SERANG, BANPOS – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) pada Senin, (6/9). Sejauh ini, PTM berjalan aman, tetapi evaluasi akan segera dilakukan jika ditemukan kasus Covid-19 dari kegiatan belajar mengajar ini.
WH mengecek penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di SMAN 1 Kota Serang di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 39 dan SMKN 1 Kota Serang Jl. Fatah Hasan No.88 pada hari pertama pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMA dan SMK.
“Berjalan bagus dan aman, sesuai protokol kesehatan,” kata WH.
Selain mengecek ketersediaan sarana pendukung penerapan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan dan alat ukur suhu tubuh di sekolah, WH masuk ke ruang kelas dan berdialog dengan siswa selama peninjauan. “Tetap jaga protokol kesehatan di sekolah maupun di luar sekolah,” katanya kepada para siswa.
Dia juga menyarankan siswa yang belum mendapat suntikan vaksin Covid-19 segera menjalani vaksinasi. Sekolah harus memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka guna mencegah penularan virus corona.
Menurut dia, pemerintah daerah akan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah secara berkala.
“Kalau muncul kasus (penularan Covid–19), akan kita evaluasi kasus per kasus, apakah karena sekolah atau karena lingkungan sosialnya,” kata Wahidin.
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah, ia mengatakan, akan dihentikan sementara kalau penularan Covid-19 terjadi di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten Tabrani mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka di SMA, SMK, dan sekolah khusus di Provinsi Banten dimulai pada Senin.
Ia menjelaskan, selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka para kepala sekolah diminta melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan di daerahnya.
“Kalau ada kasus akan kita evaluasi. Bagi yang tidak bisa luring, solusinya daring,” kata Tabrani.
Terpisah, sejumlah sekolah diwilayah Kabupaten Tangerang, khususnya SMA dan SMK saat ini mulai menggelar pelaksanaan PTM dengan menerapkan Prokes yang ketat. Pada hari pertama pelaksanaan PTM disambut antusias para siswa, salah satunya di SMA Negeri 18 Kabupaten Tangerang dengan tingkat kehadiran siswa 90 persen atau sekitar 300 siswa mengikuti PTM.
Dalam pelaksanaannya, sebelum masuk ke lingkungan sekolah siswa wajib untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh, kemudian mencuci tangan hingga menggunakan masker.
Kepala SMAN 18 Kabupaten Tangerang, Herri Supriatna mengatakan, dalam pelaksanaan PTM saat ini, tingkat antusias para pelajar untuk bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar secara tatap muka cukup tinggi, dimana persentase kehadirannya mencapai 90 persen.
“Ini hari pertama kita belajar tatap muka lagi, setelah hampir dua tahun kita melakukan pembelajaran secara Daring. Disini untuk kehadiran siswa cukup banyak, namun memang masih ada yang belum masuk dengan alasan sakit atau yang lainnya,” kata Herri, Senin (6/9).
Untuk memastikan para siswa mengikuti PTM dan tidak mengikuti, lanjut Herri, sebelumnya telah meminta izin kepada orang tua atau wali murid untuk bisa mengikuti PTM.
“Jadi sebelum PTM ini, semua anak sudah menyerahkan surat persetujuan dan diizinkan oleh orang tuanya,” ujarnya.
Dijelaskannya, dalam penerapan belajar tatap muka pada masa pandemi Covid-19 ini mekanismenya berbeda. Pada satu minggu pertama, PTM hanya dilakukan selama tiga hari.
“Disini PTM-nya cuma tiga hari, yakni hari Senin, Rabu dan Jumat. Dimana dari tiga hari itu proses belajarnya dibagi, hari Senin untuk kelas 10, lalu yang selanjutnya bergilir kelas 11 dan 12. Untuk hari Selasa, Kamis dan Sabtu, akan kita gunakan untuk melakukan sterilisasi sekolah dengan menyemprotkan cairan disinfektan,” terangnya.
Herri menambahkan, pada pelaksanaannya setiap satu kelas hanya berisi sekitar 18 siswa, yang mana pembagiannya menggunakan sistem absensi ganjil genap.
“Satu angkatan ada 340 siswa, lalu kita bagi-bagi yang awalnya pada satu kelas berisi 38, sekarang hanya 18 siswa. Itu pun sistemnya, 18 siswa absen ganji di kelas A, dan siswa yang absen genap di kelas B,” ungkapnya.
Selain siswa di level SLTA, PTM juga diberlakukan di sejumlah SMP, termasuk di Kota Serang. Sebanyak 36 SMP Negeri dan Swasta di Kota Serang sudah mulai melaksanakan PTM. Sedangkan sebanyak 24 SMP Negeri dan Swasta lainnya, belum melaksanakan PTM lantaran masih mempersiapkan fasilitas, sarana dan prasarana serta menyelesaikan vaksinasi bagi siswanya.
Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan bahwa jumlah keseluruhan SMP baik Negeri maupun Swasta di Kota Serang sekitar 60 sekolah. Namun, baru 36 SMP saja yang sudah melaksanakan PTM di Kota Serang.
“Alhamdulillah, baru ada 36 SMP negeri dan swasta yang melangsungkan PTM. Maka, kami meninjau beberapa SMP ini untuk memastikan protokol kesehatannya apakah sudah dijalankan,” ujarnya saat memantau pelaksanaan PTM di SMP Negeri 10 Kota Serang, Senin (6/9).
Berdasarkan pantauan Dindikbud dan Dinkes Kota Serang, Subadri mengatakan bahwa sekolah yang menggelar PTM sudah memenuhi syarat. Melihat dari sisi fasilitas dan protokol kesehatan yang dijalankan, semuanya dinilai telah sesuai dengan aturan atau kebijakan dari pemerintah.
“SMP 10 ini sudah melaksanakan PTM, dan Alhamdulillah sudah kami lihat, menurut Kadinkes sudah layak. Mudah-mudahan tidak terjadi kerumunan nantinya,” tuturnya.
Menurut Subadri, bagi siswa yang belum melakukan vaksinasi Covid-19 tetap diperbolehkan untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Namun, sebelum mengikuti kegiatan belajar, siswa tersebut akan mengikuti vaksinasi terlebih dahulu.
“Tetap boleh sekolah (tatap muka), dan sebetulnya dia (siswa) mau vaksin. Jadi tinggal ke puskesmas saja nanti, tentunya tidak mengganggu aktivitas belajar,” ucapnya.
Sebagian SMP yang belum melaksanakan PTM menurutnya terjadi karena beberapa faktor yang menjadi kendala. Seperti sarana, prasarana, dan fasilitas yang belum memenuhi syarat, hingga persoalan vaksinasi pelajar yang belum terealisasi secara menyeluruh.
“Mungkin kesiapannya belum. Dari prokesnya, hingga sarana dan prasarananya. Kemudian kan masih ada SMP yang siswanya mayoritas belum divaksin,” tuturnya.
Berdasarkan persentase, pelajar yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 di Kota Serang mencapai sekitar 60 persen. “Terakhir itu siswa yang sudah divaksin sekitar 56 persen, tapi hari ini ada tambahan jadi sekitar 60 persenan yang sudah divaksin,” katanya.
Kepala SMP Negeri 10 Kota Serang, Meti Istimurti, mengatakan bahwa pelaksanaan PTM di lingkungan sekolahnya dilakukan secara bergantian atau ‘shifting’. “Seperti pembelajaran pertama dari jam 08.00 sampai jam 09.00, kemudian jeda satu jam, dan dimulai jam 10.00 sampai jam 11.00. Setiap hari akan seperti itu, dengan kapasitas siswa per kelas 50 persen dari jumlah siswa,” ujarnya.
Para siswa atau pelajar yang melaksanakan PTM hanya melakukan pembelajaran selama satu jam, setiap mata pelajaran esensial. Hal itu disesuaikan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri dan Surat Edaran (SE) Gubernur Banten, yang menginstruksikan sekolah untuk melaksanakan PTM pada mata pelajaran esensial.
“Kami mengikuti SKB 4 Menteri dan instruksi gubernur, seperti itu pelajarannya. Materi-materi esensial, dan saya menekankan kepada guru agar tidak memberikan tugas kepada siswa selama PTM,” tandasnya.(RUS/DZH/DHE/ENK)
Caption Foto : Siswa SMAN 18 Kabupaten Tangerang saat mengikuti PTM dengan menerapkan Prokes yang ketat.