06
LEBAK, BANPOS – Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) dalam rangka refleksi HUT Lebak Ke-194 di depan Gedung DPRD Lebak, Jumat (2/11) sempat ricuh dikarenakan ada orang yang diduga provokator. Sementara, di tempat terpisah, dalam upacara HUT, Bupati Lebak terlihat menitikkan air mata dalam proses kegiatannya.
Diketahui, aksi Kumala dimulai dengan long march dari Makam Pahlawan menuju Pendopo Bupati dan Gedung DPRD Kabupaten Lebak.
Ketua Umum Koordinator Kumala, Mambang Hayali mengatakan, usia Kabupaten Lebak sudah cukup tua, namun ternyata masih banyak permasalahan sosial kemasyarakatan yang dirasakan oleh masyarakat Lebak.
“Masih banyak permasalahan, seperti masalahan pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, birokrasi dan masih belum transparannya Kabupaten Lebak,” kata Mambang kepada BANPOS.
Mambang menjelaskan, sumber daya manusia adalah faktor yang menjadi sangat penting dalam pembangunan daerah. Sebab itu, perbaikan kualitas bidang Pendidikan harus diprioritaskan, baik permasalahan infrastruktur maupun tenaga pendidiknya
“Faktanya di Kabupaten Lebak sendiri banyak bangunan-bangunan atau gedung sekolah yang masih dikatakan tidak layak, kemudian tenaga pendidik juga harus sangat diperhatikan tingkat kesejahteraan, karena faktanya guru honorer di Kabupaten Lebak dari segi kesejahteraan masih sangat minim, ini harus menjadi catatan bagi pemerintah daerah,” lanjutnya.
Selain itu, Kumala juga mengkritik terkait program pemulihan ekonomi yang dirasa belum menyeluruh menyentuh permasalahan masyarakat, khususnya terkait pengangguran.
“Investasi beberapa perusahaan swasta maupun milik negeri sekalipun sudah mulai masuk, tapi tidak semua masyarakat merasakan. Terlebih masyarakat yang kurang mampu. Taraf hidup yang kurang baik dan pengangguran yang masih banyak di kabupaten lebak itu yang menjadi kado Lebak di usia yang ke 194,” ucap Mambang.
Dalam aksi tersebut, KUMALA menuntut Pemda Lebak untuk, mewujudkan akses pemerataan Pendidikan terlebih pada penyandang disabilitas; mewujudkan pendidikan yang berkualitas di Kabupaten Lebak; meningkatkan kesejahteraan guru honorer; mengentaskan pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan; meningkatkan produktivitas SDM di Kabupaten Lebak; membangun destinasi wisata yang memiliki daya saing untuk meningkatkan perekonomian daerah, meningkatkan UMK dan UMR dan mendorong Pemda Lebak agar transparan.
Di tengah aksi, diduga terdapat seorang Provokator yang menimbulkan kericuhan di tengah-tengah massa aksi. Salah seorang peserta aksi dari Kumala Perwakilan Serang, Bayu menjadi korban atas kekisruhan tersebut. Bayu mengalami luka yang mengakibatkan darah keluar dari bagian hidungnya.
“Saya ga tau, tiba-tiba ditonjok di bagian hidung,” kata Bayu kepada wartawan.
Sementara itu, salah satu peserta aksi, Angga Wijaya mengatakan, korban telah diamankan oleh koordinator aksi. Saat ini pihaknya akan tetap melanjutkan aksi hingga tuntutan yang dibawa dapat diterima.
“Kita aksi damai dan tidak merugikan pihak manapun, saat ini akan kami lanjutkan terus,” singkatnya.
Aksi massa yang dimulai sejak pagi hingga sore hari tersebut pun tak luput dari aksi dorong mendorong antara massa aksi dengan pihak aparat pengamanan. Terdapat seorang mahasiswi yang tak sadarkan diri di tengah kerumunan massa. Korban kemudian dilarikan ke RSUD Adjidarmo untuk mendapatkan penanganan.
Sementara itu di tempat yang sama, Kasat Intelkam Polres Lebak, IPTU Sutanto mengatakan, tidak ada keributan yang ditimbulkan oleh pihak kepolisian pengamanan aksi. Menurutnya, aksi berjalan lancar dan tertib.
“Tidak ada ribut, aman-aman saja,” singkatnya saat dikonfirmasi BANPOS.
Para demonstran kemudian mengakhiri aksi tersebut dengan membakar ban, spanduk dan beberapa karangan bunga yang berada di depan Pendopo Bupati sebagai bentuk kekecewaannya.
Terpisah, Pemkab Lebak menggelar upacara dalam hari jadi ke-194 Kabupaten Lebak di Alun-alun Rangkasbitung. Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Lebak dan diikuti oleh jajarannya, Pimpinan DPRD Lebak, Forkopimda Lebak, Ketua Dekranasda serta seluruh Pegawai Pemerintahan Kabupaten Lebak dengan mengenakan pakaian adat Kasepuhan.
Dalam sambutannya, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya terlihat meneteskan air mata. Ia mengatakan, peringatan tersebut sebagai rasa syukur atas segala sumberdaya yang dimiliki. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk gotong royong dalam menguatkan UMKM untuk menguatkan ekonomi yang beriringan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
“Hari jadi ini dimaknai sebagai momentum menjalin silaturahmi, memperkokoh persatuan, merawat kebersamaan, mengedepankan gotong-royong untuk bangkit dari pandemi,” kata Iti.
Iti menjelaskan, UMKM terbukti kuat dalam menghadapi krisis ekonomi, mempunyai perputaran transaksi yang cepat, menggunakan produksi inklusif-lokal, yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan pokok masyarakat.
“Mari kita bergotong-royong menjadikan UMKM kuat dan maju, sehingga dapat meningkatkan perekonomian, serta selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lebak,” jelas Iti.
Ia menerangkan, bersama Wakil Bupati Lebak, dirinya memohon maaf karena belum bisa mewujudkan seluruh impian dalam pembangunan dan belum bisa memenuhi segala aspirasi dan saran pandang masyarakat Kabupaten tercinta.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Lebak yang selalu mendoakan serta mendukung dalam memimpin Kabupaten lebak, serta melayani masyarakat tercinta,” tandasnya.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pemberian bantuan sosial secara simbolis kepada disabilitas yang berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cibadak, Rangkasbitung dan Kalanganyar.(CR-01/PBN)