Penulis: Gina Maslahat

  • Mahasiswa Baru Untirta Disuruh Murtad

    Mahasiswa Baru Untirta Disuruh Murtad

    SERANG, BANPOS – Rangkaian pelaksanaan ospek pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) ditengarai telah terjadi tindakan perpeloncoan, baik secara fisik maupun verbal. Bahkan, diduga pula terjadi pelecehan seksual maupun keyakinan para mahasiswa baru (Maba).

    Hal itu mengemuka di media sosial Twitter, dan viral pada Rabu (10/8). Pada platform tersebut, seseorang diduga Maba, menceritakan kondisi pelaksanaan Pra-Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Selasa (9/8) lalu.

    Ia menceritakan bahwa pelaksanaan Pra-PKKMB itu diliputi oleh tindakan-tindakan yang mengarah pada perpeloncoan, baik fisik maupun verbal. Hal itu dilakukan oleh panitia yang memiliki jabatan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai Komisi Disiplin (Komdis).

    Selain itu, larangan-larangan terkait dengan makan, minum, istirahat dan salat yang harus buru-buru pun menjadi salah satu hal yang dipermasalahkan oleh para Maba.

    BANPOS pun mewawancara sejumlah Maba Untirta. Mereka membenarkan bahwa pelaksanaan Pra-PKKMB sarat akan praktik perpeloncoan. Ia juga membenarkan jika Komdis atau pada pelaksanaan PKKMB disebut dengan Gerakan Disiplin Kampus (GDK), menjadi pihak yang disebut sebagai pihak yang melakukan.

    “Jadi kemarin tuh jam 8-an itu masih santai kayak penampilan kelompok, yel-yel, jingle segala macam. Nah abis gitu mulai serius tuh, GDK bacain tata tertib di depan, terus GDK yang lain pada nyebar,” ujar salah satu Maba yang enggan disebut namanya.

    Usai pembacaan tata tertib, ia menyebutkan bahwa para GDK pun ‘bergerilya’ mendatangi satu persatu peserta. Di situ, mereka menyita sejumlah barang seperti Handphone, skincare dan parfum.

    Pada saat itu pula, panitia GDK perempuan, melontarkan kalimat kepada sejumlah peserta perempuan yang dinilai menggunakan make up tebal, sebagai perempuan ganjen dan hendak menggoda dosen.

    “Terus soal yang lagi heboh sekarang ini tentang banyak yang tumbang, itu memang banyak banget yang sakit atau pingsan. GDK juga bilang begini ‘kok banyak banget sih yang sakit, pada lemah amat’,” ungkapnya.

    Selain kekerasan seksual secara verbal dengan menyebut peserta perempuan sebagai penggoda, Maba itu juga menyebutkan bahwa peserta laki-laki yang hendak salat namun kehabisan air, justru disuruh untuk murtad.

    “Emang salatnya disuruh buru-buru gitu. Anak laki-laki yang mau salat tapi ternyata enggak ada air lagi buat wudu, kata GDK yang cowok ‘ya udah murtad aja murtad’. Maksudnya emang harus segitunya ya?” ujar dia heran.

    BANPOS mencoba melakukan konfirmasi kepada Presiden Mahasiswa Untirta, Ryco Hermawan. Sayangnya, beberapa kali BANPOS mencoba melakukan panggilan seluler, tidak kunjung mendapatkan jawaban.

    Namun, BEM KBM Untirta mengeluarkan pernyataan resmi terkait dengan persoalan yang tengah ramai tersebut. Dalam pernyataan resmi yang mengatasnamakan Ryco selaku Presiden Mahasiswa Untirta, disebutkan bahwa Pra-PKKMB merupakan agenda yang diinisiasi oleh BEM KBM Untirta.

    “Adapun kegiatan PKKMB resmi yang dilaksanakan oleh institusi Untirta akan dilaksanakan pada tanggal 15-17 Agustus 2022 secara hybrid dengan skema perwakilan peserta sebanyak 150 orang dari masing-masing Fakultas,” tulisnya.

    Selain itu, Ryco menuturkan bahwa terjadi kesalahan estimasi waktu dalam pelaksanaan pengambilan video mozaik. Sebab, perkiraan waktu pengambilan video yang hanya dua jam, ternyata mencapai lebih dari itu dan mengakibatkan sejumlah peserta tumbang.

    Ryco tidak membantah terkait dengan adanya larangan makan, minum, istirahat dan salat yang harus diburu-buru. Ia hanya menyampaikan bahwa panitia telah mengimbau agar para peserta sarapan terlebih dahulu, dan membawa bekal makan dan minum untuk di siang hari.

    “Sedangkan untuk salat, diberikan waktu sesuai dengan jadwal istirahat selama dua jam, yaitu mulai dari pukul 11.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB yang diatur secara bergiliran,” katanya.

    Sementara terkait dengan dugaan kekerasan fisik maupun verbal yang dilakukan oleh GDK kepada para peserta, Ryco mengaku bahwa para panitia telah diberikan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta pembekalan melalui Training of Trainer (ToT).

    “Dengan harapan tidak terjadi kontak fisik dan kekerasan verbal kepada mahasiswa baru,” tuturnya.

    Kendati demikian, ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada mahasiswa baru, orang tua mahasiswa baru, dan masyarakat atas viralnya praktik perpeloncoan pada pelaksanaan kegiatan Pra-PKKMB itu.

    “Jika ada mahasiswa baru dan pihak lainnya yang mengalami kejadian yang kurang menyenangkan dalam bentuk apapun, dapat melaporkan melalui Hotline Humas Untirta (0822-9897-9737) dengan menyertakan identitas diri yang resmi dan jelas,” tandasnya.(DZH/PBN)

  • Membidik Singgasana Syafrudin

    Membidik Singgasana Syafrudin

    11

    SERANG, BANPOS – Mendekati akhir masa jabatan Walikota Serang periode  2018-2023, petahana Syafrudin saat ini masih memiliki modal sosial yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat keterpilihan yang cukup besar dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Litbang BANPOS. Namun, pada sisi lainnya, beberapa nama terlihat sudah mulai menyiapkan diri untuk menantang Syafrudin dan merebut singgasana walikota nanti.

    Dari hasil jajak pendapat tersebut, muncul nama Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Ratu Ria Maryana, Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, Anggota DPR RI, Nuraeni, dan Anggota DPRD Banten, Furtasan Ali Yusuf mulai dipilih oleh warga Kota Serang.

    “Saat ini Syafrudin cukup superior, hasil jajak pendapat memunculkan angka keterpilihan sebesar 41 persen. Namun, muncul juga nama penantang yang sudah memiliki modal sosial yang cukup. Seperti Ratu Ria Maryana sebesar 15 persen, yang kemudian disusul oleh Budi Rustandi sebesar 10 persen, lalu ada Nuraeni dan Furtasan yang berbagi nilai sama sebesar 5 persen,” ujar Kepala Litbang BANPOS, Panji Bahari, Rabu (10/8).

    Menurut Panji, dalam jajak pendapat ini juga mencoba untuk memotret bagaimana skenario pasangan walikota dan wakil walikota. Dari data yang dihasilkan, menunjukkan bahwa masyarakat Kota Serang cenderung masih melihat pemimpin dari laki-laki lebih dapat dipilih ketimbang perempuan.

    “Dalam skema pasangan berdasarkan gender tersebut, sebanyak 42 persen menyatakan memilih pasangan walikota laki-laki dan wakil walikota perempuan. Sementara itu dominasi laki-laki juga terjadi pada pilihan berikutnya, yaitu sebanyak 38 persen memilih pasangan walikota laki-laki dan wakil walikota laki-laki. Kemudian sebanyak 11 persen menyatakan memilih walikota perempuan dan wakil walikota perempuan. Dan di posisi terakhir sebanyak 9 persen menyatakan memilih walikota perempuan dan wakil walikota laki-laki,” papar Panji.

    Sedangkan menurut pasangan berdasarkan profesi, mayoritas memilih pasangan walikota politikus dan wakil walikota birokrat yaitu sebanyak 33 persen. Pilihan selanjutnya adalah pasangan walikota dan wakil walikota yang sama-sama berasal dari politikus yaitu sebesar 25 persen.

    “Sisanya adalah pasangan walikota dan wakil walikota dari birokrat sebesar 23 persen. Dan pasangan walikota birokrat dan wakil walikota politikus yang menempati peringkat terakhir sebesar 19 persen,” terangnya.

    Jajak pendapat ini dilakukan selama 2 minggu dengan menggunakan sampel sebanyak 200 orang di 8 kecamatan di Kota Serang yang terbagi secara proporsional.

    Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Ratu Ria Maryana, mengaku bahwa sebagai politisi, tentu dirinya harus siap apabila masyarakat menginginkan dirinya maju pada kontestasi Pilkada 2024 nanti. Tentunya hal itu tidak terlepas dari penugasan Partai Golkar yang merupakan tempat ia bernaung.

    Ria meyakini bahwa Partai Golkar Kota Serang yang saat ini dia pimpin, memiliki sumber daya manusia yang mumpuni, yang dapat menunjang kerja-kerja politik apabila nanti dirinya memang akan diusung sebagai Calon Walikota Serang.

    “Kalau memang masyarakat menghendaki, tentu saya harus siap. Dengan siapapun nanti masyarakat menghendakinya,” ujar Ria.

    Namun yang jelas menurutnya, pasangan yang akan bersanding dengan dirinya pada Pilkada nanti, harus merupakan sosok yang memiliki visi yang sama dalam membangun Kota Serang.

    “Harus satu visi untuk Kota Serang yang sejahtera, dan mengutamakan political will, tidak hanya lip service semata,” tegasnya.

    Sementara itu, Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi mengapresiasi dengan adanya penilaian warga terkait keterpilihannya sebagai calon Walikota Serang. Menurutnya, selama hal tersebut menjadi harapan dari masyarakat, maka pihaknya akan menyiapkan diri.

    “Jika masyarakat meminta, maka saya harus siap untuk menjadi walikota,” ujar Ketua DPC Partai Gerindra Kota Serang tersebut kepada BANPOS.

    Menurutnya, saat ini pihaknya sudah mulai memetakan permasalahan dan kebutuhan yang ada di Kota Serang, seperti masalah lapangan pekerjaan dan kebersihan. Hal ini didapatkannya dari koordinasi yang selalu dilakukannya secara berkala.

    “Kami secara partai politik sudah melakukan koordinasi rutin setiap bulan hingga ke tingkat ranting, jadi memang sudah mulai terpetakan permasalahannya,” jelas Budi.

    Terpisah, Anggota DPRD Provinsi Banten Dapil Kota Serang, Furtasan Ali Yusuf, menyatakan diri siap untuk maju sebagai Walikota Serang pada kontestasi Pilkada 2024 mendatang. Furtasan menegaskan bahwa jika memang partainya yakni NasDem menugaskan dia untuk maju sebagai Walikota, maka dirinya dipastikan akan maju untuk bersaing pada kontestasi tersebut.

    Furtasan mengatakan, 2024 merupakan momentum politik nasional, yang menjadi hajat seluruh rakyat Indonesia. Sebab, pada tahun 2024 akan dilaksanakan Pilkada serentak, sekaligus dengan Pilpres dan Pileg.

    “Bagi para politisi ini, menjadi kesempatan untuk mengekspresikan diri. Bagi saya, ini masih di persimpangan jalan. Kota Serang (maju sebagai Walikota), Insyaallah saya siap. DPR RI juga siap. Jadi dua-duanya bisa dipilih,” ujarnya, Rabu (10/8).

    Menurutnya, persimpangan jalan yang dimaksud ialah dirinya dapat mencalonkan diri sebagai DPR RI, maupun sebagai Walikota Serang. Sebab dari sisi waktu pelaksanaan, terdapat jangka waktu yang cukup untuk mencoba keduanya.

    “Kalau Kota Serang itu Pilwalkot pada November. Kalau DPR RI itu di Februari. Jadi ada cukup waktu selama 7 bulan. Kalau diperintah oleh partai untuk maju, saya siap. Tentu menjadi Walikota,” ungkapnya.

    Menurut Furtasan, jika maju dalam kontestasi Pilkada, dirinya dipastikan akan maju sebagai Walikota Serang, bukan sebagai Wakil Walikota. Sebab, Walikota merupakan pemegang kewenangan di daerah.

    “Walikota itu bisa mengeksekusi, bisa memberikan gerakan yang lebih banyak dari pada Wakilnya,” terang Furtasan.

    Untuk isu yang akan diangkat oleh dirinya dalam kontestasi Pilkada nanti, menurutnya akan dipikirkan bersama-sama dengan masyarakat. Namun ia memastikan bahwa pencalonan dirinya sebagai Walikota, untuk melakukan banyak perubahan. Namun, ia menuturkan bakal ada tiga program dasar yang akan dia perjuangkan.

    “Pertama rakyat bisa sekolah supaya cerdas dan pintar. Kedua, rakyat bisa bekerja dengan baik, sehingga bisa mendapatkan penghasilan. Ketiga, rakyat harus sehat. Kalau sehat kan jadi cerdas, kalau cerdas nanti bisa bekerja dan dapat penghasilan, sehingga menjadi sejahtera,” katanya.

    Kendati demikian, Furtasan mengaku sampai saat ini belum melakukan komunikasi dengan pihak-pihak di eksternal Partai. Ia akan mulai membangun komunikasi ketika sudah mendapatkan perintah dari partai.

    “Kan tadi saya sampaikan, kalau diperintah oleh partai, saya siap untuk membangun komunikasi dengan siapapun. Tujuannya adalah membenahi Kota Serang ke arah yang lebih baik. Tapi kalau diperintah ke pusat, saya siap untuk ke DPR RI,” tandasnya.

    Sementara itu, Anggota DPR RI Dapil II Banten, Nuraeni menyampaikan bahwa dirinya merespon hasil survei BANPOS dengan baik. Menurutnya, survei yang dilakukan oleh BANPOS merupakan salah satu upaya untuk memetakan demokrasi ke arah yang lebih baik.

    “Jadi adapun hasil survey yang sudah dilakukan ini cukup mengejutkan, karena pribadi pun tidak berpikir kalau masyarakat memasukkan nama saya dari sisi popularitas, mungkin pengenalan masyarakat kepada saya banyak,” katanya.

    Menurutnya, figur dirinya mungkin saja tidak terlalu asing di masyarakat Kota Serang. Sebab, dirinya juga pernah menjadi Ketua DPRD Kota Serang, yang juga pernah diisukan untuk maju pada kontestasi Pilwalkot yang lalu.

    “Karena isu Pilkada ini sangat seksi, apalagi di Kota Serang sebagai ibukota provinsi yang notabenenya adalah bagaimana Kota Serang ini sebagai etalasenya provinsi. Masyarakatnya yang urban, dengan keruwetan yang seabreg, kaitan dengan pembangunan dan sebagainya, nah tentu ini juga yang menjadi mungkin perhatian masyarakat,” terangnya.(DZH/PBN)

  • Juhut Meriahkan HUT RI dengan Perlombaan

    Juhut Meriahkan HUT RI dengan Perlombaan

    Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke 77, warga Kelurahan Juhut, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, menggelar beberapa kegiatan perlombaan.

    Ketua Panitia Lomba HUT RI ke 77, Syahrul mengatakan, karena selama dua tahun perayaan HUT RI tidak ada kemeriahan, sehingga saat diadakan beberapa kegiatan penyelenggaraan perlombaan disambut dengan antusias.

    “Iya betul, Alhamdulillah kegiatan yang kami adakan sangat direspon oleh warga Kelurahan Juhut. Mungkin selama dua tahun tidak ada kegiatan seperti ini,” kata Syahrul kepada BANPOS, Rabu (10/8).

    Dijelaskannya, beberapa kegiatan perlombaan yang dilaksanakan di RW 01 Kelurahan Juhut diantaranya adalah sepak bola, bulutangkis, tenis meja, Futsal, Catur, Gaple, Karambol dan panjat pinang yang dilaksanakannya mulai dari tanggal 7-19 Agustus 2022.

    “Kami sebagai panitia sangat senang karena masyarakat Juhut bisa berpartisipasi semua, semoga ini bisa meningkatkan semangat kemerdekaan seluruh warga juhut,” ungkapnya.

    Sementara itu, Lurah Juhut, Ahmad Kurnia mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih kepada warga Juhut khususnya RW 01 yang telah mengadakan berbagai perlombaan dalam rangka memeriahkan HUT RI.

    “Kami sangat senang, karena warga Juhut memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan tali persaudaraan dan silaturahmi antar warga,” katanya.

    Dijelaskannya, untuk puncak kegiatan perlombaan HUT RI ke 77, penutupannya akan menghadirkan bintang tamu Rising Star Dangdut MNC TV, Ayu Novitasari.

    “Penutupannya nanti akan menghadirkan Rising Star Dangdut MNC TV  Ayu Novitasari,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Polwan Rayakan HUT ke 74 dengan Membagikan Sembako

    Polwan Rayakan HUT ke 74 dengan Membagikan Sembako

    PANDEGLANG, BANPOS-Sambut Hari Ulang Tahun (HUT) Polisi Wanita (Polwan) yang ke 74, anggota Polwan Polres Pandeglang membagikan sejumlah paket sembako  kepada warga kurang mampu.

    Bhabinkamtibmas Polsek Pandeglang, Bripka M Ima Deni mengatakan, tujuan dari kegiatan ini merupakan sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian terhadap masyarakat serta untuk meringankan ekonomi warga.

    “Ada sekitar 40 paket sembako yang kami serahkan kepada masyarakat yang membutuhkan di Kelurahan Palanyar, Kecamatan Pandeglang,” kata M Ima Deni kepada wartawan, Rabu (10/8).

    Menurutnya, dengan adanya pembagian sembako tersebut, pihaknya berharap dapat membantu dan meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemic Covid-19.

    “Pembagian sembako ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19, mudah-mudahan dapat memberikan manfaat dan meringankan beban masyarakat,” ujarnya.

    “Semoga apa yang dilakukan dapat bermanfaat bagi sesama dan sebagai wujud kepedulian kami untuk hadir di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kapolsek Pandeglang, Kompol Kosasih mengatakan, bantuan paket sembako yang disalurkan untuk meringankan beban warga kurang mampu yang ada di lingkungan Polsek Pandeglang.

    “Kami berharap dengan adanya kegiatan sosial ini dapat memotivasi agar warga bisa kembali mencari rezeki walaupun masih dalam pandemi covid-19 dan tetap mematuhi prokes,” katanya.(dhe/pbn)

  • Staf Ahli Bupati Bidang Kesra dan SDM Dilantik

    PANDEGLANG, BANPOS-Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pandeglang, Taufik Hidayat melantik Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Pratama yaitu Staf Ahli Bupati Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Sumber Daya Manusia (SDM). Pelantikan tersebut berdasarkan surat Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dengan nomor :B-2814/JP.00.00/08/2022 perihal rekomendasi hasil seleksi terbuka JPT Pratama dilingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang.

    “Sebagaimana kita ketahui bersama, berdasarkan surat dari KASN bahwa pejabat Pembina Kepegawaian (PK) memilih salah satu dari tiga nama calon PPT pratama yang diajukan panitia seleksi,” kata Plh Sekda Kabupaten Pandeglang, Taufik Hidayat saat melantik dan mengambil sumpah Muhamad Kabir yang menjadi Staf Ahli Bupati Bidang Kesra dan SDM, di halaman Setda Pandeglang, Rabu (10/8).

    Dengan dilantiknya Muhamad Kabir menjadi staf ahli Bupati Bidang Kesra dan SDM, lanjut Taufik, diharapkan bidang yang ada di lingkup Setda Pandeglang tersebut bisa lebih maksimal untuk mewujudkan visi misi Bupati Pandeglang yang sudah ditetapkan.

    “Saya yakin dan percaya sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Kesra dan SDM, Muhamad Kabir dapat melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dalam membantu saya untuk mewujudkan visi dan misi tersebut,” terangnya.

    Sementara itu, Kepala Badan  Kepegawaian dan Pengelolaan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Pandeglang, Moh Amri mengatakan, dengan dilantiknya Muhamad Kabir menjadi Staf Ahli Bupati Bidang Kesra dan SDM, berarti sudah 10 (sepuluh) JPT yang terisi dari 11 JPT yang di asismenkan.

    “Dari 11 JPT, sudah terisi 10. Tinggal BPBD yang kosong, karena hasil rekomendasi KASN peserta yang ikut asismen masih kurang kelayakannya,” katanya.

    Dijelaskannya, untuk JPT Pratama BPBD kemungkinan besar akan dibuka Kembali berbarengan dengan Diskomsantik dan DPMPTSP.

    “Pimpinan kami memang ingin segera, namun Diskomsantik dan DPMPTSP pejabatnya sudah mendekati pensiun, jadi bisa saja nanti berbarengan,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Al Intens dengan Abuya Muhtadi 

    Al Intens dengan Abuya Muhtadi 

    PANDEGLANG, BANPOS – Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar, kerap meminta nasehat dan doa kepada ulama kharismatik di Banten yakni, Abuya KH. Muhtadi, Cidahu, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.

    Ternyata, silaturahmi yang dibangun Al Muktabar bersama Abuya Muhtadi, sudah terjalin sejak lama. Namun, lebih intens setelah dilantik menjadi Pj Gubernur Banten.

    Bahkan Al Muktabar, beberapa jam sebelum dilantik menjadi Pj Gubernur menemui dan meminta doa kepada Abuya Muhtadi dan berujar setelah dilantik akan sowan ke kediamannya.

    Sekretaris Pribadi Abuya Muhtadi, Nazaruddin mengatakan, kalau Pj Gubernur Banten Al Muktabar rajin mengunjungi Abah Abuya Muhtadi.

    “Kunjungan Al Muktabar menemui Abah Abuya menjadi agenda rutin setelah dilantik Pj Gubernur Banten. Sudah berjalan 3 bulan ini,” kata Nazaruddin, Rabu (10/8).

    Diungkapkannya, pertemuan rutin dilakukan Al Muktabar bersama Abuya di kediamannya itu, seperti biasanya yaitu menemani makan bersama sambil berbuka puasa bersama dengan Abuya.

    “Kalau Abah Abuya tentunya menyambut hangat kunjungan Al Muktabar, dan selalu berharap kepada Al Muktabar dalam menjalankan tugas menjabat Pj, Agar Banten lebih maju lagi,” tandasnya.

    Abah Abuya juga menitipkan pesan, agar apa yang menjadi program atau pekerjaan rumah pemerintahan sebelumnya, untuk dapat direalisasikan di saat tugas Pj sekarang. Selama memang untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat Banten.

    “Abah Abuya siap mengawal dan mengawasi kinerja PJ kedepannya agar lebih baik dan selamat. Abuya juga mendukung Pj Gubernur untuk membangun Banten,” tegasnya.

    Apalagi bilamana program kerja yang diusung untuk kemajuan masyarakat Banten dan Indonesia. Termasuk dalam upaya menjaga keutuhan NKRI dan membangkitkan rasa nasionalisme.

    “Abah Abuya akan mendukung secara penuh. Waktu kemarin saja, seharusnya Abah Abuya menghadiri acara Haul Syekh Karan dan Syekh Rako Gunung Karang, namun karena diundang untuk memimpin doa dalam acara Gerakan Pembagian 10 juta bendera merah putih maka lebih memilih ke acara di Provinsi Banten karena memang hal itu untuk kepentingan masa depan Bangsa Indonesia,” terangnya.

    Pj Gubernur Banten, Al Muktabar mengatakan, Insyaallah, siap dengan sekuat hati, tenaga,  dan pikiran untuk menjalankan amanat-amanat dari masyarakat Banten.

    “Khususnya dari Abuya,” jelasnya.(PBN/BNN)

  • Rakyat Ibukota Tak Puas, HUT Kota Serang ke-15

    Rakyat Ibukota Tak Puas, HUT Kota Serang ke-15

     

    KOTA Serang hari ini genap berusia 15 tahun. Sejak ‘dilahirkan’ dari hasil pemekaran Kabupaten Serang pada 10 Agustus 2007 lalu, banyak hal yang sudah berubah, baik dari segi fisik wilayah, maupun birokrasi pemerintahan. Namun, perubahan itu belum memuaskan masyarakat di Ibukota Provinsi Banten.

    Memasuki usia yang ke 15 tahun, Kota Serang masih dirasa memiliki permasalahan dalam soal kebersihan dan sulitnya mencari pekerjaan. Selain itu, pada masa kepemimpinan Syafrudin-Subadri yang sudah berjalan selama empat tahun ini, terlihat bahwa masyarakat masih belum terlalu puas dengan kinerja dari duet yang mengusung tagline Aje Kendor ini.

    Demikian yang digambarkan dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh bidang penelitian dan pembangunan (litbang) BANPOS dalam rangka menyambut hari ulang tahun Kota Serang yang ke 15.

    “Dari hasil jajak pendapat ini didapatkan hasil bahwa sebanyak 33 persen masyarakat menyatakan sulitnya mencari pekerjaan adalah permasalahan yang paling penting di Kota Serang. Selain itu, masalah kebersihan atau sampah menempati posisi dua dengan nilai 14 persen. Hal ini menjadi catatan penting, karena permasalahan tersebut menjadi janji politik dari pasangan Syafrudin-Subadri,” ujar Kepala Litbang BANPOS, Panji Bahari.

    Selain itu, tingkat kepuasan atas kinerja pasangan Syafrudin-Subadri ini juga masih belum baik. Hal tersebut berdasarkan data, hanya 37 persen masyarakat yang puas terhadap kinerja pasangan Aje Kendor ini, dan terdapat 27 persen masyarakat yang menyatakan tidak puas.

    “Dalam hasil ini, ada 36 persen warga Kota Serang yang ragu-ragu menilai kinerja. Hal ini sebenarnya menandakan bahwa kerja-kerja dari Syafrudin-Subadri belum jelas bagi masyarakat. Dengan waktu satu tahun ini, pasangan tersebut harus bekerja keras untuk memberikan kepuasan pelayanan bagi masyarakat.

    Adapun jika dipilah berdasarkan gender, terlihat bahwa perempuan lebih merasa tidak puas dengan kinerja pasangan Aje Kendor ini terkait penyelesaian masalah sampah. Sedangkan untuk laki-laki lebih pada permasalahan lapangan pekerjaan.

    Panji menyampaikan survei ini dilakukan selama dua minggu dengan mengambil sampel sebanyak 200 orang yang menggunakan simple random sampling.

    Rendahnya kepuasan masyarakat terhadap kondisi Kota Serang seperti yang ditunjukkan pada hasil survei yang dilakukan oleh BANPOS, dinilai lantaran Pemkot Serang gagal membawa jalannya pembangunan di Kota Serang ke arah Smart City. Bahkan disebutkan, pembangunan Kota Serang masih sangat jauh dari desain sebagai Kota yang Pintar.

    Akademisi Unsera, Usep S. Ahyar, mengatakan bahwa dengan rendahnya kepuasan masyarakat yang digambarkan pada hasil survei BANPOS, menunjukkan bahwa masyarakat beropini secara gamblang jika Pemkot Serang memiliki kinerja yang jelek.

    “Itu opini masyarakat, menggambarkan bahwa pemerintahan jelek. Banyak masyarakat yang tidak puas, kalau dilihat dari opini masyarakat. Meskipun memang harus diuji apakah opini itu reliable atau tidak, tergantung metodenya,” ujarnya kepada BANPOS.

    Ia mengatakan, opini yang ditunjukkan dalam survei BANPOS bisa saja memiliki hasil yang lebih buruk, apabila basis kepuasannya didasarkan pada desain Smart City. Sebab, akan muncul banyak ketidakefektifan dan ketidakefisienan dalam pelaksanaan pemerintahannya.

    “Nah itu untuk menjawab permasalahan sebuah kota yang populasinya banyak, yang karena populasi itu banyak persoalannya menjadi menumpuk. Misalkan kemana-mana macet, ini menggambarkan bahwa kota ini tidak efektif dan efisien. Mengurus pelayanan publik lama, itu juga menjadi tanda-tanda kotanya itu tidak smart. Tidak ada event-event internasional, kegiatan kecil yang biasa-biasa saja. Ini tanda-tanda belum smart,” tuturnya.

    Usep menegaskan bahwa di usia yang sudah 15 tahun, seharusnya Kota Serang sudah menjadi atau setidaknya menuju ke arah Smart City. Apalagi, Kota Serang merupakan ibukota Provinsi Banten yang tentunya harus bisa bersaing dengan ibukota lainnya.

    “Misalkan ada smart economy, itu ada pembangunan, penelitian, ada event internasional. Nah Smart Economy itu seperti itu. Jangan hanya kegiatan yang lokalan saja, harus lebih yang kosmopolitan lah ekonominya,” terang Usep.

    Selanjutnya berkaitan dengan Smart Governance, menurutnya Kota Serang juga masih belum mengarah ke sana. Sebab, Smart Governance mengharuskan adanya keterbukaan, kemudahan akses data pemerintah oleh publik, serta ketersediaan sarana internet. Namun sampai saat ini, fasilitas penunjangnya pun masih belum ada.

    “Lalu ada smart people, smart society. Jadi masyarakat harus pintar. Pendidikan di kota itu sudah harus bagus. Jadi level kualitas pendidikannya itu bukan cuma nasional, tapi internasional. Jangan lah yang lokal-lokal kualitasnya. Integrasi masyarakat juga tumbuh,” katanya.

    Pemukiman masyarakat Kota Serang pun menurutnya harus pintar, berbasiskan pilar Smart Living. Jika Kota Serang telah menerapkan itu, maka dipastikan keamanan berjalan dengan baik, kebahagiaan terjamin, rasio ketimpangan pendapatan rendah. Namun sayangnya menurut Usep, hal itu pun masih belum ada di Kota Serang.

    “Kemudian Smart Mobility, kemana-mana mudah. Penggunaan transportasi umum, ketepatan waktu. Nah sekarang trayek saja tidak jelas. Makanya semua kemana-mana menggunakan motor. Itu menandakan belum smart, masih jauh. Maka menurut saya, masyarakat masih terlalu baik dengan tingkat kepuasan itu,” ucapnya.

    Usep menegaskan, hingga saat ini Kota Serang masih menjadi kota yang tidak efektif dan tidak efisien. Bahkan setiap harinya, Kota Serang justru terus menerus bertambah ketidakefisienannya. Hal itu menandakan Pemkot Serang belum konsen melakukan pembangunan ke arah Smart City.

    “Jadi pilar-pilar itu tercapai enggak? Kalau enggak, maka masih jauh. Bahkan menurut saya, dari seluruh kriteria itu, di Kota Serang tidak ada yang beres. Jangankan mengarah ke sana, pilar-pilarnya belum terbentuk, sudah terlihat. Tapi yang terlihat justru tambah hari tambah tidak efisien,” tegasnya.

    Di sisi lain, Usep menuturkan bahwa Pemkot Serang mungkin saja sudah merasa puas dengan pembangunan saat ini, lantaran melakukan perbandingan dengan kota/kabupaten yang tidak sepadan. Padahal seharusnya, Pemkot Serang melakukan perbandingan dengan sesama ibukota Provinsi.

    “Menurut saya memang seharusnya perbandingannya harus Apple to Apple. Karena Kota Serang ini ibukota provinsi, maka bandingkan dengan ibukota lainnya seperti Surabaya, Manado, Bandung, Medan, Jakarta dan ibukota lainnya,” tandasnya. 

    Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang, Nanang Saefudin, menyadari rendahnya kepuasan masyarakat terhadap pembangunan Kota Serang. Hal itu yang membuat Pemkot Serang akan melakukan ‘balas dendam’ pada tahun anggaran selanjutnya.

    “Sejalan dengan indeks kepuasan masyarakat yang dilakukan oleh Bappeda. Kami sadar betul itu. Dan di penghujung tahun RPJMD, tahun 2023, kami akan lebih menitikberatkan anggaran kita ke pembangunan infrastruktur. Mulai dari jalan dan yang lainnya,” ujar Nanang saat diwawancara BANPOS di Puspemkot Serang, Selasa (9/8).

    Menurutnya, Pemkot Serang akan fokus terhadap pembangunan infrastruktur pada APBD tahun 2023, sesuai dengan arahan dari Walikota Serang, Syafrudin dan Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin. Selain infrastruktur, pelayanan terhadap masyarakat pun akan lebih ditingkatkan.

    “Intinya kami sadar betul juga, yang paling penting bagi penyelenggara pemerintahan, para ASN, para aparatur, ubah mindset dan mental yang biasa dilayani, harus menjadi melayani. Senyum, sapa, bersikap ramah kepada masyarakat,” terangnya.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang, Farach Richi, mengatakan bahwa berdasarkan data, persentase penanganan sampah di Kota Serang mencapai 76,96 persen. Menurutnya, data itu di atas rata-rata nasional sebesar 72 persen.

    “Penanganan sampah di Kota Serang dilaksanakan sesuai Kebijakan Strategis Daerah sesuai UU Nomor 18 tahun 2008 dan Permen LHK nomor 10 tahun 2018,” ujarnya kepada BANPOS.

    Menurutnya, DLH Kota Serang telah melaksanakan sejumlah program untuk melakukan penanganan terhadap permasalahan sampah. Program itu antara lain pengoptimalan pembentukan Bank Sampah Induk dan Bank Sampah unit kecil, pengoptimalan TPS3R di lokasi yang telah terbangun, melibatkan peran sekolah di kegiatan adiwiyata.

    “Melaksanakan program kampung iklim, pembentukan Satgas Kebersihan penanganan sampah liar, pengoptimaan pengolahan sampah melalui biopori, dekomposter, eco enzym. Dari kegiatan tersebut, terjadi penurunan TPS liar dari 119 TPS liar ke 103 TPS liar,” tuturnya.

    Bahkan menurutnya, DLH Kota Serang dalam menyelesaikan masalah sampah, tidak hanya menggandeng para pimpinan wilayah seperti lurah dan camat, namun juga menggandeng tokoh agama melalui MUI.

    “DLH tidak hanya berkoordinasi dengan RT/RW atau Lurah/Camat, tetapi dengan MUI. Untuk menyampaikan seruan tidak membuang sampah sembarangan dan dapat mengolah sampah,” ungkapnya.

    Kepala Satpol PP Kota Serang, Kusna Ramdani, mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun strategi dalam meningkatkan kepuasan masyarakat di bidang trantibum. Strategi tersebut akan dilakukan oleh pihaknya dalam waktu dekat.

    “Pertama, kami akan menurunkan bidang Linmas untuk melakukan sosialisasi ke Linmas di Kelurahan. Ini agar mereka lebih menggiatkan lagi pos siskamling, untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat. Karena memang rawan ketertiban umum di malam hari ini mulai meningkat. Pos kamling ini ada, tapi tidak ada isinya,” ujarnya.

    Berkaitan dengan penataan PKL, menurutnya hal itu dilakukan dengan persuasif. Sebab, yang dihadapi adalah masyarakat Kota Serang juga. Menurutnya, jika dilakukan penindakan sesuai dengan Perda, maka akan lebih menyulitkan masyarakat.

    “Kalau PKL ini memang bersangkutan dengan masyarakat langsung ya. Masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Maka dari itu pendekatan kami ini harus persuasif. Kalau pendekatan kami dengan tipiring, dengan Perda, maka mereka bisa semakin sengsara. Kami tidak mau seperti itu,” ucapnya.

    Oleh karena itu, pihaknya pun mencoba melakukan penataan PKL dengan melaksanakan patroli rutin. Patroli tersebut dilakukan sehari empat kali. Dua patroli pertama dilakukan di pagi hari, dan dua patroli selanjutnya di sore hari.

    “Yang kami lakukan pada akhirnya adalah melakukan patroli rutin, dan memberikan waktu kepada mereka (PKL) jam-jam tertentu untuk bisa berdagang. Jadi PKL boleh berdagang di pagi hari sampai jam tujuh lah, karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pagi hari. Boleh berdagang lagi di malam hari, asal tidak mengganggu ketertiban dan keindahan,” ungkapnya.

    Kusna mengaku bahwa sejauh ini, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan DinkopUKMPerindag Kota Serang, berkaitan dengan masalah PKL. Salah satunya terkait dengan penempatan PKL di satu titik. Namun, hal itu tidak bisa dilaksanakan lantaran tidak sesuai dengan prinsip dari PKL itu sendiri.

    “Sebenarnya yang namanya PKL itu ya tidak menetap. Mereka ada yang didorong, ada yang gerobak dan lainnya. Jadi prinsipnya PKL itu dimana ada keramaian, di situ ada mereka. Sekarang banyak yang mau ke Kepandean, karena memang sekarang sudah ramai,” jelasnya. (DZH/ENK)

  • Ade Hadiri Haul Abuya Ibrahim

    Ade Hadiri Haul Abuya Ibrahim

    MALINGPING, BANPOS – Ribuan warga dan santri di Lebak Selatan (Baksel) menghadiri peringatan Haul Almarhum Abuya Ibrahim ke 32 yang berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Maulana Yusuf, Desa Pagelaran Kecamatan Malingping, Senin malam (8/08) kemarin.

    Diketahui, pada acara dimulai Pukul 20.00 Wib yang juga dihadiri Wakil Bupati Lebak (Wabup), Ade Sumardi, Kepala Kesbangpol Lebak, Sukanta dan para OPD yang lain serta jajaran Muspika setempat itu diisi kegiatan seperti Khataman Al-Qur’an  para santri Maulana Yusuf, Tawasul, Pembacaan Kalam Ilahi, Tabligh Akbar oleh KH Tabrizi dari Baros.

    Dalam sambutan, Ketua Panitia kegiatan sekaligus perwakilan keluarga Almarhum Abuya Ibrahim, KH Jamil M Yunus menyampaikan ucapan terimakasih kepada para jamaah yang telah hadir dalam acara tersebut.

    Menurut KH Jamil M Yunus, bahwa Haul Akbar ini dilaksanakan secara meriah yang perdana setelah 32 tahun wafatnya Almarhum Abuya Ibrahim.

    “Terima kasih kepada seluruh panitia dan semua pihak yang turut serta dalam kegiatan ini, termasuk seluruh pondok pesantren yang turut serta merencanakan kegiatan ini, kami dari keluarga besar Almarhum Abuya Ibrahim mengucapkan terima kasih. Alhamdulillah atas kepedulian dari semuanya apa yang direncanakan bisa berjalan sebagaimana mestinya,” ujar KH Jamil.

    Menurut KH Jamil, yang juga cucu dari almarhum Abuya Ibrahim ini, bahwa kakeknya itu adalah salah satu saksi sekaligus pelaku perlawanan terhadap agresi militer 1 dan 2 Belanda yang kala itu mendiang menjabat sebagai Wedana di Cilangkahan pada kisaran Tahun 1946-1949. Dan tantangan dari dalam adalah kelompok kiri dan kanan.

    Ditambahkan Jamil, setelah usai revolusi fisik yang diakhiri oleh perhelatan Konferensi Meja Bundar, Desember 1949, almarhum pun mengundurkan diri dari jabatan Wedana karena ingin konsentrasi mengurus santri.

    “Almarhum lahir pada 1891, di sela kesibukannya siar Islam dan mengurus Pondok Pesantren, oleh gurunya pada masa revolusi fisik itu, almarhum pernah diminta menjabat sebagai Wedana pertama di Cilangkahan pasca-Kemerdekaan RI. Dan pada saat beliau menjabat banyak tantangan yang dihadapi baik dari dalam dan dari luar. Dari luar yakni serangan agresi militer 1 dan 2 Belanda yang ingin menjajah kembali. Dan tantangan dari dalam adalah tekanan politik dari kelompok Komunis dan Darul Islam. Dan setelah agresi militer Belanda selesai, maka beliau pun mengundurkan diri sebagai Wedana karena ingin konsentrasi mengurus santri,” terangnya.

    Sementara, Wabup Lebak, Ade Sumardi berharap agar sejarah masa hidupnya Almarhum Abuya Ibrahim dapat memotivasi para santri yang saat ini tengah menimba ilmu agama di Ponpes. Wabup berpesan, agar catatan sejarah perjalanan Almarhum Abuya Ibrahim dapat diabadikan lewat karya buku, sehingga bisa menjadi pelajaran penting untuk generasi muda.

    “Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah mendiang almarhum Abuya Ibrahim. Selain tokoh pejuang, almarhum juga adalah salah satu penyebar Islam di Kabupaten Lebak. Saya pun selalu dapat cerita dari para Sepuh di Citorek bahwa Abuya Ibrahim adalah sosok kharismatik yang juga pernah mengajarkan agama di sana. Namun karena kurang literasi, sehingga jarang orang yang tau,” ungkap Ade Sumardi.

    Ade berharap, keluarga atau para murid almarhum harus menginisiasi pembuatan buku biografi tentang cerita perjalanan dan perjuangannya.

    “Saya mohon, sejarah Almarhum Abuya Ibrahim agar dibuatkan buku. Karena ternyata almarhum selain ulama, pejuang juga pejabat di masanya. Jadi ini motivasi, bagi para santri, untuk meraih cita-cita bisa jadi Bupati jadi gubernur, bahkan Presiden,” tutur Ade.

    Pada bagian akhir, Ade berpesan agar jiwa patriotisme di kalangan generasi muda tetap diajarkan. Yang terpenting, kata dia, tetap jaga kesatuan dan persatuan bangsa.

    “Mari kita tularkan patriotisme kebangsaan ke setiap generasi demi keutuhan bangsa.  Untuk para kiai, mohon do’a nya untuk negara ini agar selalu damai dan tentram,” papar Ade.

    Selanjutnya, secara simbolis Ade menyerahkan sumbangan bendera Merah Putih dalam upaya gerakan nasional 10 juta bendera kepada para kiai.(WDO/PBN)

  • Tranggono Ajak Wujudkan Banten Zero PMK

    Tranggono Ajak Wujudkan Banten Zero PMK

    SERANG, BANPOS –  Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan sangat dibutuhkannya peran serta semua pihak. Terus menekan angka kasus untuk mewujudkan Provinsi Banten zero PMK.

    Demikian diungkapkan Pj Sekda Banten Moch Tranggono, usai mengikuti Apel Siaga Pengendalian PMK di kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu) bersama Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Selasa (9/8).

    “Kemarin pada saat pencegahan kita telah membuat pos-pos pantau atau jaga, sehingga hewan yang masuk dapat terpantau dan lain sebagainya. Kita juga melibatkan stakeholder lainnya, BPBD, Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Kesehatan (Dinkes) dan dinas lainnya juga kita libatkan dalam rangka pengendalian PMK,” katanya.

    Ia menjelaslan, meski saat ini angka penularan penyakit tersebut masih terbilang rendah, namun dibutuhkannya langkah-langkah yang tepat untuk mengendalikan penyakit agar tidak semakin meluas.

    Berdasarkan data Dinas Pertanian  Banten, sejak Mei 2022 hingga 9 Agustus 2022, terdapat kasus PMK sekitar 2.498 ekor yang sembuh mencapai 2.007 ekor dengan tingkat kesembuhan mencapai 80,34 persen, sisa kasus sakit 216 ekor atau 0,02 persen.

    “Kita sebagai penyangga Ibu Kota Jakarta, jadi harus bisa tuntas,” katanya.

    Pada kesempatan itu juga, Provinsi Banten mendapatkan bantuan vaksin sebanyak 4.400 dosis dalam rangka penanganan dan pengendalian PMK. Tranggono berharap dengan hal tersebut tentunya dapat menekan angka penyebaran. Sampai dengan hari ini 9 Agustus 2022 sudah 6 kabupaten/kota bebas PMK dan tinggal 2 kab yang belum bebas yaitu Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang. 

    “Kita berharap sebagai kado Hari kemerdekaan RI ke- 77 tahun  Provinsi Banten dalam waktu dekat  segera menjadi ProvinsI Zona Hijau  atau Zero Case. Kami berterimakasih kepada Pemerintah Pusat karena ini sebagai kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Pemprov Banten,” ungkap Tranggono.

    Sementara itu, IInspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian Jan S. Maringka mengatakan dalam rangka efektifitas pengendalian PMK di Provinsi Banten, perlu dibangun sinergi dan kerjasama yang baik diantara seluruh stakeholder terkait, khususnya yang tergabung dalam Satgas Pengendalian PMK.

    “Ini bukan hanya dapat berhasil dari program Pemerintah Pusat saja, maka perlu bersama dengan Pemerintah Daerah, bekerjasana dengan TNI, Polri, dan Kejaksaan. Kita ingin itu bukan hanya di tingkat pusat, tap juga ingin implementasi itu terwujud bersama di daerah,” ujarnya.

    Selain melakukan vaksinasi kepada hewan, ia juga menyampaikan pihaknya akan berencana melakukan pemotongan paksa atau bersyarat sebagai langkah pencegahan penyebaran kasus PMK. Dimana dalam pemotongan paksa Pemerintah telah menyiapkan bantuan untuk pemilik hewan tersebut 

    “Kita berharap dengan potong paksa ini satu minggu ke depan menjadi kado yang terindah di Provinsi Banten, kita ingin mewujudkan Banten ini zero PMK,” katanya. (RUS/AZM)

  • KUA PPAS 2023 Diharap Mencerminkan Kebijakan Pro Rakyat

    KUA PPAS 2023 Diharap Mencerminkan Kebijakan Pro Rakyat

    LEBAK, BANPOS – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menandatangani Nota Kesepakatan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Lebak Tahun Anggaran 2023 yang telah disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab. Lebak pada Rapat Paripurna Dewan. Bertempat di RR Paripurna DPRD Lebak, Senin (8/8).

    Dalam sambutannya Iti menyampaikan, penyusunan KUA dan PPAS dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian penyusunan APBD, dimana hal ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.

    Iti menjelaskan berdasarkan Perbup Nomor 34 Tahun 2022 Tentang RKPD Tahun 2023 telah dirumuskan tema Pembangunan Daerah Tahun 2023 adalah “Akselerasi Pertumbuhan Industri Pariwisata Untuk Pemulihan Ekonomi” dengan prioritas pembangunan daerah sebagaimana berikut; peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, peningkatan kualitas infrastruktur dengan tetap memelihara kualitas lingkungan hidup, serta peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan.

    “Tema dan prioritas pembangunan juga disusun dengan memperhatikan sinergitas arah pembangunan Nasional dan Provinsi Banten, serta dengan memperhatikan dinamika daerah dan hasil musrenbang,” tegas Iti.

    Sementara itu, Ketua DPRD Kab. Lebak Agil Zulfikar berharap Rancangan KUA dan PPAS APBD Kab. Lebak TA 2023 ini dapat segera diproses menurut ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

    “Kami harapkan Rancangan KUA dan PPAS APBD Kabupaten Lebak Tahun Anggaran 2023 tersebut agar segera diproses menurut ketentuan Perundang-undangan yang berlaku,” ungkap Agil.

    Terpisah, pengamat kebijakan publik Harits Hijrah Wicaksana memberikan pandangan bahwa dengan adanya kesepakatan ini membawa angin segar terhadap pembangunan di Lebak.

    “Dari apa yang saya lihat, kesepakatan yang dilakukan oleh bupati dan didukung oleh DPRD Lebak ini akan adalah suatu langkah strategis untuk membangun kembali baik dari sisi ekonomi, infrastruktur, sosial dan budaya pasca bergelut dengan pandemi,” kata Harits yang juga ketua STISIP Setia Budhi Rangkasbitung tersebut kepada BANPOS, Selasa (9/8).

    Harits juga mengungkapkan bahwa ia melihat keseriusan dalam menatap pembangunan baik dari sisi eksekutif dan legislatif, juga untuk menyokong visi misi bupati yang terhambat oleh pandemi.

    “Dari sudut pandang politis  saya melihat keseriusan yang di lakukan baik dari Eksekutif maupun legislatif, sinergitas yang dilakukan dapat memudahkan program akselerasi segera terealisasikan jangan sampai ada yang terhambat kembali karena kebijakan lain,”

    “Tentunya ini bisa membantu Bupati mewujudkan visi misinya yang beberapa tahun tertunda oleh pandemi, bukan hanya tentang pariwisata tentunya , salah satunya infrastruktur sarana prasarana untuk mendukung pariwisata itu sendiri serta Masyarakat atau SDM nya juga perlu diperhatikan,” ungkapnya.

    Harits juga menekankan kepada pemerintah agar tidak lupa memenuhi kewajiban terhadap masyarakat. “Jangan sampai pembangunan yang berharap kemajuan ini meninggalkan luka kepada masyarakat, Jangan ada masyarakat yang termarjinalkan, misal ada hak yang harus dipenuhi oleh pemerintah kepada masyarakat guna melancarkan pembangunan haruslah segera dipenuhi, jangan sampai ditunda,” tegas Harits.(MG-01/PBN)