Penulis: Panji Romadhon

  • Musyawarah Desa Tentang Anggaran Covid-19 di Pandeglang dan Lebak Belum Terlaksana

    Musyawarah Desa Tentang Anggaran Covid-19 di Pandeglang dan Lebak Belum Terlaksana

    PANDEGLANG, BANPOS – Dalam rekapitulasi musyawarah desa khusus/ insidentil yang dihimpun oleh Pemerintah Provinsi Banten. Dinyatakan bahwa baru 17 persen desa yang melakukan musyawarah desa khusus/ insidentil tersebut.

    Diketahui, musyawarah tersebut dilakukan dalam rangka perubahan APB-Desa yang akan direfocussing untuk penanganan Covid-19.

    Untuk di Kabupaten Pandeglang, dinyatakan belum ada desa yang melakukan musyawarah, sedangkan di Kabupaten Lebak, baru 12,6 persen.

    Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Pandeglang, Doni Hermawan, mengatakan bahwa kegiatan Musdes akan segera dilaksanakan minggu depan.

    “Kegiatan musdes baru akan kami laksanakan minggu depan, jadi belum ada hasil apapun. Toh kegiatannya juga belum, jadi untuk anggaran Desa yang dialihkan pada penanganan COVID-19 belum tahu berapanya,” kata Doni kepada BANPOS, saat dihubungi melalui seluler, Minggu (10/5).

    Doni menambahkan, untuk musdes sendiri harus dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat seperti tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, Kepala Desa, Ketua RT, BPD, kader posyandu, dan Ibu PKK dan difasilitasi oleh Pendamping Lokal Desa (PLD).

    “Musdes bisa berjalan dengan lancar apabila semua elemen masyarakat turut hadir, seperti tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, Kepala Desa, Rt, Rw, BPD serta yang lainnya. Jadi semua masyarakat tahu untuk apa kegiatan iti dilaksanakan, kegiatan tersebut juga harus difasilitasi oleh Pendamping Lokal Desa atau PLD. Mengenai waktunya, itu tergantung Desa masing-masing yang jelas minggu depan harus segera dilaksanakan,” ucapnya.

    Senada dengan Doni, Kepala DPMPD Kabupaten Lebak, Babay Imroni mengaku memang belum melaksanakan musdes untuk penanganan Covid-19 tersebut. Namun ia berjanji, akan dilaksanakan pada minggu depan.

    “Sebenarnya sudah semua. Cuma karena ada permendes baru yang harus menyesuaikan dengan anggaran yang sudah dipotong,” kata Babay.

    Ia mengungkapkan, dari data yang ada sebenarnya sudah mencapai 90 persen, bukan 12,6 persen. Sebab itu, menurutnya proses musdes akan selesai pada minggu depan.

    “Insyaallah minggu depan sudah selesai semua,” tegasnya.(MG-02/DHE/PBN)

  • JPS Kabupaten Serang Disalurkan Paling Terakhir

    JPS Kabupaten Serang Disalurkan Paling Terakhir

    SERANG, BANPOS – Jaring Pengaman Sosial (JPS) dari APBD Kabupaten Serang akan disalurkan terakhir setelah JPS dari Kemensos, Bantuan Program Sembako (BPS) dan bantuan sosial dari APBDes.

    Pemkab Serang menganggarkan sebesar Rp42 miliar, dengan asumsi penerima manfaat sebanyak 42.018. Atau jika dihitung, rata-rata penerima manfaat sebanyak 8 kepala keluarga (kk) per RT.

    Demikian disampaikan oleh Sekretaris Dinsos Kabupaten Serang, Sri Rahayu Basukiwati. Ia mengatakan, JPS dari APBD Kabupaten Serang diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak menerima bantuan PKH, bantuan dari Kemensos dan bantuan dari Provinsi.

    “Besarannya situasional dan tidak jauh dari nilai bantuan Provinsi. Provinsi kan Rp500 ribu per KK, kita mungkin di bawah dari nilai bantuan provinsi,” ungkapnya saat menyambut Mentri Sosial di kantor Pos Serang, Sabtu (9/5).

    Jika dihitung, Rp42 miliar dibagi untuk 42.018 KK selama 3 bulan. Maka didapatkan angka sebesar Rp333ribu per bulan untuk setiap KK penerima manfaat. Penyaluran tersebut berbentuk sembako.

    Sri pun mengakui bahwa bantuan dari APBD Kabupaten Serang akan diberikan di akhir setelah bantuan dari pusat, provinsi, serta bantuan dari APBDes disalurkan. “Untuk bersih-bersih gitu. Siapa yang belum dapat, nanti kebagian itu,” terangnya.

    Ia pun membantah bahwa pelaksanaan penyaluran tersebut terlambat. Menurutnya, dalam waktu dekat bantuan dari APBD Kabupaten Serang akan segera disalurkan. Sebab, bantuan dari Kemensos pun akan selesai disalurkan.

    “Kan kami memprioritaskan dulu bantuan dari pusat, terus bantuan provinsi dan setelah bantuan dari Provinsi nanti APBDes dan APBD Kabupaten terakhir. Tidak terlambat, kami jaga-jaga kalau ada yang belum kebagian, nanti APBD Kabupaten menyesuaikan,” jelasnya.

    Kendati demikian, pihaknya belum bisa menentukan kapan penyaluran bantuan tersebut dilakukan. Sebab, pembagian dari Kemensos diperkirakan sampai akhir Mei.

    “Kemudian minggu depan itu mulai dibagikan bantuan dari provinsi yaitu BST, tapi yang besaran Rp500.000. Setelah itu bantuan dari Kabupaten, kalau Provinsi sudah jalan setengah,” katanya.

    Untuk data, ia memastikan tidak tumpang tindih. Hanya saja, terdapat data baru dan pihaknya belum sempat memvalidasi.

    “Jadi semua itu serba terburu-buru. Apalagi kondisi seperti ini, saya kira semua pasti terkena dampak Covid-19,” ucap Sri.

    Terlebih, kata dia, nanti ada tambahan tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebab berdasarkan data dari Disnakertrans Kabupaten Serang, sebanyak 16.413 tenaga kerja terkena PHK.

    “Makanya kami masih menunggu. Karena saat ini kami masih pusing didata,” katanya.

    Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa, menyebutkan bahwa total keseluruhan sebanyak 317 ribuan KK akan menerima bantuan untuk tiga bulan ke depan.

    “Jadi yang PKH sebanyak 34 ribuan dan dengan sembako 65 ribuan itu sudah by name by adress, sudah rutin dan tidak boleh diganggu gugat. Nah yang 110 ribuan ini, untuk yang betul-betul terdampak masalah Covid-19 ini,” jelasnya.

    Menurut dia, Pemkab terlibat dalam penganggaran bantuan sosial, saat ada masyarakat yang tidak terkoordinir oleh bantuan dari Kementerian dan Provinsi.

    “Kita juga menganggarkan Rp42 miliar. Kita akan bayarkan selama tiga bulan,” tandasnya. (MUF/DZH)

  • Bantuan Kabupaten Serang Belum Hadir, Warga Ciruas Kebantu JPS Kota

    Bantuan Kabupaten Serang Belum Hadir, Warga Ciruas Kebantu JPS Kota

    SERANG, BANPOS – Jadwal penyaluran bantuan jaring pengaman sosial (JPS) di Kabupaten Serang hingga kini masih belum jelas. Uniknya, di tengah harapan akan bantuan dari Pemkab Serang, salah satu warga Ciruas, Adib Rahma, justru tertolong oleh bantuan JPS Kota Serang dari rekannya.

    Adib bercerita, saat itu keluarganya memang sedang membutuhkan bantuan pangan. Sebab, ia yang bekerja sebagai pegawai keamanan di salah satu bimbel di Kota Serang sedang dirumahkan.

    “Butuh, kan saya sudah berapa lama ini tidak bekerja. Saya kerja sebagai petugas keamanan di salah satu bimbel di Kota Serang. Kondisinya kan sekarang sedang libur,” ujarnya kepada BANPOS, Sabtu (10/5).

    Ia mengatakan, rekannya yang merupakan warga Kota Serang saat itu sudah mendapatkan bantuan dari Pemkot Serang, menawarkan kepada dirinya untuk mengambil jatah bantuan sembako yang rekannya dapat.

    “Jadi dia menawarkan ke saya, bilangnya ‘ini saya dapet bantuan dari Pemkot Serang, mau gak?’. Mungkin dia berfikir kalau saya lebih butuh bantuan itu. Dan karena memang butuh, makanya saya ambil saja,” ucapnya.

    Namun tidak serta merta ia mengambil seluruh bantuan itu. Ayah dua anak ini mengaku, bantuan tersebut ia bagikan juga kepada tetangganya yang saat ini mengalami kesulitan yang sama dengan dirinya.
    “Saya bagikan lagi kepada tetangga saya yang membutuhkan. Enggak semuanya saya ambil bantuan itu,” terangnya.

    Ia menuturkan, sudah lama pihak RT meminta data dirinya untuk didaftarkan sebagai penerima JPS Kabupaten Serang. Namun hingga saat ini, tidak ada informasi lebih lanjut terkait bantuan itu.

    “Kalau bantuan-bantuan seperti PKH atau lainnya saya juga gak tau. Soalnya RT di sini gak aktif. Jadi informasi seperti itu tidak dapat,” ucapnya.

    Dengan kondisi seperti saat ini, ia berharap bahwa bantuan dari pemerintah dapat segera dikucurkan. Sebab, banyak masyarakat yang sedang kesusahan di tengah pandemi Covid-19.

    “Apalagi kalau sampai lama banget seperti sekarang ini. Kan kami masyarakat di bawah akhirnya berfikir yang macam-macam. Apa ini lagi ada main-main dalam penyaluran, apa disunat bantuannya. Kan kami tidak dapat informasinya,” tegas Adib. (DZH)

  • Pasien Positif Bertambah, Ada Dua Klaster di Pandeglang

    Pasien Positif Bertambah, Ada Dua Klaster di Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pandeglang memastikan, warga Gardutanjak, Kecamatan Pandeglang yang dievakuasi pada Sabtu (9/5) merupakan pasien positif berdasarkan hasil rapid test dan Swab. Pasien tersebut diketahui bekerja di Jakarta sebelumnya.

    Juru Bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Pandeglang, Achmad Sulaeman menyatakan, awalnya pasien tersebut tercatat reaktif rapid test pada tanggal 22 April yang lalu di pasar Cikupa, kemudian langsung dilakukan tes swab.

    “Ia langsung disuruh isolasi di rumah. Awal-awal sih patuh, namun selanjutnya kita tidak tahu, karena fokus di Carita,” jelasnya kepada BANPOS melalui telepon, Sabtu (9/5).

    Diketahui, pasien tersebut bekerja di Jakarta. Namun kepada BANPOS, Achmad belum berani menyatakan, apakah hasil SWAB di Jakarta, ataukah di Banten, yang menyatakan pasien tersebut positif.

    “Karena ada dua kali, apakah di Jakarta pernah terjaring, saya belum berani menyatakan,” kata Achmad.

    Menurutnya, pihaknya akan melakukan test kepada keluarga pasien. Dan dengan hal ini, maka terdapat dua klaster Covid-19 di Kabupaten Pandeglang, setelah sebelumnya tercatat klaster Carita menjadi zona merah.

    “Besok akan dirilis lebih jelasnya,” tandasnya.(DHE/PBN)

  • PKS Usung Eki-Najib di Pilkada 2020 Kabupaten Serang

    PKS Usung Eki-Najib di Pilkada 2020 Kabupaten Serang

    SERANG,BANPOS – Meskipun pelaksanaan Pilkada serentak di Kabupaten Serang diundur, DPW PKS Banten telah mengusulkan nama bakal calon Bupati dan wakil Bupati Serang kepada DPP PKS. Secara bulat, pihaknya mengusulkan nama atas nama Eki Baihaki dan Najib Hamas.

    Demikian disampaikan oleh ketua DPW PKS Banten, Sanuji Pentamarta saat ditemui oleh BANPOS di sela-sela kegiatannya, Rabu (6/5). Menurutnya, PKS sangat siap dan menginginkan agar kader PKS maju memiliki pasangan, kemudian terpilih dan menang.

    “Di Pilkada ini kita ingin kader PKS (menang),” tegasnya.

    Lebih lanjut ia mengatakan, salah satu pasangan yang diusung oleh partai dan diusulkan ke DPP PKS yaitu bakal calon Bupati Serang Eki Baihaki dan bakal calon wakil Bupati Serang Najib Hamas. Setelah diusulkan, kata Sanuji, semua diserahkan ke DPP.

    “Sudah kita usulkan, suratnya sudah kita kirim tapi kelengkapannya akan kita susulkan, mungkin dua pekan lagi sudah ada keputusan,” ungkapnya.

    Sanuji mengatakan, untuk penetapan bakal calon Bupati dan wakil, pihaknya akan menggelar survey kembali. Dari hasil survei tersebut, diharapkan DPP dapat mempertimbangkan keputusannya.

    “Mudah-mudahan ini menjadi pilihan DPP, DPW sudah melakukan kajian, komunikasi dan menyerahkan ke DPP. Nanti DPP yang memiliki keputusan, kewenangan dalam menetapkan siapa siapa yang akan diusung,” tandasnya.

    Untuk diketahui, PKS pada Pilkada Tangerang Selatan mengusulkan Siti Nur Azizah dan Ruhama Ben, berkoalisi dengan Demokrat dan PKB. Kemudian untuk Pilkada Cilegon, DPW PKS Banten mengusulkan Helldy Agustian dan Ketua DPW PKS Banten yaitu Sanuji Pentamarta. (MUF/AZM)

  • Siap-siap Pemudik ke Kota Serang Akan Dikarantina di Rumah Singgah 1,6 Miliar

    Siap-siap Pemudik ke Kota Serang Akan Dikarantina di Rumah Singgah 1,6 Miliar

    SERANG, BANPOS – Pemkot Serang menganggarkan sebesar Rp1,6 miliar untuk ‘menyulap’ Rusunawa di Margaluyu menjadi rumah singgah bagi orang dalam pantauan (ODP) dan pemudik yang datang ke Kota Serang.

    Hal ini berdasarkan surat Walikota Serang yang ditujukan kepada Gubernur Banten dengan nomor 050/323-Bapp/2020 perihal perubahan usulan bantuan keuangan Provinsi Banten tahun anggaran 2020.
    Kendati demikian, hingga saat ini masih belum diketahui kapan Rusunawa tersebut akan diubah menjadi rumah singgah oleh Pemkot Serang.

    Juru Bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, mengatakan bahwa hingga saat ini masih belum ada laporan dari Dinkes Kota Serang, berkaitan dengan rencana rumah singgah itu.

    “Belum ada report lagi dari Dinkes Kota Serang. Tapi secara fisik sih sudah oke, sudah dicek oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPRKP), lalu sudah dapat izin juga dari kementrian. Tinggal Dinkes saja yang menyiapkan sarana dan prasarana,” ujarnya, Sabtu (9/5).

    Menurutnya, tidak ada target kapan Rusunawa tersebut dapat digunakan sebagai rumah singgah. Hanya saja, apabila suatu saat Kota Serang ternyata memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka rusunawa itu sudah harus siap. Mengingat diperkirakan gelombang mudik akan terjadi sebentar lagi.

    “Yah pasti kalau dipersiapkan, sesuai dengan tahapan saja. Kalau memang sudah saatnya misalkan kita menerapkan PSBB, maka itu sudah harus ready (siap). Tapi kalau lihat dari eskalasi sekarang, penerapan PSBB itu hanya rencana cadangan saja,” terangnya.

    Terkait dengan sudah ditempatinya Rusunawa oleh warga umum, Hari mengaku itu hanya di salah satu menara saja. Sedangkan Rusunawa Margaluyu memiliki 4 tower yang dapat ditempati sebanyak kurang lebih 300 orang.

    “Itu kan ada 4 tower (menara) yah. Itu dalam satu tower memang ada yang menghuni sekitar 8 orang. Mereka nanti bisa pindah ke tower yang paling belakang, rencananya seperti itu. Keseluruhan Rusunawa dapat menampung sekitar 300 orang,” tandasnya. (DZH)

  • Kumala Harap PT. Pos Profesional Dalam Penyaluran JPS

    Kumala Harap PT. Pos Profesional Dalam Penyaluran JPS

    LEBAK, BANPOS – PT Pos Indonesia diminta profesional dalam pembagian bantuan sosial. Pihak Pos harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan dan prinsip physical distancing.

    Pernyataan tersebut disampaikan Departemen Advokasi, Koordinator Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Sudandi, Sabtu (9/5) kepada BANPOS.

    Kegiatan pendistribusian bantuan sosial kata Sudandi, harus jelas tersampaikan secara langsung pada penerima. Peran aktif semua pihak untuk mengawasi, membantu dan mendukung program pemerintah dalam mendistribusikan bantuan sosial diperlukan.

    “Jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan bantuan ini untuk kepentingan apapun, bantuan ini harus dipastikan sampai ke tangan penerima tanpa ada potongan sepeserpun,” katanya

    Sudandi menjelaskan, keamanan dan kenyamanan warga penerima manfaat dalam pendistribusian bantuan sosial harus diutamakan. Jangan sampai pihak pos tidak bekerja profesional, dan meminta penerima untuk berkumpul disuatu tempat dan antri.

    Pihak Pos harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan dan prinsip physical distancing. Kalau antrian penerima bansos di PT Pos Indonesia itu terjadi artinya pihak pos tidak mau bekerja secara serius.

    “Pihak pos kami meminta agar tidak mengumpulkan warga sehingga menimbulkan konsentrasi warga disatu titik, seperti kantor desa, kantor pos atau dikumpulkan disuatu tempat tertentu,” jelasnya

    Proses pendistribusian bantuan harus benar-benar diperhatikan, jangan sampai kejadian diberbagai daerah terulang dan terjadi di Lebak akibat manajemen pendistribusian yang buruk seperti dugaan adanya pungli dan pemotongan yang dilakukan oleh oknum tertentu.

    Bantuan harus diantarkan langsung kepada warga penerima, artinya warga yang telah terdaftar tinggal menunggu petugas di rumah masing-masing dengan menyiapkan persyaratan pemberian bantuan seperti dokumen e-KTP serta dokumen pendukung lainnya yang diperlukan, sehingga warga tidak perlu berkumpul dan bergerombol untuk mendapatkan bantuan sosial ini.

    “Petugas harus datang door to door agar tidak menimbulkan kerumunan yang berpotensi menyebabkan penularan COVID-19 lebih luas lagi. Distribusi bantuan harus sampai ke rumah warga,” tandasnya. (CR-01/PBN)

  • Pelanggan Keluhkan Gangguan Air Bersih PDAM Tirta Multatuli

    Pelanggan Keluhkan Gangguan Air Bersih PDAM Tirta Multatuli

    LEBAK, BANPOS – Selama Ramadan, sudah dua kali distribusi air PDAM Tirta Multatuli Lebak tidak ngalir ke rumah warga yang menjadi pelanggan, sehingga aktivitas ibadah masyarakat di bulan Ramadan sedikit terganggu.

    Kondisi itu dikeluhkan pelanggan PDAM Tirta Multatuli di Kampung Cempa, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar.

    Supriatman mengungkapkan, selama Ramadan ini, sudah dua kali distribusi air PDAM tidak ngalir ke rumah warga, sehingga mengganggu aktivitas ibadah masyarakat di bulan suci Ramadan.

    Air bersih dari instalasi PDAM jelas Supriatman, tidak mengalir sejak Sabtu dini hari. Sampai sekarang, air PDAM masih mati. Padahal saat ini masyarakat begitu membutuhkan air bersih untuk keperluan memasak, mencuci, mandi, dan bersuci.

    “Tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu dari PDAM terkait gangguan distribusi air bersih ke pelanggan,” kata Supriatman di rumahnya, Sabtu (9/5).

    Pelanggan PDAM meminta kepada manajemen PDAM Tirta Multatuli untuk memberikan penjelasan mengenai gangguan pelayanan. Terpenting, distribusi air PDAM kembali lancar, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk memasak, mencuci, dan berwudhu.

    “Sekarang, piring-piring dan alat masak menumpuk. Bahkan, untuk mandi kita gunakan air galon,” jelasnya.

    Persoalan gangguan distribusi air bersih, lanjutnya, sudah sering disampaikan masyarakat di wilayah perkotaan. Bahkan, beberapa pelanggan di wilayah Rangkasbitung sudah lama tidak menikmati air PDAM akibat pompa air di instalasi pengolahan air bersih di Pabuaran rusak.

    Direktur Perusahaan Air Minum (PDAM) Tirta Multatuli Lebak, Oya Masri belum lama ini kepada BANPOS mengatakan, dua pompa air di sumur intake Pabuaran mengalami kerusakan (jebol). Akibatnya distribusi air bersih ke rumah-rumah pelanggan mengalami hambatan.

    “Iya ada pergiliran distribusi, karena ada dua pompa distribusinya lagi ada trable (jebol), lagi diperbaiki. Di sumur intake Pabuaran,” katanya.(CR-01/PBN)

  • Dewan Panggil Dinsos, JPS Kabupaten Serang Masih Angan-angan

    Dewan Panggil Dinsos, JPS Kabupaten Serang Masih Angan-angan

    SERANG, BANPOS – Bantuan Kabupaten Serang dianggap belum jelas kapan disalurkan. Sebab, berdasarkan keterangan dari Komisi II DPRD Kabupaten Serang, setelah melakukan pemanggilan terhadap Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang pada Rabu (6/5), belum dilakukan penyaluran Bantuan jaring pengaman sosial (JPS).

    “Saya juga dapat pengaduan dari masyarakat. Maka saya uji petik ke lapangan,” ujar Ketua komisi II DPRD Kabupaten Serang, Suja’i A Sayuti, saat dihubungi oleh BANPOS melalui sambungan telepon seluler, Jumat (8/5).

    Lebih lanjut ia mengatakan, hingga kini pihaknya belum mengetahui berapa total anggaran yang digelontorkan untuk JPS tersebut. Menurutnya, saat pemanggilan, Dinsos menyatakan bahwa belum melakukan penyaluran dengan alasan masih mengolah data.

    “Belum ada nilai fixnya. Boleh konfirmasi ke Dinsos, supaya kita sama-sama mengawal, semata-mata untuk kepentingan masyarakat tidak mampu dalam rangka terdampak Covid-19,” tegasnya.

    Pada intinya, kata Suja’i, untuk penyaluran JPS, pihak Dinsos mengikuti sumber data, yaitu pusat data dan informasi (Pusdati), kemudian ada beberapa data yang sudah direkomendasi dari pihak Kecamatan, serta dikawal oleh tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) atau pendamping masyarakat tidak mampu.

    “Kita hanya menanyakan terkait dengan data, bagaimana mekanismenya, supaya tidak terjadi fenomena yang mampu mendapatkan bantuan, sementara yang miskin tidak mendapatkan bantuan,” tuturnya.

    Menurut dia, fenomena tersebut terjadi di lapangan. Oleh karena itu, pihaknya melakukan uji petik di beberapa desa. Hasilnya, ada yang tidak mampu tetapi tidak mendapatkan bantuan, tetapi yang mampu sudah mendapat BLT atau bantuan dari Kemensos yang baru dekat ini sudah disalurkan melalui PT POS Serang.

    “Ketika saya telusuri ke RT, ternyata warga tidak mampu pun semua didata. Kembali ke masalah kuota mungkin, jadi benar-benar harus diverifikasi ulang,” ujarnya.(PBN)

  • Tidak Kalah Dengan UI, Ini Kisah-kisah Mistis di Kampus Untirta

    Tidak Kalah Dengan UI, Ini Kisah-kisah Mistis di Kampus Untirta

    SERANG, BANPOS – Kisah mistis yang terjadi di Untirta melalui video dan foto beberapa hari yang lalu bukan hanya menggegerkan sivitas akademika Untirta saja, melainkan juga jagat dunia maya.

    Pro kontra akan kebenaran video dan foto tersebut menjadi diskusi hangat para warganet maupun mereka yang sedang menunggu waktu berbuka.

    BANPOS berhasil mengumpulkan beberapa kisah mistis lainnya yang pernah dialami oleh sivitas akademika Untirta, mulai dari mahasiswa, hingga para pegawainya.

    Berikut rangkuman kisah mistis yang BANPOS dapatkan.

    1. Diganggu ‘kaleng kosong’

    Arifin, salah satu petugas keamanan Untirta, mengaku pernah mengalami kejadian mistis tatkala sedang menyalakan lampu yang berada di gedung A Untirta. Pada saat itu, waktu menunjukkan pukul 18.00 usai azan maghrib.

    “Saya waktu itu sedang ingin menyalakan lampu lantai 1 gedung A Untirta. Kondisinya saat itu jam 18.00 setelah maghrib. Waktu itu sih gedung A posisi pintunya masih yang menghadap gedung B,” ujar Arifin.

    Ketika dirinya akan memencet saklar lampu tersebut, tiba-tiba terdengar suara kaleng kosong yang seperti ditendang oleh seseorang ke arah dirinya. Sontak hal itu membuat dirinya kaget dan melihat sekitar.

    “Tapi saat dilihat, ternyata di sekitar saya tidak ada siapa pun. Bahkan kalengnya sendiri tidak ada. Lantai kondisinya memang bersih tidak ada barang. Saya pun langsung buru-buru kembali ke pos jaga,” jelasnya.

    2. Pintu rektorat buka tutup sendiri

    Gedung megah rektorat Untirta pun tidak luput dari kisah mistis. Berdasarkan penuturan dari salah satu pegawai Untirta, disebutkan bahwa ia pernah diganggu oleh makhluk tak kasat mata saat hendak masuk ke gedung rektorat.

    Ia mengatakan, saat itu dirinya sedang ingin mengambil berkas yang tertinggal di gedung tersebut. Waktu memang menunjukkan pasca-azan maghrib.

    Saat sedang buru-buru menuju ke gedung, ia mengaku melihat pintu rektorat terbuka seperti ada orang yang keluar dari dalam.

    “Yah coba dibayangkan aja. Pintu rektorat kan bentuknya dua daun gitu, dan terbuat dari kaca. Tapi terbuka sendiri tanpa ada orang yang keluar,” katanya.

    Meskipun tidak nampak wujudnya, ia mengaku sempat merinding. Karena menurutnya, ketika tidak menampakkan wujudnya justru semakin membuat kepikiran.

    “Yah itu tiba-tiba terbuka begitu saja. Kalau ada wujudnya kan kita udah tau lah apa seperti apa yang membuka pintu. Kalau begini kan pikiran kita langsung liar begitu aja. Mau berfikir positif kalau itu angin juga gak mungkin,” jelasnya.

    3. Ketemu ‘mbak kunti’ di lab pertanian

    Dari sumber lain, BANPOS mendapati kisah tentang salah satu Office Boy (OB) Untirta sebut saja Kumbang, yang sedang bekerja di laboratorium pertanian Untirta berlokasi tepat di belakang gedung Pascasarjana Untirta.

    Saat itu Kumbang sedang beres-beres di gedung tempat mahasiswa pertanian berpraktik. Kebetulan, saat itu baru saja berkumandang adzan maghrib.

    Tiba-tiba saja, ada sesosok perempuan menyerupai ‘mbak kunti’ muncul di dekat dirinya. Sontak hal itu membuat dirinya kaget dan lari tunggang langgang meninggalkan sosok tersebut sendirian.

    “Setelah ketemu mbak kunti, Kumbang akhirnya tidak masuk selama dua hari. Baru setelahnya masuk dan menceritakan kejadian yang dia alami,” kata sumber BANPOS tersebut.

    4. Penampakan dan diganggu ‘mbak kunti’ di Untirta Ciwaru

    Sekitar 2018 silam, Untirta juga pernah dihebohkan oleh foto diduga penampakan ‘mbak kunti’ di kampus Untirta Ciwaru. Foto tersebut diambil oleh salah satu mahasiswa FKIP Untirta dan tersebar di setiap grup WhatsApp baik kelas, jurusan, maupun fakultas.

    “Dulu emang pernah heboh di kampus Untirta Ciwaru soal foto penampakan ‘neng kunti’. Lokasi penampakannya mah di gedung A kampus Untirta Ciwaru,” ujar Ahdi, salah satu mahasiswa Untirta.

    Menurutnya, meskipun sampai sekarang tidak diketahui apakah itu benar penampakan atau tidak, namun ia mengaku sering mendengar cerita dari teman-temannya kalau di gedung A sering kali diganggu oleh makhluk halus.

    “Misalkan kalau lagi di kamar mandi, itu sering digangguin. Kamar mandinya ada di belakang gedung A, dekat ruangan office boy. Ganggunya itu sering ngetok-ngetok pintu WC sama ngelempar botol. Padahal gak ada orang lain,” terangnya.

    5. Diperhatiin saat sedang rapih-rapih auditorium gedung B

    Kali ini kisah mistis datang dari salah satu mahasiswi Untirta jurusan PPKN, Vinna. Mahasiswi angkatan 2017 dan aktif di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) tersebut saat itu sedang mempersiapkan agenda musyawarah mahasiswa (Musma) di auditorium gedung B.

    “Nah Vinna tuh mau beres-beres tempat kan buat acara besoknya. Terus ke audit lah abis maghrib bareng sama beberapa teman di DPM,” ujar Vinna membuka cerita.

    Lalu pada saat membereskan auditorium, Vinna dan temannya yang memiliki kepekaan akan hal gaib, mendengar ada suara orang yang sedang berteriak dari atas gedung.

    Padahal saat itu kondisi sedang sepi dan posisi auditorium gedung B berada di lantai teratas, namun terbagi menjadi lantai dasar auditorium dan bagian tribun.

    “Tau sendiri kan audit lantai berapa, gak mungkin ada orang di atas audit. Vinna kira tuh Vinna doang yang dengar, tenyata teman Vinna juga dengar. Spontan lah kita tatap-tatapan dan diem aja tuh, mikirinnya positif,” katanya.

    Anehnya, lanjut Vinna, teman-temannya yang lain tidak ada yang mendengar suara tersebut. Hanya Vinna dan temannya yang memiliki kepekaan yang mendengar.

    Tak lama kemudian, terdengar kembali suara teriakan tersebut. Namun kali ini, semua teman-temannya mendengar. Hanya saja mereka tidak menggubris hal tersebut.

    “Udah lah kita becanda beres-beres aja. Dan gak kerasa kan ternyata udah jam 10 malam tuh. Akhirnya kita buru-buru buat selesai dekorasi dan lainnya,” beber Vinna.

    Sebelum pulang, Vinna dan teman-temannya mengambil meja untuk keperluan sidang di bagian tribun auditorium. Nah ternyata, Vinna baru sadar ada satu kucing yang mengikuti dirinya terus sampai selesai mengangkat meja. Kucing itu pun tiba-tiba menghilang.

    “Sebelum pulang, kita kan foto-foto dulu tuh auditnya buat laporan ke grup kalau sudah diberesin auditnya. Dan pas dikirim di grup, beberapa foto itu kayak ada yang sadar ada yang aneh di foto itu,” terangnya.

    Vinna menjelaskan, foto tersebut tepat menghadap ke arah pintu masuk auditorium. Pintu tersebut menggunakan pintu kaca, sehingga dapat terlihat bagian luarnya. Dari situlah terdapat sosok diduga penampakan.

    “Di salah satu foto itu ada kayak sosok baju putih dan rambut yang panjang banget menjuntai sampe ke lantai. Setelah di zoom, benar-benar jelas banget dong rambutnya itu, panjang banget. Dari situ benar-benar mulai merinding dan buru-buru buat keluar,” ucapnya.

    Saat ingin pulang, mereka melapor terlebih dahulu kepada petugas keamanan yang berjaga. Pada saat itulah Vinna mengaku bahwa tiba-tiba para petugas keamanan menanyakan hal yang membuat heran, yakni ‘aman gak neng di audit?’.

    “Spontan kita pada tatap tatapan dong inget kejadian barusan, akhirnya kita cerita. Tapi sebelum kita cerita detailnya, satpam ini udah nebak pasti ada yang ganggu, baju putih, rambutnya ngejuntai. Langsung kaget dong kita, ternyata yang kita liat itu beneran makhluk itu,” ungkapnya.

    Namun saat diminta foto yang dimaksud, Vinna mengaku sudah menghapus. Sebab, dengan melihatnya saja sudah membuat bulu kuduknya merinding.

    Nah, itu semua beberapa kisah mistis yang berhasil dirangkum oleh BANPOS. Menurut pembaca, cerita keberapa yang paling bikin bulu kuduk merinding? (DZH)