Penulis: Panji Romadhon

  • Iti Belajar BumDes ke Yogyakarta

    Iti Belajar BumDes ke Yogyakarta

    Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya bersama jajaran saat poto bersama usai kunjungan ke BUMdes Panggung Lestari. (ist)

    LEBAK,BANPOS-Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya melakukan Study Komparasi ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panggung Lestari, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (16/11).

    Bumdes Panggung Lestari sendiri merupakan Bumdes yang berhasil meraih penghargaan tingkat ASEAN, 4th ASEAN Leadership Award on Rural Development and Poverty Eradication satu minggu lalu di Nay Pyi Taw, Myanmar. Tid.

    Penghargaan tersebut merupakan wujud penghargaan yang diberikan oleh masyarakat ASEAN atas kepemimpinan yang dipandang memegang peranan penting dalam pembangunan desa dan pengurangan kemiskinan.

    Dihadapan Bupati Bantul, Suharsono dan jajarannya, Iti mengucapkan selamat kepada Pemerintah Desa Panggungharjo, atas diraihnya penghargaan Bumdes Panggung Lestari ditingkat ASEAN.

    “Tidak salah tentunya kami hadir kesini untuk belajar dan menggali lebih jauh bagaimana manajemen dan tata kelola Bumdes oleh pemerintah Desa Panggunghario,” katanya.

    Iti juga mengatakan, apa yang telah diraih oleh Desa Panggungharjo selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebak dengan visi sebagai destinasi wisata unggulan nasional berbasis potensi lokal melalui 5 misi yaitu meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia, meningkatkan produktivitas perekonomian daerah melalui pengembangan pariwisata, meningkatkan ketersediaan infrastruktur wilayah, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

    “Di tengah era yang semakin cepat ini, desa harus semakin adaptif dan kreatif dalam menyikapi perkembangan zaman dimana Pemerintah Kabupaten Lebak terus mendorong setiap desa agar mampu memberikan keunggulan komparatif yang berbasis kearifan lokal setempat dan menjadi ikon yang bisa mengenalkan desa tersebut ke dunia luar, sehingga desa mampu menjadi desa mandiri dan secara langsung berdampak pada peningkatan kesejahteraan warganya,” terangnya.

    Iti menambahkan, pihaknya akan segera menyusun rencana kerja pengembangan Bumdes dan menjadikan Desa Panggungharjo sebagai Role Model dan menambah motivasi bagi pengembangan desa serta membawa virus kebaikan bagi desa lainnya di kabupaten lebak.

    Sementara itu, Bupati Bantul, Suharsono mengatakan, kunjungan silaturahmi yang dilakukan Pemerintah Daerah Lebak seperti ini diharapkan mampu mengisi kekurangan dan kelebihan daerahnya masing- masing demi terwujudnya pemerintahan yang lebih baik lagi kedepannya.

    “Terima kasih atas kunjungannya, mana yang perlu kita ambil dari lebak, mana dari bantul. Intinya saling mengisi untuk kemajuan daerah kita,” katanya.(dhe/imi)

  • Pemkot Berencana Bentuk Perwal Beubasan, Satu Hari Gunakan Bahasa Daerah

    Pemkot Berencana Bentuk Perwal Beubasan, Satu Hari Gunakan Bahasa Daerah

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin berfoto bersama panitia dan tamu undangan acara milad Bahasa Jawa Serang (BJS), kemarin.

    SERANG, BANPOS – Pemkot Serang berencana akan menerapkan aturan satu hari dalam satu pekan masyarakat Kota Serang berbahasa Jawa Serang atau beubasan. Hal tersebut dalam rangka memasifkan kembali Beubasan di kalangan masyarakat.

    Demikian disampaikan Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, seusai menghadiri acara Milad IX Komunitas Bahasa Jawa Serang (BJS) Banten di Gedung Gelanggang Remaja (GGR), Minggu (17/11).

    “Kami baru saja membuat Perwal tentang batik Kota Serang. Terus ke depan ada Perwal juga untuk satu hari dalam satu minggu, kalau di Jawa Barat ada Rabu Nyunda. Mungkin di Kota Serang ada Selasa Beubasan atau Kamis Beubasan, atau Jumat Beubasan. Kami lagi kaji itu,” ujar Subadri kepada awak media.

    Komitmen Pemkot Serang dalam pelestarian Beubasan, lanjutnya, dengan memasukan Beubasan ke dalam kurikulum muatan lokal (mulok) di pendidikan mulai jenjang SD dan SMP.

    “Selain itu nama-nama taman yang ada di Kota Serang, diganti namanya seperti Taman K3 Ciceri diganti namanya dengan Taman Deduluran, lalu ada Taman Cecantelan, Taman Mbok Nyai Bapeyai. Itu dilakukan sebagai upaya dalam melestarikan Beubasan,” ucapnya.

    Menurut Subadri, penggunaan Beubasan sangat penting karena sebagai bentuk identitas daerah Serang. Oleh karena itu, pihaknya tak bosan-bosan mengimbau kepada masyarakat untuk membiasakan kembali menggunakan Beubasan dalam kehidupan sehari-hari.

    “Terhitung sejak saya jadi ketua dewan sampai sekarang, selama masyarakatnya bisa untuk menggunakan Beubasan, maka saya maksakan menggunakan Beubasan. Itu untuk membiasakan diri dalam rangka melestarikan bahasa ini,” jelasnya.

    Selain itu, Subadri pun berharap melalui komunitas BJS, kuliner lokal khas Serang dapat meningkat dari sisi kemasannya, sehingga dapat dipasarkan hingga tingkat nasional.

    “Kuliner lokal kita dari sisi pemasaran dan kemasan masih belum. Kalau daging rendang khas masakan Padang itu bisa dikemas, kenapa rabeg tidak bisa? Saya berharap kuliner khas Serang pemasaran dan kemasannya bisa ditingkatkan lagi supaya pasarannya tembus pasar nasional,” harap Subadri.

    Ia juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran komunitas BJS ini. Ia berharap melalui komunitas BJS ini Beubasan dapat diakui oleh masyarakat Banten khususnya.

    “Pertama baik atas nama pribadi dan Pemkot Serang sangat bersyukur dan sekaligus mengapresiasi yang setinggi-tingginya. Semoga Bahasa Jawa Serang ini makin jaya dan keberadaannya diakui oleh masyarakat Kota Serang khususnya,” tutupnya.

    Sementara itu, Ketua BJS Banten, Lulu Jamaludin, sangat mengapresiasi atas dukungan Pemkot Serang tersebut. Ia berharap di Serang adanya penerapan aturan satu hari berbahasa Jawa Serang yaitu Jumat Jaseng (Jawa Serang) atau Jumat Beubasan.

    “Kalau BJS tidak melestarikan Bahasa Jawa Serang kedepan Bahasa Jawa Serang akan musnah. Makanya jangan malu gunakan Bahasa Jawa Serang,” kata Lulu.

    Ia menuturkan, selain memasifkan Bahasa Jawa Serang di komunitasnya, pihaknya pun terus masif menyosialisasikan Beubasan kepada masyarakat luas.

    “Sementara ini kami sosialisasikan sekolah-sekolah bagaimana agar mereka (siswa) selalu menggunakan Bahasa Jawa Serang,” tutur dia.

    Lulu menyebutkan, jumlah anggota komunitas BJS sudah mencapai 25 ribu anggota. Untuk perekrutan anggota BJS sangat selektif karena tujuan komunitas BJS adalah melestarikan Beubasan.

    “Kalau di komunitas kami wajib menggunakan Beubasan dua hari dalam satu minggu yakni Kamis dan Jumat. Kalau ada anggota kami yang menginfokan di grup tapi tidak menggunakan Beubasan, kami akan hapus. Kalau sampai tiga kali diperingatkan tetep ngeyel kami blokir. Karena BJS itu mengedepankan kualitas bukan kuantitas,” tegasnya.

    Untuk kuliner khas Serang yang potensial, ia mengakui bahwa kuliner khas Serang masih jadi tamu di rumah sendiri khususnya di Kota Serang. Oleh karena itu, ia bersama rekan-rekan BJS Banten terus memperkenalkan makanan khas Kota Serang seperti jejorong, kontol sapi, cecuer, kolak radio, sambel kutang (kulit tangkil), bintul, roti gulacir, dan lainnya. Pasalnya, kuliner khas Kota Serang kurang dilirik oleh masyarakat Banten maupun luar Banten. Padahal, manfaatnya banyak dirasakan.

    “Saya kira, makanan khas Kota Serang lebih sehat dan bergizi. Terlebih tidak memakai bahan pengawet. Kami juga berharap Pemkot turut mengkampanyekan makanan khas Serang di acara-acara resmi baik di Banten maupun di luar Banten,” ungkapnya.

    Ia juga mengaku tengah berupaya mengembangkan potensi kuliner yang ada di Kota Serang. Melalui mengkampanyekan makanan sehat khas Kota Serang melalui internet, hingga akan meluncurkan cafe yang berbahasa Beubasan.

    “Berbagai upaya akan kami lakukan, untuk memperkenalkan makanan khas Kota Serang. Masyarakat Banten maupun luar Banten harus mengetahui kalau Kota Serang memiliki makanan yang bergizi dan juga sehat,” tandasnya. (DZH)

  • Airin Minta Maaf Soal CFD, Janjikan Pelayanan Lebih Meningkat

    Airin Minta Maaf Soal CFD, Janjikan Pelayanan Lebih Meningkat

    Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan Taryono serta puluhan masyarakat Tangerang Selatan terlihat mengukuti senam pagi di acara Car Free Day menyambut Hari Ulang tahun Kota Tangerang Selatan ke 11, Ciater, Serpong, Minggu (17/11).

    TANGSEL, BANPOS – Tidak terasa, Kota Tangerang Selatan pada 2019 ini sudah memasuki usia yang ke- 11. Berbagai persiapan dilakukan untuk merayakan perayaan HUT Tangsel yang jatuh pada akhir November 2019 mendatang.
    Salah satunya uji coba car free day di Jalan Ciater, Serpong, Kota Tangsel, Minggu (17/11/2019).
    Menurut Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, saat ini pelayanan di Kota Tangsel terus meningkat. Berbagai sistem yang mempermudah masyarakat diaplikasikan.
    Di usianya yang semakin matang, Airin terus melakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu yang tengah diupayakan, adalah pelaksanaan CFD di jalan Ciater. Yang mana sedang masa percobaan.
    “Kalau sukses akan terus dilakukan, jadi mohon maaf kalau memang mengganggu. Tapi Insya Allah bermanfaat,” kata Airin dalam pelaksanaan CFD tersebut.
    Sementara dalam pelaksanaan ini juga ada beberapa acara diselenggarakan. Misalnya jalan santai dan pameran kesenian yang memang sudah disiapkan. “Pelaksanaan ini merupakan salah satu dari rangkaian perayaan HUT Tangsel ke- 11,” ucapnya.
    Sementara perayaan puncaknya akan dilaksanakan di Lapangan Pondok Aren, pada tanggal 25 November 2019 mendatang. Dengan menampilkan beberapa hiburan yang siap diberikan kepada masyarakat. (net/pbn)
    sumber: Warta Kota

  • Kesehatan Jadi Bahan Dagangan, Pemkot Pamer Penghargaan

    Kesehatan Jadi Bahan Dagangan, Pemkot Pamer Penghargaan

    HKN TANGERANG SELATAN: Wakil Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie bersama pejabat serta pegawai Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan terlihat melakukan foto bersama usai mengikuti acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) kota Tangsel di Lapangan Kecamatan Pamulang, Kemarin.

    PAMULANG, BANPOS – Sejumlah keberhasilan dan penghargaan di bidang kesehatan terus didengung-dengungkan elit Pemkot Tangsel kepada masyarakat. Seperti dilakukan saat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55.

    Peringatan HKN digelar, Sabtu (16/11/2019) di Lapangan Kecamatan Pamulang, Jalan Siliwangi, Pamulang Barat, Pamulang, Tangsel.

    Bahkan peringatan berlangsung meriah itu menjadi ajang pembuktian Dinkes Tangsel atas segala capaian diraihnya.

    Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, keberhasilan Pemkot ditunjukkan, salah satunya oleh adanya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di setiap tahunnya.

    “IPM yang menjadi salah satu parameter tingginya angka harapan hidup di Tangsel,” jelas Benyamin.

    Selain itu, keberhasilan dibuktikan dengan perbaikan atas dua isu utama yaitu menurunnya angka stunting di Tangsel dan perbaikan terhadap jaminan ksehatan nasional.

    Benyamin mengatakan, sesuai dengan tema yang diusung, tentunya prestasi itu merupakan hal luar biasa, terutama dalam mewujudkan generasi sehat, Indonesia unggul.

    “Dengan target meningkatkan angka harapan hidup masyarakat,” imbuhnya.

    Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni mengatakan, HKN ke-55 ini pihaknya memberikan bukti kepada masyarakat atas capaian yang telah diraihnya.

    “Salah satunya Kota Sehat Tingkat Wistara, yaitu penghargaan dengan tingkat puncak (tertinggi). Selain itu juga kita dapat penghargaan Kantin Sehat tingkat Nasional, dalam hal ini diwakilkan oleh kampus ITI,” tuturnya.

    Selain sederet penghargaan tersebut, pihaknya pun telah berhasil meningkatkan tingkat kepuasan pelayanan kesehatan, khususnya kepuasan masyarakat yang menikmati fasilitas Puskesmas.

    “Hal itu berdasarkan survei yang kami lakukan setiap tahunnya. Alhamdulillah tingkat kepuasan pelayananannya cukup tinggi,” ujar Deden.

    Sederet torehan prestasi itu, kata Deden, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pemerintah dan warga Tangsel.

    “Bahwa kepedulian terhadap kesehatan harus tetap diupayakan,” terangnya.

    Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Tangsel Iin Sofiawati menuturkan, dalam HKN kali ini, pihaknya juga memberi berbagai penghargaan bagi setiap pihak yang terlibat dalam mendukung atas sederet prestasi yang telah diraih.

    “Salah satunya pada lokus-lokus saat dilakukan verifikasi Kota Sehat. Selain itu penghargaan juga diberikan kepada ASN yang paripurna (pensiun), tenaga medis teladan, dan puskesmas berprestasi,” tuturnya.

    Selain itu, untuk meramaikan perayaan HKN kali ini, pihaknya juga menggelar berbagai lomba.

    “Selain lomba senam, adapula lomba inovasi puskesmas. Jadi masing-masing puskesmas saling berlomba menghasilkan inovasi baru dalam bidang pelayanan,” tandasnya. (bnn/pbn)

  • Korban First Travel Asal Tangsel Enggan Ikhlas, Hasil Lelang Aset Dirampas Negara

    Korban First Travel Asal Tangsel Enggan Ikhlas, Hasil Lelang Aset Dirampas Negara

    Rumah mewah milik bos First Travel di Sentul City, Bogor (sumber: Jawa Pos)

    PONDOK AREN, BANPOS – Para calon jamaah umroh korban penipuan dari First Travel (FT) merasa negara tidak boleh merampas hasil dari pelelangan dari barang bukti (Barbuk) kasus penggelapan uang jamaah umroh First Travel (FT). Sebagaimana diketahui, keputusan untuk melelang aset FT sudah inkrah. Jadi, jamaah umrah tidak kebagian harta dari kasus FT yang menipu ribuan jamaah tersebut.

    Salah seorang korban penipuan FT asal Tangsel, Lyna Syafi’i, menolak jika negara merampas seluruh hasil lelang dari aset tersebut. Ia merasa, negara tidak dirugikan dan tidak mempunyai hak untuk mengambil seluruh hasil lelang tersebut.

    “Yang jelas tidak ridho seribu persen kalau disita pemerintah. Kembalikan ke umat,” ujar Lyna kepada BANPOS, Minggu (17/11).

    Selain itu, Lyna yang merupakan pendidik tersebut menyatakan, dirinya tidak meminta untuk dikembalikan pula kepada para korban, namun ia berharap agar dapat digunakan kepada hal yang lebih produktif ketimbang hanya masuk begitu saja ke kas negara.

    “Misalnya dibuat perusahaan, ini kan bisa merekrut banyak orang yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Kalau dikembalikan ke masing-masing individu, khawatir tidak terlalu bermanfaat. Dibuat masjid juga, kita sudah cukup banyak masjid,” jelasnya, seraya menyebutkan, bisa juga dijadikan modal bergulir bagi masyarakat yang membutuhkan.

    Ia menyatakan, kejadian ini harus menjadi pembelajaran bagi semua, baik pemerintah maupun masyarakat. “Pemerintah harus menetapakan standar minimum harga, sedangkan masyarakat harus cerdas dan tidak tergiur dengan promo harga yang tidak masuk akal,” ujarnya.

    Senada dengan Lyna, korban FT lainnya, Noorfatah Muhammad Dimyati, menyatakan keengganannya hasil lelang aset FT diambil oleh pemerintah. Noorfatah yang sudah menyetor sebanyak Rp. 15 juta untuk mendapatkan layanan jasa dari FT ini mengusulkan agar hasil lelang tersebut disetorkan kepada usaha produktif. “Misalnya seperti koperasi 212,” usulnya.

    Ia berharap pada Menteri Agama yang baru agar dapat menjadikan hal ini sebagai masukan untuk perbaikan pada pelayanan umroh kedepan. Sehingga biaya umroh dapat terjangkau, namun tidak menjadi ajang untuk penipuan kembali.

    “Karena khawatirnya, mahalnya biaya umroh dikarenakan ada biaya siluman,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan Jawa Pos Group, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Depok, Yudi Triadi mengatakan, keputusan harta FT menjadi hak Negara, bukan semata-mata tanpa pertimbangan yang matang. Kasus tersebut tidak merugikan uang negara, tapi hasil keputusan majelis hakim sitaan barang bukti untuk negara.

    Menurutnya, kasus tersebut merupakan pencucian uang yang berasal dari para korban jamaah First Travel. Uangnya, malah dibelanjakan barang mewah, seperti mobil, motor dan lainya oleh bos First Travel. “Contohnya, uang dari nasabah Rp1 miliar dibelanjakan bos First Travel. Nah, kalau nanti (barang) dijual duitnya punya siapa?” kata dia bertanya.

    Maka dari itu, kata kajari, majelis hakim mengeluarkan terobosan berupa keputusan tersebut. “Dari pada ini uang jadi ribut dan konflik di masyarakat, akhirnya diputuskan agar uang tersebut diambil negara,” tegas Yudi.

    Dia akan memberitahu kepada para korban, untuk menerima dan ikhlaskan uang tersebut sebagai bentuk sedekah. “Kalau mereka sudah niat umroh tapi diakalin (ditipu) sudah sama itu (pahalanya) kalau di agama Islam,” terang Yudi.

    Selain itu, pihaknya mengaku akan segera melakukan proses lelang barang bukti dan sitaan atas kasus tersebut. “Keputusan kasus First Travel yang telah berkekuatan hukum tetap dinyatakan dirampas untuk negara, artinya sudah ingkrah, otomatis uang hasil lelang nanti masuknya ke negara semua,” tandasnya. (JPG/PBN)

  • Imadiklus Untirta dan Baznas Peringati Hari Kesehatan Nasional

    Imadiklus Untirta dan Baznas Peringati Hari Kesehatan Nasional

    Suasana khitanan massal yang dilaksanakan oleh Imadiklus Untirta, Sabtu (16/11) di Petir.

    SERANG, BANPOS – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN), Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Se-Indonesia (Imadiklus) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Serang dan Provinsi Banten, menggelar kegiatan ‘Imadiklus Mengabdi’.

    Rangkaian dalam kegiatan tersebut diantaranya adalah, Khitanan Massal, Cek Golongan Darah, Donor Darah, serta Imadiklus Mengajar di Desa Kaligandu, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang.

    Kegiatan tersebut mendapatkan direspon baik oleh masyarakat, tidak sedikit masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan bakti social tersebut. Tercatat sebanyak 15 anak mengikuti khitanan massal, 25 orang mengikuti kegiatan cek golongan darah dan sebanyak 25 orang mengikuti Donor darah.

    “Kami sangat mengapresiasi dengan program Imadiklus mengabdi ini, yang orientasinya pada kebutuhan masyarakat setempat. Khususnya khitanan massal yang bertepatan dengan hari kesehatan nasional,” ungkap Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Petir, Agus dalam sambutannya.

    Hal yang sama juga disampaikan oleh, Lurah Kaligandu, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Uum. Dirinya berharap, kegiatan tersebut tidak selesai dalam satu waktu saja.

    “Hal semacam ini, semoga terus dapat dilakukan oleh Imadiklus dan kalangan mahasiswa lainnya sehingga keberadaan mahasiswa terasa oleh masyarakat sekitar,” ungkapnya.

    Ketua Pelaksana imadiklus mengabdi, Nurul, mengatakan bahwa kegiatan bakti sosial dilaksanakan bekerjasama dengan berbagai pihak. Untuk kegiatan donor darah dan cek golongan darah, kata dia, bekerjasama dengan pihak PMI Kabupaten Serang.

    “Untuk khitanan massal, kami bekerjasama dengan Baznas Provinsi dan kabupaten Serang, sedangkan yang mengkhitan itu dari UPT Puskesmas Kecamatan Petir,” ujarnya.

    Kegiatan ini, merupakan program yang telah diagendakan saat rapat kerja kepengurusan tahun 2019-2020. Dilakukan sebagai salah satu implementasi Tridharma perguruan tinggi dan program Divisi Pengabdian.

    “Ini merupakan program yang sudah dirakerkan, mengingat salah satu divisi yang ada yang ada di Imadiklus yaitu pengabdian. Maka kami sepakat untuk membuat program imadiklus mengabdi yang dilaksanakan di Desa Kaligandu, Kecamatan Petir, sebagai implementasi dari Tridarma perguruan tinggi,” tandasnya. (MUF/PBN)

  • Berpura-pura Beli Hp, Dua Pemuda Lukai Penjaga Toko dengan Sajam

    Berpura-pura Beli Hp, Dua Pemuda Lukai Penjaga Toko dengan Sajam

    Ilustrasi

    PONDOK AREN, BANPOS – Tindakan kriminal saat ini mulai semakin nekat, seperti yang dilakukan oleh Ipul, dengan modus berpura-pura membeli handphone, Ipul lantas melakukan tindakan pencurian dengan kekerasan hingga melukai penjaga toko.

    Peristiwa itu terjadi di salah satu toko handphone di Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Rabu (13/11). Pelaku tidak hanya berhasil mencuri dua unit HP tetapi juga sempat melukai penjaga toko HP tersebut.

    “Pelaku atas nama Ipul ini datang ke konter handphone dan berpura-pura membeli dua buah handphone dan kemudian ditaruh oleh penjaga konter Hiu Niko (korban) berada di atas etalase,” ujar Kompol Afroni, Kapolsek Pondok Aren, Minggu (17/11).

    Saat melihat-melihat handphone, pelaku meminjam korek kepada penjaga konter. Akan tetapi, saat korban mengambilkan korek, pelaku kabur dengan membawa dua buah handphone.
    “Pelaku langsung membawa kabur dua unit handphone milik korban dengan cara menaiki motor kawannya yang sedang menunggu di pinggir jalan. Korban kemudian berteriak maling sambil mengejar pelaku dan sempat menarik salah satu pelaku lainnya yakni Mamat (DPO),” tuturnya.

    Namun, tak disangka kedua pelaku ini sudah dibekali senjata tajam untuk melancarkan aksinya dan tak segan-segan melukai korban.

    “Pelaku mencabut senjata tajam dari di pinggangnya dan menusuk tumit kaki sebelah kanan dari korban dan mengakibatkan luka,” ungkapnya.
    Jajaran Polsek Pondok Aren yang tengah berpatroli melihat aksi pencurian tersebut dan langsung mengejar.

    “Anggota berhasil menangkap pelaku, setelah dilakukan penggeledahan terhadap tas rangsel pelaku ditemukan satu bilah celurit dan dua unit handphone. Setelah ditanya pelaku mengakui telah mengambil handphone milik korban, bersama pelaku Mamat yang saat ini DPO. Selanjutnya pelaku dan barang bukti dibawa ke Polsek Pondok Aren,” ujarnya.

    Atas perbuatan tersebut, pelaku disangkakan pasal 365 KUHPidana tentang pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah penncurian.”Ancaman hukuman paling lama 9 tahun penjara,” tandasnya. (bnn/pbn)

  • Ikatan Mahasiswa Baros Picu Pemuda Bergerak di Ekonomi Kreatif

    Ikatan Mahasiswa Baros Picu Pemuda Bergerak di Ekonomi Kreatif

    Suasana seminar kewirausahaan Ikatan Mahasiswa Baros, Sabtu (16/11).

    BAROS, BANPOS – Ikatan Mahasiswa Baros (IKAMABA) menggelar seminar kewirausahaan bertempat di SMAN 1 Baros, Sabtu (16/11).

    Kegiatan bertajuk ‘Peran Pemuda dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis sumber daya alam lokal’ ini menghadirkan pembicara Ketua ICMI Banten, Lili Romli, Kepala Pusat Pengembangan Bisnis UIN “SMH” Banten, As’ari, dan Qualified Financial Advisor di IFAC, Idho Meilano.

    Kegiatan yang dihadiri lebih dari 100 peserta tersebut berasal dari kalangan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), Mahasiswa, dan Pemuda Baros.
    Dalam pembahasannya, dikupas tuntas bagaimana peran pemuda di era millenial, dalam mengembangkan ekonomi kreatif dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal.

    “Kami melihat sangat miris sekali, ketika lulusan SMA sederajat bingung harus kerja dimana, dan banyak pemuda Baros yang menganggur,” ungkap Ketua Umum IKAMABA, Uwes Qorni di sela-sela kegiatan.

    Apalagi, lanjut dia, hari ini menurut data dari badan pusat statistik nasional, Provinsi Banten menyandang gelar nomor satu pengganguran tingkat Nasional. Di kegiatan kali ini, dirinya berharap baik pelajar, mahasiswa, dan pemuda Baros, agar dapat memanfaatkan sumber daya alam (SDA) lokal menjadi ekonomi kreatif. Tujuannya tidak lain, agar dapat membantu perekonomian nasional, khususnya daerah Baros Kabupaten Serang.

    “Karena sesuai dengan slogan IKAMABA, berfikir global bertindak lokal. Menurut saya pribadi, IKAMABA hadir dari daerah untuk Nasional,” katanya.

    Diketahui, dari tiga pembicara tersebut, berharap kaum milenial khususnya pemuda Baros, agar dapat memahami kewirausahaan. Agar dapat berwirausaha dengan baik, dan berharap agar menjadi pengusaha-pengusaha sukses kedepannya. (MUF)

  • Satu Korban Terseret Ombak Bagedur Ditemukan Pemancing

    Satu Korban Terseret Ombak Bagedur Ditemukan Pemancing

    Satu dari dua korban yang terseret arus pantai Bagedur atas nama Puji (35) warga Kadomas Pandeglang berhasil ditemukan pemancing pada Sabtu pagi (16/11).

    MALINGPING, BANPOS – Satu dari dua korban yang hilang terseret ombak di Pantai Bagedur pada Jumat siang kemarin, (15/11).

    Korban yang bernama Puji (35) berhasil ditemukannya dalam keadaan meninggal dunia pada Sabtu (16/11) sekitar Pukul 06.00 Wib.

    Dalam siaran pers pihak Kepolisian Malingping menyebut, dari dua korban yang hilang satu orang sudah ditemukan oleh nelayan pencari ikan.

    “Pada hari Sabtu tanggal 16 November 2019 sekitar pukul 06.00 Wib, telah ditemukan mayat Laki-laki terdampar di pesisir Pantai Tenjolaya Desa Sukatani Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak,” demikian tertulis di pesan realease, Sabtu (16/11).

    Disebutkan pula kronologis penemuan tersebut berawal ketika para pemancing melihat ada mayat terbawa ombak.

    “Kronologi penemuan mayat tersebut berawal saat Saksi-saksi sedang memancing ikan di sepanjang Pesisir Pantai Tenjolaya, tidak lama kemudian saksi melihat ada mayat dengan posisi terlentang terbawa arus ombak, karna di takutkan mayat tersebut terseret ombak kembali ke tengah maka saksi bersama masyarakat berinisiatif untuk membawa mayat tersebut ke pinggir pantai,” ungkapnya.

    Terkait identitas mayat tersebut ternyata adalah jasad Puji, satu dari dua korban yang dilaporkan terseret ombak pantai Bagedur kemarin.

    “Identitas korban yakini Puji (32)warga asal Kampung Pakalongan Desa Kadomas Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Pada saat mayat di temukan dalam keadaan telanjang hanya menggunakan celana dalam warna hitam dengan ciri-ciri rambut pendek, tinggi sekitar 160 Cm, kulit hitam, gigi atas ompong dan di sebelah tangan kiri menggunakan gelang hitam putih,” jelasnya.

    Kanit Intelkam Polsek Malingping Renaldi menjelaskan, pihaknya bersama tim lain masih konsentrasi mensyisir sepanjang pantai hingga Wanasalam.” Sekarang kita masih sisir area pantai Karangnawing hingga ke pantai di Wanasalam,” ujarnya.

    Senada, Ketua Balawista Pantai Bagedur Mumu Mahmudi menuturkan bahwa pihaknya masih terus melakukan pencarian hingga ke pantai Binuangeun. “Baru satu korban yang ketemu, yang satu belum, mudah-mudahan segera ketemu,” ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya pada Jumat kemarin, tiga orang wisatawan asal Kabupaten Pandeglang terseret ombak, satu diantaranya selamat dan dua dikabarkan hilang. (WDO/PBN)

  • Lakukan Pungli E-KTP, Dua Oknum Disdukcapil Kota Serang Kena OTT

    Lakukan Pungli E-KTP, Dua Oknum Disdukcapil Kota Serang Kena OTT

    Ilustrasi OTT (Istimewa)
    Ilustrasi OTT (Istimewa)

    SERANG, BANPOS – Dua oknum ‘calo’ dicokok oleh Polres Serang Kota dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada saat melakukan tindakan pungli pada Disdukcapil Kota Serang. Dua orang tersebut diringkus dengan barang bukti berupa sembilan lembar blangko e-KTP.

    Kasatreskrim Polres Serang Kota, AKP Indra Feradinata, saat dikonfirmasi oleh awak media melalui aplikasi perpesanan membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, Polres Serang Kota berhasil meringkus dua orang oknum calo itu beberapa hari yang lalu.

    “O iya kemarin dua orang oknum calo (diringkus), barang bukti KTP (sebanyak) 9 lembar. Sekarang masih proses (pemeriksaan),” katanya, Jumat (15/11).

    Menurutnya, saat ini pihaknya masih mencoba untuk mendalami kasus pungli tersebut. Sementara saat ditanya apakah ada keterlibatan ASN dalam tindakan itu, Indra tidak menjawab.

    “Pemeriksaan calo dan saksi nanti kami masih dalami (dalam) pemeriksaan,” jelasnya.

    Sementara itu, BANPOS mencoba untuk melakukan konfirmasi kepada Kapolres Serang Kota, AKBP Edhi Cahyono, melalui sambungan telepon, Edhi mengaku akan menanyakan kasus tersebut kepada pihak terkait dan berjanji akan menelepon kembali.

    “Dari mana yang melakukan OTT? Nanti ya saya coba tanyakan dulu,” ucapnya. Namun hingga berita ini ditulis, Edhi tidak mengangkat sambungan telepon dari BANPOS.

    Walikota Serang, Syafrudin, tidak menampik adanya OTT yang terjadi di Disdukcapil Kota Serang. Menurutnya, OTT tersebut menjadi kasus pelaku secara individu.

    “Ya itukan resiko pribadi ya, jadi kami (Pemkot Serang) serahkan sepenuhnya kepada petugas hukum yang berlaku,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS di Puspemkot Serang.

    Saat ditanya tindakan apa yang akan diambil oleh Pemkot Serang, Syafrudin mengaku masih belum mendapatkan informasi yang akurat dari Disdukcapil Kota Serang. Ia pun masih menunggu laporan, untuk mengambil tindakan selanjutnya.

    “Saya kira saya belum menerima informasi yang positif ya dari dinas terkait (Disdukcapil Kota Serang). Jadi sementara ini saya masih mencari informasi yang sebenarnya,” tandasnya.

    Sebelumnya, Pemkot Serang juga pernah kecolongan dengan adanya penangkapan enam oknum pegawai Dishub Kota Serang oleh tim Saber Pungli Polda Banten. Keenamnya diciduk lantaran telah melakukan pungli pada uji KIR kendaraan.

    Tim Saber Pungli Polda Banten juga mengamankan barang bukti uang tunai sebesar Rp4.883.500, 42 lembar bukti pembayaran, 43 lembar berita acara pemeriksaan kendaraan, satu buah buku pendaftaran uji KIR, dua buah mesin uji KIR dalam kondisi yang rusak, 43 lembar keterangan retribusi.

    Penangkapan keenam orang itu dikarenakan mereka masih melakukan pelayanan uji KIR dengan biaya yang tidak sesuai dengan aturan. Padahal pada saat itu, mesin uji KIR yang dimiliki oleh Dishub Kota Serang dalam keadaan rusak. Sehingga, mereka tidak melakukan pemeriksaan, namun tetap menarik biaya.

    Namun, kasus tersebut pada akhirnya dihentikan oleh tim Saber Pungli Polda Banten. Tim Saber Pungli pada akhirnya menyerahkan sanksi kepada pihak Pemkot Serang, agar dapat diberikan pembinaan sesuai dengan PP 53 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.(DZH/ENK)