Penulis: Panji Romadhon

  • Saka Kominfo Kota Serang Motivasi Anggotanya Hadapi Era 4.0

    Saka Kominfo Kota Serang Motivasi Anggotanya Hadapi Era 4.0

    SERANG, BANPOS – Jika dulu Pramuka dikenal sebagai organisasi yang terkesan fokus dalam bidang baris-berbaris saja, tidak demikian dengan sekarang.

    Melalui Satuan Karya Komunikasi dan Informatika (Saka Kominfo) Kota Serang, para anggota Pramuka kini turut dibekali motivasi dan ilmu komunikasi yang salah satu tujuannya untuk menarik minat terhadap organisasi pramuka itu sendiri.

    Dalam sambutannya, Pimpinan Saka Kominfo Kota Serang, Faturrahman, mengatakan bahwa pembentukan karakter anggota pramuka menjadi hal yang penting dalam membangun organisasi yang kuat.

    “Membangun karakter individu anggota itu sangat penting dalam membangun organisasi, salah satu caranya ya dengan menggelar kegiatan seperti ini (kemah,red),” ujarnya, Sabtu (15/2).

    Selain itu, Saka Kominfo juga tidak lupa membagikan ilmu kepada anggotanya agar dapat beradaptasi pada era yang serba canggih ini, yakni era 4.0.

    “Kami juga akan sedikit berbagi ilmu kepada adik-adik agar mampu beradaptasi di era 4.0 sekarang ini,” terangnya.

    Sementara, salah satu pemateri, Rizki Ikhwani, mengatakan bahwa organisasi Pramuka harus menjadi pelopor anak muda untuk berkarya.

    “Ya pramuka itu kan kepanjangannya praja muda karana, kalau engga salah artinya muda yang suka berkarya. Nah itu dulu kuncinya, gimana kita harus bangun lagi mindset itu yang benar agar mereka jadi pelopor buat insan-insan muda dalam berkarya,” katanya.

    Ia juga mengajak para peserta berdiskusi mengenai pengembangan diri. Sehingga, mereka yang merupakan kaum milenial ini dapat memiliki kemauan yang kuat untuk berkembang.

    “Tadi kita tukar pikiran aja kasih motivasi biar semangat mereka, biar yang muda-muda ini punya kemauan kuat untuk mengembangkan diri sendiri,” ungkapnya.

    Tak hanya itu, Saka Kominfo juga turut memberi pelatihan jurnalistik dan kehumasan kepada para anggota pramuka.

    “Enggak cuma sharing motivasi, tadi kita ajarin sedikit tentang humas dan jurnalistik juga,” tuturnya.

    Pria yang juga bekerja di Diskominfo Kota Serang ini pun berharap kegiatan pramuka ke depan harus menyesuaikan dengan perubahan zaman tanpa melanggar aturan dan tujuan dalam pramuka.

    “Kita harus pandai beradaptasi begitu pun Pramuka, jangan kuno lah. Kita pakai pendekatan-pendekatan anak muda biar mereka juga bisa buka diri, bisa paham, biar gak bosan yang tentunya enggak merubah dan melanggar tujuan atau aturan dari pramuka itu sendiri,” ucapnya.

    Di sisi lain, Pamong Saka Kominfo, Wirda Larasati Dewi, mengatakan dipilihnya Bumi Perkemahan Tembong Jaya agar para anggota dapat berbaur dengan alam.

    “Kenapa disini ya karena nuansa alamnya sangat mendukung ya, biar anggota bisa berbaur dengan alam,” tandasnya. (DZH)

  • Perubahan Kebijakan Dana BOS, Sekolah Diminta Transparan

    Perubahan Kebijakan Dana BOS, Sekolah Diminta Transparan

    SERANG, BANPOS – Perubahan skema penyaluran dana BOS yang sebelumnya ditransfer melalui kas Pemda menjadi langsung ke rekening sekolah, diminta agar dikelola dengan benar. Selain itu, sekolah diharap dapat benar-benar transparan dalam penggunaannya.

    Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Komisariat Untirta Ciwaru, Hadiroh. Ia mengatakan bahwa sekolah harus benar-benar transparan, untuk mencegah adanya kesempatan untuk menyalahgunakan anggaran dari oknum.

    “Penggunaan dana BOS harus transparan. Karena yang kami khawatirkan nanti akan banyak penyalahgunaan dana, entah habis ditengah jalan oleh para oknum atau seperti apa,” ujarnya kepada awak media, Sabtu (15/2).

    Ia menceritakan bahwa kekhawatiran tersebut berasal dari pengalamannya pada saat masih bersekolah. Menurutnya, pada saat itu dana BOS dalam pengelolaannya tidak jelas. Pihak sekolah selalu berkilah bahwa mereka tidak memiliki anggaran.

    “Pengalaman saya pada saat dana BOS turun, saya mengajukan proposal untuk keperluan lomba Paskibra. Tapi pihak sekolah bilangnya tidak ada uang, karena untuk ini dan itu. Padahal fasilitas sekolah sudah sangat baik pada saat itu,” terangnya.

    Selain itu, ia meminta agar pendidikan moral bukan hanya ditekankan pada murid saja. Namun juga kepada pihak guru dan sekolah. Sehingga dalam pengelolaan dana BOS nanti, etika profesi pendidik benar-benar dijunjung tinggi.

    “Jadi benar-benar harus mencontohkan dengan perilaku dan tindakan. Karena teori-teori saja tidak akan cukup,” ujar mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta ini.

    Hadiroh meminta agar pihak sekolah dapat mempublikasikan penggunaan anggaran mereka secara berkala, baik melalui majalah dinding (Mading), situs resmi sekolah, maupun instrumen media lainnya.

    “Sekolah dapat memanfaatkan teknologi yang ada, bisa melalui website yang dimiliki sekolah atau media sosial. Bisa juga menggunakan mading. Itu akan jauh lebih bermanfaat dan menjauhkan dari fitnah dalam penggunaan dana tersebut,” tegasnya.

    Selain itu ia juga meminta kepada Pemkot Serang agar dapat memberikan pelatihan dan pemahaman kepada pihak sekolah, mengenai pengelolaan dana BOS. Sehingga, langkah pencegahan sedari awal dapat benar-benar ada.

    “Pemkot Serang khususnya Dindikbud harus memberikan pemahaman bahwa dana BOS ini ada untuk peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, dengan semakin luasnya otoritas sekolah dalam pengelolaan BOS ini, harus ada peningkatan mutu pengelolaannya,” jelas Hadiroh. (DZH)

  • Diguyur Hujan, 16 Rumah di Baros Terendam Banjir Lumpur

    Diguyur Hujan, 16 Rumah di Baros Terendam Banjir Lumpur

    BAROS, BANPOS – Akibat curah hujan tinggi yang mengguyur beberapa wilayah Serang, Kampung Citaman Desa Taman Sari Kecamatan Baros Kabupaten Serang dilanda banjir lumpur, Sabtu (15/2).

    Hal ini juga diduga karena buruknya drainase, sehingga membuat air meluap dan menutupi jalan serta menghambat aktivitas warga di beberapa RT di kampung tersebut.

    Ketua harian Crisis Centre pada Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Jhonny E, mengatakan bahwa sebanyak 15 unit rumah warga kampung Citaman lingkungan RT 006/006 terendam banjir lumpur.

    Sementara itu, satu unit rumah di lingkungan RT 005/006 di kampung yang sama pun terendam banjir akibat saluran irigasi yang jebol.

    “Satu unit rumah terkena dampak limpasan air irigasi yang jebol di lingkungan RT 005/006 atas nama Daus,” ungkapnya.

    Berdasarkan penuturannya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Saat ini, diketahui debit air sudah mulai surut, dan aktivitas warga sudah kembali normal.

    “Saat ini pemilik rumah masih tinggal di rumahnya,” katanya.

    Berdasarkan informasi yang diterima, debit air sangat deras mulai memasuki pemukiman warga sekira pukul 15.50 WIB. Tim BPBD Kabupaten Serang memberangkatkan personil guna melakukan assassement dan penanganan di lokasi banjir.

    “Saat ini, ada beberapa kebutuhan mendesak yaitu perlengkapan bayi, alas untuk tidur, makanan siap saji, selimut dan alat-alat kebersihan,” pungkasnya. (MUF)

  • PKB Buka Penjaringan, Kader Internal Berebut Restu Cak Imin

    PKB Buka Penjaringan, Kader Internal Berebut Restu Cak Imin

    KRAGILAN, BANPOS – Dewan pimpinan cabang (DPC) Partai kebangkitan bangsa (PKB) Kabupaten Serang membuka pendaftaran penjaringan bakal calon (balon) Bupati dan wakil Bupati Serang.

    Ketua DPC PKB Kabupaten Serang, Nday Dahyani mengatakan bahwa persiapan dalam penjaringan Balon Bupati dan wakil Bupati Serang tersebut sudah berlangsung lama, meskipun terbilang sebagai partai paling akhir membuka penjaringan.

    “Kaitan dengan pencalonan kader, semua masih menunggu dan sudah ada beberapa kandidat yang komunikasi,” ujarnya, usai menggelar syukuran dan doa bersama di Sekretariat DPC PKB Kabupaten Serang, Kragilan Kabupaten Serang, Jumat (14/2).

    Berdasarkan penuturannya, Dalam penjaringan ini dipastikan dua kader internal PKB bakal berebut restu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau yang biasa disapa Cak Imin. Keduanya ialah bakal calon wakil Bupati yang berasal dari Dapil dua yakni tokoh di wilayah tersebut dan telah mendaftar di PKB. Adalah Madroji, yang juga mantan birokrat. Selain itu, ada juga salah satu kader internal yang mendaftar yaitu Wahyu Papat Juni Romadoni.

    “Kalau dari Partai, ada syarat yang harus dipenuhi yaitu dekat masyarakat. Didamping itu, dilihat keseriusannya bahwa beliau yang nanti mencalonkan diri ini benar-benar untuk melayani dan membantu masyarakat, serta membawa Kabupaten Serang ke arah yang lebih baik,” jelasnya.

    Diketahui, pembukaan pendaftaran penjaringan Balon Bupati dan wakil Bupati Serang ini dibuka sejak 14-21 Februari 2019. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas bakal calon, baik internal maupun eksternal Partai, pihaknya akan menggelar survey secara umum dalam rangka penjajakan siapa yang akan diusung pada Pilkada 2020 mendatang.

    “Kami membuka pendaftaran sejak hari inu, Jumat (14/2) hingga tanggal 21 Februari 2019. Tetapi, untuk kader internal masih penjajakan, dan masih menunggu kader lainnya,” tuturnya.

    Sementara itu, dalam konferensi persnya, ia mengatakan bahwa Partai yang notabenenya terkenal dengan Nahdatul ulama (NU) ini, menjadi syarat khusus, dimana NU terbilang fardhu ain.

    “Di PKB ini lebih mengedepankan sosok yang lebih familiar dan lebih dikenal oleh masyarakat lebih agamis. Serta komunikasi yang bagus di semua lapisan kabupaten Serang,” tegasnya.

    Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya belum memiliki nama kader internal PKB yang akan diusungnya nanti. Kendati demikian, pihaknya terus melakukan koordinasi dan komunikasi bersama DPW dan DPP PKB.

    “Kader potensial pasti ada, yang jelas kami sedang membangun komunikasi dengan DPW dan DPP, serta tokoh-tokoh NU di kabupaten Serang,” terangnya.

    Ia mengakui bahwa dari pengurus DPP, akan menyesuaikan dengan rekomendasi dari DPW. Karena kata dia, DPP akan menggelar survey penjajakan.

    “Jadi tidak memaksakan kader yang tidak terlalu serius dan dipaksakan.
    Kami juga sama, menyurvei terlebih dahulu,” ungkapnya.

    Saat disinggung akan kembali berkoalisi dengan petahana atau tidak, ia mengaku belum bisa menjawab apakah akan bersama petahana kembali atau tidak. “Yang jelas, semuanya sama. Sedang proses komunikasi,” tandasnya.

    Liaison officer (LO/Petugas Penghubung) dari Balon Bupati Serang Wahyu Papat JR, Hidayatullah yang hari itu juga mengambil formulir pendaftaran sebagai Calon Bupati Serang melalui ketua DPC PKB Kabupaten Serang, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan berbagai partai. Diantaranya adalah Partai Gerindra, PAN, dan Berkarya.

    “Kami optimis akan didukung oleh PKB. Karena selain ini adalah partai bu Wahyu, juga ada instruksi dari DPP bahwa kader internal pasti akan didukung dan diutamakan,” ungkapnya.

    Menurutnya, selain Wahyu Papat, hingga kini belum nama dari kader internal PKB yang akan maupun mendaftarkan diri untuk mengikuti kontestasi Pilkada Kabupaten Serang tahun 2020. “Hingga saat ini belum ada kader internal lainnya selain bu Wahyu Papat,” pungkasnya.

    Sementara itu, LO Balon Wakil bupati Serang Madroji, Suharya mengatakan, hingga saat ini pihaknya sudah mengikuti penjaringan pada beberapa Partai yaitu Partai Gerindra, Berkarya dan PKB. Hal itu dilakukannya sebagai bentuk keseriusan dari pihaknya, untuk maju menjadi Calon Wakil Bupati Serang, meskipun calon yang didukunganya bukan berasal dari bagian partai. “Beliau berasal dari birokrat, bukan dari partai,” ujarnya.

    Ia juga mengatakan, kandidatnya memiliki alasan yang kuat untuk mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Bupati Serang, salah satunya ingin menjadikan Kabupaten Serang menjadi lebih baik lagi, dibandingkan dengan kepemimpinan Bupati Serang saat ini.

    “Selain itu juga karena banyaknya keluhan warga Serang, khususnya wilayah Kabupaten Serang Timur, yang mengeluhkan banyaknya penganguran yang ada di Kabupaten Serang,” ungkapnya.

    Ia menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan, pada kepemimpinan Bupati Serang saat ini, kurang adanya komunikasi dengan pengusaha yang ada di Kabupaten Serang.

    “Sehingga tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan karena tidak dapat pekerjaan,” pungkasnya.

    Sejauh ini, kata dia, komunikasi politik dengan beberapa Partai mendapatkan respon yang positif. Pihaknya menyadari bahwa latar belakang Madroji bukanlah dari Partai.

    “Kami hanya ingin masuk, diakui atau diterima oleh partai-partai yang menerima kami. Karena ini merupakan bentuk keseriusan kami, dan 95 persen optimis diusung oleh partai, sisanya menunggu ketok palu,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • Di Hari Kasih Sayang, Seruni Kampanyekan Lawan Kekerasan pada Perempuan

    Di Hari Kasih Sayang, Seruni Kampanyekan Lawan Kekerasan pada Perempuan

    SERANG, BANPOS – Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) ranting Untirta memperingati hari kasih sayang atau biasa disebut valentine, dengan menggelar aksi teatrikal menari serentak untuk menolak kekerasan terhadap perempuan.

    Terlihat sekitar 20 orang baik perempuan maupun laki-laki menari diiringi oleh musik berjudul One Billion Rising (OBR), di depan kampus Untirta Pakupatan. Beberapa masyarakat yang berlalu lalang pun terpantau ikut menonton aksi itu.

    Dalam musik pengiring OBR itu, terdengar beberapa lirik yang mengkampanyekan penolakan atas kekerasan perempuan, seperti ‘Perempuan bukanlah barang’, ‘Dunia tanpa pemerkosaan’ dan ‘Lepaskan belenggu (perempuan)’.

    Koordinator aksi, Asri Ditia, mengatakan aksi itu merupakan bentuk penolakan pihaknya terhadap tindak kekerasan terhadap perempuan di dunia, khususnya di Kota Serang.

    “Akhir tahun di Banten tercatat ada sekitar 31 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sedangkan di awal tahun, kasus kekerasan terhadap perempuan khususnya anak di Kota Serang ada sebanyak 17 kasus,” ujarnya di sela aksi, Jumat (14/2).

    Menurut Asri, banyaknya kasus kekerasan perempuan tersebut dikarenakan budaya feodal patriarki (menganggap laki-laki lebih utama) masih mengakar di Indonesia, termasuk Kota Serang.

    “Jadi itu semua menurut kami bisa diselesaikan dengan menghancurkan sistem yang membelenggu, yaitu budaya feodal patriarki yang masih mengakar saat ini,” ucapnya.

    Ia pun mencontohkan salah satu kasus budaya feodal patriarki yang seringkali ia rasakan dalam kehidupan, khususnya dalam dunia perkuliahan.

    “Misalkan, bagaimana orang-orang menganggap bahwa sekretaris dan bendahara adalah tugas yang hanya cocok bagi perempuan. Itu sebenarnya merupakan budaya feodal yang harus dihapus. Perempuan bisa lebih dari itu,” tegasnya.

    Sementara itu, Ketua Seruni ranting Untirta, Ega Khoirunnisa, mengatakan bahwa aksi yang dilakukan saat ini merupakan aksi serentak se-dunia. Berbagai negara lainnya melakukan hal yang sama dalam rangka melawan kekerasan perempuan dengan menari.

    “Jadi ini merupakan ekspresi kami dalam melawan kekerasan terhadap perempuan yang dialami perempuan se-dunia, yaitu dengan menari dan bernyanyi,” ujarnya kepada awak media.

    Ia menuturkan, gerakan OBR ini memang bertepatan dengan hari kasih sayang. Menurutnya, kasih sayang terhadap perempuan yang sebenarnya adalah dengan melakukan perlawanan terhadap kekerasan perempuan.

    “Kami memandang bahwa kasih sayang terhadap perempuan bukan hanya sebatas coklat, namun juga dengan membangkitkan gelora perlawanan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual,” tegasnya.

    Selain kekerasan dan pelecehan seksual, ia juga mengkritisi bagaimana perempuan banyak yang mendapatkan tindakan diskriminasi dalam dunia pekerjaan.

    “Diskriminasi upah juga terjadi pada perempuan. Bagaimana perempuan tani misalnya, mendapatkan upah yang lebih kecil dibandingkan petani laki-laki. Padahal mereka mengerjakan hal yang sama. Ini juga terjadi pada dunia industri,” tandasnya. (DZH)

  • Pemkot Serang Siap Ujicoba Khotbah Jumat dengan Terjemah Bahasa Isyarat

    Pemkot Serang Siap Ujicoba Khotbah Jumat dengan Terjemah Bahasa Isyarat

    CIPOCOK JAYA,BANPOS- Pemkot Serang merespon positif keinginan agar masjid besar di Kota Serang menyediakan penerjemah bahasa isyarat untuk khotbah Jumat. Bahkan, masjid Al-Madani Puspemkot Serang siap untuk menjalankan ujicoba hal tersebut.
     
    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan bahwa dirinya mewakili Pemkot Serang sangat menyambut positif usulan untuk menyediakan penerjemah bahasa isyarat di setiap khotbah Jumat.
     
    “Adanya langkah dan niatan dari teman-teman salah satunya mahasiswa pegiat disabilitas, yang membantu agar dapat menerapkan penerjemah bahasa isyarat di setiap khotbah Jumat, ini kami sambut baik,” ujarnya saat ditemui seusai rapat paripurna di gedung DPRD Kota Serang, Kamis (13/2).
     
    Ia mengatakan, beberapa organisasi Islam seperti MUI dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) serta organisasi lainnya mengaku telah mendukung rencana tersebut. Sehingga dirinya pun juga harus mendukung itu.
     
    “Saya sudah mendengar beberapa organisasi yang mengaku mendukung rencana itu. Maka saya pun sebagai Pemkot Serang, juga akan mendukung niat baik yang dijalankan oleh teman-teman pegiat disabilitas,” tuturnya.
     
    Mengenai tahap awal, Subadri mempersilahkan kepada Komunitas Area Disabilitas (Koreda) untuk menjadikan masjid Al-Madani Puspemkot Serang, sebagai percontohan awal dalam penerapan penerjemahan bahasa isyarat.
     
    “Silahkan. Ini bisa dijadikan sebagai percontohan bagi masjid lain yang juga ingin menerapkan. Untuk teknisnya dapat berkoordinasi dengan DKM masjid Al-Madani. Kalau bisa, langsung kita ujicoba besok,” jelasnya.
     
    Sementara itu, Ketua Umum Koreda, Moch Ridwan, mengaku telah berkoordinasi dengan DKM masjid Al-Madani. Namun menurutnya, pihak DKM masih menunggu surat rekomendasi dari MUI Kota Serang.
     
    “Untuk koordinasi kami sudah. Hanya saja dari pihak DKM mengaku masih menunggu surat rekomendasi dari MUI Kota Serang,” ujarnya saat ditemui di Puspemkot Serang.
     
    Ia mengatakan, pihaknya saat ini masih terus berkomunikasi dengan MUI Kota Serang berkaitan dengan rekomendasi tersebut. Sehingga, apabila sudah ada surat rekomendasi, keinginan teman-teman tunarungu dapat diwujudkan di masjid Al-Madani.
     
    “Sebenarnya kami bisa mencoba di masjid lain. Hanya kami ingin langkah ini dimulai dari pemerintah selaku pemangku kebijakan. Sehingga dorongan-dorongan untuk mewujudkan kota yang ramah disabilitas, dapat semakin kongkrit,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Batok Bali Disulap jadi Kantor

    Batok Bali Disulap jadi Kantor

    SERANG,BANPOS- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Serang akan membangun gedung perpustakaan dan depo arsip di atas tanah yang sempat menjadi kasus, yakni Batok Bali.

    Anggaran pembangunan tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dan APBD Kota Serang 2021.

    Kepala DPK Kota Serang, Wahyu Nurjamil, mengatakan bahwa untuk pembangunan perpustakaan, pihaknya saat ini akan mengajukan bantuan DAK dari Perpusnas. Ia menargetkan pengajuan tersebut dilakukan pada April mendatang.

    “Saat ini kami sedang melengkapi berkas. Nah untuk pengajuan itu kan nanti pada April mendatang baru bisa kami masukan ke Perpusnas. Itu untuk gedung perpustakaan dan gedung pelayanan perpustakaan,” ujarnya saat dihubungi BANPOS melalui sambungan telepon, Kamis (13/2).

    Sementara untuk depo arsip, Wahyu mengatakan bahwa pihaknya akan mengajukan anggaran melalui APBD Kota Serang tahun 2021. Sementara untuk kantor arsip sendiri akan digabung di kantor perpustakaan.

    “Jadi itu hanya depo arsip saja yang diajukan anggarannya melalui APBD tahun 2021. Untuk kantornya itu nanti tetap digabung sama kantor pelayanan perpustakaan,” jelasnya.

    Mengenai besaran anggaran, Wahyu memperkirakan untuk membangun depo arsip akan menelan biaya kurang lebih sebesar Rp1 miliar.

    “Kalau untuk pembangunan gedung perpustakaan, itu kurang lebih Rp13 miliar. Karena kan ini melalui DAK, jadi menunggu jawaban dari Perpusnas dulu,” jelasnya.

    Menurut Wachyu, berdasarkan hasil perencanaan yang pihaknya lakukan, baik gedung perpustakaan maupun depo arsip akan dibangun di tanah Batok Bali yang ada di Ciracas. “Untuk lokasinya berada di Ciracas, tepatnya di Batok Bali,” katanya.

    Sementara itu, kepala BPKAD Kota Serang, Wachyu B. Kristiawan, mengatakan bahwa tanah Batok Bali memang merupakan tanah milik Pemkot Serang. Sehingga sah saja jika dibangun oleh DPK.

    “Memang ada tanah kita disitu. Selama itu aset kita ya boleh untuk dibangun (oleh DPK),” ungkapnya.

    Terpisah, Direktur Masyarakat Transparansi (Mata) Banten Fuadudin Bagas mengapresiasi langkah untuk menjadikan tanah negara yang berada di Batok Bali untuk Kantor Perpustakaan dan Depo Arsip. Meski demikian, ia meminta agar Pemkot menyampaikan secara terbuka terhadap status kepemilikan tanah tersebut.

    “Kita semua tahu, sudah banyak ‘tumbal’ di kasus tanah Batok Bali, sehingga itu harus menjadi pelajaran bagi pemkot. Jangan ada lagi tumbal berikutnya,” kata Bagas.

    Terlebih lagi, sengketa kepemilikan tanah juga terjadi di kantor lainnya di Kota Serang. “Seperti kantor dindikbud Kota Serang yang beberapa kali gagal untuk dibangun karena ada sengketa. Jangan sampai tanah di batok Bali juga demikian,” kata Bagas.

    Ia juga dalam waktu dekat akan menyambangi kantor kejaksaan untuk mempertanyakan kejelasan perkara tanah Batok Bali yang ditangani Kejari Serang.

    “Kan belum jelas juga apakah perkaranya sudah selesai apa belum. Jangan sampai kasus belum selesai, tapi sudah dibangun,” pungkasnya. (DZH/ENK)

  • Rentan Menimbulkan Persoalan, Pembangunan Dua JUT Distan Dikeluhkan Warga

    Rentan Menimbulkan Persoalan, Pembangunan Dua JUT Distan Dikeluhkan Warga

    PANDEGLANG, BANPOS – Dua kegiatan pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) Dinas Pertanian (Distan) Pandeglang, yang ada di dua kecamatan yaitu Kecamatan Carita dan Kecamatan Angsana, dikeluhkan warga karena rentan menimbulkan persoalan.

    “Saya heran, kenapa pembangunan JUT dilakukan di lahan Hotel Lippo. Apakah tidak ada tempat lagi untuk pembangunan JUT tersebut, lalu bagaimana jika pemiliknya nanti menutup jalan itu,” kata salah seorang warga Carita yang tidak ingin disebutkan namanya kepada BANPOS beberapa waktu lalu.

    Menurutnya, jika memang pemerintah atau dinas terkait ingin membantu masyarakat khususnya petani yang kesulitan untuk membawa hasil pertanian atau perkebunannya, mengapa tidak dibangun di lahan milik pemerintah.

    “Ya minimal milik pemerintah desa atau milik petani setempat, tidak di lahan milik orang lain. Kalau ditutup oleh pemiliknya kan yang rugi pemerintah dan masyarakat juga. Kalau untuk pemerintah kan sayang mengeluarkan anggaran tapi tidak memberikan manfaat kepada petani,” ujarnya.

    Sementara Sekertaris Desa (Sekdes) Sindang Laut, Sanan saat dihubungi BANPOS melalui Whatsapp membenarkan informasi pembangunan JUT Distan di lahan milik Lipo, akan tetapi untuk memastikan kebenarannya, ia berkilah agar langsung ditanyakan kepada warga setempat.

    “Menurut info sih iya, tapi lebih jelas mah tanya langsung saja ke masyarakat Longok. Soalnya lokasinya di Longok, saya takut salah,” katanya.

    Sementara untuk pembangunan JUT di Kecamatan Angsana juga dikeluhkan warga setempat, karena saat ini hasil pembangunannya belum digunakan secara maksimal oleh masyarakat khususnya para petani.

    “JUT ini jarang digunakan petani untuk membawa hasil pertaniannya, lihat saja JUT ini sekarang sudah ditumbuhi oleh rumput. Saya merasa heran, memang untuk pembangunan JUT itu hanya dipasang batu saja tidak menggunakan pasir. Kalau memang seperti ini, kasihan nanti pengguna jalannya jika kondisinya hanya batu saja karena rentan celaka ketika melintas dengan kondisi seperti itu,” katanya.

    Sekdes Padaherang, Ade membenarkan adanya pembangunan JUT dari Distan yang ada di Kampung Cimanuk dengan panjang 1000 meter yang diusulkan oleh Kelompok Tani (Poktan).

    “Iya ada, panjangnya seribu meter yang diusulkan oleh Poktan rekomendasi dari desa lokasinya di Kampung Cimanuk,” katanya.

    Saat ditanya apakah jalan tersebut sudah digunakan oleh petani, Ade mengaku jalan itu hanya bisa digunakan oleh kendaraan roda dua saja, sedangkan untuk kendaraan roda empat belum bisa dilalui mengingat jembatan menuju jalan tersebut belum dibangun.

    “Jalannya sudah digunakan, motormah bisa. Kalau mobil itu belum bisa, karena ada jembatan yang belum dibangun,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Komisi II Dukung Penerjemah Bahasa Isyarat Khotbah Jumat

    Komisi II Dukung Penerjemah Bahasa Isyarat Khotbah Jumat

    CIPOCOK JAYA, BANPOS – Komisi II pada DPRD Kota Serang mendukung wacana adanya penerjemah bahasa isyarat pada saat khotbah Jumat. Terlebih dengan adanya Perda Penyandang Disabilitas, masyarakat Kota Serang baik disabilitas maupun pada umumnya itu setara.

    Ketua Komisi II, Pujianto, mengapresiasi keinginan Komunitas Area Disabilitas (Koreda) agar masjid di Kota Serang dapat menyediakan penerjemah bahasa isyarat di setiap khotbah Jumat.

    “Saya pun ingin usulan tersebut agar dapat terealisasi. Saya selaku ketua Komisi II sangat menyambut baik usulan tersebut,” ujar politisi partai NasDem ini saat ditemui di ruang komisi, Rabu (12/2).

    Ia mengatakan, keberadaan Perda Penyandang Disabilitas merupakan upaya Pemda Kota Serang untuk menyetarakan penyandang disabilitas dengan masyarakat pada umumnya.

    “Kan kita semua tahu, lahirnya Perda ini misinya untuk membuat kesetaraan. Mereka layak bisa memahami segala bentuk pengetahuan baik politik maupun keagamaan. Salah satunya di khotbah Jumat,” jelasnya.

    Ia menerangkan, Pemkot Serang harus hadir untuk menjawab aspirasi yang disampaikan oleh teman-teman penyandang Disabilitas. Salah satunya yaitu dengan melakukan percontohan.

    “Ini perlu ditindaklanjuti, apakah masjid di Puspemkot Serang atau masjid Agung yang akan dijadikan sebagai percontohan,” ungkapnya.

    Menurut Pujianto, jika memang MUI Kota Serang telah menyatakan mendukung dan menyetujui rencana tersebut, maka baik Pemkot Serang maupun DPRD Kota Serang harus segera menjawab aspirasi tersebut.

    “Untuk Pemkot Serang berarti harus segera membahas Perwal agar Perda Disabilitas tersebut dapat benar-benar diimplementasikan. Karena Perda kan bersifat umum, teknis pelaksanaan ada di Perwal,” terangnya.

    Sementara, Wakil Ketua Komisi II, Wida Ampiany, mengaku harus ada percobaan terlebih dahulu dalam pengimplementasian penerjemah bahasa isyarat untuk khotbah Jumat itu.

    “Harus dicoba dulu, kalau gak kayak gitu nanti tidak tahu ini tingkat efisiensinya seperti apa. Jadi harus disosialisasikan juga,” ucapnya.

    Ia juga menuturkan untuk mengimplementasikan itu, harus ada persiapan yang matang. Contohnya, bagaimana untuk posisi duduk para penyandang disabilitas pada saat salat Jumat.

    “Mereka harus ada di barisan depan atau masjid tersebut menyiapkan monitor. Ini kan supaya mereka bisa dengan jelas melihat bahasa isyaratnya. Kan perlu dipertimbangkan juga,” tegas politisi wanita partai Golkar ini. (DZH/AZM)

  • Pilkada Kabupaten Serang dalam Survey Pandawa: Tatu Pertama, Eki Kedua

    Pilkada Kabupaten Serang dalam Survey Pandawa: Tatu Pertama, Eki Kedua

    SERANG,BANPOS- Bakal calon (Balon) Bupati Serang petahana, Ratu Tatu Chasanah unggul dalam survei yang dilakukan oleh lembaga Pandawa Research. Pada survei yang digelar pada 9-12 Desember 2019 tersebut, sedangkan putra Bupati Serang periode 2005-2015, A. Taufik Nuriman, Eki Baihaki  berada di posisi kedua.

    Secara rinci, berdasarkan hasil survei Pandawa Research, tingkat keterpilihan atau elektablitas Ratu Tatu sebesar 55,7 persen. Sementara kandidat bakal calon Bupati Serang yang lain, yakni Eki Baihaki 3,6 persen, Wahyu Papat Jr 1,6 persen, Masrori 1,6 persen, Sopwan 1,6 persen, dan Abdul Latif 1,1 persen.

    Kemudian Lili Romli sebesar 0,7 persen, Tb Masduki 0,7 persen, Wahyu Megahita 0,2 persen, dan sejumlah nama lain yang keterpilihannya di bawah nol koma. Sementara yang belum memutuskan atau tidak tahu sebesar 20,2 persen, serta yang tidak menjawab sebesar 1,6 persen. 

    Akademisi sekaligus Sosiolog Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Suwaib Amirudin menilai, Tatu memiliki peluang lebih besar dibandingkan dengan bakal calon lainnya untuk menang pada Pilkada Kabupaten Serang 2020. Selain petahana, kata dia, Tatu sudah memiliki modal dalam penguatan jaringan hingga tingkat bawah. 

    “Beliau (Ratu Tatu) sudah memiliki kedekatan dengan masyarakat secara personality yang kuat,” ujar Suwaib.

    Survei tersebut dilakukan dengan teknik multistage random sampling dengan wawancara tatap muka. Margin error kurang lebih 4,8 persen, dan selang kepercayaan sebesar 95 persen. Disebutkan melalui survei tersebut, popularitas Ratu Tatu juga tinggi, mencapai 96,6 persen. 

    Menurut Suwaib, hasil survei yang dilakukan oleh lembaga riset tentang popularitas dan elektabilitas, telah ditambah juga dengan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemkab Serang. 

    “Peluangnya sangat besar untuk kembali duduk sebagai Bupati Serang pada Pilkada mendatang,” tegasnya.

    Sekadar diketahui, Pandawa Research juga menampilkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ratu Tatu cukup, yakni mencapai 71,4  persen. Sisanya sebanyak 24,5 persen mengaku kurang puas, dan sisanya sebanyak 4,1 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab. 

    “Dalam pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab Serang sudah merata. Saat ini pekerjaan yang belum selesai adalah perpindahan Puspemkab,” tuturnya.

    Untuk diketahui, survei yang dilakukan Pandawa Research bersifat independen, melalui koordinasi dan komunikasi dengan PDI Perjuangan. 

    “Ya itulah mungkin cerminan masyarakat,” kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Serang, Madsuri pekan lalu. (MUF/AZM)