SERANG, BANPOS – Sebanyak 4.500 dos vaksin bantuan dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk penyandang disabilitas kedaluarsa pada Oktober mendatang. Sementara itu, sejumlah kendala ditemui dalam mempercepat proses vaksinasi bagi Orang Dengan Kedisabilitasan (ODK) di Banten.
Demikian terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) teknis akselerasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi penyandang disabilitas di Banten bersama tim staff khusus Presiden RI yang dilakukan secara dalam jaringan (daring) di Aula Kantor Dinsos Banten, Rabu (18/8).
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Banten, Sitti Maani Nina, tim Pengerak PKK Banten, Tine Al Muktabar dan perwakilan dari kabupaten/kota.
Kepala Dinsos Banten, Nurhana dalam laporannya menyebut beberapa kendala yang dihadapi dalam percepatan vaksinasi bagi penyandang disabilitas di Banten. Dimana kendala paling mendasar adalah kurangnya sosialisasi vaksinasi. Ditambah masa kedaluwarsanya hanya tinggal satu bulan beberapa pekan.
“Pertama kendala kurang sosialisasi, sehingga penyandang disabilitas menjadi takut. Kendala lain itu banyaknya berita hoax dan menyebabkan ketakutan bagi mereka. Dan kadaluarsa vaksin dari UEA itu Oktober,” katanya.
Ia mengungkapkan, kendala lain yang menyebabkan terhambatnya vaksinasi bagi penyandang disabilitas lantaran dalam kondisi sakit ataupun hamil.
“Ada juga (penyandang disbilitas) yang kabur karena takut (divaksin) ketika kita sambangi ke rumahnya. Bahkan ada juga yang mengamuk karena menolak divaksin dan melawan petugas,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Nurhana, keterbatasan vaksinator juga menjadi salah satu kendala percepatan vaksinasi bagi ODK. Meski begitu, untuk mempercepat vaksinasi, Dinsos Banten juga telah menyiapkan pendamping-pendamping yang akan mengedukasi para ODK.
“Kita ada pendamping kaya Karang Taruna, Tagana, yang akan mengedukasi para (penyandang) disabilitas dalam program vaksinasi. Kita juga sudah melakukan tugas sesuai prosedur salah satunya menyiapkan data (calon penerima vaksin),” katanya.
Mengenai adanya penyandang disabilitas yang tidak mempunyai nomor induk kependudukan (NIK), Nurhana mengaku, hal itu akan difasilitasi secara manual.
“Nanti ODK yang nggak punya NIK akan dikumpulkan oleh kabupaten/kota, difasilitasi lewat Dinas Kependudukan dam Catatan Sipil (Disdukcapil). Jadi yang ngga ada NIK dimanualkan dulu nanti dibuatkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) oleh dukcapil,” ujarnya.
Ditambahkan Nurhana, pihaknya berharap akselerasi vaksinasi Covid-19 bagi penyandang disabilitas dapat terlaksana.
“Mari kita lakukan vaksinasi. Saya berharap Dinsos kabupaten/kota juga dapat melakukan percepatan. Para pendamping juga harus siap,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Sekretaris Dinsos Banten, Budi Darma mengatakan, vaksinisasi bagi kaum disabilitas untuk tahap I sebanyak 17.725 orang.
Jumlah penyandang disablitas yang akan mendapatkan vaksinasi tersebar di delapan kabupaten/kota se-Banten, yaitu di Kabupaten Serang 5.887 jiwa, Kabupaten Pandeglang 395 jiwa, Kabupaten Lebak 4.385 jiwa, Kabupaten Tangerang 3.419 jiwa.
“Sedangkan di Kota Tangerang sebanyak 1.053 jiwa, Kota Cilegon sebanyak 1.624 jiwa, Kota Tangerang Selatan sebanyak 592 jiwa dan Kota Serang sebanyak 370 jiwa. Mereka akan mendapatkan vaksin sinopharm,” katanya.
Ia mengaku untuk mensukseskan program tersebut pihaknya telah menyiapkan pendamping-pendamping yang akan mengedukasi para ODK. Pendampingan tersebut berasal dari Karang Taruna dan Tagana yang akan mengedukasi para penyandang disabilitas dalam program vaksinasi.
“Kita juga sudah melakukan tugas sesuai prosedur salah satunya menyiapkan data calon penerima vaksin,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap akselerasi vaksinasi Covid-19 bagi penyandang disabilitas dapat terlaksana. “Mari kita lakukan vaksinasi. Saya berharap Dinsos kabupaten/kota juga dapat melakukan percepatan. Para pendamping juga harus siap,” tandasnya.
Diketahui, Banten bersama lima provinsi lainnya se Jawa-Bali mendapatkan kuota sebanyak 450 ribu vaksin sinopharm yang merupakan hibah dari Raja Uni Emirat Arab untuk Presiden Joko Widodo. Dimana Banten sendiri mendapatkan kuota sebanyak 4.500 vaksin.
Sedangkan data penyandang disabilitas yang terdata saat ini di Banten sebanyak 18.166 orang yang tersebar di delapan kabupaten/kota.
Sementara, progres vaksinasi di Kota Serang hampir mendekati setengah dari jumlah penduduk Kota Serang. Lebih tepatnya, sebanyak 49,54 persen atau 260.352 warga Kota Serang telah disuntikkan vaksin Covid-19 dosis pertama. Sedangkan untuk dosis kedua, baru sebanyak 17,49 persen atau 91.917 warga Kota Serang.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Ahmad Hasanudin, mengatakan bahwa jumlah target sasaran vaksinasi Covid-19 yang telah ditetapkan di Kota Serang sebanyak 525.585 penduduk.
“Itu jumlah yang harus divaksin. Sekarang ini yang sudah divaksin sebanyak 260.352 orang atau 49,54 persen,” ujarnya saat diwawancara awak media, Rabu (18/8).
Sementara untuk warga yang telah melaksanakan vaksinasi Covid-19 dosis kedua, Hasan mengatakan bahwa hingga saat ini baru terdapat sebanyak 91.917, atau 17,49 persen.
“Itu yang sudah melakukan vaksinasi dosis kedua. Jumlah itu secara keseluruhan, ada nakes, masyarakat, hingga teman-teman media yang telah melaksanakan vaksinasi,” katanya.
Adanya perbedaan jumlah penerima vaksinasi dosis pertama dan kedua, menurut pria yang kerap disapa dokter Hasan tersebut lantaran adanya jarak waktu pemberian dosis pertama, dengan dosis kedua.
“Karena adanya perbedaan waktu dan jarak tersebut, sehingga belum sampai targetnya. Untuk dosis pertama itu kan harus menunggu 28 hari dulu sebelum mendapat dosis kedua,” ucapnya.
Selain itu, terdapat beberapa penerima vaksin yang belum bisa atau bahkan tidak bisa menerima vaksinasi karena faktor kesehatannya. “Itulah faktor-faktor yang menjadi kendala kami dalam capaian target vaksinasi tersebut,” tuturnya.
Tak hanya itu, pelaksanaan vaksinasi bagi penyandang disabilitas juga telah dilaksanakan oleh Satuan tugas (Satgas) Covid-19 Kota Serang. “Sudah di puskesmas-puskesmas, bahkan sampai jemput bola. Termasuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) pun kami laksanakan,” terangnya.
Hasan mengakui bahwa untuk capaian tersebut terbilang masih rendah. Hal itu karena Satgas Covid-19 baru mulai melaksanakannya beberapa waktu lalu. Pihaknya pun tengah menggencarkan vaksinasi bagi anak-anak.
“Untuk capaian itu memang masih kecil. Tapi kami sekarang sedang gencar melaksanakan itu. Termasuk juga vaksinasi bagi anak sekolah usia 12 hingga 17 tahun,” ucapnya.
Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa dalam percepatan pencapaian target vaksinasi, Pemkot Serang telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya melaksanakan vaksinasi massal beberapa waktu lalu.
“Memang kan harus segera diselesaikan vaksinasi itu, targetnya 525.000 lebih sampai Desember 2021,” ujarnya.
Menurut Syafrudin, saat ini antusiasme masyarakat untuk melakukan vaksinasi cukup tinggi dibandingkan sebelumnya. Bahkan, hampir seluruh Puskesmas dan pelaksanaan vaksinasi yang digelar oleh TNI-Polri, disambut baik oleh masyarakat.
“Saya kira saat ini masyarakat masih sangat antusias (vaksinasi). Baik vaksinasi yang dilaksanakan pemerintah, TNI-Polri, dan puskesmas,” tandasnya. (DZH/RUS/ENK)