Kategori: COVID-19

  • Panglima TNI Dan Kapolri Lepas Bantuan PPKM Darurat

    Panglima TNI Dan Kapolri Lepas Bantuan PPKM Darurat

    SERANG, BANPOS – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) Bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam Peluncuran Bantuan PPKM Darurat dan Akselerasi Vaksinasi Covid-19 di wilayah Provinsi Banten yang dilaksanakan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Kampus Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang Minggu (18/7). Sebelumnya, WH bersama Forkopimda Provinsi Banten menyambut kedatangan Rombongan Panglima TNI dan Kapolri di Lapangan Sepak Bola Boru, Kecamatan Curug, Kota Serang.

    Dalam sambutannya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kembali menyampaikan amanat Presiden Joko Widodo agar melakukan penegakan disiplin Protokol Kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 serta percepatan vaksinasi di seluruh wilayah.

    “Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih kepada Gubernur Banten, unsur Forkopimda, Kapolda dan Pangdam atas pelaksanaan vaksinasi secara serentak. TNI dan Polri akan membantu tenaga kesehatan dalam rangka percepatan vaksinasi yang terus akan dilaksanakan di wilayah Provinsi Banten sehingga capaian target segera terpenuhi,” ungkapmya.

    “Harapan kita, herd immunity (kekebalan komunal) segera kita capai. Dengan demikian kita akan mampu melindungi masyarakat kita yang ada di wilayah Provinsi Banten,” tambah Panglima TNI.

    Dikatakan, terkait obat-obatan gratis, akan disalurkan untuk para warga yang sedang melakukan isolasi mandiri baik yang ada gejala ataupun tanpa gejala. Pelaksanaannya akan diatur secara berjenjang antara Babinsa dan Babinkamtibnas yang didampingi petugas Puskesmas untuk membagikan obat sampai ke masyarakat yang membutuhkan. Diharapkan, dengan obat-obatan tersebut, warga yang sedang melakukan isolasi mandiri segera sembuh.

    Panglima TNI juga mengajak media massa yang ada di Provinsi Banten untuk menggelorakan penggunaan masker hingga tingkat desa yang masyarakatnya masih percaya Covid-19 tidak ada di desa.

    “Untuk menghadapi Covid-19 salah satu kuncinya memakai masker, baru vaksinasi,” ungkapnya.

    Hal senada juga diungkap Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, bahwa PPKM Darurat merupakan strategi kelanjutan dari upaya mencegah penyebaran Covid-19 dari PPKM Mikro. Perlu ada upaya keras untuk segera menurunkan laju penularan Covid-19.

    Dikatakan, di Provinsi Banten masih ada tiga wilayah yang tingkat kepatuhan disiplin Protokol Kesehatan masih di antara 80% hingga 90%. Sementara wilayah lainnya sudah di atas 90%. Salah satu upaya untuk menekan laju Covid-19 dengan disiplin Protokol Kesehatan.

    Masih menurut Kapolri, saat ini Pemerintah sedang berupaya melakukan percepatan herd immunity dengan akselari kegiatan vaksinasi. Wilayah Provinsi Banten sebagai penyangga Ibu Kota DKI Jakarta, perlu percepatan kegiatan vaksinasi. Dalam dua minggu ke depan, TNI dan Polri melakukan akselerasi peningkatan vaksinasi di wilayah Provinsi Banten. Kapolri mengajak seluruh elemen masyarakat Provinsi Banten yang memiliki kemampuan tugas sebagai vaksinator untuk bergabung.

    “Ini butuh sinergi dan kerja sama. Sehingga target vaksinasi untuk terciptanya herd immunity segera terwujud,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan itu, Kapolri juga berpesan kepada petugas di lapangan untuk melakukan pemetaan terhadap masyarakat dalam PPKM Darurat untuk menjaga masyarakat yang terdampak.

    Sebagai informasi, bantuan PPKM Darurat yang dilepas sebanyak 36 ton beras dari 438 ton beras yang akan disalurkan serta 10 ribu paket sembako dari 15 ribu paket sembako yang akan disalurkan. Bantuan paket sembako terdiri dari : beras, minyak goreng, gula pasir, bihun instan, tepung beras, teh celup, kopi sachet, susu kental manis, biskuit, ikan sarden kaleng, margarine, serta masker. (RUS/AZM)

  • Kecamatan Pasar Kemis Masuk Zona Merah, Zaki Akan Gencarkan Vaksinasi

    Kecamatan Pasar Kemis Masuk Zona Merah, Zaki Akan Gencarkan Vaksinasi

    TANGERANG, BANPOS – Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar meninjau sentra vaksinasi di Rumah Sakit (RS) Primaya Kelurahan Kutajaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Minggu (18/7).

    Zaki mengatakan, Kecamatan Pasar Kemis merupakan wilayah zona merah penyebaran Covid-19 yang harus menjadi perhatian bersama. Sehingga vaksinasi diwilayah kecamatan tersebut harus lebih digencarkan kembali, agar dapat menekan angka penyebaran dan mendapatkan kekebalan komunitas bersama.

    “Pasar Kemis merupakan wilayah yang jumlah penduduk terbanyak dan penyebaran Covid-19 yang sangat masif, kita galakan terus Vaksinasi,” ungkap Bupati Zaki.

    Dalam kesempatan tersebut, Zaki ingin memastikan secara langsung sejau mana alur dan penerapan Protokol Kesehatan (Prokes), sehingga harus seperti apa sikap yang harus dilakukan oleh Pemkab Tangerang. “Kita akan buka kembali vaksin senter diwilayah ini yang lebih besar, dibantu dengan tenaga kesehatan dari RS Primaya agar mempercepat vaksinasi di Pasar Kemis,” ujarnya.

    Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang akan menjadikan Waterboom Batavia Splash Pasarkemis menjadi Vaksin Center di Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

    Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid mengatakan, Waterboom Puri Jaya Batavia Splash Pasarkemis yang saat ini tutup akibat aturan PPKM darurat, nantinya akan dimanfaatkan untuk menjadi vaksin center.

    “Saat ini kita tinjau Waterboom Batavia Splash untuk dijadikan vaksin senter Covid-19 diwilayah Pasarkemis yang jumlah penduduknya terbanyak di Kabupaten Tangerang,” kata Maesyal saat melakukan kunjungan di Waterboom Batavia Splash Pasarkemis, Minggu (18/7).

    Selain jumlah penduduknya paling banyak, lanjut Maesyal, angka terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Pasarkemis sebanyak 249 orang. Karena Waterboom Batavia Splash cukup memadai, aman dan juga nyaman, seingga nantinya akan dijadikan vaksin center.

    “Disini akan bisa dilakukan vaksinasi sekitar 100 sampai 500 orang, memberlakukan protokol kesehatan yang ketat hingga vaksinasi tercapai,” ujarnya.

    Diketahui, Kecamatan Pasar Kemis memiliki luar wilayah 25,92 kilo meter perseg, dengan jumlah penduduk sebanyak 233.810 jiwa. Wilayah penduduk yang sangat padat dan masyarakatnya sangat sibuk, membuat wilayah ini menjadi konsentrasi Bupati Tangerang untuk meningkatkan penanganan pencegahan dan penyebaran Covid-19 lebih serius.

    Untuk diketahui berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Kecamatan Pasar Kemis merupakan wilayah yang angka penyebaran Covid-19 diurutan kedua setelah Kecamatan Kelapa Dua, dengan angka terkonfirmasi sebanyak 249 orang. (DHE/RUL)

  • Pedagang Kecil Dapat Sembako

    Pedagang Kecil Dapat Sembako

    LEBAK, BANPOS- Polres Lebak kembali menggelar kegiatan Baksos, kali ini kegiatan dilaksanakan bersama Kodim 0603/Lebak dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lebak dengan membagikan paket sembako kepada para pedagang kecil atau PKL yang terdampak PPKM Darurat di sepanjang Jalan Raya R Hardiwinangun, Rangkasbitung, Sabtu kemarin (17/07).

    Kapolres Lebak AKBP Teddy Rayendra bersama Dandim 0603/Lebak Letkol (Inf) Nurwahyudi, melepas pendistribusian ratusan paket bantuan tersebut dan menyerahkan secara simbolis kepada penerima.

    Dalam keterangan persnya, Kapolres Lebak, AKBP Teddy Rayendra mengatakan, pihaknya telah menggelar giat Bakti Sosial (Baksos) bersama Kodim 0603/Lebak dan PMII Lebak dalam.membagikan Paket sembako kepada warga terdampak langsung penerapan PPKM Darurat salah satunya Pedagang Kaki Lima (PKL) atau pedagang kecil.

    Menurut Teddy, bahwa ada 300 paket sembako yang telah dibagikan dalam giat Baksos jumat kemarin.

    “Kami harap semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban para pedagang yang terdampak langsung penerapan PPKM Darurat di Wilayah Kabupaten Lebak,” harapnya.

    Selain itu pihaknya juga berpesan kepada para pedagang agar mematuhi penerapan PPKM Darurat. Kata dia, yakni dengan adanya pembatasan jam berdagang yaitu sampai pukul 20.00 Wib.

    “Tujuan pemberlakuan PPKM Darurat adalah untuk melindungi warga masyarakat Kabupaten Lebak dari penyebaran Covid-19 yang diketahui bersama angkanya melonjak dan kemarin Kabupaten Lebak sempat berada di zona merah,” paparnya.

    Sementara Kasi Humas Polres Lebak, Iptu Jajang Junaedi mengimbau agar masyarakat tetap jaga kesehatan dan mematuhi aturan pemerintah,

    “Agar warga terhindar dari wabah covid, syaratnya ya patuhi instruksi pemerintah, kurangi mobilisasi bepergian dan selalu tetap menerapkan protokol kesehatan dengan pakai masker dan rajin cuci tangan,” imbau Jajang. (WDO)

  • Untuk Pasien Isoman Covid-19, Cilegon Terima 904 Paket Obat Gratis

    Untuk Pasien Isoman Covid-19, Cilegon Terima 904 Paket Obat Gratis

    CILEGON, BANPOS – Obat gratis untuk pasien isoman Covid-19 yang diberikan oleh pemerintah pusat, Kota Cilegon mendapatkan jatah 904 paket. Obat gratis tersebut akan diberikan kepada warga Cilegon yang memiliki keterbatasan ekonomi.

    Wakil Ketua I Satgas Covid-19 sekaligus Dandim 0623 Cilegon Letkol Inf Ageng Wahyu Romadhon menuturkan, Kota Cilegon telah menerima obat gratis untuk pasien isoman Covid-19 pada, Jumat (16/7) kemarin. Obat-obatan tersebut terbagi ada paket 2 dan paket 3.

    “Memang rencananya kita (Kodim Cilegon) dapat 904 paket obat. Tapi baru turun sekitar 30 persen atau sebesar 133 paket obat. Paket obat ini terbagi atas paket 2 sebesar 133 obat dan paket 3 sebanyak 133 obat. Hari Jumat kemarin udah kami terima. Obat-obat ini langsung kami distribusikan ke masing-masing Koramil yang masuk dalam teritorial Kodim 0623 Cilegon,” tutur Dandim, Minggu (18/7).

    Lebih lanjut, Dandim menjelaskan, pemberian obat gratis untuk pasien isoman Covid-19 tidak sembarangan diberikan. Tetapi, harus mendapatkan resep dan pantauan dari dokter puskesmas yang merawat pasien yang menjalani isoman Covid-19.

    “Dokter di puskesmas kan punya data mereka (pasien isoman) tuh. Apakah si pasien ini punya penyakit komorbid/bawaan gak? Dia punya penyakit asam lambung? Otomatis kalau dia (pasien) ini punya penyakit komorbid/bawaan tidak mungkin di kasih semua obatnya. Kita batasi total paket obatnya,” tuturnya.

    Dandim mengatakan, isi paket 2 dan 3 yang ia terima ini berbeda-beda jenis. Namun, isi per paket ada 6 jenis obat. Seperti, di dalam paket 2 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan kehilangan penciuman.

    Sementara untuk paket 3 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan batuk kering.

    Dandim mengaku, jika obat-obatan gratis untuk pasien isman Covid-19 ini sudah mulai didistribusikan melalui Puskemas dengan penjagaan ketat dari TNI/Polri. Untuk sisa 771 paket obat gratis ini rencananya akan dikirimkan oleh pemerintah pusat secepatnya.

    “Yah kalau obat-obatan yang ada di kita sudah habis, nanti kami (Kodim Cilegon) akan ajukan kembali. Pembagian obat gratis ini sebagai langkah pemerintah dalam mengantisipasi kelangkaan obat khususnya untuk pasien Isman Covid-19 di rumah,” katanya.

    Disinggung total warga yang menjalani isoman di lingkup teritorial Kodim Cilegon sebanyak 1.213 orang. Sementara untuk kecamatan di Kota Cilegon yang terbanyak berada di wilayah Kecamatan Cilegon dan Kecamatan Ciwandan sebanyak 30 orang. “Kalau hasil data yang kita punya, wilayah Kecamatan Cilegon dan Kecamatan Ciwandan,” tandasnya. (LUK/RUL)

  • Bantuan PPKM Disalurkan Oleh Tim Lain

    Bantuan PPKM Disalurkan Oleh Tim Lain

    LEBAK, BANPOS – Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Lebak mengklaim pihaknya telah menyalurkan bantuan logistik kepada terdampak PPKM Darurat di Lebak melalui pos yang ada di Tim Gugus Covid Kabupaten Lebak.

    Menurutnya, terdampak Covid-19 itu adalah mereka yang melakukan isoman dan juga yang diisolasi oleh Tim Gugus di tempat karantina melalui pos yang telah dibagi tugas dalam tim penanggulangan Covid -19 Lebak.

    Kadinsos Lebak, Eka Darmana Putra mengatakan, bahwa soal bantuan sosial untuk terdampak PPKM Darurat untuk warga terpapar covid yang dikarantina dan yang isoman di rumah, itu sudah ada bagian penanganan bantuannya melalui tim lain.

    “Bagi yang dikarantina oleh tim gugus kalau untuk fasilitas makanan itu melalui Dinas BPBD Lebak, kalau obat-obatan dan vitamin itu bagian dinas kesehatan. Jadi semua sudah ada bagian tugasnya. Dan untuk bantuan bagi warga yang usaha dan pekerjaannya terdampak, kalau terdata juga sudah mulai didistribusikan melalui tim terkait,” ujar Kadinsos Eka Darmana kepada BANPOS, Sabtu sore (16/7).

    Ia mengatakan, untuk tempat penanganan karantina covid itu juga sudah disiapkan di beberapa titik. “Soal tempat karantina covid itu penanganannya oleh tim gugus, seperti di Rumah Sakit Ajidharmo dan RS H Madali. Mereka dapat suplai makanan dan obat-obatan. Dan bagi yang isoman ya itu biasanya dilakukan secara mandiri saja,” terang Eka.

    Dalam hal ini bahwa Tim Gugus Penanganan PPKM Darurat ini melibatkan semua unsur termasuk mitra pemerintah daerah, jadi semua sudah punya tupoksi masing-masing.

    “Kalau kita di Dinas Sosial banyak pekerjaan lain yang juga butuh penanganan jadi tidak semua ditangani Dinsos. Dinsos tetap melaksanakan pekerjaan bantuan bersifat normal, artinya pekerjaan biasa yang sesuai data yang ada laporan dari bawah, mulai dari desa, TKSK dan PKH. Tentunya secara by name dan by address,” jelasnya.

    Dijelaskan pula, bahwa untuk Dinsos sejak awal sudah bergerak dalam mengcover setiap fluktuasi lonjakan yang harus dibantu secara hierarkis sesuai data Bansos, dari bawah ke atas. Karena itu, kata Eka, di saat pandemi ini justru pekerjaan lebih sibuk karena data angka terus meningkat.

    “Kita justru dari awal lebih disibukan dengan berbagai kasus kondisi terdampak yang dilaporkan dari bawah. Seperti penanganan BST dan BPNT, sesuai data kemiskinan, korban PHK, pengangguran, pra kerja dan bantuan untuk pelaku usaha dan warga yang terdampak lainnya. Kalau dinas lain mungkin anggarannya teramputasi oleh refocusing, jadi mereka saat ini diperbantukan di pos dengan penanganan kondisional,” tandasnya.(WDO/PBN)

  • Isoman Para Pahlawan

    Isoman Para Pahlawan

    PROFESI sebagai tenaga kesehatan (Nakes), membuat mereka menjadi pasukan paling depan dalam pertempuran melawan Covid-19. Resiko kehilangan nyawa dan meninggalkan keluarga demi memenangkan perang itu tak membuat mereka gentar. Namun, sebagai manusia biasa, mereka juga punya resiko terpapar. Seperti juga yang dialami sejumlah nakes yang berhasil diwawancara BANPOS.

    Seorang kepala puskesmas di Kabupaten Serang, menolak untuk menerima kedatangan BANPOS untuk kepentingan wawancara. Alasannya, ida sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) karena terpapar Covid-19. Namun, sang kepala puskesmas tak keberatan menceritakan pengalamannya menjalani ‘karantina mandiri’ di rumahnya, di wilayah Kota Serang.

    “Nggak tahu puguh ini entah kontak sama siapa. Karena kan (tugas, red) ke desa iya, terus (pegawai) di Puskesmas juga kan sudah banyak yang terpapar,” ujar sang kepala Puskesmas, saat ditanya bagaimana dirinya bisa terpapar virus asal Cina tersebut, Minggu (18/7).

    Si kepala puskesmas mengisahkan, setiap pekannya, selalu ada petugas di puskesmas yang dipimpinnya, terpapar covid-19. Meski begitu, pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat kecamatan itu tetap dilaksanakan dengan minimalisasi kontak dan memperketat protokol kesehatan.

    “Jadi semacam kloter gitu, ketika kami (dirinya dan beberapa nakes lainnya) Isoman, yang lainnya sudah selesai dan kembali melakukan pelayanan di Puskesmas, bergantian ini. Sudah tiga minggu, per minggu itu pasti ada saja yang Isoman. Saat ini pun bukan hanya saya yang memiliki keluhan terpapar Covid-19,” jelasnya.

    Ia mengaku tidak merasakan ada gejala pada saat dilakukan tes swab. Ketika dites antigen, hasilnya ia negatif, namun hasil swab PCR dinyatakan positif.

    “Saat Swab kelihatan, ketika itu batuk-batuk saja sih. Tidak terlalu seperti yang lain, kan ada yang muntah dan sebagainya,” tuturnya.

    Saat menjalani Isoman, sang kepala puskesmas terus berusaha meningkatkan imun tubuhnya dengan mengkonsumsi vitamin pendukung agar segera pulih. Ia juga mengaku tidak memiliki riwayat asma, sehingga tidak ada keluhan soal pernapasan.

    “Alhamdulillah saya nggak punya asma dan sebagainya. Jadi masih sedikit batuk-batuk saja,” ucap dia.

    Berdomisili di Kota Serang, selama Isoman ia menghabiskan waktu di rumah dengan membaca novel dan menonton film. Bersama suami dan anaknya, ia selalu kompak dalam menjalani hari-hari saat Isoman dengan hal-hal yang positif.

    “Karena hidup di perumahan, jadi tetangga juga cuek. Harus diberitahu kalau saya sedang Isoman, sehingga mengantisipasi ketika anak mau ngaji pun saya tahan dulu, sudah biar di rumah dulu selama beberapa hari ini, karena kan kasihan guru ngajinya,” jelasnya.

    Tepat hari ini, ia sudah melakukan Isoman selama 14 hari, dan akan dilakukan tes swab PCR kembali untuk memastikan ia masih perlu Isoman atau tidak. Selama waktu tersebut ia mengaku sudah menonton berbagai film, termasuk yang baru-baru ini viral di kanal Twitter yaitu film ‘Ayla’.

    “Senengnya baca buku sama nonton. Seneng baca novel, karena kalau sudah masuk ke Puskesmas tidak ada waktu untuk membaca lagi. Banyaknya membaca novel karya Asma Nadia, untuk film kemarin ini nonton Ayla, itu sedih banget dan lucu juga filmnya,” katanya.

    Memiliki hobi di rumah saja, ia pun sangat menikmati 14 harinya dengan baik. Sebab, menurutnya, sebelum ada pandemi Covid-19 pun ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah setelah pekerjaan di Puskesmas selesai.

    “Jadi dari dulu nggak pernah keluyuran, hobinya di rumah saja. Kalau tidak ada yang perlu dibeli banget, saya tidak keluar rumah,” katanya.

    Meski menikmati masa-masa Isoman di rumah, dia mengaku memiliki satu tanggung jawab yang mengganjalnya. Yaitu soal pengurusan administrasi di puskesmas. Karena isoman, hal-hal yang bersifat administratif dan perlu ditandatangani kepala puskesmas, termasuk soal verifikasi bantuan obat-obatan yang tengah dilakukan oleh Pemkab Serang, atau bantuan obat-obatan untuk nakes dari koramil setempat, ikut terhambat.

    “Ribet, ketika harus ada tandatangan dari saya, nah saya kan sedang Isoman. Macam mana saya mau tandatangan. Bahkan, daripada menunggu bantuan dari koramil harus nunggu tanda tangan saya, saya menganjurkan nakes untuk membeli obat sendiri,” ujarnya.

    Soal banyaknya nakes yang berguguran selama menangani pandemi, ia tak sampai detil melihat informasi yang masuk melalui aplikasi perpesanan dan media sosial. Ia lebih memilih menjalankan aktivitas yang positif, sehingga tidak terpikirkan kekhawatiran akan dirinya pun ikut tumbang seperti nakes lainnya.

    “Makanya saya itu kalau WhatsApp jarang dilihat. Kalau lihat-lihat terus mah, di grup itu banyak sekali informasi berita duka cita seperti itu, jadi down juga jadinya. Makanya kadang-kadang telat lihat informasinya, lebih baik begitu daripada bikin saya down,” katanya.

    Dengan banyaknya para nakes di Puskesmas yang terpapar, ia berharap warga di wilayah manapun untuk menaati prokes yang sudah ditentukan. Ia mengaku saat ini banyak kasus meninggal, dan ada juga yang mengusulkan pihak Puskesmas untuk melakukan pemulasaran.

    “Kami menyampaikan tidak bisa kalau Puskesmas dijadikan ujung tombak, apalagi di tempat saya kebanyakan perempuan. Kita saja pada tumbang ini,” katanya.

    Ia mengaku memang sesuai Permenkes ada aturan tentang memandikan jenazah di Puskesmas. Namun kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu.

    “Rencana saya akan meminta bantuan dari pihak TRC atau darimana, akhirnya kami memutuskan yasudah kita belajar pemulasaran jenazah, nanti sebagian petugas dari kami, sebagian lagi dari desa,” tandasnya.

    Nakes lainnya, Harum Prihanti adalah penyintas Covid-19 yang berhasil sembuh melalui isolasi mandiri. Harum menjelaskan, di tempatnya bekerja dirinya merupakan orang yang pertama kali terpapar. Setelah mengetahui positif temen-temen yang kontak dengannya pun di tracing dalam kurun waktu 14 hari kebelakang.

    “Saya kurang tahu pasti dari mana terpapar Covid-19, sebelum positif bolak-balik Tangerang-Cilegon. Saat perjalanan saya sering makan di tempat, ada juga sempat ngumpul bareng temen. Yang pasti ada 9 orang hasil swabnya positif,” katanya soal teman-temannya yang memiliki kontak langsung dengannya.

    Harum yang bekerja sebagai PNS di Pemkot Cilegon dan salah satu nakes di RSUD Cilegon ini tak menyangka gejala tipes yang pernah dialami merupakan gejala dirinya terjangkit Covid-19.

    “Dalam seminggu gejalanya bertahap, pertama kali sakit punggung panas dan nyeri banget. Saat itu suhu normal 36,6 derajat lalu minum parasetamol, ketika bangun badan semakin jadi sakitnya, kepala pusing, mual, muntah, badan bangun sempoyongan, makan pun tidak ada rasanya, saya memutuskan ke UGD karena seharian tidak ada makanan masuk dan makin sakit,” paparnya.

    Dua hari kemudian sakit yang dirasakannya berkurang namun masih tidak nafsu makan, Harum pun melakukan tes rapid dan swab tes karena memiliki riwayat masuk UGD dan bolak-balik ke zona merah.

    “Keesokannya makan sudah ada rasanya badan sudah terasa enak tapi muncul batuk sama tenggorokan agak gatal dua hari berikutnya sudah tidak terasa sakit di hari berikutnya hasil swab menyatakan positif Covid-19,” katanya.

    Setelah dinyatakan positif Covid-19, Harum memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah sebab sudah tidak merasakan sakit di badan namun tetap mendapatkan obat dan konsultasi dari dokter paru. Selama isolasi mandiri aktivitas di rumah dilakukan seperti biasa saja.

    “Selama isolasi tak pernah lepas masker, kecuali tidur. Pintu rumah dan jendela pun dibuka untuk sirkulasi udara. Setiap Jam 10 berjemur sekitar 20 menit sambil nonton, lalu olahraga 15 menit. Makan tinggi protein,” ujarnya.

    Harum pun mendapatkan vitamin dari petugas kesehatan yang bertugas memantau perkembangan kesehatannya setiap hari. “Saya minum obat sampai 10 hari karena masih ada batuk,” katanya.

    Harum menjelaskan, masyarakat di sekitar rumahnya turut mendukung isolasi mandiri yang dilakukannya. “Warga mendukung mulai membantu membeli kebutuhan pokok dan dukungan moral jadinya tidak merasa seperti sedang isolasi,” ujar dia.

    Total 3 minggu menjalani isolasi dengan hasil swab menyatakan negatif Covid-19 ditambah hasil rontgen menerangkan tidak ada flek di paru-paru.

    Sebagai seorang yang pernah terpapar Covid-19 Harum mengimbau masyarakat agar lebih peduli dengan kondisi kesehatan saat ini. Kemudian bagi yang sedang menjalani pengobatan ataupun isolasi, ia meminta agar tetap semangat.

    “Jangan stres dibawa enjoy aja memang agak berat tetapi tetap paksakan agar imun kita nggak drop,” sambungnya.

    Ditambahkannya, bagi masyarakat yang di sekitarnya terdapat pasien Covid-19 untuk tidak menganggap sebagai aib.

    “Karena toh mereka juga nggak tahu akan terpapar Covid-19. Dukung moral dan materi, karena dukungan masyarakat sangat membantu biar ngga merasa kesepian dan stres,” ujarnya.

    Sementara, nakes lain di Kota Cilegon, berinisial S yang dinyatakan sembuh merasa bersyukur kepada tim medis maupun nonmedis yang telah memberikan pelayanan kesehatan dan motivasi selama masa karantina di RSUD Cilegon.

    “Alhamdulillah, saya bisa pulang ke rumah untuk bertemu keluarga. Kami semua di sini butuh dukungan dan doa agar kami tetap sehat, kuat, dan tabah dalam mengemban tugas ini,” katanya.

    Selama masa karantina, lanjutnya, dia hanya bisa melakukan kegiatan keagamaan, seperti mengaji, salat serta berzikir, berjemur sambil berolahraga, dan mengikuti arahan dari tim medis Gugus Tugas agar bisa melewati masa dari positif menjadi negatif Covid-19.

    “Kami mohon, ke depannya masyarakat tidak memberikan stigma negatif kepada pasien positif covid dan keluarganya karena mereka membutuhkan support, baik moril maupun materil, untuk menjalani karantina dan isolasi mandiri ” tutupnya.

    Terpisah, Nakes yang bertugas di Puskesmas Sumur, Kabupaten Pandeglang yang terpapar Covid-19, Siti Rofikoh, saat ini tengah melakukan Isolasi Mandiri (Isoman). Namun saat ini kondisinya sudah membaik.

    “Alhamdulillah sudah membaik. Saya masih Isoman sampai hari Rabu (21/7),” kata Siti Rofikoh kepada BANPOS melalui pesan WhatsApp, Minggu (18/7).

    Saat diminta tanggapannya terkait kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, dia mengatakan bahwa dalam melakukan penanganan, pemerintah sangat maksimal. Akan tetapi, penanganan tersebut akan sangat maksimal jika masyarakat turut andil dalam penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) khususnya 5 M.

    “Allhamdulillah kalau menurut saya pemerintah sudah sangat maksimal dalam menangani pendemi saat ini, tapi pemerintah melalui tenaga kesehatan dalam penanganan pendemi ini sangat akan maksimal jika seluruh masyarakat juga ikut andil dalam penerapan 5M seperti apa yang dianjurkan pemerintah,” terangnya.(MUF/LUK/DZH/ENK)

  • Menunggu Insentif Tak Berujung

    Menunggu Insentif Tak Berujung

    BERJUANG menjadi garda terdepan menghadapi Covid-19, para tenaga kesehatan (Nakes) layak disematkan status pahlawan. Namun, pada kenyataannya, pekerjaan mereka kurang dihargai. Termasuk insntif yang menjadi hak mereka, juga datang tersendat.

    Seorang kepala puskesmas di Kabupaten Serang, mengaku
    Insentif tenaga kesehatan yang menjadi haknya, terakhir ia terima pada September 2020. Setelah itu, pihaknya hanya diminta mengirimnkan surat pengajuan, tanpa kepastian kapan insentif bakal dicairkan.

    “Kalau jujur mah dari tahun 2020 juga belum ada, apalagi tahun 2021. Katanya mah buat SPJ-SPJ (Surat Pejalanan DInas, red), tapi tidak ada yang keluar. Atuh yang kita buat saja SPJ-nya, sudah bablas,” terangnya.

    Per Januari-Juni tahun ini pun ia sudah dimintai SPJ. Berkali-kali ia merevisi SPJ melalui Dinas kesehatan (Dinkes) sebagai verifikatornya.

    “Saya bilang ini perbaikan sudah berkali-kali tapi dananya belum keluar. Memperbaiki tapi yang kemarin-kemarin juga belum keluar, sedih kadang-kadang,” ungkapnya.

    Namun ia bersyukur seraya mengatakan rejeki datang darimana saja. Ia menegaskan kepada pemerintah, apabila memang akan diberikan insentif, boleh saja. Kalaupun memang ada dana tetapi tidak terlalu besar, ya sudah yang ada saja.

    “Nggak harus perbaikan lagi perbaikan lagi, saya kan sedang Isoman, sambil mengerjakan sambil ditelepon terus-menerus,” ucapnya.

    Menurutnya, seluruh Puskesmas di Kabupaten Serang sebanyak 31 Puskesmas, belum ada pencairan keculai di bawah Septembefr tahun 2020. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia mengandalkan honor praktik di rumah sakit dimana ia bekerja.

    “Sekarang kan banyak juga pasien di sana (rumah sakit) yang terjangkit Covid-19. Namanya dokter kerja sana-sini, tapi ngeri juga kalau keadaannya seperti ini, kasihan sama pasien juga, alhamdulilah ada saja rejeki mah,” ungkapnya.

    Ia mengaku, ia meminjamkan tabung oksigen kepada pihak rumah sakit yang diketahui keterbatasan tabung oksigen. Kebetulan, kata dia, ada satu tabung oksigen yang awalnya dipakai oleh sang ibu yang kini berada di luar daerah.

    “Punya orangtua saya yang saat ini di Medan, dari rumah sakit bilang pinjam dulu. Yasudah saya kasih saja,” katanya bercerita.

    Sementara, Siti Rofikoh, nakes yang bekerja di Puskesmas Sumur, mengaku tak terpangruh dengan insentif yang diberikan pemerintah. Karena, saat ini dia masih berstatus sebagai tenaga kerja sukarela (TKS).
    “Alhamdulillah karena saya masih TKS, jadi tidak mempengaruhi insentif,” ujarnya.(MUF/DHE/ENK)

  • Pesan dari Garda Depan

    Pesan dari Garda Depan

    TENAGA kesehatan (Nakes) menjadi garda terdepan dalam peperangan melawan Covid-19. Banyak dari mereka berguguran, sakit, ikut terpapar virus, hingga meninggal dunia. Di sisi lain mereka terkesan berjuang sendirian, karena protokol kesehatan banyak tak diindahkan.

    Ketua Pelaksana Harian Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. Mahesa Paranadipa mengungkapkan, hingga akhir pekan lalu, sebanyak 545 orang dokter di Indonesia meninggal dunia akibat covid-19. Bahkan, sampai pertengahan Juli ini, jumlah nakes yang wafat telah menyamai jumlah total nakes yang meninggal di bulan sebelumnya.

    “Kalau melihat data kematian dokter saja sebaran per bulan, untuk bulan Juli ini angkanya sudah melebihi 100 persen dari jumlah kematian bulan Juni lalu. Total kematian dokter saat ini 545 sejawat dokter (per 17 Juli 2021),” ungkap dia dalam Diskusi Media via daring bertajuk “Update kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Resiko mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan”, Minggu.

    Dari angka ini berdasarkan wilayah, dokter di wilayah Jawa Timur yang menempati posisi tertinggi dengan total 110 orang, DKI Jakarta (83), Jawa Tengah (81), Jawa Barat (76) dan Sumatera Utara (38).

    Berdasarkan jenis kelamin, dokter laki-laki yang paling banyak meregang nyawa dengan total 84 persen atau 453 orang. Menurut Mahesa, hal ini mengingat tugas-tugas yang banyak dikerjakan sejawat dokter laki-laki di area isolasi COVID-19 walaupun memang banyak juga dokter perempuan yang bertugas.

    Sementara dari sisi spesialisasi, dokter umum menempati urutan tertinggi dari total kematian yakni 292 orang, lalu spesialis (241 dokter) yang meliputi spesialis kandungan dan kebidanan, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, bedah, anestesi dan THT-KL.

    Di sisi lain, data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) per 18 Juli 2021 menunjukkan sekitar 7.392 perawat yang terkonfirmasi positif, suspek sebanyak 309, dan mereka yang gugur sebanyak 445 teman perawat.

    Mahesa lalu menyoroti kondisi melonjaknya pasien COVID-19 beberapa waktu terakhir sehingga menyebabkan tenaga kesehatan mendapatkan beban kerja berlebihan. Hal ini dia khawatirkan memunculkan potensi kelelahan pada tenaga kesehatan, yang berimbas pada menurunnya imunitas mereka.

    “Kami, Tim Mitigasi PB IDI sudah memberikan pedoman terkait perlindungan dokter. Hanya memang, walaupun sudah sebagian besar tenaga dokter divaksinasi sampai suntikan kedua, namun karena lonjakan pasien yang cukup tinggi menyebabkan overload beban kerja,” kata dia.

    Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kondisi ini, menurut dia, harus tetap ada edukasi pada masyarakat untuk patuh menerapkan protokol kesehatan (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilisasi dan menghindari kerumunan).

    Di sisi lain, Tim Mitigasi IDI percaya pemerintah mengambil kebijakan untuk tetap melindungi dan menyelamatkan seluruh rakyat.

    “Kami mohon kerja sama seluruh pihak untuk sama-sama menjadikan pertarungan melawan pandemi ini pertarungan bersama agar kasus-kasus bisa kita tekan,” demikian tutur Mahesa.

    Ketika pandemi melanda, kabar duka memang menyedihkan ketika datang dari mereka para nakes. Karena mereka adalah perisai pertama yang menyelamatkan kehidupan ketika ancaman Covid-19 datang. Profesi mereka sebagai nakes, tak bisa menghindarkan mereka dari kontak dengan pasien-pasien yang terkonfirmasi mengidap virus Covid-19 di tubuhnya.

    Semakin banyak yang gugur, semakin berkurang juga ‘pasukan’ yang bertempur di garda terdepan. Musuh pun lebih leluasa ‘menyerang’.

    Pekan lalu, tepatnya Rabu 14 Juli 2021, tepatnya pukul 05.34 WIB. Kepala Bidang Penunjang Medis pada RSUD Berkah Pandeglang, dr. Edwin Afrian meninggal dunia. Dia wafat setelah menjalani perawatan intensif selama kurang lebih dua hari di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta.

    Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Ketua Humas RSUD Berkah Pandeglang dr. Achmad Chubaesy Y, dalam release yang disampaikan kepada wartawan.

    “Kami keluarga besar RSUD Berkah Pandeglang sangat berduka, dan sangat kehilangan, Dokter Edwin orang baik. Beliau (dr. Edwin-red) meninggal setelah berjuang melawan Covid-19”, ungkap Hubes, Rabu lalu.

    Hubes menambahkan, sebelum menghembuskan napas terakhir, dokter Edwin yang juga sebagai pengurus IDI Kabupaten Pandeglang itu, sempat mendapat penanganan intensif selama 3 hari di RSUD Berkah.

    “Penanganan intensif telah kami lakukan semaksimal mungkin, sebelum selanjutnya di rujuk ke RS Persahabatan Jakarta. Namun Allah berkehendak lain, salah satu dokter terbaik kita telah meninggal dunia,” tutupnya.

    Masih di pekan lalu, Plt Kepala Dinkes Kota Cilegon Dana Sujaksani juga mengungkapkan ada dua nakes di Kota Cilegon yang wafat karena Covid-19. Disamping itu, ada sekitar 20 nakes yang ikut terpapar virus yang pertama ditemukan di Cina itu.

    Meski banyak nakes yang terpapar, Dana berkeyakinan, nakes di Kota Cilegon akan terus mengupayakan pelayan kesehatan terhadap masyarakat semaksimal mungkin. “Kita atur, kita manajerial, jangan sampai tugas kita jadi terbengkalai karena kekurangan nakes. Jadi yang ada tetep kita atur tugas pokoknya nanti,” tuturnya.

    Sementara, Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Cilegon, Ujang Iing mengungkapkan kondisi terkini di RS yang dipimpinnya. Mnurutnya, ada 29 orang, terdiri dari tiga orang dokter dan perawat, bidan hingga fisiotherapis sampai saat ini mereka masih menjalani isolasi mandiri, sebagian lainnya menjalani perawatan.

    “Saat ini kami membutuhkan sukarelawan tenaga kesehatan,” jelas Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Cilegon, Ujang Iing.

    Ditambahkan Ujang Iing, relawan nakes nantinya diharapkan bisa membantu menangani perawatan Covid-19 di rumah sakit, dia pun berharap nakes sukarela berasal dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan perawat.

    Di Kabupaten Lebak, sepanjang Juni lalu saja ada ratusan nakes yang ikut terpapar Covid-19. Bahkan, Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, pada pekan terakhir Juni tercatat 181 nakes positif ikut terkonfirmasi Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, Triatno Supiyono mengatakan, nakes yang tertular Covid-19 tersebut tersebar di sejumlah puskesmas.

    “Paling banyak seperti di Puskesmas Maja dan Rangkasbitung masing-masing 32 orang, Cihara 31 orang dan Mandala 10 orang,” kata Triatno awal Juli lalu.

    Opidemiologi Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) RI, Masdalina Pane menyatakan, kebanyakan nakes terinfeksi vaksin bukan karena mereka abai protokol kesehatan atau kelelahan. Menurutnya, mayoritas tenaga kesehatan telah dilindungi alat perlindungan diri (APD) terbaik.

    “Justru banyak nakes terpapar karena berhadapan dengan pasien covid-19 yang tidak jujur. Mereka tidak mengakui terkena covid-19 sehingga nakes mudah terpapar,” kata Masdalina dalam Diskusi Virtual Polemik Ketimpangan Vaksin yang digelar Disasterchannel.co, akhir pekan lalu.

    Untuk mengantisipasi terus bertumbangannya nakes, Masdalina menekankan pentingnya program vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah. Menurutnya, meski nakes yang divaksin jumlahnya sudah lebih dari 95 persen, bukan berarti resiko terpapar Covid-19 hilang. Karena, di luar masih banyak masyarakat yang belum tersentuh vaksin.

    “Secara total, di Indonesia pemberian vaksin baru mencapai 40 persen dari jumlah yang ditargetkan. Memang dilematis, karena jumlah vaksinnya sendiri memang terbatas,” kata Masdalina.

    Dalam diskusi virtual yang sama, terungkap juga kesadaran masyarakat untuk mendapatkan vaksin juga tergolong masih rendah. Bukan hanya nakes, para relawan yang mendorong pemberian vaksin juga kerap menghadapi kendala ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin.

    Seperti disampaikan anggota Forum Perempuan Pandeglang, Isun Suntiah. Dia kerap mendapatkan penolakan warga ketika berbicara soal vaksin. Bahkan, dia seolah bekerja sendiri saat mensosialisasikan vaksin karena kurang mendapat dukungan dari tokoh masyarakat maupun tokoh agama.

    “Seringkali saya dimarahi, dibilang saya kaya menteri kesehatan, seperti bidan atau kepala puskesmas, padahal saya hanya masyarakat kecil yang ingin masyarakat sehat terhindar dari virus,” kata Isun dalam diskusi.

    Isun menyayangkan penerimaan warga, karena saat mensosialisasikan soal vaksin, dirinya merasa mengorbankan keselamatan, karena juga terancam terkena virus. Apalagi, dia tinggal di sebuah kawasan wisata yang cukup popiler, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon, dimana banyak wisatawan datang tanpa mengindahlan protokol kesehatan.(DZH/MUF/LUK/DHE/ENK)

  • Kapolres Percepat Pembagian Paket Sembako Kepada Pedagang dan Pekerja Informal

    Kapolres Percepat Pembagian Paket Sembako Kepada Pedagang dan Pekerja Informal

    SERANG, BANPOS- Kapolres Serang AKBP Mariyono membagikan puluhan paket bantuan sembako dan masker kepada warga maupun pelaku usaha yang terdampak penerapan PPKM Darurat.

    Sasaran kegiatan baksos diarahkan ke para pedagang serta pekerja informal di sekitaran Pasar Ciruas, Kabupaten Serang.

    “Kegiatan baksos ini adalah para pedagang serta pekerja informal yang terdampak pemberlakuan
    PPKM Darurat. Kami menyiapkan paket bantuan berupa mie instan, beras, tepung, minyak goreng dan tepung, ” ungkap AKBP Mariyono kepada awak media, Minggu (18/7/2021).

    Dikatakan Kapolres bantuan ini merupakan langkah percepatan pemerintah terhadap dampak pemberlakukan PPKM Darurat Jawa dan Bali yang disalurkan kepada TNI Polri sesuai Intruksi Mendagri No 15/2021 yang diperbaharui sampai dengan No. 20 Tahun 2021 bahwa mulai tanggal 3 Juli hingga 20 Juli.

    “Bantuan ini merupakan upaya pemerintah sesuai Instruksi Mendagri serta Kapolri untuk segera melakukan percepatan penyaluran bansos PPKM Darurat,” kata Mariyono.

    Menurut Kapolres, pembatasan mobilitas ini tentunya memberikan dampak dari aspek sosial serta ekonomi dimana masyarakat ada yang terganggu mata pencahariannya dan lain sebagainya. “Dan di sinilah pemerintah hadir dengan menggerakkan personil TNI Polri melayani dan melindungi masyarakat,” tandasnya.

    Kepada masyarakat, Kapolres juga mengimbau untuk patuh menjalankan protokol kesehatan dimasa pandemi Covid-19 mengingat Kabupaten Serang masih berada pada Zona Merah karena lonjakan penderita Covid-19 masih tinggi.

    Kapolres juga mengingatkan bagi yang belum melaksanakan program vaksin segera lakukan vaksinasi secara gratis di tempat-tempat yang telah disiapkan pemerintah. Dengan vaksinasi dapat membantu mencegah penularan namun demikian warga tetap menjalankan protokol kesehatan.

    “Patuhi PPKM Darurat dan Protokol kesehatan. Dan jangan lupa lakukan vaksinasi di tempat tempat yang telah disiapkan oleh pemerintah. Insha Allah dengan vaksinasi dapat mencegah penularan virus corona namun dengan tetap menjalankan prokes,” tandasnya. (MUF)

  • Kapolres Serang Kerahkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa Distribusi Paket Bantuan

    Kapolres Serang Kerahkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa Distribusi Paket Bantuan

    SERANG, BANPOS – Polres Serang melalui personel Bhabinkamtibmas dan Babinsa mendistribusikan bantuan sembako sebanyak 180 paket. Bantuan tersebut diperuntukan bagi masyarakat yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah hukum Polres Serang.

    Bantuan ini merupakan upaya pemerintah yang disalurkan kepada TNI Polri sesuai Intruksi Mendagri No 15/2021 yang diperbaharui sampai dengan No. 20 Tahun 2021 bahwa mulai tanggal 3 Juli hingga 20 Juli diberlakukan kegiatan masyarakat untuk Jawa dan Bali untuk menekan penyebaran kasus Covid-19.

    “Bantuan ini merupakan upaya pemerintah untuk didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak PPKM Darurat di wilayah hukum Polres Serang,” ungkap Kapolres Serang AKBP Mariyono saat apel di lapangan Mapolres Serang, Jumat (16/7/2021) sore.

    Kapolres mengatakan personel Bhabinkamtibmas dan Babinsa dipilih untuk menyalurkan paket bantuan pemerintah karena bisa menentukan siapa yang berhak mendapatkannya. Meski demikian, Kapolres mengingatkan penyaluran bantuan ini jangan sampai tumpang tindih dengan bantuan lain dari Pemerintah maupun Kementerian Sosial.

    “Target bantuan kali ini adalah para pekerja harian dan informal di daerah padat penduduk miskin kumuh yang terkena dampak PPKM Darurat. Jangan sampai pendistribusian paket bantuan ini tidak tepat sasaran,” tandasnya.

    Dalam mendukung PPKM Darurat, Kapolres juga mengajak kepada personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa bersinergi secara bersama-sama bersinergi membantu pemerintah untuk menggelorakan dan mengoptimalkan peran posko PPKM Mikro yang ada di masing-masing desa.

    “Kami mengajak kepada para personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa membantu pemerintah menggelorakan peran posko PPKM Mikro berupa pengetatan kegiatan masyarakat pada malam hari hingga pukul 20:00. Kepada personil juga kami minta untuk tetap semangat menyampaikan 5M kepada masyarakat dalam memutus mata rantai Covid-19,” pinta Kapolres.

    Kepada personel Bhabinkamtibmas dan Babinsa, Kapolres mengingatkan menjaga kesehatan dan keselamatan dalam melaksanakan tugas kemanusiaan ini untuk negara yang kita cintai dan banggakan ini.

    “Mudah-mudahan Allah SWT meridhoi apa yang kita semua lakukan untuk kegiatan kemanusiaan ini. Anggap saja jerih payah yang kita lakukan menjadi ladang ibadah di mata Allah SWT,” kata Mariyono. (AZM)