Penulis: Panji Romadhon

  • BPTD Akan Siapkan Alat Pengukur Suhu Tubuh di Terminal Tipe A

    BPTD Akan Siapkan Alat Pengukur Suhu Tubuh di Terminal Tipe A

    PANDEGLANG, BANPOS – Belum tersedianya alat pengukur suhu tubuh di Terminal Tipe A Labuan, ditanggapi oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Provinsi Banten, dengan akan menyediakan alat pengukur suhu tubuh.

    Namun BPTD mengakui, dalam penyediaannya kesulitan untuk mendapatkan alat tersebut. Sedangkan alat itu dapat digunakan untuk memeriksa suhu tubuh para penumpang yang datang dari luar wilayah Kabupaten Pandeglang, dalam upaya pencegahan penyebaran virus korona.

    Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Provinsi Banten, Nurhadi Unggul Wibowo mengatakan, untuk mencari alat pengukur suhu tubuh yang akan disediakan di Terminal Type A Labuan dan Terminal tipe A Mandala Rangkasbitung, merasa kesulitan karena kehabisan stok alat tersebut.

    “Untuk terminal tipe A Labuan dan terminal tipe A Mandala Rangkasbitung belum ada. Kami sudah mencari kemana-mana stok sudah pada habis. Sedang inden (pemesanan, red) di ACE hardware dan sudah bayar, infonya diperkirakan tanggal 15 April barang akan dikirim,” kata Nurhadi kepada BANPOS melalui selulernya, Kamis (26/3).

    Menurutnya, untuk pemenuhan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para petugas terminal, pihaknya sudah membagikan kepada seluruh terminal Tipe A yang pengelolaannya dibawah BPTD Wilayah VIII Provinsi Banten.

    “Kami sudah bagkan ke semua terminal, pelindung untuk petugas berupa masker, kaos tangan dan hand sanitizer serta penyemprotan disinfektan baik di terminal maupun di dalam sarana angkutannya. Kita bagikan ke seluruh terminal Tipe A yang pengelolaannya dibawah BPTD Wilayah VIII Banten,” terangnya.

    Nurhadi mengaku, terkait terbatasnya kiriman APD yang dikirim ke terminal, pihaknya mendapatkan barang yang dipesan sangat terbatas, sehingga barang yang dikirim ke terminal menjadi terbatas.

    “Karena kita dapatnya juga terbatas. Sedang pesan lagi hand sanitizer dan disinfektan, semua barang langka. Besok ada disinfektan lagi disana,” ungkapnya.

    Sebelumnya diberitakan, Terminal Tipe A Labuan, Kabupaten Pandeglang, belum menyediakan fasilitas kesehatan pengukur suhu tubuh untuk penumpang yang datang maupun keluar wilayah Kabupaten Pandeglang, dalam upaya untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Korona.

    Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Type A Labuan, Lina Darlina mengatakan, fasilitas untuk memeriksa kesehatan para penumpang baik yang datang dari luar wilayah Kabupaten Pandeglang, maupun yang akan berangkat ke luar belum tersedia.

    “Pada hari Selasa (24/3) lalu, kita baru dikirim berupa sarung tangan, hand sanitizer dan masker oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) wilayah VIII Provinsi Banten. Kalau untuk memeriksa suhu tubuh para penumpang kita belum ada, Puskesmas juga bingung tidak punya alatnya,” kata Lina kepada BANPOS melalui selulernya, Rabu (25/3).

    Menurutnya, untuk Alat Pelindung Diri (APD) yang dikirm oleh pihak Balai, hanya untuk petugas terminal saja. Untuk penumpang, pihaknya menggunakan APD yang ada.

    “APD yang dikirim langsung kita bagikan kepada petugas terminal saja mengingat jumlah sangat minim. Untuk penumpang serta awak bus, kita arahkan masuk kedalam terminal untuk cuci tangan menggunakan hand sanitizer yang kita siapkan,” terangnya.

    Untuk alat pengontrol suhu tubuh, lanjut Lina, pihaknya ingin menyiapkan alat tersebut untuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh penumpang. Akan tetapi karena tidak memiliki anggaran, pihaknya tidak bisa menyediakan alat tersebut.

    “Untuk mencegah penyebaran virus Korona, kita tidak punya alat pengontrol suhu tubuh. Kalau kita kan anggarannya dari balai, yang dikirim oleh balai itu hanya sarung tangan, masker sama hand sanitizer dan itupun hanya untuk petugas terminal saja itupun masih kurang,” ujarnya.

    “Yang dikirim itu hanya sepasang, kalau kita pakai setiap hari kan pasti kotor. Kan seharusnya untuk sekali pakai atau dua kali pakai saja. Kalau untuk kiriman selanjutnya, saya juga belum tahu kapan mau dikirim,” ungkapnya.(DHE/PBN)

  • Cegah Covid-19, Pelayanan SIM di Polres Serang Berlakukan Prodedur Ketat

    Cegah Covid-19, Pelayanan SIM di Polres Serang Berlakukan Prodedur Ketat

    SERANG,BANPOS- rangka mencegah penyebaran virus korona, Satlantas Polres Serang memberlakukan prosedur ketat bagi para pemohon.

    Para pengunjung yang akan masuk gedung Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM harus melalui dua kali penyemprotan cairan disinfektan yaitu di gerbang utama Mapolres Serang serta di depan gedung Satpas SIM.

    Selain disemprot disinfektan, pengunjung kantor Satlantas juga akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh mencuci yang menggunakaan cairan sanitizer sebelum diizinkan masuk. Di dalam ruangan Satpas, para pemohon SIM juga juga diharuskan mejaga jarak dengan yang lainnya sesuai tanda yang terpasang.

    “Kegiatan penyemprotan disinfektan dan social distance ini merupakan bentuk pelayanan Polres Serang kepada masyarakat dalam pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid – 19),” ungkap Kapolres Serang AKBP Mariyono didampingi Kasatlantas AKP NP Winoto kepada wartawan, Kamis (26/3/2020).

    Salah satu pemohon SIM, Hendra berterima kasih atas tersedianya fasilitas bilik desinfektan serta pemeriksaan suhu tubuh. Hal ini membuatnya tidak was-was lagi bertemu banyak orang mengurus SIM.
    Warga Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang ini, merasa aman sebab pencegahan virus corona tidak hanya di bilik saja.

    “Bagus sih, biar semua steril dari virus yang mematikan ini. Pelayanan bagus, disuruh ke bilik terus cuci tangan, cek suhu dikasih antiseptik dan menjaga jarak,” ujarnya. (AZM)

  • Anggota Dewan ‘Lady Biker’ Gotong Royong Bersihkan Masjid

    Anggota Dewan ‘Lady Biker’ Gotong Royong Bersihkan Masjid

    TEMBONG, BANPOS – Berangkat dari kekhawatiran dengan adanya penyebaran virus Corona (Covid-19), Anggota DPRD Kota Serang, Fraksi Demokrat Heni Sulastri bantu warga Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang untuk membersihkan dan menyemprotkan disinfektan di masjid-masjid, untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Menurutnya, masyarakat Kota Serang rajin sholat berjamaah di masjid, terutama saat sholat Jumat.

    “Kami gotong royong untuk penyemprotan disinfektan ke masjid-masjid, karena di masjid ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk sholat berjamaah, jadi kami berinisiatif dan saya mengajak pak Lurah juga, untuk menyemprot disinfektan agar masyarakat aman,” ungkapnya, Rabu (25/3).

    Pantauan di lokasi, Heni bersama Lurah Tembong dan masyarakat setempat, melakukan aksi gotong royong di masjid dan sekitarnya untuk dibersihkan, kemudian disemprot dengan disinfektan.

    “Sementara (disemprot) disini dulu, nanti kami pasti ke tempat-tempat yang lain. Karena saya liat pemberitaan di Cipocok itu ada 4 orang yang sudah ODP. Jadi kami mengajak masyarakat, hayu kita hidup sehat,” terangnya, seraya mengajak masyarakat untuk hidup sehat.

    Heni juga mengajak masyarakat untuk mengikuti imbauan dari pemerintah. Yaitu menjaga kebersihan lingkungan, kesehatan diri dan tidak keluar rumah, apabila tidak ada kepentingan mendesak.

    “Hayu hidup bersih, rajin cuci tangan. kalau tidak ada keperluan mendesak untuk keluar (rumah), lebih baik di rumah saja ikuti himbauan pemerintah untuk lockdown diri sendiri. Kita mulai dari diri kita sendiri untuk melawan virus Covid-19 ini,” tuturnya.

    Kendati demikian, dirinya menyayangkan saat masyarakat yang ingin mencari masker, antiseptik dan bahan-bahan untuk membuat disinfektan, sulit ditemukan di Kota Serang. Padahal menurutnya itu semua penting untuk kesehatan masyarakat, agar dapat mencegah penyebaran Covid-19.

    “Saya heran, bahan dasar untuk membuat disinfektan itu tidak ada. Saya juga menyuruh tim, mereka tidak menemukan. Tolong lah jangan menimbun apalagi seperti masker, hand sanitizer, dan cairan pembersih seperti disinfektan juga,” pintanya.

    Di akhir, ia menghimbau kepada masyarakat apabila ingin melakukan tes Covid-19, agar lebih mengedepankan kejujuran. Hal itu dapat membantu tim medis yang sedang berjuang melawan virus Korona.

    “Kebetulan, teman juga ada yang jadi dokter. Masyarakat juga harus jujur kalau mau tes covid-19, mulai asal dari mana dan segala macam, kita harus membantu tim medis juga, agar tidak kesulitan,” pungkasnya.

    Ditempat yang sama, Ketua RW 02 Lingkungan Tembong Sawo, M Saribi mengatakan, pihaknya mengapresiasi dengan dilakukannya penyemprotan disinfektan tersebut, sebagai salah satu langkah mencegah penyebaran Covid-19.

    “Kami warga sangat apresiasi terhadap Bu dewan yang sudah mau membantu kami. Kami juga sangat membutuhkan penyemprotan ini untuk masyarakat, agar ibadah juga tenang, tidak was-was,” ungkapnya.

    Ia pun turut menghimbau kepada warganya, apabila ingin melaksanakan solat berjamaah di masjid, untuk membawa sajadah masing-masing sebagai upaya pencegahan.

    “Kepada masyarakat juga, diimbau untuk membawa sajadah sendiri apabila ingin melaksanakan solat berjamaah. Sebagai antisipasi penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (MUF)

  • Bambang Wisanggeni Dorong Produksi Beras Banten Kualitas Nasional

    Bambang Wisanggeni Dorong Produksi Beras Banten Kualitas Nasional

    BINUANG, BANPOS – Sultan Banten ke-18, RTb Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja, melakukan kunjungan dan menyaksikan secara langsung panen padi di Desa Bojong Warna, Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang.

    Dalam kunjungan tersebut, Bambang Wisanggeni mengatakan bahwa Banten memiliki potensi dalam sektor pertanian, khususnya padi. Sebab, hamparan sawah di Provinsi Banten masih sangat luas untuk menopang ketersediaan pangan.

    “Luar biasa di Banten ini, terhampar sawah-sawah yang begitu luasnya di setiap daerah di Provinsi Banten,” ujarnya kepada awak media seusai kunjungan, Kamis (26/3).

    Namun ia mengaku heran. Kendati memiliki potensi yang cukup besar dan menjanjikan pada sektor pertanian, namun belum ada produk beras Banten yang terkenal di tataran nasional.

    “(Dengan potensi yang besar dan menjanjikan) tapi mengapa belum ada beras Banten nomor 1 yang terkenal seperti beras Cianjur atau beras Karawang?” katanya dengan heran.

    Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak terkait agar dapat mewujudkan produk beras Banten nomor 1, yang dikenal di tataran nasional.

    “Ini PR buat kita semua, khususnya bagi dinas terkait di Pemerintahan Provinsi Banten serta Kadin Banten. Semoga di waktu berikutnya, akan terwujud Beras Banten nomor 1,” tandasnya. (DZH)

  • Merasa Dibekingi, Penambangan Batu Bara Ilegal Baksel Tetap Beroperasi

    Merasa Dibekingi, Penambangan Batu Bara Ilegal Baksel Tetap Beroperasi

    CIHARA, BANPOS – Diduga ada yang menjadi beking, sehingga masih marak praktik tambang batubara ilegal di kawasan Lebak selatan (Baksel), tepatnya di Blok Pamatang Timur Batu Karut Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara.

    Dilaporkan setiap hari puluhan ton defosit batubara terangkat dari lobang ke stok file setempat.

    Pegiat Lingkungan di Baksel, Wijaya D Sutisna kepada BANPOS melaporkan, mereka sepertinya dengan sengaja melakukan penambangan batubara ilegal. “Mereka berani terang-terangan, karena saya duga ini mereka merasa ada yang membekingi,” kata Wijaya, Rabu (25/3).

    Ia menganggap bahwa keberadaan koperasi yang mewadahi para penambang batubara ilegal itu kegiatannya ilegal.

    “Walaupun diwadahi dalam koperasi, kegiatan mereka itu tetap ilegal, karena tidak mengantongi ijin penambangan, tapi paktanya mereka merasa berani karena dibalut wadah koperasi, mereka menganggap bahwa mereka tidak terjerat oleh UU Minerba. Kani minta praktek ilegal ini harus segera ditertibkan,” tegasnya.

    Wijaya mengherankan, karena para pemilik lobang dan pengepul itu sudah seperti kebal hukum, padahal jelas telah melakukan praktik ilegal tapi dilakukan terang-terangan.

    “Ya, saya tau oknum pemilik lobangnya itu seperti Senco, Herman, komar dan pengepul besarnya yaitu Haji Dulhari dan Beben, mereka semua dengan terang terangan melakukan penambangan dan menampung batubara dari hasil penambanga ilegal, dan diduga yang membekinginya ada dari oknum aparat dan juga dari pihak pengurus koperasi,” beber Wijaya.

    Adapun soal keberadaan koperasi, juga dibenarkan oleh seorang pengepul batubara yang namanya minta di rahasiahkan, ia mengaku persoalan masuk atau tidak ke wadah koperasi tersebut memang tidak membetulkan praktik ilegalnya,

    “Menurut saya tidak ada artinya sih, toh keberadaan kita memang masih ilegal kok, menurut saya walaupun dikordinir oleh koperasi dengan kordinasi kepada aparat seperti yang sudah-sudah, ya sama saja, toh keberadaan kita nyata tidak dibenarkan oleh hukum,” ungkapnya.

    Kapolsek Panggarangan/Cihara, Dwiyanto ketika dihubungi wartawan menyatakan, pihaknya bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) sudah melakukan upaya sosialisasi penertiban.

    “Udah dilakukan sosialisasi untuk penertiban bersama Forkopimka, tapi mereka selalu membangkang. Dan minggu lalu tim dari Polda sudah turun menertibkannya. Jelasnya silahkan hubungi KRPH,” ujarnya dalam jawaban rilis.

    Begitupun, meski sudah dipasang papan informasi tentang sanksi hukum bagi mereka yang melakukan eksploitasi lahan perhutani, oknum penambang tidak pernah mengindahkan dan terkesan menyepelekannya.

    Diketahui, lahan perhutani yang berada di wilayah KRPH Panyaungan Timur yang memiliki luas 1.860,30 Hektar, kini telah mengalami kerusakan di banyak titik.

    Saat dikonfirmasi, KRPH Panyaungan Timur, Endang Sujana kepada wartawan membenarkan bahwa praktik penambang liar ilegal itu melakukan praktik tanpa menghiraukan dampak lingkungan,

    “Mereka liar, tidak memiliki SOP, main gali dan bekasnya tidak pernah direklamasi. Lobang-lobang itu menganga begitu saja, rawan longsor dan berbahaya bagi orang dan juga ternak,” ujar Endang.

    Kata dia, bahwa beberapa hari lalu pihak perhutani pun sudah melakukan patroli dan operasi, juga telah melakukan penutupan kegiatan penambangan. Dan pihaknya mengaku tidak mengetahui praktik ilegal itu marak lagi.

    “Terimakasih pak atas informasinya, dan kami akan menindak lanjutinya,” paparnya.(WDO/PBN)

  • Kadin Cilegon Melawan, Sahruji Laporkan Balik Ahmad Kholid ke Polda Banten

    Kadin Cilegon Melawan, Sahruji Laporkan Balik Ahmad Kholid ke Polda Banten

    CILEGON, BANPOS,- Gugatan Perdata seorang warga Cilegon bernama Ahmad Kholid terkait sejumlah lembaga penerima dana Hibah dan Bansos dari Pemkot Cilegon, ke Pengadilan Negeri (PN) Serang, berbuah tuntutan balik.
    Ahmad Kholid oleh Sahruji yang merupakan Ketua Kadin Kota Cilegon dilaporkan ke Polda Banten, Senin (23/3) lalu.

    “Sudah saya katakan bahwa selaku Ketua Kadin Cilegon, saya akan menuntut balik. Sudah saya laporkan balik saudara Ahmad Kholid ke Polda Banten. Dengan laporan pencemaran nama baik dan fitnah,” ujar Sahruji yang menghubungi Banten Pos, Senin lalu.

    Sahruji mengaku tidak terima atas tuduhan dan laporan yang tidak benar bahwa lembaga profesi para pengusaha yakni Kadin Kota Cilegon dituduh menerima anggaran bantuan Hibah dan Bansos dari Pemkot Cilegon.

    “Soal hukum itu jangan main- main. Melaporkan seseorang dan lembaga resmi yang jelas- jelas tidak berdasar itu sudah menuduh dan cenderung ke fitnah. Ternyata kan Kadin memang tidak ada kaitan dengan Hibah dan Bansos yang dikelola pemerintah. Itu artinya gugatan ke pengadilan sudah ngawu,” tandas Sahruji.

    Gugatan Ahmad Kholid yang tidak berdasar itu dengan munduh Kadin Cilegon menerima hibah bansos, lanjut Sahruji telah mencemarkan nama baik lembaga Kadin dan pribadi.

    Setelah melaporkan Ahmad Kholid ke Polda Banten, pihaknya tinggal menunggu proses hukum yang dipercayakan kepada aparat kepolisian.
    Laporan tersebut kata Sahruji tertuang dengan Nomor: TBL/106/III/RES .1.14/2020/SPKT III/BANTEN.

    Reaksi Sahruji dengan melaporkan balik Ahmad Kholid ke Polda Banten setelah pada sidang gugatan di PN Serang pada 18 Maret lalu dinyatakan gugur oleh majelis hakim.

    Gugatan perdata dinyatakan gugur oleh majelis hakim karena Ahmad Kholid selaku penggugat tidak menghadiri persidangan.

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorabg warga Cilegon Ahmad Kholid mendaftarkan gugatan program dana hibah bansos di lingkungan Pemkot Kota Cilegon ke Pengadilan Negeri Serang.

    Alasan warga menggugat adalah diduga ada kepentingan politik jelang Pilkada Serentak 2020 di balik dana hibah dan bansos tersebut.
    Gugatan Ahmad Holid ke PN Serang pada Selasa (3/3) lalu. Pengelolaan dana hibah yang digugat adalah tahun anggaran 2018, 2019, dan 2020.

    Hibah bansos yang digugat tersebut meliputi Hibah Bansos yang sudah dan akan disetujui, atau akan dicairkan kepada beberapa organisasi yang diduga sangat rawan terdapat unsur conflict of interest dan dugaan nepotisme.

    Sebagian besar dana hibah dan bansos Kota Cilegon terutama dari APBD 2019-2020, ada yang baru akan atau sudah digelontorkan diduga untuk kepentingan pemenangan bakal calon petahana pada Pemilukada Kota Cilegon 2020.

    Dalam gugatannya, Ahmad Kholid mencantumkan Kadin Kota Cilegon dengan ketuanya Sahruji sebagai salah satu penerima dana hibah bansos. Sehingga Nana Kadin Sahruji sebagai tergugat IV.(BAR).

  • Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    SERANG, BANPOS – Informasi mengenai adanya mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19 dibenarkan oleh Humas Untirta, Veronica Dian. Namun menurutnya, mahasiswa tersebut masih belum positif Covid-19. Sebab saat ini diketahui statusnya masih Orang Dalam Pemantauan (ODP).

    “Berdasarkan informasi, statusnya masih ODP belum menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Berbeda dengan bapaknya, jadi masuk isolasinya ruang biasa,” ujarnya saat dihubungi BANPOS melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Ia mengatakan, mahasiswa berinisial YB itu tidak mengikuti UTS yang digelar beberapa waktu yang lalu, dengan alasan karena bapaknya sedang jatuh sakit. Sehingga, ia memastikan tidak ada mahasiswa lainnya yang terpapar Covid-19.

    “Anak itu tidak ikut UTS. Bukan karena sakit tapi justru bapaknya yang sakit. Jadi yang terpapar parah itu bapaknya. Dia tidak datang ke kampus setelah itu, jadi tidak ada mahasiswa lain yang berinteraksi dengan YB,” kata Dian.

    Menurutnya, YB pada mulanya merasakan sesak nafas. Sehingga ia merasa khawatir bahwa dirinya terjangkit Covid-19. Namun setelah dirawat, rasa sesaknya sudah berangsur membaik.

    “Jadi masih ringan, anak ini tiba-tiba merasa sesak. Anak ini khawatir. Kalau yang diisolasi itu bapaknya dengan kondisi agak parah. Sekarang dikabarkan sudah agak ringan,” jelasnya.

    Berdasarkan komunikasi pihak Dekanat FEB Untirta dengan YB, diketahui bahwa saat ini hanya YB dan bapaknya saja yang dirawat di RSUD Banten.

    “Ibunya alhamdulillah tidak kenapa-kenapa, hanya dia dan bapaknya. Bapaknya yang tadinya agak parah, kemudian dirujuk ke RSUD Banten bersama dirinya,” terangnya.

    Dia pun berharap kondisi YB dapat segera pulih. Selain itu ia juga berharap hasil tes swab yang dijalani oleh YB mengeluarkan hasil negatif.

    “Mudah-mudahan semua berangsur membaik, bapaknya bisa kembali sehat. Si anaknya juga hasil labnya mudah-mudahan negatif,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Sivitas Akademika Untirta dihebohkan dengan adanya pesan berantai yang mengatakan bahwa terdapat salah satu mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19.

    Dalam pesan tersebut, dituliskan bahwa mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu dinyatakan positif Covid-19.

    “Assalamu’alaikum, selamat siang pak mohon izin untuk melaporkan bahwa rekan KKM saya (YB – FEB Untirta) saat ini dinyatakan positif terkena virus Corona/Covid-19,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS. (DZH)

  • Kadinkes Kota Serang Sebut Video di TPU Kedalingan Hoaks

    Kadinkes Kota Serang Sebut Video di TPU Kedalingan Hoaks

    SERANG, BANPOS – Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, membantah jenazah yang dimakamkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) karena terpapar Covid-19. Hal ini menjawab berbagai pertanyaan masyarakat atas beredarnya video pemakaman jenazah menggunakan APD.

    “Memang ini banyak yang menanyakan. Jadi dari 16 wilayah kerja Puskesmas dan berdasarkan verifikasi data yang kami input bahwa tidak ada data orang meninggal karena Covid-19. Jadi itu hoaks, ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Menurut hematnya, para petugas yang mengurus jenazah tersebut menggunakan APD sebagai bentuk kehati-hatian mereka di tengah pandemi Covid-19. Kendati jenazah tersebut belum tentu terpapar virus.

    “Saya membacanya itu merupakan bentuk kehati-hatian para petugas. Karena kan sekarang sedang maraknya Covid-19. Meskipun belum tentu jenazah itu terpapar virus Corona, namun pemahaman bahwa kita semua bisa saja menjadi sumber infeksi,” terangnya.

    Ikbal mengatakan, langkah yang diambil oleh para petugas pemakaman tersebut merupakan langkah yang tepat. Meskipun menurutnya, APD yang digunakan masih belum memenuhi standar.

    “APD yang digunakan memang masih di bawah standar. Jadi itu hanya untuk meminimalisir kontak dan paparan dengan jenazah. Tapi yah itu upaya yang dilakukan sudah tepat,” katanya.

    Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya video yang beredar. Sebab, apabila memang jenazah tersebut meninggal karena Covid-19, maka pihak rumah sakit sudah pasti akan konfirmasi kepada Dinkes Kota Serang.

    “Karena kalau meninggalnya karena Covid-19, sudah pasti datanya akan masuk ke kami. Karena itu merupakan data yang harus diketahui oleh kami,” tandasnya. (DZH)

  • Mahasiswa Untirta Dikabarkan Positif Corona, Opsi Perpanjangan Kuliah Daring Muncul

    Mahasiswa Untirta Dikabarkan Positif Corona, Opsi Perpanjangan Kuliah Daring Muncul

    SERANG, BANPOS – Sivitas Akademika Untirta dihebohkan dengan adanya pesan berantai yang mengatakan bahwa terdapat salah satu mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19.

    Dalam pesan tersebut, dituliskan bahwa mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu dinyatakan positif Covid-19.

    “Assalamu’alaikum, selamat siang pak mohon izin untuk melaporkan bahwa rekan KKM saya (YB – FEB Untirta) saat ini dinyatakan positif terkena virus Corona/Covid-19,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS, Rabu (25/3).

    BANPOS pun mencoba mencari tahu nomor mahasiswa terkait. Setelah mendapatkan nomornya, BANPOS berupaya menghubungi nomor tersebut. Namun, nomor itu sudah tidak dapat dihubungi.

    Sementara itu, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Untirta, Suherna, mengaku masih belum tau terkait dengan informasi tersebut.

    “Yah saya belum tahu yah informasinya. Dia tinggal di Tangerang yah? Siapa namanya?” ujar Suherna saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

    Saat diberitahu nama serta fakultas pasien, ia mengatakan akan segera menghubungi pihak Dekanat FEB untuk melakukan konfirmasi berkaitan dengan informasi tersebut.

    “Saya mau konfirmasi ke fakultas yang bersangkutan. Kalau dari FEB berarti saya akan segera telpon dekannya untuk konfirmasi,” tuturnya.

    Suherna juga mengaku jika memang informasi tersebut benar, maka terdapat kemungkinan kuliah secara dalam jaringan (Daring) akan diperpanjang.

    “Nah ini, menurut saya mah pasti akan ada usulan agar kuliah Daring diperpanjang pada satu semester ini,” tandasnya. (DZH)

  • Minim APD Lawan Covid-19, Tenaga Kesehatan : Kami Seperti Perang Tanpa Senjata

    Minim APD Lawan Covid-19, Tenaga Kesehatan : Kami Seperti Perang Tanpa Senjata

    SERANG, BANPOS – Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam melawan pandemi Covid-19. Bukan hanya mereka yang ada di rumah sakit rujukan saja, melainkan juga para tenaga kesehatan yang berada di seluruh Puskesmas.

    Sebagai garda terdepan dalam ‘peperangan’ ini, sudah pasti mereka memiliki ketakutan tersendiri atas Covid-19. Karena, mereka juga memiliki keluarga, kerabat dan teman-teman yang menunggu mereka agar pulang dengan selamat.

    Seperti yang diceritakan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Banten Girang, Uwen Yuheni. Menurutnya, pada awal mula penyebaran Covid-19 para tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas Banten Girang biasa saja dalam menyikapinya. Sebab, mereka sebagai tenaga kesehatan sudah terbiasa dengan adanya suatu wabah.

    “Namun ternyata semakin lama, kami para tenaga kesehatan khususnya di Puskesmas pun timbul rasa takut. Karena ternyata ini menjadi pandemi, artinya seluruh dunia terpapar virus ini,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (25/3).

    Terlebih, ketersediaan Alat Perlindungan Diri (APD) sangat minim pada fasilitas kesehatan, khususnya Puskesmas, yang ada di Kota Serang. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor timbul rasa takut dari para tenaga kesehatan.

    “Tentunya kami sebagai manusia yah, walaupun dokter ataupun perawat tentu akan timbul rasa takut. Apalagi dengan ketersediaan APD yang sangat minimal sekali,” terangnya.

    Dengan minimnya APD tersebut, ia pun menggambarkan bahwa saat ini, pihaknya sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19, seolah-olah seperti berperang tanpa membawa senjata.

    “Kami ini memang seperti berperang tanpa membawa senjata. Senjata yang kami butuhkan yaitu APD, disinfektan, dan perlengkapan medis lainnya. Tapi karena minim, jadinya seperti itu. Makanya kami sangat senang ketika baik pemerintah pusat maupun daerah akan mendistribusikan senjata kami dalam waktu dekat ini,” katanya.

    Senada disampaikan oleh Kapus Serang Kota, Yayat Cahyati. Ia mengatakan bahwa wajar saja jika tenaga kesehatan sekalipun merasakan takut dengan Covid-19 ini.

    “Karena kan kita ketahui bahwa penularan Covid-19 ini cukup cepat. Jadi meskipun kami ini dokter ataupun perawat sekalipun tentu merasakan takut,” ujarnya.

    Bahkan menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan ‘senjata perang’, beberapa Puskesmas termasuk yang ia pimpin, menggunakan alat alternatif. Meskipun ia akui alat tersebut belum tentu memenuhi standar.

    “Karena kan kami ini palingan hanya memiliki masker dan sarung tangan saja. Sedangkan APD itu tidak ada. Makanya kami inisiatif menggunakan jas hujan, meskipun mungkin tidak sesuai dengan standar,” jelasnya.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa saat ini masyarakat banyak yang menyerbu Puskesmas untuk melakukan tes kesehatan. Mayoritas mereka bahkan tidak benar-benar sakit, hanya tersugesti oleh rasa takut mereka.

    “Jadi awalnya kami kira dengan adanya imbauan agar tidak keluar rumah, masyarakat yang datang ke Puskesmas akan berkurang. Tapi justru malah melonjak drastis. Dan ternyata, dari banyaknya yang berobat justru yang sakit benar-benar hanya setengahnya saja,” tuturnya.

    Mengenai upaya pencegahan yang dilakukan Puskesmas Serang Kota, ia mengatakan bahwa setiap orang yang datang ke Puskesmas, akan di skrining terlebih dahulu di gerbang masuk. Sehingga, pihak Puskesmas dapat membedakan ruang tunggu setiap pasien.

    “Jadi kami berlakukan juga social distancing atau jaga jarak di ruang tunggu. Kami juga mengimbau agar pasien yang berobat jangan banyak-banyak yang mengantar. Karena banyak kasus yang sakitnya satu, sekeluarga ikut mengantar. Jadi kayak piknik,” tandasnya. (DZH)