Penulis: Panji Romadhon

  • Setelah Eksekutif dan Legislatif, Giliran Kepolisian Dioncog Mahasiswa

    Setelah Eksekutif dan Legislatif, Giliran Kepolisian Dioncog Mahasiswa

    SERANG, BANPOS – Setelah beberapa kali mahasiswa melakukan aksi demonstrasi yang menyasar lembaga eksekutif maupun legislatif untuk menolak Omnibus Law, sekarang giliran instansi Kepolisian yang menjadi sasaran aksi.

    Hal tersebut setelah puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Sekolah Mahasiswa Progresif (Sempro) bersama Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala), menggelar unjuk rasa di depan Mapolres Serang Kota, Jumat (6/11).

    Mereka menuntut pihak Kepolisian untuk menghentikan tindakan represifitas dan kriminalisasi terhadap massa aksi penolakan Omnibus Law di seluruh Indonesia.

    Dalam aksinya, mereka melakukan long march mulai dari UIN SMH Banten menuju Polres Serang Kota. Mereka juga membawa puluhan poster berisikan kecaman dan tuntutan, serta menggelar teatrikal.

    Koordinator Kota Sempro, D.N Afief, menyebutkan bahwa tercatat setidaknya sebanyak 7.045 massa aksi yang ditangkap sepanjang gelombang aksi penolakan Omnibus Law di seluruh Indonesia. Sebanyak 14 diantaranya merupakan massa aksi dari Geger Banten yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

    “Selain ditetapkan sebagai tersangka tanpa proses hukum yang jelas, banyak
    diantaranya yang mengalami luka-luka selama proses pemeriksaan berlangsung, dan mayoritas yang ditangkap tersebut mengalami intimidasi berupa tidak diperbolehkannya mendapatkan hak pendampingan hukum selama proses pemeriksaan berlangsung,” ujarnya.

    Menurutnya, sepanjang aksi demonstrasi penolakan terhadap Omnibus Law, pihaknya mencatat fakta-fakta tindakan penangkapan sewenang-wenang atas dalih pengamanan, dan tindak kekerasan-brutalitas aparat dalam penanganan aksi.

    Ia mengatakan bahwa banyak terjadi penangkapan dan represifitas terhadap para pelajar dan mahasiswa yang mengikuti aksi demonstrasi menolak UU Omnibus Law.

    “Bahkan tidak sedikit yang mengalami penyiksaan setelah ditangkap oleh aparat kepolisian. Tindakan-tindakan aparat kepolisian di atas merupakan bentuk tindak pelanggaran HAM yang acap kali dilakukan oleh petugas Kepolisian saat menjalankan tugas-tugasnya,” jelasnya.

    Ia juga menyebut adanya penggunaan kewenangan yang tidak semestinya (abuse of power) dan penggunaan kekuatan yang berlebih oleh aparat kepolisian, sehingga menimbulkan korban di kalangan warga masyarakat sipil yang terus terjadi dan berulang.

    Ia mengatakan, upaya-upaya pembungkaman tersebut juga merupakan pembatasan berpendapat, berkumpul dan berekspresi. Menurutnya, hal itu dilakukan dengan tujuan untuk melemahkan gerakan rakyat, meredam perlawanan rakyat.

    “Kami bersama gerakan rakyat lainnya mengecam seluruh pengurangan hak kebebasan bersuara, berkumpul dan berkekspresi serta brutalitas aparat,” tegasnya.

    Selain itu, dalam aksinya mereka juga menuntut agar Kepolisian membebaskan seluruh massa aksi penolakan Omnibus Law yang masih ditahan di seluruh Indonesia.

    Mereka juga mendesak agar pihak kepolisian menyetop tindakan kekerasan dan kriminalisasi terhadap pelajar dan mahasiswa massa aksi penolakan Omnibuslaw di seluruh
    Indonesia.

    “Selanjutnya, bebaskan kawan Bias Maulana (massa aksi Geger Banten) yang masih ditahan di Polda Banten. Cabut status tersangka massa aksi Geger Banten tanpa syarat,” katanya. (MUF)

  • Tekan Pengeluaran Internet Masyarakat, Diskominfo Cilegon Gandeng Telkom

    Tekan Pengeluaran Internet Masyarakat, Diskominfo Cilegon Gandeng Telkom

    CILEGON, BANPOS – Masyarakat Kota Cilegon dapat sedikit berlega hati dikarenakan bisa menekan pengeluarannya selama masa pandemi.

    Hal tersebut disebabkan, Pemkot Cilegon akan memberikan akses internet gratis di setiap kelurahan.

    Sebagaimana diketahui, pengeluaran masyarakat mengalami pembengkakan, terutama sejak diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan bekerja di rumah atau biasa disebut Work From Home (WFH).

    Hal senada diketahui dari survei nasional lembaga riset Arah Survei Indonesia (ASI). Selain adanya pembengkakan pengeluaran, masyarakat juga berharap program bantuan kuota gratis kepada siswa, guru, mahasiswa dan dosen dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dapat berlanjut hingga 2021.

    Sementara itu, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Cilegon menggandeng Telkom untuk menyiapkan sarana internet gratis tersebut.

    “Kami menggandeng Telkom untuk memberikan akses internet gratis di setiap kelurahan yang ada di Kota Cilegon. Total sebanyak 43 kelurahan yang sudah memiliki akses internet gratis ini,” ujar Kasie Diseminasi Informasi Diskominfo Kota Cilegon, Herylian, saat memberikan keterangan pers kepada awak media usai menghadiri kegiatan PWI Banten di aula Setda Cilegon, Jumat (6/11).

    Selain membantu masyarakat, akses internet gratis ini adalah untuk mempermudah proses PJJ yang dilakukan oleh sekolah. Diharapkan, dengan adanya bantuan ini, maka siswa tidak akan kesulitan dalam melakukan pembelajaran.

    “Internet ini selama 24 jam, dan tidak hanya untuk siswa saja, ini untuk seluruh masyarakat,” jelasnya.

    Namun, ia tidak menampik, dengan adanya titik spot internet gratis ini, maka akan menyebabkan adanya kerumunan warga di tempat-tempat tersedianya akses tersebut.

    “Tapi masyarakat sudah merasakan manfaat dari program ini,” kilahnya.

    Saat ditanya, berapa radius untuk mengakses internet gratis tersebut, ia menyebutkan datanya tidak memegang untuk menjawab secara pasti. “Kira-kira radius nya 4 km,” ungkapnya.

    Untuk kecepatan internetnya, ia menyatakan sebesar 100mb/second.(PBN)

  • Tiga Spesialis Bobol Toko Diringkus Polres Serang, Satu Dihadiahi Timah Panas

    Tiga Spesialis Bobol Toko Diringkus Polres Serang, Satu Dihadiahi Timah Panas

    SERANG, BANPOS – Tiga pelaku spesialis pembobol toko kelontongan berhasil diringkus Tim Reserse Mobile (Resmob) Polres Serang di tiga lokasi berbeda di wilayah Kota Serang. Penangkapan tersebut dilakukan pada Selasa (3/11/2020) malam dan Rabu (4/11/2020) dini hari.

    Dalam proses penangkapan, salah satu tersangka terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena melakukan perlawanan serta tidak menggubris tembakan peringatan, yang dilakukan oleh pihak Polres Serang.

    Ketiga tersangka yang berhasil ditangkap yakni IS (43) warga Kelurahan Teritih, Suh (35) Warga Kelurahan Cigoong, serta Yu (35) warga Kelurahan Cilaku. Dari ketiga pelaku yang merupakan warga Kota Serang ini, Polisi mengamankan barang bukti satu unit kendaraan sebagai sarana kejahatan, 39 tabung gas 3 kg serta 2 batang besi panjang untuk merusak gembok.

    Kapolres Serang, AKBP Mariyono, mengatakan bahwa para tersangka ini merupakan pelaku pencurian spesialis toko kelontongan dan sembako. Aksi terakhir dilakukan terhadap toko kelontongan “YK” di Kampung Rancawiru, Desa Sukasari, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang pada Rabu (14/10/2020) lalu.

    “Pelaku masuk dengan cara merusak pintu dan kunci menggunakan dua batang besi. Dari toko kelontongan itu, para pelaku mengangkut 80 tabung gas 3 kg menggunakan kendaraan jenis Avanza,” ujar Mariyono kepada awak media saat ekspose di Mapolres Serang, Jumat (6/11/2020).

    Berbekal dari laporan pihak korban, Tim Resmob dipimpin langsung Kasatreskrim, AKP Arief N Yusuf, langsung bergerak melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi para pelaku. Tim Resmob pun berhasil mengetahui keberadaan salah satu pelaku dan langsung melakukan pengejaran.

    “Tersangka IS berhasil ditangkap Tim Resmob di Jalan Raya Serang – Kasemen, Kelurahan Kaligandu, Kecamatan Serang sekitar pukul 19.00. Tersangka sempat melakukan perlawan dan terpaksa dilakukan tindakan tegas dan terukur karena tidak mengindahkan tembakan peringatan,” kata Kapolres didampingi Kasatreskrim AKP Arief N Yusuf dan Kapolsek Petir AKP Ramses Panjaitan.

    Dari keterangan tersangka, aksi pencurian di toko “YK” dilakukan bersama dua rekannya. Setelah mendapatkan identitas kedua pelaku, Tim Resmob langsung melakukan pengejaran dan berhasil menangkap tersangka Suh di sekitaran Perum TPI Walantaka, sedangkan Yu di lokasi hiburan malam di wilayah Walantaka, Rabu (4/11/2020) sekira pukul 02.00.

    “Dari pengembangan ketiga tersangka, petugas mengamankan sejumlah barang bukti dari tersangka Iwan, diantaranya tabung gas serta alat yang digunakan dalam aksi kejahatan,” terang Mariyono seraya mengatakan ketiga tersangka dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. (DZH)

  • Ada Pegawai Kena Corona, Dindikbud Kota Serang Tutup Pelayanan Tatap Muka

    Ada Pegawai Kena Corona, Dindikbud Kota Serang Tutup Pelayanan Tatap Muka

    SERANG, BANPOS – Kantor Dindikbud Kota Serang disterilisasi untuk sementara waktu akibat adanya satu pegawai yang terkonfirmasi positif. Dalam pengumuman yang tertempel, Dindikbud menghentikan sementara waktu pelayanan tatap muka.

    Akan tetapi, pelayanan tatap muka yang dihentikan untuk sementara waktu hanyalah pelayanan untuk non kedinasan. Sedangkan untuk pelayanan kedinasan, tetap dilakukan secara tatap muka.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, meskipun sedang disterilisasi namun kantor Dindikbud tetap ramai. Hal tersebut terlihat dari banyaknya kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang terparkir di sana.

    Kepala Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Kota Serang, W Hari Pamungkas, mengatakan bahwa memang kemarin terdapat satu pegawai Dindikbud Kota Serang yang terkonfirmasi positif.

    “Baru dapat beritanya kemarin, ada salah satu pegawai yah yang Covid-19,” ujar Hari yang juga merupakan Kepala Diskominfo Kota Serang melalui sambungan telepon, Jumat (6/11).

    Sedangkan terkait dengan penutupan layanan tatap muka, Hari mengatakan bahwa penutupan tersebut hanya dilakukan pada bidang SD saja. Sementara untuk bidang lainnya tetap bisa dilaksanakan.

    “Yang ditutup sementara itu bidang SD. Yang lain tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Pelayanan tatap muka untuk masyarakat diluar bidang SD itu tetap berjalan. Jadi tidak di lock semua yah,” ucapnya.

    Untuk memastikan tidak terjadi penyebaran Covid-19 yang masif di Dindikbud Kota Serang, Hari menuturkan saat ini seluruh pegawai Dindik sedang dilalukan tes swab massal.

    “Yang lain itu masih dalam proses swab, bidang lain. Sementara tetap menjalankan aktivitasnya,” tandasnya. (DZH)

  • Di Baksel Bantuan Kuota Siswa Tak Bisa Digunakan

    Di Baksel Bantuan Kuota Siswa Tak Bisa Digunakan

    BAKSEL, BANPOS – Keberadaan kartu perdana yang diberikan cuma-cuma kepada tiap siswa untuk penggunaan belajar Dalam Jaringan (Daring) mendapat keluhkan orang tua siswa.

    Pasalnya, kartu perdana yang dibagikan pihak sekolah banyak ditemukan saat diaktifkan justru tidak bisa digunakan.

    Salah seorang wali murid, Suwarsih, yang anaknya bersekolah di salah satu SDN Kecamatan Malingping, mengaku bahwa kartu perdana bantuan yang diterima anaknya tidak bisa digunakan sama sekali.

    Bahkan menurutnya ketika ditanyakan ke pihak sekolah, mereka pun tidak bisa menjelaskan.

    “Iya, anak saya dapat kartu perdana berisi 10 GB, tapi gak bisa diaktifkan. Karena sulit belajar daring, ya akhirnya saya gunakan kartu yang biasa dipakai dan tetap aja beli kuota internet,” ujar Suwarsih kepada BANPOS, Rabu (4/11/2021).

    Senada, Novianti yang anaknya sekolah di salah satu SDN di Kecamatan Wanasalam mengakui hal yang sama, namun dirinya taj bisa berbuat banyak selain membeli kuota.

    “Sama anak saya juga dapat kartu kuota 10 GB, tapi tak bisa digunakan. Kenapa begini sih, kan disana tertera kadaluarsanya pada 28 Februari 2021, jadi harusnya masih berlaku dan bisa digunakan,” ungkapnya.

    Sementara, Jiah, yabg juga seorang wali murid SD di Malingping justru mengaku anaknya tidak mendapatkan kartu perdana untuk belajar daring.

    “Anak saya kelas 6 SD, tapi ga ada tuh kartu perdana atau pulsa kuota yang dibagikan. Ya paling anak saya belajar kelompok saja dengan temannya,” katanya.

    Terpisah, R Febriani salah seorang Wali Kelas di SDIT Malingping kepada BANPOS membenarkan, banyak kartu bantuan kuota dari pemerintah yang tidak bisa digunakan. Dalam hal ini, kata dia, pihaknya pun sudah melaporkannya kepada pengelola sekolah untuk disampaikan ke dinas pendidikan.

    “Oh iya benar, memang banyak kartu pemberian pemerintah itu yang tak bisa digunakan. Dan saya juga sana dapat keluhan itu dari para orang tua. Tapi itu sudah satmya sampaikan ke kepala sekolah untuk diteruskan ke pihak dinas,” jelasnya.(WDO)

  • Hari Kesetiakawanan, JProf Gandeng Kemensos Gelar Lomba Jurnalistik

    Hari Kesetiakawanan, JProf Gandeng Kemensos Gelar Lomba Jurnalistik

    JAKARTA, BANPOS – Piala Presiden Kompetisi Nasional Media memasuki tahun kedua setelah pertama kalinya digelar pada 10 Oktober 2019 di DKI Jakarta. Tahun ini, Jurnalisme Profesional Untuk Bangsa (JProf) kembali megadakan Piala Presiden Kompetisi Nasional Media dalam momentum Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional bersama Kementerian Sosial RI.

    Puncak pelaksanaan kegiatan rencananya akan dilakukan bertepatan dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional pada 20 Desember 2020 di Manado dan secara virtual.
    Tema yang diambil pada tahun 2020, yaitu Membangun Budaya Gotong Royong, Mempererat Solidaritas Bangsa di Tengah Pandemi.

    “Saat ini, dunia sedang dirundung oleh masalah kesehatan global, tak terkecuali bangsa Indonesia. Dalam hal ini, membuat semua elemen masyarakat harus bertindak dalam menjaga stabilisasi ekonomi-sosial di tengah wabah Covid-19,” kata Ketua Jurnalisme Profesional Untuk Bangsa, Margiono dalam pertemuan internal bersama Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara di Gedung Kementerian.

    “Tanggung jawab dan komitmen pemerintah perlu didukung sepenuhnya untuk bersama-sama mendukung seluruh rangkaian program yang mengarah kepada kesejahteraan sosial secara profesional,” imbuhnya.

    Margiono menambahkan, sikap media dalam melakukan pemberitaan harus didasari nilai-nilai positif dalam merekatkan dan menguatkan masyarakat untuk bersatu melawan pandemi Covid-19.

    “Oleh karena itu, budaya gotong royong untuk aksi solidaritas perlu ditinjau dalam prespektif media untuk menyikapi dan menyebarluaskan informasi terkait hal yang dapat menggiring opini untuk merekatkan kembali budaya dan nilai yang mengalir dalam setiap denyut nadi masyarakat Indonesia,” tuturnya.

    Margiono menyampaikan, peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial.

    “Untuk itu, Jurnalisme Profesional Untuk Bangsa berencana menggandeng Kementerian Sosial dalam momentum Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional untuk menyelenggarakan Piala Presiden Kompetisi Nasional Media tahun 2020 dalam rangka pendampingan dan memberikan informasi secara komprehensif kepada masyarakat,” tambahnya.

    Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara menanggapi positif gagasan yang disampaikan oleh Margiono terkait Piala Presiden Kompetisi Nasional Media yang berdampingan dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional.

    “Kami memang sedang mengupayakan pembaharuan dan inovasi terkait penyelenggaraan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional tahun ini, Piala Presiden Kompetisi Nasional Media 2020 bisa jadi upaya kami menciptakan inovasi baru pada penyelenggaraan Hari Kesetiakawanan Sosial 2020,” kata Juliari P. Batubara.

    Terlebih lagi, peran Kementerian Sosial menjadi perhatian selama situasi pandemi ini, perlunya sinergi antar lembaga untuk menyampaikan program ini kepada masyarakat.“Situasi pandemi saat ini mengharuskan Kementerian Sosial sigap dalam hal komunikasi publik, terutama program yang berkaitan dengan bantuan sosial, pemberdayaan sosial dan rehabilitasi sosial,” jelas Juliari.

    Juliari menyambut baik kegiatan tersebut, Ia meyakini bahwa informasi baik opini maupun fakta yang disampaikan dapat menginspirasi berkembangnya gotong royong, solidaritas dan kesejahteraan sosial.

    TENTANG PIALA PRESIDEN KOMPETISI NASIONAL MEDIA 2020

    Piala Presiden Kompetisi Nasional Media adalah penghargaan atas Karya Jurnalistik Lintas Platform yang berkaitan dengan tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia.

    Karya jurnalistik tersebut dapat berbentuk laporan jurnalistik tulisan, visual, audio maupun audio visual. Piala diberikan kepada media yang karyanya memberi manfaat besar bagi pemerintah maupun masyarakat luas dalam menghadapi persoalan-persoalan krusial Bangsa Indonesia, terutama di tengah pandemi Covid-19.

    Untuk 2020 ini, ada 4 (empat) kategori yang diikutsertakan dalam kompetisi ini.

    1. Karya Jurnalistik Tulisan (Feature & Investigasi) Media Cetak;

    2. Karya Jurnalistik Tulisan (Feature & Investigasi) Media Siber;

    3. Karya Jurnalistik Visual (Foto Story) Media Cetak & Siber;

    4. Karya Jurnalistik Audio-Visual (Short & Long Story) Televisi.(ELS/PBN)

  • Rileks Sejenak, Ati-Sokhidin Jadi Barista Coffe Dadakan

    Rileks Sejenak, Ati-Sokhidin Jadi Barista Coffe Dadakan

    CILEGON, BANPOS – Ditengah kesibukan kampanye, Calon Walikota dan Wakil Walikota Cilegon Nomor Urut 2, Ati Marliati-Sokhidin menyempatkan diri untuk rileks sejenak bersama para Barista coffe. Ke-duanya mencoba jadi barista dadakan dalam acara “Ngopi Bareng Ati-Sokhidin” di Traffic Cafe ASA Sport Center, Selasa (3/11).

    Acara yang diinisiasi Traffic Cafe dan Cilegon Coffee Community itu juga dimeriahkan dengan Fan Brewing yang diikuti 32 barista se-Kota Cilegon. Sebelum menjadi barista dadakan Ati-Sokhidin lebih dulu melakukan sesi dialog terbuka dengan masyarakat pecinta kopi.

    Dalam sesi dialog terbuka itu muncul satu tema besar yakni bagaimana pemerintah daerah dapat memfasilitasi tumbuhkembangnya ekonomi kreatif. Pertanyaan itu muncul dari salah satu peserta dialog pemilik kedai kopi bernama Pri Angger yang biasa dipanggil Anjar.

    “Pertumbuhan kedai kopi di Cilegon sangat pesat. Tapi jumlah kedai kopi tidak berbanding lurus dengan jumlah barista. Nah bagaimana kedepan Ibu dan Bapak punya strategi untuk hak tersebut,” tanya Anjar.

    Pertanyaan Anjar itu diamini Ketua Cilegon Coffee Community, Radite Agus. Menurut Radite, keberadaan kedai kopi sejatinya dapat menjadi salah satu peluang terbukanya lapangan pekerjaan. “Saat ini jumlah kedai kopi non franchisee ada 60 kedai. Kedai kopi yang ada itu kadang kesulitan mendapatkan barista,” jelas Radite.

    Mendapat pertanyaan itu, Ratu Ati langsung menjawab. Sebagai orang tua dimana anaknya memiliki kedai kopi, Ratu Ati faham betul dengan persoalan minimnya jumlah barista. “Kedai kopi anak Ibu (Indologi, red) juga tutup karena kesulitan mendapatkan barista. Karena itu, Ibu sudah merancang pelatihan barista sebagai salah satu kekuatan ekonomi kreatif yang tercantum dalam lima program ekonomi kreatif,” tutur Ati Marliati.

    Ati menambahkan, keberadaan kedai kopi mutlak penting dalam pembangunan ekonomi kreatif. Karenanya pelatihan barista, roasteri dan bahkab permodalan sangat bisa dilakukan jika dirinya dan Sokhidin terpilih.

    “Ibu sudah sedikit mengerti persoalan yang dihadapi kedai kopi karena ini pengalaman Ibu sendiri. Kalau Insyaallah ditakdirkan menjadi Walikota Cilegon, Ibu sudah punya solusi dari apa yang disampaikan Mas Anjar dan Mas Radite tadi,” terang Ati.

    Salah satu solusinya tentu saja menyiapkan training center khusus barista dan roasteri. “Dan bukan mustahil kita menyiapkan lahan untuk kebun kopi sehingga Cilegon punya kopi sendiri,” kata Ratu Ati diikui riuh tepuk tangan.

    Dalam kesempatan yang sama, calon Wakil Walikota Cilegon Sokhidin menegaskan, apa yang disampaikan Ati Marliati hanya satu kuncinya.

    “Beri kepercayaan kepada kami. Doakan dan dukung nomor 2. Kami akan merealisasikan harapan adik-adik semua dengan izin Allah,” ucap Sokhidin.

    Tak lupa sesaat Sokhidin yang jadi Barista dadakan melontarkan guyonan ke Ati Marliati. Sokhidin bergaya Barista secara spesial menyedihkan Coffe untuk pasangannya Ati Marliati dan tokoh lainnya, seperti Sanawiri Muhsin dan Rohmanto yang turut hadir pada acara tersebut. “Cobain coffe buatan saya. Pasti enak kan Bu Coffe seduhan saya,” kata Sokhidin.

    Sokhidin, rupanya sangat terampil meracik kopi. Sebagai pecinta dan penikmat kopi, Sokhidin tahu betul bagaimana caranya menyajikan kopi ala barista.

    Berdasarkan pengakuannya, keterampilan tersebut ia miliki, karena sempat belajar dan hingga kini, dirinya masih ingat betul seperti apa teknik dan juga prosesnya. “Kalau dinilai pasti bener, rasanya juga pasti pas. Saya pencinta kopi dan pernah belajar,” terang Sokhidin.

    Ati pun tak ragu untuk mencicipi kopi racikan Sokhidin dan menilai kopi racikannya sudah sangat pas. “Enak, udah PAS pokoknya. Kalau dinilai, pasti menang,” pungkas Ati. (BAR)

  • Polda Banten Ungkap Klinik Aborsi di Pandeglang

    Polda Banten Ungkap Klinik Aborsi di Pandeglang

    SERANG, BANPOS – Jajaran Subdit 4 Tipiter Ditreskrimsus Polda Banten, berhasil mengungkap kegiatan praktik aborsi di Klinik Sejahtera yang berada di Kampung Cipacung, Kecamatan Kaduhejo, Pandeglang. Adapun dalam peristiwa tersebut, tiga orang diamankan, yaitu NN (53) sebagai bidan, E (38) asisten bidan dan Ry (23) sebagai pasien sekaligus pelaku aborsi.

    Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi, saat ditemui di Mapolda Banten menjelasakan, bahwa pengungkapan tersebut bermula karena adanya laporan dari masyarakat terkait adanya praktik aborsi di Klinik Sejahtera oleh pelaku NN.

    Saat itu, pada Senin (26/10) polisi mengamankan sepasang kekasih inisial RY dan W diduga telah melakukan aborsi di klinik pelaku. “Kita amankan sepasang lelaki dan perempuan diduga melakukan aborsi atau menggugurkan seorang bayi, pada Senin (26/10)” kata Edy, Senin (2/11).

    Lebih lanjut Edy menerangkan, jika pasangan ini mengaku bahwa telah melakukan aborsi ke kandungan yang baru berusia 1 bulan. Dari situ, diketahui bahwa praktik aborsi dilakukan oleh NN dibantu asistenya E.

    “Berdasarkan interogasi penyidik dilakukan konfirmasi kepada bidan dan asistennya yang masih di klinik tersebut. Bidan mengakui aborsi dan pengguguran ke anak yang jenis kelaminnya belum diketahui berdasarkan permintaan kedua pelaku tersebut,” ujarnya.

    Saat ini, ketiga orang tersebut tersebut masih diamankan di Mapolda Banten dan menjalani proses penyidikan dan pengembangan terkait praktik aborsi tersebut.

    “Ini masih kita dalami, menurut keterangan dari masyarakat bahwa praktik ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Saat ini proses telah diamankan di Polda Banten,” ujarnya.
    Dari hasil pengungkapan ini, lanjutnya polisi menyita satu alat suntik, dua botol obat injeksi diduga digunakan saat aborsi dan catatan pelanggan milik klinik. (RUL)

  • Sopir Truck Penyeruduk Empat Kendaraan di Tol Tangerang – Merak, Ditangkap

    Sopir Truck Penyeruduk Empat Kendaraan di Tol Tangerang – Merak, Ditangkap

    SERANG, BANPOS – Sopir dump truk yang menyeruduk empat kendaraan di Tol Tangerang Merak KM 66, Lingkungan Pipitan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, pada Minggu (1/11) kemarin, akhirnya berhasil ditangkap.

    Pelaku berinisial EF (35) yang sebelumnya mencoba melarikan diri, karena ingin menyelamatkan diri dari amukan massa, diantar oleh pemilik truk ke jajaran Polda Banten. Hal tersebut diungkap Direktur Lalu Lintas Polda Banten, Kombes Pol Rudy Purnomo saat ditemui oleh sejumlah awak media diruang kerjanya, Senin (2/11).

    “Iya benar, pelaku sudah kami amankan pukul 1.30 WIB, ia diantar oleh pemilik truck. Dan, saat ini pelaku masih kami mintai keterangan lebih lanjut untuk kelengkapan proses penyelidikan,” ungkap Dirlantas Polda Banten Kombes Rudy Purnomo.

    Adapun keterangan awal yang didapat, Rudy menjelaskan bahwa pelaku mengaku sedang mengantuk saat mengendarai truk. Dan, sebelum terjadi kecelakaan pelaku sempat tertidur di bahu jalan dan diperingati oleh petugas tol.

    “Jadi si sopir ini dalam keadaan ngantuk berat. Sebelum kejadian dia tidur di bahu jalan dibangunkan patrol dan diminta melanjutkan perjalanan, lebih kurang satu kilometer terjadi kejadian tabrakan,” katanya.

    Ia melanjutkan, saat terjadi kecelakaan, mobil patrol PJR, mobil derek dan kendaraan Ertiga sedang dievakuasi di bahu jalan akibat kecelakaan. Namun, begitu akan diderek, tiba-tiba mereka ditabrak dari arah belakang.

    Diketahui, akibat peristiwa kecelakaan tersebut, enam orang mengalami luka-luka termasuk dua orang anggota Polri yakni Bripda Indra Bayu Aji dan Aiptu Sapta Digdaya. Empat orang korban lainnya yakni penumpang mobil Suzuki Ertiga B 1979 WZB, M. Nasan (56) dan Raji warga Kabupaten Tangerang. (RUL)

  • Urban Farming di Era Pandemi

    Urban Farming di Era Pandemi

    PANDEMI Covid 19 telah mengubah tatanan sosial dan ekonomi kehidupan warga masyarakat. Kehidupan sosial harus mematuhi protokol kesehatan, dari mulai memakai masker, sering cuci tangan, menggunakan hand sanitizer hingga harus menjaga jarak.

    Pada banyak tempat, gelombang merumahkan tenaga kerja dan juga pemutusan hubungan kerja dari perusahan-perusahan yang bergerak di bidang pariwisata dan industri semakin besar.

    Konsekuensi logis dari kondisi ini adalah adanya pengangguran yang jika tidak segera diantisipasi oleh pemerintah akan menimbulkan ketidakstabilan kehidupan social dan politik.

    Dalam konteks pertanian, penyediaan kesempatan kerja masih memungkinkan tertampung pada berbagai jenis dan bentuk usaha pertanian. Secara nasional, sektor pertanian memiliki peran dalam menyediakan pangan dan kesempatan kerja selain peran penting lainnya dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan (Cahya, 2014; Handayani, et al, 2018).

    Oleh karena itu, sektor pertanian masih menjadi pilihan bagi tenaga kerja yang terkena dampak pandemic Covid-19 baik sebagai sumber mata pencaharian yang utama maupun sampingan.

    Dari fakta yang ada, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki daya tahan dalam menghadapi krisis moneter 97-98 maupun krisis akibat pandemic Covid-19 2019-2020.

    Meskipun sektor pertanian berpotensi besar dalam menampung jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya, namun karena kontribusinya terhadap PDB tidak sebesar sektor industri dan perdagangan, maka arah kebijakan pembangunan tidak menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas utama. Akibatnya swasembada pangan sulit dicapai seperti yang pernah diraih pada tahun 1984.

    Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan berswasembada pangan, diantaranya karena kualitas SDM pertanian, dukungan sarana dan prasarana pertanian, teknologi, finansial hingga kebijakan importasi pangan yang tidak berpihak kepada ikhtiar-ikhtiar penting pada sektor pertanian di dalam negeri. Faktor-faktor tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata tetapi juga masyarakat, dunia perguruan tinggi dan swasta.

    Ikhtiar-ikhtiar penting pada sektor pertanian yang digeluti masyarakat baik di perkotaan maupun kawasan penyangganya selama masa pandemi ini yang cukup dominan adalah urban farming (Pertanian perkotaan). Urban farming merupakan praktek budidaya tanaman dan ternak/ikan di dalam lingkungan perkotaan dan sekitarnya.

    Pertanian perkotaan merupakan pertanian yang terintegrasi ke dalam ekonomi dan ekosistem perkotaan. Salah satu pemicu hegemoni ini adalah gaya hidup, dalam hal ini pertanian perkotaan seringkali diasosiasikan dengan sehat, hemat, dan ramah lingkungan. Produksi pangan di kawasan perkotaan dapat dipandang sebagai peluang menghasilkan makanan segar dan berkualitas tinggi, meskipun hanya menggunakan ruang terbatas mencakup budidaya menggunakan tanah, hidroponik, dan rumah kaca (Resh, 2001).

    Beberapa manfaat dari urban farming antara lain; (i) manfaat ekonomis; (ii) manfaat kesehatan; dan (iii) manfaat lingkungan.

    Secara ekonomis, urban farming yang dikelola secara modern dengan menggunakan aplikasi teknologi dapat memberikan tambahan penghasilan karena menghasilkan produk-produk tanaman yang berkualitas dan memiliki pasar spesifik.

    Produk-produk yang dihasilkan oleh kegiatan urban farming relatif bersih, segar dan sehat sehingga selain dapat dikonsumsi sendiri juga dijual pada pasar-pasar tertentu, misalnya super market atau bahkan online marketing.

    Dalam kaitannya dengan manfaat lingkungan pengelolaan urban farming termasuk ramah lingkungan karena berupaya meminimalisir penggunaan pestisida dan pupuk kimia serta mengutamakan penggunaan kompos, bahan organik dan bakteri dekomposer sebagai penyedia hara alamiah.

    Dengan kultur teknis demikianlah maka produk urban farming memiliki citra baik sebagai produk pertanian ramah lingkungan, higienis, sehat, bergizi dan segar sehingga mampu meraih pembeli pada segmen menengah ke atas. Produk-produk urban farming yang pada umumnya berupa sayuran dan buah-buahan segar itu diproduksi oleh warga kota dan kawasan penyangganya mulai dari pekarangan rumah, kebun-kebun milik RT/RW, lahan-lahan kosong milik masjid, sekolah, pondok pesantren, developer hingga milik pemerintah dengan teknologi biasa (menggunakan tanah dan kompos) pada tanah lapang, menggunakan polybag disusun dalam rak secara vertikal, menggunakan hidroponik bahkan aquaponik (integrasi tanaman dan ikan) dalam suatu wadah pada musim pandemic ini sedang tumbuh menjamur.

    Studi terhadap kegiatan urban farming berbasis pekarangan yang dikembangkan kaum wanita yang tergabung pada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Ciruas, Baros dan Keramatwatu menunjukan bahwa sebanyak 82,86% pengurus dan anggota KWT yang berpartisipati aktif mengelola kebun pekarangan didorong karena ingin meningkatkan pendapatan dan pada musim pandemi ini sebanyak 68,57% termotivasi karena ingin berolahraga, berekreasi untuk menghilangkan kebosanan.

    Hal ini sejalan dengan pendapat Fauzy et al, (2018) yang menyatakan bahwa urban farming yang dikembangkan warga kota selain memberikan kontribusi terhadap kebutuhan logistic pangan, kesehatan juga kenyamanan lingkungan dan nilai estetika karena memiliki nilai seni dan memiliki daya tarik tertentu antara lain berolahraga, berekreasi untuk menghilangkan kebosanan.

    Namun demikian dari segi pendapatan sebanyak 68,57% menyatakan bahwa hasil bertani di pekarangan rumah belum menjadi andalan pendapatan keluarga. Pendapatan keluarganya berasal dari luar usaha tani yaitu dari pendapatan suami yang bekerja di sektor formal maupun informal (91,42%). Hanya saja jika sewaktu-waktu suaminya terkena PHK maka sebanyak 45,71% menyatakan bahwa produk olahan memiliki prospek yang baik untuk menjadi andalan pendapatan keluarga. Dengan demikian pengembangan produk pertanian dari pekarangan dan dari jenis kegiatan urban farming lainnya perlu melangkah dari produk segar ke produk olahan.

    Terkait ini, dukungan teknologi, finansial dan pasar dari pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi diperlukan agar produk-produk olahan dari KWT dan kegiatan urban farming dapat berkembang dengan baik.
    Kegiatan urban farming yang berorientasi pasar dan dikelola secara pribadi beserta komunitasnya adalah apa yang telah dilakukan oleh Farm Hydro (FH) di Kota Serang.

    FH selain menyelenggarakan pelatihan hydroponic bagi pemula bersama komunitasnya telah berhasil mensuplai kebutuhan sayuran segar ke pasar-pasar retail modern di Kota Serang, Kota Cilegon dan Tangerang.

    Sementara itu dari dunia pondok pesantren yang dipelopori oleh 12 pondok pesantren dari Kabupaten Lebak, Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang dan Kota Serang Provinsi Banten dengan “Gerakan Tanam Porang” di pekarangan dan lahan terbuka/bertegakan telah muncul sebagai varian baru dalam konteks pengembangan urban farming.

    Gerakan tanam porang yang telah menghimpun kekuatan empat pilar ini (Pemerintah Provinsi Banten sebagai penyedia pupuk organik, UPZ BAZNAS Pemprov Banten sebagai penyedia benih, Tim Manajemen Porang FSPP Provinsi Banten sebagai pengelola dan pondok pesantren sebagai penyedia lahan produksi) telah berhasil menanam porang sebagai upaya meningkatkan keanekaragaman dan ketahanan pangan diluar beras pada pada era pandemi.

    Konsep kerjasama empat pilar ini menempatkan mustahik fakir miskin sebagai pemilik benih dan berfungsi sebagai pengawas kegiatan tanam porang. Hasilnya setelah dikurangi biaya benih dan biaya operasional dibagi tiga yaitu sebanyak 40% untuk mustahik fakir miskin, 20% untuk tim pengelola porang (TMP) dan sebanyak 40% untuk pondok pesantren selaku penyedia lahan produksi.

    Inovasi ini, alhamdulilah mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat dengan diraihnya penghargaan Provinsi Banten sebagai Provinsi Berinovasi oleh Gubernur Banten beberapa waktu lalu. Prestasi ini patut disyukuri sebagai motivasi agar masyarakat Banten dan dunia pondok pesantren secara kreatif terus mengembangkan pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan baik di era pandemi ini maupun di masa mendatang.

    Wallahu’alam.