Penulis: Panji Romadhon

  • Didominasi Belanja Tidak Langsung, Serapan Pemkot Serang Rendah

    Didominasi Belanja Tidak Langsung, Serapan Pemkot Serang Rendah

    Asda II bidang Ekonomi Pembangunan Kota Serang Djoko Sutrisno

    SERANG, BANPOS – Serapan anggaran Triwulan III Pemda Serang masih belum maksimal dan didominasi oleh Belanja Tidak Langsung atau Belanja Operasional saja.

    Secara presentase, serapan Belanja Daerah Kota Serang baru mencapai 47,90 persen terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar 58,39 persen, sedangkan untuk Belanja Langsung (BL) baru mencapai 37,4 persen.

    Menurut Asda II bidang Ekonomi Pembangunan Kota Serang Djoko Sutrisno, jika melihat dari kinerja penyerapan anggaran ini, memang akan terdapat beberapa hal yang butuh usaha lebih keras agar mencapai target yang ditetapkan.

    “Memang jika melihat dari progress dan waktunya, ini sangat jauh. Sedangkan sekarang tinggal menyisakan 3 bulan lagi hingga Desember,” ujar Djoko saat ditemui di ruangannya.

    Menurut Djoko, dalam evaluasi triwulan III yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, para OPD yang ada telah menyampaikan beberapa alasan sehingga penyerapan belanja, khususnya pada belanja langsung masih belum maksimal.

    “Menurut beberapa OPD, ada yang sedang dalam proses konstruksi dan ada yang sudah selesai, namun dalam proses PHO (serah terima pekerjaan sementara,red) dan belum dicairkan dari keuangan,” ungkapnya.

    Selain itu menurutnya, ada beberapa pekerjaan juga yang baru selesai tender atau lelang. Sehingga pekerjaan baru bisa dimulai.

    “Tapi mereka nyatakan, waktu yang tersedia masih cukup, jadi bisa selesai,” papar mantan Kepala Bappeda Kota Serang tersebut.

    Ia menyatakan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) adalah dinas yang paling rendah penyerapan anggarannya, sehingga banyak tertinggal dari OPD lainnya. Menurutnya, hal ini dikarenakan proses perencanaan dan pelelangan dilakukan pada tahun yang bersamaan.

    “Jadi misalnya, harusnya dilakukan DED dulu, baru tahun berikutnya konstruksi. Namun sekarang, dilakukan di tahun yang bersaman,” jelasnya.

  • Pandeglang Bentuk Model Ponpes Ramah Anak

    Pandeglang Bentuk Model Ponpes Ramah Anak

    Sekda Pandeglang, Fery Hasanudin saat memberikan sambutan pada acara Rakor Stakeholder dan Penguatan Pesantren Ramah Anak, Rabu (30/10)

    PANDEGLANG,BANPOS – Sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap anak di Pondok Pesantren (Ponpes), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) membentuk model pesantren ramah anak di Kabupaten Pandeglang.

    Kepala Bidang Partisipasi Organisasi Keagamaan Kementerian PPPA, Dodi M Hidayat mengatakan, Kementerian PPPA terus berupaya mencegah kekerasan dan memberikan perlindungan terhadap anak, salah satunya di pondok pesantren.

    “Dimana pondok pesantren dalam proses belajar mengajar harus ramah terhadap anak, untuk mewujudkan hal tersebut maka harus ada pesantren ramah anak,” kata Dodi saat menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Stakeholder dan Penguatan Pesantren Ramah Anak di Oproom Setda, Rabu (30/10).

    Menurutnya, untuk memenuhi hak-hak anak di pesantren saat ini Kementerian PPPA telah membentuk lima model pondok pesantren ramah anak, diantaranya di Provinsi Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Banten.

    “Dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, sesuai dengan assesment Kabupaten Pandeglang terpilih sebagai model pondok pesantren ramah anak, adapun pondok pesantren yang di tunjuk sebagai pesantren ramah anak yaitu pondok pesantren Atohariyah,” terangnya.

    Dodi menambahkan, dengan di tunjuknya model pesantren ramah anak, tentunya harus memiliki tenaga pendidik yang profesional, sehingga bisa mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.

    “Selain itu, selama menempuh pendidikan pihak Ponpes harus dapat memberikan pengasuhan dan pemenuhan hak anak yang baik dan optimal, sehingga unsur kekerasan baik fisik maupun psikis dapat di cegah,” ujarnya.

    Sementara itu, Sekda Pandeglang, Fery Hasanudin mengatakan, setiap lembaga pendidikan yang sistem boarding school atau asrama memiliki tenaga pendidik yang profesional.

    “Tapi belum tentu memiliki tenaga pengasuh profesional, padahal lembaga pendidikan yang demikian harus menerapkan standar pelayanan yang optimal.

    “Pesantren ramah anak akan bisa menjadi lembaga pendidikan yang paripurna,” katanya.

    “Saya sangat mengapresiasi dan menyambut baik program ini, dengan adanya model pesantren ramah anak di Kabupaten Pandeglang dapat mencegah kekerasan dan melindungi hak anak yaitu dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang terintegrasi, dengan begitu pondok pesantren ramah anak akan terwujud dengan baik,” ungkapnya.(dhe/imi)

  • Bukan Perpecahan ASN, Hanya Pelantikan Susulan

    Bukan Perpecahan ASN, Hanya Pelantikan Susulan

    Wakil Walikota Serang Subadri Usuludin membacakan sumpah jabatan dalam pelantikan susulan, Rabu (30/10/2019)

    SERANG, BANPOS – Bukan karena adanya perpecahan di kubu ASN, sehingga sebanyak 24 ASN yang terkena rotasi dan mutasi baru dilatik pada Rabu (30/10/2019). Namun, puluhan ASN tersebut ternyata tidak hadir pada saat pelantikan pada Jumat (25/10/2019) yang lalu.

    Proses pelantikan dan pembacaan sumpah jabatan kali ini dipimpin oleh Wakil Walikota Serang Subadri Usuludin.

    “Ini susulan kemarin, yang memang tidak hadir karena ada Diklat dan tugas lainnya. Itu sebanyak 24 orang,” ujar Subadri seusai memimpin jalannya pelantikan susulan di gedung BKPSDM Kota Serang.

    Menurutnya, pelantikan ini harus dilakukan karena merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS).

    “Sesuai PP nomor 11 tahun 2017 itu, bagi ASN yang belum mengucapkan sumpah jabatan, itu harus menyusul. Makanya kami adakan lagi pelantikan ini untuk mengambil sumpahnya,” tuturnya.

    Ia juga mengatakan, meskipun ke 24 ASN tersebut baru dilantik, namun secara administrasi mereka sudah resmi berpindah tugas, sesuai dengan SK yang berlaku.

    “Sebenarnya ini merupakan tuntutan dari aturan ya. Secara administrasi, mereka (ke 24 orang) ini sudah di-SK-kan pada pelantikan kemarin. Hanya saja belum mengambil sumpah,” katanya.

    Saat ditanya apakah masih ada ASN yang belum dilantik, pada pelantikan kali ini, Subadri mengaku sudah tidak ada.

    “Gak ada lagi, ini sudah semua yang kemarin belum disumpah. Jadi tidak ada pelantikan susulan lagi,” terangnya.

    Ia pun berharap kepada para ASN yang baru dilantik, agar dapat bekerja lebih baik sehingga pelayanan kepada masyarakat, dapat lebih baik.

    “Harapannya sama dengan pak Wali. Dengan adanya rotasi dan mutasi ini dapat membuat mereka lebih bermotivasi agar mereka lebih giat bekerja, dapat lebih baik bekerja untuk masyarakat Kota Serang,” ujarnya. (DZH/PBN)

  • Kurun Waktu Tiga Bulan, Polres Ungkap 21 Kasus Penyalahgunaan Narkotika

    Kurun Waktu Tiga Bulan, Polres Ungkap 21 Kasus Penyalahgunaan Narkotika

    Wakapolres Lebak, Kompol Wendy Andrianto yang didampingi Kasat Narkoba, AKP Asep Jamal dan Kabag Ops Polres Lebak, AKP Rahmat Sampurno saat konferensi pers.
    Wakapolres Lebak, Kompol Wendy Andrianto yang didampingi Kasat Narkoba, AKP Asep Jamal dan Kabag Ops Polres Lebak, AKP Rahmat Sampurno saat konferensi pers.

    LEBAK,BANPOS – Dalam kurun waktu tiga bulan, jajaran Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Lebak, berhasil mengungkap sebanyak 21 kasus penyalahgunaan narkoba.

    “Sebanyak 21 kasus terungkap dalam kurun waktu tiga bulan. Mudah-mudahan tidak ada terungkap lagi,” kata Wakapolres Lebak, Kompol Wendy Andrianto yang didampingi Kasat Narkoba, AKP Asep Jamal dan Kabag Ops Polres Lebak, AKP Rahmat Sampurno saat menggelar conferensi pers di Mapolres Lebak, Rabu (30/10/2019).

    Wendy mengatakan, wilayah Kabupaten Lebak sangat rawan peredaran narkotika, karena jika dirata-ratakan tiga bulan terungkap 21 kasus. Berarti, dalam satu bulan terungkap sebanyak 10 kasus.

    “Komitmen kami berantas tuntas peredaran narkoba sampai ke ujung Lebak akan kami kejar. Tangkap pelaku pengedar narkotika,” ujarnya.

    Dari 21 kasus yang terungkap, lanjut Wendy, satu kasus diantaranya tergolong baru dan pertama kali terjadi diwilayah hukum Polres Lebak dan Banten.

    “Kasus yang diungkap di sebuah rumah di Komdik, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung dengan pelaku M yang diduga melakuan tindak pidana membawa enam bungkus serbuk warna putih diduga narkotika golongan satu, jenis korisoprodol. Jenis obat yang berefek menenangkan, kalau dulu dipakai obat stres atau depresi namun BPOM sudah melarang karena masuk narkotika golongan satu,” terangnya.

    Wendy menambahkan, selain berhasil mengungkap kasus narkotika jenis baru, jajarannya juga telah mengungkap kasus shabu-shabu dengan barang bukti seberat 98,5 gram. Pelakunya ditangkap di daerah Leuwiranji.

    “Ini (kasus shabu) terbesar kami ungkap selama satu tahun. Dan di bulan Oktober ini kami juga telah menangkap tiga pelaku yang menjual tramadol kepada pelajar dan mereka warga pendatang dengan modus buka toko kosmetik, namun dalam prakteknya turut menjual barang haram,” ujarnya.

    Atas perbuatan yang telah dilakukannya, tambah Wendy, para pelaku terancam hukuman penjara selama 10 tahun, karena dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki izin edar serta melakukan tindak pidana tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan dan menguasai, menyediakan atau menjadi perantara dalam jual beli narkotika golongan satu jenis shabu.

    “Pasal yang dikenakan, pasal 197 atau pasal 196 Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dengan ancaman 10 tahun dan pasal 112 ayat 2 junto 114 ayat 2 Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Kami menghimbau kepada masyarakat terutama orangtua, karena yang menjadi korban anak-anak muda dan pelajar maka berikan pengawasan penuh kepada putra dan putrinya,” terangnya.

    “Kepada para guru, awasi ketat kemana siswanya bermain dan bergaul. Karena kalau generasi mudanya suram, negara kita suram. Maka dari itu, mari kita jaga bersama-sama,” ungkapnya.(dhe)

  • Sinergi Ulama dan Umaro Dukung Pembinaan dan Pemberdayaan Umat

    Sinergi Ulama dan Umaro Dukung Pembinaan dan Pemberdayaan Umat

    TANGERANG, BANPOS – WaliKota Tangerang Arief R. Wismansyah dan wakilnya Sachrudin hadir dalam acara Pengajian Ulama dan Umaro Tingkat Provinsi Banten yang dilaksanakan di Gedung MUI Kota Tangerang, pada Rabu (30/10).

    Acara yang mengusung tema “Penguatan Peran Ulama dan Umaro Dalam Pembinaan Umat” tersebut, juga dihadiri oleh Gubernur Banten, Wahidin Halim, Ketua Umum MUI Provinsi Banten A.M. Romly, Sekretaris Umum MUI Provinsi Banten Zakaria Syafei, Ketua MUI Kota Tangerang Edi Junaedi, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Abdul Karim, dan Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0506/Tangerang Kolonel Wisnu Kurniawan.

    Arief menerangkan bahwa ulama dan umaro haruslah saling bersinergi dalam pembinaan umat. Berlatar inilah, Pemerintah Kota Tangerang terus mendorong keberadaan masjid dan mushola, tidak hanya sebagai tempat ibadah tapi juga memberdayakan umat di wilayah lingkungan.

    “Contohnya kami telah menyalurkan bantuan lewat masjid-masjid sebagai pusat gerakan pengembangan ekonomi, bantuan tersebut berupa bantuan pendidikan dan pengembangan UKM,” ucap Arief.

    Selain itu, untuk membantu fakir miskin dan dhuafa serta mempercepat penyaluran bantuan telah tersedia 81 ATM Beras yang tersebar di masjid dan mushola se-Kota Tangerang.

    Disamping itu, Kota Tangerang yang juga telah dipilih sebagai pilot project Kota Ekonomi Syariah dari Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) selain lewat peningkatan zakat dan ATM Beras, akan dibentuk pula Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

    “Sekarang banyak bank-bank keliling yang bunganya sangat tinggi dan meresahkan masyarakat, nanti akan diberikan pelatihan oleh KNKS sehingga masjid dan mushola bisa mengembangkan BMT-BMTnya,” ungkap Arief.

    “Yang selama ini jadi beban masyarakat ada solusi yang lebih meringankan sesuai dengan konsep syariah,” lanjutnya.

    Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim menjelaskan ulama yang saat ini ada di sekitar kita agar dijadikan pembimbing untuk mengajarkan serta membimbing umat.

    “Karena tanpa ada yang membimbing, mengajari, dan mengarahkan akan seperti apa masyarakat,” ujar pria yang akrab di sapa WH tersebut.

    Terlebih ketika kemajuan teknologi informasi yang saat ini luar biasa cepat masuk ke telinga dan hati masyarakat, maka peran ulama sangat dibutuhkan dalam menuntun umat.

    “Ini yang harus di waspadai, jangan sampai ini lebih cepat diserap dan diresapi ketimbang ajaran-ajaran agama, syiar islam atau dakwah dari para ulama kita,” ujar WH. (sug/pbn)

  • Siswa SMAN 1 Malingping Akan Ikut Kompetisi di Amerika Serikat

    Siswa SMAN 1 Malingping Akan Ikut Kompetisi di Amerika Serikat

    Dua tim Logos KIR SMAN 1 Malingping berhasil menjuara ajang lomba tingkat nasiona di bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Iptek. Dua tim ini berhak mengikuti ajang tingkat internasional di Amerika Serikat.

    MALINGPING, BANPOS – Sungguh luar biasa, Tim Logos Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Logos dari SMAN 1 Malingping berhasil mengukir prestasi menjuarai tingkat nasional dan berpeluang lolos ke ajang kompetisi bergengsi kelas dunia, yakni kompetisi Intel International Science and Engineering Fair (IISEF) di Amerika Serikat.

    Disebutkan, dua tim LKIR Logos SMAN 1 Malingping menjadi juara nasional dalam ajang Indonesia Science Expo 2019 yang diselenggarakan pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Tanggal 22 sampai dengan 26 Oktober 2019 lalu yang bertempat ICE BSD Serpong Tangerang Selatan.

    Kedua tim tersebut berhasil meraih juara 1 dan 3 dan berpeluang untuk mengikuti kompetisi internasional IISEF yang rencananya akan dilaksanakan di Anaheim, California, Amerika Serikat.

    “Alhamdulillah tim KIR Logos SMAN 1 Malingping mendapatkan prestasi terbaik dan berpeluang mewakili Indonesia di tingkat Internasional, namun untuk waktu dan tempatnya ini akan di konfirmasikan kembali setelah tahapan berikutnya,” ujar wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Tedjo Indoko kepada BANPOS, Rabu (30/10).

    Dijelaskan Tedjo, kedua tim tersebut di antaranya, Putri Uswatun Hasanah dan Widya Wardiatul Aini selaku pemenang 1 LKIR 2019,
    Mereka menjuarai bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) dengan judul ‘Pelet Limbah Sagu (Metroxylon sagu) Termodifikasi: Aplikasi Pakan Buatan Pada Usaha Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias sp)’ dan mendapatkan piala emas, piagam penghargaan plus tabungan BRI Britama serta beasiswa Kursus bahasa Jerman/Prancis dari Euro Management.

    Selanjutnya tim kedua yang berpeluang yaitu Khalfi Prayogi dan Muhamad Rizki Hadi Pratama, sebagai pemenang 3 LKIR 2019 Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) dengan judul ‘Pemanfaatan Limbah Media Tanam (Baglog) Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) untuk Komposit Berbasis Miselium Jamur Lingzhi (Genoderma lucidium).

    “Selain itu pendamping dari SMAN 1 Malingping juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti ajang internasional atas nama Moh Indra Surya Laksana, untuk mendampingi peserta pada kompetisi Internasional IISEF (Intel International Science and Engineering Fair),” jelasnya.
    Ditegaskan Tedjo, sebagai bukti keseriusan, pihak sekolah akan terus memberikan dukungan dalam persiapan selanjutnya berupa dispensasi dan fasilitas lainnya sekemampuan sekolah selama persiapan mengikuti ajang internasional tersebut.

    Kepsek SMAN 1 Malingping, Endi Rusli Sungkawa, kepada wartawan mengatakan keberhasilan siswanya ini tentu bukan hanya mengharumkan nama sekolah, dan keluarga namun semua pihak terkait juga merasa terangkat termasuk nama bangsa, sebab kompetisi ini akan diikuti beberapa negara.

    Menurutnya, selama persiapan jelang kompetisi tersebut, selain terus memotivasi dan membina untuk lebih berinovasi dalam karyanya yang terbaik, dan pihak sekolah juga akan berupaya memberikan fasilitas terutama kebutuhan belajar siswa selama persiapan jelang kompetisi.

    “Tentu dengan sendirinya sekolah SMAN 1 Malingping menjadi terangkat dan diperhitungkan oleh sekolah lainnya bukan hanya nasioanal namun di internasioanal juga,” tuturnya.

    Menurutnya, keberhasilan ini jelas buah perjuangan dan kerja keras dari tim KIR Logos termasuk pembinanya yang serius dalam belajar dan membina sehingga menghasilkan yang terbaik. “Tidak ada batasan untuk terus berkarya dan berinovasi dalam mniciptakan ide dan gagasannya salah satunya di bidang penelitian ini,” papar Endi. (WDO/PBN)

  • Walikota Ancam Sidak Pungli dan Tindak Tegas Pelaku

    Walikota Ancam Sidak Pungli dan Tindak Tegas Pelaku

    Walikota Serang Syafrudin

    SERANG, BANPOS – Permasalahan pungutan liar (pungli) dalam beberapa pelayanan publik, masih dirasa oleh masyarakat. Sebab itu, Walikota Serang Syafrudin berencana akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk melihat langsung apakah benar terjadi hal tersebut.

    “Jika memang masih ada oknum yang melakukan pungli, ada resiko yang harus diterima jika memang jelas terbukti. Akan saya copot jika PNS atau diberhentikan untuk honorer,” ujar Syafrudin, Rabu (30/10/2019).

    Ia menyatakan, masyarakat dapat melaporkan ke pihaknya jika menemukan adanya praktik pungli, misalnya dalam proses pembuatan KTP, dengan melampirkan bukti-bukti penguat seperti dokumentasi foto dan lainnya.

    “Kalau bisa membuktikan ada percaloan, baik itu pejabat maupun non pejabat, pasti akan saya tindak,” tegasnya.

    Syafrudin mengklaim sudah melakukan sidak-sidak sebelumnya ke beberapa OPD, seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

    “Nanti akan kami rencanakan untuk melakukan sidak lagi,” ungkapnya. (PBN)

  • Pelaku Kekerasan Seksual Masih Didominasi Orang Terdekat

    Pelaku Kekerasan Seksual Masih Didominasi Orang Terdekat

    Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Serang

    SERANG, BANPOS – Dalam evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Serang, tercatat bahwa terjadi penurunan kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, namun secara keseluruhan, perempuan masih mendominasi sebagai korban.

    Selain itu, pelaku kekerasan juga masih didominasi oleh orang terdekat bahkan keluarga korban pelecehan dan kekerasan seksual tersebut.

    Kepala Dinas DP3AKB Kabupaten Serang, Tarkul wasyit, mengungkapkan bahwa peserta adalah semua pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) tingkat kecamatan. Disamping keterlibatan seluruh elemen masyarakat, yang dinilai efektif dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, sebagai upaya lanjutannya, Tarkul mengaku telah membuat sistem terintegrasi.

    “Karena selama ini pelaporan kasus tidak satu pintu. Ada yang langsung ke P2TP2A dan ada yang belum terlaporkan. Jadi kita optimalkan layanan terhadap korban kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak,” ujarnya kepada awak media.

    Tarkul menyebut bahwa kekerasan pada perempuan dan anak diawali oleh pelecehan seksual. Berdasarkan catatan DP3AKB perakhir bulan september, ada 60 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang telah di laporkan ke P2TP2A Kabupaten Serang.

    Pihaknya mengungkapkan, kasus pada perempuan dan anak cenderung dilakukan oleh orang-orang terdekat dari korban seperti tetangga, guru, bahkan anggota keluarganya sendiri.

    “Kasus yang pelecehan di sekolah ada di Cikeusal. Rata-rata itu pelecehan. Kalau dibilang presentase cukup lumayan ada 50 persen, sampai dengan akhir bulan ini ada kasus yang lapor ke P2TP2A itu 60 kasus, kan bervariasi ada kasus pelecehan, kekerasan,” tuturnya.

    Pihaknya mengklaim bahwa kasus pelecehan seksual di Kabupaten Serang mengalami tren penurunan. Mengingat, data kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun lalu sebanyak 90 kasus.

    “Kalau dilihat dari jumlahnya, sih, ini dibandingkan dengan tahun kemarin masih dibawah tahun kemarin. Tahun kemarin junlahnya sekitar 90 kasus,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Tarkul Wasyit menjelaskan, penurunan kasus tersebut merupakan buah hasil kinerja DP3AKB yang gencar mensosialisasikan pencegahan pelecehan seksual dan bahaya seks diluar nikah ke setiap sekolah dan masyarakat.

    “Kondisi sekarang setelah ada P2TP2A, masyarakat mulai sadar melaporkan. Kami berharap untuk kedepan, penanganan kasus itu harus terintegrasi oleh sistem. Karena selama ini kasus dugaan kekerasan laporan kasus ada yang laporan ke P2TP2A,” tandasnya. (MUF/PBN)

  • Kepuasan Masyarakat Rendah, Syafrudin Serap Aspirasi

    Kepuasan Masyarakat Rendah, Syafrudin Serap Aspirasi

    Walikota Serang Syafrudin didampingi Plt Asda I Komarudin

    SERANG, BANPOS – Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di Kota Serang dirasa masih rendah. Pemkot Serang menyadari, masukan dari masyarakat sebagai pengguna layanan itu penting sebagai input bagi peningkatan kualitas.

    “Dari sisi kepuasan masyarakat, memang belum puas. Jadi masih ada keluhan-keluhan terkait pelayanan yang langsung diterima masyarakat,” ujar Walikota Serang Syafrudin usai membuka acara Forum Konsultasi Publik, Rabu (30/10).

    Syafrudin mengklaim, akan menjadikan masukan dari masyarakat sebagai perbaikan pelayanan tersebut. Ia mengaku tidak mempermasalahkan ketika masyarakat menyampaikan keluhan atas pelayanan yang dilakukan OPD.

    “Misalnya soal birokrasi KTP, masih ada keluhan tentang hal tersebut. Juga soal pembuatan SITU (Surat Izin Tanda Usaha) yang dianggap masih panjang dan berbelit,” ungkapnya.

    Dengan adanya forum konsultasi publik, maka diharapkan ada indikator kepuasan masyarakat yang dapat ditingkatkan. Sehingga sebagai masyarakat dapat merasakan pelayanan publik yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

    “Misalnya setelah dilakukan konsultasi ini, masyarakat merasa belum puas dengan alasan SDM yang belum mumpuni. Maka kami akan memaksimalkan pelayanan dengan SDM yang ada, baik yang PNS maupun non PNS untuk melayani lebih baik,” tandasnya. (PBN)

  • Para Penyintas Wamena Kota Serang Diberikan Trauma Healing

    Para Penyintas Wamena Kota Serang Diberikan Trauma Healing

    Ketua TP-PKK Kota Serang Ade Jumaiah Syafrudin (kerudung merah) saat memberikan bingkisan kepada salah satu anak penyintas, Selasa (29/10)

    SERANG, BANPOS – Pascapemulangan 11 orang warga Kota Serang yang tinggal di Papua, Pemkot Serang berusaha mengantisipasi agar para penyintas, khususnya anak-anak, tidak merasakan trauma akibat konflik tersebut.

    Konflik sosial yang terjadi di Wamena dikhawatirkan akan menimbulkan efek psikologis yang panjang bagi para penyintasnya. Sebab itu, dengan kegiatan trauma healing diharapkan dapat mengurangi, bahkan menghilangkan efek negatif tersebut.

    Biasanya, kegiatan trauma healing memang disasar kepada anak-anak, dikarenakan mental dan psikologisnya yang dianggap belum kuat. Akan tetapi, dalam kasus ini, ternyata orangtua yang lebih merasakan trauma, hingga menyatakan masih berpikir-pikir terlebih dahulu untuk kembali lagi ke Papua.

    “Mau pulang ke Papua lagi, tapi kondisi disana belum begitu kondusif. Kalau bisa mah, kita gak kesana lagi. Mudah-mudahan di Kota Serang bisa berusaha kembali,” ujar Nur Hasanudin, warga Dalung yang menjadi salah satu penyintas konflik Wamena, Selasa (29/10).

    Ia mengakui, kegiatan trauma healing seperti ini cukup dibutuhkan, karena dengan kondisinya saat ini yang belum dapat bekerja lagi, akhirnya menyebabkan tidak ada kegiatan yang dapat mengalihkan ingatan atas konflik tersebut.

    “Namun setelah mengikuti trauma healing ini kita jadi tahu sedikit demi sedikit bagaimana mengatasi trauma atas konflik yg terjadi kemarin,” jelasnya.

    Ia berharap, Pemkot Serang dapat mengupayakan agar dirinya beserta penyintas yang lain dapat berusaha atau bekerja kembali. Selain itu, ia berharap pula anak-anak bisa melanjutkan pendidikan sekolahnya.

    Dalam kegiatan tersebut, dihadiri juga oleh ketua TP-PKK yang juga merupakan ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Serang Ade Jumaiah Syafrudin.

    Istri dari Walikota Serang ini menegaskan, pihaknya akan terus mendampingi para penyintas. dalam rangka menghilangkan traumanya tersebut.

    “Saya berharap para korban tidak terlarut larut dalam konflik yg terjadi disana, kita terus berupaya agar semua baik baik saja. Juga bagi yang sudah terkena dampak konflik, kita datangkan psikolog untuk mengatasi trauma atau syok tersebut,” jelas Ade.

    Psikolog yang dihadirkan sudah menyatakan siap untuk bekerjasama, dan bersedia untuk mendampingi serta memberikan konsultasi jika para penyintas tersebut merasakan trauma.

    “Untuk yang sudah dibawa ke Kota Serang, kita akan berupaya untuk mengembalikan kondisi mereka,” tandasnya.

    Kasie Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AKB Kota Serang Sinta menyatakan, kegiatan trauma healing ini merupakan bentuk pendampingan yang diberikan bagi warga penyintas konflik Wamena. Menurutnya, terdapat 4 keluarga dan 4 anak yang mengikuti kegiatan tersebut dengan jumlah 11 orang.

    Ia mengklaim, anak-anak terlihat tidak mengalami trauma dikarenakan tidak menyaksikan secara langsung konflik yang terjadi, sehingga anak-anak tidak mengalami dampak langsung, khususnya terkait psikologi mereka.

    Ia menyatakan, kegiatan ini akan dilakukan secara berkesinambungan, hal ini dikarenakan, menurut psikolog yang hadir dalam kegiatan tersebut, trauma akan muncul pada bulan-bulan berikutnya.

    “Menurut psikolog tadi pak Sake, trauma terlihatnya jika sudah berjalan 6 bulan, adapun saat ini sifatnya masih syok,” ungkapnya.

    Sinta menyatakan, Pemkot Serang berusaha untuk respond dan sigap dalam rangka melindungi warganya. Sebab itu, tidak lama setelah kejadian konflik, Walikota Serang langsung menelepon ke salah satu warga Kota Serang yang berada di Papua. (PBN)