Penulis: Gina Maslahat

  • Murid SD Asal Kasemen Ditemukan di Bayah

    Murid SD Asal Kasemen Ditemukan di Bayah

    SERANG, BANPOS – Seorang pria berinisial PP (24) yang merupakan karyawan pabrik di salah satu perusahaan di Cikande dilaporkan ke Polda Banten, lantaran ia dituding telah menyetubuhi dan membawa kabur seorang siswi Sekolah Dasar (SD) berinisial RA (12) asal Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

     

    Heri Ongki selaku Tim Relawan Komnas Perlindungan Anak yang mendampingi kasus tersebut menerangkan, RA sempat dinyatakan hilang sejak Sabtu, 20 Mei 2023 malam.

     

    Ia juga menjelaskan sebelum kejadian, korban sempat pamit kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke warung. Hanya saja setelah itu, korban ternyata tidak kunjung pulang ke rumah.

     

    Mengetahui anaknya tidak kunjung pulang, orang tua RA akhirnya melakukan pencarian terhadap korban.

     

    “Sabtu malam Minggu, jam 23.00 WIB, izin ke orang tuanya untuk ke warung,” ujar Heri, Minggu (4/6)

     

    Dari hasil pencarian tersebut, Heri Ongki menjelaskan,  korban sempat menghubungi kedua orang tuanya bahwa dirinya sempat berada di Jepara, Jawa Tengah.

     

    Korban juga meminta kepada kedua orang tuanya untuk mengirimkan sejumlah uang yang jika ditotal nominalnya sebesar Rp1 juta.

     

    “Anaknya sempat telepon. Ngakunya ada di Jepara. Terus minta uang pertama Rp800 ribu, kedua Rp200 ribu tapi enggak diakomodir, karena takut makin jauh (posisi si anak-red),” imbuhnya.

     

    Usai dilakukan pencarian sekian lama berhari-hari, akhirnya keberadaan korban berhasil ditemukan. Diketahui RA dibawa kabur oleh PP yang merupakan seorang pria yang dikenal korban dari media sosial Facebook ke Desa Bayah Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak.

     

    “Anak ini ketemu di Sawarna daerah Bayah. Anaknya langsung dijemput di sana. Saat ini sudah dibawa pulang,” imbuhnya.

     

    Berdasarkan keterangan dari korban atas kasus tersebut, diketahui juga bahwa pelaku sempat menyetubuhi korban sebanyak dua kali dengan dilakukan di tempat yang berbeda.

     

    Alhasil atas hal tersebut orang tua korban akhirnya melaporkan pelaku ke Polda Banten dengan tuduhan persetubuhan terhadap anak, dan pelaku terancam dijerat oleh pasal 81 dan atau 82 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. (MG-01/AZM)

  • 385 Jemaah Haji Dilepas

    385 Jemaah Haji Dilepas

    Bupati Pandeglang, Irna Narulita melepas Jemaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 37 asal Kabupaten Pandeglang dengan jemaah haji sebanyak 385 jemaah yang terdiri dari jemaah wanita 218 jemaah dan 167 jemaah laki-laki.
    Saat melepas Jemaah haji kloter 37 tersebut, Irna berpesan agar para Jemaah haji bisa mengatur waktu untuk ibadah dan waktu istirahat agar seluruh rukun haji dapat dilaksanakan.
    “Kita harus bisa mengatur istirahat kita, perjalanan panjang, jangan sampai ada rukun haji yang terlewatkan,” kata Irna saat melepas Jemaah haji Kloter37 di Pendopo Bupati, Minggu (4/5).
    Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Pandeglang, Amin Hidayat menjelaskan, jumlah jemaah haji kloter 37 asal Kabupaten Pandeglang sebanyak 385 jemaah dan 8 petugas haji.
    “Jemaah termuda atas nama Rendi Agus Saputra 19 tahun, dan jemaah tertua atas nama Muhayanah 97 tahun,” katanya.
    Untuk saat ini, lanjut Amin, jumlah total Jemaah haji asal Kabupaten Pandeglang yang sudah diberangkatkan sebanyak 769 jemaah dan sisanya sebanyak 497 yang belum diberangkatkan.
    “Sisanya tinggal 2 kloter sebanyak 497 jemaah yang tergabung dalam kloter 45 dan 55,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Peringati Hari Lahir Pancasila, Himakom Unma Adakan Bazar

    Peringati Hari Lahir Pancasila, Himakom Unma Adakan Bazar

    LEBAK, BANPOS – Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) gelar Bazar di Lapangan Fakultas Hukum Sosial Unma Malingping, Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak, Minggu (4/6)

    Selain memperingati hari lahir pancasila, kegiatan bazar ini juga menguji kreatifitas mahasiswa, sebab yang dijual adalah hasil Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) karya para mahasiswa.

    Terpantau di lokasi, sejumlah mahasiswa dari berbagai jurusan seperti Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Pendidikan antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Bukan saja mahasiswa, masyarakat umum juga hadir pada kegiatan bazar yang diadakan oleh Himakom.

    Kegiatan tersebut tidak hanya diisi dengan bazar namun ada beberapa penampilan seperti Puisi dan Live Music Akustik. Ketua Pelaksana, Caka Fiedri, mengatakan kegiatan tersebut merupakan Program Kerja dari Divisi Kesenian dan Konten di Himakom.

    “Semoga dengan terlaksananya kegiatan ini bisa lebih menguatkan nilai nilai Pancasila dan Himakom bisa menjadi barometer bagi organisasi mahasiswa yang ada di Unma ini,” ujarnya.

    Selain itu, diungkapkan Caka, bahwa banyak produk olahan hasil karya mahasiswa yang bekerja sama dengan UMKM butuh media promosi. “Bazar ini jadi ajang promosi produk yang ada di Divisi Kesenian dan Konten,” terangnya.

    Sementara itu, Ketua Himakom, Hadi Anwar Mutha Mengatakan, bazar ini wujud nyata proker dari Divisi yang ada di Himakom. Dengan bazar ini, himakom bisa bersinergi dengan para pelaku usaha.

    “Saya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut yang mana melibatkan seluruh mahasiswa yang ada di Unma. Semoga kedepannya bisa lebih meriah Lagi,” tuturnya. (MYU/DZH)

  • Kinerja dan Kebijakan Pemkab Disorot Mahasiswa

    Kinerja dan Kebijakan Pemkab Disorot Mahasiswa

    LEBAK, BANPOS – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Taktis Wanasalam (Matadewa) melakukan aksi unjuk rasa atas kinerja dan sejumlah kebijakan Pemkab Lebak. Aksi itu dilaksanakan selama 7 hari lebih, di depan Pendopo Bupati Lebak.

    Korlap aksi, Nurdin, kepada BANPOS mengatakan bahwa aksi yang berlangsung satu minggu itu merupakan bentuk kekecewaan terhadap kinerja Bupati dan Wakil Bupati Lebak, terkait kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum Kumulatif (UMK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

    “Aksi yang kami lakukan merupakan bentuk kekecewaan terhadap kinerja dari Pemkab Lebak, seperti halnya jumlah kemiskinan yang terus meningkat bahkan jumlah penduduk miskin Tahun 2022 menurut data BPS lebih banyak dari Jumlah penduduk miskin tahun 2011,” ujarnya.

    Ia mengatakan, indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di Kabupaten Lebak pada tahun 2022 pun lebih buruk dari tahun tahun 2010.

    “IPM Kabupaten Lebak selalu menjadi yang terendah di Provinsi Banten, begitupun dengan UMK yang juga ada di posisi terendah, TPT juga sama. TPT kita yang sekarang jauh lebih banyak dari TPT Tahun 2013, ini jelas merupakan bukti betapa buruknya kinerja Pemkab Lebak,” ucapnya.

    Juru bicara Matadewa ini juga menyoroti sikap birokrasi di Lebak, yang ditudingnya seperti anti terhadap demontrasi lantaran pihak Pemkab Lebak baru mau menemui dan berdialog dengan massa aksi pada hari ke tujuh.

    “Kami meminta agar Bupati dan Wakil Bupati Lebak jangan anti terhadap demonstrasi, kami sudah melakukan aksi menginap di depan kantor Bupati Lebak selama 7 hari 7 malam, dan pada hari ke 7 ini baru ditemui. Ini jelas bukan sikap dan respon yang baik dari seorang pemimpin Lebak,” beber Nurdin.

    Senada, Koordinator Matadewa, Repi Rizali, menyampaikan soal kondisi infrastruktur Lebak yang sangat miris. Menurutnya, hampir semua pembangunan jalan di Lebak tidak pernah ada yang tahan lama dikarenakan kualitas pembangunan yang asal-asalan.

    “Kita juga miris dengan kondisi infrastruktur di Lebak, seperti pembangunan jalan yang terkesan asal-asalan, tidak pernah terpakai lama karena cepat rusak. Padahal anggaran yang digelontorkan sangat besar dan bernilai fantastis. Ini juga jelas berdampak pada laju ekonomi warga, terutama untuk akses hasil kebun dan pertanian sangat kesulitan,” papar Repi.

    Aksi yang dilakukan sejak Kamis (25/5) lalu dan berbentuk aksi diam itu, mendapatkan respon dari Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi. Ade mendatangi massa aksi pada Rabu (31/5) kemarin, dan mengajak para pengunjuk rasa untuk berbincang.

    Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, di lokasi kepada wartawan menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi aksi tersebut. Dan pihaknya juga menerima aspirasi yang disampaikan Matadewa.

    “Ini bagus, kita terima aspirasinya. Hanya saja terus terang mata bupati cuma dua, mata wakil bupati cuma dua, merekalah mata-mata kita sehingga apa yang di temukan di lapangan bisa disampaikan ke kita,” ungkap Ade Sumardi.

    Sementara saat disinggung mengenai sikap lambatnya menemui massa aksi sehingga harus sampai menginap enam malam, Ade mengaku sedang di luar kota.

    “Saya 5 hari ini jujur tidak ada di Lebak, Saya ada kegiatan di Jakarta. Kemarin teman-teman dari Polres Lebak nelpon saya, dikira Saya teman-teman aksi sudah ada yang menemui. Pas hari pertama saya minta pak Asda I untuk menemui, tapi kan teman-teman gak mau. Makanya tadi malam saya telpon pak Tanto, Saya sampaikan besok pagi saya temui mereka, saya tanya aspirasinya apa. Jadi bukan membiarkan yah,” dalih Wabup Lebak menjelaskan.

    Ade pun mengajak masyarakat serta mahasiswa untuk bermitra bersama Pemerintah dalam menyalurkan pendapat hingga keluhan dari masyarakat, yang tidak dapat tersentuh oleh Pemerintah daerah.

    “Ini yang menurut saya bagus, ketika mahasiswa datang itu membawa harapan dan pesan dari masyarakat langsung. Hal tersebut lah yang bisa membantu Pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang tidak terpantau,” jelas Ade.

    Ia menerangkan, bukan hanya mahasiswa, masyarakat pun dapat menjadi mitra pemerintah dalam menyampaikan aspirasi yang bisa dilakukan secara terstruktur.

    “Bagi masyarakat langsung yang ada bisa menjadi mitra, misal, di setiap kampung masih ada keluarga miskin yang belum terdata, bisa dilaporkan ke RT/RW lalu ke desa. Nah, nanti desa yang melaporkan ke Kabupaten. Hal seperti inilah yang bagi saya bagus, keren,” tandasnya. (MYU/WDO/DZH)

  • Dulurpenting Disebar di Baduy Dalam

    Dulurpenting Disebar di Baduy Dalam

    PEMERINTAH Kabupaten Lebak bekerja sama dengan IKAMARS FKM UI, BKKBN, IBI, IDI, PT Kalbe Farma menyerahkan Donasi Telur Atasi Stunting (Dulurpenting) bagi masyarakat Baduy Dalam di Desa Kanekes, Kecamatan Lewidamar, Sabtu (3/6). 

    Diketahui, sebanyak 100 paket telur diserahkan kepada keluarga penerima yang berada di Baduy Dalam. 

    Kabid Dalduk-KB DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, mengatakan bahwa kegiatan bakti sosial yang digelar selama dua hari tersebut, bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki perhatian khusus, dalam pengentasan stunting.

    Ia menjelaskan, alasan dipilihnya Baduy Dalam dikarenakan akses masyarakat baduy terbatas serta jarak yang jauh dari kota, membuat masyarakat baduy terkadang kesulitan dalam berbagai hal.

    “Hadirnya kami disini untuk memberikan pelayanan dan perhatian kepada masyarakat Baduy Jero (Dalam). Bahwasanya kami juga tidak melupakan masyarakat yang jauh dari pusat kota,” kata Tuti kepada BANPOS.

    Tuti menerangkan, selain pemberian telur tersebut, dalam kesempatan yang sama pihaknya memberikan pelayanan KB MKJP kepada masyarakat baduy. Sebanyak 30 akseptor menerima pelayanan tersebut di Polindes Nangerang.

    “Dari 30 akseptor itu juga kita berikan telur untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarganya,” terangnya.

    Ia berharap, kedepannya masyarakat yang berada di pelosok daerah seperti Baduy Dalam ini bisa mendapatkan pelayanan terbaik.

    “Tentu kita terus berikhtiar untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat, semoga baik masyarakat dan seluruh pihak bisa saling bahu-membahu untuk kepentingan bersama,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Lapas Terima Napi Luar Daerah

    Lapas Terima Napi Luar Daerah

    Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cilegon kembali menerima pemindahan Warga Binaan Pemasyarakatan(WBP), Sabtu (3/6) malam. Kali ini, sebanyak 70 orang WBP didatangkan dari Lembaga Pemasyarakatan Pemuda (Lapasda) Kelas IIA Tangerang.
    Kepala Seksi (Kasi) Administrasi Kamtib, Hilman Hilmawan mengatakan pemindahan warga binaan dilakukan untuk mengurangi over kapasitas di Lapasda Tangerang.
    “Saat ini Lapas Cilegon menerima 70 warga binaan dari Lapasda Tangerang, karena memang kapasitas disana sudah terlalu overload. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan salah satu dalam melaksanakan Back to Basic dan 3 Kunci Pemasyarakatan Maju, yaitu Deteksi dini, Berantas Narkoba dan Sinergi,” tuturnya.
    Diungkapkan Hilman, sebelum dipindahkan ke blok hunian, belasan napi yang baru akan menjadi warga binaan di Lapas Cilegon ini, dilakukan pemeriksaan barang bawaan hingga pemeriksaan kesehatan. “Mereka juga telah menjalankan rapid test Covid-19. Hasilnya, seluruhnya dinyatakan non reaktif atau negatif dari virus corona,” ujarnya.
    Sementara itu, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Cilegon, Enjat Lukmanul Hakim mengungkapkan, meski saat ini di Lapas Cilegon mengalami over kapasitas, pihaknya masih menampung limpahan napi dari Rutan dan Lapas luar Kota Cilegon.
    “Saat ini Lapas Cilegon napinya sudah lebih dari 2.000 orang. Meski over kapasitas, kami masih menampung. Hal tersebut tetap dilakukan, karena Lapas Cilegon masih difungsikan sebagai penyanggah untuk Lapas dan Rutan di wilayah Tangerang dan sekitarnya,” jelasnya.(LUK/PBN)

  • Dana Parpol Tahun Ini Naik

    Dana Parpol Tahun Ini Naik

    SERANG, BANPOS – Dana Partai Politik bagi Partai Politik (Parpol) di Provinsi Banten disebut alami kenaikan di tahun 2023 ini, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
    Hal itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Provinsi Banten Deden Apriandhi Hartawan pada Kamis (1/6).
    Ditemui seusai menggelar Apel Hari Lahir Pancasila di lapangan Sekretariat Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden menyebutkan anggaran Dana Parpol di tahun ini alami kenaikan sekitar kurang lebih 42,8 persen.
    “Jadi yang Tahun Anggaran 2023 itu memang ada kenaikan dari tahun 2022. 2022 itu Rp3.500 yang sekarang Rp5.000,” terangnya.
    Berdasarkan perolehannya, Deden menjelaskan, Partai Gerindra menjadi partai yang mendapatkan hibah Dana Parpol terbesar di tahun ini.
    Hal itu menjadi wajar, sebab Gerindra merupakan partai dengan perolehan kursi terbanyak di DPRD Provinsi Banten.
    Kemudian disusul oleh PDI Perjuangan di urutan kedua, selanjutnya Golkar, PKS, dan Demokrat sebagai partai yang mendapatkan Dana Politik terbesar.
    “Sesuai dengan perolehan kursi itu Gerindra, terus kemudian yang kedua PDI, ketiga Golkar, terus PKS, Demokrat, dan seterusnya,” jelas Deden.
    Untuk besarannya Sekwan DPRD Banten itu menyebutkan bahwa Partai Gerindra mendapatkan Dana Parpol dari Pemprov Banten kurang lebih sebesar Rp4 miliar di Tahun Anggaran 2023.
    “Berarti kurang lebih hampir Rp4 miliar ,” imbuhnya.
    Kemudian dijelaskan juga bahwa berdasarkan hasil koordinasi dengan BPK Perwakilan Banten, rencananya pencairan dana tersebut akan cair pada bulan Juni tahun ini.
    “Awal Juni Insyaallah, kemarin kita sudah koordinasi dengan BPK Perwakilan Banten mudah-mudahan sih gak miss ya, tapi dari BPK menyampaikan ke kita kurang lebih di awal Juni ya,” katanya.
    Namun untuk dapat melakukan pencairan tersebut, Deden menjelaskan, Parpol harus melengkapi beberapa persyaratan terlebih dahulu salah satunya adalah hasil audit penggunaan anggaran dari tim BPK Perwakilan Banten.
    Lalu setelah bantuan Dana Parpol itu telah cair, Deden berharap anggaran yang ada dapat digunakan oleh Partai Politik dengan baik, sebagaimana aturan yang berlaku.
    Tujuannya adalah agar di tahun berikutnya, Partai Politik yang ada tidak menghadapi kendala dalam proses pencairan Dana Politik tersebut.
    “Karena memang persyaratan untuk pencairan di tahun berikutnya itu harus ada audit dari BPK dulu,”
    “Maka kami berharap bahwa masing-masing partai menjalankan atau menggunakan uang itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta pertanggungjawaban yang memang bisa diakui oleh tim auditor. Ini untuk lebih memudahkan juga pencairan ke depannya,” tegasnya.(MG-01/PBN)

  • Penyandang Tuna Sosial Menjamur, Tuai Sorotan Komisi V DPRD Banten

    Penyandang Tuna Sosial Menjamur, Tuai Sorotan Komisi V DPRD Banten

    SERANG, BANPOS – Menyoroti maraknya pengemis di Provinsi Banten, terutama jelang hari raya Idul Adha, Ketua Komisi V DPRD Banten Yeremia Mendrofa turut memberikan tanggapan atas fenomena tersebut.

     

    Menurutnya fenomena itu terjadi, lantaran tujuan para pendatang kini bukan lagi DKI Jakarta melainkan wilayah lain penyangga ibu kota, seperti Provinsi Banten misalnya.

     

    Yeremia menambahkan, Pemprov Banten tentu tidak bisa melarang siapapun untuk datang dan berdomisili di Provinsi Banten. Hanya saja ia mengimbau kepada masyarakat yang hendak bermigrasi, kepindahan mereka sebaiknya turut dibekali oleh keterampilan yang dibutuhkan.

     

    Sebab jika tidak begitu, alih-alih dapat memberikan sumbangsih terhadap pembangunan di Provinsi Banten yang ada justru semakin menambah masalah sosial.

     

    “Kepada masyarakat misalnya yang mau bermigrasi di Provinsi Banten, sebaiknya, sekiranya bisa membawa produktivitas yang baik ke Provinsi Banten itu yang kita harapkan,”

     

    “Sehingga tadi yang saya katakan bahwa indikator-indikator dalam pembangunan jangan sampai terganggu, kemudian kalau bisa bahwa datang ke Banten dengan berbagai macam produktivitas. Sehingga tadi bisa bersumbangsi dalam perputaran ekonomi di Provinsi Banten,” kata Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten Yeremia Mendrofa.

     

    Oleh karenanya guna mengantisipasi masalah sosial tersebut, Yeremia meminta kepada kepala daerah kabupaten/kota untuk dapat melakukan pengawasan terhadap masalah kependudukan di wilayahnya.

     

    “Kami berharap pemerintah kota di wilayah Provinsi Banten melakukan pengawasan berkaitan dengan kependudukan, juga berkaitan dengan yang mencari penghasilan melalui bantuan-bantuan sosial yang mengganggu ketertiban umum karena kewenangan berkaitan dengan penertiban tersebut ada di pemerintah kabupaten/kota,” imbuhnya.

     

    Kemudian anggota Fraksi PDI Perjuangan itu pun juga menjelaskan bahwa Pemprov Banten melalui Dinas Sosial (Dinsos) Banten berencana akan membangun sebuah pusat rehabilitasi sosial terpadu di Provinsi Banten.

     

    Rencana dari pembangunan panti itu adalah sebagai fasilitas untuk menangani para penyandang masalah sosial di Provinsi Banten.

     

    Sebenarnya Provinsi Banten sejauh ini sudah memiliki dua panti rehabilitasi sosial yang masing-masing berlokasi di Kota Serang dan Rangkasbitung.

     

    Hanya saja, menurut penuturan Yeremia, fasilitas yang tersedia memiliki banyak keterbatasan, salah satunya adalah daya tampung yang sedikit. Oleh karenanya, Pemprov Banten berencana akan membangun fasilitas tambahan guna mengatasi hal tersebut.

     

    “Rencana kita tahun depan bahwa di panti Rangkas ini kita akan membuat seperti panti terpadu. Di situ nanti misalnya untuk rehabilitasi ketergantungan obat-obatan bisa dilaksanakan di sana, kemudian juga misalnya rehabilitasi gangguan jiwa juga bisa dilakukan di sana,”

     

    “Kemudian ada ketunaan sosial lainnya bisa dilakukan, apakah baik bimbingan rohani, bimbingan psikologi atau juga pemberian pelatihan keterampilan itu nanti yang pembinaan lebih lanjut di dalam panti,” terangnya.

     

    Sementara itu Plh Sekda Provinsi Banten Virgojanti menjelaskan bahwa dalam penanganannya, perlu adanya sinergitas antara Pemerintah Provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota.

     

    Menurutnya sinergitas itu perlu dibangun, karena permasalahan sosial itu tidak hanya menjadi kewenangan Pemprov Banten saja melainkan kewenangan pemerintah kabupaten/kota juga.

     

    “Yah, tentu kita di Provinsi nih, lokasi-lokasinya kan daerah itu ada di kabupaten/kota, mereka kan berangkat nih ada yang ke kota lain sebagainya. Ini makanya perlu sinergitas juga dengan kabupaten/kota,” jelasnya.

     

    Oleh karenanya menurut Virgojanti, perlu adanya peran aktif serta kesadaran dari semua pihak untuk dapat melakukan pengawasan terhadap permasalahan itu.

     

    “Kita saling mendeteksi kita dari awal, ada masalah-masalah ini di sana. Misalnya ada korban kekerasan rumah tangga di sana, nah kabupaten/kota nya juga turun,” tandasnya (MG-01/AZM)

  • Pengerjaan Sasaran Utama dan Tugu TMMD ke 116 Hampir Rampung

    Pengerjaan Sasaran Utama dan Tugu TMMD ke 116 Hampir Rampung

    CILEGON, BANPOS – Dan SSK TMMD ke 116 Kodim 0623/Cilegon Kapten Inf Ahmad Yani sebagai penanggung jawab untuk pengerjaan sasaran utama dan tugu hampir selesai di Kelurahan Cikerai Kecamatan Cibeber Kota Cilegon, Minggu (4/6).
    Kapten Inf Ahmad Yani sebagai penanggung jawab pembangunan sasaran utama dan tugu di Lingkungan Cikerai mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dari TNI maupun aparat pemerintah setempat yang bahu membahu untuk mendirikan sasaran utama dan tugu.
    “Tanpa bantuan dari rekan-rekan serta stakeholder yang ada poskamling ini belum tentu bisa berdiri,” ujarnya.
    “Alhamdulillah sejak dilaksanakannya pembangunan yang dimulai dari tanggal 10 Mei sampai dengan tanggal 4 Juni 2023 pengerjaan sasaran utama dan tugu hampir selesai,” tambah Kapten Inf Ahmad Yani.
    Dirinya sebagai penanggung jawab pembangunan sasaran utama dan tugu berharap ini bisa berguna bagi seluruh warga sekitar.
    “Dimana sasaran utama ini adalah pengerasan jalan yang sudah di buka jalannya pada TMMD ke 108 dan dilanjutkan kembali pengerjaannya di TMMD ke 116. Kini Alhamdulillah sudah bisa digunakan untuk warga, yang tadinya jalan ke desa lainnya harus memutar sekarang sudah bisa memotong dengan adanya jalan dari sasaran utama,” tandas Kapten Inf Ahmad Yani.(LUK/PBN)

  • Lebak Butuh Perda Disabilitas

    Lebak Butuh Perda Disabilitas

    LEBAK, BANPOS – Belum ramahnya Kabupaten Lebak terhadap penyandang disabilitas, disebut lantaran Pemkab Lebak belum memiliki Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur hal tersebut. Padahal melalui Perda Disabilitas, maka segala aspek mulai dari perencanaan hingga pelayanan, harus berorientasi pada penyandang disabilitas.

    Hal itu disampaikan oleh Akademisi FKIP Untirta, Toni Yudha Pratama. Pria yang merupakan dosen Pendidikan Khusus ini mengatakan, untuk menuju Kabupaten yang ramah disabilitas, perlu adanya regulasi sebagai bentuk keseriusan dalam membuat kenyamanan terhadap penyandang disabilitas.

    “Negara sudah mengeluarkan Undang-undang Disabilitas Nomor 8 tahun 2016. Undang-undang tersebut kan harusnya bisa menjadi payung bagi Pemerintah Kota atau Kabupaten bahkan Provinsi, untuk membuat regulasi disabilitas di daerahnya,” ujar Toni saat dihubungi BANPOS melalui panggilan telepon, Minggu (4/6).

    Toni menjelaskan, regulasi tersebutlah yang akan menciptakan Kabupaten Lebak sebagai wilayah yang ramah terhadap penyandang disabilitas dari berbagai sektor. Mulai dari sosial, finansial hingga sarana-prasarana.

    Lanjutnya, ketika regulasi tentang penyandang disabilitas di Kabupaten/Kota telah dibuat, tentu akan lebih fokus dan serius dalam pemenuhan hak terhadap penyandang disabilitas.

    Sebab, kata Toni, dalam regulasi tersebut nantinya akan ada penyedian anggaran baik dari segi Sarana-prasana, pendidikan dan lain sebagainya.

    “Kalau kita menganggap disabilitas ini menjadi isu penting dan menganggap mereka bagian dari masyarakat, maka sudah sepatutnya regulasi akan hal ini dibentuk,” jelasnya.

    Ia memaparkan, terdapat berbagai kota yang bisa dijadikan gambaran sebagai wilayah yang ramah terhadap penyandang disabilitas, seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.

    Menurutnya, kota-kota tersebut telah memenuhi standar ramah disabilitas mulai dari Sarana-prasana, hak tenaga kerja hingga pendidikan.

    “Tentunya pemerintah juga harus memperhatikan hal tersebut. Teman-teman disabilitas merupakan bagian dari masyarakat, sehingga harus difasilitasi agar dapat mandiri baik secara sosial maupun finansial,” paparnya.

    Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Lebak bisa ikut menggandeng organisasi-organisasi penyandang disabilitas dalam penetapan regulasi kedepannya. Serta, mengikut sertakan masyarakat dan akademisi didalamnya. Hal itu agar dapat lebih jelas dalam pemenuhan hal yang harus diprioritaskan.

    “Banyak organisasi penyandang disabilitas yang bisa digandeng, bahkan saya pribadi siap jika memang dibutuhkan,” tandasnya. (MYU/DZH)