Penulis: Gina Maslahat

  • Antisipasi Makanan Berbahaya, BPOM Intervensi Pasar Blok F

    Antisipasi Makanan Berbahaya, BPOM Intervensi Pasar Blok F

     

    CILEGON, BANPOS – Sebanyak 150 pedagang olahan makanan (kerupuk, tahu, frozen food) di Pasar Blok F atau Pasar Kelapa, Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan Cilegon diberi edukasi dan pelatihan bahaya makanan yang mengandung rhodamin, boraks dan kandungan berbahaya lainya oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Serang.

    Hasil pantauan di Pasar Blok F, perwakilan pedagang olahan makanan diberi edukasi oleh BPOM bahaya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat berbahaya lainya. 

    Kordinator Kelompok Subtansi Informasi dan Komunikasi, BPOM Serang, Ratih Eka mengatakan, tujuan digelarnya pelatihan dan edukasi kepada para pedagang ini untuk memberi rasa aman kepada masyarakat terhadap bahaya makanan yang mengandung boraks formalin dan 2 pewarna tekstil. 

    “Kegiatan ini masih masuk dalam bagian dari program pasar aman berbasis komunitas, jadi aman dari bahan berbahaya boraks formalin dan 2 pewarna tekstil,” kata Ratih ditemui di Pasar Blok F,” Jumat (15/7) lalu. 

    Ratih menambahkan, Pasar Blok F Kota Cilegon, merupakan salah satu pasar di Kota Cilegon yang dipilih untuk di intervensi oleh BPOM. “Berdasarkan survei, kita dapat data bahwa di sinilah yang paling memenuhi kriteria pasar sehat, dibanding yang lain, nilainya yang paling tertinggi, jadi kita intervensi sebelum penyuluhan juga melakukan monitoring dan evaluasi,” ujarnya. 

    Ia menyatakan, dalam melakukan monitoring dan evaluasi atau monev, dengan menguji sampling produk pangan yang dicurigai, kemudian uji ketika ada yang positif bahan berbahaya. “Dari 100 sampel yang kami lakukan pengujian, kita hanya temukan 2 makanan yang mengandung zat berbahaya di Pasar Blok F. Yaitu, mie kuning dan kerupuk,” ucapnya.

    Ratih menyatakan, dalam kegiatan penyuluhan ini memberikan edukasi dan informasi seperti apa bahan yang berbahaya. “Memberi informasi bahan berbahaya itu seperti apa, contohnya seperti apa, terus bahayanya pada kesehatan seperti apa dan kedepannya akan ada lagi tahapan kedua,” jelasnya. 

    Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Blok F, Dani Rachmat mengaku bersyukur Pasar Blok F menjadi salah satu pasar di Kota Cilegon yang diintervensi oleh BPOM sebagai pasar yang bisa menguji makanan zat berbahaya. 

    “Untuk di sini (Pasar Blok F) kami sudah siapkan 2 petugas UPTD untuk menguji makanan yang diduga mengandung zat berbahaya. Selain petugas, semua peralatan pengujian sampel makanan diberikan langsung oleh BPOM. Jadi, jika ada masyarakat yang ingin memastikan makanan tersebut mengandung makanan berbahaya apa tidak bisa dilakukan pengujian di Pasar Blok F secara gratis,” papar Dani. 

    Disinggung soal total pedagang jualan makanan olahan, kata Dani, untuk di Pasar Blok F, total pedagang makanan olahan ada sebanyak 150 orang dari total 400 pedagang aktif. “Saya berharap, dengan adanya petugas ini bisa memberikan kepastian dan rasa aman kepada masyarakat Cilegon terhadap makanan yang mengandung zat berbahaya,” tandasnya. (LUK/RUL)

  • PWI Kota Serang Gelar Press Tour di Tiga Provinsi

    PWI Kota Serang Gelar Press Tour di Tiga Provinsi

     

    DALAM upaya mengoptimalkan serta menguatkan SDM dan menjaga kekompakan pengurus, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Serang melakukan Press Tour ke beberapa Lokasi di Pulau Jawa.  Pelaksanaan Press tour tersebut sekaligus dirangkai dengan kegiatan Rapat Kerja atau Konferensi Kerja  PWI Kota Serang.

    Kegiatan tersebut, digelar di 3 Provinsi, yakni Wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Beberapa Lokasi yang menjadi tempat pelaksanaan Press Tour PWI Kota Serang, diantaranya Malang, Bromo, Kota Batu, hingga Yogyakarta. 

    Dalam laporanya, Ketua Panitia Pelaksana Iman Esa Firmansyah mengatakan, 40 Peserta mengikuti Kegiatan Presstour, bahkan Ketua dan Sekretaris PWI Banten turut serta dalam kegiatan Press Tour yang digelar oleh PWI Kota Serang. 

    “Kegiatan ini berjalan dengan lancar, ini merupakan program tahunan PWI Kota Serang, karna setelah pandemi melanda jadi tertunda,” jelasnya.

    Kegiatan ini, lanjut Iman Esa Firmansyah harusnya setiap tahun tapi karena dunia dilanda pandemi Covid – 19 jadi tertunda dan di tahun 2022 ini bisa terlaksana. 

    “Kami ucapkan juga kepada para panitia dan pengurus PWI Kota Serang yang sudah bekerja agar kegiatan dapat terlaksana,” ucapnya.

    Ketua PWI Kota Serang, Teguh Akbar Idham mengatakan, pada prinsipnya jajaran pengurus PWI Kota Serang ingin mengoptimalkan kinerja dan kekompakan SDM dari jajaran PWI Kota Serang, kegiatan ini juga sebagai program tahunan yang sudah direncana sebelumnya.

    “Alhamdulilah, kegiatan Press Tour ini berjalan Lancar, kita juga di Support oleh Pemerintah Kota Serang, Bank BJB, Universitas Primagraha, Dinas PUPR, dan beberapa pihak yang sudah ikut mensukseskan rangkaian kegiatan Press Tour, dan Rapat Kerja PWI Kota Serang,” ungkap Akbar. 

    Akbar menambahkan, pelaksanaan Rapat Kerja pertama dilaksanakan di Kaki Gunung Semeru, yang berlokasi di Jawa Timur. 

    “Selanjutnya kita juga akan ke Yogyakarta sebagai tujuan terakhir kegiatan Pres Tour, dan Rapat Kerja PWI Kota Serang,” pungkasnya.

    Sementara itu, Ketua PWI Provinsi Banten, Rian Nopandra, didampingi Sekretaris Nasrudin mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan jajaran pengurus PWI Kota Serang. 

    “Ini wujud Kekompakan Teman-teman PWI, Khususnya di wilayah Kota Serang, yang dengan kompak melaksanakan Kegiatan Rapat Kerja dibarengi dengan Press Tour ke Beberapa Lokasi di wilayah Pulau Jawa,” ujarnya. 

    Ketua PWI Banten yang akrab disapa Opan ini berharap, agar pengurus PWI di Kota/Kabupaten yang ada di Provinsi Banten, bisa terus mengoptimalkan kinerja dalam berorganisasi.

    “Di era saat ini selain melaksanakan program kerja, saya juga berharap teman-teman dapat membuat ide-ide kreatif yang kemudian dapat berguna bagi tumbuh kembang organisasi dan juga masyarakat tentunya,” tandas Opan.(ENK)

     

  • Banyak Yang Sepelekan Stunting, Perempuan HKTI Turun Tangan

    Banyak Yang Sepelekan Stunting, Perempuan HKTI Turun Tangan

     

    SERANG, BANPOS – Perempuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Banten turun tangan menekan angka stunting di Provinsi Banten. Penyakit ini sudah begitu meresahkan sehingga tidak boleh disepelekan, karena bisa menyebabkan kematian bagi ibu hamil.

    Ketua Perempuan Tani HKTI Provinsi Banten, Lindra Octora, mengatakan bahwa pihaknya menjadikan permasalahan stunting sebagai permasalahan utama, yang hendak diselesaikan oleh pihaknya.

    “Kami kerjasama dengan petani dan peternak ayam petelur, kami bagikan itu kepada masyarakat untuk membantu menyelesaikan masalah stunting,” ujarnya saat diwawancara awak media, kemarin.

    Ia menegaskan bahwa stunting merupakan permasalahan yang tidak bisa disepelekan. Kendati demikian, banyak pihak yang justru menyepelekan, dengan tidak memperhatikan gizi bagi anak maupun ibu yang tengah mengandung.

    “Stunting itu berbahaya. Mungkin kita banyak yang menganggap sepele, tapi sebenarnya sangat berbahaya. Apalagi bisa mengakibatkan kematian bagi ibu hamil. Maka kami sebagai perempuan tani lebih fokus ke arah stunting,” terangnya.

    Menurutnya, pembagian bantuan bagi masyarakat untuk mencegah stunting, telah dilakukan oleh pihaknya di beberapa daerah. Akan tetapi, ia mengakui bahwa yang pihaknya lakukan masih belum maksimal.

    “Kami maunya merata sih ya di sejumlah daerah di Provinsi Banten. Tapi karena ada Covid, kami sempat berhenti, jadi kami maksimalkan di tim-tim yang ada di kabupaten kota untuk menyalurkan bantuan,” katanya.

    Salah satu daerah yang dilakukan intervensi secara khusus ialah Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon dan Kabupaten Tangerang. Nantinya, seluruh daerah akan turut diintervensi oleh pihaknya.

    “Harapannya sih kami bisa berkesinambungan dengan pemerintah Provinsi Banten, baik di bidang pertanian maupun lainnya, agar dapat melakukan pencegahan stunting,” tandasnya.(DZH/ENK)

     

  • Pemkot Serang Sediakan Pelatihan Bahasa untuk Pekerja Migran

    Pemkot Serang Sediakan Pelatihan Bahasa untuk Pekerja Migran

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin, menerima kunjungan dan beraudiensi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Banten Wilayah Serang, Jumat (15/7) di Aula Setda lantai 2, Puspemkot Serang. Pada kesempatan tersebut, Syafrudin mengaku akan menyediakan balai pelatihan berbahasa bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kota Serang.

    Hal itu menyusul adanya informasi peluang kerja ke luar negeri untuk masyarakat Kota Serang seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman. Namun, untuk dapat bekerja di negara-negara tersebut, calon PMI harus dapat menguasai bahasa tergantung ke negara mana yang akan dituju.

    Pada kesempatan tersebut, Syafrudin mengakui banyaknya angka pengangguran di Kota Serang, terutama lulusan SLTA yang tidak memiliki keahlian khusus. Sehingga, dengan adanya peluang kerja ke luar negeri ini, pihaknya akan mendukung salah satunya untuk mengurangi angka pengangguran.

    “Saya kira ini peluang yang sangat baik, memang kota Serang ini sebenarnya pengangguran banyak yang pertama lulusan-lulusan SLTA yang umum, tidak spesifikasi seperti SMK yang sudah punya keahlian. Kalau SLTA dari SMA itu malah lebih banyak (pengangguran) di Kota Serang,” ungkapnya.

    Berdasarkan informasi bahwa yang dibutuhkan untuk PMI saat ini adalah dari jurusan keperawatan. Syafrudin mengatakan sebenarnya banyak sekali sekolah di Kota Serang dengan jurusan keperawatan.

    “Ada sekolah yang jurusan kebidanan seperti di Legok, kemudian di perbatasan Kota Serang juga ada, Kalodran, di Jalan Raya Baros-Pandeglang dan ada juga di Banjarsari. Jadi banyak kemudian setiap tahun itu terus mencetak perawat dan bidan dari sekolah-sekolah tersebut,” tuturnya.

    Ia mengakui dari para lulusan keperawatan atau kebidanan tersebut memiliki kelemahan-kelemahannya yang harus ditunjang dengan Bahasa seperti bahasa Jepang dan Korea. Oleh sebab itu, untuk menutupi kelemahan tersebut, ia mengajak BP3MI untuk melakukan MoU bersama Pemkot Serang yang akan menjadi jaminan untuk membiayai terutama pelatihan-pelatihan yang harus dibantu.

    “Entah pelatihan ini ada di Disnaker, jadi membuka peluang untuk pelatihan berbahasa Jepang dan berbahasa Korea dan Jerman. Saya kira 3 bahasa ini memang yang harus kita kuasai, kalau tidak menguasai tentu ada kesulitan nantinya untuk persyaratan,” terangnya.

    Syafrudin menjelaskan, pihaknya sangat mendukung dengan adanya program ini dari BP3MI untuk bekerjasama atau MoU dengan Pemkot Serang. Nantinya, baik Pemkot maupun BP3MI akan bersama-sama dengan dinas terkait ada sosialisasi kepada sekolah-sekolah menengah atas terutama yang ada di Kota Serang.

    “Sekalipun kewenangannya SMA itu bukan kewenangan Pemkot, tetapi lebih baik kita memberikan sosialisasi kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Serang, sekolah keperawatan. Apalagi dengan membuat brosurnya itu lebih baik, nanti brosur ditempel di setiap sekolah,”katanya.

    Sub Koordinator Penyiapan Penempatan BP3MI Banten Wilayah Serang, Dadi Mulyadi mengatakan, peluang kerja keluar negeri tersebut merupakan salah satu program G to G dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia atau BP2MI.

    “Tujuannya untuk menempatkan calon tenaga kerja Indonesia keluar negeri dengan bekerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan negara tujuan,” ujar Dadi Mulyadi.

    Dadi menyebutkan bahwa untuk di Jepang dan Jerman, tidak disyaratkan untuk bisa berbahasa Jerman. Akan tetapi, untuk Jepang dan Jerman minimal menguasai dasar bahasa kedua negara tersebut.

    “Kalau Jerman itu administrasi saja dulu langsung ke kantor, nanti seleksi wawancara difasilitasi oleh BP3MI. Kalau lulus nanti langsung dididik oleh Jerman, untuk lulusannya perawat,” tandasnya. (MUF) 

     

  • Penilaian SPI KPK Masih Harus Diperbaiki Inspektorat Banten Suarakan Cegah Korupsi

    Penilaian SPI KPK Masih Harus Diperbaiki Inspektorat Banten Suarakan Cegah Korupsi

     

    SERANG, BANPOS – Kasus dugaan tindak pidana korupsi yang masih terjadi terhadap pengelolaan APBD Banten, membuat pemerintah setempat terus berupaya dan mengajak semua pihak untuk bersama meningkatkan integritas birokrasi. 

    Auditor Muda Inspektorat Banten Ratu Syafitri Muhayati saat membacakan sambutan Plt Inspektur Banten, Usman Asshiddiqi Qohara dalam kegiatan serial Bincang Jawara Aksi #1 dengan tema “Penguatan Sistem Pencegahan Korupsi yang Terintegrasi dan Berdayaguna” yang dilaksanakan secara virtual, Jumat (15/7) mengungkapkan, salah satu upaya dalam pemberantasan korupsi adalah melalui Survei Penilaian Integritas (SPI), merupakan survei untuk memetakan risiko korupsi dan kemajuan upaya pencegahan korupsi yang dilakukan Pemerintah Daerah.

    “Hasil pemetaan dari SPI dapat dijadikan dasar untuk menyusun rekomendasi peningkatan upaya pencegahan korupsi melalui rencana aksi sesuai karakteristik masing-masing Pemerintah Daerah,” ungkapnya.

    Menurutnya, pada tahun 2021 hasil penilaian SPI yang dilakukan KPK RI, Provinsi Banten mendapatkan skor sebesar 61,4. Dari nilai tersebut, masih terdapat beberapa hal yang mesti diperbaiki dan ditingkatkan.

    “Sosialisasi antikorupsi hendaknya dirancang agar efektif berdayaguna menjadikan kalangan pegawai dapat menghindari konflik kepentingan, melaporkan/menolak gratifikasi/suap dan melaporkan tindak pidana korupsi yang dilihat/didengar/diketahui,” katanya. 

    “Semoga bersama seluruh elemen masyarakat Banten dapat menjadikan Banten berintegritas,” sambungnya. 

    Selain menjadi Auditor Muda pada Inspektorat Provinsi Banten, Ratu Syafitri Muhayati juga menjadi Ketua Forum Penyuluh Antikorupsi Provinsi Banten. 

    Pada kesempatan itu, dirinya menilai dengan terus dilakukan sosialisasi antikorupsi dapat meningkatkan skor indeks persepsi pengendalian korupsi di Provinsi Banten. 

    “Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan skor indeks persepsi pengendalian korupsi di Provinsi Banten,” tandasnya. 

    Diketahui, pada saat ini Provinsi Banten mengikuti Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2022 oleh KPK RI, kegiatan SPI tersebut berlangsung pada bulan Juli hingga September 2022.

    Diberitakan sebelumnya, kasus yang ditangani oleh kejaksaan, kepolisian dan KPK karena terindikasi korupsi atas APBD Banten yakni, pengadaan lahan Samsat Malingping pada Bapenda, pembajakan pajak di Samsat Kelapa Dua pada Bapenda, pengadaan masker di Dinas Kesehatan, pengadaan lahan SMKN 7 Kota Tangerang Selatan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), dan penyalahgunaan Feasibility Study (FS) untuk pengadaan lahan unit sekolah baru (USB) dan perluasan lahan SMAN/SMKN di Dindikbud, serta dugaan korupsi biaya operasional (BOP) Gubernur Banten dan wakilnya periode 2017-2022 yang dilaporkan oleh MAKI.(RUS/ENK)

     

  • Polda Banten Ungkap Sindikat Pengoplos Gas LPG

    Polda Banten Ungkap Sindikat Pengoplos Gas LPG

    SERANG, BANPOS – Sindikat pengoplos tabung gas LPG bersubsidi berhasil dibongkar oleh Polda Banten. Sindikat tersebut diduga telah melakukan tindak pidana penyalahgunaan pengangkutan dan niaga LPG yang disubsidi oleh pemerintah, dengan memindahkan isi gas LPG subsidi ukuran 3 kg ke tabung gas LPG ukuran 12 kg non subsidi.

    Kanit 4 Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Banten, Kompol Trisno Tahan Uji, menuturkan bahwa pihaknya membongkar aksi sindikat tersebut di Kampung Ragas Grenyang Desa Argawanan Kecamatan Puloampel Kabupaten Serang, pada Selasa (21/6) lalu, sekitar pukul 17.30 WIB.

    “Perbuatan tersebut dilakukan oleh dua orang tersangka berinisial MU dan TK,” ujarnya kepada awak media saat diwawancara di Mapolda Banten, Jumat (15/7).

    Trisno menuturkan bahwa dari dua tersangka itu, tim penyidik baru melakukan penangkapan terhadap salah satu tersangka yaitu MU (43). Sedangkan satu orang tersangka lainnya, berinisial TK masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).

    Dalam kasus ini, MU berperan sebagai operator yang memindahkan gas LPG 3 kg ke tabung gas LPG ukuran 12 kg. Sementara TK berperan sebagai pemodal.

    “TK membeli tabung gas 3 kg dari pangkalan atau dan warung dan memasarkan tabung gas 12 kg hasil dari pemindahan LPG 3 kg yang dilakukan oleh MU,” katanya.

    Trisno menuturkan, berdasarkan hasil penyidikan, modus operandi yang dilakukan oleh tersangka adalah dengan membeli LPG 3 kg subsidi. Lalu, tersangka memindahkan isi gas tersebut menggunakan alat suntik gas, ke tabung LPG non subsidi berukuran 12 kg.

    “Supaya tidak terjadi ledakan pada saat melakukan penyuntikan, pelaku menggunakan es batu untuk menurunkan suhu serta mempercepat proses pemindahan,” ucapnya.

    Dalam aksinya, para tersangka menggunakan empat tabung gas LPG ukuran 3 kg, untuk mengisi tabung gas LPG ukuran 12 kg. Para tersangka membeli tabung gas LPG ukuran 3 kg seharga Rp18 ribu, dan menjual tabung gas non subsidi ukuran 12 kg seharga Rp145 ribu, sehingga didapati keuntungan sebesar Rp73 ribu per tabung.

    “Dalam sehari pelaku mampu menghasilkan 16-17 tabung LPG non subsidi ukuran 12 kg. Hasil analisa penyidik tersangka mendapat keuntungan sebesar Rp1.241.000 per hari,” ungkapnya.

    Dari hasil penyidikan, lanjut Tresno, tersangka telah menjalankan usahanya selama dua bulan. Selama dua bulan, para tersangka menjual gas oplosan tersebut ke tempat-tempat makan, menggunakan PT Sofa Marwah Gasindo, yang juga tidak terdaftar sebagai perusahaan penyalur gas LPG.

    Atas perbuatan kedua tersangka, penyidik menjerat dengan pasal 55 UU nomor 22 tahun 2021 tentang Minyak Gas dan Bumi, sebagaimana telah diubah dengan pasal 40 angka 9 UU nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

    “Serta pasal 62 Jo pasal 8 huruf b dan c UU nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Jo pasal 55 ayat (1) ke 1e KUHPidana dengan ancaman maksimal 6 tahun penjara dan denda maksimal Rp 60 miliar,” tandasnya. (DZH)

     

  •  Masuki Tahap Akhir, Astra Gelar Uji Beban Jembatan Ciujung

     Masuki Tahap Akhir, Astra Gelar Uji Beban Jembatan Ciujung

     

    Astra Tol Tangerang-Merak akan melakukan kegiatan uji beban atau loading test pada Jembatan Ciujung. Kegiatan tersebut menandai bahwa pembangunan pelebaran jembatan Ciujung memasuki tahap akhir pekerjaan.

    Kepala Departemen Manajemen CSR dan Humas, Uswatun Hasanah, menjelaskan bahwa proses rekonstruksi jembatan Ciujung meliputi penambahan lajur jembatan, perkuatan jembatan serta penggantian dudukan jembatan dan telah dimulai sejak Januari 2021. Saat kini, rekonstruksi tersebut menemui tahap akhir.

    “Sebelum jembatan beroperasi, perlu dilakukan pengujian berupa uji beban untuk memastikan jembatan laik fungsi,” ujarnya, Minggu (17/7).

    Ia mengatakan, pada kegiatan uji beban meliputi uji dinamis dan uji statis. Dimana, kedua uji tersebut akan melibatkan total 30 truk bermuatan 35 ton di atas jembatan Ciujung.

    “Uji beban akan dilakukan secara 2 tahap, yaitu untuk jembatan baja (Arah Jakarta) dan jembatan beton (Arah Merak),” katanya.

    Uswatun Hasanah mengungkapkan, pengguna jalan yang berencana bepergian menuju Banten ataupun Jakarta, wajib menyimak tanggal-tanggal pelaksanaan uji beban berikut agar dapat merencanakan perjalanan lebih baik. Uji beban tahap 1 akan dilakukan pada tanggal 19-20 Juli 2022, untuk jembatan arah Jakarta. Uji beban tahap 2 pada tanggal 25-26 Juli 2022 untuk arah sebaliknya yaitu jembatan arah Merak.

    “Pada uji beban tahap 1, lalu lintas arah Jakarta akan dialihkan sementara atau contra flow pada jembatan arah Merak dengan menyediakan satu lajur. Demikian sebaliknya, uji beban tahap 2 arah Merak dengan metode yang sama dan penyesuaian contra flow pada jembatan arah Jakarta,” jelasnya.

    Ia mengimbau, sebagai jalur alternatif, pengguna jalan tol Tangerang-Merak yang hendak pergi ke arah Merak, dapat keluar melalui gerbang tol Cikande dan masuk kembali melalui gerbang tol Ciujung. Sebaliknya, untuk yang berpergian ke arah Jakarta, dapat keluar melalui gerbang tol Ciujung dan masuk kembali melalui gerbang tol Cikande.

    “Harap selalu berhati-hati dalam berkendara dan patuhi aturan dari petugas,” tandasnya. (MUF)

     

  • DPT ‘Hantu’ Teridentifikasi

    DPT ‘Hantu’ Teridentifikasi

    SERANG, BANPOS – Ribuan data pemilih tetap (DPT) tidak valid teridentifikasi berdasarkan hasil sensus daring bulan Januari hingga Maret tahun 2020. Hasilnya, terdapat 7.000 DPT disoroti dengan 4.210 DPT tersebut dinyatakan telah memiliki akta kematian.

    Ketua KPU Kota Serang, Ade Jahran, mengungkapkan bahaya dari masih banyaknya DPT tidak valid itu akan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, karena surat panggilan dari petugas akan terus dikirimkan kepada nama-nama tersebut.

    “Bahayanya, kalau selama itu belum dicoret di DPT pasti dapat surat panggilan yang takutnya disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Misalkan orangnya enggak ada, tapi dia bisa nyoblos,” ungkapnya, Jumat (15/7) usai rapat koordinasi (Rakor) di Pemkot Serang.

    Ia mengkhawatirkan apabila ada pemilih tetap yang sudah meninggal, namun namanya masih digunakan untuk memilih. Sehingga pihaknya mengantisipasi dengan meminta para camat dan lurah agar melakukan verifikasi atau cek dan ricek ke masing-masing alamat berdasarkan data sensus tersebut.

    “Itu kekhawatiran kita, jangan sampai nanti ada orang yang sudah meninggal tapi dia bisa milih. Antisipasi kita bagaimana mengumpulkan para lurah, para camat di sini (Pemkot Serang), mudah-mudahan mereka bisa kerjasama dengan kita,” tuturnya.

    Ade Jahran mengungkapkan, meskipun DPT hantu tersebut hanya 5 persen dari total DPT se-Kota Serang, namun pihaknya akan melakukan verifikasi secepatnya melalui camat dan lurah yang melakukan pendataan ulang. Sebab, apabila dari ribuan DPT yang belum diberikan status apakah meninggal dunia atau pindah domisili, data sensus tidak dapat terinput.

    “Harapan kami pak lurah Bu Lurah ini mendata ulang, data kita sudah kasih semuanya mulai nama, alamat, RT, tanggal lahir, itu semua sudah kita kasih. Ke depan mudah-mudahan Pak Lurah Bu Lurah bisa melakukan semacam pencocokan di tingkat RT RW,” terangnya.

    Ia menjelaskan, proses verifikasi ditarget sebelum bulan Oktober semuanya sudah selesai, sehingga nanti dari Lurah bisa menyampaikan data ke KPU atau ke pihak Disdukcapil apabila sudah ada persyaratan-persyaratannya. Sebab, Disdukcapil tidak mencoret nama-nama tersebut karena memang ada syarat yang belum terpenuhi seperti keterangan kematian apabila warga tersebut sudah meninggal dunia dengan menyerahkan KTP yang bersangkutan.

    “Mudah-mudahan dengan adanya rakor ini, persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan oleh Disdukcapil ada. Misalnya surat kematian dan sebagainya itu ada, sehingga nanti Disdukcapil langsung mencoret nama-nama tersebut,” ucapnya.

    Ade berharap, proses cek dan ricek oleh para lurah ini sudah berprogres pada 7 hingga 14 hari ke depan. Kemudian nama-nama yang terdapat di DPT namun tidak valid tersebut dapat dicoret, sehingga tidak ada lagi surat panggilan untuk memilih di hari H pemilu 2024.

    “Kami ingin secepatnya, sebelum Oktober selesai, tapi kita mudah-mudahan 7 sampai 14 hari ke depan sudah ada progres, sehingga nanti sebelum Oktober kita sudah beres semuanya,” katanya.

    Ia sendiri menampik bahwa ribuan DPT hantu tersebut merupakan kelalaian pihak KPU Kota Serang. Sebab, ada banyak faktor salah satunya yaitu masyarakat tidak melaporkan apabila ada anggota keluarganya yang meninggal sehingga masih dianggap hidup dan ada di daftar DPT.

    “Saya sih tidak bilang begitu, kenapa demikian kalau kita kan menerima (data dan informasi). Kalau masalah tadi itu faktornya mungkin bukan kelalaian, makanya kita berharap RT RW atau masyarakat pada umumnya untuk melaporkan bagi keluarganya yang meninggal atau keluarganya yang pindah memilih,” jelasnya.

    Diakhir ia memprediksi adanya kemungkinan penambahan DPT pada Pemilu tahun 2024. Menurutnya, pemilih akan selalu terus bertambah meski tidak terlalu signifikan angkanya sekitar 5 sampai 10 persen.

    “Termasuk yang masuk ke sini (Kota Serang) juga banyak. Tahun kemarin sih kenaikannya tidak signifikan, tapi diprediksi untuk sampai 2024 itu pasti akan ada penambahan, walaupun tidak banyak,” tandasnya.

    Sementara itu, Walikota Serang, Syafrudin, mengungkapkan bahwa jumlah DPT hantu sebanyak 4.210 itu sangat rawan sekali. Karena jumlah suara tersebut bisa menghasilkan satu kursi legislatif di Kota Serang.

    “Rawanlah. Oleh karena itu pada hari ini (Jumat) dikumpulkan semua kepala kelurahan, karena dengan data 4.210 banyak bisa 1 kursi jadi sangat rawan sekali. Jangan sampai ada orang ngomong ‘orang yang sudah meninggal bisa nyoblos’,” ucapnya.

    Ia berharap, DPT Pemilu tahun 2024 harus valid, orangnya ada, datanya ada. Ia menegaskan, jangan sampai orangnya tidak ada tetapi datanya ada bahkan bisa mencoblos.

    “Targetnya sebenarnya ada di bulan ini sampai Desember, tapi kami berharap di bulan Agustus-September ini sudah harus selesai,” tandasnya.

    Sekadar diketahui, dalam DPT tidak valid saat ini terbanyak di Kecamatan Serang dengan data sebanyak 1.400 DPT. Kemudian, total DPT tidak valid sebanyak lebih dari 7.000, kemudian 3.000 diantaranya sudah memiliki akta kematian, sisanya sebanyak 4.210 DPT masih belum ada keterangan.

    Terpisah, DPT pada Pemilu 2024 di Kota Cilegon diprediksi akan terjadi peningkatan jumlah pemilih. Hal itu dikatakan Ketua KPU Kota Cilegon, Irfan Alfi.

    Irfan menyatakan, jika dilihat dari data grafik kenaikan data pemilih di Kota Cilegon pada triwulan II 2022 berada di angka 303.862. Sementara pada Data Pemutakhiran Tetap pada 2019 sebanyak 290.571.

    “Pada Pemilu 2019 silam, jumlah DPT di Kota Cilegon sebanyak 290.571. Dari 2019 ke 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen. Sedangkan pada 2020 ke 2021 mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen dan 2021 ke triwulan II tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,0069 persen,” kata Irfan saat dikonfirmasi kemarin.

    Irfan mengatakan jika melihat dari data pemutakhiran pada Januari 2022, jumlah daftar pemilih sebelumnya ada sebanyak 303.779, potensi baru sebanyak 102, daftar pemilih sekarang ada 302.791.

    Pada Februari 2022, jumlah daftar pemilih sebelumnya 303.791, potensi pemilih baru 55 dan daftar pemilih sekarang 303.815. Pada Maret jumlah daftar pemilih sebelumnya, 303.815, potensi pemilih baru 80, daftar pemilih sekarang 303.823.

    Selanjutnya, April jumlah daftar pemilih sebelumnya, 303.823, potensi pemilih baru 59, daftar pemilih sekarang 303.834, Pada Mei jumlah daftar pemilih sebelumnya 303.834, potensi pemilih baru 50 dan daftar pemilih sekarang 303.849 dan pada Juni jumlah daftar pemilih sebelumnya, 303.849, potensi pemilih baru 105 dan daftar pemilih sekarang 303.862.

    “Kalau dilihat dari jenis kelamin sendiri, data pemutakhiran pada Januari 2022 untuk laki-laki sebanyak 152.483, perempuan 151.308, Februari jenis kelamin laki-laki 152.495, perempuan 151.320 dan Maret jenis kelamin laki-laki 152.449 dan perempuan sebanyak 151324,” tuturnya.

    Kemudian Irfan menjelaskan, meningkatnya jumlah DPT disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah usia pemilih pemula untuk menyalurkan hak pilihnya.

    “Untuk kepastian berapa penambahan jumlah DPT akan bisa dilihat di 2023 mendatang,” ujarnya.

    Selain jumlah DPT yang diprediksi bertambah, otomatis jumlah TPS (Tempat Pemungutan Suara) di Kota Cilegon juga akan bertambah. Di mana, pada Pemilu 2019, jumlah TPS sebanyak 1.214.

    Irfan menambahkan, bertambahnya jumlah TPS ini dapat bergantung pada bertambahnya jumlah penduduk di Kota Cilegon.

    “Otomatis seandainya nanti misalkan ada penambahan jumlah penduduk, juga akan berpengaruh pada ketersediaan jumlah TPS. Nanti kita lihat dulu berapa total jumlah penduduk di Kota Cilegon nanti,” tandasnya. (LUK/MUF/PBN)

  • Kinerja Al Dinilai Belum Maksimal

    Kinerja Al Dinilai Belum Maksimal

    SERANG, BANPOS – Kinerja Pj Gubernur Banten Al Muktabar yang pada tanggal 13 Juli lalu genap 3 bulan memimpin Provinsi Banten, masih dianggap belum maksimal.

    Diketahui, Al Muktabar dilantik menjadi Pj Gubernur Banten pada tanggal 13 Mei lalu. Al ditunjuk oleh Presiden Jokowi guna mengisi kekosongan jabatan, setelah Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) dan wakilnya, Andika Hazrumy habis masa jabatannya pada  12 Mei lalu.

    Tokoh Masyarakat yang juga aktivis KP3B, TB Mochamad Sjarkawie, Minggu (17/7)  mengatakan,  Al Muktabar dianggap masih belum memenuhi keinginan masyarakat.  Apalagi dalam hal penataan birokrasi pegawai yang bertujuan menciptakan pemerintahan yang bersih dari Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN).

    “Sayangnya, Pj Gubernur Banten yang dilantik oleh Mendagri atas nama Bapak Presiden Jokowi, belum membuktikan ke arah lebih baik lagi dalam hal pemberantasan KKN di Pemprov Banten,” ujarnya.

    Ia mencontohkan, hal yang masih terlihat dibiarkan dalam dugaan praktek KKN adalah belum adanya tindakan nyata, terhadap pegawai yang ada di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), khususnya di bidang pendapatan dan samsat-samsat.

    “Pj Gubernur seakan menutup mata dengan kejadian pembajakan pajak Samsat

    Kelapadua di Kabupaten Tangerang. Padahal sebelumnya ada kasus markup atau penggelembungan pembelian lahan Samsat Malingping di Kabupaten Lebak. Harusnya dengan kejadian seperti ini Pj Gubernur mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan pejabat-pejabat di Bapenda dan Samsat Kelapadua,” ujarnya.

    Sikap tegas dengan menonaktifkan pejabat di Bapenda adalah bukti nyata, jika Pj Gubernur berpihak pada masyarakat. “Kasus pembajakan pajak di Samsat Kelapa Dua ini menandakan lemahnya pengawasan pegawai di Samsat. Dan kita juga baru saja dikejutkan kalau ternyata kerugian negara akibat ulah pegawai di Samsat Kelapa Dua itu membengkak, jadi Rp10,5 miliar, bukan lagi seperti  di klaim  pihak Bapenda sekitar Rp5,9 sampai Rp6,2 miliar,” ujarnya.

    Dengan membiarkan pejabat-pejabat di Bapenda dan Samsat Kelapadua masih menduduki jabatan, tidak menutup kemungkinan akan mempersulit penanganan atau penyidikan dari tim Kejati Banten dalam membongkar dugaan praktik pembajakan pajak  di kantor pendapatan tersebut.

    “Sebagai bentuk antisipasi dan mempermudah kerja tim kejaksaan. Karena tidak menutup kemungkinan  menghilangkan barang bukti. Jadi.apa susahnya Pj Gubernur menonaktifkan sementara dulu pejabat di Samsat Kelapa Dua dan Bapenda Banten yang secara jabatan mereka bertanggung jawab penuh atas kejadian pembajakan pajak milik masyarakat itu,” terangnya.

    Tak hanya soal keberanian dan ketegasan Al Muktabar atas kasus di Samsat Kelapadua, Sjarkawie juga melihat Al Muktabar hanya sibuk dengan kegiatan seputar rapat-dan rapat. “Actionnya belum ada greget, yang ada hanya OPD (organisasi perangkat daerah) diramaikan dengan kegiatan rapat-rapat. Adapun action yang dipertontonkan hanya sebatas momentum atau kegiatan rutin saja,” katanya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP), Uday Suhada memiliki catatan kinerja Al Muktabar. Menurutnya Al harus lebih keras lagi dalam memimpin.

    “Ada beberapa catatan penting untuk Pj Gubernur, Al Muktabar. Pertama, kepemimpinannya tidak memiliki legitimasi publik, karenanya ia harus mampu membangun harmoni dengan stakeholders di Banten. Pijakan seorang Pj Gubernur adalah RPD (Rencana Pembangunan Daerah) yang sudah digariskan oleh Kemendagri,”  katanya.

    Catatan lainnya menurut Uday adalah, respon atas masalah sosial yang mengemuka sangat baik disikapi Al Muktabar. “Ia cukup peka. Misalnya soal bagaimana upaya  menanggulangi masalah stunting, upaya penurunan angka kemiskinan dan kualitas pelayanan kesehatan,” ujarnya.

    Selain itu, komunikasi yang dibangun dengan pemerintah pusat sangat baik. Komitmen dalam hal antikorupsi sementara ini  ditunjukkan melalui penandatanganan Pakta Integritas dengan Kejati dan para Bupati/Walikota. “Ini langkah yang patut diapresiasi,” ujarnya

    Namun demikian, Al Muktabar harus didukung dengan pemutakhiran data berbagai masalah sosial di Banten. Sudah saatnya memanfaatkan kemajuan teknologi, agar pendekatan yang dilakukan tepat guna dan tepat sasaran.

    “Tiga bulan terakhir Pj Gubernur saya lihat belum memiliki tim kecil yang secara rutin melakukan kajian berbagai isu strategis” tandasnya.(RUS/PBN)

  • DPRD Enggan Komentari Surat Rekomendasi PPDB

    DPRD Enggan Komentari Surat Rekomendasi PPDB

    SERANG, BANPOS – Belum hilang rasa terkejut publik dengan adanya dugaan permainan uang atau jual beli kursi dalam pelaksanaan pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun 2022 ini. Bahkan ada fakta dan data terbaru jika PPDB tahun 2021 lalu, terdapat 4187 orang diduga siswa siluman. Dan hasil PPDB bisa digugat oleh masyarakat.

    Kasus terbaru, beredar surat rekomendasi dari Komisi V DPRD Banten lengkap dengan kop surat lembaga legislatif tersebut, agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) menerima salah seorang calon siswa di salah satu SMA Negeri favorit di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

    Ketua Komisi V DPRD Banten  Yeremia Mendrofa menolak menanggapi adanya surat rekomendasi resmi dari Komisi V agar salah seorang siswa diterima di SMAN Tangsel,

    “Saya nggak bisa komentari, belum tentu asli, kalau seandainya benar asli kemudian perlu diklarifikasi kepada yang membuatnya tujuaan untuk apa,” kata Yeremia seraya mengatakan jika rekomendasi tersebut bisa saja dibuat orang yang mengatasnamakan.

    Kendati demikian Yeremia yang merupakan politisi PDI Perjuangan ini menilai jika proses PPDB SMA sederajat sudah selesai digelar. Bahkan mulai besok (hari ini), proses belajar mengajar diselenggarakan.

    “Tahapan PPDB sudah selesai bahkan Kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) juga sudah dilaksanakan dan besok (hari ini red),  tahun ajaran baru resmi dimulai. Tentu harapan pelayanan PPDB di tahun depan semakin lebih baik dibanding tahun ini” harapnya.

    Adapun adanya kemungkinan dugaan catut mencatut dalam surat rekomendasi Komisi DPRD Banten ditegas Yeremia tidak ada. “Catut mencatut semakin tidak ada seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa proses PPDB adalah proses seleksi yang harus dilakukan karena daya tampung sekolah negeri terbatas dan tentu harus berjalan dengan fair, transparan sesuai dengan syarat  dan perangkingan di Juknis. Kita juga berharap kedepan ada terobosan/inovasi Pemprov Banten untuk meningkatkan daya tampung siswa baik melalui penambahan ruang kelas, unit sekolah baru, sekolah/kelas/rombel online/digital/terbuka maupun pemberdayaan sekolah swasta,” katanya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP) Uday Suhada dihubungi melalui telepon genggamnya, Minggu (17/7)  meminta Dindikbud membongkar oknum yang sengaja menggunakan kekuasaan atau jabatan menitip atau menjadi calo dalam PPDB online SMA sederajat di Banten.

    “Sebagaimana dari dulu, saya selalu mengingatkan pihak Dindikbud agar memperbaiki sistem PPDB, yang dari waktu ke waktu selalu diwarnai uang  percaloan. Dan kondisi buruk kemarin itu rawan digugat oleh publik” kata Uday.

    Menurutnya, praktek kecurangan dalam PPDB baik berbentuk percaloan atau titip menitip  calon siswa dari oknum tertentu seperti penguasa atau profesi lainnya,  merupakan tamparan keras dan  memperlihatkan kebobrokan sistem  pendidikan.

    “Ini adalah ironi dunia pendidikan kita. Sekedar belajar yang menjadi hak warga negara, ternyata harus membayar dulu” ujarnya.

    Disinggung adanya temuan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Banten bahwa pada PPDB SMA sederajat tahun ini dan tahun 2021 seperti dugaan permainan uang dan ribuan siswa siluman, Uday melihat, jika praktek tersebut harus dihentikan, dan memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak terlibat.

    “Temuan itu sangat wajar. Karena mengembalikan ke masing-masing sekolah bukanlah solusi. Justru akan memberi keleluasaan bagi para oknum memperjual belikan bangku sekolah. Apalagi pihak masing-masing sekolah disinyalir juga mengeluarkan uang jutaan rupiah kepada pihak ketiga untuk membantu membuatkan aplikasi PPDB,” ujarnya.

    Oleh karena itu, Uday meminta kepada Dindikbud tidak hanya memberikan sanksi tegas kepada oknum pegawainya, akan tetap menyampaikan kepada publik siapa saja orang yang meminta jatah, baik yang diterima atau ditolak.

    “Harus begitu (sampaikan kepada publik siswa titipan). Agar tidak jadi ajang aji mumpung tiap tahun. Para operator bisa ditanya kok, apa yang terjadi,” ujarnya.

    Bahkan diakui Uday, untuk membersihkan praktek percaloan dan titip menitip siswa yang berujung pada dugaan siswa siluman, Uday telah membantu sejumlah sekolah SMA Negeri sederajat di Banten dengan membentuk tim Informasi Teknologi (IT).

    “Untuk berpartisipasi dalam hal PPBD ini, Tim IT saya, alhamdulillah mampu dengan menggratiskan ke 4 sekolah. Yakni SMAN 1 Bandung  SMAN 1 Pamarayan di Kabupaten Serang serta SMAN 14 dan SMKN 12 di Kabupaten Pandeglang.  Di sistem yang kami bangun, semua dibuat jelas, terang benderang, untuk memenuhi unsur transparansi dalam sistem penerimaan siswa baru. Termasuk nilai saat siswa di SLTP nya pun diinput, sebagai parameter untuk menentukan ia lulus atau tidak di jalur Prestasi. Ini kami gratiskan, silahkan tanya kepada para Kepseknya. Saya dan tim IT saja mampu bekerjasama dengan Google Map dan HeatMap, untuk misalnya memastikan jarak antar rumah siswa dengan sekolah, atau titik koordinat sesuatu, masa’ pemerintah tidak,” ujarnya.

    Langkah tersebut dilakukan oleh Uday bersama tim IT untuk memberikan contoh yang baik, tepat dan efisien kepada Dindikbud Banten agar pelaksanaan PPDB bersih dari dugaan praktek kecurangan.

    “Kenapa kami lakukan ini?. Sebagai pelajaran bagi para pengambil kebijakan di Pemprov dan Dindikbud Banten,” terangnya.

    Saat dicoba dikonfirmasi, Kepala Dindikbud Banten Tabrani, hingga berita ini diturunkan tidak dapat dihubungi. Telepon genggamnya tidak aktif.(RUS/PBN)