Penulis: Panji Romadhon

  • Ngeyel Berjualan di Zona Kuning, Satpol PP Lebak Tertibkan Seorang Pedagang Masker

    Ngeyel Berjualan di Zona Kuning, Satpol PP Lebak Tertibkan Seorang Pedagang Masker

    LEBAK, BANPOS – Dilarang berjualan di zona kuning, seorang pedagang masker yang berjualan di seputar Balong Ranca Lentah Rangkasbitung terlibat adu mulut dengan petugas Satpol PP, Rabu (15/4).

    “lni peraturan jam 4 sore boleh berjualan di sini, contoh dengan (Pedagang) yang lain lah pak. Semua pedagang juga jualan di sana,” kata petugas sambari menunjuk kepada para pedagang di seberang jalan.

    Dalam video yang beredar dan diterima wartawan, seorang pedagang masker berdalih bahwa dirinya sedang membereskan dagangannya.

    “Kan dibilangin lagi beresin dulu, belum selesai,” jawab pedagang tersebut.

    Emosi petugas penegak Perda tersebut terpancing saat ada ucapan yang diduga kasar yang keluar dari seorang pedagang masker tersebut.

    “Bapak tadi udah pindah ke sana. Pedagang semua di sana, ngapain bapak sendirian di sini,” kata petugas lagi.

    “Atuh ngeberesin dulu, itu kan panas tau enggak panas,” jawab pedagang. “Cari yang dingin,” timpal petugas.

    Kepala Bidang Tibum dan Tranmas Satpol PP Lebak Asep Didi kepada wartawan mengatakan, peneguran terhadap pedagang yang berjualan tidak di lokasi yang diperbolehkan memang dilakukan secara rutin oleh pihaknya.

    “Karena kawasan itu merupakan zona kuning yang artinya pedagang baru boleh berjualan mulai pukul 16.00 WIB,” kata Asep.

    Ia menyebut, karena pedagang tersebut membandel, petugas terpaksa melakukan tindakan tegas agar pelanggaran yang sama tidak dilakukan pedagang lain agar tercipta kondisi yang tertib di Rangkasbitung.

    “Kami menyadari di pandemi Corona mempengaruhi ekonomi, tapi kami berharap pedagang tetap mematuhi aturan dan imbauan pemerintah yakni physical distancing,” pungkasnya. (CR-01/PBN)

  • Imadiklus Dorong Kemendikbud Jadikan Mahasiswa Relawan Pengajar

    Imadiklus Dorong Kemendikbud Jadikan Mahasiswa Relawan Pengajar

    MAKASSAR, BANPOS – Pengurus pusat (PP) Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (Imadiklus) se-Indonesia mendorong pemerintah agar menjadikan mahasiswa sebagai relawan pengajar di tengah pandemi Covid-19.

    Hal ini sebagai upaya agar proses pembelajaran siswa di Indonesia dapat terus berjalan, termasuk bagi siswa yang memiliki keterbatasan fasilitas untuk belajar di rumah.

    Ketua PP Imadiklus, Ismail Mahmud, mengatakan bahwa kebijakan pembelajaran secara daring saat ini masih memiliki kendala, khususnya bagi para siswa yang daerahnya belum memiliki akses interner yang memadai.

    “Sehingga membuat peserta didik dan tenaga pendidik susah untuk menerapkan suasana pembelajaran (pada kondisi) tersebut,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANPOS, Rabu (15/4).

    Dengan kondisi tersebut, ia mengajak kepada seluruh mahasiswa agar dapat membantu para guru dengan mengambil bagian untuk menjadi relawan pengajar di daerahnya masing-masing.

    “Saya mengajak kepada seluruh mahasiswa yang sudah pulang ke daerahnya, agar menjadi relawan guru. Menjadi mitra belajar bagi anak-anak Indonesia untuk mewujudkan suasana belajar yang mandiri, minimal ke orang orang terdekatnya,” ucapnya.

    Ismail mengaku telah menyurati Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berkaitan dengan wacana yang ia sampaikan.

    “Kami juga sudah menyurat secara resmi kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, agar mahasiswa dijadikan Relawan Pengajar,” jelasnya.

    Ia juga mengapresiasi langkah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, yang telah memberikan kebebasan kepada kepala sekolah dalam menggunakan dana BOS untuk membelikan pulsa bagi guru dan siswa.

    “Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi langkah yang cepat dari mas menteri untuk membuat kebijakan agar suasana belajar tetap berjalan. Penggunaan dana BOS untuk digunakan siswa dan guru membeli pulsa merupakan hal luar biasa,” ungkapnya.

    Selain itu, langkah Nadiem dalam membuat program belajar di rumah melalui program TVRI, juga sangat diapresiasi oleh Ismail.

    “Program yang diluncurkan Kemendikbud belajar di rumah melalui siaran TVRI, setidaknya bisa mengakomodir pelajar yang ada di pelosok negeri untuk tetap mendapatkan pendidikan,” tandasnya. (DZH)

  • Reaktif  Rapid Test Covid-19, Dua WNA Sudah Seminggu di Pandeglang

    Reaktif Rapid Test Covid-19, Dua WNA Sudah Seminggu di Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Sebelum menjalani rapid test, lima anggota Jamaah Tabligh asal Bangladesh memiliki riwayat perjalanan selama kurang lebih satu minggu di Kabupaten Pandeglang.

    Dua orang diantara rombongan tersebut, menunjukkan reaktif saat dilakukan Rapid Test Covid-19 di Kecamatan Majasari, Pandeglang, Selasa (14/4).

    Jubir Tim Gugus Tugas COVID-19 Pandeglang Achmad Sulaeman menjelaskan, mereka datang ke Banten diantar oleh warga asal Jakarta. Tujuan pertama, mereka itu datang ke Kecamatan Menes.

    “Di sana hampir tujuh sampai delapan hari, baru kemarin ke Majasari dan kita langsung koordinasi dan lakukan Rapid Test ternyata reaktif,” kata Sulaeman, kepada Banpos, Rabu (15/4/).

    Ia menyatakan, di Menes, mereka melakukan perjalanan ke Masjid-Masjid dan sempat bertemu dengan santri. Pengakuannya, pertemuan tidak dengan banyak orang dan tidak menonjol. Namun, memang ada kontak dengan beberapa warga lokal.

    “Tapi ada kontak dengan beberapa santri lain, keramaian nggak, paling perkumpulan kecil, “tutur Sulaeman.

    Rencananya, hari ini Tim Kesehatan Gugus Tugas Kabupaten Pandeglang akan melakukan Rapid Test kedua serta telah berkoordinasi dengan Imigrasi untuk penanganan WNA tersebut.

    “Hari ini, kami dari Tim Gugus Tugas Akan melakukan Rapid Test kedua. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi, dan aka dilakukan penanganan selanjutnya,” tuturnya.(MG-02/PBN)

  • PW Rijalul Ansor Banten Gelar Dzikir Daring

    PW Rijalul Ansor Banten Gelar Dzikir Daring

    SERANG, BANPOS – Pengurus Wilayah (PW) Rijalul Ansor Provinsi Banten melaksankan dzikir dan doa bersama yang diikuti oleh seluruh kader Rijalul Ansor se Banten dengan peserta 100 orang melalui daring (online) secara konferensi video.

    Ketua PW Rijalul Ansor Banten, Hamdan Suhemi mengatakan bahwa Dzikir dan doa bersama ini merupakan refleksi batiniyah dalam upayanya memohon kepada Allah swt, agar musibah yang dialami bangsa Indonesia dan umat manusia seluruhnya, semoga cepat diselesaikan.

    “Eksistensi spritualitas kita tetap jaga setelah secara ikhtiar mengadakan penyemprotan di seluruh tempat. Ansor hadir dengan keikhlasan demi keselamatan manusia,” tutur Hamdan, Selasa (14/4).

    Menurutnya, Rijalul Ansor Banten peka akan kondisi negeri, maka berinisiasi melaksanakan dzikir dan doa bersama untuk kesalamatan umat manusia.

    Ia menyatakan. Ansor Banten turut memberikan dukungan dan apresiasi kepada tim medis yang tak kenal lelah dalam melawan Covid- 19. Bakti dan pengabdian Tim medis didoakan menjadi ladang amal saleh dalam mengurus umat.

    Ansor juga mengucakapkan terimakasih atas keseriusan pemerintah dalam melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 selama ini.

    “Ansor Banten memberikan apresiasi kepada tim medis sebagai garda terdepan melawan Covid-19. Semoga pelayanan tim medis yang ikhlas menjadi ladang amal ibadah,” ucap Hamdan.(BAR/PBN)

  • Bhayangkari dan Ditlantas Polda Banten Gelar Gerakan Sosial

    Bhayangkari dan Ditlantas Polda Banten Gelar Gerakan Sosial

    SERANG,BANPOS- Pengurus Bhayangkari Daerah Banten bekerjasama dengan Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Banten membagikan hand sanitizer dan masker kepada masyarakat Kota Serang. Gerakan sosial ini sebagai langkah mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 dengan berperilaku bersih dan sehat seperti memakai masker saat melakukan aktivitas di luar rumah serta menggunakan hand sanitizer sebelum maupun sesudah beraktifitas.

    Ratusan masker dan hand sinitizer tersebut dibagikan di Alun-alun Kota Serang serta di areal parkir stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Pembagian masker juga diselingi dengan memberikan imbauan physical distancing (menjaga jarak) sekaligus membagikan nasi kotak kepada pengais becak dan pengemudi ojek online.

    Ketua Pengurus Bhayangkari Daerah Banten, Intan Agung Sabar Santoso, mengatakan, tujuan giat pembagian masker ini untuk mendukung program Pemerintah serta maklumat Kapolri dalam memutus mata rantai penyebaran pandemi Virus Corona.

    “Harapan kami, agar warga ini sadar dan sigap menggunakan masker setiap keluar rumah agar terhindar dari penyebaran virus corona,” ungkap Intan kepada wartawan, Selasa (14/4/2020).

    Isteri Kapolda Banten Irjen Pol Agung Sabar Santoso ini menyampaikan bahwa wabah virus corona sudah mewabah ke seluruh provinsi di Indonesia, bahkan Provinsi Banten menjadi salah satu penyumbang terbanyak warga terinfeksi virus corona dan menjadi perhatian serius Polda Banten.

    Oleh karena itu, kata Intan, Pengurus Bhayangkari Banten akan terus ikut membantu dalam memerangi pandemi Covid-19 ini dengan menyampaikan imbauan pemerintah serta maklumat Kapolri kepada masyarakat.

    “Jika imbauan pemerintah dan maklumat Kapolri ini dipatuhi, Insya Allah virus yang mematikan ini segera musnah dan masyarakat bisa beraktifitas kembali dengan tenang,” tandasnya.

    Selain penggunaan masker dan hand sanitizer, penyebaran virus corona ini bisa dihentikan dengan cara melakukan pola hidup sehat dengan mengkonsumi makanan bergizi dan banyak minum air putih, tidak keluar rumah serta menghindati keramaian.

    “Sekali lagi saya imbau, kepada masyarakat patuhilah imbauan pemerintah. Bilamana mengalami batuk, pilek berkelanjutan serta sesak nafas, segera lakukan pemeriksaan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” tuturnya. (AZM)

  • Kapolres dan Pengurus Bhayangkari Serang Bagikan Sembako Ditengah Pandemi Covid-19

    Kapolres dan Pengurus Bhayangkari Serang Bagikan Sembako Ditengah Pandemi Covid-19

    SERANG,BANPOS- Dalam upaya meringankan beban ekonomi masyarakat terdampak pendemi virus corona (Covid 19), Polres Serang bersama Pengurus Bhayangkari Cabang Serang melakukan pembagian sembako, Selasa (14/4/2020). Bingkisan sembako itu berupa beras, minyak goreng, gula pasir, susu, mie instan dan teh. Selain sembako, turut disalurkan masker.

    Pembagian sembako ini dipimpin langsung oleh Kapolres Serang AKBP Mariyono dengan menyasar warga di Kampung Cisait Masjid dan Trembel, Desa Cisait, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.

    Kapolres Serang AKBP Mariyono mengatakan, paket sembako tersebut disalurkan bagi masyarakat yang terdampak secara ekonomi akibat wabah Covid 19. Dengan adanya bantuan tersebut, Mariyono berujar, dapat mengurangi beban warga.

    “Pembagian sembako merupakan program Polres Serang dan Pengurus Bhayangkari peduli kepada masyarakat kurang mampu di Kabupaten Serang yang akhir-akhir ini cukup sulit perekonomiannya akibat mewabahnya virus corona atau covid-19,” ungkapnya.

    Menurut Kapolres, bakti sosial pembagian paket sembako akan terus berlanjut. “Pembagian paket sembako akan terus berlanjut. Kita bagikan untuk warga kurang mampu, namun masih dalam jumlah yang terbatas,” ungkap Mariyono.

    Dalam kesempatan itu, Kapolres juga mengingatkan warga agar tidak panik dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Dalam upaya mencegah serta memutus mata rantai penyebaran virus corona, kata Kapolres, masyarakat harus mengikuti imbauan pemerintah yaitu tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan penting, menjaga jarak (social distance) serta menggunakan masker saat keluar rumah.

    “Selain itu hindari keramaian dan mencuci tangan menggunakan hand sanitizer atau sabun sebelum atau sesudah beraktifitas, mengkonsumsi makanan bergizi, banyak minum air putih hangat serta istirahat yang cukup. Jika itu dijalani, Insya Allah kita semua akan terhindar dan wabah virus corona akan musnah,” tandasnya.

    Dalam pembagian paket sembako, Kapolres Serang didampingi Wakapolres, Kompol Agung Cahyono, Ketua Pengurus Bhayangkari Serang Pujci Mariyono, Kapolsek Kragilan AKP Dadi Permana Putra dan sejumlah perwira dan bintara Polres Serang. (AZM)

  • Kuota JPS Kota Serang Ditambah, Pelajar dan Mahasiswa Perantau Jadi Komponen Penerima

    Kuota JPS Kota Serang Ditambah, Pelajar dan Mahasiswa Perantau Jadi Komponen Penerima

    SERANG, BANPOS – Pemkot Serang menambah kuota penerima program Jaring Pengaman Sosial (JPS) sebanyak 10 ribu kepala keluarga (KK). Sehingga saat ini jumlah yang akan menerima JPS yakni sebanyak 35 ribu KK.

    Selain itu, Pemkot Serang memperpanjang masa pendataan penerima JPS sampai dua minggu kedepan. Hal ini dilakukan agar validitas data penerima JPS dapat benar-benar tepat sasaran.

    Juru bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Covid-19, W. Hari Pamungkas, mengatakan bahwa berdasarkan hasil koordinasi penanganan dampak sosial ekonomi, diputuskan kuota penerima JPS akan ditambah menjadi 35 ribu KK.

    “Sebelumnya estimasi 25 ribu warga saja yang akan menerima, namun berdasarkan hasil koordinasi maka kuota penerima JPS akan diperpanjang,” ujarnya kepada awak media, Selasa (14/4).

    Penambahan kuota tersebut dilakukan karena ada masyarakat yang merasa terdampak namun tidak terakomodir dalam program tersebut.

    “Tapi kalau jumlah pastinya berapa itu masih belum fiks. Masih digodok. Tapi yang pasti kami telah menyediakan anggaran untuk kuota sebanyak 35 ribu KK,” jelasnya.

    Selain itu, berdasarkan surat keputusan bersama antara Kemendagri dan Kemetrian Keuangan, pemerintah daerah memberikan batas waktu tambahan untuk mendata jumlah penerima JPS.

    “Kalau dari Dinsos sendiri meminta waktu maksimal dua minggu kedepan. Ini untuk melakukan validasi by name by addres, sehingga tidak ada orang yang mendapatkan bantuan ganda dan beririsan dengan bantuan provinsi dan pusat,” terangnya.

    Bahkan, Hari menuturkan bahwa pelajar dan mahasiswa perantau yang masih bertahan di Kota Serang, juga akan mendapatkan bantuan dari Pemkot Serang.

    “Pelajar dan mahasiswa perantau tadi juga dibahas dalam rapat. Mereka juga akan mendapatkan bantuan dan dimasukkan dalam program JPS tersebut. Datanya sudah ada pada Dinsos,” ucapnya.

    Untuk diketahui, pendataan warga penerima JPS dilakukan oleh RT dan RW setempat. Nantinya, data yang dikumpulkan oleh setiap RT akan diserahkan ke kelurahan. Setelah itu, Dinsos Kota Serang akan melakukan validasi terhadap data yang diserahkan. (DZH)

  • Siapa Saja Sih yang Menerima JPS? Ini Penjelasan Dinsos Kota Serang

    Siapa Saja Sih yang Menerima JPS? Ini Penjelasan Dinsos Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Program jaring pengaman sosial (JPS) yang disiapkan oleh Pemkot Serang masih belum tersosialisasi dengan baik. Sebab, banyak masyarakat yang masih belum mengetahui siapa yang berhak mendapatkan JPS dan bentuk serta peruntukkannya.

    Berdasarkan penjelasan dari Dinsos Kota Serang, tidak semua masyarakat Kota Serang berhak mendapatkan JPS ini. Sebab, kuota yang disediakan hanya untuk 25.000 kepala keluarga (KK).

    BANPOS merangkum beberapa pernyataan berkaitan dengan JPS tersebut sebagai penjelasannya.

    Plt. Sekretaris Dinsos Kota Serang, Mamah Rohmah, mengatakan bahwa masyarakat yang didata untuk masuk dalam program JPS merupakan warga pra sejahtera baru yang terdampak Covid-19.

    “Jadi masyarakat yang didata adalah mereka yang karena Covid-19 ini tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Tapi data dari kelurahan, akan kami verifikasi kembali,” ujarnya, Senin (13/4).

    Sementara, Kepala Dinsos Kota Serang, Moch Poppy Nopriadi, menjelaskan bahwa komponen penerima JPS diantaranya yaitu masyarakat yang terkena PHK, lansia, disabilitas dan beberapa komponen lainnya.

    Namun ia menegaskan, program JPS ini tidak diperuntukkan bagi masyarakat yang telah mendapatkan bantuan baik dari pusat maupun provinsi.

    Bantuan yang dimaksud ialah Program Keluarga Harapan (PKH), Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

    “Penanganan ini terpadu juga, orang yang sudah mendapatkan bantuan dari program lain seperti Jamsosratu, PKH dan BPNT tidak mendapatkan bantuan lagi. Artinya data itu mendorong kita agar pemberian bantuan tepat sasaran,” ucapnya.

    Adapun bantuan tersebut berupa paket sembako senilai Rp200 ribu yang akan diberikan setiap bulannya selama tiga bulan. Pemberian bantuan pertama ditargetkan sebelum memasuki bulan Ramadan.

    Terkendala pada pendataan di tingkat bawah

    Untuk pelaksanaan pendataan, Dinsos Kota Serang telah menyerahkan tugas tersebut kepada pihak kecamatan, yang akan diteruskan kepada kelurahan hingga tingkat RT. Hal ini untuk mempermudah proses pendataan.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan camat, supaya mereka dapat meneruskan koordinasi hingga ke tingkat RT untuk melakukan pendataan. Sehingga minggu depan data masyarakat miskin yang terdampak Covid-19 ini sudah bisa masuk ke kami,” kata Poppy, Rabu (8/4).

    Namun ternyata, waktu yang telah ditargetkan oleh Dinsos dalam pengumpulan data ternyata meleset karena terkendala di tingkat bawah.

    Plt Sekretaris Dinsos Kota Serang, Mamah Rohmah mengatakan Dinsos telah menargetkan agar pendataan masyarakat penerima JPS ini dapat rampung pada Senin (14/4). Namun ternyata, proses pendataan di tingkat bawah masih belum juga selesai.

    “Pada surat itu harusnya hari ini semua data sudah masuk. Tetapi realisasinya belum masuk semua, masih proses. Ada yang sudah ada tapi belum diinput. Jadi memang proses di bawah yang agak lambat,” ucap, Senin (14/4).

    Bahkan, ia mengaku bahwa pihaknya sampai harus menjemput data tersebut ke setiap kelurahan. Hal ini agar proses pendataan dapat segera selesai dan pembagian bantuan dapat dimulai sebelum memasuki bulan Ramadan.

    “Kami tadi juga jemput bola. Setelah salat Zuhur, masing-masing tim berangkat menuju kelurahan untuk mengambil data tersebut,” jelasnya.

    Untuk data sementara, ia mengatakan bahwa saat ini baru 6.000 masyarakat yang terdaftar untuk menerima JPS. Sedangkan untuk kuota, Dinsos telah menganggarkan sebanyak 25.000 KK yang akan menerima.

    “Dari 67 kelurahan, itu baru beberapa yah yang sudah memberikan data. Sementara saat ini diperkirakan masyarakat yang sudah terdata itu sebanyak 6.000 KK kurang lebihnya,” katanya. (DZH)

  • Terkendala, Baru 6.000 Warga Kota Serang Terdata JPS

    Terkendala, Baru 6.000 Warga Kota Serang Terdata JPS

    SERANG,BANPOS- Dinsos Kota Serang masih melakukan pendataan masyarakat terdampak Covid-19 yang akan menerima jaring pengaman sosial (JPS). Hingga saat ini, data yang baru masuk sekitar 6.000 warga dari beberapa kelurahan. Penyebabnya karena, dari pihak kelurahan masih belum selesai melakukan pendataan.

    Namun ternyata, beberapa masyarakat mengaku tidak tahu mengenai program tersebut. Selain itu diakui bahwa beberapa tempat juga masih belum dilakukan pendataan, untuk calon penerima bantuan.

    Seperti yang disampaikan oleh salah satu warga Komplek Ciceri, Muhammad FJ. Ia mengatakan, dirinya belum mengetahui adanya bantuan JPS di Kota Serang.

    “Kebetulan saya belum tahu soal itu (JPS). Dan setau saya di sini (Komplek Ciceri) belum ada pendataan. Karena kan saya juga selalu di rumah saja, sudah tidak bekerja,” ujarnya, Senin (13/4).

    Menanggapi hal tersebut, Plt. Sekretaris Dinsos Kota Serang, Mamah Rohmah, mengatakan bahwa pihaknya telah melayangkan surat kepada seluruh kecamatan, agar mereka melakukan pendataan masyarakat yang terdampak Covid-19.

    “Pada tanggal 6 April kemarin, kami telah melayangkan surat kepada setiap kecamatan agar segera melakukan pendataan hingga tingkat RT. Jadi masyarakat yang didata adalah mereka yang karena Covid-19 ini tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya,” terangnya.

    Ia mengatakan, Dinsos Kota Serang pada mulanya telah menargetkan agar pendataan masyarakat penerima JPS ini dapat rampung pada Senin (14/4). Namun ternyata, proses pendataan di tingkat bawah masih belum juga selesai.

    “Pada surat itu harusnya hari ini semua data sudah masuk. Tetapi realisasinya belum masuk semua, masih proses. Ada yang sudah ada tapi belum diinput. Jadi memang proses di bawah yang agak lambat,” ucapnya.

    Bahkan, ia mengaku bahwa pihaknya sampai harus menjemput data tersebut ke setiap kelurahan. Hal ini agar proses pendataan dapat segera selesai dan pembagian bantuan dapat dimulai sebelum memasuki bulan Ramadan.

    “Kita tadi juga jemput bola. Setelah salat Zuhur, masing-masing tim berangkat menuju kelurahan untuk mengambil data tersebut,” jelasnya.

    Untuk data sementara, ia mengatakan bahwa saat ini baru 6.000 masyarakat yang terdaftar untuk menerima JPS. Sedangkan untuk kuota, Dinsos telah menganggarkan sebanyak 25.000 KK yang akan menerima.

    “Dari 67 kelurahan, itu baru beberapa yah yang sudah memberikan data. Sementara saat ini diperkirakan masyarakat yang sudah terdata itu sebanyak 6.000 KK kurang lebihnya,” katanya.

    Karena keterlambatan pengumpulan data dari bawah, ia mengaku ada kemungkinan pengumpulan data aka diperpanjang beberapa hari ke depan.

    “Nanti kita lihat yah. Karena kan data ini masih bergerak (penambahan). Sebenarnya saat ini juga masih ada rekan-rekan yang menjemput data dari kelurahan, masih dalam perjalanan ke sini. Secepatnya insyaAllah selesai,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Peternak Menjerit, Jual Ayam Seharga Rp6 Ribu

    Peternak Menjerit, Jual Ayam Seharga Rp6 Ribu

    WALANTAKA,BANPOS – Peternak ayam di Kota Serang mengalami kerugian yang cukup besar. Pasalnya, pangsa pasar penjualan ayam banyak yang tutup dampak Covid-19, sehingga harga ayam menjadi anjlok bahkan hingga mencapai Rp6.000 per kilogram.

    Salah satu peternak ayam, Rudi Chandra, mengatakan bahwa saat ini aktivitas jual beli ayam potong sedang sangat buruk. Hotel, restoran dan catering yang merupakan pasar utama mereka, banyak yang tutup.

    “Saat ini sedang sepi pembeli. Soalnya hotel, restoran dan katering khususnya yang ada di Jakarta itu semua tutup. Tidak ada kegiatan sama sekali,” ujarnya saat ditemui di Walantaka, Senin (13/4).

    Padahal, lanjutnya, para peternak ayam potong memiliki waktu panen ternak yang pasti. Sehingga stok ayam potong menjadi menumpuk, sedangkan permintaan mengalami penurunan.

    “Tidak ada kegiatan, jadi pasar tidak ada sedangkan stok kita menumpuk,” tuturnya.
    Akibatnya, harga daging yang direkomendasikan oleh Pemerintah yaitu Rp18.000 hingga Rp22.000 ini, tidak tercapai. Sebab, para peternak tidak mempunyai pasar untuk menjual ayamnya.

    “Jadi peternak-peternak tidak punya pasar untuk saat ini,” katanya.

    Diketahui, harga per kilogram ayam paling rendah per hari ini Rp10.000/kilogram. Bahkan, kata Rudi, hari-hari sebelumnya harga ayam mencapai Rp6000 per kilogramnya. “Pasar-pasar lokal masih kita kirim, hanya omsetnya turun 50 persen,” ujarnya.

    Mewakili para peternak di Kota Serang, ia meminta kepada pemerintah kota Serang, agar membuat kebijakan untuk penyerapan produksi dari lokal. Menurutnya, para peternak ayam sengaja beternak karena akan bertemu dengan momen munggahan puasa.  “Mudah-mudahan harganya membaik,” harapnya.

    Tak hanya itu, berdasarkan penuturannya, para peternak mengalami kerugian yang tidak sedikit. Per ekor ayam saat ini semakin besar, sedangkan harga pakan semakin baik. Karena bahan baku pakan ayam mayoritas impor, sedangkan harga jual di tingkat peternak turun.

    “Kalau menghitung ruginya banyak, kalau untuk peternak mandiri, modalnya saja kalau satu kilogram ayam hidup, bisa sampai Rp18.000. Sekarang kita menjual Rp10.000, 45 persennya,” pungkasnya.

    Kendati demikian, pihaknya terus melakukan pembibitan. Karena kata dia, roda produksi ayam harus tetap berjalan, meskipun yang sudah siap panen sebelumnya belum habis karena omset pasar menurun.

    “Peternak sekarang dilema, dijual tidak laku. Kalau ditahan, harus nambah pakan. Upaya yang sudah dilakukan, kita biasanya memasarkan sendiri ke masyarakat-masyarakat sekitar,” tandasnya. (MUF/AZM)