Penulis: Gina Maslahat

  • Anies Bakal Capres Otoritas Penuh

    JAKARTA, BANPOS-Partai NasDem resmi mendeklarasikan Anies Baswedan, sebagai capres pilihannya di Pilpres 2024.

    Keputusan ini diumumkan Ketua Umum NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Senin (3/10).

    Dalam acara yang dimulai pukul 10.05 WIB, Surya Paloh dan Anies datang secara bersamaan. Keduanya kompak mengenakan kemeja putih dibalut setelan jas berwarna hitam. Segenap jajaran NasDem dan relawan yang telah menunggu, menyambut Surya Paloh dan Anies dengan gemuruh tepuk tangan.

    “Kenapa akhirnya, NasDem melihat seorang sosok Anies Rasyid Baswedan? Itu karena kami mempunyai keyakinan pikiran dalam berbagai perspektif yang sejalan, baik secara makro maupun mikro,” kata Surya Paloh.

    Dia menegaskan, saat ini, Anies adalah pilihan terbaik.

    “Pilihan Capres Nasdem adalah yang terbaik, dari yang terbaik. Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya: Why not the best?” ujarnya.

    Surya Paloh menegaskan partainya memberikan otoritas penuh kepada Anies sebagai capres 2024 untuk memilih cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres 2024.

    Dia pun menjelaskan alasan NasDem memberikan kewenangan penuh kepada Anies. Surya Paloh bilang, itu karena yang akan menjalani pemerintahan adalah Capres dan Cawapres-nya.

    Menurutnya, pasangan Capres dan Cawapres, harus mampu menciptakan harmoni dan membangun kecocokan. Supaya bisa membentuk pemerintahan yang solid dan kuat.

    “Kita harus beri kesempatan kepada Anies Baswedan, untuk memilih wakil yang paling bagus untuk bangsa ini,” bebernya.

    “Soliditas, kekompakan dan harmoni adalah syarat utama yang tidak bisa ditawar. Jadi, ketika yakin memilih Calon Presiden, kita juga harus memberikan dia kesempatan, untuk memilih wakil yang paling bagus,” sambungnya.

    Surya Paloh khawatir, jika Partai NasDem memaksakan kehendak untuk menentukan Cawapres, harmonisasi Capres-Cawapres akan berakibat kurang baik.

    “Bagaimana kalau tiba-tiba kita pilih Cawapres, tapi nggak cocok sama Anies. Belum apa-apa, sudah cari penyakit itu namanya,” ucapnya.

    Calon presiden (capres) yang diusung Partai Nasional Demokrat (NasDem) Anies Baswedan mengungkapkan kriteria sosok calon wakil presiden (cawapres) yang bakal mendampingi dirinya di Pilpres 2024.

    Dia bilang, semua individu yang memprioritaskan kepentingan bangsa di atas kepentingan lainnya berpeluang mendampingi Gubernur DKI Jakarta tersebut.

    “Intinya adalah semua putra bangsa. Semua yang siap untuk berjalan bersama meninggikan kepentingan Indonesia di atas kepentingan yang lain, itu yang akan leluasa untuk kita berjalan bersama,” kata Anies di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Senin (3/10).

    Namun, Anies belum mengungkapkan secara detail sosok cawapres yang bakal mendampinginya di Pilpres 2024. Ia mengaku, masih fokus melaksanakan tugas sebagai gubernur DKI Jakarta hingga 16 Oktober 2022.

    Menurutnya, masalah cawapres akan dibahas usai dirinya tak menjabat sebagai orang nomor satu di Ibu Kota.

    “Kami saat ini masih fokus untuk Jakarta, karena tugas di Jakarta ini belum selesai. Sampai tugas selesai di Jakarta, baru mulai memikirkan mengenai pasca-Jakartanya, dan tadi setelah acara selesai, kita duduk bersama bahwa sampai 16 (Oktober) saya masih mengurusi Jakarta,” tandas mantan Mendikbud itu.

    Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengucapkan selamat kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang diusung jadi capres oleh Partai NasDem.

    “Soal Pak Anies, saya ucapkan selamat untuk Pak Anies ya. Sebagai sahabat kalau ada peristiwa penting dan ada dalam hidupnya sahabat, ya tentunya kita ikut senang, maka saya ikut senang dan mengucapkan selamat,” kata Kang Emil saat ditemui di Hotel Holiday Inn, Bandung, Senin (3/10).(pbn/rmid)

  • Kinerja ‘Boncos’ Retribusi Parkir

    Kinerja ‘Boncos’ Retribusi Parkir

     

    PENDAPATAN Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir Kota Serang, khususnya parkir di tepi jalan umum (TJU), sejak dulu hingga saat ini selalu buruk alias boncos. Pasalnya, PAD dari sektor parkir dari tahun ke tahun, tidak pernah bisa memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Pemkot Serang.

    Berdasarkan data yang dimiliki, sejak tahun 2016 hingga tahun 2021, retribusi parkir TJU Kota Serang tidak pernah memenuhi target. Pada tahun 2016, Pemkot Serang menetapkan target parkir TJU sebesar Rp1.017.590.000 dengan realisasi sebesar Rp570.552.000. Pada tahun 2017, retribusi parkir TJU ditargetkan sebesar Rp1.331.271.800 dengan realisasi sebesar Rp532.350.000.

    Selanjutnya pada 2018, retribusi parkir TJU ditargetkan sebesar Rp1.331.271.800 dengan realisasi Rp410.445.000. Pemkot Serang menargetkan retribusi parkir pada 2019 sebesar Rp1.331.271.800 dengan realisasi Rp529.030.000.

    Di tahun yang sama dengan dilontarkannya dugaan kebocoran PAD parkir, yakni tahun 2020, Pemkot Serang menurunkan target retribusi parkir sebesar Rp500.000.000 dengan realisasi sebesar Rp559.998.000. Di tahun berikutnya, Pemkot Serang menargetkan retribusi parkir sebesar Rp1.294.650.000 dengan realisasi sebesar Rp897.957.000.

    Dari hasil data tersebut, rata-rata realisasi retribusi parkir TJU di Kota Serang hanya sebesar 50 persen saja dari target yang telah ditetapkan, atau rerata pada nilai Rp500 juta. Tahun 2021 menjadi realisasi PAD parkir Kota Serang yang tertinggi, mencapai 69.36 persen dari target yang ditetapkan, hampir mencapai angka Rp900 juta.

    Mengacu pada target retribusi parkir TJU tahun 2021 sebesar Rp1.294.650.000, maka dapat dibuat simulasi besaran realisasi retribusi parkir yang seharusnya didapatkan untuk memenuhi target, di setiap kantung parkir di Kota Serang.

    Dari target tersebut, dapat dibagi dengan jumlah titik parkir di Kota Serang sebanyak 74 titik, dan dibagi selama satu tahun. Maka, didapati rumus Rp1.294.650.000 : 74 titik : 365 hari yang hasilnya adalah Rp48 ribu. Dengan demikian, jika setiap titik mampu menghasilkan Rp48 ribu setiap hari dalam kurun waktu setahun, maka target tersebut dapat tercapai.

    Tim Klub Jurnalis Investigasi (KJI) berhasil mendapatkan bukti setor hasil parkir di Jalan Tb. Sueb, yang merupakan salah satu titik parkir di Pasar Rau. Bukti setor untuk bulan Juni tahun 2022 tersebut disetorkan oleh koordinator parkir di sana, melalui Kantor Kas Bank BJB RSUD dr. Drajat Prawiranegara.

    Pada bukti setor tersebut, didapati bahwa pendapatan retribusi parkir di Jalan Tb. Sueb selama bulan Juni 2022 sebesar Rp400 ribu. Jumlah tersebut merupakan penyetoran bersih untuk Kas Daerah dari koordinator parkir. Jika nilai setoran flat dilakukan oleh koordinator parkir, maka dalam satu tahun kantong parkir di Jalan Tb. Sueb hanya menghasilkan sebesar Rp4.8 juta.

    Jika dihitung menggunakan perkiraan berbasis tarif pada Perda Nomor 13 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, setoran sebesar Rp400 ribu tersebut dapat diperkirakan berasal dari 400 kendaraan roda dua, atau 200 kendaraan roda dua dan 100 kendaraan roda empat, atau 200 kendaraan roda dua yang terparkir di sana, selama satu bulan. Dalam kalender, bulan Juni terdapat 30 hari.

    Jika digunakan perhitungan kendaraan roda dua saja, maka dalam satu hari, terdapat sebanyak 13,3 motor, atau jika dibulatkan maka didapati sebanyak 14 kendaraan roda dua yang terparkir di sana dalam sehari dengan pendapatan Rp14 ribu, berturut-turut selama 30 hari.

    Jumlah itu diragukan oleh Ketua HMI MPO Komisariat Unbaja, Rifqi Fatahilah. Rifqi mengatakan, pihaknya pernah melakukan perhitungan mengenai perkiraan kebocoran retribusi parkir di Kota Serang. Perhitungan tersebut menurutnya, disampaikan dalam aksi unjuk rasa HUT Kota Serang ke-15 pada Agustus lalu.

    “Kami pernah melakukan uji petik di beberapa kantong parkir di Kota Serang, yakni di Jalan Yumaga dan Jalan Cijawa. Hasilnya, rata-rata dalam satu jam itu terpantau para jukir bisa mendapatkan sebesar Rp30 ribu. Itu dengan perhitungan nilai sesuai Perda,” ujarnya.

    Ia mengatakan, pemantauan itu dilakukan di lokasi parkir yang tidak primadona. Menurut dia, seharusnya di wilayah yang primadona seperti Pasar Rau, dalam satu bulan tidak hanya sebesar Rp14 ribu dalam sehari.

    “Kita semua tahu lah di Pasar Rau itu aliran kendaraannya seperti apa. Sangat tidak mungkin dalam satu hari hanya ada 14 kendaraan roda dua yang memarkir di sana. Bagi kami ini sangat tidak masuk akal,” ungkapnya.

    Ia memprediksi, seharusnya terdapat minimal 100 kendaraan yang terparkir dan berlalu lalang di lokasi parkir tersebut. Pasalnya, Pasar Rau merupakan pasar induk yang didatangi bukan hanya warga Kota Serang saja, namun dari daerah lain juga.

    “Maka tidak heran kalau kita meragukan jumlah tersebut. Kami rasa 100 kendaraan saja sudah sangat minimal. Jika dikalikan dengan tarif motor, maka terdapat selisih sekitar Rp86 ribu dalam sehari. Kalau dikorting jadi setengahnya saja, masih ada selisih Rp36 ribu,” ucapnya.

    Dengan demikian, maka dapat dihitung kebocoran PAD Kota Serang dari sektor parkir, dengan simulasi sebesar Rp86 ribu setiap harinya di parkir Jalan Tb. Sueb, maka didapati kebocoran sebesar Rp31.390.000 dalam setahun.

    “Kami masih hitung minimal, Inspektorat mungkin dapat melakukan perhitungan yang lebih mendalam. Termasuk membongkar jika memang ada pemain di balik dugaan ini, untuk dapat diusut,” tandasnya. (MUF/DZH/PBN)

     

     

  • Banten yang Dimau

    Banten yang Dimau

     

    TOKOH masyarakat Banten, Embay Mulya Syarif, mengatakan bahwa saat ini, infrastruktur di Provinsi Banten sudah sangat baik. Menurutnya, hal itu terbukti dari jalan tempuh menuju Bayah. Ia mengatakan, pada saat jalan masih rusak, dibutuhkan waktu hingga 9 jam perjalanan. Namun saat ini, cukup ditempuh dengan tiga jam. “Jalan adalah urat nadi ekonomi, bisa mengakibatkan ongkos angkutan menjadi mahal,” ujarnya.

    Sebagai masyarakat, Embay berharap agar kondisi jalan yang sudah dibangun bisa bertahan lama. Sebaiknya perawatan jalan dan saluran airnya diserahkan kepada desa yang dilalui oleh jalan Provinsi atau jalan Kabupaten. “Agar biayanya lebih efisien dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.

    Dan yang terpenting lagi, pembangunan harus dilakukan menyeluruh yaitu bukan hanya membangun fisik, tapi juga harus dimulai dengan membangun spiritual atau jiwa melalui pemahaman agama sesuai dengan motto Iman Taqwa.

    “Sehingga para ASN dapat bekerja dengan baik, pembinaan mental spiritual agar jiwanya menjadi kuat serta tahan godaan yang menyesatkan. Dan saat ini yang harus dilakukan rotasi, mutasi dan promosi bagi yang sudah memenuhi syarat bukan atas dasar suka dan tidak suka,” jelasnya.

    Mantan Rektor Untirta, Profesor Soleh Hidayat, kepada BANPOS menyebut bahwa pembangunan infrastruktur sebagai prioritas pembangunan di wilayah Lebak Selatan yang menjadi tanggung jawab provinsi sudah dirasakan masyarakat di selatan.

    “Seperti keberadaan Jalan Saketi Malingping. Jalan Nasional Simpang-Bayah hingga ke perbatasan Jawa Barat. Itu cukup memuaskan. Dan bukan hanya jalan, termasuk Rumah Sakit Malingping dan kini sedang dibangun RS Cilograng untuk melayani masyarakat perbatasan dengan Sukabumi,” ujarnya.

    Menurutnya, pembangunan infrastruktur di Banten Selatan, sudah sangat terasa dalam lima tahun terakhir. Namun, ia meminta agar Pemprov Banten tidak puas begitu saja, dan tetap melakukan pembangunan sehingga daerah-daerah menjadi semakin maju.

    “Anggota DPRD Banten Dapil Lebak Pandeglang jangan lelah untuk terus memperjuangkan aspirasi pembangunan Banten Selatan. Namun itu justru perlu pengawasan. Karena laju industri, ekonomi dan pariwisata di selatan kini mulai bangkit, tinggal perkuat dengan fasilitas akses jalan yang mudah,” tutur Mantan Rektor Untirta Dua Periode ini.(WDO/ENK)

  • Harus Terus Membangun

    Harus Terus Membangun

     

    ANGGOTA Komisi IV bidang pembangunan DPRD Provinsi Banten, Ali Nurdin A Gani, mengungkap peran infrastruktur dalam menuntaskan disparitas antara wilayah utara dan selatan, dikaitkan dengan kinerja Pemprov Banten selama 22 tahun berdiri masih ada perbedaan. Hal itu disebabkan adanya perbedaan dari sisi kebutuhan dan beberapa hal lainnya, termasuk kepadatan penduduk yang juga mempengaruhi adanya perbedaan tersebut.

    “Soal pembangunan infrastruktur, kalau terjadi perbedaan itu sudah pasti. Pertama, di wilayah Banten Utara, selain penduduknya banyak, juga kebutuhannya berbeda dengan wilayah Banten Selatan,” ungkapnya.

    Ia menjelaskan, pembangunan infrastruktur wilayah Banten Utara lebih didominasi oleh pembangunan industri. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi, hal ini juga menjadi sebuah kebutuhan infrastruktur yang lebih baik.

    “Wilayah Banten Utara itu banyak daerah-daerah industri yang dibangun. Kemudian kepadatan penduduk, sehingga kebutuhan akan infrastruktur pasti lebih banyak,” terangnya.

    Meskipun demikian, Pemprov Banten tidak meninggalkan pembangunan lainnya di wilayah Banten Selatan. Hal in dikarenakan Banten Selatan menjadi salah satu konsentrasi pembangunan untuk membantu mewujudkan agar masyarakat di wilayah dengan alam yang penuh tantangan itu juga merasakan pembangunan khususnya infrastruktur.

    “Konsentrasi Pemprov kepada daerah yang tertinggal sudah pasti itu harus dilakukan. Yang tertinggal selama ini pasti adalah wilayah selatan dan selalu selatan, karena kemampuan APBD-nya belum memadai, kemudian wilayah jangkauannya juga luas dan kondisi alamnya juga penuh tantangan, hal-hal seperti harus ditangani,” jelasnya.

    Menurutnya, kebutuhan terhadap infrastruktur sama-sama mengalami kekurangan atau membutuhkan perhatian yang maksimal dari Pemprov Banten. Sebab, berbicara infrastruktur baik di wilayah Selatan, Utara, Barat dan Timur memiliki kebutuhan yang secara spesifik harus dipenuhi, dan itu beragam.

    “Misalkan kebutuhan wilayah Utara saat ini bukan hanya sekedar infrastruktur saja, tetapi upaya untuk mengurai kepadatan kendaraan, kemacetan dan lain sebagainya. Bahkan wilayah ini juga membutuhkan penunjang lalu lintas, dan ini sudah banyak (diadakan),” terangnya.

    Ali Nurdin mengatakan, apabila Pemprov hanya menyelesaikan panjang jalan yang menjadi kewenangan provinsi diselesaikan skala mantap di wilayah Utara, maka kondisi sebagian wilayah perkotaan kebutuhannya sudah baik. Akan tetapi, di wilayah ini membutuhkan sejumlah pembangunan infrastruktur lainnya seperti fly over, pelebaran jalan, penanganan lalu lintas, penanganan rambu-rambu, hingga penanganan berat kendaraan yang melintas.

    “Dan itu menjadi kebutuhan-kebutuhan tambahan yang juga di wilayah utara sebetulnya belum tertangani secara maksimal,” ucapnya.

    Dengan begitu, pihaknya mendorong Pemprov Banten agar dapat menyelesaikan semua persoalan infrastruktur yang belum terselesaikan dengan anggaran yang ada. Pihaknya juga meminta kepada Pemprov Banten untuk menyelesaikan sisa 14 Kilometer jalan mantap yang menjadi kewenangan provinsi.

    “Meski hanya tersisa 14 Kilometer jalan yang menjadi kewenangan Pemprov, kami meminta agar segera diselesaikan. Akan tetapi, jangan hanya berpaku sampai di situ saja, sebab ada beberapa hal lainnya berkaitan dengan infrastruktur yang harus segera diselesaikan,” katanya.

    Ali Nurdin juga menyinggung perihal pembangunan infrastruktur yang memadai khusus di Ibukota Provinsi Banten, yaitu Kota Serang. Menurutnya, Kota Serang merupakan bentuk perwajahan Provinsi Banten dan menjadi Landscape Pusat Pemerintahan Provinsi Banten.

    “Kita harus menyelesaikan persoalan Landscape di pusat pemerintahan Provinsi Banten yang dalam hal ini adalah Kota Serang, mukanya Provinsi Banten. Kita harus membangun jalan-jalan yang bagus, indah dan tertata, dan itu menjadi kewenangan provinsi,” tegasnya.

    Politisi Nasdem ini meminta agar Pemprov Banten sepenuhnya turun tangan dalam mengelola dan menata perwajahan Kota Serang dengan baik. Hal itu menjadi kewajiban yang harus segera dirampungkan, mengingat Kota dengan julukan madani ini masih harus dilakukan sejumlah pembangunan tidak hanya soal infrastrukturnya.

    “Wajah Kota Serang harus ditata, mengingat Ibukota Provinsi Banten adalah Kota Serang, maka Pemprov memiliki kewajiban untuk menata sebagai daerah yang ramah, asri, daerah yang tampak sebagai Ibukota Provinsi dan itu berbeda kebutuhannya,” ucap Ali Nurdin.

    Di sisi lain, untuk menunjang pembangunan dan peningkatan ekonomi di wilayah Banten Selatan, jalan tol hingga ke ujung wilayah Panimbang dapat segera diselesaikan. Hal ini juga disebut akan membantu percepatan perputaran roda perekonomian.

    “Ketika ada jalan tol, Insyaallah kendaraan juga banyak sehingga pendapatan provinsi juga akan tumbuh melalui pajak-pajak kendaraan bermotor. Kemudian pendanaan kita konsentrasikan sebagian wilayah untuk mulai tumbuh wilayah ekonomi baru,” ujarnya.

    Melalui misi menumbuhkan wilayah ekonomi baru, pihaknya mendorong Pemprov Banten agar terus melakukan perbaikan plafon-plafon pembangunan dari sejumlah sektor. Kemudian mendorong daerah-daerah untuk menjadi pusat ekonomi baru, sehingga bisa menyelesaikan persoalan-persoalan infrastruktur baik di wilayah Banten Utara, Barat, Timur dan Selatan.

    “Kita juga akan memperbaiki plafon-plafon pembangunan baik itu pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan, industri manufaktur hingga pengembangan garmen dan sebagainya,” ungkapnya.

    Menurut Ali Nurdin, kinerja Pemprov Banten dalam soal pemerataan pembangunan, terutama di bidang infrastruktur, secara komprehensif telah memberikan perhatian yang bagus. Meski masih perlu ditingkatkan, namun ia optimistis dengan visi misi pembangunan yang dibawa dari pemerintah pusat akan membawa dampak yang besar bagi Banten.

    “Saya lihat sih perhatiannya bagus, baik. Saya kira melihat secara komprehensif yang sudah ada, tapi perlu ditingkatkan nanti masa-masa berikutnya,” katanya.

    Meski saat ini Pemprov Banten tengah dipimpin oleh Penjabat (Pj) Gubernur dan sedang tidak memiliki RPJMD, tetapi menurutnya Pj boleh melanjutkan visi misi Presiden terhadap infrastruktur. Sehingga visi misi tersebut menjadi rujukan untuk melanjutkan pembangunan dan pemerataan infrastruktur di Provinsi Banten.

    “Visi misi gubernur sebelumnya kan sudah habis, sudah selesai. Tapi boleh mengacu pada visi misi Presiden hari ini, karena yang namanya pemerintah harus membantu, dan kita akan membangun infrastruktur secara merata di seluruh wilayah Provinsi Banten,” tegasnya.

    Ali Nurdin menyebut manfaat dari infrastruktur yang dibangun dalam menggerakkan ekonomi masyarakat sangat dirasakan secara langsung dan berefek pada peningkatan pendapatan. Ia menegaskan, infrastruktur yang baik sudah pasti sudah pasti akan mendorong kepada peningkatan ekonomi dan membuat gairah pada masyarakat.

    “Ketika infrastrukturnya baik, masyarakat semakin bersemangat untuk bekerja dan meningkatkan perekonomian. Hal itu sudah pasti, karena ketika dibangun akses jalan menjadi bagus, otomatis waktu tempuh akan lebih cepat kemudian masyarakat akan merasa nyaman melakukan aktivitas di wilayahnya,” kata Ali.

    Dengan infrastruktur yang bagus dan memadai, maka akan hadir investor dan pengembang baik perumahan, cluster, hingga pertokoan. Tak hanya itu, pengantaran terhadap hasil bumi akan menjadi lebih cepat dan memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan Kesehatan yang baik pula.

    “Kalau jalan becek apalagi rusak, itu akan membuat masyarakat kesulitan. Bawa bonteng (timun suri, red) jadi rusak, bawa timun jadi hancur, lalu kendaraan akan menjadi cepat rusak,” katanya.

    Ia percaya, apabila infrastruktur sudah mulus, jangankan warga sekitar, dari luar daerah pun akan berbondong-bondong membuka peluang memajukan wilayah Banten. Ia memastikan masyarakat juga akan mendapatkan imbas terhadap efek dari pembangunan tersebut.

    “Dimana-mana yang namanya pembangunan itu salah satu parameternya adalah infrastruktur. Kalau akses jalannya sudah bagus, jangankan warga sekitar, orang luar pun akan sengaja datang karena ini prospek, bisa bikin pabrik, membuka pertanian, perkebunan, peternakan, maka dari hal itu akan tumbuh ekonomi baru, maka akan tumbuh ekonomi kita,” jelasnya.

    Sebagai anggota legislatif bidang pembangunan, pihaknya terus mendorong pembangunan infrastruktur, terutama yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan demi penuntasan disparitas. Seringkali dalam setiap rapat pembahasan anggaran, setiap anggota yang mewakili masing-masing wilayahnya akan mengupayakan perbaikan dengan melakukan peningkatan infrastruktur.

    “Dalam rapat-rapat sering terjadi dinamika dan masing-masing anggota pun pasti mengajukan infrastruktur mewakili wilayahnya. Pokoknya infrastruktur di Banten harus segera terselesaikan,” tegasnya.

    Sebagai anggota DPRD, tentu menghadapi tantangan dalam penuntasan disparitas melalui pemerataan infrastruktur. Salah satunya yaitu perbedaan antara kemampuan ekonomi dan kebutuhan pembangunan infrastruktur.

    “Padahal di infrastruktur didalamnya ada Pendidikan, ini juga diminta adanya skala prioritas. jelas ada amanat 20 persen, bahkan mereka bisa minta lebih, karena infrastruktur dan sarana pendidikan belum memadai,” katanya.

    Mengingat skala prioritas, pihaknya tidak bisa menghilangkan kebutuhan akan pemenuhan pada bidang kesehatan. Oleh sebab itu, baik Legislatif maupun eksekutif, harus pandai-pandai mengukur skala prioritas secara bersama-sama agar dapat memacu setiap sektor meningkatkan pendapatan dan terus menggali potensi pendapatan yang ada di wilayah Provinsi Banten.

    “HUT ke-22 ini, kami berharap Pemprov dapat melihat persoalan provinsi banten kemudian mengimplementasikan gagasan-gagasan pembangunan di Provinsi Banten secara komprehensif, melibatkan stakeholder dan seluruh elemen masyarakat dan melihat kebutuhan prioritas yang paling mendesak, terutama harus menjadi kebijakan bersama, prioritas bersama dalam hal ini ketua DPRD dan Pj Gubernur Banten,” tandasnya.(MUF/ENK)

     

  • Bawaslu Gandeng Wartawan Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif

    Bawaslu Gandeng Wartawan Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif

     

    SERANG, BANPOS – Menghadapi Pemilu 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Serang menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif dengan menggandeng wartawan Kota Serang, kemarin di salah satu hotel di Kota Serang. 

    Hal ini dilakukan sebagai upaya Bawaslu untuk menyadarkan masyarakat untuk bersama-sama melakukan pengawasan yang tidak bisa hanya dilakukan oleh Bawaslu Kota Serang dengan keterbatasan personelnya.

    Koordinator Divisi Pencegahan Partisipasi, Masyarakat dan Humas pada Bawaslu Kota Serang, Rudi Hartono, menyampaikan bahwa untuk menindaklanjuti amanat Undang-undang, pihaknya harus melakukan pengawasan partisipatif yang tujuannya untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat. Meski begitu, pengawasan Pemilu tidak bisa hanya dilakukan oleh Bawaslu, harus bersama masyarakat, supaya sadar untuk bersama-sama mengawasi pesta demokrasi ini.

    “Bawaslu sendiri memiliki keterbatasan personel, sehingga mungkin dirasa kurang maksimal. Kalau masyarakat sadar dan paham serta mau mengawasi Pemilu ini, saya yakin outputnya hasil Pemilu akan lebih baik,” ujarnya.

    Sebelumnya, Bawaslu Kota Serang telah menggelar sekolah kader pengawasan partisipatif pada ajang Pilkada tahun 2019. Meskipun kegiatan tersebut merupakan program Bawaslu RI, namun pihaknya telah menjalin mitra dengan masyarakat untuk diberikan pemahaman berkaitan dengan pengawasan partisipatif menjelang Pemilu serentak tahun 2024.

    “Terkait dengan pengawasan partisipatif, dulu kami sudah melakukan, walaupun itu program dari bawaslu RI yaitu sekolah kader pengawasan partisipatif. Meskipun belum banyak, tapi kita sudah ada kader-kader dan itu adalah mitra kami juga yang ada di masyarakat,” tuturnya.

    Rudi menjelaskan bahwa pelanggaran Pemilu biasanya banyak terjadi di masa kampanye. Berkaca pada Pemilu tahun 2019, pihaknya menerima laporan dan temuan sebanyak 111 kasus yang kemudian satu kasus pelanggaran pidana Pemilu naik ke Pengadilan.

    “Kebanyakan pelanggaran Pemilu itu ada di masa kampanye yaitu terkait dengan alat peraga kampanye dan sebagainya. Ke depan, Bawaslu RI akan mengeluarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang nantinya akan kami antisipasi, tentu setelah adanya IKP baru kita bisa menindaklanjuti,” tandasnya.

    Ketua Pokja Wartawan Kota Serang (PWKS), Fauzan Dardiri mengatakan, ada beberapa peran pers dalam mengawal Pemilu berintegritas. Peran tersebut sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, salah satunya pers memiliki peran sebagai informasi, pendidikan, kontrol sosial, dan hiburan, termasuk pers sebagai lembaga ekonomi.

    “Dalam informasi, pers memiliki fungsi untuk menginformasikan latar belakang, maksud dan tujuan sampai dengan hasil Pemilu. Untuk pendidikan, pers dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, hak dan tanggung jawab sebagai pemilih, menggunakan hak pilih dengan baik dan benar,” ungkapnya.

    Pers sebagai kontrol sosial, kata Fauzan, berperan melakukan pengawasan pelaksanaan, pelaksanaan jadwal dan waktu, pengawasan terhadap penegakan aturan pelaksanaan, peserta, pemilih dan hasil Pemilu. Kemudian, untuk peran hiburan, media menyajikan informasi yang dapat memberikan penyegaran, menghilangkan ketegangan, menghilangkan gesekan-gesekan antar peserta Pemilu dan tim sukses.

    “Pers sebagai pilar keempat demokrasi, harus bisa menengahi dengan melaksanakan fungsi-fungsinya sesuai dengan Undang-undang, sehingga pasca Pemilu tak berdampak terhadap ketegangan di masyarakat,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • Sat Lantas Polrestro Tangerang Kota Gelar Operasi Zebra 

    Sat Lantas Polrestro Tangerang Kota Gelar Operasi Zebra 

     

    Polres Metro Tangerang Kota melaksanakan operasi Zebra pada Senin 3 Oktober 2022 sampai 15 Oktober mendatang. Setidaknya terdapat tujuh prioritas pelanggar yang akan ditindak. Kasat Lantas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Joko Sembodo mengatakan, Operasi Zebra ini dilakukan untuk menertibkan pelanggar lalu lintas selama dua pekan ke depan.

    “Ada tujuh prioritas pelanggaran yang pertama menggunakan handphone, pengemudi -pengendara di bawah umur, pengendara sepeda motor lebih dari satu orang, tidak menggunakan helm SNI atau safety belt, berkendara yang melawan arus, berkendara melebihi kecepatan, berkendara dalam pengaruh konsumsi alkohol,” ujarnya.

    Pihaknya juga, lanjut dia, akan memberikan penyuluhan mulai dari sekolah hingga tingkat universitas. Hal tersebut guna meminimalisir resiko kecelakaan lantaran angka kecelakaan yang masih tinggi. 

    “Kita akan memberikan penyuluhan kepada siswa siswa sampai dengan mahasiswa, police goes to school dan police goes to campus, untuk mengedukasi agar para pelajar, para mahasiswa, para masyarakat agar lebih tertib berkendara karena angka kecelakaan masih tinggi,” paparnya.  

    Setidaknya, dalam operasi tersebut, pihaknya menyiagakan ratusan personel yang disebar pada titik-titik rawan kemacetan di Kota Tangerang. 

    “Itu gabungan ada 140 yang terlibat Operasi Zebra, namun kami juga berkoordinasi dengan polsek-polsek sifatnya kita bersifat teguran dan simpatik dan titik-titik rawan kemacetan di Tangerang Kota, ada di jalan MH Thamrin, Sudirman, dan seputaran TangCity Mall, sampai nanti yang di Ciledug dan daerah-daerah rawan kecelakaan,” katanya.  

    “Ya kami mengimbau kepada warga Tangerang Kota khususnya, agar legih tertib di jalan karena apa, karena kalau kita tertib ya Insya Allah kita bisa mengurangi angka kecelakaan,” lanjutnya. (MG03/BNN)

  •  Serapan Anggaran Kota Tangerang TA 2022 Masih Rendah 

     

    TANGERANG, BANPOS – Hingga akhir September, serapan anggaran Kota Tangerang untuk tahun anggaran (TA) 2022 dianggap masih rendah. Sebab hingga akhir September organisasi perangkat daerah (OPD) baru menyerap 54 persen saja.  

    Untuk itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota  Tangerang Herman Suwarman berharap adanya kegiatan lelang yang telah berjalan akan mendongkrak persentase serapan. “Sampai saat ini serapannya baru sekitar 54 persen,” tegas Herman, Senin (3/10) usai apel Hari Kesaktian Pancasila di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang.  

    Herman menjelaskan, jumlah itu masih di bawah angka ideal di mana seharusnya sudah di atas 60 persen. “Untuk yang belum maksimal akan kita tingkatkan dan alhamdullilah kemarin banyak kegiatan yang dilelang dan mungkin penyerapannya akan bertambah ke depan,” ungkapnya. 

    Disinggung apakah tidak ada pendampingan khususnya dari pemerintah pusat supaya serapan anggaran lebih maksimal tanpa khawatir OPD bakal  terkena permasalahan hukum di kemudian hari. “Bimbingan dan dorongan dari pusat ada, khususnya untuk ketentuan-ketentuan dalam menjalankan kegiatan tanpa melanggar aturan,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dalam amanat apel pagi Hari Kesaktian Pancasila menyampaikan, anggaran perubahan  untuk tahun 2022 sudah disahkan sejak dua minggu lalu bersama DPRD, selain itu juga telah dilakukan pembahasan bersama pemerintah  dengan Provinsi Banten. 

    “Harus sudah diumumkan kegiatan-kegiatan yang mesti dilelang. Harus lebih  responsif pegawai Pemkot Tangerang untuk menyikapi kegiatan pembangunan,” ujarnya. 

    Sebab APBD yang sudah direncanakan harus bisa diserap di masyarakat dalam rangka mendorong  gerakan perputaran uang dan ekonomi di masyarakat. “Maka, ini harus menjadi perhatian bagi kita. Karena ini menjadi perhatian pusat bahkan presiden, termasuk pemprov,” ujarnya. (MADE/BNN)

  • Komplotan Begal Taksi Online Berhasil Diringkus 

    Komplotan Begal Taksi Online Berhasil Diringkus 

     

    CILEGON, BANPOS – Komplotan begal taksi online berhasil diringkus Satreskrim Polres Cilegon. Saat hendak ditangkap mereka melawan sehingga polisi menembakkan timah panas ke kaki para pelaku. Kapolres Cilegon AKBP Eko Tjahyo Untoro mengatakan awalnya, salah satu dari lima pelaku memesan taksi online dengan tujuan perumahan Krakatau Steel (KS). 

    Setelah sampai tujuan, para pelaku melancarkan aksinya. Kemudian korban dicekik pakai tali dan ditinggal lalu diikat di pohon di pinggir jalan. Peristiwa pembegalan ini terjadi pada Minggu (11/9) lalu.

    “Kejadiannya yaitu pelaku ada 5 orang memesan taksi online dari suatu aplikasi untuk mengantarkan kelima tersangka ini ke suatu tempat, di suatu tempat tersebut ada transaksi pembayaran sebesar Rp 60 ribu hanya dibayarkan Rp 50 ribu,” kata saat ekspos kasus di Mapolres Cilegon, Senin (3/9).

    Dikatakan Kapolres, korban kemudian meminta pelaku membayar ongkos yang masih kurang Rp 10 ribu. Pelaku kemudian duduk di jok belakang sopir dan langsung mencekik korban dengan tali. “Kemudian (tersangka) langsung melakukan aksi (dengan cara) diikat lehernya menggunakan satu tali yang sudah disiapkan oleh salah satu pelaku tersebut. Kemudian korban dipukul hingga tidak sadarkan diri,” ujarnya.

    Lebih lanjut Kapolres menerangkan korban sempat dibawa keliling Cilegon hingga pukul 22.00 WIB. Kelima pelaku membawa korban ke daerah Waringin Kurung, Kabupaten Serang. Korban diikat di pohon dengan kondisi mulut dilakban dan tangan terikat tali. “Kemudian dikeluarkan (dari mobil), diikat di suatu pohon sehingga sampai ditemukan oleh masyarakat,” tuturnya.

    Kemudian, pelaku sempat membawa kabur mobil korban namun baru sampai Perumahan BMW mobil tersebut mengalami kecelakaan sehingga ditinggalkan oleh para pelaku. Kelima pelaku yakni EI, DD, MI, AA, dan D kemudian melarikan diri.

    Polisi mengejar pelaku ke Lampung. Petugas berhasil menangkap 3 pelaku yakni MI, AA, dan D di Lampung. Sementara dua pelaku lainnya masuk daftar pencarian orang (DPO). “Dari kejadian tersebut, pelaku melarikan diri ke Lampung dan dilakukan penangkapan oleh Satreskrim Polres Cilegon,” katanya.

    Ditempat yang sama, Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Muhammad Nandar mengatakan, para pelaku masing-masing berbagi peran dalam melakukan aksi tersebut. AA dan MI merupakan residivis kasus narkoba serta kejahatan pencurian dan pemberatan. Keduanya masing-masing berdomisili di Waringin Kurung, Kabupaten Serang, dan di Cilegon. 

    Sedangkan D, lanjut Nandar, merupakan pelaku yang masih di bawah umur dan tertangkap. D ini diketahui merupakan anak dari salah seorang tersangka yang masih buron. Oleh sebab itu, Nandar dengan tegas meminta kedua tersangka yang berstatus DPO untuk segera menyerahkan diri kepada pihak kepolisian. “Yang bersangkutan (tersangka D-Red) mengikuti ayahnya yang saat ini juga DPO, menjalankan aksi kejahatannya,” tuturnya.

    Dari tangan para tersangka, petugas berhasil mengamankan macam-macam barang bukti yang digunakan para pelaku untuk melakukan aksi kejahatannya. Para pelaku juga terancam pidana penjara sembilan tahun lantaran sudah melanggar Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Polisi juga mengimbau para pengendara atau sopir taksi online agar selalu waspada dari tindakan kejahatan. (LUK/RUL)

  • Sepanjang Ruas Penuntas Disparitas

    Sepanjang Ruas Penuntas Disparitas

    SELAIN faktor kultural, tujuan utama dari pembentukan Provinsi Banten adalah mendekatkan pelayanan publik dan mempercepat pertumbuhan ekonomi demi menghapus kesenjangan atau disparitas wilayah. Maka diperlukan infrastruktur yang memadai untuk menjembatani tujuan-tujuan itu agar tak terlantar menjadi cita-cita semu.

    PADA awal berdirinya Provinsi Banten, disparitas antara wilayah utara dan selatan Banten menjadi sering menjadi sorotan. Tak jarang kecemburuan dari masyarakat Banten yang berada di bagian selatan muncul karena pesatnya pembangunan di bagian utara, sejak masih bergabung dengan Jawa Barat.

    Kelengkapan sarana maupun prasarana publik dalam bentuk infrastruktur kerap menjadi pembeda antara wilayah utara dan selatan. Kondisi itu juga menyebabkan jarak masyarakat di wilayah selatan seolah bertambah jauh dari pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah utara, karena perbedaan kualitas dan kuantitas infrastruktur di wilayah itu.

    Namun, seiring berjalannya waktu, Provinsi Banten sudah berjalan selama 22 tahun sejak resmi diundangkan melalui Undang-undang Pembentukan Provinsi Banten pada 4 Oktober 2000. Masalah disparitas kini telah menjadi kenangan seiring dengan maraknya pembangunan di berbagai wilayah di Provinsi Banten.

    Pembangunan infrastruktur pun menjadi salah satu elemen kunci dalam pertumbuhan yang terjadi di wilayah Provinsi Banten. Jalan yang dihamparkan, jembatan yang dibentangkan, saluran irigasi yang dideraskan telah menggerakkan masyarakat menuju kemajuan.

    Warga semakin dekat ke pusat-pusat pelayanan, petani yang tak takut sawahnya kekeringan makin mudah mengangkut hasil bumi ke pasar. Demikian juga anak-anak yang bisa menjemput ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah melalui jalan yang layak dilalui.

    Semua kondisi itu tentu bukan hasil kerja Bandung Bondowoso yang bisa menciptakan Candi Prambanan dalam semalam. Butuh pemikiran, komitmen dan perjuangan untuk mewujudkannya. Tak sedikit juga tantangan yang harus dihadapi untuk tiba di kondisi ini. Dan tantangan lain bakal terus muncul untuk terus mengembangkan kondisi saat ini agar lebih baik kedepannya.

    Berdasarkan data yang dimiliki BANPOS, hingga tahun 2022 ini, kondisi jalan di Provinsi Banten sudah dalam kondisi 98 persen mantap. Sebab, sepanjang 762.026 kilometer jalan yang menjadi kewenangan Pemprov Banten, sudah mulus untuk dilalui.

    Sisanya berdasarkan program pembangunan yang telah dicanangkan, akan diselesaikan hingga akhir tahun ini. Terdapat tiga ruas jalan yang akan dibangun oleh Pemprov Banten hingga akhir tahun ini, termasuk ruas di Banten Selatan yaitu Cipanas – Warung Banten. Dua ruas lain adalah jalan Palima – Baros dan Banten Lama – Tonjong,.

    Sementara untuk pelebaran jalan, Pemprov Banten akan melakukan pelebaran yang cukup ditunggu-tunggu oleh masyarakat, yakni pelebaran ruas jalan Pakupatan – Palima. Selain ruas jalan tersebut, Pemprov juga akan melakukan pelebaran jalan Sempu Dukupaung dan Simpang Gondrong di Kota Tangerang.

    Selain pembangunan dan pelebaran jalan, Pemprov Banten pun melakukan rehabilitasi jalan Ahmad Yani, Kota Serang; Jalan Mandalawangi-Caringin, Pandeglang; Jalan Serang-Pandeglang, saluran dan penataan Jalan Hasyim Ashari, Kota Tangerang; dan penanganan longsor Jalan Tanjung Lesung-Sumur.

    Sedangkan untuk pembangunan jembatan ada dua titik. Pertama jembatan Cisoka, Tangerang yang kondisinya sudah rusak dari 2020. Kedua, pembangunan jembatan Jatipulo, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang.

    Sasaran pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Pemprov Banten, bukan hanya menyasar kepada infrastruktur penunjang mobilitas masyarakat saja. Pemprov Banten juga memperhatikan penguatan swasembada pangan melalui rehabilitasi empat jaringan daerah irigasi.

    Keempat daerah irigasi yang tengah dibangun oleh Pemprov Banten, keseluruhannya berada di Kabupaten Lebak. Keempatnya yakni daerah irigasi Cibanten senilai Rp1.937.956.000, Cikoneng senilai Rp9.778.919.000, Cilangkahan senilai Rp9.780.895.000 dan Cibinuangeun senilai Rp7.501.645.000. Keempatnya ditarget rampung akhir tahun 2022.

    Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten, Arlan Marzan, mengatakan bahwa sebenarnya dua persen sisa jalan yang belum mantap di tahun 2022, merupakan jalan Cipanas – Warung Banten. Menurutnya, jika jalan itu sudah selesai dibangun, maka seluruh jalan yang menjadi kewenangan Provinsi Banten telah 100 persen mantap.

    “Pekerjaan ini untuk mendukung capaian pembangunan yang sudah tercantum dalam RPJMD, salah satunya yakni pembangunan jalan provinsi yang menjadi kewenangan Pemprov Banten, yakni berada di Cipanas-Warung Banten, yang tinggal tersisa dua persen. Kalau pembangunan Banten Lama-Tonjong itu untuk penunjang wisata ke Banten Lama, agar tidak terjadi penumpukan kendaraan ketika di Banten Lama ada kegiatan religi,” ujarnya, Senin (3/10).

    Menurut Arlan, pihaknya juga tengah menggenjot pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi. Arlan mengatakan, rehabilitasi empat jaringan daerah irigasi tersebut menunjukkan progres yang positif sejauh ini.

    “Alhamdulillah, semuanya on progress, rata-rata sudah mencapai 30 persen untuk fisiknya. Tentu kami berharap pekerjaan ini selesai tepat waktu sesuai kontrak yakni akhir tahun 2022,” kata Arlan.

    Arlan menjelaskan, konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi DI tersebut penting dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan air di area persawahan daerah sekitar. “Daerah Irigasi ini juga sedikit banyak berkontribusi terhadap penanggulangan banjir, karena ada di beberapa titik itu melewati permukiman warga,” ucap Arlan.

    Arlan juga menuturkan bahwa pekerjaan konstruksi tersebut sebagai salah satu dukungan terhadap program prioritas pembangunan bidang ketahanan pangan, sesuai arahan Pj Gubernur dalam menekan angka stunting dan gizi buruk di Provinsi Banten.

    “Dimana salah satu unsur penting dalam pembangunan ketahanan pangan adalah ketersediaan infrastruktur sumber daya air yang menjadi tugas dan fungsi Dinas PUPR Provinsi Banten,” terangnya.

    Pj Gubernur Banten, Al Muktabar ditemui usai melakukan ziarah ke Banten Lama, Senin (3/10) mengungkapkapkan, seiring waktu berjalan, dna Banten berusia 22 tahun, sudah tidak ada lagi kesenjangan atau disparitas antara Utara dan Selatan.

    “Sebenarnya kalau melihat perkembangan dari potensi. Sebenarnya saya lihat bukan sebuah disparitas tapi harus saling mengisi,” kata Al Muktabar.

    Ia menjelaskan, karakteristik wilayah Provinsi Banten merupakan keunggulan daerah tersendiri. Satu sama lain saling menunjang.  “Wilayah Utara kita industri dan jasa, selatan agro yang kuat. Tinggal bagaimana kita mengoptimalkan  utara dan dijadikan sebagai satu kesatuan,” terangnya.

    Apa lagi untuk daerah selatan lanjut Al Muktabar sudah ada proyek strategis nasional, Tol Serang Panimbang.

    “Sekarang kita sudah difasilitasi oleh suatu pembangunan, kita punya proyek strategis nasional. Ada Tol Serang Panimbang, dan program strategis lainnya. Kita ingin membantu itu saling mengisi Utara dan Selatan. Selatan (wilayah) barang dan jasa tentu ditopang oleh sumber sumber daya alam. Yang terhormat Bapak Presiden,  menekankan ketahanan pangan, dan energi. Complicated, kita punya kawasan. Saya ingin memaknai itu suatu yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta),” ujarnya.

    Menurutnya, Pemprov Banten memprioritaskan pemerataan pembangunan infrastruktur pedesaan melalui Kabupaten/Kota sebagai upaya menciptakan produksi kelancaran perhubungan dan memudah akses bagi masyarakat itu.

    “Infrastruktur ini kan padat kapital atau modal pembiayaan dalam hal ini, ada beberapa yang masih kita perlukan, utamanya akses jalan pedesaan,” katanya.

    Ia juga menambahkan, Pemprov Banten bersama Pemerintah Kabupaten/Kota bekerjasama dalam aspek kewenangan untuk langsung meninjau terhadap titik-titik tertentu.

    “Atas kewenangan itu, ya tentu kita lakukan support dalam bentuk pembiayaan keuangan kabupaten/kota untuk merespon teknis internalnya,” ucapnya.

    Dengan begitu pemerintah daerah juga sudah mengupayakan perawatan beberapa fasilitas tempat serta memberikan pengelolaan secara khusus.

    Selain itu, bukan hanya infrastruktur pedesaan saja yang diprioritaskan. Pemprov Banten juga mendukung serta mendorong peningkatan jalan tol Serang-Panimbang.

    “Salah satunya Dinas Pariwisata bisa terdefinisikan oleh ke akses Infrastruktur dan itu satu bagian,” katanya

    Perencanaan penyusunan anggaran sendiri akan disusun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanjaan Daerah (APBD). “APBD itu uang dari Rakyat, dikelola Pemerintah. Jadi, dari Rakyat oleh Rakyat untuk Rakyat,” tegasnya. (DZH/RUS/ENK)

     

  • RSUD Berkah Benahi Komunikasi Antar Pegawai

    RSUD Berkah Benahi Komunikasi Antar Pegawai

    PANDEGLANG, BANPOS-Dalam upaya memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat khususnya para pasien, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang, saat ini melakukan pembenahan khususnya dalam membangun komunikasi antara seluruh pegawai.

    Direktur RSUD Berkah Pandeglang, Eni Yati mengatakan, saat ini pihaknya melakukan pembenahan khususnya dalam membangun komunikasi dengan seluruh pegawai.

    “Komunikasi tersebut kita lakukan mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah. Mulai dari Direktur sampai cleaning service kita akan bangun komunikasi, jadi melibatkan seluruh pegawai,” kata Eni Yati kepada BANPOS beberapa waktu lalu.

    Selain itu, lanjut Eni, pihaknya juga memberikan pembekalan kepada seluruh pegawai dengan melakukan pelatihan komunikasi efektif dengan menghadirkan pembicara yang kompeten dibidangnya.

    “Kita sudah memberikan pelatihan komunikasi terhadap seluruh pegawai beberapa waktu lalu. Materi yang telah diberikan tersebut mulai dari komunikasi umum, komunikasi efektif dalam rumah sakit dan komunikasi efektif dalam akreditasi nasional tumah sakit dengan standar Kemenkes,” terangnya.

    Sementara itu, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Berkah, dr.Cut Budiarti Emasanda mengatakan, pelatihan komunikasi untuk pegawai tersebut sangat dibutuhkan dalam melayani pelanggan.

    “Dengan adanya pelatihan komunikasi yang diberikan kepada seluruh pegawai ini, sangat dibutuhkan. Sehingga nantinya dapat terjalin komunikasi yang baik bagi pegawai dalam melayani pelanggan,” katanya.

    Ia berharap, dengan telah diberikannya pelatihan komunikasi, pegawai semakin bisa bekerja sama, solid dan semakin baik dalam berkomunikasi dengan seluruh pegawai.

    “Harapannya, dengan adanya komunikasi yang baik dapat diimplementasikan pada saat memberikan pelayanan kepada pelanggan. Sehingga RSUD Berkah semakin dipercaya dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,” ungkapnya.(dhe/pbn)