Penulis: Panji Romadhon

  • Tak Izinkan LBH Mendampingi Massa Aksi, Polda Dinilai Langgar KUHAP

    Tak Izinkan LBH Mendampingi Massa Aksi, Polda Dinilai Langgar KUHAP

    SERANG, BANPOS – LBH Rakyat Banten selaku penasihat hukum massa aksi yang ditahan oleh Polda Banten, membenarkan bahwa mereka sampai saat ini tidak diperkenankan mendampingi para mahasiswa.

    Humas LBH Rakyat Banten, M. Syarifain, mengatakan bahwa pada sekitar pukul 22.00 WIB pasca penahanan pada Selasa (7/10) kemarin, pihaknya telah mendatangi Polda Banten untuk melakukan pendampingan hukum

    Namun, meskipun telah melakukan negosiasi dengan pihak kepolisian, mereka baru bisa masuk ke dalam ruangan pada pukul 00.00 WIB. Itu pun mereka masih belum diperkenankan untuk melakukan pendampingan hukum dan hanya bertemu salah satu massa aksi yang sedang diperiksa.

    Ia pun menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh Polda Banten telah melanggar pasal 54 KUHAP terkait dengan pendampingan hukum di segala tingkatan.

    “Dalam pasal 54, guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang ini,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (7/10).

    Pada prinsipnya, ia menerangkan bahwa penasihat hukum berhak menghubungi dan berbicara dengan tersangka pada setiap tingkat pemeriksaan dan setiap waktu untuk kepentingan pembelaan perkaranya.

    “Ini yang sangat disayangkan sebenarnya. Karena kami tidak diberikan space untuk memberikan pendampingan pada saat berita acara,” tuturnya.

    Bahkan, ia mengaku bahwa pihaknya sampai saat ini masih belum mengetahui bagaimana kondisi para massa aksi yang ditahan oleh pihak kepolisian. Saat ini, pihaknya hanya bisa menduga dengan melihat foto yang tersebar di media sosial.

    “Kalau dari gambar yang beredar, itu kami melihat dan ini baru dugaan ya, da seperti luka lebam. Belum bisa dipastikan karena kami belum boleh bertemu. Tapi pada saat penangkapan dan dibawa ke pos polisi, memang ada gesekan tubuh yah dari gamparan dan pukulan,” tandasnya. (DZH)

  • Di Medsos, Peserta Aksi Olok-olok Wartawan

    Di Medsos, Peserta Aksi Olok-olok Wartawan

    SERANG, BANPOS – Beredar di kalangan wartawan tangkapan layar unggahan Snapgram salah satu mahasiswa, yang mengolok-olok wartawan lantaran tidak meliput ke dalam kampus pada saat terjadi bentrokan antara massa aksi dengan Kepolisian.

    Akun instagram yang diketahui bernama @ddn_ibrahim tersebut mengunggah tangkapan layar percakapan dirinya melalui Direct Message dengan salah satu akun media cetak lokal di Banten.

    Dalam percakapan tersebut, ia mengatakan bahwa seharusnya para wartawan masuk ke dalam kampus untuk mencari mahasiswa yang menjadi korban bentrokan. Ia menuturkan bahwa mahasiswa tidak akan menyerang awak media, selama tidak menggunakan seragam aparat kepolisian.

    “Wajar ga kalo saya sebagai mahasiswa geram karena yang kalian ekspos cuma polisi yang kena timpuk doang?,” tulisnya.

    Admin akun instagram media cetak lokal tersebut pun menanggapinya. Sang admin menuturkan bahwa bagaimana awak media bisa mendekat ke arah mahasiswa, jika awak media saja ditimpuk dan diteriaki oleh massa aksi.

    “Lo mau jamin kalau kita gak ditimpukin. Kita aja mendekat dikatain anjing goblok ditimpuk segala,” ungkapnya.

    Tangkapan layar percakapan tersebut diunggah oleh @ddn_ibrahim ke snapgramnya dengan dibubuhi beberapa pernyataan dirinya.

    “Yaelah lemah bgt wartawannyaaa, gamau kena lecet sedikit pun… wkkw,” tulisnya.

    Namun saat BANPOS mencoba untuk melihat snapgram dari akun tersebut pada Rabu (7/10), ternyata sudah dihapus oleh pemiliknya.

    BANPOS pun mencoba melakukan konfirmasi kepada akun tersebut, namun sayangnya hingga berita ini diterbitkan tidak kunjung mendapatkan respon. (PBN)

  • Peserta Aksi yang Diamankan Disebut Belum Bisa Didampingi LBH

    Peserta Aksi yang Diamankan Disebut Belum Bisa Didampingi LBH

    SERANG, BANPOS – Pasca-bentrok aksi yang dimotori oleh sejumlah organisasi mahasiswa di depan kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten, masih terdapat beberapa massa aksi yang diamankan oleh Polda Banten di kantornya.

    “Semalam dari LBH tidak dapat mendampingi,” ujar salah seorang narasumber kepada BANPOS.

    Informasi yang didapat, Polda Banten mengamankan, sekitar 13 orang yang diduga mengikuti aksi yang kemarin sempat ricuh dan berakhir pada sekitar pukul 11 malam.

    Massa aksi sebelumnya sempat dipukul mundur oleh aparat keamanan. Namun, terjadi perlawanan dikarenakan tuntutan mereka untuk membebaskan rekannya tidak dituruti oleh polisi.

    Dari informasi yang didapatkan, berikut peserta aksi yang diamankan hingga saat ini.

    a. RR, pelajar, Cilegon;
    b. OA, mahasiswa, Cilegon;
    c. MNG, mahasiswa, Tangerang;
    d. MZS, pedagang, Kab. Serang;
    e. DR, mahasiswa, Kab. Tangerang;
    f. MF, pelajar, Kota Serang;
    g. MM, pelajar, Kota Serang;
    h. NA, pedagang, Cilegon;
    i. RN, mahasiswa, Kota Serang;
    j. FS, mahasiswa, Cilegon;
    k. BBM, mahasiswa, Kab. Serang;
    l. AK, mahasiswa, Kab. Serang;
    m. FF, mahasiswa, Kab. Serang.

    Diketahui, saat ini Polda Banten akan melakukan konferensi pers terkait hal tersebut.(DZH)

  • Ulama Dukung Thoni-Imat Jadi Bupati

    Ulama Dukung Thoni-Imat Jadi Bupati

    PANDEGLANG, BANPOS – Langkah Thoni-Imat sebagai penantang kubu Petahana makin kuat. Pasalnya, para ulama di Pandeglang mendukung Calon Bupati Thoni Mukson untuk memajukan Kabupaten Pandeglang dan mendoakan agar Thoni-Imat meraih kemenangan dalam Pilkada 2020 mendatang.

    Demikian diungkapkan tokoh ulama Cikadueun, sekaligus pimpinan pondek pesantren Bhani’Ali, KH. Andi Suhandi.

    Dirinya menginginkan Calon Bupati Thoni Mukson memimpin Pandeglang. Apalagi, ia sudah mengetahui bahwa Thoni-Imat merupakan figur yang memiliki perhatian khusus kepada pondok pesantren di Pandeglang.

    “Beliau harus fokus memperjuangkan pondok pesantren di Pandeglang, mudah-mudahan beliau (Thoni red) sehata selalu, dan apa yang dicita-citakan bisa terwujud. Kami berharap, beliau selalu memparjuangkan pondok pesantren,” katanya kepada BANPOS.

    Senada dengan yang dikatakan KH. Andi Suhandi, para ulama di Desa Nembol, Kecamatan Mandalawangi, juga mendoakan Thoni-Imat menjadi Bupati Pandeglang selanjutnya. Para ulama di Desa tersebut menilai, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Thoni-Imat perhatian terhadap pendidikan agama.

    “Kepedulian beliau dibidang pendidikan agama sudah sangat terlihat,” ucap salah seorang ulama di Desa Nembol, KH. Uhud.

    Dia pun meminta agar Thoni-Imat tetap memberikan perhatian kepada pondok pesantren, agar pendidikan agama makin banyak dipelajari oleh generasi muda.

    “Dengan begitu, akan mewujudkan cita-cita Thoni-Imat membawa Pandeglang berkah dan sejahtera,” ujarnya.

    Sementara itu, Ustadz Oom berharap, bahwa Thoni-Imat mampu membawa Pandeglang ke arah yang lebih baik dengan penuh keberkahan, dan kesejahteraan untuk masyarakat Pandeglang.

    “Masyarakat Pandeglang, butuh Bupati yang cerdas, santun, dan humanis. Swmoga hal itu ada pada Thoni-Imat,” tandasnya.(CR-02/PBN)

  • Serang Wartawan, Demonstran: Lu Ngapain Ngeliput di Sini Anjing!!!

    Serang Wartawan, Demonstran: Lu Ngapain Ngeliput di Sini Anjing!!!

    SERANG, BANPOS – Wartawan yang sedang meliput aksi mahasiswa menolak Omnibus Law di depan kampus UIN ‘SMH’ Banten, diserang oleh massa aksi dengan lemparan batu. Para mahasiswa terlihat sengaja menyerang awak media meskipun sudah diperingatkan bahwa mereka adalah wartawan.

    Seperti yang terjadi pukul 19.26 WIB, dimana para mahasiswa yang sedang bentrok melemparkan batu ke arah awak media. Saat diperingatkan oleh BANPOS bahwa yang diserang adalah wartawan, mereka justru malah kembali menyerang.

    “Lu ngapain ngeliput disini anjing, bubar sana,” ujar salah satu massa aksi sembari melempar batu ke wartawan BANPOS.

    Untuk diketahui, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi menggelar unjuk rasa menolak Omnibus Law. Mereka memblokir dua jalan Sudirman hingga terjadi bentrokan dengan kepolisian pada pukul 16.50 WIB.

    Bentrokan terjadi lantaran para mahasiswa menembakkan petasan ke arah polisi. Aparat kepolisian pun lantas memukul mundur para mahasiswa hingga ke dalam kampus UIN menggunakan gas air mata.

    Namun bentrokan kembali terjadi. Mahasiswa keluar dari kampus dan mulai menyerang aparat kepolisian. Hal tersebut lantaran terdapat beberapa massa aksi yang diamankan oleh pihak Kepolisian.

    Pihak kepolisian melalui mobil komando meminta kepada mahasiswa untuk membubarkan diri, lantaran telah melewati waktu yang diperbolehkan oleh Undang-undang. Mereka meminta agar mahasiswa kembali ke rumah masing-masing dengan tenang.

    “Adik-adik mahasiswa, kalian ini para intelektual. Dimohon untuk tidak bertindak anarkis dan segera membubarkan diri. Kami memohon kepada massa aksi untuk mundur,” kata salah satu polisi melalui mobil komando.

    Karena mahasiswa terus menerus melempari batu ke arah polisi, pasukan kepolisian yang terdiri Satuan Brimob pun kembali memukul mundur para mahasiswa menggunakan Water Cannon dan gas air mata. Massa aksi sempat membubarkan diri, namun kembali berkumpul dan menyerang kepolisian.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, para mahasiswa yang masih melakukan bentrokan dengan pihak kepolisian lebih sedikit dari massa aksi sebelumnya. Tidak terlihat bendera organisasi mahasiswa yang sebelumnya berkibar seperti LMND, SWOT, HMI, Kumala dan organisasi lainnya.

    Selain itu, terlihat pula kerusakan di beberapa lokasi aksi seperti rambu lalu lintas yang dihancurkan oleh para mahasiswa. Beberapa tembok pun terlihat dicorat coret oleh mahasiswa bertuliskan ‘DPR Goblok’.(PBN)

  • MULIA: Dukungan Parpol No,..! Dukungan Masyarakat dan Kadernya Yess…!

    MULIA: Dukungan Parpol No,..! Dukungan Masyarakat dan Kadernya Yess…!

    CILEGON, BANPOS,- Calon Walikota Cilegon nomor urut: 01, Ali Mujahidin atau yang biasa disapa Haji Mumu mengaku terharu dengan dukungan yang disampaikan warga Cilegon, khususnya dari partai politik.

    PDI Perjuangan Kota Cilegon dibawah kepemimpinan Reno Yanuar secara terang- terangan mendukung Mumu- Firman Mutakin pada Pilkada tahun ini.

    “Menyikapi adanya dukungan kader-kader parpol yang mendukung Calon perseorangan (Independent) pasangan MULIA pada pemilukada Kota Cilegon, kami berterima kasih dan sangat mengapresiasi dengan baik dengan aliran dukungan masyarakat yang begitu deras dan terus mengalir,” ujar Mumu yang dihubungi Banten Pos, Senin (6/10).

    Namun demikian, Mumu menjelaskan bahwa sejak awal dirinya maju tidak melalui jalur parpol, meskipun banyak Kader kader Parpol yang mendukung bahkan menjadi timses.

    “Tapi bukan Parpol nya,hanya kader – kadernya. Kami tidak ingin organisasi apapun baik Ormas, LSM dan parpol secara organisasi kelembagaan terkotak kotak ikut turut dukung mendukung karena kami lebih suka marwah organisasi, LSM Parpol terjaga tanpa perpecahan,” tegas Mumu.

    Ia berharap, karena dukungan itu, jangan sampai organisasi dan Parpol internal nya terpecah dengan klaim klaiman, kader A pindah ke B, kader B pindah ke C.

    “Kesannya ada indisipliner kader dan parpol jadi terganggu wibawanya. Kami tegaskan dukungan parpol untuk Calon perseorangan (Independen) No…!. Dukungan masyarakat keluarga besar kader nya Yess….tanpa syarat,” tegas Mumu.

    Menurutnya, calon perseorangan Independen pasangan MULIA tetap lurus.

    “Insya Allah tetap bersama masyarakat. Meskipun kita perlu baik sangka bahwa semua parpol punya tujuan MULIA, ingin Kota Cilegon berubah,” ucapnya.

    Sebagaimana diketahui, Minggu lalu, DPC PDIP beserta pengurus dan seluruh kader partai besutan Megawati Soekarno Putri menyatakan dukungan kepada pasangan Mumu- Lian Firman (Firman Murakin,red).

    Ungkapan dukungan itu disampaikan melalui Reno dan Ketua Bappilu, Yusuf Amin.(BAR)

  • Siswa SMAN Cijaku Wakili Provinsi Banten Dalam Lomba Science Tingkat Nasional

    Siswa SMAN Cijaku Wakili Provinsi Banten Dalam Lomba Science Tingkat Nasional

    CIJAKU, BANPOS – Walaupun datang dari SMA terpencil di Lebak selatan, salah seorang siswa SMAN 1 Kecamatan Cijaku, bernama Hanif Fitriansyah berhasil lolos melaju ke tingkat nasional dalam bidang kompetinsi Science nasional Tahun 2020 dalam bidang mata pelajaran Geografi. Sebelumnya ia berhasil dalam lomba Kompetisi Saint Nasional (KSN) yang dilaksanakan tingkat Provinsi Banten.

    Disebutkan, keberhasilan Hanif Fitriansyah ini berhasil mewakili Banten ke ajang tingkat nasional dalam bidang mata pelajaran Geografi yang digelar pihak Pusat Prestasi Nasional (PPN) Sekretaris Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang telah melaksanakan kompetensi science nasional tingkat provinsi jenjang SMA Tahun 2020 pada Bulan Agustus secara daring.

    “Alhamdulillah peserta didik dari SMAN 1 Cijaku mampu membawa sekolahnya ke tingkat nasional dalam kompetensi Science, ini adalah suatu kebanggaan dan prestasi akademik yang perlu dimotivasi terus hingga bisa meraih juara nasional.”Kata Iwan Sumantri, Kepala Sekolah SMAN 1 Cijaku, Senin (5/10).

    Menurutnya, dalam kompetensi sebelumnya untuk bidang Science dari tahun ke tahun biasanya selalu dimenangkan oleh SMA yang dari kota saja, namun kali ini SMA1 Cijaku, mampu membuktikan tidak kalah dengan sekolah lainnya.

    “Mudah-mudahan nanti di kompetisi di tingkat nasional SMAN 1 Cijaku dapat membuktikan prestasinya dan ke depannya dapat sejajar dengan sekolah unggulan lainnya di Provinsi Banten hingga tingkat Nasional,” harap Iwan.

    Hanif Fitriansyah mengaku, bangga dan bersyukur atas raihan keberhasilan di tingkat provinsi tersebut. Kata dia, pihaknya akan terus belajar lebih giat agar bisa jadi juara di tingkat nasional.

    “Ya saya bangga sekali dan bersyukur, Alhamdulillah saya bisa mempersembahkan yang terbaik bagi sekolah saya di SMAN 1 Cijaku, walaupun saya datang dari SMA terpencil di Lebak. Saya akan terus belajar gigih agar bisa berhasil di tingkat nasional. Dan ini juga persembahan buat daerah saya Kabupaten Lebak,” ungkap Hanif.(WDO)

  • Ikhsan Adil, Pianis Tuna Netra Lulus Cum Laude di London

    Ikhsan Adil, Pianis Tuna Netra Lulus Cum Laude di London

    SETU, BANPOS – Hebat. Kata itu tepat diberikan kepada Ikhsan Adil Akhmad, seorang pianis tuna netra asal Tangerang Selatan (Tangsel). Pemuda 28 tahun ini lulus predikat cum laude piano pop Rock School London, Inggris.

    Ikhsan menjadi pianis dengan lulusan terbaik RSL Entry Level Award in Popolar Music Performance, Entry Level 3, Debut -Piano di London untuk pertama kalinya. Ikhsan mengikuti ujian secara online dan lulus ujian music.

    Keberhasilan Ikhsan Adil tak terlepas dari seorang guru yang luar biasa sabarnya, dialah Ashri dari Private Music Course yang beralamat di Perumahan Batan Indah Blok O, No 3, Taman Tekno, Setu, Kota Tangsel.

    Ashri sang guru piano menjelaskan, Ikhsan Adil merupakan murid di tempat kursusnya sejak tiga tahun lalu.

    “Adil anak tuna netra yang memiliki bakat yang luar biasa, terbukti Dia merupakan satu satunya siswa tuna netra dari Indonesia yang berhasil lulus ujian piano pop Rock School London. Dengan predikat cum launde,” ungkap Ashri yang memiliki nama lengkap Ashri Intifadah.

    Dengan diraihnya predikat cum launde, Ashri Privat Musik Course ini mendapat apresiasi oleh penguji Rock School London karena berhasil mengajari anak tuna netra seperti anak normal sehingga berhasil lulus cum Laude dalam ujian online di London.

    “Karena covid-19, Ikhsan harus ujian secara online, tidak bisa datang kesana, namun meski secara online, tidak membuat Ikhsan putus asa, namun dia semangat dan Alhasil mendapatkan predikat cum launde untuk piano,”jelasnya.

    Ashri menjelaskan, keterbatasan seseorang tidak membuat orang tersebut lemah, ketika keterbatasan seseorang ini di asah, maka alhasil mereka bisa sukses, seperti halnya Ikhsan, meski tuna netra namun bisa berhasil lulus terbaik.

    “Keterbatasan tidak membuat Ikhsan lemah, dia berhasil seperti anak normal bermain piano,”katanya.

    Di tempat kursusnya Ashri tidak hanya menerima anak-anak kebutuhan khusus saja, namun juga anak-anak normal. Ashri merupakan lulusan piano ABRSM dan Trinitas College London ini berhasil mendidik muridnya lulus ujian ABRSM grade 1, 2 dan 3.(BNN/PBN)

  • PDIP CIlegon Dukung Ali Mujahidin

    PDIP CIlegon Dukung Ali Mujahidin

    CILEGON, BANPOS – Arah posisi dukungan PDI Perjuangan Kota Cilegon pada gelaran Pilkada 2020 semakin nyaring terdengar.

    Kabar yang beredar di kalangan pengurus dan kader partai berlambang kepala banteng, rapat internal DPC PDIP sudah menjatuhkan pilihan dukungan kepada pasangan calon perseorangan (independen,red), Ali Mujahidin-Firman Mutakin.

    Ketua DPC PDIP Kota Cilegon, Reno Yanuar yang dihubungi Banten Pos, Minggu (5/10) membenarkan Ikhwal dukungan kepada pasangan nomor urut: 01 tersebut.

    “Benar PDIP Cilegon telah memutuskan dukungan pada Pilkada tahun ini kepada pasangan Mumu- Firman. Untuk lebih detilnya silahkan Banpose menghubungi Ketua Bapillu bapak Yusuf Amin,” ujar Reno.

    Dihubungi terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Yusuf Amin mengatakan, PDIP Cilegon yang menjatuhkan dukungan kepada Mumu merupakan keputusan jajaran pengurus partai.

    “Mumu itu kita asumsikan berpotensi memenangi Pilkada. Kans Mumu berpeluang menang itu, maka kita sepakat memberikan dukungan yang ditetapkan dalam rapat internal partai, dua hari lalu,” terang Yusuf Amin.

    Sementara itu, Ali Mujahidin yang coba dihubungi belum bisa memberikan tanggapan.(BAR)

  • Sebut Kepemimpinan WH-Andika Bobrok dan KKN, GEMPUR Diseret Aparat Keamanan

    Sebut Kepemimpinan WH-Andika Bobrok dan KKN, GEMPUR Diseret Aparat Keamanan

    SERANG, BANPOS – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam gerakan mahasiswa peduli rakyat Banten (Gempur), melakukan aksi memperingati 20 tahun Provinsi Banten, Minggu (4/10) di KP3B, Kota Serang. Organisasi yang tergabung adalah HAMAS, IMC, SWOT, LMND, HMI MPO, IMAWA, MAPING, HMTL DAN FMI.

    Gempur menyebut, kepemimpinan WH-Andika Bobrok, dikarenakan rakyat Banten masih belum mendapatkan apa yang dicita-citakan dalam semangat pendirian Banten yaitu kesejahteraan.

    Menurutnya, justru Banten dihadapkan problematika yang sama setiap rezimnya, yaitu Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Mereka menyatakan, janji penuntasan masalah KKN telah menjadi bualan semata, hingga rezim yang dipimpin oleh WH-Andika.

    “Bagaimana tidak, banyak proyek pembangunan yang dilakukan oleh Pemprov Banten sarat akan nuansa korupsi. Terkini, megaproyek pembangunan Sport Center di Kecamatan Curug, Kota Serang tersandung kasus korupsi. Bahkan kasus tersebut menyeret nama salah satu pejabat yang saat ini duduk di kursi dewan,” ujar Korlap Aksi, Fahmi Fakhrurrozi.

    Aroma kolusi dan nepotisme di kepemimpinan rezim WH-Andika pun semakin tercium oleh rakyat, mana kala WH-Andika mengangkat orang-orang terdekatnya dalam jabatan strategis di Pemprov Banten. Bahkan, WH menempatkan menantunya untuk jabatan Eselon III.

    “Di sisi lain, masyarakat menghadapi berbagai problematika lingkungan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan hak akses bagi penyandang disabilitas,” jelas anggota SWOT tersebut.

    Pihaknya juga menyoroti Pilkada yang akan di selenggarakan di beberapa daerah yang ada di Banten namun dilakukan saat pandemi Covid-19.

    “Banyak permasalahan yang ada di Banten. Terlebih, beberapa daerah yang ada di Banten ini akan menyelenggarakan Pilkada serentak di tengah pandemi Covid-19,” katanya.

    Menurutnya, Pilkada serentak yang di selenggarakan di tengah pandemi Covid-19 ini tidak efektif dan dapat menimbulkan klaster baru.

    Sehingga Gempur menuntut, Pilkada agar dapat ditunda terlebih dahulu.

    “Kami menuntut agar pilkada serentak ini dapat di tunda terlebih dahulu agar tidak terjadi klaster baru,” tandasnya.

    Dalam aksi yang melibatkan puluhan mahasiswa itu, pihak kepolisian dianggap bertindak anarkis saat mengamankan jalannya aksi massa. Dalam aksi tersebut, sempat terjadi bentrok antara massa aksi dengan aparat keamanan.

    Bentrokan berujung pada penyeretan salah satu peserta aksi, Diebaj. Beruntungnya, saat sedang diseret oleh salah satu oknum polisi, massa aksi lain menyelamatkan.

    “Kami hanya bertahan di barisan sembari menunggu perwakilan Pemprov Banten menemui kami, tapi polisi malah mengatakan kami memprovokasi dengan memukul dan mengatakan kata-kata kasar,” ungkapnya kepada BANPOS.

    Diebaj mengaku, ia yang ditendang terlebih dahulu oleh polisi dengan inisial B. Dan pada saat ia ingin menyelamatkan rekannya yang sedang ditarik oleh polisi, justru dia ditarik dan diseret oleh polisi.

    “Tidak hanya itu, saya juga diinjak oleh pihak kepolisian. Saya menyayangkan hal tersebut,” ucapnya yang merupakan ketua HMI MPO Cabang Serang.

    Ia menyayangkan sikap anarkis aparat kepolisian yang ditugaskan untuk mengamankan jalannya aksi.

    Diebaj memandang bahwa saat itu pihak kepolisian bukan mengamankan, akan tetapi memprovokasi massa aksi.

    “Seharusnya polisi mengamankan aksi bukan malah memprovokasi apalagi bertindak represif,” tandasnya.(MUF)