Kategori: COVID-19

  • Cegah Penyebaran Corona, Personil Polsek Kramatwatu Bagi Bagi Masker

    Cegah Penyebaran Corona, Personil Polsek Kramatwatu Bagi Bagi Masker

    SERANG, BANPOS- Dalam rangka memutus mata pandemi Covid-19, personel Polsek Kramatwatu, Polres Serang Kota gencar melakukan sosialisasi protokol kesehatan (prokes) sekaligus membagikan ribuan masker kepada para pedagang dan pengunjung pasar di Komplek Pondok Pesantren At Tahiriyah, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Selasa (7/9/2021).

    “Sosialisasi prokes serta pembagian masker gencar dilakukan guna memutus penyebaran Covid-19. Seperti diketahui sampai saat ini penyebaran pandemi Covid-19 masih terjadi,” kata Kapolsek Kramatwatu, Kompol DP Ambarita kepada awak media.

    Mantan Kasatreskrim Polres Pandeglang ini menjelaskan sesuai arahan Kapolda Banten yang disampaikan Kapolres Serang Kota, pembagian masker wajib rutin dilakukan mengingat saat ini kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan dinilai madih berkurang.

    “Oleh karena itu, kami terus melakukan sosialisasi prokes sambil membagikan masker agar masyarakat sadar betapa pentingnya mendisiplinkan diri dalam menjaga kesehatan,” kata Ambarita.

    Ambarita juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyepelekan virus corona karena dapat menyebabkan kematian.

    “Ingat jangan menyepelekan virus ini. Tetap patuh menjalankan prokes, diantaranya menggunakan masker saat keluar rumah dan mencuci tangan dengan sabun saat kembali ke rumah,” imbaunya.

    Dalam kesempatan itu, Kapolsek juga mengimbau kepada masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi untuk segera divaksin di tempat-tempat yang sudah disiapkan pemerintah, kepolisian maupun TNI.

    “Kami sampaikan masyarakat agar tidak takut dan khawatir melakukan vaksinasi covid karena sudah dijamin halal dan aman. Vaksinasi merupakan langkah cepat untuk mengakhiri pandemi Covid,” tandasnya. (MUF)

  • PTM Masih Aman, SMP di Kota Serang Belum Seluruhnya

    PTM Masih Aman, SMP di Kota Serang Belum Seluruhnya

    SERANG, BANPOS – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) pada Senin, (6/9). Sejauh ini, PTM berjalan aman, tetapi evaluasi akan segera dilakukan jika ditemukan kasus Covid-19 dari kegiatan belajar mengajar ini.

    WH mengecek penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di SMAN 1 Kota Serang di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 39 dan SMKN 1 Kota Serang Jl. Fatah Hasan No.88 pada hari pertama pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMA dan SMK.
    “Berjalan bagus dan aman, sesuai protokol kesehatan,” kata WH.

    Selain mengecek ketersediaan sarana pendukung penerapan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan dan alat ukur suhu tubuh di sekolah, WH masuk ke ruang kelas dan berdialog dengan siswa selama peninjauan. “Tetap jaga protokol kesehatan di sekolah maupun di luar sekolah,” katanya kepada para siswa.

    Dia juga menyarankan siswa yang belum mendapat suntikan vaksin Covid-19 segera menjalani vaksinasi. Sekolah harus memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka guna mencegah penularan virus corona.

    Menurut dia, pemerintah daerah akan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah secara berkala.

    “Kalau muncul kasus (penularan Covid–19), akan kita evaluasi kasus per kasus, apakah karena sekolah atau karena lingkungan sosialnya,” kata Wahidin.

    Pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah, ia mengatakan, akan dihentikan sementara kalau penularan Covid-19 terjadi di lingkungan sekolah.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten Tabrani mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka di SMA, SMK, dan sekolah khusus di Provinsi Banten dimulai pada Senin.

    Ia menjelaskan, selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka para kepala sekolah diminta melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan di daerahnya.

    “Kalau ada kasus akan kita evaluasi. Bagi yang tidak bisa luring, solusinya daring,” kata Tabrani.

    Terpisah, sejumlah sekolah diwilayah Kabupaten Tangerang, khususnya SMA dan SMK saat ini mulai menggelar pelaksanaan PTM dengan menerapkan Prokes yang ketat. Pada hari pertama pelaksanaan PTM disambut antusias para siswa, salah satunya di SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang dengan tingkat kehadiran siswa 90 persen atau sekitar 300 siswa mengikuti PTM.

    Dalam pelaksanaannya, sebelum masuk ke lingkungan sekolah siswa wajib untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh, kemudian mencuci tangan hingga menggunakan masker.

    Kepala SMAN 18 Kabupaten Tangerang, Herri Supriatna mengatakan, dalam pelaksanaan PTM saat ini, tingkat antusias para pelajar untuk bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar secara tatap muka cukup tinggi, dimana persentase kehadirannya mencapai 90 persen.

    “Ini hari pertama kita belajar tatap muka lagi, setelah hampir dua tahun kita melakukan pembelajaran secara Daring. Disini untuk kehadiran siswa cukup banyak, namun memang masih ada yang belum masuk dengan alasan sakit atau yang lainnya,” kata Herri, Senin (6/9).

    Untuk memastikan para siswa mengikuti PTM dan tidak mengikuti, lanjut Herri, sebelumnya telah meminta izin kepada orang tua atau wali murid untuk bisa mengikuti PTM.

    “Jadi sebelum PTM ini, semua anak sudah menyerahkan surat persetujuan dan diizinkan oleh orang tuanya,” ujarnya.
    Dijelaskannya, dalam penerapan belajar tatap muka pada masa pandemi Covid-19 ini mekanismenya berbeda. Pada satu minggu pertama, PTM hanya dilakukan selama tiga hari.

    “Disini PTM-nya cuma tiga hari, yakni hari Senin, Rabu dan Jumat. Dimana dari tiga hari itu proses belajarnya dibagi, hari Senin untuk kelas 10, lalu yang selanjutnya bergilir kelas 11 dan 12. Untuk hari Selasa, Kamis dan Sabtu, akan kita gunakan untuk melakukan sterilisasi sekolah dengan menyemprotkan cairan disinfektan,” terangnya.

    Herri menambahkan, pada pelaksanaannya setiap satu kelas hanya berisi sekitar 18 siswa, yang mana pembagiannya menggunakan sistem absensi ganjil genap.

    “Satu angkatan ada 340 siswa, lalu kita bagi-bagi yang awalnya pada satu kelas berisi 38, sekarang hanya 18 siswa. Itu pun sistemnya, 18 siswa absen ganji di kelas A, dan siswa yang absen genap di kelas B,” ungkapnya.

    Selain siswa di level SLTA, PTM juga diberlakukan di sejumlah SMP, termasuk di Kota Serang. Sebanyak 36 SMP Negeri dan Swasta di Kota Serang sudah mulai melaksanakan PTM. Sedangkan sebanyak 24 SMP Negeri dan Swasta lainnya, belum melaksanakan PTM lantaran masih mempersiapkan fasilitas, sarana dan prasarana serta menyelesaikan vaksinasi bagi siswanya.

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan bahwa jumlah keseluruhan SMP baik Negeri maupun Swasta di Kota Serang sekitar 60 sekolah. Namun, baru 36 SMP saja yang sudah melaksanakan PTM di Kota Serang.

    “Alhamdulillah, baru ada 36 SMP negeri dan swasta yang melangsungkan PTM. Maka, kami meninjau beberapa SMP ini untuk memastikan protokol kesehatannya apakah sudah dijalankan,” ujarnya saat memantau pelaksanaan PTM di SMP Negeri 10 Kota Serang, Senin (6/9).

    Berdasarkan pantauan Dindikbud dan Dinkes Kota Serang, Subadri mengatakan bahwa sekolah yang menggelar PTM sudah memenuhi syarat. Melihat dari sisi fasilitas dan protokol kesehatan yang dijalankan, semuanya dinilai telah sesuai dengan aturan atau kebijakan dari pemerintah.

    “SMP 10 ini sudah melaksanakan PTM, dan Alhamdulillah sudah kami lihat, menurut Kadinkes sudah layak. Mudah-mudahan tidak terjadi kerumunan nantinya,” tuturnya.

    Menurut Subadri, bagi siswa yang belum melakukan vaksinasi Covid-19 tetap diperbolehkan untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Namun, sebelum mengikuti kegiatan belajar, siswa tersebut akan mengikuti vaksinasi terlebih dahulu.

    “Tetap boleh sekolah (tatap muka), dan sebetulnya dia (siswa) mau vaksin. Jadi tinggal ke puskesmas saja nanti, tentunya tidak mengganggu aktivitas belajar,” ucapnya.

    Sebagian SMP yang belum melaksanakan PTM menurutnya terjadi karena beberapa faktor yang menjadi kendala. Seperti sarana, prasarana, dan fasilitas yang belum memenuhi syarat, hingga persoalan vaksinasi pelajar yang belum terealisasi secara menyeluruh.

    “Mungkin kesiapannya belum. Dari prokesnya, hingga sarana dan prasarananya. Kemudian kan masih ada SMP yang siswanya mayoritas belum divaksin,” tuturnya.

    Berdasarkan persentase, pelajar yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 di Kota Serang mencapai sekitar 60 persen. “Terakhir itu siswa yang sudah divaksin sekitar 56 persen, tapi hari ini ada tambahan jadi sekitar 60 persenan yang sudah divaksin,” katanya.

    Kepala SMP Negeri 10 Kota Serang, Meti Istimurti, mengatakan bahwa pelaksanaan PTM di lingkungan sekolahnya dilakukan secara bergantian atau ‘shifting’. “Seperti pembelajaran pertama dari jam 08.00 sampai jam 09.00, kemudian jeda satu jam, dan dimulai jam 10.00 sampai jam 11.00. Setiap hari akan seperti itu, dengan kapasitas siswa per kelas 50 persen dari jumlah siswa,” ujarnya.

    Para siswa atau pelajar yang melaksanakan PTM hanya melakukan pembelajaran selama satu jam, setiap mata pelajaran esensial. Hal itu disesuaikan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri dan Surat Edaran (SE) Gubernur Banten, yang menginstruksikan sekolah untuk melaksanakan PTM pada mata pelajaran esensial.

    “Kami mengikuti SKB 4 Menteri dan instruksi gubernur, seperti itu pelajarannya. Materi-materi esensial, dan saya menekankan kepada guru agar tidak memberikan tugas kepada siswa selama PTM,” tandasnya.(RUS/DZH/DHE/ENK)

    Caption Foto : Siswa SMAN 18 Kabupaten Tangerang saat mengikuti PTM dengan menerapkan Prokes yang ketat.

  • Suka Duka Vaksinasi ODGJ, Ada Yang Ngamuk, ‘Disogok’ Pakai Rokok

    Suka Duka Vaksinasi ODGJ, Ada Yang Ngamuk, ‘Disogok’ Pakai Rokok

    BERBAGAI suka dan duka dialami oleh para tenaga kesehatan (Nakes), dalam melakukan vaksinasi bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Mulai dari mengamuk saat ingin disuntik, hingga harus ditenangkan dengan ‘sogokan’ rokok.

    Kabid Pemberdayaan Masyarakat dan Kesehatan pada Dinkes Kota Serang, Ratu Ani Nuraeni, mengatakan bahwa setiap vaksinator dan Nakes memiliki cerita yang membekas dalam menangani ODGJ ketika vaksin.

    “Tentunya ada teknis tersendiri bagi vaksinator, agar si penerima vaksin tidak ngamuk. Misalnya ditenangkan dulu, alihkan dulu fokus konsentrasinya baru disuntik,” ujarnya, Senin (6/9).

    Bahkan menurutnya, ada seorang penerima vaksin yang terus menolak hingga mengamuk karena tidak ingin divaksin. Sehingga, vaksinator dan Nakes pun mencari cara agar pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan dengan lancar.

    “Sampai ada yang dikasih uang Rp20 ribu, terus ada juga yang minta rokok sebelum di suntik. Bahkan ada yang dipegangi oleh aparat keamanan biar tidak mengamuk,” ungkapnya.

    Ratu Ani pun menuturkan bahwa dalam melaksanakan vaksinasi untuk ODGJ, nakes dan vaksinator mengeluarkan tenaga yang lebih besar dibandingkan biasanya. Sebab, mereka harus mendatangi satu-satu para calon penerima vaksin.

    “Karena kan kami berjalan berdasarkan data yang disampaikan Dinas Sosial (Dinsos). Jadi door to door,” ucapnya.

    Satgas Covid-19 Kota Serang pun menurutnya, telah berusaha untuk memberikan pelayanan yang sama terhadap masyarakat, sehingga tidak ada kecemburuan sosial di lapangan.

    “Semua masyarakat tidak ada perbedaan. Semua mendapatkan pelayanan. Kami ini kan kerja tim dengan Dinsos, Babinsa, lalu Dinkes, jadi semua ikut berpartisipasi,” tuturnya.

    Sementara itu, Plt Kepala Dinkes Kota Serang, Ahmad Hasanudin, mengatakan bahwa para tenaga kesehatan dan vaksinator harus bekerja ekstra ketika menghadapi penerima vaksin yang mengalami gangguan jiwa.

    “Karena biasanya mereka itu kadang menolak, dan terkadang suka mengamuk. Jadi kami benar-benar harus berhati-hati, dan sabar,” ujarnya.

    Menurut Hassn, ODGJ yang dimaksud bukan hanya seorang yang berada di pinggiran jalan dengan kondisi yang tidak wajar. Namun, ODGJ secara keseluruhan, yang merupakan seseorang yang memiliki gangguan kejiwaan, tidak seperti orang-orang pada umumnya.

    “Bukan seperti orang yang tidak pakai baju dan sebagainya. Orang dengan gangguan jiwa itu banyak kategorinya, jadi kami juga harus ekstra sabar,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Vaksinasi Disabilitas Dilakukan Door to Door

    Vaksinasi Disabilitas Dilakukan Door to Door

    PUSKESMAS Malingping bersama Polsek setempat menggelar giat vaksinasi covid secara massal dengan sasaran kaum disabilitas di tiga desa kecamatan Malingping massal. Yakni di Desa Malingping Selatan, Sukaraja dan Kadujajar, dengan target minimal 100 orang disabilitas.

    Kepala Puskesmas Malingping, Juju Suardi mengatakan vaksinasi itu dilaksanakan dengan kerjasama bersama Polsek Malingping, dan dilaksanakan secara door to door mendatangi rumah sasaran. Menurutnya, dalam pelaksanaan vaksin itu pihaknya melibatkan sebanyak delapan vaksinator dari Puskesmas Malingping dan dibantu anggota Polsek.

    “Dilaksanakan secara jemput bola ke kediaman kaum disabilitas yang ada di 3 desa. Kita turunkan 8 orang Tim Vaksinator dari Puskesmas dan dari Polres Lebak,” ujar Juju kepada BANPOS, Senin (6/9).

    Sementara, Kapolres Lebak AKBP Teddy Rayendra, melalui Kapolsek Malingping, Kompol Eko Widodo menyebut pihaknya akan terus berupaya melaksanakan vaksinasi secara masif.

    “Untuk kali ini di Malingping kita bersama Puskesmas Malingping melaksanakan vaksinasi dengan sasaran disabilitas dilakukan secara door to door,” katanya.

    Ditambahkan Eko, pelaksanaan vaksinasi terhadap disabilitas memang tidak mudah namun harus tetap lakukan, karena mereka pun berhak mendapatkan vaksin agar Herd immunity tercapai, ini akan terus digenjot, dengan target minimal 100 orang per hari.

    “Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Malingping,” tutur Kompol Eko.

    Kata dia, pihaknya mengucapkan apresiasi kepada jajaran petugas medis yang terus bekerja tanpa lelah dalam giat program vaksin covid.

    “Saya juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para petugas medis (vaksinator) yang tak kenal lelah dalam menjalankan tugasnya. Mudah mudahan vaksinasi di wilayah Malingping dapat secepatnya selesai,” paparnya.(WDO/PBN)

  • PPKM se-Jawa Bali Diperpanjang lagi

    PPKM se-Jawa Bali Diperpanjang lagi

    JAKARTA, BANPOS – Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) se-Jawa Bali. Perpanjangan diumumkan Koordinator PPKM se-Jawa Bali, Luhut Binsar panjaitan dan mulai berlaku hari ini hingga 13 September mendatang.

    Dalam paparannya, Luhut menyampaikan bahwa seiring dengan kondisi situasi Covid-19 yang semakin baik, terdapat beberapa penyesuaian aktivitas masyarakat yang bisa dilakukan dalam periode 7 hingga 13 September 2021 mendatang.
    “Semua ini tentunya adalah sesuatu yang patut kita syukuri yang merupakan buah dari kerja keras kita semua,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (6/9).

    Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi itu juga memaparkan, pemerintah kembali melonggarkan aturan makan ditempat pada pusat perbelanjaan atau mal menjadi 60 menit dengan kapasitas 50 persen. Kemudian, akan dilakukan uji coba pembukaan 20 tempat wisata di kota dengan level 3 dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan implementasi platform PeduliLindungi.

    “Kabupaten atau Kota dengan level 2 juga akan diwajibkan untuk menggunakan PeduliLindungi pada tempat-tempat wisata yang sudah diperbolehkan buka,” tuturnya.

    Selanjutnya, pemerintah juga akan melakukan uji coba protokol kesehatan dan aplikasi PeduliLindungi untuk mal dan pusat perbelanjaan di Bali dengan batasan-batasan tertentu.

    Menurutnya, pandemi telah mengajarkan kepada kita semuanya untuk mencari titik keseimbangan antara gas dan rem seperti yang selalu disampaikan. Keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan perekonomian harus disikapi secara teliti dan hati-hati.

    “Dalam mengambil keputusan, pemerintah harus terus merujuk kepada data, serta kepada ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru. Eksekusinya juga harus dilakukan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut,” ungkapnya.
    Luhut menambahkan, pemerintah terus mengajak agar masyarakat terus memanjatkan doa sekaligus berupaya untuk tidak lengah dalam penerapan protokol kesehatan.

    “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan kesehatan, kekuatan dan Meridai serta memberikan kemudahan kita semua agar kita semua dapat keluar dari pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.

    Soal perbaikan kondisi pandemic, Luhut menjelaskan, hal ini ditandai dengan semakin sedikitnya kota dan kabupaten yang berada di level 4, di mana per tanggal 5 September 2021, hanya 11 kota atau kabupaten di Jawa-Bali yang ada di level 4 dari sebelumnya yang berjumlah 25 kota atau kabupaten.

    Kemudian, lanjutnya, peningkatan yang signifikan terjadi pada level 2 di mana jumlah kota atau kabupaten meningkat dari yang sebelumnya 27 menjadi 43 kota atau kabupaten.

    “Dari wilayah aglomerasi, DIY berhasil turun ke level 3, sementara Bali kami perkirakan butuh waktu 1 minggu lagi untuk turun ke level 3 dari level 4 akibat perawatan pasien di RS yang masih t

  • 8 Ibu Hamil Meninggal Dunia Karena Covid-19

    8 Ibu Hamil Meninggal Dunia Karena Covid-19

    PANDEGLANG, BANPOS – Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pandeglang mencatat, dari total 52 orang ibu hamil dan menyusui terpapar Covid-19, 8 orang diantaranya meninggal dunia.

    Untuk menekan angka paparan itu, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang, untuk menggenjot vaksinasi bagi ibu hamil dan menyusui di Kabupaten Pandeglang, yang dimulai Sabtu (4/9).

    Kepala Dinkes Pandeglang, Raden Dewi Setiani menyatakan, kasus kematian yang terkonfirmasi Covid-19 menimpa ibu hamil dan menyusui di Kabupaten Pandeglang cukup tinggi.

    “Sekitar 52 orang ibu hamil dan menyusui, terpapar Covid-19. Dari jumlah itu, 8 orang diantaranya meninggal dunia. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan,” kata Dewi, Minggu (5/9).

    Maka dari itu menurutnya, untuk menekan angka kematian akibat Covid-19, perlu dilakukannya vaksinasi khusus ibu hamil dan menyusui secara serentak, di 35 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang.

    “Vaksinasi itu kami laksanakan dari kemarin (Sabtu,red), secara serentak yang tersebar di tujuh titik ranting IBI, dan enam lokasi di Kabupaten Pandeglang,” ujarnya.

    Pada kegiatan vaksinasi serentak khusus ibu hamil dan menyusui itu tambahnya, pihaknya menyiapkan 750 dosis vaksin. Bahkan karena antusiasnya tinggi, pihaknya menargetkan 5.505 ibu hamil dan menyusui.

    “Diperuntukkan bagi ibu hamil, yang usia kandunganya 13 sampai 33 minggu,” tandasnya.

    Vaksinasi untuk ibu hamil dan menyusui menurutnya, sudah mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).

    “Vaksinasi untuk ibu hamil dan menyusui dinyatakan aman, setelah melalui uji klinis,” ucapnya.

    Bupati Pandeglang, Irna Narulita menegaskan, Pemerintah Daerah (Pemda) Pandeglang terus berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan memutus rantai penyebaran Covid-19 salah satunya melalui vaksinasi Covid-19.

    “Vaksinasi itu sangat penting, agar daya tahan tubuhnya kuat dan dapat melawan Covid-19 yang hendak menyerang. Namun tetap, kami juga tekankan jangan sampai kendor protokol kesehatannya,” ungkap Irna. (nipal/mardiana/ENK/bnn)

  • Hari Pertama PTM, Sebagian Siswa Masih Daring

    Hari Pertama PTM, Sebagian Siswa Masih Daring

    SERANG, BANPOS – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sekolah di Kota Serang dimulai hari ini, Senin (6/9). Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan dua model yaitu di dalam kelas dan secara virtual atau dalam jaringan (daring) diperuntukkan bagi pelajar yang belum divaksin.

    Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Alpedi. Ia mengatakan bahwa untuk teknisnya, pembelajaran dilakukan secara bergiliran dengan tujuan memudahkan pemantauan.

    “Apakah nanti yang ganjil PTM, atau yang genap yang virtual, hari berikutnya bergiliran tuh. Tujuannya untuk apa? Untuk memudahkan kami mantau,” ujarnya, Sabtu (4/9).

    Ia menjelaskan, model pembelajaran tersebut dilakukan guna menekan angka penyebaran Covid-19. Disisi lain, model tersebut diterapkan agar pelajar mau segera divaksin secara menyeluruh.

    “Bukan nggak boleh. Prinsipnya boleh, hanya karena persyaratannya harus divaksin guru maupun siswanya, maka dilakukan pengaturan. Yang belum vaksin sementara daring,” jelasnya.

    Alpedi mengaku, mata pelajaran (mapel) yang diajarkan pada saat PTM terbatas yaitu hanya mapel esensial. Karena selama ini virtual, mungkin siswa tidak bisa menanyakan langsung kepada gurunya, saat ada persoalan yang dianggap sulit oleh siswanya.

    “Pada saat inilah, momen mereka untuk mengonfirmasi kepada guru tersebut akan pelajaran yang dirasa sulit ketika virtual. Biasanya anak-anak itu pelajaran-pelajaran yang sulit, maka itu yang akan dikonfirmasi kepada gurunya pada saat PTM terbatas,” terangnya.

    Berdasarkan peninjauan vaksinasi yang dilakukan beberapa pekan lalu, ada sekitar 15 dari total 27 SMPN di Kota Serang yang siap melaksanakan PTM terbatas. Belasan sekolah ini disebut telah melaksanakan vaksinasi Covid-19, serta menyiapkan berbagai penunjang protokol kesehatan (prokes).

    “SMPN yang sudah divaksin ada 15 sekolah, artinya sudah siap PTM. Sedangkan jumlah SMP swasta ada sekitar 35 sekolah. Untuk SMP swasta ada dua sekolah, sekolah swasta yang lainnya sudah duluan (PTM), karena mereka sudah divaksin duluan,” ungkapnya.

    Pihaknya telah membuat instruksi untuk menjadi pedoman bagi SMP se-Kota Serang, kaitan pelaksanaan PTM terbatas. Instruksi tersebut berdasarkan dari instruksi Walikota Serang.

    “Dalam hal ini tentu kami juga harus waspada terkait dengan prokes. Bahwa PTM terbatas sebuah keniscayaan, karena memang situasi kondisi yang sudah membaik, dan persentasenya sudah hampir 50 persen. Berarti PTM sudah dimulai hari Senin besok (hari ini),” tuturnya.

    Meskipun demikian, tercatat hingga Jumat (3/9), vaksinasi bagi pelajar sudah mencapai 47,51 persen atau sebanyak 12 ribu dari total 26 ribu pelajar. Jumlah tersebut sudah hampir 50 persen total keseluruhan pelajar tingkat SMP di Kota Serang.

    “Artinya jika diwajibkan 50 persennya, berarti sudah masuk standar untuk melaksanakan PTM terbatas,” tandasnya.

    Walikota Serang, Syafrudin menegaskan, kegiatan PTM terbatas di sekolah sudah bisa dilaksanakan. Namun sebelum itu, lebih baik pelajar dan tenaga pendidik sudah divaksin.

    “Sementara vaksinasi dapat berjalan sambil PTM berlangsung,” ucapnya.

    Ia mengatakan, untuk pelaksanaan PTM, tidak harus menunggu vaksinasi selesai. Sejak pekan yang lalu, kata dia, sekolah SMP ada yang sudah siap, ada juga yang belum siap PTM terbatas.

    “Dari Minggu kemarin itu sudah ada yang siap, ada juga yang belum siap karena masih dalam persiapan dan simulasi. InsyaAllah hari Senin (6/9), sudah serentak semua dilaksanakan,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • Gelar Ops Berskala Besar, Polres Serang Amankan Mobil dan Motor

    Gelar Ops Berskala Besar, Polres Serang Amankan Mobil dan Motor

    SERANG, BANPOS- Polres Serang bersama dengan jajaran TNI dan Satpol PP menggelar patroli besar-besaran di wilayah hukumnya, Sabtu (4/9/2021) malam.

    Hasilnya polisi mengamankan puluhan botol miras, dan beberapa kendaraan roda dua maupun empat yang tidak disertai dokumen kendaraan.

    Wakapolres Serang Kompol Feby Harianto mengatakan kepolisian bersama dengan TNI Pemkab Serang bersama-sama melaksanakan patroli besar, untuk melaksanakan penegakan hukum secara persuasif dan memberikan himbauan kepada masyarakat protokol kesehatan di masa pandemi ini.

    “Kegiatan kali ini yaitu memberikan himbauan kepada tempat – tempat yang masih melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan, mengingat sampai saat ini masih tingginya angka kenaikan Covid-19,” katanya kepada awak media, Minggu (5/9/2021).

    Menurut Feby, sesuai arahan Kapolda Banten, Irjen Rudy Heriyanto melalui Kapolres Serang AKBP Yudha Satria, dalam patroli itu pihaknya diminta untuk melakukan penindakan terhadap sepeda motor yang masih menggunakan knalpot racing, sebab dapat mengganggu kenyamanan masyarakat.

    “Kita mengamankan 4 unit kendaraan roda dua, dan 1 unit Mobil Avanza, karena pada saat pemeriksaan terdapat senjata tajam berupa 1 buah kujang dan 2 buah gunting (diduga untuk melakukan kejahatan). Kendaraan itu kita bawa ke Mako untuk di lakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh Satreskrim Polres Serang,” ujarnya.

    Selain itu, Feby menambahkan pihaknya juga menyisir seluruh tempat hiburan malam di sepanjang Jalan Raya Serang – Tangerang. Hasilnya tidak ada satupun tempat hiburan malam yang beroperasi.

    “Ada lima tempat yang kita sisir, Resto Live Scorpion, Resto King, Karaoke Family Moro Seneng, Princes Queen dan Geros Cafe, semuanya tutup. Kita hanya berhasil mengamankan 7 botol anggur kolesom dam 4 botol bir hitam dari para pemuda yang tengah nongkrong,” tambahnya.

    Dalam kesempatan itu, Feby juga menginformasikan jika kepolisian maupun pemerintah daerah, tidak memberikan izin keramaian apapun selama pandemi Covid-19. Meski pihaknya tidak melarang masyarakat melakukan kegiatan.

    “TNI, Polri dan Pol PP tidak ada yang mengeluarkan izin keramaian, dan tidak melarang adanya kegiatan. Akan tetapi yang kita larang ialah Keramaian dan kerumunan masyarakat yang berpotensi adanya klaster baru penyebaran Covid-19,” tandasnya.

    Feby menegaskan kepolisian terus berkomitmen membantu pemerintah dalam meminimalisir penyebaran Covid 19. Bahkan, dalam patroli ini kepolisian membagikan sedikitnya seribu masker.

    “Kegiatan yang telah kami lakukan seperti vaksinasi, membagikan masker dan lainnya sehingga kita perlu tingkatkan agar bisa memutus penyebaran Covid-19, karena keselamatan masyarakat kita utamakan,” tegasnya. (MUF)

  • Bekerjasama Muspika Kresek , 846 Santri Ponpes Subulussalam dan Warga Divaksin

    Bekerjasama Muspika Kresek , 846 Santri Ponpes Subulussalam dan Warga Divaksin

    TANGERANG, BANPOS – Dalam upaya mendukung program pemerintah dalam melakukan vaksinasi, Pondok Pesantren (Ponpes) Subulussalam Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang yang bekerjasama dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Kresek, menyelenggarakan kegiatan vaksinasi terhadap 846 santri dan masyarakat setempat.

    Panitia vaksinasi Ponpes Subulussalam Kresek, Zulfa Qurrotu mengatakan, kegiatan vaksinasi terhadap santri dan masyarakat sekitar tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap pemerintah untuk melakukan vaksinasi.

    “Gerakan vaksinasi santri yang pernah disampaikan dalam sambutan bapak presiden Jokowi, kami turut mendukung pak presiden bahwasanya seluruh masyarakat Indonesia harus divaksin secara serentak,” kata Zulfa kepada BANPOS melalui pesan WhatsApp, Kamis (2/9).

    Menurutnya, dengan dilakukannya vaksinasi terhadap santri sehingga terbentuk herd immunity, sehingga para santri dapat mengantisipasi penyebaran covid dilingkungan Ponpes Subulussalam.

    “Kita berharap pandemi ini segera berakhir, sehingga pembelajaran tatap muka di Ponpes Subulussalam dapat dilakukan. Jika pandemic ini berakhir, seluruh kegiatan kita dapat dilaksanakan tanpa adanya pembatasan. Namun begitu, meskipun sudah divaksin kita akan tetap menerapkan protokol Kesehatan,” terangnya.

    Penanggung jawab kegiatan, Abdul Basit mengatakan, dari jumlah peserta yang terdaftar untuk mengikuti vaksinasi berjumlah 1.000 orang lebih, namun yang mengikuti vaksinasi sekitar 846 orang.

    “Saya harap seluruh santri dan masyarakat terhindar dari penyebaran covid, oleh karena itu untuk mengantisipasinya seluruh warga harus melakukan vaksinasi,” katanya.

    Sementara itu, Tokoh Masyarakat Desa Kresek, Ayatullah menambahkan, antusias masyarakat untuk melakukan vaksinasi begitu tinggi.

    “Masyarakat begitu antusias mengikuti pelaksanaan vaksinasi yang diselenggaran oleh Ponpes Subulussalam Bersama Muspika Kresek, saya harap pandemic ini segera berakhir,” ucapnya. (DHE/RUL)

  • Masih Banyak Warga Isoman, Kota Serang Zona Oranye

    Masih Banyak Warga Isoman, Kota Serang Zona Oranye

    SERANG, BANPOS – Masih banyaknya pasien yang melakukan isolasi mandiri (Isoman), membuat Kota Serang masih ditetapkan sebagai zona oranye penyebaran Covid-19. Padahal, kabupaten kota lain di Provinsi Banten saat ini sudah ada yang ditetapkan zona kuning.

    Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Masyarakat Kesehatan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Ratu Ani Nuraeni. Menurutnya, saat ini di Kota Serang masih ada yang melakukan isoman, yang masuk dalam kategori dirawat.

    “Berdasarkan data di Provinsi (Banten), isoman itu masuk dalam kategori dirawat. Memang masih banyak yang dirawat di Kota Serang,” ungkapnya, Kamis (2/9).

    Ia menjelaskan, sampai saat ini jumlah pasien yang melakukan isoman di Kota Serang mencapai 407 orang. Namun untuk jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit diklaim sudah mulai menurun, dibandingkan sebelumnya.

    “Jumlahnya saat ini ada 407, tapi kalau di rumah sakit itu angkanya (pasien Covid-19) sudah turun,” katanya.

    Pihaknya bersama Satuan tugas (Satgas) Covid-19 Kota Serang, saat ini sedang melakukan koordinasi baik dengan rumah sakit pemerintah, maupun rumah sakit swasta. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jumlah dan kondisi pasien Covid-19.

    “Tapi kalau di RSUD Kota Serang itu sudah menurun, termasuk kasus harian itu sudah menurun,” tuturnya.

    Disamping itu, pihaknya tetap melakukan pengecekan atau tes usap atau Swab kepada masyarakat yang sedang melakukan isoman. Ia khawatir ada pasien yang sudah sembuh, namun belum terdata.

    “Khawatir belum dimasukkan ke data kesembuhan. Karena kalau provinsi hanya tau orang yang isoman itu dirawat. Makanya kami cek lagi,” terangnya.

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin membenarkan bahwa saat ini Kota Serang masih masuk dalam zona oranye. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang terus berupaya untuk melakukan vaksinasi kepada seluruh masyarakat.

    “Termasuk juga dengan penerapan protokol kesehatan. Kami selalu meminta kepada masyarakar agar tetap disiplin dan patuh terhadap kebijakan,” ujarnya.

    Senada disampaikan Walikota Serang, Syafrudin. Ia menekankan agar masyarakat disiplin dan mematuhi peraturan yang dikeluarkan pemerintah.

    “Kalau hanya kami (pemerintah) yang berusaha sendiri, tentu akan kesulitan. Masyarakat juga harus mengikuti aturan ini, sehingga corona hilang dari Kota Serang,” ucapnya.

    Seemntara, kenaikan jumlah kasus harian Covid-19 di Tanah Air pada Kamis (2/9) kemarin, dilaporkan mencapai angka 8.955. Sehingga, totalnya menjadi 4.109.093.

    Jumlah kasus baru sebanyak 8.955, diperoleh dari hasil pemeriksaan terhadap 208.715 spesimen (82.052 via PCR/TCM, 126.663 via antigen) dari 128.853 orang dites (35.757 via PCR/TCM, 93.096 via antigen).

    Dibanding kemarin, jumlah orang dites pada hari ini berkurang 5.226 orang. Rinciannya, yang dites PCR/TCM berkurang 2.475 orang. Sedangkan yang dites antigen, menyusut 2.751.

    Dari hasil tes tersebut, sebanyak 5.750 orang dinyatakan positif Covid-19 melalui tes PCR/TCM. Sedangkan yang positif antigen, ada 3.205 orang. Sehingga, dapat dihitung nilai positivity rate harian sebesar 6,95 persen dan positivity rate PCR 16,08 persen.

    Meski masih di atas batas atas standar WHO yang menetapkan angka maksimal 5 persen, positivity rate terus menunjukkan tren menurun.

    Sebaran kasus baru pada hari kemarin dirajai oleh Jawa Tengah (Jateng) dengan angka 1.134. Dibuntuti Jawa Timur 853, Jawa Barat 791, Sumatera Utara 701, Kalimantan Timur 503, DKI Jakarta 430, Daerah Istimewa Yogyakarta 384, Bali 329, Aceh 323, dan Riau 311.

    Jawa Tengah yang kini berada di peringkat teratas, sebelumnya ada di peringkat 3 dengan 957 kasus baru. Sudah cukup lama Jawa Tengah tidak menjadi penyumbang kasus baru terbanyak. Terakhir, pada 18 Agustus 2021 dengan 3.072 kasus baru.

    Setelahnya, peringkat teratas kontributor kasus baru, didominasi oleh Jawa Timur atau Jawa Barat. Kalimantan Timur yang kini di peringkat 5, tukar tempat dengan DKI yang kemarin bercokol di posisi tersebut, dengan 673 kasus baru.
    Kemarin, DKI ada di peringkat 6, posisi yang kemarin ditempati Kalimantan Timur dengan angka 537.

    Penambahan jumlah kasus kematian harian akibat Covid-19 pada kemarin, mencapai angka 680. Ini merupakan angka tertinggi dalam 7 hari terakhir, yang sempat mencapai angka terendah 532 pada 31 Agustus 2021.

    Per Kamis (2/9), total kasus kematian akibat Covid-19 tembus ke angka 134.356 dengan tingkat kematian 3,3 persen.
    Untuk kasus aktif, terdapat penurunan sebesar 12.933. Sehingga, totalnya kini 176.638, dengan cakupan 4,3 persen dari total kasus terkonfirmasi.

    Sedangkan kasus sembuh, bertambah 21.208 menjadi 3.798.099 dengan tingkat kematian 92,4 persen.(HES/MUF/ENK/RMID)