Penulis: Panji Romadhon

  • Dorong Ekonomi Kreatif di Lebak, Pemkab Adakan Pekan Ekraf

    Dorong Ekonomi Kreatif di Lebak, Pemkab Adakan Pekan Ekraf

    LEBAK, BANPOS – Dalam rangka memfasilitasi potensi pelaku ekonomi kreatif, Pemkab Lebak melalui Dinas Pariwisata menggelar pekan ekonomi creative di Stadion Ona Rangkasbitung, Rabu (11/12).

    Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengatakan, pameran yang digelar Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pariwisata bertujuan untuk mensosialisasikan produk pelaku usaha kreatif kepada masyarakat luas.

    “Dengan terbangunnya semangat para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Lebak ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

    Didampingi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Porkopimda), para Asisten Daerah dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemkab Lebak, Iti mengajak para pelaku usaha ekonomi kreatif untuk terus menjalin komunikasi, bertukar gagasan dan kreativitas.

    “Bangun sinergitas dan koordinasi antar pelaku usaha untuk bertukar gagasan dan kreativitas, maka bisa dipastikan produk yang dihasilkan akan berkembang dan maju,” ujarnya.

    Salah satu pegiat usaha ekonomi kreatif, Siti mengatakan, mengingat ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk dikembangkan, maka ia mendukung acara Pekan Ekonomi Creative yang digelar Dinas Pariwisata.

    “Dipastikan banyak keuntungan yang bisa di dapat, tinggal bagaimana kita bisa mengolah produk tersebut agar menarik dan diminati konsumen atau pembeli. Saya kira itu,” katanya. (MG-01/PBN)

  • Kampung Kumuh Belakang Kantor Kelurahan Pipitan, Disulap Jadi Destinasi Wisata

    Kampung Kumuh Belakang Kantor Kelurahan Pipitan, Disulap Jadi Destinasi Wisata

    WALANTAKA, BANPOS – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pipitan Kreatif berhasil mengubah kampung kumuh di belakang Kelurahan Pipitan menjadi kampung wisata. Di situ, terdapat banyak lokasi untuk berswafoto atau foto bersama.

    Kepala Disporapar Kota Serang, Akhmad Zubaidillah, mengatakan kampung wisata ini merupakan murni inisiasi dari masyarakat yang tergabung dalam Pokdarwis Pipitan Kreatif. Sebelumnya, kampung ini merupakan kampung yang kumuh.

    “Ini destinasi yang diinisiasi oleh masyarakat, yang terorganisir dalam Pokdarwis. Semula itu disini kumuh, malah ada tong sampah di sekitar sini. Akhirnya ada kang Yadi (Ketua Pokdarwis) yang mendorong agar tidak buang sampah sembarangan, dan mendorong agar kampung ini dijadikan sebagai kampung wisata,” ujarnya, Kamis (12/12).

    Ia mengatakan bahwa dalam pembentukan kampung wisata ini, seluruh masyarakat bergotong royong untuk memberikan sumbangsih baik ide maupun materil.

    “Jadi secara swadaya masyarakat menyumbangkan kreatifitas, sampai kepada pendanaan. Kampung wisata ini baru ada di Kota Serang. Makanya kami senang semua masyarakat bisa kompak dan kreatif,” tuturnya.

    Ia mengaku, untuk memperkenalkan keberadaan kampung wisata ini, baik Pokdarwis maupun Pemkot Serang mempromosikan melalui segala saluran media.

    “Promosinya ada melalui instagram, melalui media cetak, melalui radio, dan medsos lainnya. Jadi semua kita sasar baik media konvensional maupun online,” ucapnya.

    Kendati demikian, ia mengakui bahwa saat ini masih banyak kekurangan pada kampung wisata ini. Namun kedepan, pihaknya akan mendorong keterlibatan Pemkot Serang dalam hal pendanaan.

    “Namanya juga kampung rintisan. jadi masyarakat masih merintis, masih berproses agar dapat lebih baik lagi kedepannya. Nanti saya akan sampaikan kepada pimpinan agar ada bantuan baik dari APBD murni maupun perubahan,” tandasnya. (DZH)

  • PWI Pandeglang Dorong Penggunaan Media Sosial, Untuk Peningkatan Partisipasi Masyarakat

    PWI Pandeglang Dorong Penggunaan Media Sosial, Untuk Peningkatan Partisipasi Masyarakat

    PANDEGLANG, BANPOS – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pandeglang, menggelar sosialisasi peningkatan partisipasi masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, yang diikuti oleh puluhan masyarakat yang terdiri dari aparatur pemerintah, Kepala Desa (Kades) dan tokoh masyarakat di gedung PGRI Bojong, Rabu (11/12).

    Dalam sosialisasi tersebut, para peserta bahkan menyatakan siap untuk menjadi relawan dalam meningkatkan partisipasi diwilayah Kecamatan Bojong.

    Pengurus PWI Provinsi Banten, Muhaimin mengatakan, pihaknya mengajak kepada seluruh peserta untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana ajakan untuk mansukseskan Pilkada 2020. Pasalnya, media sosial penggunaanya sangat masif tidak terkecuali di masyarakat pedesaan.

    “Ramaikan media sosial masing-masing dengan tema-tema Pilkada, ketimbang menyebarkan isu atau informasi yang kebenarnya belum pasti. Ini merupakan ikhtiar kecil pengguna media sosial di Kabupaten Pandeglang membantu jalanya demokrasi yang diharapkan lewat Pilkada yang jujur dan adil,” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua KPU Pandeglang, Ahmad Suja’i mengatakan, tanpa dukungan dari masyarakat, partisipasi tidak akan lebih baik. Apalagi di Kecamatan Bojong partisipasinya relatif masih rendah jika dilihat saat Pilkada tahun 2015 yaitu dibawah 50 persen.

    “Kami senang melihat antusiasme warga Bojong mengikuti sosialisasi ini. Mudah-mudahan ini berbanding lurus kepada peningkatan partisipasi di Pilkada 2020 nanti. Kami ingin tingkat partisipasi di Pandeglang menembus angka sampai 73 persen,” kata Suja’i.

    Menurutnya, dalam sosialisasi tersebut disampaikan beberapa tahapan pelaksanaan Pilkada termasuk rekrutmen Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).

    “KPU Kabupaten Pandeglang terbuka dengan informasi terkait dengan tahapan Pilkada. Ini semua dilakukan karena Pilkada merupakan hajat bersama yang perlu pelibatan semua komponen,” ungkapnya.

    Sementara narasumber dari TNI yaitu Kasdim 0601 Pandeglang, Letkol Suherman meminta kepada warga untuk menjaga kondusifitas menjelang Pilkada 2020. Karena suasana aman dan nyaman akan berdampak langsung pada kualitas dan hasil Pilkada.

    “Masyarakat jangan sampai terprovoksi oleh informasi yang tidak jelas menyangkut dinamika Pilkada. Tanyakan kepada KPU terkait penyelenggaraan dan meminta perlindungan dari TNI dan POLRI jika ada ancaman atau provokasi,” katanya. (DHE/PBN)

  • Meriahnya Gebyar Panjang Mulud dan Ngeropok di Kota Serang

    Meriahnya Gebyar Panjang Mulud dan Ngeropok di Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Pemkot Serang berupaya untuk mempertahankan tradisi dan budaya lokal yang ada di Kota Serang. Salah satunya yaitu Panjang Mulud. Melalui Dindikbud, Pemkot Serang menggelar Gebyar Panjang Mulud yang diikuti oleh seluruh OPD dan instansi pendidikan serta organisasi kemasyarakatan di Kota Serang.

    Berdasarkan pantauan, kegiatan tersebut berjalan dengan meriah. Para peserta mempertontonkan pertunjukkan-pertunjukkan khas dari setiap tempatnya.

    Selain itu, banyak pula yang melakukan peserta yang membawa seserahan untuk diberikan kepada Walikota dan Wakil Walikota Serang. Beberapa OPD pun menghias mobil-mobil dinas menjadi mobil dengan berbagai macam bentuk.

    Dalam kesempatan itu, sempat terjadi sedikit kericuhan akibat masyarakat berebut panjang mulud yang disediakan oleh peserta. Namun, pihak keamanan berhasil mengondusifkan keadaan.

    Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan kegiatan ini sangat baik untuk dapat melestarikan kebudayaan yang ada di Kota Serang. Karena menurutnya, kebudayaan merupakan identitas suatu daerah.

    “Ini sangat baik ya untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini juga dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat,” ujarnya, Rabu (11/12).

    Ia pun berharap, kedepannya kegiatan Gebyar Panjang Mulud dapat lebih tertib dan meriah lagi kedepannya.

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, menuturkan bahwa dirinya berterima kasih kepada masyarakat dan penyelenggara karena telah melaksanakan kegiatan ini.

    “Semangat dalam menjalankan kegiatan ini adalah semangat untuk melestarikan kebudayaan lokal. Semoga dengan adanya kegiatan ini, Kota Serang dapat lebih bersatu dan religius,” tuturnya.

    Sementara, Kepala Dindikbud Kota Serang, Wasis Dewanto, mengatakan bahwa tujuan pihaknya menggelar Gebyar Panjang Mulud ini untuk menjadikan tradisi dan adat Kota Serang sebagai modal pembangunan.

    “Dengan budaya dan tradisi lokal, ini dapat menjadi modal dalam membangun Kota Serang. Baik dari segi pariwisata maupun lainnya,” ucap dia.

    Kabid Kebudayaan pada Dindikbud Kota Serang, Evie Shofiah Usman, mengatakan bahwa peserta Gebyar Panjang Mulud ini diikuti oleh OPD maupun masyarakat umum. Hal ini agar kebersamaan masyarakat dengan pemerintah, dapat terwujud.

    “Sehingga, dapat terjadi persatuan antara pemerintah dengan masyarakat. Karena, di kegiatan ini harus membawa tim kesenian dari masing-masing peserta. Jadi terbangun persatuan dengan bingkai budaya,” tandasnya. (DZH)

  • Akibat Faktor Alam, Anak Perusahaan Antam Rugi Rp70 Miliar

    Akibat Faktor Alam, Anak Perusahaan Antam Rugi Rp70 Miliar

    PANDEGLANG, BANPOS – Produksi emas yang dihasilkan oleh PT Cibaliung Sumber Daya (CSD) yang merupakan anak perusahaan dari PT Aneka Tambang (Antam), pada tahun 2019 meleset dari target.

    Pasalnya, dari proyeksi total produksi emas sebanyak 750 kilogram yang ditetapkan, pada tahun ini PT CSD hanya mampu memproduksi emas sebanyak 600 kg.

    Human Capital, Coorporate Sosial Responsibility, General Affair dan Security Manager PT CSD, Gemi Sesariana mengatakan, yang menjadi penyebab tidak tercapainya produksi emas pada tahun 2019, salah satunya adalah faktor alam. Sehingga dengan melesetnya capaian produksi tersebut, PT CSD mengalami kerugian hingga mencapai Rp 70 miliar.

    “Capaian CSD proyeksi tahun 2019 sebanyak 600 kilogram. Itu masih jauh di bawah target. Kalau target sekitar 750 kilogram pada tahun 2019, berarti masih ada selisih capaian target. Kami hitungannya merugi sekitar kurang lebih Rp70 miliar,” kata Gemi, Rabu (11/12).

    Akan tetapi, lanjut Gemi, dari segi kerugian operasional, perusahaan yang mulai beroperasi sejak tahun 2009 lalu ini menunjukkan angka yang positif.

    “Soal kerugian, kalau dari kerugian operasional cukup menunjukkan angka positif. Tapi kalau soal laba rugi memang saat ini memang dalam kondisi cobaan. Kalau dibilang rugi ya rugi,” ujarnya.

    Gemi mengungkapkan, dalam memaksimalkan produksi emas, PT. CSD terus berupaya menambah eksplorasinya. Salah satunya dengan eksplorasi Geologi Mineral (Geomin), satu diantara unit di PT Antam.

    “Soal potensi, kita masih eksplorasi dengan unit eksplorasi Geomin. Kami terus menambah cadangan semoga kami menemukan cadangan baru. Kalau kondisi sekarang yang existing yang kami tambang itu baru satu portal, di dua Vein Cikoneng dan Cibitung. Tahun 2020 kami buka portal baru di Rorah Kadal,” terangnya.

    Gemi menambahkan, PT CSD sejauh ini baru mengelola sekitar 200 hektar lahan dari total 1,500 hektar izin usaha produksi. Artinya, cadangan emas di PT CSD dikategorikan masih melimpah.

    “Sebetulnya potensi masih melimpah, karena 1,500 hektar izin usaha produksi baru dikelola hanya 200 hektaran. Artinya potensi masih besar,” ungkapnya. (DHE/PBN)

  • Camat Cihara Tolak Penghargaan Jalan Terusak, Janjikan 2020 Dibangun

    Camat Cihara Tolak Penghargaan Jalan Terusak, Janjikan 2020 Dibangun

    LEBAK, BANPOS – Camat Cihara menolak penghargaan untuk jalan kewenangam Pemkab Lebak, mulai Sukahujan-Citepuseun hingga menghubungkan Kecamatan Cihara-Cigemblong di Lebak selatan (Baksel).

    Menurutnya, penghargaan sebagai jalan terusak se-Lebak tersebut tidaklah tepat dan hanya dinilai dari satu sisi saja.

    Selain itu, ia mengungkapkan bahwa sudah terdapat perencanaan penganggaran yang masuk dalam SIMRAL untuk pembangunan ruas jalan tersebut.

    Demikian yang disampaikan oleh Camat Cihara, Ade Kurnia, dalam menanggapi pemberitaan terkait penghargaan jalan Kabupaten Lebak ruas Sukahujan-Citepuseun yang dinilai terusak se -Lebak.

    “Itu harus ngobrol berhadapan, apalagi kalau dihubungkan dengan penghargaan itu beda sisi,” ujar Ade Kurnia, kepada wartawan, Rabu (11/12).

    Menurut Ade, sebagai bagian dari Pemerintah Lebak dan merupakan kepanjangtanganan Bupati Lebak, ia menyebut, jalan tersebut sudah masuk Simral dan direncanakan dibangun pada tahun 2020 mendatang.

    “Berdasarkan data di Ekbangsos Kecamatan Cihara, jalan tersebut sepanjang 8 kilometer sampai dengan perbatasan Cigemblong kalau tidak ada aral melintang sudah masuk Simral dan direncanakan dibangun ditahun 2020,” jelas Ade.

    Senada, Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan DPUPR Lebak, Irvan Suyatupika, saat dihubungi BANPOS membenarkan jalan penghubung Sukahujan – Citeupusen di Cihara hingga ke Kecamatan Cigemblong akan direalisasikan pembangunannya pada Tahun Anggaran 2020 nanti.

    “Kami akan segera menindaklanjuti keluhan masyarakat soal kondisi jalan itu. Ya, kita lihat anggarannya dulu mencukupi apa tidak, kami juga akan berupaya mengusulkan anggaran Bantuan Keuangan (Bankeu-red) ke Provinsi, pokonya Tshun 2020 akan diusahakan realisasinya,” jelas Irvan.

    Sementara aktivis warga Baksel Roja’i menilai pihak Kecamatan Cihara hanya memberikan harapan akan dibangun, namun nyatanya tidak pernah direalisasikan.

    “Kami sudah bosan dengan alasan-alasan akan dibangun, sudah masuk Simral. Tahun 2019 pasti dibangun di APBD perubahan. Tapi nyatanya tidak ada tahun ini pembangunan. Sekarang bilang lagi akan dibangun di tahun anggaran 2020, ini sudah sering dilontarkan tiap tahun anggaran. Jadi apa kami sebagai warga akan yakin?” tandas aktivis Himakom, Unma Banten kepada BANPOS, Rabu (11/12). (WDO/PBN)

  • Subadri ‘Ceramahi’ Pramusaji Berkerudung di Hiburan Malam, Mengaku Sulit Mendapat Pekerjaan

    Subadri ‘Ceramahi’ Pramusaji Berkerudung di Hiburan Malam, Mengaku Sulit Mendapat Pekerjaan

    SERANG, BANPOS – Wakil Walikota, Subadri Ushuludin, melakukan sidak di dua lokasi hiburan malam di Legok, Kota Serang.

    Dalam sidak tersebut, Subadri mempertanyakan legalitas pengelola dalam menjalankan bisnis ini kepada salah satu pegawai yang menggunakan kerudung. Diketahui, dua pegawai hiburan malam yang berkerudung itu bekerja sebagai pramusaji.

    “Ini siapa yang memberikan izin? Mbak gak malu dengan jilbab duduk-duduk bekerja di tempat seperti ini?” kata Subadri dengan nada keras, Selasa (10/12).

    Pegawai berkerudung itupun menjawab bahwa dirinya terpaksa bekerja di tempat hiburan malam, karena sulit mencari pekerjaan.

    “Sebenarnya saya malu pak, tapi karena sulit mencari pekerjaan jadi terpaksa seperti ini,” jawab dia.

    Subadri pun berkeliling dalam lokasi tersebut untuk mencari pemilik tempat hiburan malam itu. Namun, ia hanya menemukan orang yang mengaku bertanggung jawab disana.

    “Mana karyawan yang lain? Telpon bos kamu sekarang,” ujarnya.

    Sang penanggung jawab pun secara spontan menjawab tidak ada. Mendengar jawaban tersebut, Subadri pun marah.

    “Mana ada karyawan gak punya nomor bosnya? Panggil sekarang,” kata Subadri dengan nana berteriak.

    Setelah mengumpulkan seluruh pegawai tempat hiburan tersebut, Subadri pun memerintahkan kepada Satpol PP untuk membawa semua pegawai ke kantor Satpol PP Kota Serang.

    Setelahnya, Subadri melakukan penyegelan tempat hiburan itu.

    “Ingat, kalau sampai segel ini dibuka, kalian berurusan dengan Pemkot Serang, dan akan kami pidanakan,” tandasnya. (DZH)

  • GMNI Menilai Pemkab Zalim, Soal Kasus Saedah

    GMNI Menilai Pemkab Zalim, Soal Kasus Saedah

    CIBITUNG, BANPOS – Tidak tersentuh program pemerintah, nenek Saedah (75) warga Kampung Cimalingping, Desa Cikadu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, yang tinggal digubuk yang sudah lapuk dan jauh dari permukiman penduduk. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) DPK Teknologi Pertanian melakukan penggalangan dana untuk membantu nenek Saedah.

    Ketua DPK Teknologi Pertanian GMNI Pandeglang, Sahroni mengatakan, mendengar informasi bahwa nenek Saedah yang tinggal di tengah hutan jauh dari permukiman penduduk dengan kondisi rumah yang nyaris ambruk karena sudah lama tidak diperbaiki. Pihaknya melakukan penggalangan dana untuk membantu meringankan beban.

    “Dengan kondisi nenek Saedah yang kesehariannya sebagai buruh tani untuk bertahan hidup, kita merasa prihatin. Sehingga untuk meringankan beban hidup yang dihadapinya, kita melakukan penggalangan dana yang hasilnya kita berikan kepada nenek Saedah,” kata Sahroni kepada BANPOS, Selasa (10/12).

    Dari hasil penggalangan dana yang telah dilakukan, lanjut Sahroni, pihaknya memberikan bantuan sembako untuk memenuhi kebutuhan hidup nenek Saedah.

    “Hasil pengumpulan dana yang kita lakukan hanya bisa untuk membantu sembako saja, sedangkan untuk memperbaiki rumahnya saya kira itu seharusnya tugas pemerintah,” ujarnya.

    Sahroni menambahkan, program pemerintah melalui dinas terkait untuk menangani masyarakat kurang mampu sangat banyak. Namun pada kenyataannya, masih banyak masyarakat kurang mampu yang belum tertangani.

    “Salah satu masyarakat yang belum tersentuh program pemerintah nenek Saedah. Untuk kriteria sebagai penerima program, saya kira nenek Saedah layak untuk mendapatkannya. Namun hingga saat ini, nenek Saedah belum pernah mendapatkan bantuan dari program pemerintah,” terangnya.

    Menurutnya, dengan terabaikannya hak nenek Saedah untuk mendapatkan bantuan program pemerintah. Pihaknya menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, telah berbuat zalim terhadap masyarakatnya.

    “Jika setelah kita sampaikan kepada media, masih ada warga Pandeglang yang kurang mampu masih belum juga ditangani oleh pemerintah. Maka saya kira pemerintah telah telah zalim terhadap warganya,” tegasnya.

    Sementara itu usai menerima bantuan dari mahasiswa kader GMNI, nenek Saedah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.

    “Saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Selama ini saya belum pernah mendapat bantuan, namun dengan adanya mahasiswa Alhamdulillah saya mendapat bantuan,” ungkapnya. (dhe/pbn)

  • Raih Penghargaan Organisasi Peduli Disabilitas, Ketua PWKS Singgung Kesetaraan Hak

    Raih Penghargaan Organisasi Peduli Disabilitas, Ketua PWKS Singgung Kesetaraan Hak

    SERANG, BANPOS – Pokja Wartawan Kota Serang (PWKS) mendapatkan penghargaan dari HIMA PKh Untirta sebagai Organisasi Wartawan yang selalu konsisten dalam mengawal isu-isu disabilitas.

    Atas penghargaan tersebut, Ketua PWKS, Muhammad Tohir mengucapkan terimakasih kepada HIMA PKh Untirta atas penghargaan yang diberikan. Ia berharap hal ini dapat menjadi pemicu dalam mendorong kesetaraan hak bagi penyandang disabilitas.

    “Semoga penghargaan ini menjadikan kami di PWKS lebih bersemangat dalam menyuarakan hak-hak difabel. Sebab teman-teman difabel juga merupakan warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan hak mereka sebagai warga negara,” kata Tohir.

    Di tempat yang sama, pengurus HIMA PKh Untirta, Muhammad Ridwan memaparkan alasan pemberian penghargaan tersebut kepada PWKS.
    “Dalam satu tahun ini, HIMA PKh Untirta fokus dalam mengawal Raperda disabilitas yang mandek selama berbulan-bulan di provinsi. Dan teman-teman PWKS lah yang ikut membantu kami dalam pengawalan tersebut,” ujarnya kepada wartawan disela-sela acara Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI), Minggu (8/12).

    Ia mengungkapkan rasa terimakasih karena selalu menjadi tempat berdiskusi bagi HIMA PKh Untirta dalam mengkaji isu-isu disabilitas.

    “Tidak hanya sekali atau dua kali kami berdiskusi dengan PWKS, terkait dengan isu-isu disabilitas, hasil diskusi itupun selalu menjadi acuan kami dalam mengkaji isu-isu kota Serang khususnya di provinsi Banten,” katanya

    Ridwan mengatakan, PWKS juga menjadi jembatan antara para pegiat dan penyandang disabilitas untuk dapat menghubungkan aspirasi mereka kepada pemerintah kota Serang.

    “Misalkan pada saat itu kami mempertanyakan terkait dengan guidingblock yang ada di kota serang, lalu teman-teman PWKS membantu mempertanyakan kepada Pemkot Serang. Sehingga kami diundang untuk audiensi langsung kepada pak walikota dan wakil walikota Serang,” ujarnya. (DZH/PBN)

  • Ruas Jalan Pemkab Layak Diberi Penghargaan Terusak

    Ruas Jalan Pemkab Layak Diberi Penghargaan Terusak

    LEBAK, BANPOS- Keberadaan jalan sepanjang 12 Kilometer kewenangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak tepatnya di ruas jalan Sukahujan-Citepuseun penghubung Kecamatan Cihara dengan Cigemblong dalam keadaan rusak berat. Warga setempat menilai, keberadaan jalan rusak parah itu layak diberikan penghargaan sebagai ruas jalan terburuk di wilayah Lebak selatan (Baksel).

    Sebagaimana dikatakan, Roja’i warga sekaligus aktivis di Baksel yang menyebut, penghargaan yang dinilai layak untuk infrastruktur jalan itu agar selaras dengan keberhasilan Bupati Lebak dalam mendapatkan beberapa penghargaan sebagai kepala daerah.

    “Kami sarankan, Bupati Lebak seharusnya memberikan penghargaan untuk ruas jalan Sukahujan-Citepuseun Kecamatan Cihara. Penghargaan tersebut agar kesedihan warga terobati dengan kondisi infrastruktur jalan yang seperti itu, keadaannya masih rusak dan tidak tersentuh perbaikan,” ujar Roja’i kepada BANPOS, Selasa (10/12).

    Menurutnya, warga sudah jenuh dengan lambannya laju pembangunan dan pemerataan di Pemkab Lebak terutama dalam hal infrastruktur jalan.

    “Kasihan masyarakat ketika musim hujan seperti ini ruas jalan seperti kubangan, tak layak pakai dan menghawatirkan. Kami merasa aneh dengan kondisi infrastruktur jalan seperti ini tapi lama tak ada sentuhan dari pemerinta. Harusnya Pemkab Lebak hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat,” katanya.

    Karena itu, kata dia, pihaknya berharap Pemkab Lebak akselarasi pembangunannya diutamakan, terutama ruas jalan Sukahujan-Citepuseun penghubung Kecamatan Cihara dengan Cigemblong agar segara dibangun.

    “Kami iri dengan daerah lain, melihat akselarasi pembangunannya cepat. Tapi tidak dengan yang menjadi kewenangan kabupaten. Lamban dan dinilai tak peduli keprihatiban warga,” paparnya.

    Pantauan BANPOS di lokasi, Selasa (10/12), jalan itu dalam kondisi rusak parah, di sana sini nyaris berselimut lumpur tanah karena sama sekali belum tersentuh aspal. Kendaraan roda dua pun susah melintas, warga setempat secara ekonomis otomatis terhambat. (WDO/PBN)