Penulis: Panji Romadhon

  • Acara Maulid Molor 2 Jam, Walikota Serang Damprat OPD

    Acara Maulid Molor 2 Jam, Walikota Serang Damprat OPD

    SERANG , BANPOS – Walikota Serang Syafrudin mengeluhkan molornya acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat Kota Serang 2019 yang di gelar di halaman Puspemkot Serang, Rabu (27/11/2019).

    Sedianya, acara dimulai pada pukul 08.00 WIB, namun baru bisa dimulai sekira puku 10.00 WIB. Molornya acara lantaran kursi di peserta masih dalam kondisi yang kosong.

    “Saya berharap peringatan Maulid Nabi kedepan dan peringatan hari besar kedepan ini bagi kepala OPD jangan mengadakan kegiatan lain. Ini mah di Kota Serang ada peringatan, kepala OPD mengadakan rapat. Apalagi rapatnya di sekretariat daerah. Ini kurang etis,” kata Walikota disela-sela sambutannya.

    Ia meminta agar pegawai Pemkot tidak menganggap sepele kegiatan peringatan maulid nabi serta peringatan hari besar islam lainnya. Terkecuali pada pegawai yang bertugas langsung pada pelayanan ke masyarakat. Jika semua pegawai dapat hadir, ia berharap acara akan menjadi meriah. Bukan seperti kegiatan hari ini.

    “Semua OPD wajib hadir di tempat ini, jangan anggap sepele. Kecuali, Pelayanan jangan ditinggalkan, karena pelayanan itu inti terdepan. Selain itu kepada OPD dan pegawai untuk tidak membenturkan kegiatan PHBI dengan acara-acara rapat OPD. Seolah-olah peringatan ini tidak didukung oleh OPD dan jajarannya. Jangan sampai seperti hari ini, sudah jam 10 tapi masih sepi,” kata Syafrudin.

    Dalam sambutannya, Syafrudin mengajak agar seluruh pegawai Kota Serang selalu mengintropeksi diri. Sejauh mana mengaplikasikan akhlak yang dicontohkan oleh rasul.

    Pada peringatan maulid nabi kali ini pihaknya menghadirkan penceramah agama Haji Muhammad Ustman Ansori, SQ, MA Al Hafizh atau Koko Liem. Dalam kegiatan ini pula, Walikota Serang Syafrudin didampingi Wakil Walikota Subadri Ushuludin memberikan santunan kepada anak-anak yatim yang berada di sekitar Puspemkot Serang. (AZM)

  • Tanah Liat dan Becek Jadi Wahana Rintangan Di Tengah Wisuda Untirta

    Tanah Liat dan Becek Jadi Wahana Rintangan Di Tengah Wisuda Untirta

    PABUARAN, BANPOS – Wisudawan dan wisudawati Untirta mengeluhkan kondisi tempat mereka diwisuda. Pasalnya, lokasi yang seharusnya menjadi tempat mereka berbahagia justru menjadi becek dan penuh lumpur.

    Hal ini dikarenakan kampus Sindang Sari sebagai lokasi wisuda tahun ini, masih dengan kondisi tanah liat tanpa ada lapisan lainnya.

    Pantauan di lokasi, kondisi tanah yang cukup liat membuat orang tua maupun wisudawan/wati cukup sulit dalam berjalan. Terlebih, bagi mereka yang menggunakan sepatu high heels.

    Terlihat sesekali orang yang hampir terjatuh, akibat tersangkut pada tanah tersebut.

    “Kalau belum siap tempatnya, jangan memaksakan kehendak lah. Kasian wisudawan yang membawa orang tua yang umurnya sudah tua,” ujar salah satu wisudawati Untirta dari jurusan BK, Annida Karimah, saat ditemui di lokasi, Rabu (27/11).

    Menurutnya, hujan yang melanda lokasi wisuda itu memang tidak dapat diprediksi. Sehingga, seharusnya pihak Untirta dapat lebih memikirkan secara matang, ketika akan mengambil keputusan.

    “Kayak sekarang sedang hujan, ini jalannya menjadi becek. Kan kami jadi merasanya seperti wisuda di kampung orang,” tandasnya. (RED)

  • Peringati Maulid, Walikota Ajak Hidupkan Sunah Rasul

    Peringati Maulid, Walikota Ajak Hidupkan Sunah Rasul

    SERANG , BANPOS – Walikota Serang Syafrudin mengajak seluruh pegawai Pemkot Serang dan masyarakat Kota Serang untuk menghidupkan sunnah sebagai wujud cinta kepada Rasulullah SAW.

    Hal ini diungkapkan Walikota dalam sambutannya di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tingkat Kota Serang tahun 1441 hijriyah/2019, di Halaman Puspemkot Serang, Rabu (27/11/2019).

    “Rasulullah telah memberikan nasehat memberikan amanat kepada umat agar sungguh-sungguh dan sebenar-benarnya menjalankan sunah-sunah rasul. Beliau telah meninggalkan cahaya tauhid di jalan allah. Termasuk di Pemkot pada hari ini, hingga sekalipun nanti di hari akhir,” ujar Syafrudin.

    Menurut Syafrudin, pada peringatan maulid nabi kali ini pihaknya menghadirkan penceramah agama Haji Muhammad Ustman Ansori, SQ, MA Al Hafizh atau Koko Liem. Kegiatan ini pula merupakan suatu tanda kecintaan kita kepada nabi muhammad SAW.

    “Apa yang diberikan oleh Rasul, diantaranta tingkah laku beliau (Rasul, red) agar menjadi contoh hingga akhir hayat nanti,” kata Syafrudin.

    Syafrudin menjelaskan jika pelaksanaan Maulid Nabi di Kota Serang sangat meriah. Karena semua masyarakat hingga pelosok Kota Serang antusias mengadakan peringatan Maulid Nabi.

    “Selain itu mendengarkan ceramah agama. Budaya ngeropok juga sangat meriah di semua elemen. Tradisi Ngeropok juga telah menjadi ikon di Kota Serang. Pemkot Serang sendiri akan menggelar ngeropok pada awal bulan depan,” pungkas Walikota.

    Dalam kegiatan kali ini, Walikota Serang Syafrudin didampingi Wakil Walikota Subadri Ushuludin memberikan santunan kepada anak-anak yatim yang berada di sekitar Puspemkot Serang. (AZM)

  • #PakeHelmProyek Menggema Jelang Wisuda Untirta

    #PakeHelmProyek Menggema Jelang Wisuda Untirta

    SERANG, BANPOS – Jelang Wisuda Untirta, tanda pagar (tagar) #PakeHelmProyek #BukanToga menggema di kalangan mahasiswa Untirta.

    Pasalnya, Wisuda yang biasanya dilakukan di salah satu hotel di Kota Cilegon, saat ini dipaksakan untuk digelar di Kampus Untirta Sindang Sari, yang masih dalam tahap pembangunan.

    Dalam pamflet yang diterima BANPOS pada pukul 02.00 WIB dini hari, adalah BEM FKIP Untirta yang mempertanyakan keamanan dari gedung yang digunakan untuk wisuda itu. Menurut mereka, Kampus Sindang Sari masih belum layak digunakan.

    “Mengingat pelaksanaan wisuda Untirta di Kampus Sindangsari yang sejauh ini belum layak, terlalu dipaksakan, dan belum aman untuk para peserta wisuda. Maka dari itu, hal ini patut diperhatikan untuk rektorat memastikan keamanan wilayah gedung pelaksanaan wisuda,” tulis BEM FKIP dalam pamfletnya.

    Belum ada konfirmasi dari pihak Untirta berkaitan dengan pelaksanaan wisuda yang diduga terlalu memaksakan di kampus Sindang Sari. (RED)

  • Ada Potensi Besar Di Balik Secangkir Kopi Banten

    Ada Potensi Besar Di Balik Secangkir Kopi Banten

    BEM Fakultas Pertanian Pada tanggal 18-22 November menggelar event Kopi Banten dengan tema “Sruputt Kopi Banten” sebagai bagian dari rangkaian acara Pekan Raya Pertanian 1.0 yang bertempat di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

    Pekan Raya Pertanian merupakan event yang digelar tiap tahun oleh BEM Faperta Untirta, untuk menggebyarkan sektor Pertanian kepada masyarakat Untirta. Pada tahun ini, ada inovasi dalam kegiatan Pekan Raya Pertanian yaitu mengadakan Event Kopi Banten.

    Kegiatan Event Kopi Banten dengan tema “Sruputt Kopi Banten” bekerjasama dengan komunitas Serang Ngopi. Adapun rangkaian kegiatannya yaitu Public Cuping, icip-icip kopi Banten dan Brewing competition.

    “Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan Kopi Banten kepada masyarakat Untirta. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini menggunakan biji kopi origin Banten dari tiap daerah yaitu Gn. Karang, Gn. Pulosari, Baduy, Cinangka serta Tegal Lumbu,” ujar penanggung jawab kegiatan, Alan.

    Untuk biji-biji kopi tersebut, Alan mengaku mendapatkannya dari roastery yang ada di Banten, yaitu Kultura Roastery, Banyubiru, dan ngopidipit.

    Alan mengatakan bahwa selain Public Cuping dan icip-icip kopi Banten, terdapat juga kegiatan Brewing Competition yang diikuti sebanyak 30 peserta dari seluruh Kota dan Kabupaten yang ada di Banten serta dari Bandung.

    “Sehingga tujuan dari kegiatan ini bisa tercapai karena selain masyarakat Untirta dan masyarakat Banten, masyarakat luar Banten pun bisa mengenal keunikan dari Kopi Banten,” tuturnya.

    Founder Komunitas ‘Serang Ngopi’, Syahid, menyatakan bahwa Kopi Banten bisa bersaing secara nasioal dengan catatan meningkatkan kualitasnya bukan sekedar Ada. Kemudian Pasar Kopi di Serang sudah cukup besar dengan hadirnya 40 lebih kedai kopi sehingga Petani tidak sulit lagi mencari pasarnya.

    “Event kopi Banten yang diadakan oleh BEM Faperta di kalangan Mahasiswa menandakan bahwa kepedulian masyarakat terhadap Kopi Banten semakin meluas, seiring dengan itu harapannya semua elemen bisa sama-sama meningkatkan kualitas Kopi Banten juga untuk bersaing secara Nasional,” katanya.

    Sementara, Ketua BEM Faperta Untirta, Irfan, berharap dengan adanya event Kopi Banten ini, dapat membuat potensi Kopi Banten semakin dikenal oleh masyarakat. Kendati ia juga mengakui bahwa gaya hidup ngopi belum dapat mengangkat brand kopi lokal.

    ”Oleh karena itu harus ada penguatan peran dan sinergitas dari berbagai elemen seperti Pemerintah, Pebisnis dan Penggiat Kopi, Mahasiswa serta masyarakat Banten untuk bersama-sama meningkat potensi kopi Banten, agar Banten bisa menjadi sentra kopi nasional sehingga kesejahteraan petaninya juga meningkat,” katanya. (DZH)

  • Politisi dan Birokrat Kompak Lawan Tatu

    Politisi dan Birokrat Kompak Lawan Tatu

    SERANG, BANPOS – Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020 menjadi momentum para Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati menarik perhatian masyarakat untuk mengusung dirinya maju ke pesta rakyat 5 tahunan tersebut. Selain itu, bagi partai politik (parpol) yang membuka penjaringan calon Bupati dan Wakil Bupati Serang, dijadikan momentum bagaimana para calon saling berebut mendapatkan dukungan.

    Bakal calon Bupati Serang Wahyu Papat Juni Romadonia, menunjukkan keseriusannya untuk menantang calon Bupati Serang petahana, Ratu Tatu Chasanah. Hal itu dibuktikan olehnya dengan mengembalikan berkas ke sejumlah parpol yang membuka penjaringan bakal calon. Ia mengembalikan berkas ke partai Demokrat ditemani oleh sekretaris Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan jajarannya.

    “Siap dong, saya siap melawan petahana. Kalau ngga siap ngapain maju (mendaftarkan diri),” ungkapnya, saat disinggung soal melawan calon Bupati petahana.

    Tidak hanya berfokus kepada dukungan partai koalisi, ia mengaku bahwa sudah memiliki tim pendukung di hampir seluruh wilayah Kabupaten Serang yang telah meminta dirinya maju sebagai calon Bupati. Ia juga menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol, baik yang membuka penjaringan maupun tidak.

    “Cukup perahu untuk mendaftarkan diri sebagai Bupati,” ujarnya, seraya menahan untuk tidak menyebutkan siapa yang akan menjadi pasangannya.

    Wahyu Papat menegaskan siap bersaing dengan para kandidat lainnya. Sebab, ia mengatakan bahwa saat ini dirinya melihat masyarakat jenuh dengan Bupati yang sekarang, dan ini untuk kebaikan masyarakat juga.

    “Dimana partai itu membuka, saya pasti daftar untuk membuktikan keseriusan saya. (Siap) melawan petahana, kayaknya kan ngga mungkin (disatukan). Jadi melawan saja lah,” ujarnya sembari terkekeh.

    Untuk memperkuat solidaritas para pendukung, baik dari partai maupun diluar partai, diketahui ia terus merawat pendukungnya saat dirinya maju ke pencalonan legislatif DPR RI 2919 dari partai PKB.

    “Masih kuat, masih solid dan belum pecah sama sekali. Jadi untuk jaringan InsyaAllah,” tegasnya.

    Terpisah, Bakal calon wakil Bupati asal birokrat, Sarjudin pun mengaku siap melawan petahana. Sama halnya dengan Wahyu Papat, ia terus memperkuat jaringan melalui masyarakat dan para kyai dengan meminta doa restunya.

    Meskipun demikian, ia menegaskan alasan maju ke Pilkada tahun 2020 dengan posisi Wakil Bupati, karena ia bukan dari anggota parpol. Namun ia melihat kurang sejahteranya para nelayan dan petani.

    “Saya ingin memajukan Kabupaten Serang dengan memaksimalkan potensi nelayan dan petani. Karena banyak daripada nelayan dan petani yang saat ini dinilai belum banyak diperhatikan,” ungap ASN yang beberapa bulan akan memasuki masa pensiun ini, saat ditemui di ruang kerjanya.

    Ia menjelaskan, perhatian Pemerintah Kabupaten Serang dinilai kurang untuk para petani. Saat ini, lanjut dia, rata-rata petani menghasilkan 5 ton padi. Hal itu, kata dia, bisa ditingkatkan hasil panen menjadi 10 ton padi dengan memakai bibit unggul seperti di daerah Karawang.

    “Ini belum semua diperhatikan. Rata-rata petani saat ini panen hanya mendapatkan 5 ton. Bisa tingkatkan jadi 10 ton, yatiu dengan cara menanam bibit unggul, seperti di daerah Karawang,” jelasnya.

    Belum lagi, lanjut dia, ketika lahan tersebut diselingi dengan menanam palawija. Dan ia melihat saat ini bantuan hal seperti itu masih dipersulit prosesnya.

    “Ngasihnya jangan dipersulit, kasih bibit untuk kelompok tani. Karena kan kelompok tani ini susah ada di setiap desa,” tuturnya.

    Begitupun dengan Bibit ikan lele. Ia menerangkan, ribuan pedagang lele yang berjajar di sekitar Kabupaten Serang. Namun, kata dia, lele yang dijual tersebut masih mengambil dari luar daerah Kabupaten Serang.

    “Berapa ribu pedagang lele di seluruh Kabupaten Serang. Tapi ikan Lele saat ini masih disuplai dari luar,” tuturnya.

    Ia menginginkan, peternak lele digalakkan. Begitu juga dengan penanganan pengangguran yang saat ini berdiri 800 industri baik berat maupun industri kecil.

    “Kita maksimalkan pengangguran di kabupaten Serang,” katanya.

    Ia juga menyoroti para petani garam belum banyak di Kabupaten Serang. Padahal, kata dia, kalau melihat potensi lahan yang ada, saat panen garam bisa mencapai 10 ton dengan kadar 94 persen. Namun saat ini, Pemkab Serang masih mengutamakan impor garam dengan alasan lebih berkualitas.

    “Posisi garam saat ini masih kebanyakan impor. Sedangkan produk lokal anjlok,” tegasnya.

    Dengan demikian, jika seluruh roda perekonomian baik dari petani dan nelayan, Pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Serang yang saat ini hanya 800 miliar, bisa meningkat dua kali lipat.

    “Bisa jadi 1,5 T kalau saya jadi Wakil Bupati,” tandasnya. (MUF)

  • Cuci Kendaraan Para Guru, Cara OSIS MA Al-Khairiyah Pipitan Rayakan Hari Guru Nasional

    Cuci Kendaraan Para Guru, Cara OSIS MA Al-Khairiyah Pipitan Rayakan Hari Guru Nasional

    Siswa MA Al-Khairiyah Pipitan saat membersihkan kendaraan guru dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, Senin (25/11).
    Siswa MA Al-Khairiyah Pipitan saat membersihkan kendaraan guru dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, Senin (25/11).

    CIRUAS, BANPOS – Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) MA Al-Khairiyah Pipitan memperingati hari guru dengan cara yang cukup unik. Pasalnya, mereka memperingati hari guru dengan cara mencuci kendaraan guru, menyemir sepatu dan juga menyambut guru dengan seduhan kopi.

    “Jadi kami dari OSIS ke 48 MA Al-Khairiyah Pipitan bersama dengan para panitia membuat peringatan yang berbeda dalam hari guru ini. Pertama, pada saat guru datang itu kami sambut dengan shalawatan,” ujar Wakil Ketua OSIS, Khoirunnisa, Senin (25/11).

    Selanjutnya, kata Khoirunnisa, para guru diajak menuju aula sebagai tempat acara peringatan hari guru itu. Di sana, mereka melangsungkan acara secara formal. Namun, sebagian panitia lainnya berada di lapangan.

    “Mereka yang di lapangan inilah mereka mencuci motor para guru sebagai bentuk bakti mereka terhadap guru-guru kita,” jelasnya.

    Selain mencuci kendaraan, para murid itu juga menyemir sepatu para guru yang ada. Tak lupa, mereka pun menyediakan kado spesial yang diberikan kepada pahlawan tanpa tanda jasa itu.

    “Kami pun juga melakukan potong tumpeng. Jadi potong tumpeng ini sebagai bentuk syukur kita bahwa kita saat ini masih bisa diberikan kesempatan untuk memperingati hari guru, dan mengenyam pendidikan yang layak,” ucapnya.

    Suasana harmonis yang terbangun antara guru dan murid itu, lanjutnya, diselingi dengan penampilan-penampilan yang telah disiapkan oleh OSIS. Hiburan inipun menambah suasana harmonis antara guru dengan murid.

    “Penampilan-penampilan yang dipersembahkan untuk para guru di antaranya yaitu musikalisasi puisi, paduan suara, marawis, nasyid, nadhoman, pidato, dan lainnya,” kata Khoirunnisa.

    Di akhir, ia mengatakan bahwa acara tersebut ditutup dengan halal bi halal. Tujuannya, untuk mempererat hubungan antara guru dengan muridnya.

    “Karena kita tahu, hubungan antara guru dengan murid itu harus terjalin dengan baik. Komunikasi yang terbangun juga harus baik, agar kegiatan belajarnya juga baik,” tandasnya. (DZH)

  • Peringati Hari Penghapusan Kekerasan Perempuan, FPR Sebut Pembangunan Tidak Berbasis Gender

    Peringati Hari Penghapusan Kekerasan Perempuan, FPR Sebut Pembangunan Tidak Berbasis Gender

    Teatrikal yang dilakukan FPR Banten, Senin (25/11). Terlihat salah satu massa aksi memperagakan tindak kekerasan terhadap perempuan. (Diebaj/BantenPos)
    Teatrikal yang dilakukan FPR Banten, Senin (25/11). Terlihat salah satu massa aksi memperagakan tindak kekerasan terhadap perempuan. (Diebaj/BantenPos)

    SERANG, BANPOS – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) Banten menggelar aksi simpatik dalam memperingati hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di depan Kampus A Untirta.

    Dalam aksi ini, mereka menuntut agar perempuan, terutama di Provinsi Banten, dapat lebih berdaya, menghentikan segala kekerasan terhadap perempuan, dan penuhi hak-hak para perempuan. Selain itu, mereka juga menuntut agar pembangunan di Provinsi Banten dapat lebih berbasis gender.

    Humas Aksi, Ega Khairunisa, mengatakan bahwa hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan diperingati untuk mengenang perjuangan tiga orang perempuan yang telah mati dalam memperjuangkan hak demokratisnya di Republik Dominika.

    “Sejarah mengatakan, ada perjuangan tiga bersaudari di Republik Dominika melawan diktator fasis, yaitu Rafael Trujilo. Mereka dibunuh karena menyuarakan hak-hak demokratisnya pada tanggal 25 November 1960,” ujarnya, Senin (25/11).

    Ia mengatakan, berdasarkan data yang pihaknya miliki, di Indonesia saat ini terdapat 237 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sedangkan di Banten sendiri, kata Ega, terdapat 36 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

    “Laporan tahunan Komnas Perempuan di Banten, mengatakan bahwa di Indonesia terdapat 237 kasus kekerasan terhadap perempuan. Dan khusus di Banten, sebanyak 36 kasus sedang ditangani oleh LPA Banten, dan 82 persennya merupakan kasus kekerasan perempuan,” ucapnya.

    Mahasiswi yang juga merupakan ketua Seruni Ranting Untirta ini mengaku bahwa pembangunan di Provinsi Banten, masih belum berbasis gender. Akibatnya, banyak hak-hak dari perempuan yang masih belum dipenuhi oleh Pemerintah Daerah di Provinsi Banten.

    “Bahkan di Untirta pun dalam pembangunannya tidak memenuhi hak-hak daripada perempuan. Seperti disediakannya ruangan khusus untuk menyusui bagi dosen yang baru saja melahirkan. Sama dengan beberapa kantor pelayanan publik di Banten,” katanya.

    Ia juga mengaku, perampasan lahan yang kerap terjadi di pedesaan, memaksa para perempuan untuk pergi ke kota maupun ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. Akibatnya, banyak dari para perempuan, khususnya yang bekerja sebagai TKW, menjadi korban kekerasan dari majikannya seperti Ruyati yang meregang nyawa akibat disiksa.

    “Selain itu juga, para buruh harian lepas di perkebunan sawit di Siak, Riau pun mendapatkan kekerasan yang serupa. Misalkan, para buruh ingin cuti karena haid, para mandor akan melakukan pelecehan dengan cara selangkangan buruh itu disenter dan diraba-raba,” jelasnya.

    Di akhir, ia menuntut agar segala bentuk kekerasan dan persekusi terhadap perempuan, harus dihapuskan dari Dunia, khususnya di Indonesia. Selain itu, ia menuntut agar pemerintah memenuhi seluruh hak perempuan, dengan melakukan pembangunan berbasis gender.

    “Hentikan seluruh bentuk persekusi dan penangkapan terhadap perempuan pejuang HAM, serta hentikan segala bentuk kekerasan dan kriminalisasi terhadap perempuan. Lakukan pembangunan daerah yang berbasis gender,” tandasnya. (DZH)

  • Awas Anggaran Siluman dan Titipan, APBD Jangan Abaikan Perencanaan

    Awas Anggaran Siluman dan Titipan, APBD Jangan Abaikan Perencanaan

    Ilustrasi Anggaran Siluman pada APBD. (BANPOS)
    Ilustrasi Anggaran Siluman pada APBD. (BANPOS)

    SERANG, BANPOS – Pattiro Banten dan Banten Bersih menegaskan bahwa RAPBD Kota Serang tahun 2020 harus sesuai dengan perencanaan yang ada. Hal ini untuk menghindari masuknya anggaran titipan maupun anggaran ‘siluman’ yang merugikan masyarakat pada APBD Kota Serang tahun 2020.

    Direktur Eksekutif Pattiro Banten, Angga Andrias, mengatakan bahwa masuknya anggaran titipan maupun anggaran ‘siluman’ dikarenakan dalam penyusunan RAPBD, mengabaikan perencanaan yang telah ada.

    “Sebelum adanya RAPBD, itu ada yang namanya Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) hingga kepada Kebijakan Umum Anggaran – Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Nah RAPBD itu didasarkan kepada perencanaan-perencanaan itu,” ujarnya, Minggu (24/11).

    Selain itu, minimnya pengawasan yang dilakukan juga dapat menjadi salah satu penyebab masuknya anggaran titipan dan anggaran siluman, baik yang dilakukan oleh Dewan maupun Pemkot Serang sendiri. Sehingga, ia mengatakan harus dilakukan evaluasi atas RAPBD yang telah disusun.

    “Kalau memang sudah jadi, maka perlu dilakukan evaluasi. Seperti adanya kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan RKPD maupun KUA-PPAS. Biasanya kegiatan-kegiatan yang tidak menyelesaikan persoalan. Maka perlu rasionalisasi anggaran atas kegiatan itu. Kalau gak rasional, maka harus dihapus. Karena biasanya itu titipan atau siluman,” ucapnya.

    Angga mengatakan, RKPD dan KUA-PPAS adalah perencanaan yang telah disepakati bersama dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, ketika muncul anggaran yang ternyata diluar dari anggaran yang telah direncanakan, harus dipersoalkan.

    “Karena RKPD itu merupakan kesepakatan atas kegiatan apa saja yang mau dilaksanakan, persoalan apa saja yang akan diselesaikan. Baru di KUA-PPAS itu kita membicarakan anggaran sementara. Jadi harus menjadi persoalan apabila di RKPD maupun di KUA-PPAS itu tidak ada, namun muncul pada RAPBD. Itulah yang namanya anggaran siluman,” tegasnya.

    Dalam proses perencanaan, lanjutnya, Pemda seharusnya telah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan (SIMRAL). Hal ini agar dapat meminimalisir penyimpangan anggaran. Namun Angga menyayangkan, tidak ada keterbukaan dalam aplikasi SIMRAL ini.

    “Sebenarnya kita bisa untuk melaporkan adanya temuan-temuan yang ada pada RAPBD ini ke Kemendagri. Karena persetujuan itu ada di Kemendagri. Makanya, kalau memang ada anggaran seperti itu, Pemda seharusnya segera menyelesaikan secara internal. Namun kan kondisinya saat ini keberadaan SIMRAL itu tidak bisa di akses oleh publik secara umum,” ucapnya.

    Saat ditanya apakah adanya anggaran titipan dan siluman dapat dikenakan ke ranah pidana, Angga mengaku selama masih belum titetapkan secara sah dan belum digunakan, sehingga tidak masuk ke ranah pidana. Akan tetapi, apabila Pemkot memaksakan untuk disahkan, dan digunakan pada periode APBD berjalan, hal itu dapat masuk ke ranah pidana.

    “Kalau belum dilakukan, maka itu tidak bisa masuk ranah pidana. Karena kan RAPBD itu masih perencanaan. Kecuali kalau memang tetap dipaksakan masuk ke dalam APBD dan telah dilaksanakan, itu akan jadi penyimpangan pelaksanaan anggaran. Dan bisa masuk ke ranah tindak pidana,” tegasnya.

    Sementara itu, Peneliti Banten Bersih, Aco Ardiansyah, menegaskan bahwa adanya anggaran titipan dan anggaran siluman pada RAPBD Kota Serang dapat dikategorikan sebagai korupsi. Karena, Pemda Kota Serang telah menganggarkan sesuatu yang menyimpang.

    “Iyah, anggaran siluman atau anggaran titipan bukan lagi menjadi pintu masuk (korupsi), tapi sudah bisa dikategorikan korupsi namanya, sebab menyimpang dan sudah berbuat,” ujarnya saat dihubungi awak media.

    Menurutnya, proses perencanaan yang transparan dan partisipatif dapat menjadi pencegah adanya anggaran titipan dan anggaran siluman. Karena menurutnya, dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) lah biasa dijadikan waktu untuk meletakkan anggaran titipan dan siluman.

    “Ada beberapa tahapan penyusunan, mulai sejak pada Musrenbang yang harus terbuka dan partisipatif, kemudian pada saat menuju RKPD, selanjutnya pada KUA PPAS, hingga pada RKA. Nah dalam RKA ini lah biasanya letak titipan dan anggaran-anggaran siluman tersebut,” jelasnya.

    Ia pun menegaskan, apabila Pemkot Serang tetap memaksakan anggaran titipan dan siluman itu untuk masuk dalam RAPBD, maka Pemda Kota Serang telah melangkahkan kaki menuju lubang korupsi.

    “Kalau sudah demikian, artinya, baik eksekutif maupun legislatif sama-sama melangkah ke ranah korupsi, sebab anggaran itu dibahas oleh keduanya itu. Berarti mereka tidak mempunyai komitmen membangun pemerintahan yang baik,” tandasnya. (DZH)

  • Rebut 31 Medali, Banten Perbaiki Peringkat di Popnas

    Rebut 31 Medali, Banten Perbaiki Peringkat di Popnas

    SERANG, BANPOS — Kontingen Banten berhasil memperbaiki peringkat dalam klasemen akhir perolehan medali Popnas XV di Jakarta 16-25 November 2019. Pada Popnas kali ini, Banten berhasil menempati posisi keenam dalam klasemen akhir perolehan medali, dengan meraih 9 emas, 7 perak, dan 15 perunggu atau total 31 medali.

    Sedangkan, pada Popnas di Jawa Tengah pada tahun 2017, kontingen Banten hanya menempati peringkat ketujuh.

    Adapun, atlet Banten yang berhasil mempersembahkan emas antara lain Rizki Juniansyah pada cabang angkat besi kelas 73 kg putra; Petrus Khrisna Putra Suarlembi, cabang taekwondo under 45 kg putra; Rifki Naufal Putra Ramadhan cabang taekwondo under 73 kg putra; karate kata beregu putri dan Clement Satya Widya Wina cabang taekwondo under 59 kg putra; Adit (atletik), Dila Pupita Supriyadi (judo) dan lain-lain.

    Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga, Deden Apriandi mengaku bersyukur atas prestasi yang diraih putra-putri terbaik Banten pada event Popnas yang berlangsung di Jakarta.

    “Alhamdulillah, prestasi Banten lebih baik dibandingkan Popnas sebelumnya di Jawa Tengah. Waktu itu, Banten hanya finis di urutan ketujuh dalam klasemen akhir perolehan medali, sedangkan tahun ini di Jakarta, Banten berhasil menempati posisi keenam,” ujar Deden, Minggu (24/11).

    Deden mengapresiasi kerja keras seluruh kontingen, baik atlet maupun ofisial yang telah berjuang mengharumkan nama Banten di pentas nasional. “Seluruh unsur kontingen sudah berjuang maksimal. Saya berharap, pada event berikutnya, Banten bisa meraih prestasi lebih baik dibandingkan sekarang,” katanya.

    Dengan keberhasilan memperbaiki peringkat Popnas, Deden berharap bisa memotivasi para atlet yang akan terjun pada ajang PON Papua tahun 2020. Pasalnya, banyak atlet yang diterjun di Popnas, juga akan terjun pada PON Papua.

    “Mudah-mudahan para atlet PON termotivasi dengan keberhasilan atlet Popnas ini,” tuturnya.

    Ditanya pembinaan sebelum dikirim ke Popnas, Deden mengakatakan, seluruh atlet sudah mengikuti pelatihan rutin di bawah arahan pelatih berkualitas. Bahkan, beberapa cabang olah raga sudah menggunakan sport science atau ilmu pengetahuan dalam proses persiapan menuju Popnas di Jakarta.

    “Mungkin hanya Banten yang sudah menggunakan sport science dalam latihan. Memang prestasi yang sudah menggunakan metode sport science menonjol. Terbukti atlet angkat besi mampu memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri. Namun, memang belum semua cabang menggunakan sport science,” kata Deden.

    Terkait penggunaan metode sport science, Deden mengatakan, pihaknya sudah bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olah Raga serta Universitas Dipenogoro, Semarang Jawa Tengah.

    “Penggunaan sport science untuk membantu meningkatkan potensi atlet, baik dari sisi fisiologi, psikologi, maupun biomekanika. Oleh karena pelatih akan mudah mengetahui kelebihan dan kekurangan atlet akan diketahui melalui alat. Termasuk risiko cedera para atlet. Ke depan, diharapkan semua cabang sudah menggunakan sport science,” jelasnya.

    Namun, keberhasilan para atlet pada event Popnas kali ini, kata Deden, tidak terlepas dari dukungan Gubernur Banten Wahidin Halim, Wakil Gubernur Andika Hazrumy, Sekda Banten serta masyarakat Banten. Dukungan tersebut diberikan, baik saat persiapan maupun pelaksanaan Popnas XV di Jakarta.

    “Terima kasih atas dukungan Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur Banten Serta Pak Sekda Banten. Dukungan para pimpinan sangat besar sekali. Apalagi, kan Pak Gubernur senang berolah raga. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang sudah memberikan doa dan dukungan, sehingga prestasi atlet Banten pada Popnas lebih meningkat,” ucapnya.

    Sementara, berdasarkan klasemen akhir Popnas XV 2019, kontingen Jawa Barat akhirnya menggeser DKI Jakarta dalam perolehan medali. Jawa Barat yang sebelumnya hanya menempati posisi dua atau tiga di bawah DKI Jakarta dan Jawa Timur, akhirnya berhasil menjadi juara umum dengan meraih 37 medali emas, 34 perak, dan 28 perunggu.

    Sementara, DKI Jakarta yang sejak awal memimpin klasemen harus puas di posisi kedua dengan meraih 36 emas, 30 perak dan 27 perunggu. Disusul Jawa Timur 29 emas, 30 perak dan 43 perunggu; Jawa Tengah 18 emas, 26 perak, dan 37 perunggu, dan Bali di posisi kelima meraih 18 emas, 16 perak dan 27 perunggu. (DZH)