Penulis: Panji Romadhon

  • Gubuk Reot Jadi Saksi, Bantuan Pemerintah Tak Hadir

    Gubuk Reot Jadi Saksi, Bantuan Pemerintah Tak Hadir

    PANDEGLANG,BANPOS – Khawatir ada masyarakat kurang mampu yang terdampak Covid-19 tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah, sejumlah relawan Charity Banten melakukan Gerakan social dengan melakukan sweeping rumah warga ke beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang.

    Ketua Charity Banten, Dicky mengatakan, sweeping warga merupakan Gerakan social atau kemanusiaan dalam rangka melakukan penyisiran, pendataan serta menyalurkan bantuan agar tepat sasaran.

    “Gerakan kemanusiaan sweeping warga ini sudah berlangsung hampir sekitar satu bulan, dalama kegiatan ini kita menyisir, mendata dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan ditengah pandemi Covid-19. Tujuannya agar bantuan yang diberikan ini tepat sasaran,” kata Dicky kepada BANPOS melalui selulernya, Kamis (23/4).

    Saat melakukan gerakan kemanusiaan, lanjut Dicky, Charity merasa prihatin saat menemukan salah satu warga yaitu Sanian (70) yang tinggal di Kampung Pangbogoan, Desa Banyubiru, Kecamatan Labuan, yang hidup seorang diri di lahan kebun miliknya selama 30 tahun dan belum pernah mendapat bantuan.

    “Saya merasa prihatin saat melihat kondisi kakek Sanian yang tinggal digubuk bambu yang hampir roboh karena belum pernah diperbaiki. Untuk memenuhi kebutuhan makan saja dari belas kasihan tetangganya,” terangnya.

    Saat relawan memberikan bantuan, tambah Dicky, kakek Sanian merasa bahagia dengan mata berkaca-kaca menerima bantuan yang diberikan, mengingat selama ini belum pernah mendapatkan bantuan.

    “Kita merasa terharu saat kakek Sanian menerima bantuan yang diberikan, dengan tangan bergetar dan mata berkaca-kaca menerima bantuan,” ujarnya.

    Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan penyisiran ke wilayah kecamatan lain yang ada di Pandeglang, mengingat pandemi Covid-19 berdampak kepada kehidupan social dan ekonomi masyarakat.

    “Kami tidak ingin saat bantuan disalurkan oleh pemerintah, ada masyarakat yang kelaparan. Untuk pemerintah daerah, jika kakek Sanian belum pernah mendapatkan program bantuan tolong dibantu dan jika kesulitan untuk menyalurkannya biar kami yang mengantarkannya,” ungkapnya.

    Sementara penerima bantuan, Sanian (70) mengatakan, selama dirinya menghuni gubuk tua dengan kondisi nyaris ambruk dengan ditutupi terpal plastik yang sudah banyak yang bocor selama 30 tahun belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.

    “Kondisi rumah saya memang sudah hampir roboh, bukannya tidak mau memperbaiki, untuk makan sehari-hari saya sendiri saja susah. Sehari-hari saya memungut buah melinjo yang jatuh untuk dijual dan hasilnya pun tidak seberapa, itupun kalau dapat, kalau tidak dapat saya kadang tidak makan. Alhamdulillah kadang ada tetangga yang memberi makan,” katanya lirih.

    Untuk bantuan dari pemerintah, Sanian mengaku belum pernah mendapatkan, mengingat untuk mengajukannya tidak mengerti harus bagaimana.

    “Selama 30 tahun tinggal disini, saya belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baru kali ini saya ada yang memberi bantuan sebanyak ini, terima kasih atas bantuan yang diberikan,” ungkapnya.

    Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Labuan, Adnan mengatakan, pihaknya sudah melakukan kunjungan ke rumah kakek Sanian dengan pihak kecamatan dan sudah melakukan koordinasi dengan Kepala Desa (Kades) Banyubiru.

    “Saya dan pak Camat sudah berkunjung ke rumahnya dan sudah koordinasi dengan Kades untuk dibuatkan KTP dan KK mengingat selama ini Sanian belum memiliki KTP dan KK. Untuk KK sudah kita buatkan dan sudah jadi, namun untuk KTP kata pihak Disdukcapil blankonya kosong,” katanya.(dhe/pbn)

  • JPS Ditambah Stimulus UMKM Dikurangi, Kota Serang Gunakan Bankeu

    JPS Ditambah Stimulus UMKM Dikurangi, Kota Serang Gunakan Bankeu

    SERANG,BANPOS- Kuota penerima jaring pengaman sosial (JPS) yang semulanya sebanyak 35 ribu KK, kini kembali ditambah oleh Pemkot Serang menjadi 50 ribu KK. Namun, kuota penerima stimulus UMKM yang sebelumnya dianggarkan untuk 14.238 UMKM, dikurangi menjadi 10.238.

    Berdasarkan data yang diterima BANPOS, besaran bantuan JPS setelah ada penambahan kuota tersebut saat ini menjadi Rp30 miliar dengan masing-masing KK akan menerima bantuan sebesar Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan.

    Sementara anggaran untuk stimulus UMKM menjadi Rp5,1 miliar dengan masing-masing UMKM akan mendapatkan Rp500 ribu.

    Selain itu, Pemkot Serang juga menganggarkan stimulus untuk 65 kelompok wanita tani dan 2.545 nelayan yang terdampak ekonomi. Untuk kelompok wanita tani (Pokwatan), masing-masing akan mendapatkan stimulus sebesar Rp3 juta dengan total anggaran sebesar Rp195 juta.

    Sedangkan untuk nelayan masing-masing akan mendapatkan Rp500 ribu dengan total anggaran yang dipersiapkan yakni sebesar Rp1,2 miliar.

    Sehingga, total bantuan untuk penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19 di Kota Serang saat ini sekitar Rp36,5 miliar.

    Adapun anggaran masing-masing bantuan tersebut terbagi menjadi dua sumber, yakni hasil dari realokasi anggaran APBD Kota Serang dan bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Banten.

    Untuk stimulus bagi UMKM, nelayan maupun Pokwatan, berasal dari realokasi anggaran. Sedangkan untuk JPS berasal dari Bankeu provinsi.

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, membenarkan bahwa terdapat penambahan kuota JPS di Kota Serang.

    Menurutnya, penambahan kuota menjadi 50 ribu untuk menutupi lonjakan data penerima JPS yang mencapai 81 ribu KK. Sedangkan sisanya, akan dibantu oleh pusat dan provinsi.

    “Dari 81 ribu penerima JPS, Pemerintah Pusat dan provinsi akan membantu masing-masing 16 ribu KK. Sisanya 50 ribu menjadi tanggungan Pemkot Serang selama 3 bulan ke depan,” ujarnya seusai memberikan bantuan sembako di Kantor Kecamatan Cipocokjaya, Kamis (23/4).

    Subadri menjelaskan, penambahan kuota penerima JPS tersebut dikarenakan hasil pendataan tim Gugus Tugas tingkat kelurahan mendapati jumlah masyarakat yang layak untuk mendapatkan bantuan JPS melebihi kuota yang ada.

    “Semula kan 25 ribu, ditambah warga miskin baru yang terkena dampak, seperti tukang ojek, tukang asongan dan yang terkena PHK, maka ada penambahan 10 ribu, jadi totalnya 35 ribu. Tetapi berdasarkan hasil pendataan dari RT dan RW, jumlahnya sebanyak 81 ribu,” jelasnya.

    Subadri mengatakan, 50 ribu KK yang ditanggung oleh Pemkot Serang nantinya akan mendapatkan bantuan berupa sembako senilai Rp200 ribu rupiah selama tiga bulan kedepan.

    Namun jika dalam kurun waktu tiga bulan ke depan masih belum pulih, Pemkot Serang akan menambah masa pemberian bantuan selama 6 bulan.

    “Kami berharap Covid-19 ini akan selesai dalam tiga bulan. Tapi kalaupun tidak, kami akan anggarkan dalam 6 bulan,” terangnya.

    Subadri menargetkan, pembagian bantuan tersebut akan dilakukan pada akhir bulan ini, yang akan disalurkan secara langsung ke rumah warga melalui RT dan RW di lingkungannya masing-masing berdasarkan data yang telah masuk.

    “Perwal untuk penyaluran bantuan yang 81 ribu kemarin sudah ditandatangani, saya sih berharap di akhir bulan ini, satu atau dua hari puasa lah. Penyaluran nanti dari Dinsos langsung ke kelurahan masing-masing. Nanti dari kelurahan disalurkan langsung door to door melalui RT dan RW,” jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Disperdaginkop UKM Kota Serang, Yoyo Wicahyono, membenarkan adanya pengurangan kuota stimulus UMKM.

    Ia mengatakan bahwa terjadinya pengurangan kuota penerima stimulus UMKM sebanyak 4 ribu dikarenakan adanya kajian data UMKM yang terdampak Covid-19. Diperkirakan, 30 persen pelaku UMKM dapat bertahan dari dampak Covid-19.

    “Dari sejumlah database yang ada itu, ternyata hanya 70 persen pelaku UMKM yang terdampak. Jadi tidak semuanya terdampak Covid-19. Makanya kami mengurangi kuota tersebut sebanyak 4 ribu, jadi sekarang yang akan menerima hanya 10.238 saja,” kata Yoyo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

    Terpisah, Kepala Distan Kota Serang, Edinata, mengatakan bahwa stimulus untuk nelayan nantinya akan diberikan dalam bentuk uang tunai. Sedangkan untuk Pokwatan akan diberikan dalam bentuk bibit tanaman.

    “Nelayan bentuk uang Rp500 ribu per KK. Jumlahnya yakni sebanyak 2.545 KK di dua kelurahan yakni Banten dan Margaluyu. Peruntukannya yaitu untuk beli solar atau beli jaring jika rusak. Sedangkan Pokwatan berupa bibit-bibitan untuk ditanam,” ucapnya.

    Untuk buruh tani atau petani penggarap, Edinata mengatakan bahwa mereka akan tercakupi dalam JPS yang telah dianggarkan oleh Dinsos Kota Serang.

    “Kalau buruh tani atau penggarap sudah tercover oleh Dinsos, JPS mendapat sembako,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Pasar Ramai, Penjualan Lesu

    Pasar Ramai, Penjualan Lesu

    SERANG, BANPOS – Pandemi Covid-19 tidak bisa menahan masyarakat untuk menjalankan tradisi munggahan di Kota Serang. Buktinya, pasar induk Rau sehari sebelum Ramadan tetap diserbu oleh masyarakat.

    Kendati demikian, pendapatan pedagang pun terbilang tetap di bawah rata-rata pendapatan sebelum adanya Covid-19. Selain itu, beberapa komoditas pun terpantau naik harganya.

    Salah seorang pedagang ayam potong, Dila, mengatakan bahwa penjualan menjelang Ramadan memang tergolong naik dibandingkan hari-hari sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan penjualan sebelum adanya Covid-19, terpaut cukup jauh.

    “Yah biasanya saya sehari-hari sebelum Covid-19, bisa jual 150 kilogram. Tapi setelah ada Covid-19 turun sampai 40 persen. Kalau munggahan tahun lalu itu saya jual sampai 600 kilogram sekarang cuma 155 kilogram,” ujarnya, Kamis (23/4).

    Senada disampaikan oleh Udin, penjual daging sapi. Menurutnya, penjualan daging sapi menjelang munggahan ini memang naik dibandingkan hari biasa pasca-pandemi. Namun, perbedaannya cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.

    “Tahun lalu kalau lagi munggahan bisa terjual 7 ekor. Kalau sekarang ini cuma tiga ekor. Harga sih normal, enggak naik enggak turun,” katanya.

    Ia juga membandingkan penjualan sehari-hari sebelum adanya Covid-19 dan setelah adanya Covid-19. Udin mengaku, sebelum pandemi terjadi, ia dapat menjual daging sapi minimal satu ekor sehari.

    “Biasanya mah satu ekor sehari. Itu sebelum Korona ada. Tapi sekarang, penjualan kami di bawah satu ekor. Itu juga padahal pedagang-pedagang lain sudah pada libur,” jelasnya.

    Santan kelapa yang biasanya juga diburu menjelang perayaan munggahan pun tidak bisa memenuhi target yang penjual tetapkan. Penjualan yang biasanya mencapai 500 butir kelapa, saat ini hanya bisa menjual 100 butir.

    “Sepi pokoknya. Biasanya 500, sekarang hanya 100 saja. Semenjak Korona pokoknya. Saya juga mau naikkan harga gak berani,” katanya.

    Sementara itu, Rini, penjual sayur mayur mengatakan bahwa untuk harga beberapa komoditas sayur naik cukup drastis. Seperti bawang merah yang melonjak drastis dibanding harga normal.

    “Bawang merah sekarang harganya Rp50 ribu per kilogram. Normalnya mah di harga Rp28 ribuan. Mungkin karena permintaannya lagi banyak. Soalnya biasa buat stok di rumah pas Ramadan juga,” ujarnya.

    Sama dengan bawang merah, cabe merah pun naik harganya. Biasanya, sekilo cabe merah seharga Rp22 ribu. Namun saat ini harganya menyentuh senilai Rp36 ribu.

    “Jadi memang itu kan bahan bumbu dapur. Jadinya banyak yang memburu. Memang dari sananya harga naik, makanya saya mau menyesuaikan harga supaya masih bisa dapat untuk dari penjualan,” ucapnya.

    Terpisah, kepala Disperdaginkop UKM Kota Serang, Yoyo Wicahyono, mengaku belum mendapatkan laporan kenaikan harga tersebut. Hanya saja, apabila memang terjadi kenaikan, maka pihaknya berkemungkinan untuk melakukan operasi pasar.

    “Operasi pasar dimungkinkan. Namun kami akan analisa dulu ini kenaikannya karena apa. Kami juga akan tanya kepada pemerhati harga, apa benar ada kenaikan. Karena saya belum dapat laporan,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Butuh Perhatian, Sudah 8 Hari ODGJ Kambuhan Dikerangkeng

    Butuh Perhatian, Sudah 8 Hari ODGJ Kambuhan Dikerangkeng

    CIHARA, BANPOS – Wanita malang yang beranak dua, S (33) , warga Kecamatan Cihara, diduga sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Perempuan setengah baya tersebut, sudah 8 hari dilaporkan dikurung dalam kerangkeng oleh pihak keluarganya.

    Kepada wartawan, kakak korban, Arpin, menerangkan bahwa penyakit ODGJ yang diderita adiknya sudah itu sudah satu tahun lamanya. Ia mengklaim, mengurung (kerangkeng-red) S, itu untuk menyelamatkan dirinya.

    “Iya, penyakit ODGJ adik saya ini sudah satu tahun, sempat seperti biasa lagi, sehat. Namun kumat lagi sudah dua minggu. Adik saya lari-lari, kadang ke hutan sambil bawa anaknya yang perempuan berumur satu tahun. Kalau anaknya yang gede itu perempuan berumur 14 tahun, sudah bisa aman. Dengan keadaan adik saya seperti ini, saya merasa takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Makanya ini dikurung. Ini sudah 8 hari, kan aman, kami juga yang nungguinnya bisa tidur,” ungkap Arpin di rumahnya, Rabu (22/4).

    Pihak keluarga berharap ada bantuan dari pemerintah untuk penanganan S yang sedang mengalami ODGJ juga bantuan kebutuhan ekonominya. “Saya berharap kepada pemerintah terkait agar membantu kami, keadaan adik saya ini butuh pengobatan yang serius. Memang kemarin juga ada yang dari pihak Puskesmas Cihara yang datang dan memberikan obat ke adik saya ini. Namun kami saat ini merasa cemas, karena sudah dua hari ini adik saya tidak mau makan dan tidak mau diajak bicara. Kami orang miskin, berharap ada bantuan dari pemerintah,” katanya.

    Sementara Kepala Desa Pondokpanjang, Sobandi yang didampingi Sekdesnya Hedi, saat menjenguk ke rumah korban mengatakan pihaknya bersama stakeholder desa merasa prihatin melihat kondisi S. Menurutnya ini tanggungjawab bersama semua elemen.

    “Kami merasa prihatin melihat kondisi S, tinggal bersama Ibunya yang sudah janda tua. Ia butuh pengobatan medis sedangkan keadaan ekonomi keluarganya tidak mampu. Kami juga tidak tinggal diam, akan tetapi berusaha semaksimal mungkin mendorong agar S bisa sehat kembali seperti biasa. Ya, tentunya butuh perhatian dari semua pihak,” ungkapnya.

    Terpisah, Madsoleh, aktivis Kecamatan Cihara, meminta semua pihak untuk membantu korban yang tengah menderita. “Kami berharap kepada seluruh dinas terkait yang memang punya peranan sosial masyarakat agar segera menangani musibah yang di derita ibu S. Baik penanganan medisnya juga keadaan ekonomi yang memang butuh bantuan seperti sembako. Itu anaknya perlu juga diperhatikan apalagi yang masih kecil,” papar Madsoleh.(WDO/PBN)

  • Inspiratif! Warga Saling Gotong Royong Bantu Ekonomi Mereka Yang Terdampak Covid-19

    Inspiratif! Warga Saling Gotong Royong Bantu Ekonomi Mereka Yang Terdampak Covid-19

    SERANG, BANPOS – Apa yang dilakukan oleh warga RW 08, Kelurahan Penancangan, Kota Serang patut dicontoh dan apresiasi.

    Saat kondisi ekonomi masyarakat sedang terpukul akibat Covid-19, masyarakat yang dikoordinir oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami’ Attaqwa gotong royong kumpulkan bantuan untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

    Ketua DKM Jami’ Attaqwa, Dedi Kurniadi, mengatakan bahwa para pengurus DKM melihat kondisi masyarakat, khususnya di lingkungan sekitar, kepayahan akibat ekonomi yang menurun.

    “Awalnya memang dari jajaran pengurus DKM yang melihat dampak dari Covid-19 yang sangat mempengaruhi ekonomi warga maupun jamaah di lingkungan kami,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Rabu (22/4).

    Dedi menuturkan, dengan adanya kondisi tersebut, pengurus DKM pun berinisiatif untuk menggerakkan jamaah dan masyarakat sekitar, untuk gotong royong mengumpulkan bantuan yang nantinya akan diserahkan kepada mereka yang membutuhkan.

    “Pengurus DKM masjid dalam hal ini menjadi mediator atau jembatan dari para Aghnia (dermawan) di lingkungan kami, untuk mendukung program bantuan ini,” jelasnya.

    Hingga tahap pertama penyaluran bantuan, Dedi mengaku telah menyalurkan bantuan sebanyak 110 paket sembako.

    “Tahap pertama, kami sudah laksanakan penyaluran bantuan ini dengan jumlah 110 paket sembako dan sudah kami salurkan kepada para mustahiknya,” ucap Dedi.

    Ia pun menerangkan bahwa program tersebut akan dilakukan secara rutin dan berkala.

    “Rencana akan dilakukan berkala. Yang kami salurkan saat ini merupakan tahap pertama sebelum Rmadan. Nanti tahap selanjutnya pertengahan ramadan dan setelah Ramadan,” tandasnya. (DZH)

  • Sejak Gelombang Pertama, Sebanyak 7,6 Juta Orang Daftar Kartu Prakerja

    Sejak Gelombang Pertama, Sebanyak 7,6 Juta Orang Daftar Kartu Prakerja

    JAKARTA,BANPOS- Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan hingga Rabu (22/4) pukul 16.17 WIB jumlah peserta yang sudah melakukan registrasi program Kartu Prakerja mencapai 7.658.122 orang. Itu adalah total pendaftar program Kartu Prakerja sejak gelombang pertama hingga memasuki gelombang kedua ini.

    Pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua telah dibuka Senin (21/4) dan akan ditutup Kamis (23/4) pada pukul 16.00 WIB. “Kami laporkan total user yang register sejak dari batch satu sampai sekarang berjumlah 7.658.122 orang,” ujarnya dalam video conference seperti yang dikutip dari laman berita jawapos.com, Rabu (22/4).

    Menurutnya, angka tersebut membuktikan bahwa pemerintah dapat menciptakan sebuah mekanisme pendaftaran yang mudah bagi masyarakat Indonesia. Saat ini, pihaknya sedang memproses anggaran bagi 168.111 peserta yang lolos di gelombang pertama.

    Dana sebesar Rp 3,55 juta akan dikirim ke virtual account dalam jangka waktu tiga-lima jam ke depan. Namun uang tersebut baru dapat digunakan Rp 1 juta untuk biaya pelatihan. Sisanya baru bisa digunakan jika peserta sudah mengikuti minimal satu kali pelatihan.

    “Dari 168.111 peserta tersebut prosesnya sedang berlangsung bisa sampai 3-5 jam ke depan,” ucapnya.

    Peserta yang lolos juga akan mendapat notifikasi melalui SMS ke nomor yang sudah dicantumkan saat mendaftar. Sehingga, peserta yang dinyatakan sudah lolos dapat langsung memilih 1.500 pelatihan yang sudah disediakan di delapan platform yang tersedia.

    “Yang tidak diterima bisa lihat di dashboard ‘Oh ternyata saya belum dapat uang Rp 3,55 juta’. Kami persilakan untuk gabung ke gelombang kedua, cukup satu klik saja,” pungkasnya. (ROM/EST)

  • Patut Dicontoh, Pemuda di Kota Serang ‘Tebar Kebaikan’ Ditengah Pandemi Covid-19

    Patut Dicontoh, Pemuda di Kota Serang ‘Tebar Kebaikan’ Ditengah Pandemi Covid-19

    SERANG,BANPOS– Sekelompok pemuda kota serang yang tergabung dalam organisasi ‘Reaksi Kemanusiaan’ menebar kebaikan dengan membagikan 250 paket sembako ke masyarakat kurang mampu.

    Aksi ini sendiri bertujuan untuk mengurangi beban keseharian masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

    Kordinator Aksi, Aldi Syahbana mengatakan paket sembako yang berasal dari swadaya kelompoknya ini diberikan kepada warga yang kurang mampu yang ada di beberapa lokasi di Kota Serang. Diantaranya di Kp Gempol, Kp Susukan dan Kp Cipare Kota Serang.

    “Yah, inilah bagian dari kegiatan kami. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi masyarakat,” kata Aldi.

    Aldi juga mengajak seluruh elemen masyarakat di Kota Serang untuk dapat bahu-membahu menghadapi dampak dari pendemi covid-19.

    “Harapan nya Kedepan kegitan ini bisa terus dilaksanakan dan juga bisa menjadi motivasi para pemuda/i untuk bersama-sama memperhatikan masyarakat yang terdampak dan harus dibantu,” pungkas Aldi. (RED)

  • Dewan Harap Masyarakat Tidak Takut Melapor Soal BSP

    Dewan Harap Masyarakat Tidak Takut Melapor Soal BSP

    Anggota DPRD Lebak dari Partai Persatuan Pembangunan, Musa Weliansyah berharap, para agen/E-Warong bisa menyalurkan program bantuan sembako bagi masing-masing keluarga penerima manfaat sesuai pesanan KPM itu bisa dilakukan melalui Cash On Delivery (COD).

    “Selain mandiri, penyaluran bantuan pangan sembako para E-Warong bisa melakukan pemesanan barang sesuai pesanan KPM melalui COD. Pesan dulu, barang datang cocok bayar kalau tidak cocok ya kembalikan,” katanya.

    Sedikitnya 403 E-Warong dipastikan menandatangani pakta integritas dan jika melangar ini bisa dipidanakan. Memorandum Of Understanding (MoU) E-Warong dengan supplier yang ada itu wanprestasi menguntungkan sebelah pihak.

    “Dengan harga komoditi diatas harga pasar dan sistem paket itu, agen dan KPM justeru dirugikan. Karena itu E-Warong agar membatalkan MoU yang wanprestasi serta melangar pedum sembako 2020. Dan supplier yang membuat MoU itu adalah supplier calo,” ungkapnya

    Ia mengajak kepada masyarakat di Kabupaten Lebak untuk bersama-sama mengawasi program bantuan pangan sembako dan tidak takut untuk melaporkan bila dilapangan menemukan adanya ketidakberesan yakni bantuan pangan sembako tidak berkualitas dan harga diatas harga pasar.

    Musa mengaku, siap dan bersedia menindaklanjuti sampai ke aparat penegak hukum atas segala bentuk pelanggaran program bantuan pangan sembako 2020 yang dilakukan oleh E-Warong terutama bagi yang tidak mengindahkan pakta integritas.

    “Mari kita awasi bersama-sama jangan takut untuk melapor. Mulai tanggal 5 Mei 2020 sudah tidak boleh lagi ada E-Warong/Agen sembako yang menjual kebutuhan bahan poko kepada KPM diatas harga pasar, sistem paket dan komodity tidak berkualitas,” tegasnya.

    Awal Mei 2020, di Kabupaten Lebak harga beras mutu terbaik tidak mungkin melebihi harga Rp10.500/kg, Telur Rp25.000/Kg, Ayam Rp 20.000/kg, Ikan Bandeng, Tongkol Rp22.500/Kg.

    “Harga seperti ini bisa saja berlaku tidak hanya di Kabupaten Lebak, tetapi juga di Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kabupaten/Kota Tangerang,” tandasnya.(CR-01/PBN)

  • Membandel, Ternak Ayam PT BSS di Gunungkencana Ditutup Paksa

    Membandel, Ternak Ayam PT BSS di Gunungkencana Ditutup Paksa

    GUNUNGKENCANA, BANPOS – Terkait keberadaan ternak ayam yang pendiriannya melanggar aturan, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Satpol PP Lebak menutup paksa peternakan ayam berskala besar milik PT Baroka Saudara Sejahtra (BSS) yang berada di Kampung Cikole Desa Ciakar, Kecamatan Gunungkencana, pada Selasa (21/4) sekitar pukul 13.00 Wib.

    Kepala DPMPTSP Lebak, Yosep Muhamad Holis kepada wartawan mengatakan, pihaknya tak menghalangi investor untuk berinvestasi selama aturan yang berlaku. Menurutnya, di Kabupaten Lebak sesuai Perda No 2 Tahun 2014, di Lebak untuk lahan peternakan hanya 650 Hektar, dan sayangnya peruntukanya di Kecamatan Gunungkencana tidak ada untuk peternakan.

    “Sayang sekali selain tidak berijin dan sesuai Perda RTRW di Gunungkencana tidak ada peruntukan ternak, untuk itu kami tutup dan tidak boleh ada aktivitas” katanya dihadapan pihak pengelola ternak.

    Jalanya penutupan tersebut selain dihadiri oleh Kadis DPMPTSP dan Satpol PP Lebak turut juga Kadis Peternakan, Muspika Gunungkencana dan sejumlah OKP serta aktivis Hinpunan Mahasiswa Gunungkancana (Himaguna).

    “Sesuai Protap Kami, Karena ini melanggar beberapa perda dan peternakan ini tak memiliki izin yang ditentukan maka hari ini terpaksa kami tutup ,” kata Asep dari Satpol PP di lokasi.

    Sementara Ketua Himaguna, Usep Ridwan mengatakan sangat berterima kasih kepada Pemda Lebak dengan turun langsung menutup permanen pembangunan usaha peternakan ayam berskala besar tersebut.

    Pasalnya, kata dia, ini menindakl anjuti laporan masyarakat terkait adanya pembangunan usaha peternakan di Kecamatan Gunungkencana yang sempat dihentikan oleh unsur Muspika setempat namun masih membandel, tetap menjalankan aktivitasnya.

    “Dulu sempat dihentikan Muspika Gunungkencana tapi berjalan lagi karena bandel, hari ini pihak Satpol PP Lebak dan dinas DPMPTSP langsung menutup paksa, jika masih ada aktivitas itu sudah melawan hukum,” ujar usep geram

    Disebutkan, Himaguna akan terus mengawal dalam penegakan peraturan daerah ini, agar mewujudkan lebak taat aturan

    Pantauan di lokasi, segel langsung dibentangkan di gerbang peternakan ayam itu. Perwakilan perusahaan mengaku akan mengukuti prosedur yang telah ditetapkan dan akan mengkaji dulu perihal penutupan paksa peternakan miliknya.

    Usai membentangkan segel penutupan dan mengadakan pertemuan dengan pihak pengelola, rombongan dinas dari kabupaten dan Muspika meningalkan lokasi.(WDO)

  • Pendataan JPS Dianggap Tidak Tepat Sasaran, Warga di Kota Serang Geruduk Kantor Kelurahan

    Pendataan JPS Dianggap Tidak Tepat Sasaran, Warga di Kota Serang Geruduk Kantor Kelurahan

    SERANG,BANPOS- Merasa tidak puas dengan kinerja pihak kelurahan atas pendataan bantuan sosial akibat dari dampak pandemi Covid-19, sejumlah warga kampung Babakan, Desa Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, mendatangi kantor Kelurahan Gelam guna menuntut keadilan, Selasa (21/4).

    Sebelumnya, Kantor Kelurahan Kiara, Kecamatan Walantaka juga digeruduk warganya karena persoalan serupa.

    Sejumlah warga Babakan mengatakan, jika penerimaan program bantuan sosial akibat dari dampak pandemi Covid-19 tersebut dianggap tidak tepat sasaran, sehingga muncul kecemburuan sosial pada warga yang tidak mampu.

    “Kita menganggap, pihak kelurahan Gelam, tidak adil dan program yang dilakukannya tidak tepat sasaran dalam melakukan pendataan terkait pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Sebab, warga yang tegolong tidak mampu malah tidak terdata. Namun sebaliknya, warga yang jelas-jelas tergolong mampu malah terdata dan menerima bantuan. Ini kan membuat kita menjadi merasa cemburu sosial pada pihak kelurahan. Ada apa ini,” ujar salah seorang warga dengan nada kerasnya, saat ditemui BANTEN POS, Selasa (21/4).

    Ditempat yang sama, seorang ibu-ibu pun mengutarakan, jika pihak kelurahan diminta untuk terjun langsung ke masyarakat, mana masyarakat yang tergolong mampu dan mana masyarakat yang tergolong tidak mampu. Sehingga, bantuan sosial yang seharusnya diberikan untuk masyarakat tidak mampu dapat tepat sasaran.

    “Memang sebelumnya kita diminta KTP dan KK oleh pak RT, tapi kenyataannya nama-nama sebagian warga yang tidak mampu malahan tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial akibat terdampak virus korona yang saat ini terjadi,” ungkapnya.

    Sementara Lurah Gelam Aris Arizal, saat ditemui mengatakan, jika kejadian dimana sebagian warga Desa Babakan mendatangi kantor kelurahan menuntut keadilan, diakibatkan adanya kesalahpahaman yang diterima oleh warga.

    “Hal ini akibat adanya kesalahpahaman yang diterima oleh warga. Sebenarnya, pemberian bantuan dimasa pandemi Covid-19 ini untuk warga yang benar-benar terdampak akibat Covid-19, yaitu seperti warga yang diluar penerima bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Jamsosratu dan progrm sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Itu sebenarnya yang diharapkan oleh Dinas Sosial (Dinsos) dan datanya sudah ada disana,” kata Aris.

    Aris menambahkan, kekhawatiran warga dikarenakan adanya pembagian kartu merah putih dari BPNT terbaru, sehingga memicu warga menjadi berasumsi bahwa pembagian kartu itu merupakan program bantuan dampak Covid-19. Padahal, hal itu bukan.

    “Bantuan tersebut memang belum disalurkan ke warga. Namun, saya menghimbau untuk warga agar jangan bernafsirkan sendiri terkait pemberian bantuan sosial akibat dampak Covid-19 ini. Lebih baik untuk bertanya langsung pada kami. Dan akibat adanya kesalahpahaman ini, kami akan berupaya untuk mengajukan lagi ke Dinas Sosial jumlah penerima bantuan ini, meski pendataan tersebut sudah ditutup, kami akan berusaha. Adapun untuk saat ini, jumlah KK yang sudah kami ajukan ke Dinsos untuk menerima bantuan sosial akibat dampak Covid19, sudah 605 KK. Dan, adapunya kenyataannya nanti yang disetujui, tergantung dari Dinsos,” pungkas Aris. (RUL/AZM)