Penulis: Panji Romadhon

  • Belasan Warga Desa Malingping Selatan Terserang Chikungunya dan DBD

    Belasan Warga Desa Malingping Selatan Terserang Chikungunya dan DBD

    MALINGPING, BANPOS – Di tengah musim wabah Covid-19 yang mengharuskan Lockdown, belasan warga di Kampung Cikeusik Timur (Ciktim) RT 05/02 Desa Malingping Selatan (Malsel) dilaporkan mengalami sakit yang diduga disebabkan dari wabah nyamuk Chikungunya dan ada pula yang sudah terkena wabah Demam Berdarah Degue (DBD).

    Informasi yang didapat dari Pegiat Pemuda setempat, Roif Setiawan kepada BANPOS mengatakan, belasan warga ditemukan mengalami berat di kaki bercampur meriang panas dingin dan pusing-pusing lalu kulit terserang gatal-gatal.

    “Gejala awal yang dilaporkan penderita itu mereka pusing, mual, kaki berat bercampur badan panas dingin setelah itu kulit gatal gimbal,” ujar Roif, Jumat (3/4).

    Menurutnya, setelah beberapa warga diperiksa ke dokter di klinik terdekat, mereka diduga mengalami serangan wabah Chikungunya,

    “Kalau menurut yang sudah dibawa ke klinik, mereka dinyatakan terkena Chikungunya. Tapi sebagian sudah agak mendingan, namun yang lain masih mengalami sakit, jumlah yang terkena ada sekitar 16 orang. Selain itu ada satu orang warga sini yang positif terkena DBD,” terangnya.

    Senada, Warsih (41) salah seorang warga setempat yang sudah sehat kepada BANPOS mengaku dirinya dinyatakan terkena Chikungunya,

    “Kata dokter itu gejala Chikungunya. Yang terasa sih kaki saya kesemutan terus berat dilangkahkan, badan panas dingin, kepala terasa pusing dan setelah itu kulit gimbal dan gatal. Sekarang mah udah mendingan” papar Warsih.

    Sementatara, Juju Juhariyah masih warga yang sama melaporkan bahwa cucunya seminggu yang lalu mengalami DBD dan sempat di bawa ke RS Ajidharmo Rangkasbitung.

    “Ya cucu saya yang bernama Dika yang baru kelas 1 SMA terkena DBD, itu kata dokter di puskesmas harus dirawat Rangkas. Sekarang masih dirawat,” ungkapnya.

    Tokoh masyarakat setempat Maknun, meminta adanya penyemprotan Fogging anti DBD di wilayah Kampung Cikeusik Timur agar tidak menyebar ke warga lain.

    “Sekarang ini sedang melanda korona dan musim hujan. Ada baiknya pemerintah melakukan penyemprotan anti DBD, agar wabah DBD dan Chikungunya tidak menyebar,” kata Maknun.

    Terpisah, Kepala Desa Malsel, Aceng Junaedi saat dikonfirmasi membenarkan hal itu dan pihaknya mengaku sudah mendapat laporan. “Iya, saya sudah mendapat laporan. Tapi saat ini saya sedang di Serang lagi jenguk saudara yang sakit,” ujar Aceng.(WDO/PBN)

  • Polres Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Kampus dan Ponpes La Tanza Mashiro

    Polres Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Kampus dan Ponpes La Tanza Mashiro

    LEBAK, BANPOS – Dalam upaya melakukan pencegahan penyebaran virus korona, Polres Lebak membantu melakukan penyemprotan disinfektan di Kampus La Tanza Mashiro, jalan Soekarno-Hatta Rangkasbitung.

    Kanit Dalmas Polres Lebak, Ipda Heri Susanto mengatakan, Polres Lebak sebelumnya melakukan penyemprotan diruas jalan yang ada diwilayah Rangkasbitung, akan tetapi saat ini dilakukan di Kampus dan Pondok Pesantren (Ponpes) La Tanza Mashiro.

    “Baru kali ini kita lakukan penyemprotan didalam kampus dan Ponpes La Tanza Mashiro dalam upaya melakukan pencegahan penyebaran virus korona. Sebelum ke La Tanza, kita juga melakukan penyemprotan di Jalan Jenderal Sudirnman, jalan Oto Iskandar Dinata dan jalan By pas Soekarno-Hatta,” kata Heri kepada BANPOS usai melakukan penyemprotan, Jumat (3/4).

    Menurutnya, dalam melakukan pencegahan penyebaran virus korona, Polres Lebak telah menyiapkan unit mobil Armoured Water Canon (AWC) dalam penyemprotan disinfektan.

    “Polres Lebak telah menyiapkan mobil AWC untuk masyarakat yang wilayahnya ingin dilakukan penyemprotan disinfektan, seperti yang telah kita lakukan di La Tanza ini,” ungkapnya.

    Sementara Ketua STAI La Tanza Mashiro, Achmad Faisal Hadzik mengatakan, penyemprotan yang dilakukan oleh Polres Lebak dilingkungan Kampus La Tanza Mashiro sangat membantu dalam upaya melakukan pencegahan penyebaran virus korona.

    “Sebelumnya kita pernah mengusulkan kepada tim gugus tugas covid-19 untuk melakukan penyemprotan dilingkungan kampus dan Ponpes La Tanza Mashiro, karena yang akan melakukan penyemprotan sangat banyak dan harus antri. Kebetulan dari kepolisian menawarkan untuk penyemprotan disinfektan, karena prinsipnya adalah bagaimana melakukan pencegahan penyebaran virus korona secara cepat,” kata Achmad Faisal.

    Dalam melakukan upaya pencegahan penyebaran virus korona, lanjut Achmad Faisal, sejak adanya himbauan dari pemerintah, La Tanza sudah membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) program yaitu dengan menidakan kunjungan sementara dan melakukan sosialisasi serta mengadakan seminar tentang pencegahan penyebaran virus korona.

    “Sejak adanya himbauan dari pemerintah agar melakukan karantina lokal, seluruh cabang La Tanza Mashiro untuk membuat SOP program diantaranya meniadakan kunjungan sementara, mengantisipasi dan melakukan sosialisasi seminar tentang pencegahan penyebaran virus korona baik kepada para santri maupun kepada para mahasiswa,” terangnya.

    “Untuk para santri juga banyak yang dari luar wilayah Lebak diantaranya Depok, Jakarta, Karawang dan wilayah lainnya sehingga kita tidak memperkenankan untuk berkunjung. Kalaupun orang tua santri secara darurat harus bertemu dengan anaknya, kita sudah siapkan tempat untuk melakukan sterilisasi dibawah pengaasan sampai dengan barang yang dibawanya dengan melakukan penyemprotan disinfektan. Dari jumlah santri sebanyak 198 orang, kita sudah pulangkan ke rumahnya masing-masing dengan cara door to door,” ungkapnya.(dhe/PBN)

  • Sokhidin Imbau Warga Cilegon Tidak Panik Menyikapi Virus Korona

    Sokhidin Imbau Warga Cilegon Tidak Panik Menyikapi Virus Korona

    CILEGON, BANPOS,- Wakil Ketua DPRD Cilegon Sokhidin mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam mensikapi korona. Bersikap tenang, membiasakan cuci tangan dengan sabun dan tetap tinggal di rumah adalah yang paling bijak.

    “Kami ajak masyarakat untuk tetap tenang dan jangan panik. Ikuti imbauan pemerintah dengan tinggal di rumah jika tidak ada keperluan mendesak,” ujar Sokhidin disela pembagian masker dan hand sanitizer, di Lingkungan Kelurahan Lebak Denok, Jumat (3/3).

    Sokhidin yang juga anggota Fraksi Gerindra itu menyatakan dalam kegiatan sosial berupa pembagian masker dan hand sanitizer itu juga dibarengi penyemprotan disejumlah masjid dan lingkungan warga.

    Sejumlah titik kegiatan di antaranya Masjid Baitussalam, Link Kapudenok Tower RT 17/03, Masjid Attaqwa RT 05/03 Link Kepudenok Akil, Masjid Arridho Lebak Kelapa RT 07/04, Suryadi, dan Masjid Albarokah RT 08/04 Link Gunungasem.

    Dalam kegitan pencegahan penyebaran Virus Korona tersebut, kata Sokhidin pihaknya telah menyiapkan 20 ribu masker dan hand sanitizer.

    “Target kami menyiapkan dua puluh ribu masker untuk warga. Langkah ini untuk pencegahan korona. Semoga bermanfaat untuk kesehatan masyarakat Cilegon,” terang Sokhidin.

    Ia mengajak masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup sehat, jika bepergian menggunakan masker untuk memotong mata rantai penyebaran virus korona.

    “Jaga lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat dari penyebaran korona ini. Sayangi keluarga. Percayakan kepada pemerintah dalam pencegahan korona. Semoga masyarakat Cilegon dan warga Indonesia terhindar dari korona ini,” ungkapnya.

    Kegiatan bagi bagi masker dan hand sanitizer ini mendapat respon baik dari masyarakat Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil.
    Warga sekitar yang melihat ada pembagian masker dan hand sanitizer gratis dari anggota dewan itu, satu persatu berdatangan.

    Warga yang datang langsung mendapat masker yang dibagi oleh relawan Sokhidin.

    Tak kurang dari setengah jam disetiap titik pembagian, masker dan hand sanitizer diserbu warga. Bahkan relawan Sokhidin nampak kewalahan melayani permintaan warga.

    Warga sekitar nampak senang mendapatkan masker dan hand sanitizer gratis dari dewan Sokhidin.

    Marsah (45) warga Link Kapudenok Tower RT 17/03, mengaku baru kali pertama mendapatkan pembagian masker sejak kabar adanya penyebaran virus korona yang ramai satu bulan ini.

    “Iya ini baru pertama warga disini mendapatkan bantuan masker dan hand sanitizer. Sangat berterimakasih ada pembagian ini,” ucap Marsah.

    Hal senada dikatakan Suryadi warga Link Lebak Kelapa RT 07/04. Ia bersyukur mendapatkan masker dan hand sanitizer gratis.

    “Warga disini juga sama baru kali ini ada pembagian gratis masker dan hand sanitizer ini. Sangat berterimakasih kami rakyat kecil diperhatikan oleh pak dewan dan pemerintah,” tutur Suryadi.

    Sementara Lurah Lebakdenok Halil, didampingi Babinkantibmas Polsek Ciwandan, Aipda Yudi Setiawan, Babinsa Koramil 2307 Ciwandan, Sertu Junaidi mengungkapkan apresiasi atas kepedulian dewan Sokhidin yang sudah memberikan masker dan hand sanitizer secara gratis.

    Sementara itu, Babinkantibmas Kelurahan Lebak Denok, Aipda Yudi Setiawan dan Babinsa Koramil 2307, Sertu Junaidi mengimbau masyarakat diwilayah kerjanya untuk menunda kegiatan yang bersifat mengumpulkan masa seperti pesta hajatan guna pencegahan penyebaran korona.(BAR)

  • Hayu Lur Saling Menolong, Ada Warga Kota Serang Puasa 4 Hari

    Hayu Lur Saling Menolong, Ada Warga Kota Serang Puasa 4 Hari

    SERANG, BANPOS – Pandemi Covid-19 membuat satu keluarga yang berada di Penancangan Baru, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang terpaksa tidak makan selama empat hari. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki pemasukan sama sekali untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

    Oleh karena itu, tim relawan Banten Melawan Corona (BMC) menyambangi rumah keluarga tersebut dan memberikan bantuan kepada ibu rumah tangga, Yuyun Cahyaningsih. Bantuan tersebut berupa sembako untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa hari kedepan.

    Yuyun yang kesehariannya bekerja sebagai kuli setrika baju dan pedagang kripik itu mengaku bahwa dirinya sudah empat hari tidak makan. Alasannya, pekerjaannya tersebut harus berhenti karena adanya pembatasan kegiatan di luar rumah.

    “Selain kuli setrika baju, saya juga bekerja menjual keripik yang dititipkan oleh tetangga. Saya memiliki dua anak, sudah puasa empat hari. Suami saya saat ini sedang sakit dan sudah lama tidak bekerja. Pekerjaan suami saya itu buruh lepas,” ujar Yuyun, Jumat (3/4).

    Menurutnya, kondisi tersebut diperparah dengan adanya sistem belajar secara daring. Sebab, ia tidak memiliki gawai untuk menunjang kegiatan tersebut. Beruntung wali kelas anaknya secara sukarela memberikan telepon genggam bekas untuk menunjang kegiatan itu.

    “Wali kelas anak saya Alhamdulillah memberikan telepon genggam kepada anak saya, beserta kuota agar bisa digunakan internet. Tapi saya tetap harus mengeluarkan sedikit biaya untuk memperbaiki telepon tersebut,” ucapnya.

    Ia mengaku, selama empat hari berpuasa tersebut, untuk berbuka puasa hanya menggunakan nasi tanpa lauk. Itu pun hanya seadanya saja yang bisa dimakan. Hingga ketika anak-anaknya tidak sanggup menahan lapar, ia pun memberanikan meminta kepada sanak saudaranya.

    “Saya mengirim pesan kepada saudara saya dan meminta beras. Karena memang sudah tidak ada beras lagi di rumah. Diarahkan untuk mengubungi Untirta Peduli. Alhamdulillah diberikan paket sembako sebanyak 5 buah. Isinya beras, mie, minyak dan lainnya,” ujar Yuyun.

    Ia pun berharap kondisi ini dapat segera usai. Karena menurutnya, dengan konidisi seperti ini dirinya tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena memang dirinya tidak dapat bekerja.

    “Semoga kondisi ini dapat segera selesai. Dengan kondisi seperti ini, saya tidak dapat berbuat banyak kecuali berharap ada pihak yang dapat membantu saya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” harapnya.

    Sementara itu, Koordinator BMC, Hendra Leo Munggaran, mengatakan bahwa pihaknya setelah mendapatkan pesan dari Yuyun langsung bergerak untuk memberikan bantuan. Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19 ini.

    “Ibu Yuyun yang sudah hampir seminggu beliau dengan keluarga tidak bekerja, tidak berpenghasilan, dan ini menjadi bagian dari salah satu upaya kita untuk membantu keberlanjutan hidup dari salah satu warga masyarakat Banten,” ujarnya.

    Menurutnya, Covid-19 bukan hanya persoalan yang harus dituntaskan oleh pemerintah saja. Namun, masyarakat juga harus ikut andil dalam melakukan pencegahan, dengan mengikuti arahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

    “Semua masyarakat harus bergerak. Seluruh elemen masyarakat semua harus bersatu, kita sama-sama harus saling bahu membahu menyelesaikan persoalan musibah yang menimpa bangsa kita ini,” jelas Leo.

    Ia pun berharap, masyarakat Indonesia, khususnya Banten dapat melewati permasalahan yang sudah menjadi pandemi tersebut. Sehingga, kehidupan dapat kembali normal.

    “Kita harus bisa hidup normal, hidup sehat dan mencari rezeki dengan nyaman, dengan baik, dan kondisi bangsa kita mudah mudahan segera bisa pulih kembali,” tandasnya. (DZH)

  • Nyinyir di Medsos, Mahasiswa Untirta Dijemput Polisi

    Nyinyir di Medsos, Mahasiswa Untirta Dijemput Polisi

    SERANG, BANPOS – Seorang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta, BA, dijemput oleh pihak Polres Serang Kota di kampus Untirta Ciwaru. Ia dijemput lantaran menulis komentar pada media sosial Instagram yang bernada negatif kepada pihak Kepolisian.

    Hal ini setelah beredar video Polres Serang Kota yang menjemput BA di kampus Untirta Ciwaru. BA yang menggunakan jaket merah tersebut langsung digelandang ke Mapolres Serang Kota.

    Selain itu, beredar pula tangkapan layar komentar BA yang diunggah oleh akun instagram jokersupriadi. Dalam tangkapan layar tersebut, BA berkomentar pada unggahan akun insta.nyinyiir bahwa seharusnya kepolisian tidak perlu bekerja juga untuk memutus menyebaran Covid-19.

    “Kan kalau bapaknya sakit, siapa nanti yang jadi an**** pemerintah?” ujarnya pada unggahan video polisi.

    Saat dikonfirmasi, Wakil Dekan III FKIP Untirta, Damanhuri, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, BA dijemput oleh pihak kepolisian pada pagi hari.

    “Iyah tadi pagi (dijemput). Sekarang lagi di Polres Serang Kota,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS, Jumat (3/4).

    Meskipun kecewa dengan yang dilakukan oleh BA, namun ia mengaku bahwa pihak kampus akan melakukan pendampingan atas kasus tersebut hingga selesai.

    “Ini saya dan Kepala Jurusan sedang berada di Polres Serang Kota. InsyaAllah kami akan melakukan pendampingan hingga kasus ini selesai,” ucapnya.

    Ia pun meminta kepada mahasiswa Untirta, khususnya FKIP, agar dapat bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai hal seperti ini kembali terjadi.

    “Bijaklah dalam menggunakan media sosial. Gunakan untuk yang baik-baik. Kami harap yang seperti ini tidak terulang,” tandasnya. (DZH)

  • Jalankan Instruksi Desmond, Kiwan Galakkan Sosialisasi dan Penyemprotan

    Jalankan Instruksi Desmond, Kiwan Galakkan Sosialisasi dan Penyemprotan

    JAWILAN,BANPOS- Anggota DPRD Kabupaten Serang fraksi partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Kiwan Nuryadi, melakukan penyemprotan di Kecamatan yaitu Jawilan, Kopo dan Cikande. Hal itu berdasarkan instruksi dari ketua DPD Partai Gerindra, Desmond J Mahesa. 

    Diketahui, Desmond menginstruksikan kepada seluruh anggota atau kader Partai Gerindra di masing-masing daerah, untuk segera bergerak turun ke masyarakat. Guna membantu mensosialisasikan dalam rangka pencegahan penyebaran virus korona atau Covid-19. 

    “Kita harus waspada, karena memang di Kabupaten Serang sendiri belum ada yang positif, tetapi PDP dan ODP nya banyak tersebar di seluruh Kecamatan se Kabupaten Serang,” ujar Kiwan kepada BANPOS, Kamis (2/4).

    Selain melakukan penyemprotan, ia juga membagikan lembaran berupa pamflet yang berisikan edukasi terkait virus korona, gejala klinis serta tata cara pencegahannya. Kemudian, terdapat imbauan yang merujuk kepada Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

    “Yang paling ditekankan kepada masyarakat adalah terkait masalah kebersihan lingkungan, kemudian dari badan kita, protokol kesehatan harus kita ikuti,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sebelumnya telah dilakukan pembagian ribuan masker kepada masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran virus korona ketika di luar rumah. Kemudian, ia menuturkan bahwa pada hari tersebut dilakukan penyemprotan yang kemudian akan dilakukan secara bertahap. 

    “Rencana kita bertahap, jadi untuk sementara kita Kopo, Jawilan dan Cikande. Karena memang di Kragilan sendiri, kader Gerindra yang lainnya pun turut melakukan penyemprotan secara massif,” ujarnya.

    Kiwan berharap, setelah penyemprotan ini, Covid-19 tidak menyebar ke daerah khususnya di Kabupaten Serang. Karena kata dia, semua kader Gerindra bergerak di masing-masing Dapil di semua Kecamatan se Kabupaten Serang.

    “Melakukan penyemprotan sembari memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, agar mengikuti imbauan-imbauan dari Pemerintah. Disamping melakukan penyemprotan, kita juga menyampaikan berbagai imbauan dari pemerintah kepada masyarakat agar masyarakat tidak salah faham,” tuturnya.

    Berkaitan dengan imbauan Pemerintah untuk menjalankan social distancing, ia tak hentinya mengingatkan kepada masyarakat bahwa hal itu merupakan salah satu upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Bukan melarang segala kegiatan, tetapi membatasi dan melakukan perkerjaan dari rumah.

    “Kami ketika berbincang dengan warga, memberikan pemahaman bahwa social distancing ini bukan lah upaya membatasi atau memutus tali silaturahmi. Melainkan untuk menjaga dan bagian dari mencegah covid-19. Karena memang virus ini sangat berbahaya sekali,” pungkasnya. (MUF/AZM)

  • Masih Beroperasi Ditengah Wabah Covid-19, Kapolres Cek SOP Pabrik Nikomas dan PWI

    Masih Beroperasi Ditengah Wabah Covid-19, Kapolres Cek SOP Pabrik Nikomas dan PWI

    SERANG,BANPOS- Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid – 19, Kapolres Serang, AKBP Mariyono melakukan pengecekan standar operasional prosedur (SOP) dan sosialisasi pencegahan virus korona di PT Nikomas Gemilang dan PT Parkland Word Indonesia (PWI), Kamis (2/4).

    Dua perusahaan PMA yang berlokasi di wilayah Kecamatan Kibin dan Cikande, Kabupaten Serang ini merupakan industri pembuatan sepatu merk terkenal dengan jumlah karyawan mencapai puluhan ribu.

    “Selain menjalin silaturahmi, tujuan dari kunjungan ini sekaligus sosialisasi untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19. Karena ini merupakan bagian tanggung jawab Polri TNI dan pemerintah daerah melindungi seluruh karyawan pabrik yang berada di wilayah hukum Mapolres Serang,” ucap Kapolres.

    Menurut Kapolres, tingginya aktivitas pekerjaan dari para buruh atau pegawai pabrik sangat rentan terkena corona. Oleh karena itu, pihaknya bersama pemerintah daerah dan TNI, ingin memastikan bahwa seluruh karyawan yang bekerja di sektor industri ini telah melakukan pola hidup sehat sesuai imbauan Presiden,Kepala Daerah ataupun Kapolri.

    “Sering kita lihat, para buruh keluar pabrik secara bergerombol sama sekali tidak menerapkan anjuran social distancing, bahkan di dalam angkot berdesakan. Ini sangat membahayakan jiwa mereka. Oleh karena itu, untuk memutus mata rantai virus corona lakukan langkah social distancing, selalu cuci tangan menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas serta pola hidup bersih dan sehat dengan berolah raga dan mengkonsumsi makanan bergizi,” tandas Kapolres.

    Kapolres mengungkapkan, apabila para buruh tidak melaksanakan imbauan pemerintah ini, maka mata rantai penyebaran Covid-19 tidak akan dapat diputus, sehingga menyebabkan semakin banyak yang terdampak. Petugas kesehatan akan sangat kesulitan menelusuri jejak penyebaran Covid-19 saat pasien banyak melakukan kontak dengan orang lain.

    “Kalau tidak melaksanakan imbauan, sulit untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Untuk itu kami berharap seluruh karyawan patuh mengikuti imbauan pemerintah agar wabah virus ini selesai. Bila mengalami batuk, pilek berkelanjutan serta sesak nafas, segera lakukan pemeriksaan ke klinik setempat,” tutur mantan Kapolres Majalengka ini.

    Sementara itu, Senior Manager PT. PWI 1, Absori mengatakan, perusahaan telah melaksanakan langkah-langkah pencegahan pandemi virus corona sesuai imbauan pemerintah, diantaranya penyemprotan disinfektan dan fogging 1 minggu sekali di areal perusahaan. Sedangkan pemeriksaan suhu tubuh, penyemprotan hand sanitizer dilakukan di pintu masuk.

    “Kami juga menyiapkan hand sanitizer di setiap unit kerja serta memberikan masker secara gratis kepada karyawan,” terangnya.

    Dalam kunjungannya ini, Kapolres didampingi Wakapolres Serang Kompol Agung Cahyono dan Kapolsek Cikande Kompol M. Ridzky Salatun. Turut mendampingi Danramil 0219/Cikande Kapten Inf. Sudarsono, Camat Cikande Mochamad Agus, Camat Kibin Imron Ruhyadi, Lurah Nambo Ilir Sahriyudin, Lurah Tambak, Ade, Lurah Cijeruk Cijeruk Ahmad Rosadi serta perwakilan SPN, Agus. (RED)

  • Mayoritas Ingin Karantina Wilayah

    Mayoritas Ingin Karantina Wilayah

    SERANG, BANPOS – Mayoritas masyarakat meminta agar Banten melakukan tindakan karantina wilayah. Demikian hasil dari survei persepsi masyarakat terkait karantina wilayah yang dilakukan oleh Pokja Wartawan Kota Serang (PWKS).

    Ketua PWKS, M. Tohir menyampaikan, survei tersebut telah dilakukan selama 4 hari sejak tanggal 28 Maret hingga 31 Maret kemarin dengan jumlah responden sebanyak 237 orang yang mengisi kuesioner online yang disebarkan.

    “Mayoritas masyarakat merasa, perlu ada karantina wilayah. Alasan yang dikemukakan adalah, karantina wilayah dianggap dapat menekan angka penularan virus Korona,” jelas Tohir, Rabu (1/4).

    Dipaparkan, 76,79 persen responden menyatakan sepakat jika diberlakukan karantina wilayah di Banten, sedangkan sebanyak 12,24 persen menyatakan masih ragu-ragu dan 10,97 persen menyatakan tidak sepakat dengan karantina wilayah

    Dari 8 Kabupaten/Kota, jumlah responden tertinggi yang sepakat adanya karantina wilayah, berasal dari Kabupaten Tangerang dengan mencapai persentase 91,30 persen. Untuk jumlah responden tertinggi yang menolak adanya karantina wilayah berasal dari Kota Cilegon dengan jumlah 27,27 persen.

    “Sedangkan untuk responden yang masih ragu-ragu, tertinggi berada di Kota Tangerang Selatan dengan jumlah 27,27 persen,” lanjutnya.

    Berdasarkan UU No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, disebutkan bahwa dalam masa karantina, pemerintah wajib untuk memenuhi kebutuhan dasar dari masyarakat.

    “Dari hasil survei, mayoritas masyarakat merasa, pada saat karantina wilayah pemerintah perlu untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dikarenakan hal tersebut merupakan amanat dari UU,” ujar Tohir.

    86,50 persen responden sepakat jika pemerintah memenuhi segala kebutuhan masyarakat jika terjadi karantina wilayah, sebanyak 8,44 persen menyatakan ragu-ragu dan 5,06 persen tidak sepakat.

    63,16 persen responden menyatakan alasan sepakat kebutuhan dipenuhi oleh pemerintah dikarenakan amanat UU, sedangkan 23,44 persen responden menyatakan tidak memiliki kemampuan jika tidak dibantu pemerintah, dan 13,40 persen menyatakan rela anggaran pembangunan infrastruktur dialihkan untuk pemenuhan kebutuhan saat karantina

    Sementara itu, Sekretaris PWKS, Tusnedi menyampaikan, jika berbicara adanya peluang untuk partisipasi masyarakat pada saat masa karantina wilayah. Sebagian besar masyarakat merasa perlu dan sepakat untuk berpartisipasi pada saat dilakukan karantina wilayah.

    56,96 persen menyatakan sepakat masyarakat turut serta membantu pemenuhan kebutuhan dasar saat terjadi karantina wilayah, 22,36 persen menyatakan tidak sepakat, dan 20,68 persen menyatakan ragu-ragu.

    “Namun, mereka tidak sepakat partisipasi tersebut dalam bentuk dapur umum,” jelasnya.

    Untuk pemenuhan kebutuhan, mereka mengharapkan dalam bentuk bahan mentah yang dapat dimasak oleh masing-masing keluarga, ketimbang makanan jadi.

    Sementara, meskipun hingga kini pemerintah baik pusat maupun kota belum melirik kebijakan karantina wilayah, namun beberapa permukiman baik tingkat RW maupun RT di Kota Serang, sudah banyak yang memulai karantina lokal. Langkah tersebut pun mendapatkan dukungan dari Pemkot Serang.

    Seperti yang dilakukan oleh RT 02 RW 05 pada perumahan Griya Permata Asri, Kelurahan Dalung, Kecamatan Cipocok Jaya. Berdasarkan kesepakatan warga setempat, mereka melakukan karantina lokal sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19.

    “Karantina lokal. Tapi tidak ditutup total, karena kami juga butuh keluar masuk. Ini dilakukan untuk jaga-jaga, warga khawatir dengan adanya pandemi ini. Jadi semua bersepakat untuk karantina,” ujar Ketua RT 02 RW 5, Wawan Setiawan, Rabu (1/4).

    Menurutnya, dari lima titik keluar masuk wilayah RT 02, hanya satu yang boleh dibuka. Titik itupun selalu dijaga oleh petugas keamanan setempat pada pos keamanan yang sudah disediakan.

    “Ada lima titik keluar masuk, kesepakatannya satu saja yang dibuka portalnya. Setiap waktu ada yang jaga. Jadi kalau orang luar yang bukan warga setempat mau masuk, itu akan ditanyakan keperluan dan lapor kepada saya selaku ketua RT,” terangnya.

    Ia mengatakan, terdapat salah satu warga memiliki keluarga yang akan pulang dari Aceh melalui bandara Soekarno-Hatta. Ia mengaku telah meminta kepada warga tersebut untuk dapat melakukan isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari.

    “Jadi ada keluarga dari warga yang akan pulang menggunakan pesawat. Saya sarankan agar sebelum sampai ke rumah itu melakukan cek kesehatan dulu. Saya juga meminta agar dirinya dapat melakukan isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari,” katanya.

    Sebelumnya diketahui pula bahwa warga kawasan Permata Hijau, Kota Serang Baru juga melakukan karantina lokal di kawasannya. Mereka melakukan itu selain untuk pencegahan, juga karena terdapat satu orang warga yang baru pulang dari Malaysia, sehingga warga sekitar menjadi was-was.

    Menanggapi hal tersebut, Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa kebijakan untuk melakukan karantina lokal merupakan keputusan masyarakat sendiri. Hal itu dipersilakan selama tidak mengganggu.

    “Sebenarnya kalau kebijakan masyarakat sendiri untuk melakukan karantina lokal, yah silahkan saja. Justru lebih bagus. Karena kan itu inisiatif dari warga sendiri untuk melakukan karantina,” ujarnya di Puspemkot Serang.

    Menurutnya, Pemkot Serang tidak bisa melarang masyarakat yang berinisiatif untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan tempat mereka tinggal. Kendati ia juga mengaku masih belum ada landasan hukumnya.

    “Itukan inisiatif dari masing-masing masyarakat dalam melakukan karantina. Artinya kami tidak bisa larang juga. Namun kalau berbicara landasan hukum mereka berbuat demikian, belum ada. Kalau diminta untuk dibuat pun harus menunggu rapat dengan Forkipimda,” jelasnya.

    Syafrudin pun kembali menegaskan bahwa Kota Serang hingga saat ini masih belum melirik untuk menerapkan karantina wilayah. “Untuk karantina se-Kota Serang kami masih belum. Tapi kalau memang harus karantina di setiap perumahan, saya rasa itu lebih bagus. Atas inisiatif masyarakat sendiri,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Ngeselin, Kepala Dinas hingga Wakil Walikota Gagap Jelaskan Status Kota Serang Hadapi Covid-19

    Ngeselin, Kepala Dinas hingga Wakil Walikota Gagap Jelaskan Status Kota Serang Hadapi Covid-19

    CIPOCOKJAYA, BANPOS – DPRD Kota Serang mempertanyakan kepada Pemkot Serang status Kota Serang di tengah pandemi Covid-19. Namun, Pemkot Serang hingga kini masih belum memutuskan status apapun.

    Ketua Fraksi PDIP, Bambang Janoko, mengatakan bahwa hingga saat ini dirinya belum mengetahui status Kota Serang itu sebagai apa, apakah tanggap bencana ataupun kejadian luar biasa (KLB).

    “Karena hingga saat ini kita tidak tau nih, Kota Serang itu statusnya apa? Kita telah menganggarkan untuk penanganan Covid-19, tapi sampai sekarang kita tak ada status apapun? Mohon dijawab,” ujarnya saat rapat koordinasi DPRD dengan Pemkot Serang, Kamis (2/4).

    Rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua II DPRD Kota Serang, Roni Alfanto, mempersilahkan kepada Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, untuk menjawab pertanyaan tersebut.

    Namun dalam penjelasannya, Kepala Dinkes ternyata kurang jelas dalam menjabarkan jawabannya. Sehingga, Bambang Janoko beberapa kali menyela penjelasan dari M. Ikbal.

    “Pak Kadis, biar lebih jelasnya aja deh. Kita ini statusnya apa? Apakah KLB atau apa, silahkan langsung dijawab saja. Tapi kalau memang pak Kadis gak punya wewenang untuk menjawab pertanyaan soal status itu, bilang saja gak usah melebar penjelasannya,” ucapnya tegas.

    Namun, lagi-lagi jawaban dari M. Ikbal ternyata masih belum memuaskan para anggota dewan. Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, langsung mengambil alih dan menjelaskan bahwa Dinkes Kota Serang hanya sebagai pengkaji cepat kondisi kesehatan.

    “Kalau penentuan status, bisa langsung kepada pimpinam gugus tugas. Jadi saya meminta kepada Bappeda sebagai perencana untuk menjawabnya,” kata Subadri.

    Namun ternyata, Kepala Bappeda Kota Serang, Nanang Saepudin, dalam menjelaskan pun tidak memberikan pernyataan pasti mengenai status Kota Serang dalam menghadapi Covid-19.

    Alhasil, beberapa fraksi menyampaikan keberatan atas status Kota Serang yang tidak jelas ini. Salah satunya yang disampaikan oleh ketua Fraksi PKS, M. Ridwan. Ia mengaku kecewa dengan kesimpang siuran status Kota Serang.

    “Kita ini sudah menganggarkan dan mencairkan anggaran untuk membeli peralatan untuk mencegah Covid-19, tapi ternyata statusnya gak jelas. Saya sangat kecewa dengan hal ini. Bagaimana belanja tak terduga (BTT) bisa dicairkan kalau status kita saja gak jelas,” tegasnya.

    Hingga berita ini terbit, DPRD dan Pemkot Serang masih mendiskusikan terkait status Kota Serang tersebut. (DZH)

  • Viral Polisi Gelar Resepsi

    Viral Polisi Gelar Resepsi

    JAKARTA,BANPOS- Viral kabar yang menyebutkan seorang anggota Polri menggelar resepsi pernikahan di tengah pandemi Covid-19. Dari informasi yang beredar di media sosial, pernikahan tersebut digelar pada 21 Maret 2020, atau 2 hari pasca Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengeluarkan maklumat.

    Dalam informasi yang beredar, mempelai pria adalah Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana. Pernikahan diduga digelar disebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Hal ini pun mendapat banyak kritik dari warganet.

    Terkait kabar tersebut, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyesalkan peristiwa itu. Terlebih anggota Polri tak mengindahkan maklumat Kapolri selaku atasan tertingginya.

    “Seolah maklumat Kapolri itu tidak punya wibawa di mata polisi muda,” kata Neta saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (1/4/2020).

    Kendati demikian, Neta sedikit memaklumi peristiwa itu. Karena dia menyakini persiapan pernikahan tersebut sudah dilaksanakan jauh sebelum ada maklumat dikeluarkan. Sehingga pelaku nekad menabrak maklumat Kapolri.

    “Tapi semua itu tidak menjadi masalah, Kapolri yang mengeluarkan maklumat tersebut santai-santai saja. Kenapa orang lain yang ribut,” jelas Neta.

    Untuk diketahuit, saat ini Propam Polda Metro Jaya sudah turun tangan untuk menelusurinya.

    “Propam PMJ (Polda Metro Jaya) sudah jalan. Pak Kapolda PMJ yang tangani,” kata Kabarhakam Polri Komjen Pol Agus Andrianto saat dikonfirmasi wartawan.

    Agus menyampaikan, saat ini semua pihak harus fokus pada pencegahan dan penanggulangan Covid-19, termasuk anggota Polri. Segala jenis perkumpulan berskala besar harus dihindari sementara waktu guna mencegah penularan virus.

    “Semua fokus dengan Covid. Pasti sudah ditangani,” tambahnya.

    Sebelumnya, viral sebuah kabar yang menyebutkan seorang anggota polisi menggelar resepsi pernikahan di tengah Pandemi Covid-19. Dari informasi yang beredar di media sosial, pernikahan ini dilakukan pada 21 Maret 2020, atau 2 hari pasca Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengeluarkan maklumat.

    Dalam informasi yang beredar, mempelai pria adalah Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana. Pernikahan diduga digelar disebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Hal ini pun mendapat banyak kritik dari warganet.

    JawaPos.com telah menghubungi langsung Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana guna mengklarifikasi informasi ini, namun sampai berita ini diterbitkan yang bersangkutan belum merespons. (SAB/KUS/AZM/JPG)