Penulis: Panji Romadhon

  • Penuhi Kebutuhan Bahan Pangan, Disperindag Akan Gelar Pasar Murah dengan Sistem Door to Door

    Penuhi Kebutuhan Bahan Pangan, Disperindag Akan Gelar Pasar Murah dengan Sistem Door to Door

    LEBAK,BANPOS – Untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan masyarakat yang mengikuti himbauan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran virus korona dengan berdiam dirumah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, akan melakukan pasar murah dengan system door to door kepada masyarakat.

    Kabid Perdagangan Disperindag Lebak, Agus Reza mengatakan, menindak lanjuti instruksi Bupati Lebak, untuk membantu masyarakat yang berdiam dirumah mengikuti himbauan pemerintah, Disperindag akan melakukan operasi pasar murah dengan system door to door.

    “Instruksi Bupati Lebak melalui Sekertaris Daerah, merekomedasikan untuk melakukan kegiatan pasar murah dengan system yang berbeda. Sistemnya door to door, jadi kita akan langsung mengirim melalui kecamatan,” kata Agus kepada BANPOS diruang kerjanya, Selasa (7/4).

    Menurutnya, system door to door tersebut dilakukan untuk menghindari pengumpulan massa dengan mekanisme berurutan mulai dari tingkat kecamatan hingga RT.

    “Setelah didistribusikan ke kecamatan, nanti pihak kecamatan akan mendistribusikan ke setiap desa dan desa akan mendistribusikannya kepada RW dan RT. Jadi tidak ada kerumunan massa, karena langsung door to door,” terangnya.

    Agus menambahkan, diwilayah lain belanja dilakukan dengan system online yang jangkauannya terbatas. Karena wilayah Kabupaten Lebak cukup luas dan jaringan internet dipelosok tidak terjangkau semua, sehingga Disperindag mengusulkan untuk melakukan pasar murah dengan system door to door.

    “Kita berpikir masyarakat yang berdiam dirumah butuh pangan, sehingga kita ajukan untuk membuat program pasar murah dengan system door to door yang pelaksanaannya akan dimulai pada tanggal 16 April hingga 18 Mei 2020. Untuk Kabupaten/Kota lain itu sistemnya online, kita sistemnya door to door yang bisa menjangkau ke pelosok hingga ke tingkat RT,” jelasnya.

    Komoditas yang didistribusikan untuk kegiatan pasar murah tersebut, lanjut Agus, diantaranya adalah gula pasir, minyak goreng, terigu dan beras dengan harga dibawah harga pasar.

    “Komoditas yang akan didistribusikan itu harganya dibawah harga pasar, misalkan harga gula pasir Rp 18 ribu dipasaran. Nanti kita akan menekan harga itu menjadi Rp 14 ribu, jadi semuanya perbedaan harganya Rp 4 ribu,” ujarnya.

    “Dalam pendistribusiannya, kita sudah minta kepada para camat untuk meminta data desa yang skala prioritas. Hal ini kita lakukan untuk mengantisipasi pembelian dengan jumlah banyak oleh masyarakat yang mampu, intinya biar merata,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Tambah Anggaran Penanganan Korona, Warga dan UMKM Kota Serang Akan Dapat Bantuan

    Tambah Anggaran Penanganan Korona, Warga dan UMKM Kota Serang Akan Dapat Bantuan

    SERANG,BANPOS– Pemkot Serang telah menambah anggatan penanganan Covid-19 Kota Serang. Penambahan tersebut sebesar Rp26,142 miliar, sehingga Kota Serang saat ini memiliki anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp41,186 miliar.

    Penambahan tersebut sesuai dengan instruksi Mendagri yang disampaikan pada Jumat (3/4) yang lalu secara daring. Dalam instruksi tersebut, Mendagri mengamanatkan kepada setiap Pemda untuk dapat mengalokasikan anggaran untuk jaring pengaman sosial dan pengendalian dampak ekonomi.

    Berdasarkan data yang didapat BANPOS, Pemkot Serang menambah anggaran untuk Penanganan Kesehatan sebesar Rp1,8 miliar. Sehingga, anggaran yang sebelumnya sebesar Rp15,044 miliar bertambah menjadi Rp16,844 miliar.

    Sedangkan untuk anggaran pengendalian dampak ekonomi, Pemkot Serang telah menganggarkan sebesar Rp9,132 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk memberikan stimulus kepada para pedagang dan pengerajin yang terdaftar pada Disperdaginkop UKM Kota Serang.

    Setiap pedagang dan pengerajin akan diberikan stimulus sebesar Rp500 ribu untuk kembali membuka usaha pasca-pandemi Covid-19 berakhir. Selain itu, Pemkot Serang juga menganggarkan stok beras sebanyak Rp2,013 miliar.

    Untuk jaring pengaman sosial, Pemkot Serang melalui Dinsos Kota Serang juga akan memberikan bantuan kepada 25 ribu warga pra-sejahtera baru selama tiga bulan. Setiap bulannya, pemkot akan memberikan bantuan sebesar Rp200 ribu kepada setiap warga baik berupa sembako maupun uang tunai. Pemkot juga menganggarkan sebesar Rp210 juta untuk Buffer Stock Bencana.

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan bahwa penambahan anggaran tersebut sesuai dengan instruksi Mendagri yang disampaikan pada rapat koordinasi daring Jumat yang lalu.

    “Ini sesuai instruksi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) terkait refocusing dalam upaya mensuskseskan penanganan penyebaran Covid-19. Awalnya anggran Rp20 miliar kami tambah menjadi total Rp41,1 miliar,” ujarnya seusai rapat bersama OPD terkait, Senin (6/4).

    Menurut Subadri, penambahan Rp9,132 miliar tersebut merupakan upaya Pemkot Serang dalam memberikan stimulus kepada para pelaku UMKM yang terdampak ekonomi, akibat adanya Covid-19.

    “Jadi tahap kedua ini, kami berikan kepada mereka yang terdampak perekonomiannya akibat Covid-19. Seperti pedagang cilok yang biasa berjualan di sekolah, kini tidak lagi berjualan, tapi kan mereka juga memiliki anak istri yang harus di nafkahi,” tuturnya.

    Selain stimulus untuk para pelaku UMKM, Pemkot Serang juga telah menyiapkan anggaran untuk jaring pengaman sosial bagi 25 ribu warga pra-sejahtera baru. Bantuan tersebut akan disalurkan baik berupa sembako maupun uang tunai.

    “Bentuknya kami lihat dari kebutuhan masyarakat seperti apa, tapi kami telah diarahkan untuk memberinya dalam bentuk makanan walaupun ada juga berupa uang. Datanya ini dari Dinas Sosial dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang,” tuturnya.

    Subadri pun berharap penyaluran tersebut dapat segera dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan. “Nanti kebutuhannya masyarakat kapan, paling menjelang puasa, kita berdoa bersama Covid-19 selesai besok,” jelasnya.

    Kepala Disperdaginkop UKM Kota Serang, Yoyo Wicahyono, mengatakan bahwa untuk stimulus bagi para pelaku UMKM, akan diberikan kepada mereka yang telah terdaftar. Untuk jumlah, pihaknya telah menganggarkan Rp9,132 miliar untuk stimulus.

    “Jadi Rp9,132 miliar ini dianggarkan bagi pelaku UMKM yang kehilangan modal karena Covid-19. Seperti yang disebutkan oleh pak Wakil tadi, pelaku usaha seperti pedagang cilok sudah pasti kehilangan modal karena tidak bisa berdagang. Makanya nanti kami berikan stimulus berupa modal awal,” ucapnya.

    Berdasarkan data yang ada, Yoyo mengatakan bahwa jumlah pelaku UMKM di Kota Serang yang terdaftar pada Disperdaginkop UKM sebanyak 10.524. Sedangkan untuk pelaku pengrajin yang telah terdaftar, terdapat sebanyak 3.714.

    “Setiap pelaku usaha tersebut akan mendapatkan bantuan sebesar Rp500 ribu. Ini diberikan pasca-pandemi Covid-19 berakhir. Jadi total anggaran untuk stimulus UMKM yaitu sebesar Rp5,262 milar dan untuk stimulus pengrajin sebesar Rp1,857 miliar,” jelasnya.

    Kepala BPKAD Kota Serang, Wachyu Budhi Kristiawan, mengatakan bahwa alokasi tambahan anggaran tersebut berasal dari Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang batal dinaikkan pada tahun ini karena ditolak oleh pusat.

    “Jadi anggaran yang tadinya direncanakan untuk naik (TPP), dibatalkan karena ditolak oleh pusat. Sehingga itu kami alokasikan untuk refocusing ini,” katanya.

    Selain itu, refocusing yang dilakukan juga untuk mengantisipasi penerimaan daerah yang berkurang dari dana transfer. Sehingga pihaknya juga harus kembali mengoreksi belanja daerah.

    “Hari ini sudah ada postur APBD yang berkurang, kemudian ada penurunan dana transfer daerah dan dana desa. Itu juga pasti berdampak pada Kota Serang, makanya kami fokus juga dengan adanya pengurangan ini,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Berstatus PDP, ASN Kota Serang Meninggal Dunia

    Berstatus PDP, ASN Kota Serang Meninggal Dunia

    SERANG, BANPOS – Seorang aparatur sipil negara (ASN) pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Serang meninggal dunia. Mendiang diketahui ketika meninggal sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

    Juru bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, mendiang merupakan PNS di DPK Kota Serang namun berdomisili di Jakarta.

    “Beliau almarhum memang mencari nafkah (bekerja) di DPK Kota Serang. Namun untuk domisili atau tempat tinggal di Jakarta Selatan,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS, Selasa (7/4).

    Hari mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih belum bisa memberikan keterangan apakah mendiang meninggal karena Covid-19 ataupun tidak. Hanya saja, ia dapat memastikan bahwa mendiang berstatus PDP.

    “Sampai sekarang kami belum mendapatkan hasil lab almarhum dari pihak rumah sakit. Jadi kami belum dapat memberikan keterangan apakah meninggal karena Covid-19 atau tidak. Namun ketika dirawat, ia berstatus PDP,” jelasnya.

    Berdasarkan informasi yang pihaknya dapat, mendiang setiap harinya melakukan pulang-pergi dari Jakarta ke Kota Serang menggunakan angkutan umum. Terakhir datang ke Kota Serang pada 19 Maret yang lalu.

    “Beliau menggunakan transportasi umum dalam bermobilisasi. Datang terkhir kali pada 19 Maret yang lalu untuk melakukan rapat dengan DPK Kota Serang. Setelah itu izin cuti karena sakit,” ucapnya.

    Karena terdapat riwayat bertemu dalam rapat bersama pegawai DPK Kota Serang lainnya, maka Gugus Tugas mengambil langkah agar para pegawai DPK segera melakukan rapid test di Labkesda Dinkes Kota Serang.

    “Hari ini para pegawai DPK Kota Serang sedang dilakukan rapid test. Ini untuk mencegah jika memang almarhum positif Covid-19 dan berpotensi ada pegawai lain yang berinteraksi dengan beliau,” jelasnya. (DZH)

  • Mahasiswa Pengkritik Anies Tidak Diaku BEM Kampusnya

    Mahasiswa Pengkritik Anies Tidak Diaku BEM Kampusnya

    JAKARTA, BANPOS – Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jakarta melakukan konferensi pers dengan tema ‘lockdown, Solusi atau Politisasi,’ di Jakarta, Sabtu (4/4) kemarin.

    Aliansi yang diklaim terdiri dari BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), BEM Uhamka, Kalbis Institute, BEM Jayabaya, BEM Esa Unggul, BEM Trilogi dan BEM Stikes Binawan itu mengkritik beberapa hal terkait respon pemerintah dalam wabah Korona ini.

    Namun ternyata, terdapat klarifikasi dari beberapa BEM kampus yang menganggap dicatut namanya.

    Dari surat yang didapatkan oleh Redaksi BANPOS, BEM Universitas Esa Unggul menyatakan tidak tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jakarta Bersuara tersebut.

    “Oknum yang mengaku mewakili BEM Universitas Esa Unggul bukan merupakan bagian dari BEM Universitas Esa Unggul,” ujar Presiden Mahasiswa BEM Universitas Esa Unggul, Rachmat Efendi dalam klarifikasinya.

    Dituliskan, BEM Universitas Esa Unggul tidak sepakat dengan narasi yang dikeluarkan oleh Aliansi Mahasiswa Jakarta tersebut. Rachmat menuding, pernyataan yang dikeluarkan tidak berdasarkan kajian yang kuat.

    “Kami mengimbau kepada seluruh civitas akademika Universitas Esa Unggul untuk tidak terprovokasi dengan pemberitaan yang ada,” tegas Rachmat.

    Sementara itu, diketahui BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) juga melakukan klarifikasi.

    Dalam surat yang beredar dengan tanda tangan Presiden Mahasiswa UMJ, Mujiono Koesnanda meluruskan bahwa mereka adalah BEM UMJ periode 2020/2021 yang masih aktif.
    Mereka mengklarifikasi bahwa tidak pernah ada bentuk komunikasi yang dilakukan oleh aliansi BEM DKI Jakarta ke internal BEM UMJ yang masih aktif.

    “Tidak adanya bentuk koordinasi terhadap kampus yang bersangkutan dengan aliansi BEM DKI Jakarta tersebut,” kata Mujiono dalam surat tersebut.

    Senada dengan BEM Universitas Esa Unggul, pihaknya menyayangkan narasi-narasi yang dibangun oleh aliansi tersebut dikarenakan tidak adanya pengkajian sebelumnya.

    “Mengimbau kepada seluruh stakeholder dan mahasiswa UMJ untuk lebih jeli menelaah segala bentuk media informasi agar tidak terprovokasi,” tutur Mujiono.

    Berdasarkan penelusuran, mahasiswa yang mengaku sebagai perwakilan UMJ sendiri merupakan Presiden Mahasiswa pada periode sebelumnya.

    Sementara itu, terdapat surat dari BEM Universitas Trilogi juga menyatakan bahwa perwakilannya bukanlah pengurus BEM aktif.

    “Pihak yang bersangkutan dalam konferensi pers adalah mahasiswa Universitas Trilogi yang merupakan demisioner Ketua BEM tahun 2018. Bukan anggota aktif kepengurusan BEM Trilogi 2020,” tulis surat klarifikasi BEM Universitas Trilogi Kabinet Abhinaya Dhakara.

    Dalam beberapa pemberitaan, seperti berita yang dilansir dari modernis.co, disebutkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dianggap berlebihan dalam memberikan fasilitas hotel bintang lima kepada para tenaga kesehatan, sedangkan kondisi pasien yang positif Korona masih terus bertambah.

    Yazid Al-Bustomi, Presma BEM Stikes Binawan, Menilai bahwa fasilitas hotel bintang 5 untuk tim medis sangat berlebihan.

    “Bagaimana dokter bisa tidur dengan nyaman, apabila setiap hari nya pasien virus Corona terus bertambah, karena gubernur Jakarta belum melakukan sosialisasi terhadap seluruh masyarakat Jakarta tentang pengecekan rapid test,” tutur Yazid.

    Sementara itu, Presma BEM UHAMKA, Ronaldo Zulfikar, mengatakan dampak politik hari ini lebih terkesan saling menyalahkan satu sama lain, mulai dari A serang B, B serang C, C serang masyarakat. Ini merupakan dampak politik elite yang pesimis terhadap musibah, jika elite sigap dan tanggap pada kondisi hari ini, maka wabah ini tidak semakin besar.

    “Elite hari ini masih saja sibuk merangkai kata untuk mengembalikan kepercayaan publik, sehingga corona tidak serius untuk diantisipasi, saya kira dengan kerja kerja yang serius, itu membuat kepercayaan publik kembali normal, namun apa ini startegi untuk menyembunyikan isu lain nya,” kata Ronaldo Zulfikar.(NET/PBN)

  • Negatif Korona, Mahasiswa Untirta Tetap Karantina Mandiri

    Negatif Korona, Mahasiswa Untirta Tetap Karantina Mandiri

    SERANG, BANPOS – Mahasiswa Untirta Serang Banten berinisial J beserta ibu dan tiga orang kakaknya oleh tim medis penanganan dan pencegahan virus corona (Covid-19) dinyatakan negatif.

    Dihubungi melalui telpon genggamnya, J, Minggu (5/4) mengaku dirinya telah dikatakan negatif dari Corona. Namun demikian pihaknya diminta melakukan karantina mandiri kanjutan dirumahnya selama 12 hari kedepan, terhitung dari Sabtu (4/4) atau sampai tanggal 16 April mendatang.

    “Saya sudah menjalani karantina sejak tanggal 25 Maret (selama 10 hari,red), dan kemarin (Sabtu) saya bersama ibu dan 3 orang kakak saya dinyatakan negatif. Tapi oleh tim medis kami diminta karantina mandiri lagi di rumah saya di Tangerang,” ujarnya.

    Dikatakan mahasiswa dari Fakuktas Ekonomi dan Bisnis (FEB) angkatan tahun 2014 ini, dirinya bersama dengan ibu dan 3 kakaknya sejak tanggal 25 Maret lalu tidak dikarantina atau diisolasi di Rumah Sakit Umum (RSU) Banten. “Saya sejak dari awal karantina mandiri dirumah, tidak di RSU Banten. Yang dibawa ke sana (RSU Banten) hanya ayah saya saja. Kalau kami berempat, kakak dan ibu saya dikarantina mandiri dirumah,” tambahnya.

    Diakui J, dengan telah dinyatakan negatif dari Covid-19 dirinya akan melanjutkan bimbingan skripsi lagi secara online bersama dengan dosen pembingbingnya. “Iyah (meneruskan kegiatan tertunda,red),” ungkap J.

    Sementara itu, Dosen Pembibing II dari J di Untirta, Saharudin Didu mengakui dirinya telah mendapatkan kabar langsung dari J mengenai kesehatanya.

    “Betul, tadi mahasiswa kami (J) sudah memberikan informasi ke saya melalui WA (WhatsApp Messenger), kalau yang bersangkutan negatif dari Corona. Dan akan melanjutkan bimbingan skripsinya melalui daring (online). Sesuai arahan dari Pak Rektor dan Pak PR (pembantu rektor) untuk bimbingan memang tidak diperkenankan tatap muka dulu,” ungkap Saharudin. (RUS/AZM)

  • Khawatir Gizi Buruk Bertambah, Dewan Kota Serang Bagi-bagi Telur Ayam

    Khawatir Gizi Buruk Bertambah, Dewan Kota Serang Bagi-bagi Telur Ayam

    SERANG, BANPOS – Anggota DPRD Kota Serang, Fatihudin, membagikan telur ayam kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat di tengah lesunya perekonomian imbas dari pandemi Covid-19. Selain itu diharapkan dengan adanya bantuan tersebut, kasus gizi buruk tidak bertambah.

    Sebanyak 170 peti telur diberikan kepada keluarga yang berdasarkan data pihak kecamatan, membutuhkan bantuan bahan pokok makanan dan rentan terkena gizi buruk.

    “Kami membagikan sebanyak 170 peti telur. Pembagian tersebut dilakukan di dua kecamatan, antara lain Kecamatan Kasemen sebanyak 100 peti telur dan Kecamatan Curug sebanyak 70 peti telur,” ujarnya kepada BANPOS, Sabtu (4/4).

    Menurut politisi PKB ini, bantuan tersebut diberikan lantaran saat ini kondisi ekonomi masyarakat, bukan hanya di Kota Serang, mengalami penurunan. Sebab, banyak dari masyarakat yang terkena imbas pandemi Covid-19.

    “Mayoritas masyarakat Kota Serang itu tidak memiliki gaji tetap. Artinya mereka bekerja harian seperi tukang ojek, supir angkot, pedagang kaki lima dan lainnya. Mereka yang benar-benar terdampak langsung secara ekonomi dengan adanya pandemi ini,” ucapnya.

    Selain itu, legislator yang kerap disapa Fatih ini mengatakan bahwa banyak masyarakat yang juga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena lesunya perekonomian. Hal ini menurutnya, menjadi tanggung jawab bersama dalam mengatasi permasalahan tersebut.

    “Masyarakat saat ini harus bisa peka terhadap lingkungan sekitar. Saya mengajak supaya masyarakat dapat memperhatikan saudara dan tetangganya, apakah mereka bisa makan atau tidak. Kita harus bisa saling membantu di tengah pandemi ini,” tuturnya.

    Fatih mengaku, salah satu kekhawatirannya adanya penurunan daya ekonomi masyarakat yaitu bertambahnya jumlah gizi buruk yang ada di Kota Serang. Menurutnya, pada kondisi ekonomi yang normal saja Kota Serang jumlah penyandang gizi buruknya sudah cukup tinggi.

    “Tentu ketika daya ekonomi masyarakat menurun, masyarakat jadi sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari. Makanya ini menjadi tugas bersama agar tidak terjadi penambahan gizi buruk. Pemkot pun harus bisa membuat skema pemulihan ekonomi pasca-pandemi ini,” tegasnya.

    Sementara itu, salah satu masyarakat yang menerima bantuan telur, Suheni, mengatakan bahwa dirinya merasa bersyukur dengan adanya bantuan telur tersebur. Ia mengaku saat ini harga telur juga sedang mahal.

    “Makanya, dengan adanya bantuan ini tentu kami sangat terbantu. Apalagi telur kan mahal sekarang. Trus saya juga sedang kurang dalam ekonomi, karena kan lagi gak bisa kemana-mana,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • PP Imadiklus Indonesia Tolak Wacana Pembebasan Narapidana Koruptor

    PP Imadiklus Indonesia Tolak Wacana Pembebasan Narapidana Koruptor

    MAKASSAR, BANPOS – Kebijakan Menteri Hukum dan HAM Yasona H. Laoly kembali menuai kontroversi.

    Niatnya untuk memberikan keringanan kepada para napi, terutama napi koruptor dan bandar narkotika, dengan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 99 Tahun 2012 tentang syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Permasyarakatan, dianggap tidak patut.

    Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah se-Indonesia (Imadiklus), Ismail Mahmud, menyatakan menolak terbitnya revisi PP tersebut jika masih memasukkan keringanan bagi koruptor.

    “Melihat wacana dari Menteri Hukum dan HAM untuk membebaskan Narapidana Koruptor menjadi tidak wajar bagi kami, sebab jika dilihat dari angka Narapidana Koruptor hanya mencapai 4500, atau dengan kata lain hanya 1,8 persen dari jumlah narapidana yang ada. Selain itu, tempat para narapidana koruptor berbeda dengan narapidana kasus lainnya,” jelas Ismail melalui keterangan tertulis yang diterima, Minggu (5/4).

    Menurutnya, dalam beberapa kali sidak yang dilakukan sebelumnya juga membuktikan bahwa narapidana koruptor mendapatkan tempat yang mewah dibandingkan dengan yang lainnya, seperti adanya perlengkapan fasilitas mandi dan alat olahraga yang baik.

    “Kami mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menolak wacana Revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 99 Tahun 2012 untuk membebaskan Narapidana Koruptor. Kami tidak ingin situasi virus Korona dijadikan alasan untuk pemerintah membebaskan para narapidana koruptor,” tegas Ismail.

    Namun disisi lain, ia menyepakati perlu adanya pembebasan napi lain yang tidak terkait dengan korupsi. Hal ini dalam rangka agar wabah Virus Corona tidak terjadi di Lembaga Permasyarakatan (lapas).

    “Hal tersebut memang bisa dibenarkan dengan alasan kemanusiaan. Sebab terdapat hampir 450 ribu narapidana yang ada di Indonesia. Jumlah yang besar tersebut berpotensi menyebarkan virus korona di lapas, dalam kapasitas lapas yang memang tidak wajar,” tandasnya.(DZH/AZM)

  • Ponpes Jami’atul Ikhwan Ajak Masyarakat Perangi Covid-19

    Ponpes Jami’atul Ikhwan Ajak Masyarakat Perangi Covid-19

    TUNJUNGTEJA, BANPOS- Untuk mendukung kebijakan pemerintah melawan virus corona desease (Covid-19), Pondok Pesantren Moderat Jami’atul Ilhwan melakukan sosialisasi tindakan sederhana, bermanfaat dan luar biasa, Kamis (2/4).

    Jumlah santri di Ponpes Moderat Jami’atul Ikhwan ada 200 santri, dengan tingkatan sekolah menengah pertama (SMP) sampai tingkat madrasah aliyah, selain itu, juga ada santri pondok pesantren salafiyah.

    Pimpinan Ponpes, KH. Khudori Yusuf, mengatakan, begitu pentingnya sosialisasi hidup bersih dan sehat dalam situasi saat ini.

    “Dengan adanya edaran dari Kapolri dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, maka kamipun mengikuti apa yang ada di surat edaran tersebut dengan melakukan jaga jarak (Social Distance), rajin-rajin cuci tangan pake sabun atau hand sanitizer untuk hidup bersih dan sehat kan, makan makanan yang sehat juga berjemur diwaktu pagi dan penyemprotan disinfektan ke semua lingkungan Ponpes terus ke kobong (ruangan santriwan/ santriwati),” kata Khudori.

    “Sudah saya sampaikan bahwa santri bukan hanya sebatas cuci tangan artinya kalau cuci tangan hanya kurikulum puskesmas, sementara pondok pesantren ada kurikulum yang namanya berwudhu, kan ada hadist cuci tangan,” tambah Khudori.

    Kegiatan ini bertujuan memutus rantai penyebaran covid-19, mengingat korban dari virus corona ini terus bertambah.

    Sebagai informasi tambahan dalam bahasa sunda jawa, santriwan/ santriwati Ponpes Moderat Jami’atul Ikhwan. Yang tidak ikut pulang untuk melakukan belajar dan mengaji dari rumah, membuat banner yang bertema lawan covid-19.

    “Urang Banten Hirup Sehat, Urang Banten Nurut Kana Aturan, Urang Banten Rajin Bebersih Tangan, Urang Banten Ulah Kukumpul Heula, Urang Banten Di Imah Bae dan Urang Banten Pasti Bisa lawan Virus Corona,” tandasnya. (RED)

  • Lihat Sekeliling Kita, Ada Warga Kena PHK Sedang Kesulitan

    Lihat Sekeliling Kita, Ada Warga Kena PHK Sedang Kesulitan

    CURUG, BANPOS – Pasangan suami istri (Pasutri) asal Kampung Kedaung, Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug, Hasan dan Pinka, kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya lantaran terkena PHK di tengah pandemi Covid-19.

    Tim relawan Milenial Banten Berbagi (MBB) menyanbangi rumahnya setelah mendapatkan informasi dari pesan berantai WhatsApp. Setelah kena PHK pada usaha konveksi di Jagakarsa, Hasan kembali ke kampung halaman dan belum mendapatkan pekerjaan baru.

    “Sejak dua bulan masih nganggur, udah nyari kerjaan, sudah coba ngelamar kemana-mana, ini juga lagi usaha untuk jualan kopi dan es, paling tiga hari,” ujar Hasan, Sabtu (4/4).

    Akibat tidak memiliki penghasilan Hasan dan Pinka tidak bisa membawa anaknya yang berumur empat bulan dan sedang sakit, untuk berobat. Jangankan berobat, Hasan pun mengaku tidak bisa membelikan anaknya susu.

    “Ini (anak) lagi batuk dan pilek. Ya (karena tidak punya yang) belum saya bawa ke dokter. Bayi saya umur empat bulan, sudah tidak ada susu,” keluh Hasan.

    Kedatangan tim MBB ke rumah Hasan dan Pinka untuk menyalurkan bantuan dari donasi yang dikumpulkan dari para dermawan.
    Tim MBB kemudian langsung mengkroscek informasi yang didapatkan ke lokasi yang bersangkutan.

    Perwakilan tim MBB, Ahmad Hipni, mengaku perihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat dalam situasi saat ini.

    “Sebenarnya kami juga paham bahwa kita semua terdampak dari virus corona ini, tapi ada yang lebih dari kita,” tuturnya.

    Ahi yang juga perwakilan dari Komunitas NU Backpacker Banten meminta kepada para dermawan agar saling bahu-membahu, membantu saudara-saudara yang membutuhkan.

    “Kami mengetuk para pintu dermawan untuk saling berbagi, saling membantu, bersama-sama meringankan beban saudara-saudara kita yang secara ekonomi terdampak wabah virus corona ini,” katanya.

    Koordinator Umum MBB, Maskur, mengatakan donasi yang dilakukan MBB sebagai bentuk keprihatinan dan solidaritas untuk sesama. Corona tidak hanya berdampak secara medis, namun ekonomi dan psikologi sosial.

    “Kami coba turun tanyan untuk sedikit meringankan saja. Harapannya pemerintah yang punya sumber daya lengkap bisa cepat melihat situasi ini,” ucapnya.

    Ia pun mengajak kepada para dermawan untuk dapat berdonasi membantu sesama. Untuk yang ingin berdonasi melalui MBB, dapat dilakukan dengan menransfer via BRI, atas nama: Ahmad Hipni (No.Rek: 4847-01-015580-530), atau dapat dijemput langsung di rumah para dermawan. (MG-02)

  • Riset Imadiklus Untirta, Pelajar Taat Tapi Tidak Betah

    Riset Imadiklus Untirta, Pelajar Taat Tapi Tidak Betah

    SERANG, BANPOS – Badan pengurus harian ikatan mahasiswa pendidikan luar sekolah indonesia  Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (BPH Imadiklus Untirta) menggelar riset berkaitan dengan efektivitas libur sekolah dalam penerapan social distancing oleh Pemerintah. Mengambil sebanyak 458 responden dari kalangan pelajar se Provinsi Banten, Imadiklus menyebut bahwa hampir sebagaian besar responden mengetahui arti dari social distancing.

    Hal itu diungkapkan oleh Ketua BPH Imadiklus Untirta, Angga. Riset tersebut memuat bagaimana sikap masyarakat Provinsi Banten khususnya pelajar dan mahasiswa dalam memandang salah satu ketetapan pemerintah dengan memberlakukan social distancing, dalam rangka memutus rantai penyebaran virus korona(Covid-19) dan pemahaman masyaarakat terkait bahayanya virus tersebut.

    Dalam risetnya yang dilakukan secara daring ini, memuat bahwa mahasiswa dan pelajar percaya bahwa virus covid-19 dapat menular dengan mudah serta berbahaya. Pada tingkatan kuliah dan kelas apapun, lebih banyak yang menyatakan percaya bahwa virus covid-19 ini dapat menular dengan mudah. 

    “Angka statistik yang diperoleh beragam, namun cenderung tinggi dengan nilai lebih dari 80 persen.” Ungkap Angga.

    Disebutkan, sebagian besar dari responden tidak pernah menyebarkan informasi tentang pencegahan, penularan dan dampak dari virus covid-19. Terbukti secara jenis kelamin, antara laki-laki dan perempuan hampir sebagaian besar tidak pernah membagikan informasi terkait pencegahan, penularan, dan dampak dari virus covid-19 dengan hasil di atas 50 persen.

    “Sebagian besar dari mereka belum pernah memeriksa kesehatan. Secara Domisili, hampir sebagian belum memeriksa kesehatan, dibuktikan dengan hasil yang beragam di setiap daerah di provinsi Banten. Semua hasilnya diatas 50 persen,” tuturnya.

    Selain itu, diungkapkan juga berkaitan dengan pemahaman responden persoalan social distancing. Secara rinci disebutkan, SMA/Sederajat 60 persen, Universitas Keagamaan 90 persen, Universitas Kesehatan 84, dan Universitas Umum 94 persen.

    “Informasi yang mereka dapatkan sebagian besar berasal dari Media Sosial/Internet. Riset membuktikan, sumber informasi para pelajar/mahasiswa mengenai kebijakan socal distancing yang mulai diterapkan, sebagian besar menyatakan diperoleh dari media sosial,” ujarnya, Jumat (3/4).

    Kemudian, diungkapkan bahwa kebijakan penerapan social distancing dinilai sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan berdasarkan jenis kelamin, antara laki-laki dan perempuan, hampir sebagian besar berpendapat baik terhadap penerapan social distancing, dengan hasil di atas 50 persen.

    “Untuk laki-laki dihasilkan 84 persen, dan perempuan sejumlah 86 persen,” tuturnya.
    Angga menyatakan, dalam risetnya terdapat poin terganggu atau tidaknya para responden terhadap penerapan kebijakan social distancing. Berdasarkan hasil risetnya, mereka merasa tidak terganggu dengan adanya kebijakan social distancing yang di terapkan oleh pemerintah.

    “Hampir sebagaian besar tidak terganggu dengan penerapan social distancing ini, dengan hasil di atas 50 persen, untuk laki-laki 67 persen dan perempuan 68 persen,” jelasnya.

    Selanjutnya, selain pemahaman terhadap bahaya virus korona dan social distancing, terdapat bpoin lainnya yaitu ketaatan terhadap social distancing. Pada saat penerapan social distancing, kata Angga, mereka berada di dalam rumah dan menaati kebijakan tersebut.

    “Terbukti hampir sebagaian besar, mereka benar-benar di rumah pada saat kebijakan sosial distancing ini diterapkan,” tuturnya.

    Kata dia, kebanyakan dari mereka pada saat berada dirumah aktivitasnya yaitu mengerjakan tugas dan refreshing di rumah dengan membaca buku serta menonton televisi.

    Berdasarkan tingkat pembagian  kelas dan tingkat kuliah, kegiatan yang sering dilakukan pada saat berada di dalam rumah yaitu sebagian refreshing di rumah dengan membaca buku, menonton dan bermain media social.

    “Meskipun kebijakan social distancing ini dinilai cukup baik, namun mereka tidak senang jika harus terus belajar dan beraktivitas di dalam rumah. Terbukti, berdasarkan tingkat pembagian  kelas dan tingkat kuliah, hampir sebagaian besar mereka merasa tidak senang,” jelasnya.

    Tak lupa, diakhir dirinya memberikan beberapa rekomendasi kepada Pemerintah dan masyarakat. Pertama, Pemerintah membanjiri informasi terkait social distancing di media social dan internet. Kemudian, Pemerintah perlu membuat gugus hingga tingkat RT agar kebijakan social distancing dapat berjalan hingga akar rumput.

    “Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dengan cara melaksanakan, mengingatkan, menegur, dan menjalankan tentang pentingnya social distancing,” katanya.

    Walau pelajar dan mahasiswa tidak terganggu dalam tahap awal social distancing. Namun, diharapkan Pemerintah dapat membuat kebijakan lanjut dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap keluarga.

    “Perlu ada rapid tes/cek kesehatan gratis bagi pelajar/mahasiswa, walaupun secara potensi masih rendah fatal terkena virus COVID-19,” katanya.

    Mereka tidak masalah akan kebijakanya, tapi secara psikologi mereka tidak merasa nyaman berada beraktivitas dan belajar di rumah. Untuk itu, Pemerintah diharapkan memberi akses internet gratis bagi mahasiswa dan pelajar untuk mengerjakan tugas, agar tidak terhambat dalam pembelajaran sistem daring.

    “Selain itu, mereka dapat mencari informasi terkait virus COVID-19 yang nantinya akan disampaikan kepada masyarakat sekitar. Guru/Dosen diharapkan memberi tugas yang sekiranya tidak memberatkan peserta didik, karena di Banten tidak semua wilayahnya bisa mengakses internet dengan baik, maka harus diperhatikan pula untuk mahasiswa/pelajar yang rumahnya tidak memiliki akses internet dengan baik,” pungkasnya. (MUF/AZM)