Penulis: Panji Romadhon

  • SMAN 1 Cijaku Belajar Potensi Kearifan Lokal ke Bandung

    SMAN 1 Cijaku Belajar Potensi Kearifan Lokal ke Bandung

    BAKSEL, BANPOS – SMAN 1 Cijaku mengadakan Study Tour Goes to Bandung. Study Tour kali ini sangat berbeda dengan yang lainnya, dalam hal ini para siswa-siswi diarahkan belajar menggali potensi-potensi kearifan lokal dan dan diajak berfikir untuk lebih kreatif dan inovatif.

    Kepala SMAN 1 Cijaku, Iwan Sumantri, menyebut study tour ini untuk menambah wawasan para anak didiknys untuk lebih kreatif dan inovatif.

    Dikatakan, praktik lapangan ini penting buat wawasan kreatif dan inovatif, karena hal itu tidak bisa diperoleh di bangku sekolah saja, melainkan dari kegiatan luar. Untuk kegiatan ini juga telah mendapat dukungan dari para orang tua siswa-siswi.

    “Kami juga berharap ini menjadi agenda tahunan, sehingga kebersamaan antara Guru, TU, para siswa-siswi, dan alumni terjalin dengan baik untuk kemajuan almamater SMAN 1 Cijaku,” ujar Iwan, Senin (16/12).

    Wakasek SMAN 1 Cijaku, Aris Dian Rifai, berharap para siswa bisa menggali potensi wisata khususnya di wilayah Kecamatan Cijaku dan umumnya kawasan Lebak Selatan (Baksel). Menurutnya, ini sejalan dengan visi misi Lebak untuk menjadikan Kabupaten destinasi wisata.

    Terpisah, Direktur CV Insani Travel and Tour, Ahmad Fauzi, menjelaskan antusias siswa-siswi yang ikut study tour berjumlah 253 orang dengan armada lima bus,

    “Semuanya 5 bus, mereka sangat antusias. Ini sangat bagus dilakukan tiap tahun, agar wawasan siswa bertambah,” paparnya. (WDO)

  • LKP Himakom Unma Siapkan Kader Menghadapi Era 4.0

    LKP Himakom Unma Siapkan Kader Menghadapi Era 4.0

    MALINGPING, BANPOS – Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) Universitas Mathla’ul Anwar (Unma) Banten menggelar Latihan Kepemimpinan dan Pengukuhan (LKP) anggota baru organisasi. Hal ini dilaksanakan untuk menciptakan kader organisasi di Himakom yang siap tampil dalam menjawab berbagai perubahan, mulai Sabtu sampai Senin (14-16/12).

    Disebutkan, kegiatan yang berlangsung di dua tempat, sebelumnya yakni di Vila pantai Cemara Kecamatan Wanasalam dan dilanjut dengan adventure di sekitar Malingping tersebut kalkulasinya berlangsung tiga hari tiga malam, adapun muatannya adalah Konsep Gerakan Mahasiswa era 4.0, ideoligi kemathla’ul anwaran, Mental Kepemimpinan Organisasi dan Praktik Interaksi Sosial.

    Ketua Pelaksana, Handi mengatakan, kegiatan dilaksanakan untuk mengukuhkan secara resmi anggota baru organisasi Himakom,

    “Sehingga kalau sudah di LKP mahasiswa anggota baru bisa resmi diterima menjadi anggota biasa dan bisa menjadi pengurus Himakom,” ujarnya, Senin (16/12).

    Senada, Ketua Umum Himakom, Winda Trimulyani kepada BANPOS menjelaskan, pengurus baru bisa langsung menggelar berbagai kegiatan atau event. Hal ini untuk stimulasi bagi semangat anghota baru

    “Untuk anggota baru silahkan segera memulai kegiatan atas nama organisasi yang tentunya berhubungan dengan keilmuan komunikasi. Dan ini tentunya untuk merangsang semangat awal peran keaktifan mereka,” jelas Winda.

    Terpisah, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Unma Banten, Agus Deni Kencana mengapresiasi kegiatan para mahasiswanya tersebut. Kata dia, dalam perhelatan itu selain diisi gambaran soal konsep jangkauan keilmuan komunikasi dalam menghadapi era digital juga menempa kesiapan mental pribadi mahasiswa dalam organisasi.

    “Kita kini tengah menuju tantangan era 4.0, ini sudah tidak bisa dielakan lagi. Dalam menghadapi era itu sangat penting diikat dengan ideologi lembaga, kesiapan mental dan tentunya materi akademik yang menyesuaikan perkembangan. Insya Allah di Unma Banten sudah ke arah itu,” paparnya.(WDO)

  • RSUD Kota Serang Sepi, Diduga Karena Belum Bisa Layani Pasien BPJS

    RSUD Kota Serang Sepi, Diduga Karena Belum Bisa Layani Pasien BPJS

    CIPOCOK JAYA, BANPOS – Kendati telah melakukan Grand Launching beberapa waktu yang lalu, nyatanya RSUD Kota Serang masih belum digandrungi oleh masyarakat sebagai tempat untuk berobat maupun cek kesehatan.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, RSUD Kota Serang hingga pukul 12.00 WIB terlihat sepi. Hanya beberapa pegawai saja yang terlihat di sana. Pasien sendiri hanya ada tiga orang saja.

    Jumlah tersebut diungkapkan oleh Staf Promosi Kesehatan dan Informasi pada RSUD Kota Serang, Wisnu Ari. Ia mengatakan, hingga siang hari ini baru ada tiga orang pasien yang berkunjung.

    “Baru tiga orang pasien yang berobat dan cek kesehatan,” ujarnya saat diwawancara oleh awak media di RSUD Kota Serang, Senin (16/12).

    Menurutnya, sedikitnya masyarakat yang datang ke RSUD Kota Serang lantaran rumah sakit milik pemerintah ini masih belum melayani pasien BPJS Kesehatan.

    “Kemungkinan karena masih belum melayani pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan. Jadi masyarakat lebih memilih Puskesmas,” katanya.

    Ia pun mengatakan, untuk meningkatkan kualitas serta minat masyarakat untuk datang ke RSUD Banten, dibutuhkan perhatian lebih dari pemerintah khususnya dari segi anggaran.

    “Target kami pada 2021 akreditasi sudah C. Oleh karena itu pemerintah harus memprioritaskan terkait anggaran untuk RSUD Kota Serang,” ucapnya. (DZH)

  • Woow, Festival Bandrong Butuh Biaya 3 Miliar Untuk Pecahkan Rekor MURI

    Woow, Festival Bandrong Butuh Biaya 3 Miliar Untuk Pecahkan Rekor MURI

    SERANG, BANPOS – Festival Bandrong ditarget akan dihadiri oleh 20.000 peserta mulai dari pendekar Bandrong seluruh Indonesia, pendekar perguruan silat lain, dan masyarakat. Selain itu, festival ini juga akan melakukan gebrakan untuk memecahkan rekor muri dengan menampilkan kolosal 1.000 pendekar Bandrong.

    Berdasarkan data yang diterima BANPOS, untuk menggelar Festival Bandrong, dibutuhkan biaya sebesar Rp3 miliar. Adapun biaya terbesar yaitu dalam pengerahan massa yang menelan biaya hingga Rp1 miliar.

    Sedangkan rincian lainnya yaitu Rp900 juta untuk konsumsi, Rp300 juta untuk sarana dan prasarana, Rp300 juta untuk rangkaian acara, Rp150 untuk akomodasi dan transportasi, Rp100 juta untuk publikasi dan media, Rp75 juta untuk keamanan dan Satgas, Rp50 juta untuk Kesekretariatan, Rp50 juta untuk Kehumasan, Rp25 juta untuk dokumentasi, dan Rp50 juta untuk kepanitiaan.

    Ketua Pelaksana Festival Bandrong, Sanwani, mengaku pihaknya masih mempersiapkan diri untuk menghadapi kegiatan festival Bandrong tersebut. Ia mengklaim saat ini persiapannya sudah mencapai 80 persen.

    “Untuk persiapan kita sudah menuju 100 persen, tinggal beberapa teknis saja yang harus dipenuhi,” katanya.

    Untuk memeriahkan festival tersebut, pihaknya akan melakukan kolosal 1.000 pendekar Bandrong yang dimulai dari jalan Veteran depan Islamic Center hingga ke lokasi festival. Kolosal ini akan memecahkan rekor muri yang ada.

    “InsyaAllah akan ada 20.000 peserta dari Bandrong, lintas perguruan pencak silat, dan masyarakat umum. Tapi yang pasti ini harus ada dukungan dari semua masyarakat. Nanti juga akan ada kuliner dan kegiatan yang lainnya untuk menarik pengunjung,” ujarnya.

    Ketua Umum Dewan Pembina Pusat (DPP) silat Bandrong, Syafrudin, mengatakan pencak silat Bandrong ini sudah cukup dikenal mulai dari lokal hingga internasional. Namun, diperlukan penguatan agar dapat lebih baik lagi.

    “Tentu saja Bandrong ini sudah mendunia, bahkan di beberapa negara sudah ada,” ujarnya yang juga merupakan Walikota Serang kepada awak media, seusai rapat persiapan Festival Bandrong di salah satu hotel di Kota Serang, Sabtu (14/12).

    Oleh karena itu, dalam festival yang akan digelar pada tanggal 22 Desember nanti, pihaknya akan mengundang peserta dari manca negara mulai dari Malaysia, Singapura, hingga Belanda.

    “Festival ini juga sebagai langkah kita untuk menarik wisatawan. Jadi nanti mereka tidak hanya mengetahui soal Bandrong saja, melainkan juga dengan daerahnya,” tuturnya.

    Syafrudin mengatakan, festival Bandrong juga dirangkaikan dengan pelantikan dewan pembina baik dari pusat, wilayah, hingga kepada daerah. Adapun kepengurusan tersebut berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung hingga Sulawesi.

    “Mudah-mudahan kegiatan yang akan kami gelar dapat berjalan dengan lancar, serta dimeriahkan hingga kegiatan sukses,” harapnya. (DZH)

  • Kota Serang Lahir Kepaksa

    Kota Serang Lahir Kepaksa

    SERANG, BANPOS- Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Serang, Zaenal Abidin menyebut Kota Serang terlahir karena dipaksakan. Hal itu diungkapkan menanggapi ucapan Wakil Walikota Serang, Subadri Usuludin yang terus meminta aset Kota Serang yang hingga saat ini masih ditempati oleh Pemerintah Kabupaten Serang.

    “Saya termasuk orang yang mendirikan Kota Serang, Pemkot jangan mendesak terus,” tegasnya.

    Ia juga menyatakan, Anggota DPRD Kota Serang dan Pemerintah Kota Serang itu anggota baru, dan tidak mengerti proses terlahirnya Kota Serang. Berdirinya Kota Serang, kata dia, dikarenakan adanya hasil analisis dari Profesor Syahdu yang menyatakan Kabupaten Serang layak untuk dibagi menjadi tiga bagian yaitu Serang Barat, Serang Tengah (Kota Serang) dan Serang Timur. Akan tetapi pada saat itu, lanjut dia, pembentukan Kota Serang terlalu cepat secara teknis.

    “Saya Ketua Pansus Pemekaran Kota Serang,” terangnya.

    Berdasarkan penuturannya, adanya pemekaran Provinsi Jawa Barat yang melahirkan Provinsi Banten pada tahun 1999, seharusnya pada saat itu ibu kota Provinsi harus berbentuk Kota. Ia juga mengatakan, berdasarkan Undang-Undang pemekaran Provinsi Banten, tersirat nama Serang dan tidak menyatakan Kabupaten maupun Kota Serang.

    “Pada waktu itu para politisi mengambil kesempatan untuk membentuk Kota Serang. Lumayan, ada lowongan kerja 45 calon anggota dewan di Kota Serang, pada waktu itu yang tidak jadi, bisa jadi anggota dewan serta ada lowongan dibagian eksekutif,” jelasnya.

    Zaenal juga mengatakan, pada waktu itu tidak ada pemikiran atas pembagian aset Kabupaten Serang Ke Kota Serang. Ia menyebut Kabupaten Serang dan Kota Serang layaknya sebagai ibu dan anak.

    “Kota Serang lalu mau mengusir Kabupaten Serang, bukan begitu seharusnya,” terangnya.

    Menurutnya, Kota Serang harus memikirkan keuangan Kabupaten Serang jika membuat Puspemkab Serang secara serentak. Jika pembangunan Puspemkab dilakukan serentak, kata dia, maka Kabupaten Serang akan bangkrut.

    “Jika diambil semua aset Kabupaten Serang, pelayanan kepada masyarakat bagaimana,” ujarnya.

    Saat ini, pihaknya telah menagih janji dari Pemprov Banten, untuk memberikan bantuan dalam palaksanaan pembangunan Puspemkab Serang, dengan memberikan bantuan sebanyak Lima Persen.

    “Hey, Provinsi mana janjinya, tolong bangunin dong dua atau tiga gedung Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” pungkasnya. (MUF)

  • HMTL Unbaja Salurkan 80 Ribu Liter Air Bersih ke Serang Utara

    HMTL Unbaja Salurkan 80 Ribu Liter Air Bersih ke Serang Utara

    SERANG , BANPOS– Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Unbaja memberikan 80 ribu air bersih kepada warga di kawasan Serang Utara yang menghadapi krisis air bersih karena kemarau panjang. Penyaluran air bersih ini merupakan rangkaian kegiatan Milad ke 5 HMTL Unbaja, sumber dananya sendiri bersama dari patungan anggota, alumni HMTL, ikatan keluarga alumni (IKA) Unbaja dan para dosen.

    Tak kurang dari 11 tangki disalurkan pada 5 kecamatan di kawasan serang utara baik di Kota maupun Kabupaten Serang. Diantaranya, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Pontang, Kecamatan Tirtayasa, Kecamatan Lebak Wangi dan Kecamatan Carenang.

    “Ini kegiatan penyaluran air bersih yang pertama kita gelar. Dalam rangkaian Milad ke 5, kita sebar di Kabupaten dan Kota Serang. Khususnya pada kawasan-kawasan yang memang sangat kekurangan air bersih untuk kebutuhan,” kata Ketua HMTL Unbaja Fernando Panjaitan.

    Ia menjelaskan tentang proses penyaluran bantuan tersebut yang berawal dari informasi masyarakat setempat yang sedang menghadapi krisis air bersih karena kemarau panjang. Pihaknya juga mendapatkan dukungan untuk kegiatan sosial kemanusiaan itu dari civitas akademika Unbaja dan para alumni sehingga bergerak secara cepat mewujudkan penyaluran bantuan tersebut.

    “Kami akan terus meningkatkan jumlah air bersih yang disalurkan untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang kekurangan air bersih,” kata Fernando.

    Selain itu, kata Fernando, kedepan tidak hanya menyalurkan air bersih. Namun juga akan mencoba membangun sistem pengolahan air bersih dengan alat-alat sederhana agar masyarakat di serang utara tak lagi kekurangan air bersih.

    “Mungkin kita akan mulai dari sosialisasi cara memanen air hujan untuk menjadi air simpanan warga yang dapat digunakan pada musim kemarau,” pungkas Fernando. (AZM)

  • Dijatah Rp1,8 Miliar, BOS Kinerja Kota Serang Belum Jelas Kapan Cair

    Dijatah Rp1,8 Miliar, BOS Kinerja Kota Serang Belum Jelas Kapan Cair

    SERANG, BANPOS – Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja hingga saat ini masih belum jelas juntrungnya. Pasalnya, hingga akhir tahun BOS Kinerja yang diperuntukkan bagi sekolah yang memiliki kinerja yang bagus, masih juga belum cari dari Kemendikbud RI.

    Hal ini disampaikan oleh Kepala Dindikbud Kota Serang, Wasis Dewanto. Ia mengatakan, hingga triwulan ke IV ini dirinya masih belum tahu mengapa BOS Kinerja masih belum bisa cair.

    “BOS Kinerja belum cair. Kalau kendalanya kami belum tahu, karena kami menandatangani MoU dengan Provinsi Banten. Jadi penyalurnya itu memang Provinsi Banten,” ujarnya, Jumat (15/12/2019).

    Ia mengatakan, jatah BOS Kinerja yang dimiliki oleh Kota Serang, yaitu sebesar Rp1,8 miliar. Adapun sekolah yang mendapatkan BOS Kinerja, lanjut Wasis, yang ia tahu baru SMP 2 Kota Serang.

    “BOS Kinerja itukan penghargaan dari Kemendikbud RI untuk sekolah yang memiliki kinerja bagus. Untuk di Kota Serang ada beberapa SD, sedangkan untuk tingkat SMP itu yang dapat SMP 2 Kota Serang,” tuturnya.

    Menurutnya, meskipun saat ini masih belum jelas kapan BOS Kinerja dapat cair, namun Wasis mengaku tetap bersyukur. Sebab, Rp1,8 miliar yang dialokasikan untuk Kota Serang, terbilang besar.

    “Kami tetap bersyukur ya. Artinya BOS Kinerja ini besarannya cukup banyak. Jadi cukup membantu pengembangan pendidikan di Kota Serang,” katanya.
    Wasis mengatakan, BOS Kinerja yang akan diberikan kepada beberapa sekolah tersebut, akan digunakan untuk membeli Tablet dan Laptop sebagai penunjang pembelajaran di sekolah tersebut.

    “Jadi BOS Kinerja itu untuk membeli Tablet dan Laptop, sebagai aset sekolah. Nanti sekolah sendiri yang akan membeli barang-barang itu,” jelasnya.
    Namun, ia pun mengaku bingung dengan teknis pengadaannya. Sebab, sebentar lagi akan pergantian tahun. Sehingga waktu yang dimiliki untuk pengadaan sangat sedikit.

    “Tapi itu nanti teknisnya. Mudah-mudahan masih sempat untuk melakukan pengadaan. Dengan harapan Kemendikbud segera mencairkan BOS Kinerja,” tuturnya. (DZH)

  • Cegah Bencana, DAS Ciujung Ditanam Pepohonan

    Cegah Bencana, DAS Ciujung Ditanam Pepohonan

    LEBAK, BANPOS – Cegah bencana alam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak tanam bibit buah-buahan.

    Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Nana Mulyana mengatakan, bibit buah-buahan yang ditanam pihaknya di daerah aliran sungai dilakukan melalui gerakan budidaya tanam adalah bagian dari Program Lahan Konservasi Pertanian.

    “Program itu adalah upaya Distanbun Lebak untuk mencegah kebencanaan alam berupa longsor di sekitaran DAS Ciujung,” katanya.

    Masyarakat yang permukimannya di sekitaran DAS Ciujung kata Nana, selama ini menjadi langganan korban banjir dan tanah longsor. Melalui program gerakan penanaman pohon multiguna jenis tanaman buah-buahan seperti durian, mangga dan manggis pihaknya meyakini bisa mengantisipasi terjadinya longsor.

    “Selain dapat mengantisipasi bencana longsor, petani juga bisa mendulang pendapatan tambahan saat musim panen,” jelasnya.

    Nana menegaskan, program tersebut sudah berjalan sejak tahun 2018 lalu hingga sekarang. Tahun 2018 sedikitnya Tujuh Kelompok masyarakat petani yang melakukan budidaya, dan 2019 ini Enam Kelompok Tani yang areal pertaniannya itu masing-masing seluas 25 hektar per kelompoknya.

    Dalam pelaksanaan program itu, Kelompok Tani mendapat bantuan tanaman buah-buahan dan pupuk, dan penerimanya itu tersebar di Kecamatan Sajira, Cipanas, Lebak Gedong, Sobang, Muncang, dan Kecamatan Leuwidamar.

    Ia berharap, penanaman buah-buahan di lahan konservasi pertanian itu bisa realisasi Desember 2019 ini.

    “Sejumlah daerah itu merupakan DAS Ciujung yang rawan bencana alam, terutama banjir dan tanah longsor,” tegasnya. (MG-01/PBN)

  • Mendukung Gerakan Lebak Sehat, Ade Apresiasi Relawan Sehati

    Mendukung Gerakan Lebak Sehat, Ade Apresiasi Relawan Sehati

    LEBAK, BANPOS – Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi, mengapresiasi Relawan Sehati Lebak Peduli (RSLP) bangun jaringan antar kota.

    Hal itu disampaikan Ade, pada acara seminar Problematika, Kelainan Jantung Bawaan, Deteksi dini hingga komplikasi yang digelar YKKJB, Sabtu (14/12) di Hotel Ibis Bekasi.

    “Dalam mensukseskan visi dan misi serta program unggulan berupa Lebak Sehat, Cerdas dan Sejahtera pemerintah daerah tidak bisa sendiri, dan melalui peran relawan inilah peran serta masyarakat dalam mewujudkan itu semua. Dan kami mengapresiasi gerakan RSLP,” katanya.

    Menurut Ade, gerakan relawan sehati peduli Lebak perlu diberikan apresiasi, karena gerakan yang dilakukannya Itu membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dalam mensukseskan program unggulan Lebak Sehat.

    Koordinator Relawan Sehati Lebak Peduli, Kiki Gondrong mengungkapkan, pihaknya merasa bangga dengan dilibatkannya dalam kegiatan seminar yang membahas tentang kelainan jantung yang digelar YKKJB.

    “Melalui kegiatan ini, kami bisa mengadopsi pengetahuan tentang layanan yang belum kami pahami tentang kelainan jantung bawaan. Kami bisa Sinergi dengan para relawan di Jakarta untuk membantu masyarakat,” ungkapnya.

    Ketua YKKJB, Hanisah mengatakan, pihaknya berucap terimakasih atas kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak yang hadir pada acara seminar yang diselenggarakannya. Ia berharap kedepan bisa bekerjasama antara pihaknya, relawan dan pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat yang kurang dan tidak mampu.

    “Untuk kepentingan masyarakat kami berharap tidak hanya Sinergi dalam komunikasi tetapi juga bisa bekerjasama. Kami juga ucapkan terimakasih atas kehadiran Pemda Lebak melalui Wakil Bupati,” katanya.

    Turut hadir pada acara seminar para orang tua dari anak yang mengalami kelainan jantung bawaan dan relawan kesehatan dari berbagai daerah. (MG-01/PBN)

  • Pemerintah Diminta Bersihkan Pelaku Rangkap Jabatan di Program-program Pendampingan

    Pemerintah Diminta Bersihkan Pelaku Rangkap Jabatan di Program-program Pendampingan

    BAKSEL, BANPOS – Masalah pengangguran di Banten, khususnya di Lebak diharap harus segera diselesaikan. Dituding, salah satu penghambat peluang kesempatan kerja bagi warga Banten, adalah mereka yang bekerja rangkap jabatan (Double Job) dalam pendampingan program pemerintah.
    Mereka dengan berbagai alasan, melakukan kerja di beberapa instansi, padahal jelas-jelas aturan tidak memperbolehkan itu
    Demikian disampaikan salah seorang tokoh muda Lebak Selatan (Baksel) Rizwan, melalui rilis yang disebarkannya kepada media

    Dikatakan Rizwan, pada berbagai program pendampingan program pemerintah di Banten, mereka jelas-jelas terindikasi double job tapi dibiarkan, seperti pada program Jamsos, Pendamping Desa, Pendamping PKH, TKSK, TKS serta beberapa program lain.

    “Bersihkan oknum rangkap jabatan. Berikan kesempatan kepada warga Lain untuk bekerja. Jika tidak, ini akan menjadi salah satu penghambat peluang kesempatan kerja bagi warga yang lain. Mereka adalah oknum yang bekerja rangkap (double job-red), mereka dengan berbagai dalih melakukan kerja dibeberapa instansi padahal jelas-jelas aturan tidak memperbolehkan itu,” ujar Rizwan, yang juga merupakan aktivis Lebak selatan (Baksel) Minggu (15/12).

    Menurutnya, pada berbagai program pendampingan di Banten diduga jelas terindikasi double job tapi dibiarkan,

    “Saya mengatakan ini karena punya data mereka oknum rsngkap jabatan. Seperti pada program Jamsos, Pendamping Desa, Pendamping PKH, Prades, TKSK, TKS serta beberapa program lain yang tersebar,” katanya.

    Dalam hal ini, aktivis Baksel itu berharap kepada pemerintah untuk secara tegas melakukan penyisiran dan pembersihan kepada pendamping yang disinyalir bekerja pada berbagai program. Mereka harus dipaksa memberikan kesempatan kepada warga yang masih menganggur untuk bekerja.
    “Karena, jika berharap kesadaran dari mereka ini tidak akan terjadi, jangan biarkan mereka hanya memikirkan diri sendiri tapi membiarkan yang lain menganggur, dan di sini pemerintah harus menyisir, dan jika ditemukan, harus memilih satu opsi job saja,” jelas Rizwan.

    Pihaknya pun mengharap Gubernur Banten, Wahidin Halim, turun tangan untuk mengevaluasi sejumlah OPD. Dikarenakan terlijat tidak dapat mengikuti target-target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah, khususnya dalam menekan angka pengangguran di Banten.

    “Saya memohon kepada Bapak Gubernur Banten untuk mengevaluasi kinerja sejumlah OPD/SKPD yang dinilai tidak bisa mengikuti ritme gerak yang memang telah dicanangkan oleh Gubernur, diantaranya soal pemberdayaan masyarakat dalam hal ini sektor pemuda yang kemudian menyumbang pengangguran di wilayah Banten,” papar Rizwan.

    Sebagai refleksi, ia meminta ada kesempatan yang sama untuk turut serta dalam proses pembangunan Banten melalui berbagai sektor, tanpa terkecuali. Karena, jika situasi tersrebut tidak segera direspon akan mengecewakan berbagai pihak, sebab menutup kesempatan yang lain

    “Sisi lain, saya mengkritisi kelemahan beberapa Dinas yang kemudian menjadi leading sektor berbagai program, diantaranya pada SKPD Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Sosial, BPBD Banten dan Disnaker Banten, yakni terkait persoalan double job bahkan yang tripel job beberapa pendamping program pemerintah yang seolah dibiarkan, dimana Pendamping Desa, Pendamping lokal desa, Prades bahkan Tenaga Ahli, pendamping PKH, TKSK yang masih bercokol dan dibiarkan double job, padahal secara aturan itu sama sekali tidak diperbolehkan, tapi kenyataannya sampai saat ini persoalan itu masih terjadi dan seolah dibiarkan, seperti yang terjadi di Kabupaten Lebak,” tuturnya. (WDO/PBN)