pendapatan keuangan misalnya, lalu kemudian ditempatkan pada posisi harus melakukan pemberdayaan masyarakat. Nah tentu ini akan berdampak tidak baik terhadap pelayanan publik,” tandasnya.

    Buakan hanya di Pemrov Banten, di Kota Cilegon juga kinerja ASN-nya ikut disorot. Anggota DPRD Kota Cilegon Erick Rebiin menilai kinerja apparatus sipil di lingkungan Pemkot Cilegon menurun.

    “Kalau saya melihat memang menurunnya kinerja ASN Pemerintah Kota Cilegon. Saya melihat dari fakta yang ada salah satunya adalah kita melihat di beberapa tahun terakhir melihat Silpa daripada APBD Kota Cilegon itu yang lumayan fantastis ini tinggi sekali sejak 2021, 2022 sampai kita melihat di 2023 tidak menutup kemungkinan sangat besar,” tutur Erick kepada BANPOS saat ditemui di Gedung DPRD Kota Cilegon, Kamis (27/7).

    “Artinya disitu kita bisa mengevaluasi bahwa ASN itu secara kinerja tidak maksimal,” tambahnya.

    Hal kedua yang membuat Erick menilai penurunan kinerja ASN di Pemkot Cilegon adalah melambannya laju pembangunan. Menurutnya, sampai dengan akhir Juli pembangunan di Kota Cilegon tak ada pergerakan.

    “Karena salah satu yang belum bergerak adalah apa yang menjadi aspirasi masyarakat yang disampaikan kepada dewan dan sudah mengusulkan di Pemerintahan Kota Cilegon itu belum bergerak sampai saat ini,” sambungnya.

    Erick menuntut kepada Pemkot Cilegon agar segera meningkatkan kinerjanya. Karena, saat ini sudah bulan Juli dan sebentar lagi di bulan Agustus itu akan melaksanakan reses kembali.

    “Jangan sampai nanti anggota dewan menjadi bulan-bulanan masyarakat, kenapa begitu? Karena ketika kita sudah ketemu reses kembali kemarin mereka aspirasi disampaikan kepada kita itu pun belum dilaksanakan oleh Pemerintah kota Cilegon,” ungkapnya.

    “Nah ketika kita hadir lagi agenda yang sama, jangan-jangan nanti kita dilempar batu oleh masyarakat karena kita dianggap hanya membual saja. Ini kan jadi bumerang buat kami di legislatif dan ini menjadi momok yang tidak baik,” tegasnya.

    Politis Partai NasDem ini mengungkapkan para ASN Pemkot Cilegon banyak alasan untuk melakukan suatu pekerjaan. Karena menurutnya pekerjaan tersebut sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya.

    Erick mencontohkan dalam sebuah rapat gabungan dengan Organiasai perangkat daerah (OPD) di Pemkot Cilegon, salah satu pejabat berkelit lambannya pembangunan terjadi karena kekurangan personil. Padahal kondisi itu sudah berlangsung dari dulu.

    “Apakah itu bukan pekerjaan yang sudah rutin mereka lakukan? Kenapa harus ada alasan saat ini ketika Pemkot Cilegon sudah berdiri 22 tahun? Saya pikir kinerja ASN Kota Cilegon memang tidak maksimal,” kata Erick.

    Soal penyerapan anggaran yang jadi tolok ukur kinerja ASN juga diamini Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Roni Alfanto. Dia mengatakan, penilaian kinerja ASN salah satunya dengan melihat capaian dari apa yang ditargetkan.

    Dirinya menyampaikan, di Kota Serang kinerja ASN yang ada pada setiap OPD bervariasi. Ada yang memiliki kinerja sangat baik dan ada pula yang memiliki kinerja yang menurutnya buruk.

    “Ada beberapa OPD yang realisasinya bagus. Artinya itu berkinerja baik jika dilihat dari tinjauan realisasi pendapatan. Ada juga OPD yang kami anggap kinerjanya buruk,” ucapnya.

    Roni menjelaskan terkait OPD yang memiliki kinerja baik, diantaranya yakni Dinas Kesehatan dengan realisasi pendapatan lebih dari 50 persen. Sedangkan OPD yang hingga semester satu ini memiliki realisasi pendapatan buruk diantaranya yakni Dinas Pertanian dan Perikanan yang realisasi pendapatannya hanya sebesar empat persen.

    “Diantaranya dinas kesehatan, alhamdulilah target semester satu sudah 50 persen lebih. Artinya, enam bulan kedepan itu bisa direalisasikan. Sedangkan OPD yang realisasi pendapatannya buruk diantaranya yaitu Dinas Pertanian dan Perikanan. Dimana, dari target yang ditetapkan senilai Rp2.013.000.000 sekian, realisasi semester satu baru sekitar Rp80 juta. Jadi masih ada Rp1,9 miliar lagi yang belum bisa direalisasikan. Target yang ditetapkan Rp2 miliar, realisasi pendapatannya hanya Rp80 juta, sehingga persentasenya itu baru 4 persen,” jelasnya.

    Menurutnya, OPD-OPD dengan serapan anggaran rendah itu akan dipanggil untuk nantinya dievaluasi. Karena dengan serapan anggaran yang dicapai saat ini, akan sulit memenuhi target realisasi pendapatan hingga 100 persen di akhir tahun.

    “Sedangkan dalam waktu enam bulan lagi, ini sulit sekali untuk mencapai 100 persen. Artinya kita perlu evaluasi. Kita ada ASN yang berprestasi dan bekerja baik serta ada juga yang menurut kami buruk dan perlu dievaluasi. Kita sudah agendakan di rapat APBD perubahan dan kita bersama TAPD sudah sepakat untuk juga menghadirkan dinas-dinas yang realisasi pendapatannya tidak baik diantaranya dinas pertanian,” tandasnya.(MG-01/MG-02/LUK/ENK)

  • Pentingnya Stimulasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan

    Pentingnya Stimulasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan

    TANGERANG, BANPOS — Puskesmas Periuk Jaya bersama salah satu industri ritel dan produk dan perlengkapan bayi Zwitsal menggelar Posyandu Sahabat dalam rangka menghadirkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat Periuk dan sekitarnya.

    Menariknya, Posyandu Sahabat ini digelar bersama salah satu artis Dinda Hauw, yang berhasil mengundang antusias luar biasa di Alfamart Grand Tomang.

    Tim Ahli Kesehatan Zwitsal, Milla menuturkan Posyandu Sahabat ini digelar dalam rangka sosialisasi terkait pentingnya stimulasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk ibu-ibu hamil atau yang mempunyai bayi di Kota Tangerang. Digelar dalam bentuk talkshow santai, Posyandu Kesehatan ini menekankan pentingnya optimalisasi dalam berbagai aspek, seperti sosial kemandirian, bahasa, motorik kasar, dan motorik halus yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan bayi dalam masa 1.000 HPK.

    “Sosialisasi stimulasi 1.000 HPK ini sangat penting karena merupakan periode emas dalam perkembangan bayi. Lewat Posyandu Sahabat ini, kita akan memberikan edukasi penting untuk ibu-ibu semua dalam memberikan pendekatan khusus untuk perkembangan bayi di 1.000 HPK awal ini,” ujar Tim Ahli Kesehatan Zwitsal, Milla, Kamis, (27/).

    Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, drg Sari Nur Arofah menambahkan, Posyandu Sahabat ini juga dinilai merupakan hasil kolaborasi yang sangat bermanfaat. Lanjutnya, Posyandu Sahabat ini dapat membantu pelayanan kesehatan di wilayah sekitar agar berjalan lebih optimal. Terlebih, stimulasi 1.000 HPK untuk ibu-ibu hamil atau yang mempunyai bayi tersebut, secara umum akan memberikan dampak yang signifikan untuk menjawab permasalahan stunting di Kota Tangerang.

    “Alhamdulillah, lewat kerja sama ini, sangat membantu sekali terutama terkait pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan Posyandu untuk ibu-ibu hamil atau yang mempunyai bayi di Kota Tangerang agar berjalan lebih massif dan optimal lagi,” tambahnya. Selain itu, Puskesmas Periuk Jaya kali ini mendapatkan kesempatan istimewa sebagai lokasi peluncuran, sekaligus kali perdana, diselenggarakannya Posyandu Sahabat oleh Alfamart dan Zwitsal. Nantinya, kegiatan serupa akan diselenggarakan di 35 kota lainnya di seluruh Indonesia. (BNN/PBN)

  • Seribu Ton Beras Disiapkan Antisipasi Kerawanan Pangan

    Seribu Ton Beras Disiapkan Antisipasi Kerawanan Pangan

    SERANG, BANPOS – Sekitar 1,235 ton beras dari cadangan pangan daerah disiapkan untuk mengantisipasi kerawanan pangan yang disebabkan kekeringan karena dampak El Nino maupun kemiskinan ekstrem.

    “Cadangan pangan yang kita miliki sebanyak 1,235 ton sampai 1.240 ton. Ada di gudang Bulog saat ini,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluh (DKPP) Banten, Aan Muawanah, Kamis.

    Ia mengatakan, selain cadangan pangan yang ada saat ini, Pemprov Banten juga akan menambah persediaan dengan membeli sekitar 1.100 ton beras yang anggarannya bersumber dari APBD Banten 2023.

    “Khawatir tidak mencukupi, kita juga akan menambah stok sekitar 1.100 ton,” katanya.

    Menurut dia beras tersebut saat ini sebagian sudah disalurkan bagi masyarakat yang sudah terdata yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.

    “Kita sudah kemas masing-masing 10 kilogram. Kita bagikan pada masyarakat yang berhak menerima,” katanya.

    Selain penanganan kemiskinan ekstrem, beras tersebut juga disiapkan untuk mengantisipasi masyarakat petani yang terkena dampak kekeringan akibat El Nino.

    “Kalau di Banten kondisinya rendah menuju sedang atau moderat. Mudah-mudahan tidak berdampak,” katanya.

    Apalagi, kata dia, beberapa daerah di Banten pada periode Juli-Agustus 2023 ini akan melaksanakan panen sawah, sehingga persediaan pangan bisa bertambah.

    “Untuk saat ini ketersediaan pangan di Banten cukup aman ” katanya.

    Pihaknya juga saat ini sedang menggalakkan gerakan pangan murah, sebagai salah satu langkah juga untuk mengantisipasi kerawanan pangan. Gerakan pangan murah tersebut dengan mendatangi lokasi-lokasi keramaian untuk menjual pangan murah terutama beras.

    “Kami juga buka toko pangan murah yang kami kelola. Jelas harganya beda dengan harga pasar. Sebagai contoh, kemarin harga daging ayam di pasaran Rp40 sampai Rp42 ribu, kami bisa jual Rp35 ribu per kilo,” jelasnya. (RUS/AZM)

  • ‘Peka Pajak’ Inovasi Bapenda Tingkatkan Pendapatan Kota Serang

    ‘Peka Pajak’ Inovasi Bapenda Tingkatkan Pendapatan Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Dalam mempermudah pembayaran pajak oleh masyarakat dan juga sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan daerah. Badan pendapatan daerah (Bapenda) Kota Serang menggagas inovasi baru yakni ‘Peka Pajak’.

    Kepala Bapenda Kota Serang, W. Hari Pamungkas menjelaskan latar belakang dari inovasi tersebut yang bermula dari keadaan maraknya covid-19 yang membuat akses untuk melakukan transaksi pembayaran pajak oleh masyarakat secara langsung pun dibatasi.

    “Karena bayar pajak harus keluar dari rumah yang mana ada potensi tertular virus covid-19 itu besar sekali. Namun di satu sisi, pemkot juga tidak bisa tinggal diam untuk menunggu orang untuk datang bayar pajak, yang membuat kita perlu membuat trobosan baru dengan memanfaatkan situasi dan kondisi kala itu,” jelasnya. Kamis (27/7).

    Sehingga dari kondisi tersebut, pemerintah perlu memanfaatkan potensi yang ada untuk bisa mengoptimalkan pendapatan daerah khusus dari pajak daerah yang ada di kota serang.

    “Jadi memang ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan layanan masyarakat di era pandemi, sedangkan belanja tetap berjalan. Maka kita buatlah ‘Peka Pajak’, yang merupakan perluasan kanal pembayaran untuk pajak daerah yang sebelumnya terbatas,” ucapnya.

    Adanya ‘Peka Pajak’ tersebut untuk memudahkan transaksi masyarakat. Kedepannya, hal tersebut akan menjadi tren masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran pajak.

    “Untuk transaksi yang bermigrasi dari pembayaran tunai ke non tunai. Jadi kaum rebahan juga bisa bayar pajaknya sambil duduk manis di rumah,” ungkapnya.

    Hari mengungkapkan dalam pembiayan untuk inovasi tersebut dibebankan pada APBD Pemkot Serang tahun anggaran 2022 sejumlah Rp207.720.000,-.

    Ia menuturkan dari penggunaan ‘peka pajak’ tersebut, banyak manfaat yang dapat dirasakan baik dari sisi pemerintah daerah maupun masyarakat umum.

    ”Diantaranya masyarakat menjadi lebih mudah dalam membayarkan pajaknya dimana pun dan kapan pun serta tidak lagi perlu mengantri untuk membayarkan pajaknya. Selain itu juga dapat meningkatkan realisasi penerimaan pendapatan dari sektor pajak,” tuturnya. (MG-02/AZM)

  • Tenaga Kesehatan Dilatih Desain Grafis

    Tenaga Kesehatan Dilatih Desain Grafis

    CILEGON, BANPOS – Untuk meningkatkan kualitas promosi kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon melalui Bidang Pemberdayaan Masyarakat menggelar kegiatan peningkatan kompetensi bagi tenaga kesehatan (Nakes) di bidang desain grafis.

    Hal ini dilakukan, lantaran di Bidang Pemberdayaan Masyarakat sangat erat bersentuhan dengan promosi kesehatan. Untuk itu, Dinkes Kota Cilegon perlunya melatih para tenaga kesehatan baik di puskesmas maupun di semua penanggungjawab program perwakilan dari Dinkes Kota Cilegon.

    Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada Dinkes Kota Cilegon, dr Rully Kusumawardhany mengatakan, pelatihan desain grafis ini dilakukan selama dua hari yakni tanggal 27-28 Juli 2023 di Aula utama Dinkes Kota Cilegon.

    “Diharapkan adanya pelatihan ini bisa menambah wawasan dan menambah ilmu sehingga dalam meningkatkan kualitas promosi kesehatan dari jajaran birokrasi yang ada di Dinas Kesehatan dan jaringannya bisa berkomunikasi secara efektif kepada masyarakat,” kata Rully, di sela kegiatan pelatihan hari pertama, Kamis (27/7).

    Rully mengatakan kegiatan tersebut sangat penting dilakukan mengingat program kesehatan baik dari Kementerian Kesehatan maupun Dinkes Provinsi Banten dan Dinkes Kota Cilegon sangat banyak. Untuk itu, perlunya meningkatkan keahlian di bidang desain grafis agar informasi yang disajikan dapat tersampaikan dengan baik.

    “Dari berbagai informasi itu bagaimana kemas agar menarik. Sehingga masyarakat berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh jajaran kesehatan. Jadi kita harus membuat kemasan yang betul-betul jelas pesannya dan tersampaikan dengan baik dan benar,” katanya.

    Ia berharap kedepan para nakes bisa menunjang dan mendukung program-program kesehatan Pemkot Cilegon.

    “Dengan begitu, saya harapkan juga baik nakes di Dinkes maupun di seluruh Puskesmas se Kota Cilegon bisa menunjang dan mendukung dalam pencapaian seluruh program-program kesehatan baik dari pusat sampai program dari Pemerintah Kota Cilegon serta tim promosi kesehatan seluruh Puskesmas se-Kota Cilegon,” tandasnya.(LUK/PBN)

  • Pungli Pagelaran Naik Tahap Penyidikan

    Pungli Pagelaran Naik Tahap Penyidikan

    LEBAK, BANPOS – Kasus dugaan Pungutan Liar (Pungli) yang terjadi di wilayah Lebak bagian selatan atau tepatnya di Desa Pagelaran, kini telah memasuki tahap penyidikan. Salah satu terduga yang merupakan ASN, juga telah dipanggil oleh BKPSDM untuk dimintai keterangan.

    Hal tersebut disampaikan oleh Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Lebak, Andi Muhammad Indra, saat dikonfirmasi BANPOS, Kamis (27/7).

    “Terkait dengan Desa Pagelaran, tahapnya sudah naik ke penyidikan mas,” ujarnya kepada BANPOS.

    Ia menjelaskan, tahapan terus berproses dan hingga saat ini telah dilakukan pemanggilan terhadap puluhan saksi untuk dimintai keterangan.

    “Kurang lebih 25 orang, nanti saya konfirmasi ke tim dulu ya karena ini masih penyelidikan,” singkat Andi.

    Terpisah, di hari yang sama, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Lebak telah memanggil salah satu ASN yang diduga ikut terlibat dalam kasus tersebut.

    Kabid Pengadaan, Pemberhentian, dan Informasi (PPI) BKPSDM Lebak, Iqbaludin, mengatakan bahwa pemanggilan terhadap pihak terkait telah dilakukan bersamaan dengan atasannya yakni Dinas Pendidikan Lebak beserta Inspektorat.

    Ia menjelaskan, pemanggilan tersebut dilakukan untuk meminta keterangan dari ASN tersebut serta mempertanyakan sejauh mana pihak Disdik Lebak mengetahui permasalah ini.

    Namun, lanjutnya, hasil pertemuan tersebut tidak bisa disampaikan kepada publik dan akan menjadi bahan penilaian internal.

    “Sebelumnya maaf, BAP-nya tidak bisa disampaikan. Untuk selanjutnya kita tunggu perkembangan dari Kejaksaan. Jika memang bersalah, hukuman disiplin nantinya akan kita pertimbangan bahkan bisa sampai pemberhentian. Namun, otoritas pemberhentian adanya di BKN,” tegas Iqbaludin. (MYU/DZH)

  • Pengusaha Lokal Minta Kelola Limbah

    Pengusaha Lokal Minta Kelola Limbah

    CILEGON, BANPOS – Pengusaha lokal mengeluhkan sulitnya mendapatkan
    peluang usaha limbah scrap dari PT Purna Baja Harsco (PBH). Pasalnya, sistem tender yang dilakukan PT PBH dalam memasarkan scrapnya dirasa akan mematikan pengusaha lokal dalam berbisnis scrap.

    Salah satu pengusaha lokal, sekaligus ketua RW Samangraya Menyan mengeluhkan kondisi itu dan meminta management memberikan sedikit peluang bagi pengusaha lokal.

    “Sebenarnya kita pengusaha lokal bukan meminta, kita ingin beli dengan harga mengikuti, tapi kalau menggunakan sistem tender yang punya harga tinggi itu yang dapet ya repot, Jakarta saya yang menang,” ujarnya, Rabu (26/7).

    Karena itu dia berharap, management PT PBH membuka hati memberikan peluang bagi pengusaha lokal yang tidak memiliki modal besar untuk diberikan kuota sebagai bentuk pembinaan sekaligus kepeduliannya terhadap lingkungan.

    Senada dengan Ketua Forum Pengusaha Samangraya Mastur menyampaikan, sejak kehadiran pimpinan baru di PT Purna Baja Harsco (PBH) dirasa kurang kepeduliannya terhadap pengusaha lokal. Harapannya, pemimpin saat ini di PT PBH dapat membuka hati dan memberikan sedikit kebijakannya terhadap pengusaha lokal.

    “Sekarang PT PBH itu sedang meminta menangani masalah scrap eks dari PT KS. Artinya dari situlah bisa berbagi. Salah satu contoh kalau memang ditender ya jangan semuanya, seperti itulah harapan kami,” ujarnya.

    Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT PBH Edji Djauhari usai melakukan kegiatan santunan di Kelurahan Samangraya membenarkan ada pertemuan kecil sebelum kegiatan berlangsung dan mendengarkan apa yang diharapkan pengusaha lokal. Sekaligus menyampaikan bagaimana kebijakan management PT PBH dalam melakukan bisnis. “Mudah-mudahan dengan komunikasi yang semakin erat yah, bisa bekerjasama saling menguntungkan,” ujarnya.

    Kemudian Edji menambahkan, selama ini yang dilakukan siapapun boleh ikut serta dalam tender asalkan memenuhi apa yang dipersyaratkan. PBH saat ini tengah melakukan pencarian scrap di sekitar PT KS sebagai salah satu program perapihan.

    Terkait selanjutnya, pihak PT PBH akan tetap terbuka pada forum yang lebih khusus, karena memang acara PBH kali ini merupakan agenda santunan terhadap warga sekitar sebanyak 160 anak yatim dan dhuafa yang dilakukan di Kelurahan dan disaksikan Lurah Samangraya beserta para tokoh setempat.

    Edji juga meminta doa dan dukungan dari masyarakat agar semua berjalan dengan lancar. “Kami terbuka silahkan diatur pertemuan berikutnya dengan pengusaha lokal,” tandasnya.(LUK/PBN)

  • Preservasi Serang-Cilegon-Merak Banyak Masalah

    SERANG, BANPOS – Permasalahan pada paket kegiatan Preservasi Serang-Cilegon-Merak terus bermunculan. Setelah sebelumnya, oleh sejumlah kalangan, dianggap boros anggaran. Kini, proyek dengan pagu anggaran Rp191 miliar tersebut dinilai mengabaikan keselamatan pengguna jalan.

    Dikatakan Asep Suryana, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemantau Kebijakan dan Keuangan (Paku) Provinsi Banten, berdasarkan pantauan anggotanya pada beberapa titik kegiatan Preservasi Serang-Cilegon-Merak, terkesan pihak pelaksana mengabaikan keselamatan pengguna jalan. Hal itu, menurut Asep, tercermin dari minimnya rambu peringatan di sekitar proyek.

    “Seperti pada pekerjaan gorong-gorong di Jalan Jendral Sudirman, Cilegon beberapa waktu lalu, tidak terlihat adanya rambu peringatan, kecuali water barrier.

    Pekerjanya pun, tidak ada yang memakai pengaman yang memadai, semuanya pakai sendal,” paparnya.

    Begitupun dengan proyek betonisasi di Kramatwatu, Kabupaten Serang, kata dia, selain minim rambu, di lokasi pekerjaan juga tidak ada penerangan yang memadai.

    Akibatnya, lanjut Asep, jalan tersebut jadi rawan kecelakaan, karena gelap dan tidak rambu peringatan.

    “Bukan hanya itu, ketika saya melintas kemarin, saya tidak ada petugas yang mengatur lalulintas, akibatnya jalan jadi macet dan berdebu,” ucapnya.

    Kondisi ini, tambah Asep, terjadi karena tidak dijalankannya K3 dalam pelaksanaan proyek, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

    Kata dia, aturan ini tertuang dalam Pasal 59, yang mengatur bahwa dalam setiap penyelenggaraan jasa konstruksi, pengguna jasa dan penyedia jasa wajib memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan.

    “Berarti, setiap proses pengerjaan kontruksi wajib menerapkan dan melakukan manajamen K3, seperti memasang tanda bahaya, membatasi area kerja, memberikan APD kepada pekerja, dan memasang rambu rambu K3,” terangnya.

    Selain itu, lanjut Asep, dalam Pasal 60 UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi pengganti UU 18/1999, disebutkan penyelenggaraan jasa konstruksi yang tidak memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan, pengguna jasa atau penyedia jasa, dapat dimintai pertanggungjawaban terhadap kegagalan bangunan.

    Karena itu, dia meminta kepada pihak berwenang agar dapat melakukan penyelidikan terhadap proyek pembangunan jalan Pakupatan-Palima. Meurutnya, hal tersebut harus benar-benar dilakukan sehingga tidak ada lagi pihak yang mengabaikan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan.

    “Perlu adanya investigasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang, seperti pihak Kepolisian dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten, agar aturan K3 dapat benar-diterapkan dalam mega proyek Serang-Cilegon-Merak ini,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, kegiatan Preservasi (Pemeliharaan) Jalan Serang-Cilegon-Merak dituding sebagai pemborosan. Bagaimana tidak, untuk jalan yang hanya memiliki panjang sekitar 33 kilometer ini, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengeluarkan anggaran hingga Rp190 miliar lebih. Artinya,1 kilometernya ruas Serang-Merak, dianggarkan hingga Rp5,7 miliar lebih, yang dihitung dari Rp191 miliar dibagi 33 kilometer. (AZM)

  • 300 Pemain Ikuti Seleksi Timnas U-17 di Medan

    300 Pemain Ikuti Seleksi Timnas U-17 di Medan

    MEDAN, BANPOS – Sebanyak 300 pesepak bola akan mengikuti seleksi timnas Indonesia U-17 di Medan pada 29 Juli 2023 di Stadion Teladan Medan, dengan dipantau langsung oleh tim kepelatihan Timnas Indonesia U-17.

    Manajer Sada Sumut Yosephine Sembiring di Medan, Kamis, mengatakan, pihaknya selaku pihak yang dipercaya PSSI sebagai panitia seleksi di Medan cukup terkejut karena antusias yang luar biasa dari peserta sejak dibuka pendaftaran.

    Sada Sumut dipercaya oleh PSSI sebagai penyelenggara seleksi Timnas U-17 di Medan yang mencakup wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dan akan berlangsung pada 29 Juli 2023 jam 08.00 WIB di Stadion Teladan Medan.

    Lebih dari 1.000 pemain mendaftar, yang bukan saja dari Sumatera Utara, namun juga dari Aceh dan Sumatera Barat.

    Dari 1.000 lebih pendaftar itu, kemudian dilakukan seleksi administrasi dari formulir pendaftaran. Dari seleksi yang dilakukan dan masukan dari tim pelatih sepak bola Sumatera Utara dan Dirtek Asprov PSSI Sumut, berhasil mengumpulkan 300 nama yang kemampuannya akan dipantau oleh tim Pelatih Timnas U17 Indonesia.

    “Kami sangat berterima kasih kepada semua peserta yang sudah mendaftar seleksi timnas U17 di Medan. Proses seleksi tidaklah mudah, tetapi kami yakin bahwa para pemain yang berhasil lolos ini memiliki potensi besar untuk bermain di Piala Dunia U-17 bersama Indonesia,” katanya.

    Tim Talent Scouting PSSI Aldi Iqbal menyebutkan tidak ada jumlah kuota yang dibutuhkan dari daerah, pemain yang terpilih dari daerah akan diundang ke pusat untuk mengikuti kembali seleksi tingkat nasional.

    Ia menyebutkan hal utama yang diperlukan adalah mental kuat untuk bisa tampil baik di ajang internasional yang memiliki tekanan permainan yang cukup tinggi.

    “Kemampuan dan skil peserta akan dipertimbangkan oleh PSSI,” ujar Aldi. (ANT/AZM)