Kategori: COVID-19

  • Endemi Covid-19 Makin Keliatan, Ikuti Aturan Perjalanan Domestik Ya

    Endemi Covid-19 Makin Keliatan, Ikuti Aturan Perjalanan Domestik Ya

    Satgas Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan aturan terbaru untuk pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN). Kini, para pelaku perjalanan dalam negeri atau domestik yang telah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua atau ketiga tak perlu lagi menunjukkan hasil negatif tes antigen atau PCR.

    Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Satgas COVID-19 Nomor 11 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19. maksimal 3×24 jam sebelum berangkat atau antigen maksimal 1×24 jam sebelum berangkat dan surat keterangan tidak bisa vaksin dari dokter. Usia anak usia di bawah 6 tahun wajib didampingi.

    “Setelah tes tak lagi jadi syarat wajib, inilah aturan terbaru perjalanan dengan moda transportasi darat, laut maupun udara,” ujar Perupadata Netizen menyambut baik kebijakan Pemerintah yang meniadakan tes antigen atau PCR bagi pelaku perjalanan dalam negeri. Netizen menilai kebijakan ini sebagai langkah awal menuju endemi. Akun @Sapto_Nugroho mengucap syukur alhamdulilah dengan kebijakan bebas tes PCR atau Antigen. Dia menilai, kebijakan Pemerintah ini sebagai harapan baru bagi Indonesia dan dunia.

    “Ayo lengkapi vaksin biar bisa menikmati bebas tes PCR & antigen pada perjalanan domestik darat, laut, udara,” ajak dia. Akun @Hachioji mengatakan, kebijakan bebas tes PCR atau Antigen bagi perjalanan domestik patut diapresiasi. Kata dia, memang sudah seharusnya negara ini segera bisa move on dari pandemi Covid-19.

    “Mantap, ada kemajuan. Kalau mau balik lagi pakai tes antigen atau PCR jangan mendadak saat hari H. Minimal H-3 biar ada persiapan,” saran @Wargamu. Akun @badrvn memastikan, kebijakan bebas tes PCR dan Antigen untuk perjalanan domestik sudah fixed untuk semua moda transportasi. Dia berharap kebijakan ini diberlakukan seterusnya agar yang mau mudik bisa booking tiket jauh-jauh hari.

    “Kebijakan ini sebagai langkah awal menuju endemi. Jadi, Covid-19 sudah tidak lagi menjadi ancaman serius,” kata @aqiledscnt. Akun @FredyIstiati berharap, dengan kebijakan vaksin 2 kali bebas bepergian tanpa PCR dan Antigen dapat menaikkan lagi geliat bisnis transportasi dan pariwisata di Indonesia, serta menaikan kembali perekonomian masyarakat.

    “Kenapa baru sEndemi Covid-19 Makin Keliatan, Ikuti Aturan Perjalanan Domestik Ya… [TIF/RM.id]

  • Catat Rekor Kematian Covid-19 Tertinggi Di Dunia, Hong Kong Jumpalitan

    Catat Rekor Kematian Covid-19 Tertinggi Di Dunia, Hong Kong Jumpalitan

    Jumlah kematian akibat kasus Covid-19 melonjak di Hong Kong dalam dua pekan terakhir. Kota pusat keuangan dunia itu tercatat mengalami kasus kematian Covid-19 tertinggi di dunia.

    Hong Kong kini fokus mengurangi angka kematian akibat Covid-19 daripada menggeber tes massal wajib.

    “Hong Kong perlu fokus menangani pasien bergejala berat dan menghentikan penularan,” kata Kepala Komisi Kesehatan China, Liang Wannian, yang tengah membantu menangani kasus Covid-19 di Hong Kong, dikutip Bloomberg, Selasa (8/3).

    Hong Kong kini kebingungan terkait rencana pengujian massal. Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan, bulan lalu, setiap penduduk akan diuji tiga kali pada pertengahan Maret.

    Melansir Straits Times, pusat keuangan global itu tetap berpegang pada strategi Zero Covid-19, meski ada lonjakan besar dalam infeksi yang membuat tim medis hingga fasilitas kesehatan kewalahan.

    Petugas penanganan kamar jenazah kewalahan dan harus mengerahkan unit pendingin bergerak untuk menyimpan jenazah.

    Penyebaran virus di lebih dari 750 fasilitas perawatan, termasuk rumah bagi penyandang disabilitas, memicu kekhawatiran hal yang lebih buruk akan terjadi.

    Kota ini telah berusaha meningkatkan kapasitas penanganan. Departemen Kesehatan sedang berupaya menambah ruang penyimpanan untuk 300 jenazah tambahan. Termasuk kontainer berpendingin, menggunakan rumah duka dan rumah perawatan pribadi.

    Juga ada ruang baru sedang dibangun di kamar jenazah Fu Shan yang akan menyediakan 800 ruang tambahan, yang ditargetkan selesai April mendatang. Kontainer berpendingin juga telah dikirim ke rumah sakit, yang akan dapat menyimpan sementara 500 jenazah.

    Mengutip Reuters.com, Hong Kong melaporkan 31.008 kasus baru Covid-19 dan 153 kematian pada Minggu (6/3). Pemerintah menyatakan, penduduk tidak perlu khawatir tentang skema pengujian massal yang melonjak. Pihak berwenang juga memastikan stabilitas pasokan makanan.

    Profesor di National University of Singapore yang juga salah satu ketua Koalisi Imunisasi Asia Pasifik, Tikki Pang mengatakan, tingkat kematian tertinggi masih ditemukan pada mereka yang belum divaksin sama sekali.

    “Ini adalah penyakit bagi mereka yang belum divaksin. Coba lihat apa yang terjadi di Hong Kong saat ini, sistem layanan kesehatan kewalahan,” kata Dr Pang yang sebelumnya pernah

    menjadi Direktur Kebijakan Penelitian dan Kerja Sama di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    “Mayoritas kematian dan gejala paling parah adalah di kalangan mereka yang belum divaksinasi, sebagai bagian paling rentan,” imbuhnya.

    Lonjakan infeksi telah melumpuhkan tenaga kerja dalam sistem perawatan kesehatan, transportasi umum, operator mall serta layanan pos, supermarket dan apotek. Banyak restoran dan toko ditutup, distrik utama sangat sepi dan hanya sedikit penduduk yang keluar di lingkungan yang biasanya sibuk.

    Ketika penularan dan kematian mencapai rekor tertinggi, Hong Kong telah menerapkan pembatasan. Hong Kong membatasi pertemuan publik lebih dari dua orang dan sebagian besar tempat ditutup. Penerbangan dari mancanegara dilarang, termasuk dari Amerika Serikat dan Inggris. [DAY]

  • Percepat Pandemi Jadi Endemi, Akselarasi Vaksin Dikebut

    Percepat Pandemi Jadi Endemi, Akselarasi Vaksin Dikebut

    JAKARTA, BANPOS – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung kegiatan percepatan vaksinasi di GOR BRI Radio Dalam, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022). Akselerasi ini juga dilakukan di 5.777 titik vaksinasi seluruh Indonesia, dengan target 1,5 juta dosis vaksin.

    Dalam kesempatan itu, Sigit mengungkapkan, akselerasi vaksinasi terus akan dilaksanakan di seluruh Indonesia sebagai upaya untuk mempersiapkan, serta mendukung strategi Pemerintah untuk mengubah Pandemi menjadi Endemi.

    “Kenapa kita lakukan, karena kita memang ingin mengejar upaya yang saat ini kita lakukan untuk mempersiapkan program dari Pandemi menjadi Endemi,” kata Sigit usai meninjau kegiatan itu kepada wartawan.

    Diketahui, Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan strategi untuk mengubah Pandemi menjadi Endemi.

    Sigit menambahkan, demi mendukung upaya dari Pemerintah tersebut, salah satu tolak ukur untuk terlaksananya strategi itu dengan melakukan percepatan vaksinasi untuk masyarakat Indonesia. Kemudian tentunya harus diiringi dengan pengendalian laju pertumbuhan Covid-19.

    “Disatu sisi kita mengontrol bagaimana laju pertumbuhan Covid-19 bisa kita kendalikan. Kemudian angka kesembuhan kita harapkan akan meningkat dan angka kematian yang kita jaga untuk minimal, dengan melakukan perawatan terhadap masyarakat di rumah sakit. Sehingga tingkat fatalitas bisa dihindarkan,” ujar Sigit.

    Mantan Kabareskrim Polri ini juga mengungkapkan bahwa, Indonesia mendapatkan target dari WHO di akhir bulan Mei nanti untuk mewujudkan seluruh provinsi bisa mencapai angka vaksinasi sebesar 70 persen.

    “Walaupun secara nasional angka kita saat ini untuk dosis dua sudah cukup tinggi diatas 71 persen. Namun demikian kalau kita hitung secara provinsi belum merata kalau pun seperti di DKI Jakarta sendiri dosisi II sudah di atas 100 persen,” ucap eks Kapolda Banten itu.

    Disisi lain, Sigit juga kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi dosis 3 atau booster dengan memanfaatkan gerai-gerai serta fasilitas yang telah disediakan oleh seluruh pihak terkait.

    Sigit memaparkan, vaksinasi dosis 3 akan memberikan imunitas atau kekebalan yang lebih tinggi terhadap segala jenis varian Covid-19. Vaksin Booster, kata Sigit, juga dapat menurunkan fatalitas bagi masyarakat yang terpapar virus corona, khususnya mereka yang memiliki komorbid.

    “Karena memang statistiknya ada. Tentunya yang lebih lengkap tingkat imunitasnya menjadi lebih tinggi dan risiko fatalitasnya menjadi lebih rendah. Ini yang tentunya terus kita ingatkan. Sehingga kita betul-betul siap untuk mempersiapkan masyarakat kita dari varian Delta, Omicron atau varian baru yang tentunya ada mutasi yang kita harus selalu siap,” papar Sigit.

    Disamping hal itu, Sigit juga mengapresiasi kelompok pemuda yang tergabung dalam Cipayung Plus karena telah bersinergi dan berkolaborasi dalam kegiatan akselerasi vaksinasi hari ini.

    Ia berharap, kedepannya, kelompok pemuda yang notabene generasi penerus bangsa, dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya mendapatkan vaksinasi demi pengendalian Pandemi Covid-19.

    “Kedepan kita akan terus bersinergi untuk melakukan kegiatan-kegiatan berbagai macam terkait penanganan Pandemi Covid-19, kegiatan mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN), dan kegiatan lain,” tutur Sigit.

    Tak hanya meninjau langsung, Sigit juga memberikan pengarahan melalui virtual kepada seluruh jajarannya di Indonesia dalam rangka pengendalian Pandemi Covid-19.

    Pada kegiatan akselerasi vaksinasi tersebut, Kapolri juga melihat secara langsung program pasar rakyat yang menjual minyak goreng dengan harga lebih murah untuk masyarakat umum. Sementara, warga yang melakukan vaksinasi diberikan paket sembako.

    (MUF/ENK)

  • Aturan Covid Dilonggarkan, 9 Hal Ini Patut Dipertimbangkan

    Aturan Covid Dilonggarkan, 9 Hal Ini Patut Dipertimbangkan

    JAKARTA,BANPOS-Pemerintah kini melonggarkan beberapa kebijakan terkait penanganan Covid-19, menyusul situasi yang belakangan ini terus membaik. Dengan mempertimbangkan syarat vaksinasi Covid.
    Misalnya saja, sekarang ini para pelaku perjalanan domestik, tak perlu lagi melampirkan hasil negatif PCR atau antigen. Asalkan telah divaksin lengkap. Hal serupa juga diberlakukan untuk penonton MotoGP Mandalika.
    Penyesuaian lainnya terus dilakukan dalam bentuk level asesmen PPKM dan lama karantina.
    Terkait hal tersebut, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama merekomendasikan sembilan hal penting, yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan kebijakan ini di hari-hari mendatang.
    Pertama, jumlah kasus secara umum memang sudah melandai. Semoga, angka ini bisa terus turun hingga ke situasi Desember 2021, dengan sekitar 100 – 200 kasus sehari. Meski di sisi lain, masih memungkinkan adanya fluktuasi.
    Kedua, RS dan sistem kesehatan harus selalu siap untuk mengantisipasi, kalau-kalau ada peningkatan kasus.
    “Ketiga, vaksinasi primer perlu terus ditingkatkan sampai 70 persen dari total penduduk. Bukan hanya 70 persen dari sasaran yang ditetapkan. Keempat, booster masih harus ditingkatkan maksimal. Angka cakupan sekitar 5-6 persen sekarang ini, tampaknya masih terlalu rendah,” beber Prof. Tjandra dalam keterangannya, Selasa (8/3).
    Kelima, angka kematian nasional masih perlu dikendalikan. Diharapkan, dapat kembali ke data awal Januari 2022, dengan kasus kematian akibat Covid tak sampai 10 orang per hari.
    “Keenam, angka kepositifan atau positivity rate tentunya sudah menurun. Akan baik, kalau Ketujuh, angka reproduksi juga sudah menurun. Baiknya tentu di bawah 1.
    Kedelapan, surveilans (kasus probable/confirmed dan juga gejala/sindromik) harus terus ketat dilakukan. Sehingga, kalau ada peningkatan kasus, maka dapat terdeteksi sejak awal sekali.
    “Kesembilan, whole genome sequencing (WHO) perlu ditingkatkan untuk wanti-wanti dan deteksi dini, kalau ada varian baru. Termasuk juga, surveilan limbah,” pungkas mantan Dirjen Pencegahan dan Penyakit (P2P) serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan. [HES]

  • Pemkab Tangerang Terima 4.000 Reagen PCR

    Pemkab Tangerang Terima 4.000 Reagen PCR

    TANGERANG, BANPOS – Pemerintah Kabupaten Tangerang mendapatkan bantuan 4.000 reagen PCR dari Perumdam Tirta Kerta Raharja (TKR). Bantuan itu diterima langsung oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar secara simbolis di Pendopo Bupati Tangerang, Kota Tangerang, Kamis (24/2).
    “Alhamdulillah hari ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menerima 4.000 Reagen PCR, yang nanti akan dipergunakan untuk melakukan tracing dan juga secara intensif melakukan random test kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang,” kata Bupati Zaki.
    Bupati mengucapkan terima kasih kepada Perumdam Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang, yang sudah ikut membantu menangani pandemi virus Covid-19, baik dari tahun 2020, 2021 maupun tahun 2022 ini. “Kita semua berharap semoga pandemi ini segera berakhir dan masyarakat Kabupaten Tangerang bisa kembali hidup normal,” terangnya.
    Sementara itu Sofyan Sapar selaku Dirut Perumdam TKR Kabupaten Tangerang mengatakan, Perumdam TKR telah berkomitmen untuk selalu siap membantu Pemerintah Kabupaten Tangerang, khususnya dalam situasi dan kondisi pandemi Covid-19.
    Untuk itu, kegiatan dari Perumdam Tirta Kerta Raharja adalah mengalokasikan dana CSR untuk kebutuhan dan kemaslahatan masyarakat Kabupaten Tangerang. Salah satunya dengan memberikan bantuan.
    “Saya ucapkan terima kasih atas dukungan dari Bupati Tangerang dan selaku KPM Pemerintah Kabupaten Tangerang, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang atas dukungan selama ini kepada Perumdam TKR. Semoga bantuan ini bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Tangerang,” harap Sofyan.
    Hadir dalam acara penyerahan bantuan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Plt. RSU Tangerang, serta para pejabat di jajaran Perumdam TKR. (ADITYA/BNN)

  • Kapolda Tinjau Percepatan Vaksinasi

    Kapolda Tinjau Percepatan Vaksinasi

    Kapolres Lebak AKBP Wiwin Setiawan mendampingi Kapolda Banten Irjen Pol Prof Rudy Heryanto meninjau pelaksanaan percepatan vaksinasi Covid-19 di PT Indomarco Prismatama Cabang Lebak, yang berlokasi di Kampung Cibuah Jalan Raya Raya Rangkasbitung-Pandeglang KM 10 Kecamatan Warunggunung, (24/02).

    Kedatangan Kapolda Irjen Pol Rudy Heryanto langsung disambut Kapolres AKBP Wiwin Setiawan. Rombongan Kapolda itu didampingi oleh PJU Polda, yakni Irwasda Polda, Karo Ops Polda, Dirsamapta Polda Banten, Dir Pam Obvit Polda, Kabid Humas, Kabid TIK Polda Banten dan Dir Tahti Polda Banten.

    Wiwin Setiawan, menjelaskan, pihaknya akan mendampingi Kapolda meninjau Pelaksanaan Vaksinasi di PT Indomarco Prismatama.

    “Sebanyak 500 vial dosis disediakan dalam kegiatan ini dengan sasaran lansia dan masyarakat sekitar wilayah Kecamatan Warunggunung. Pada dasarnya kegiatan vaksinasi ini hampir setiap hari kami melaksanakan vaksinasi di jajaran Polsek Polres Lebak dan ada satu waktu kami laksanakan secara massal,” Jelas Wiwin.

    Wiwin menambahkan, Kapolda telah memberikan bantuan berupa 200 paket sembako kepada masyarakat. “Bapak Kapolda Banten juga memberikan bantuan berupa paket sembako kepada warga masyarakat sebanyak 200 paket,” terangnya.

    Oleh karenanya, kata dia, warga Lebak diharapkan terhindar dari Covid dan varian baru lainnya. “Semoga Masyarakat Kabupaten Lebak selalu sehat dan terhindar dari covid 19,” papar Wiwin. (WDO)

  • Dewan Minta Pemerintah Sekolah Daring Diminimalisir

    Dewan Minta Pemerintah Sekolah Daring Diminimalisir

    SEKTOR pendidikan lagi-lagi harus mengalami dampak dari peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berjalan beberapa waktu ini harus diminimalisir dan dipertimbangkan kembali.

    Ketua Komisi II DPRD Kota Serang, Jumhadi, mengungkap bahwa Covid-19 varian Omicron ini tersebar dengan cepat. Bahkan, sudah ada sejumlah siswa yang terpapar.

    “Menurut data yang ada di Dinas Kesehatan, angka pastinya berapa saya kurang tahu, tapi ada di beberapa sekolahan yang sudah terpapar siswanya,” ungkapnya.

    Jumhadi pun menegaskan bahwa hal ini harus dijadikan sorotan oleh pihak terkait sebelum PTM tetap dilangsungkan.

    “Ini harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kota dan kemudian dinas pendidikan untuk mengevaluasi terkait masalah PTM ini,” terangnya.

    Ia pun mengatakan bahwa setelah melewati tahapan evaluasi, diputuskan bahwa PTM akan diberlakukan untuk 50 persen siswa perkelasnya.

    “Kalau kita lakukan daring semua, ini juga artinya akan dampak ke siswa ya, tahu sendiri berapa bulan, hampir setahun mereka diliburkan daring, setelah mereka daring larinya ke gadget, artinya main handphone,” jelasnya.

    Jumhadi pun mengutarakan bahwa ia tidak setuju bila pembelajaran dilakukan secara daring secara keseluruhan. Menurutnya, bila pembelajaran daring diberlakukan 100 persen, ini akan berdampak pada kepribadian dan juga kecerdasan siswa.

    “Dampaknya ini sangat luar biasa mempengaruhi motorik anak itu sendiri ketika mereka diputuskan untuk total 100 persen daring, saya tidak setuju,” tegasnya.

    Ia pun menganjurkan, bila PTM tetap dilangsungkan, pihak sekolah dapat menerapkan protokol kesehatan secara aktif. Ia juga menyarankan agar pihak sekolah membuat jadwal piket guru untuk mengawasi kegiatan siswa di luar kelas, untuk menghindari kerumunan.

    “Kalau bisa dewan guru itu yang khusus mengawasi anak-anak ketika libur buatkan jadwal, itu solusi yang terbaik ya, ada yang mengawasi ketika anak-anak siswa di luar kelas, buat jadwal gitu buat guru yang mengawasi,” tandasnya. (ADV)

  • Satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan Klaim Vaksinasi Sesuai SOP

    Satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan Klaim Vaksinasi Sesuai SOP

    PANDEGLANG, BANPOS – Ketua Tim Satgas Covid-19 tingkat Kelurahan Kabayan, Imat Rohimat mengklaim bahwa siswa SDN 5 Kabayan, Kabupaten Pandeglang, Dava yang dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, diduga usai mengikuti vaksin di sekolahnya beberapa waktu lalu, telah setuju untuk divaksin dan pelaksanaan vaksinasi telah sesuai dengan Standar Operasional Pelaksanaan (SOP).

    “Terkait dengan siswa SDN 5 Kabayan yaitu Dava, pihaknya telah melakukan rapat lintas sektor yang didalamnya ada Kormin, Puskesmas Cikupa. Dengan memperlihatkan bukti pernyataan setuju untuk divaksin, pihak sekolah juga menyatakan tidak ada paksaan untuk divaksin. Itu hasil rapat yang sudah dilakukan dengan tim satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan,” kata Imat kepada BANPOS di ruang kerjanya, Senin (14/2).

    Dalam kasus tersebut, berdasarkan laporan yang disampaikan oleh tim Kesehatan dari Puskesmas Cikupa. Dibawanya siswa SDN 5 Kabayan tersebut ke rumah sakit sebagai upaya untuk memastikan adanya dugaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

    “Untuk memastikan penyebabnya dan memang ini hanya dugaan KIPI, dokter dari Puskesmas Cikupa sendiri sudah menyampaikan kronologis dibawanya Dava ke rumah sakit. Jadi sekarang kronologisnya sudah diserahkan ke KIPI Kabupaten Pandeglang untuk dilakukan observasi dan selanjutnya disampaikan juga ke KIPI Provinsi Banten,” terangnya.

    Imat menambahkan, tim Puskesmas Cikupa juga sebelum melakukan vaksinasi telah melakukan screening, sehingga dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP.

    “Hasil screening tensinya baik, juga hasil cek suhu juga baik dan tidak memiliki Riwayat penyakit apapun. Intinya SOP sudah dilaksanakan dengan baik dan benar oleh petugas Puskesmas Cikupa. Kejadian ini memang yang tidak diinginkan oleh semua masyarakat, akan tetapi masyarakat juga jangan takut, karena dalam pelaksanaan vaksinasi ini aman dan juga ditangani oleh dokter yang kompeten,” ujarnya.

    Oleh karena itu, agar tidak ada lagi kejadian yang serupa, pihaknya meminta kepada masyarakat yang akan divaksin harus menyampaikan dengan jujur riwayat penyakit jika memilikinya dan harus mematuhi apa yang telah disampaikan oleh tim Satgas Covid-19.

    “Ini suatu pelajaran bagi kami tim Satgas tingkat kelurahan dan ini juga sama sebagai edukasi kepada masyarakat agar menyampaikan apabila anaknya yang memiliki riwayat penyakit bawaan disampaikan kepada petugas tim kesehatan Puskesmas. Setelah divaksin, jika ada yang dilarang untuk dilakukan, sebaiknya ikuti arahan dokter,” ucapnya.

    “Untuk Dava sendiri saat ini kondisinya sudah membaik dan tim Satgas Kelurahan juga masih melakukan pendampingan hingga saatnya nanti sembuh dan diperbolehkan pulang,” ungkapnya.

    (DHE/PBN)

  • Omicron di Banten Melonjak, Tapi Pemkot Serang Tetap Optimistis

    Omicron di Banten Melonjak, Tapi Pemkot Serang Tetap Optimistis

    SERANG,BANPOS – Dalam dua pekan ini kasus Covid-19 di Provinsi Banten naik signifikan. Meski begitu, Pemkot Serang meyakini lonjakan Covid-19 saat ini tidak akan membuat rumah sakit membeludak.

    Pemerintah mengimbau warga masyarakat untuk melaksanakan disiplin protokol kesehatan secara ketat serta mengikuti program vaksinasi untuk antisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron. Dalam dua pekan ini kasus Covid-19 di Provinsi Banten naik signifikan.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten Ati Pramudji Hastuti dalam siaran persnya kemarin menjelaskan, Covid-19 varian Omicron relatif menimbulkan gejala ringan namun tingkat penyebaran varian tersebut lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya.

    “Penyebarannya lebih cepat daripada delta pada gelombang kedua,” katanya.

    Tidak hanya itu, saat ini sudah memasuki ancaman gelombang ketiga. Diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dan terus melakukan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi baik dosis pertama dan kedua hingga vaksin lanjutan atau booster.

    “Sudah mulai, puncaknya itu Februari akhir dan Maret. Ya tapi bisa saja tidak sampai Maret tergantung kepada masyarakat lagi,” jelasnya.

    Dikatakan, hingga saat ini angka kematian dampak dari Covid-19 masih sangat rendah jika dibandingkan pada saat gelombang kedua pada tahun lalu.

    “Kalau yang (bergejala, red) ringan tapi ada komorbid, itu disarankan rawat di tempat isolasi terpusat (ISOTER) yang telah disediakan oleh pemerintah daerah,” kata Ati.

    Dijelaskan, mayoritas mereka yang terpapar Covid-19 varian Omicron tidak menimbulkan gejala sampai bergejala ringan sehingga dapat melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat harus dilakukan perawatan di rumah sakit.

    Ditambahkannya, tidak semua pasien Covid-19 yang tidak bergejala dan bergejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri, lantaran ada beberapa persyaratan yang membolehkan pasien untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Di antaranya tempat tinggal yang memadai, usia kurang dari 47 tahun dan tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

    Masih menurut Ati, untuk mengurangi risiko diperlukannya daya tahan atau kekebalan tubuh yang baik. Kekebalan tubuh bisa didapatkan secara alami dan juga setelah melakukan vaksinasi. Sehingga diharapkan masyarakat tidak perlu ragu untuk dapat melakukan vaksinasi untuk dapat mengurangi risiko jika terpapar Covid-19.

    “Orang yang sudah vaksin dan orang yang tidak divaksin itu gejalanya berbeda-beda, jauh lebih ringan orang yang sudah divaksin. Kekuatan daya tahannya kekebalan tubuh itu kan bisa alami dan bisa didapatkan, kalau dengan vaksinasi kan bisa didapatkan,” terang Ati.

    Berdasarkan data dari Dinkes Banten pada Kamis (12/2) lalu, tercatat penambahan kasus per harinya mencapai 7.283 kasus.

    Pemprov Banten telah menyiapkan 3.019 tempat tidur untuk isolasi di rumah sakit dengan tingkat keterisian (BOR) saat ini mencapai 47 persen. Pemprov Banten sendiri siap menambah tempat tidur apabila diperlukan. Sedangkan untuk tempat tidur isolasi terpusat mencapai 1.313 tempat tidur dengan tingkat keterisian 56,43 persen.

    Terpisah, Pemkot Serang yakin bahwa kasus Covid-19 saat ini tidak akan membuat rumah sakit membeludak, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu. Meskipun varian Omicron terbilang cepat menyebar, namun gejala yang ditimbulkan ringan.

    Kepala Dinkes Kota Serang, Ahmad Hasanudin, mengatakan bahwa varian Omicron yang saat ini tengah mewabah di Indonesia, memang cepat dalam penularannya. Akan tetapi dari segi gejala, Omicron tidak separah varian Delta.

    “Kalau varian Delta memang gejalanya berat. Namun penyebarannya lambat. Berbeda dengan varian Omicron yang penyebarannya cepat namun gejalanya hanya ringan,” ujarnya saat ditemui di kantor Kecamatan Serang, Jumat (11/2).

    Menurutnya, dengan kondisi varian Omicron tersebut, membuat pihaknya yakin bahwa tidak akan terjadi perawatan pasien yang membeludak di rumah sakit. Sebab pasien yang terpapar pun hanya bergejala ringan saja.

    “Kalau dulu lebih parah kan. Tapi seperti yang saya sebutkan, karena gejalanya tidak seperti varian Delta, maka insyaAllah pasiennya (di rumah sakit) tidak seperti pada kejadian varian Delta,” ucapnya.

    Ia mengaku, di Kota Serang telah mempersiapkan sejumlah rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19 yang perlu dirawat di rumah sakit. “Sejauh ini kita mempunyai rumah sakit insyaAllah mencukupi untuk merawat pasien-pasien,” terangnya.

    Sampai saat ini, Hasan menuturkan bahwa warga Kota Serang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 mencapai 22 orang. Sementara peningkatan kasus Covid-19, mencapai 200 pasien.

    “Ini campur kalangan pasiennya. Sampai saat ini yang dirawat di rumah sakit sebanyak 22 orang. Memang instruksi dari pusat kalau gejala berat dan sedang, dirawat di rumah sakit. Kalau ringan, cukup isolasi mandiri di rumah,” ucapnya.

    Walikota Serang, Syafrudin, menegaskan bahwa saat ini masyarakat harus lebih taat lagi dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia mengatakan, saat ini Covid-19 masih tetap ada dan harus diwaspadai.

    “Tetap harus waspada dengan Covid-19. Protokol kesehatan harus tetap dijaga, karena untuk mencegah Covid-19 harus mulai dari diri kita sendiri,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Pemerintah Tunggak Rp25 Triliun Lebih ke Rumah Sakit

    Pemerintah Tunggak Rp25 Triliun Lebih ke Rumah Sakit

    JAKARTA, BANPOS – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, pemerintah masih memiliki tanggung jawab pembayaran klaim rumah sakit terkait Covid-19 sebesar Rp25,10 triliun per 9 Februari 2022.

    Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Siti Khalimah menjelaskan, angka tersebut diperoleh dari total klaim rumah sakit atas biaya perawatan Covid-19 per 31 Januari 2022, sebesar Rp90,20 triliun.

    Dikurangi klaim yang tidak dapat dibayarkan sebesar Rp2,42 miliar. Dengan rincian klaim kadaluarsa dan tidak sesuai sebesar Rp0,68 triliun plus klaim dispute yang tidak dapat dibayarkan senilai Rp1,74 triliun.

    Sekadar info, klaim yang diajukan rumah sakit dapat dikategorikan dispute, apabila terdapat ketidaksesuaian atau ketidaksepakatan antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit, terkait pelayanan atau tindakan klinis yang berdampak terhadap pembayaran klaim pelayanan pasien covid-19.

    “Misalnya, ada ketentuan bahwa pasien yang dirawat harus tes PCR. Tapi, rumah sakit tidak melampirkan hasil tes PCR. Atau harusnya melampirkan hasil rontgen, tapi tidak dilakukan,” jelas Siti Khalimah.

    Dengan demikian, total klaim yang dibayarkan berjumlah Rp87,78 triliun.

    “Sebanyak Rp62,68 triliun tuntas di tahun 2021, dan masih ada sisa klaim yang harus dibayarkan sebesar Rp25,10 triliun,” bebernya.
    Untuk mengatasi permasalahan tunggakan tersebut, Kemenkes telah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk memproses tunggakan yang tersisa.

    Ia memprediksi tunggakan ini bisa saja bertambah. Sebab, Kemenkes masih memberikan batas waktu hingga 28 Februari 2022 bagi rumah sakit untuk mengeklaim biaya pelayanan pasien COVID-19.

    “Kita ingatkan kepada pihak rumah sakit jangan terlambat untuk pemasukan klaim. Karena akan kedaluwarsa pada 1 Maret 2022. Ini kita ingatkan terus agar tak terlambat,” ungkap Siti.

    Selain itu, Siti pun meminta agar pihak rumah sakit untuk lebih aktif terkait informasi berkenaan dengan penyelesaian hal tersebut. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan ketidaktahuan pihak rumah sakit bila seumpama ada perubahan regulasi yang terjadi.

    “Strategi yang bisa dilakukan rumah sakit di antaranya Rumah Sakit harus selalu update, ya harus mereka mengkaji, mengikuti sosialisasi, browsing aturan yang terbaru, info dari organisasi organisasi rumah sakit, saling memberikan info ini selalu saya tekankan kalau sosialisasi saling membantu saling memberikan info supaya rumah sakit yang lain terinfo ya dan dinas kesehatan,” kata Siti.

    “Kita juga sudah sampaikan ke dinas kesehatan untuk selalu melakukan koordinasi dengan rumah sakit setiap kali terjadi perubahan aturan atau terjadi masalah yang dihadapi oleh Rumah Sakit,” tutupnya.(UMM/ENK/RMID)