Kategori: COVID-19

  • Lahan Makam Covid-19 Krisis

    Lahan Makam Covid-19 Krisis

    SERANG, BANPOS – Kasus meninggal dunia akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Banten terus meningkat. Akibatnya, lahan yang khusus dipersiapkan untuk memakamkan pasien covid-19 yang meninggal dunia terus berkurang. Bahkan, di wilayah Tangerang Raya jumlah lahan mendekatai krisis. Belum lagi penolakan warga terhadap keberadaan makam khusus, seperti yang terjadi di Selapajang, Kabupaten Tangerang.

    Wakil Ketua DPRD Banten, Budi Prajogo mengungkapkan terjadinya krisis lahan untuk pemakaman korban Covid-19 di wilayah Tangerang Raya. Karenanya, dia mengusulkan Pemprov Banten memanfaatkan tanah sedimentasi situ-situ yang menjadi aset provinsi untuk dimanfaatkan menjadi makam baru bagi pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

    “Melihat kurangnya lahan untuk pemakaman korban Covid-19 di Tangerang Raya, Pemprov Banten bisa memanfaatkan sedimentasi situ-situ, seperti Situ Gintung atau Situ Tujuh Muara untuk dikaji dengan melakukan koordinasi dengan Pemkot Tangel,” ungkap Budi pada Selasa, (14/7)

    Ia mengatakan, pemanfaan sedimentasi situ-situ bisa menjadi solusi untuk mengatasi menipisnya lahan untuk pemakaman di Tangerang Raya.

    Banyaknya korban Covid-19 dan terbatasnya lahan pemakaman, menurutnya, bekalangan ini menjadi masalah, sehingga harus dicari lahan alternatif untuk pemakaman baru.

    Ia mengatakan, Situ Gintung di Kelurahan Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan memiliki luas sekitar 28 hektare. Demikian juga Situ Tujuh Muara berada di Tangerang Selatan.

    Situ itu terletak di Kelurahan Pamulang Barat dan Pondok Benda. Luas situ, menurut data Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan, saat ini sekitar 19,3 hektare.

    Pengelola TPU Jombang, Tangerang Selatan, Shohibin Na’im saat ditemui mengatakan, lahan pemakaman tersebut tersisa hanya untuk 100 jenazah lagi. Menurutnya, dalam satu hari TPU itu mampu menampung 30 hingga 50 jenazah Covid-19.

    Di beberapa tempat, umumnya jenazah pasien Covid-19 yang Isoman harus menunggu berjam-jam untuk proses penguburan.

    Permasalahan utama antrean pemakaman jenazah Covid-19 di lokasi tersebut, karena adanya penolakan dari pemilik pemakaman wakaf untuk memakamkan jenazah yang terindikasi positif Covid-19. Seperti yang terjadi di TPU Selapajang, KEcamatan Neglasari, Kabupaten TAngerang.

    Warga menggugat penggunaan lahan wakaf di TPU Selapajang, Kecamatan Neglasari yang digunakan untuk pemakaman jenazah Covid-19. Pasalnya, warga menilai penggunaan lahan wakaf seluas 1,5 hektare belum ada pemberitahuan.

    Salah seorang tokoh masyarakat Selapajang, Ahmad Taufik Hidayat mengatakan, persoalan ini bermula ketika lahan wakaf digunakan. Warga baru sadar pada Senin, (12/07) lalu. “Kita kan jadi kaget, kok dimakamkan di tanah wakaf kita semua kaget warga, RT , tokoh semua kaget,” ujarnya, Selasa, (13/07).

    Akhirnya, mereka pun melakukan protes di kantor UPT TPU Selapajang. Lantaran, mereka merasa tidak ada sosialiasi atau pemberitahuan terkait pengguna lahan tersebut. “Ya kita protes karena kita tidak pernah merasa memberikan mandat apalagi memberikan kuasa apapun terkait wakaf itu, jadi kita protes,” katanya.

    Total saat ini lahan tersebut sudah terdapat 32 makan jenazah pasien Covid-19. Sebagian liang yang sebelumnya sudah digali kini ditimbun dengan tanah lagi. “Kita warga dan tokoh nggak ada sama sekali pemberitahuan dan itu kerjasamanya sepihak,” kata Taufik.

    Taufik menduga adanya sesuatu antara Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Tangerang dengan individu lain dalam penggunaan lahan tersebut. Pasalnya, terdapat surat persetujuan serah terima pergantian tanah pemakaman wakaf Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari.

    Surat tersebut telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Perkim Kota Tangerang, Tatang Sutisna sebagai pihak kesatu. Kemudian, pihak kedua, Mardoli. Dalam surat itu Mardoli bertindak sebagai pengurus tempat pemakaman wakaf Selapajang.

    Dalam surat itu menyatakan pihak kesatu menyerahkan lahan tahan pemakaman wakaf Selapajang seluas kurang lebih 1296 meter persegi. Pihak kedua menerima pergantian lahan tersebut. Menurut Taufik, surat tersebut tidak sah lantaran tak terdapat aturan hukum yang berlaku. Seharusnya kata dia, rislah itu terdapat legal formal.

    “Harusnya ada notaris kalau secara hukum. Diketahui banyak orang baru setelah resmi silakan secara hukum. Harus ada musyawarah. Bermusyawarah lah kamu dengan segala urusan. Urusan apapun bisa selesai kalau ada musyawarah,” jelasnya.

    Taufik mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya musyawarah dengan pihak terkait. Apalagi lahan tersebut kini sudah terdapat 32 makam dari pasien Covid-19. “Permintaan warga, kita minta uruk lagi untuk lubang yang sudah jadi. Permasalahan makam yang sudah jadi Insya Allah kita rapatkan besok (Rabu/12/7). Apakah digali atau pindah atau tetap disana besok keputusannya,” ungkapnya.

    Sementara, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Tangerang, Tatang Sutisna menyampaikan, hal itu dilakukan atas permintaan warga setempat yang ingin menukar lahan pemakaman. Kata Tatang lahan pemakaman milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang untuk jenazah pasien Covid-19 berdekatan dengan pemukiman. Sementara tahan wakaf warga berlokasi di tengah TPU Selapajang. Maka, warga berkeinginan untuk menukar lahannya tersebut.

    “Kan itu gini, itu kan permohonan para sesepuh. Lahan kami ada, tapi berdekatan dengan warga 1.500 meter. Kata warga, ya sudah mau nggak ditukar. Maksudnya biar dekat dengan warga ya monggo saya bilang. Tapi ada warga yang ngga setuju ya kembalikan lagi ke forum,” jelasnya.

    Kata Tatang, terkait dengan hal ini pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan warga, tokoh masyarakat serta pemangku jabatan di Selapajang Jaya. Mereka pun menyetujui upaya tersebut. “Kan Perwakilan kami ajak musyawarah. Tokoh masyarakat, RT, RW, lurah. Masa kami harus panggil semua warga,” ungkapnya.

    Menurut Tatang terkait penggunaan lahan wakaf warga memang belum ada rislah secara hukum. Namun, akan dipastikan lahan wakaf warga akan diganti sesuai dengan ukurannya. “Nanti dokumen resminya kan dengan aset kan gitu. Nggak mungkin secepat itu. Kan ini mendesak belum selesai lah rislah-nya,” katanya.

    Surat yang sudah ditandatangani kedua belah pihak antara dirinya dan Mardoli kata Tatang itu merupakan berita acara. Atau bukti terkait kesepakatan kedua belah pihak. “Pemerintah apakah akan mempecundangi warga ? Ya nggak mungkin lah. Kalau itu hak warga ya silakan gitu loh. Kalau sekarang proses dulu mau kapan selesainya,” tegas Tatang.

    Tatang pun meminta warga tidak terprovokasi dengan oknum yang tak bertanggungjawab. Proses tukar lahan tetap akan berjalan. Saat ini pihaknya masih fokus dalam penanganan pasien Covid-19 yang meninggal. Mengingat saat ini angka kematian di tengah pandemi Covid-19 sangat tinggi.

    “Kita manfaatkan lahan yang ada dulu. Yang kita punya, bukan punya warga loh karena sifatnya mau tuker lokasi. Bukan punya warga di sana keluar di sana, masih satu TPU,” jelasnya. Namun, apabila tidak ada titik temu Tatang pun tak mau ambil pusing. Menurut dia bila terus berpolemik lebih baik dibatalkan persetujuan itu.

    “Ya sudah angkat saja (jenazah yang sudah dikubur di lahan wakaf). Kita kan bekerja untuk rakyat. Tanah ini dipakai bukan untuk pribadi tapi buat warga,” pungkasnya.(IRFAN/MADE/RUS/ENK/BNN)

  • Empat Apotek Diduga Langgar HET Obat

    Empat Apotek Diduga Langgar HET Obat

    CILEGON, BANPOS – Melambungnya harga obat di sejumlah apotek di Kota Cilegon pada masa pandemi Covid-19 menjadi atensi Polres Cilegon dan Kejari Cilegon.

    Kasatreskrim Polres Cilegon, AKP Arief Nazarudin Yusuf mengatakan, jajarannya saat ini tengah menyelidiki 4 apotek yang diduga menjual 11 obat dalam masa pandemi Covid-19 diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). “Dari data kami kurang lebih ada 4 apotek,” kata Kasatreskrim saat dikonfirmasi, Selasa (13/7).

    Lebih lanjut, AKP Arief mengatakan dalam penelusuran yang dilakukan, obat-obatan dari apotek yang dijual ke masyarakat dengan HET lama. Temuan-temuan itu, kata dia, masih diselidiki. Keempat apotek masih perlu diminta klarifikasi.

    “Kemarin kita sudah melakukan penyelidikan di beberapa apotek di daerah Cilegon. Selama ini masih ada beberapa yang menjual diatas HET Namun kita perlu klarifikasi kemudian kita melakukan penyelidikan lagi. Karena di dalam kemasan tercantum HET. Namun HET itu yang lama, sebelum ada surat untuk 11 obat dari Kemenkes,” terangnya.

    Dikatakan Arief, meski masih dalam penyelidikan, pihaknya mewanti-wanti agar apotek menjual obat terapi Covid-19 sesuai aturan. Karena jika melanggar pelaku kefarmasian dapat dijerat Undang-undang Perdagangan dan Undang-undang Perlindungan Konsumen. “Yang pertama kita merujuk pada aturan Kemenkes, itu pedoman kita. Pelaku usaha kefarmasian, agar segera menyesuaikan harga yang ada. Sehingga jangan sampai menjadi persoalan hukum dan meresahkan masyarakat,” ungkapnya.

    AKP Arief juga mengingatkan agar jangan sampai apotek menimbun obat yang banyak dicari oleh masyarakat. “Jangan sampai apotek juga melakukan penimbunan,” tutupnya.

    Sementara itu sebelumnya, Kajari Ely Kusumastuti mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah apotek di Kota Cilegon menjual obat di masa Covid-19 di atas HET.

    “Kita telusuri, tapi kita tegur-tegur dulu, kalau misalkan teguran lisan tidak diindahkan, maka tidak menutup kemungkinan (dipidana), kan sanksinya ada,” kata Ely.

    Dari hasil sidak dibeberapa apotek, kata Ely masih ditemukan harga obat dijual jauh diatas HET.

    “Iya masih ada yang menjual di atas harga eceran tertinggi. Kita mengimbau juga agar tidak menjual di atas harga eceran, kasian lah konsumen, kasian lah masyarakat, jangan mencari keuntungan disaat seperti ini, ke depan kan lah nurani. Boleh mencari keuntungan tetapi, jangan gitu caranya, menjual di atas harga eceran, harga HET aja sudah,” tegasnya.

    Ely mengingatkan agar para pedagang segera menjual sesuai aturan dari pemerintah, bilamana masih tidak diindahkan, pihaknya akan menindak secara hukum.

    “Diundang-undang pidana pun sudah ada , berarti kan melawan penyelenggara negara pada saat kondisi PPKM Darurat. Mau ancaman lebih tinggi pun bisa, seperti undang-undang perlindungan konsumen, ancaman banyak, tetapi saya juga tidak langsung begitu saja. Kita tegur-tegur dulu,” pungkasnya.

    Ely pun menghimbau agar apotek di Kota Cilegon menjual obat sesuai apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

    “Tolong patuhi himbauan dari pemerintah pusat, bagi mereka yang menjual obat Covid, hanya menjual dengan harga HET saja dan tolong di patuhi,” tandasnya. (LUK)

  • Nakes Makin Minim

    Nakes Makin Minim

    SERANG, BANPOS – Bertumbangannya tenaga kesehatan (Nakes) karena Covid-19, terus terjadi. Kondisi ini makin mengkhawatirkan karena nakes merupakan garda terdepan dalam penanganan virus yang penyebarannya kian massif itu.

    Di Kota Serang, ratusan Nakes diketahui telah terpapar Covid-19. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Satgas, dari jumlah total 860 nakes di Kota Serang, sebanyak 16 persen atau 137 orang yang telah terkonfirmasi positif Covid-19.

    Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa 137 nakes yang terpapar berasal dari 16 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), RSUD Kota Serang, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan pegawai di Kantor Dinkes Kota Serang.

    “Jumlah nakes yang ada di Kota Serang ada 860, 16 persennya positif Covid-19,” ujarnya kepada awak media usai menghadiri rapat evaluasi bersama Gubernur Banten secara virtual di kantor Diskominfo Kota Serang, Selasa (13/7).

    Padahal menurutnya, keberadaan nakes sangat dibutuhkan dalam menangani pasien Covid-19 di Kota Serang. “Nakes ini sangat dibutuhkan, mudah-mudahan yang terpapar bisa kembali sembuh,” tuturnya.

    Syafrudin pun mengucapkan terima kasih kepada para nakes yang selama ini terus berjuang untuk melawan Covid-19. Ia berharap agar nakes yang terkonfirmasi positif, bisa kembali sembuh dan membantu masyarakat hingga pandemi Covid-19 selesai.

    “Kami atas nama Pemkot Serang mengucapkan terima kasih kepada nakes yang sudah berperang melawan Covid-19. Mudah-mudahan yang terpapar cepat sembuh,” harapnya.

    Syafrudin juga meminta kepada masyarakat Kota Serang, untuk patuh dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebab, salah satu tujuan diterapkannya PPKM darurat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

    “Kami bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) terus lakukan sosialisasi kepada masyarakat kaitan dengan PPKM Darurat,” tuturnya.

    Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Ahmad Hasanuddin, mengatakan bahwa 16 persen nakes yang terpapar berasal dari berbagai fasilitas kesehatan di Kota Serang. Baik dari Puskesmas maupun rumah sakit.

    “Menyebar semuanya, di laboratorium kami saja ada 4 dari total 6 nakes yang terpapar. Kita berdoa saja mudah-mudahan nakes kami terus diberikan kesehatan,” ujarnya.

    Ia mengatakan, keberadaan nakes sangat dibutuhkan. Sehingga meskipun banyak nakes maupun pegawai Dinkes yang terpapar Covid-19, Dinkes akan tetap buka.

    “Tapi kalau yang lain (OPD-red) ada yang kena maka isolasi dan (kantornya) ditutup. Sebab kalau nakes mundur siapa yang akan melayani masyarakat jadi harus maju,” tandasnya. (DZH)

    Terpisah, RSUD Cilegon membuka lowongan relawan nakes penanganan Covid-19 karena banyaknya nakes di wilayah itu yang terpapar covid-19. Tenaga nakes juga makin berkurang karena ada juga yang tidak bisa bekerja karena faktor lain.

    Diketahui total nakes yang ada di RSUD Cilegon sebanyak 200 nakes yang terdiri dari perawat, bidan dan dokter. Namun, jumlah nakes yang saat ini masih aktif bekerja RSUD Cilegon ada sebanyak 57 nakes diantaranya 52 orang perawat dan 5 dokter.

    Kepala Bidang keperawatan RSUD Cilegon Ana Mukdiar tidak menafikkan bahwa di RSUD Cilegon saat ini banyak kekurangan nakes untuk melayani pasien di RSUD Cilegon. Dia mengatakan, penyebab kekurangan nakes bukan hanya karena terpapar Covid-19 saja. Melainkan banyak ada juga nakes yang sedang hamil, menyusui, isoman, hingga cuti sakit.

    “Kami kekurangan nakes, bukan berarti nakes kena Covid-19 semua melainkan ada yang hamil, menyusui, isoman dan cuti sakit, jadi yang begituan tidak kita pakai dulu,” katanya, Selasa (13/7).

    Lebih lanjut dia menjelaskan total nakes di RSUD Cilegon jika normal itu sebanyak 200 nakes yang terdiri dari dokter, perawat dan bidan.

    “Total seluruhnya nakes yang ada di RSUD Cilegon sebanyak 200 nakes. Saat ini kita kekurangan sebanyak 65-an terdiri dari 60 perawat dan 5 dokter umum,” ujarnya.

    Jumlah nakes saat ini di RSUD Cilegon kata dia ada sebanyak 57 nakes diantaranya 52 orang perawat dan 5 dokter. “Kalau perawat sekarang ini 52 orang dan dokter ada 5 orang,” ungkapnya.

    Kedati demikian, pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Wali Kota Cilegon untuk mencari solusi yakni meminta bantuan ke IDI dan PMI atau relawan.

    “Solusinya yaitu, kita buka rekrut juga, dan kita juga bekerja sama dengan organisasi eksternal seperti IDI dan PMI atau relawan,” tandasnya.

    Di sisi lain, RSUD Kota Cilegon kembali menambah tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 menyusul tren kasus yang terjadi di Kota Cilegon terus mengalami peningkatan.

    Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Cilegon Ujang Iing menyatakan, rencananya RSUD akan menyediakan 31 tempat tidur tambahan untuk menangani pasien Covid-19.

    Sebelumnya, RSUD menyediakan sebanyak 46 tempat tidur khusus Covid-19 yang tersebar di beberapa ruangan. Diantaranya, 7 unit tempat tidur di ruang IGD, 9 unit di ruang Isolasi Covid, 16 unit di Alamanda, 3 unit ruang ICU, 10 unit ruang Melati dan 1 unit di ruang lainnya.

    “Mengingat keterisian kamar di rumah sakit full/penuh, rencananya kami akan menambah 31 bed lagi. Jadi total keseluruhan bed yang akan disediakan oleh RSUD untuk menampung pasien Covid-19 ada sebanyak 77 bed,” katanya.

    Ujang Iing memaparkan, saat ini pasien yang hendak dirawat di RSUD harus mengantri karena tempat tidur penuh. Dengan penambahan tempat tidur diharapkan dapat meningkatkan daya tampung pasien Covid-19.

    “Penambahan bed yang dilakukan oleh RSUD ini sebagai langkah pemerintah untuk meningkatkan daya tampung, sehingga mampu menghindari antrean di ruang instalasi gawat darurat (IGD),” katanya.

    Selain akan menambah tempat tidur pasien Covid-19, ia juga menyinggung masih dibutuhkannya penyediaan penyaring udara (hela filter). Alat tersebut dibutuhkan untuk mengurangi resiko penularan Covid-19. Untuk menyediakan itu, RSUD akan meminta bantuan CSR dari industri-industri yang ada di Cilegon.

    “Karena dalam kondisi ini membutuhkan banyak biaya untuk kebutuhan hela filter dan kebutuhan pasien lain di ruangan, kami akan meminta bantuan CSR dari industri/perusahaan di Kota Cilegon untuk membantu ketersediaan kebutuhan di ruangan tersebut,” tandasnya.(LUK/DZH)

    LUKMAN HAPIDIN/BANTEN POS

  • Gandeng Kejaksaan, Stok Oksigen Mulai Stabil

    Gandeng Kejaksaan, Stok Oksigen Mulai Stabil

    SERANG, BANPOS – Kelangkaan oksigen cair yang terjadi sejak pelaksanaan PPKM Darurat mulai diantisipasi oleh pemerintah daerah. Bekerja sama dengan pihak Kejaksaan, pemerintah daerah akan mendatangi pabrik-pabrik oksigen cair untuk memastikan ketersediaan barang tersebut.

    Hal itu disampaikan oleh Walikota Serang, Syafrudin, usai melakukan rapat koordinasi secara daring bersama dengan Pemprov Banten. Ia membenarkan bahwa saat ini oksigen masih langka, namun tetap tersedia di rumah sakit. Masyarakat yang ingin membeli pun harus melalui mekanisme ‘pre-order’ terlebih dahulu.

    “Oksigen sampai hari ini langka. Akan tetapi ada informasi dari rumah sakit itu sekarang sudah ada. Cuma memang masih antre. Tidak bisa datang sekarang langsung diisi. Jadi kalau datang sekarang, dapatnya besok,” ujarnya di kantor Diskominfo Kota Serang, Selasa (13/7).

    Menurut Syafrudin, untuk mengantisipasi kelangkaan di kemudian hari, Pemprov Banten akan melakukan upaya upaya jemput bola ke pabrik-pabrik oksigen cair, bersama dengan Kejati Banten. Hal ini sekaligus memastikan tidak ada penimbunan yang dilakukan.

    “Untuk kelangkaan oksigen memang sudah ada upaya untuk menyiapkan oksigen dengan mendatangi pabrik-pabrik oksigen oleh Kejati. Jadi insyaAllah sudah ada solusinya untuk kelangkaan oksigen ini,” terangnya.

    Sedangkan untuk kelangkaan obat virus, Syafrudin hanya bisa berharap kepada Pemprov Banten untuk bisa mendapatkan solusi. Sebab, saat ini masyarakat pun membutuhkan obat yang juga sempat meningkat ratusan persen itu.

    “Kalau obat virus ini memang sedang diupayakan oleh Pemprov. Jadi mudah-mudahan provinsi bisa menyelesaikan persoalan kelangkaan obat virus juga,” ucapnya.

    Salah satu pemilik depot isi ulang oksigen cair di Kota Serang, Zainal, menuturkan bahwa untuk saat ini stok oksigen cair terbilang sedikit stabil dibandingkan hari-hari sebelumnya. Kenaikan harga pun terbilang kecil.

    “Untuk saat ini ada stoknya, mencukupinya yah. Untuk besok juga insyaAllah masih ada. Yang refill ke sini kurang lebih 10 sampai 20 orang sehari. Harganya memang ada kenaikan sedikit, naik Rp10 ribu. Dari yang biasanya Rp45 ribu jadi Rp55 ribu,” ujarnya.

    Permintaan masyarakat untuk oksigen pun saat ini terbilang landai, tidak ada peningkatan maupun penurunan. Saat permintaan meningkat, pihaknya pernah kesulitan untuk memenuhi permintaan masyarakat.

    “Masih sama kayak kemarin-kemarin itu. Belum ada peningkatan atau penurunan gitu. Pernah waktu ada permintaan yang tinggi stok malah terhambat, itu memang sulit untuk mendapatkan oksigennya,” terang Zainal.

    Zainal mengakui bahwa untuk saat ini, pihaknya memfokuskan diri untuk bisa menyediakan secepat mungkin oksigen cair, untuk masyarakat yang terkonfirmasi positif namun melakukan isolasi mandiri.

    “Memang yang utama itu buat rumah sakit yah saat ini. Jadi kasihan untuk masyarakat yang disuruhnya rawat jalan atau isolasi mandiri di rumah. Kan mereka butuh oksigen. Makanya saya lebih fokus ke mereka,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Stok Oksigen di Depot Kosong  Kepala Daerah Klaim Suplai Aman

    Stok Oksigen di Depot Kosong Kepala Daerah Klaim Suplai Aman

    SERANG, BANPOS – Ketersediaan oksigen cair di sejumlah tempat pengisian ulang oksigen di Kota Serang kosong. Kekosongan itu telah terjadi sejak kemarin lantaran tingginya permintaan masyarakat sejak dua minggu terakhir. Padahal, pasokan oksigen sendiri relatif aman, seperti disampaikan sejumlah kepala daerah kepada Gubernur Banten, Wahidin Halim.

    Berdasarkan pantauan di salah satu depot isi ulang oksigen yang ada di pasar lama, Kota Serang, terlihat 8 tabung oksigen berukuran 6 meter kubik yang kondisinya kosong tergeletak. Kehabisan stok tersebut telah terjadi sejak satu hari yang lalu lantaran tingginya permintaan masyarakat. Selain itu, terlihat tiga buah tabung berukuran kecil milik masyarakat yang diditip agar segera diisi ketika stok telah datang.

    Seorang pegawai di Depot Pengisian Ulang Oksigen, Sanu Betar, mengatakan bahwa jika permintaan akan oksigen cair telah melonjak sejak 2 minggu terakhir. “Biasanya dalam kondisi normal permintaan oksigen per harinya hanya 10 orang yang nyari, namun saat ini hingga puluhan orang yang mencari,” ujarnya saat ditemui di Depotnya, Senin (12/7)

    Selain itu, tingginya permintaan juga dapat dilihat dari cepatnya stok habis. Saat ini ia sampai kewalahan untuk menyediakan stok karena tingginya permintaan.

    “Dalam kondisi normal biasanya melakukan isi ulang ke supplier setiap seminggu sekali untuk 10 tabung berukuran 6 meter kubik. Namun saat ini kita harus mencari stok setiap hari ke supplier dan itu pun tidak mencukupi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

    Terhitung sejak stok kosong kemarin, telah banyak masyarakat yang mencari oksigen. Ia pun mencari ke sejumlah supplier yang ada di Tangerang dan Cilegon.

    “Ini aja ada tiga yang nitip. Kalau yang nyari banyak banget. Kita sedang nyari ke Cilegon, mudah-mudahan sore ini (kemarin) dapat,” tandasnya.

    Terpisah, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengutarakan, ketersediaan tabung oksigen dan regulator menjadi kendala di Kabupaten Tangerang. Kondisi itu menyebabkan ketersediaan oksigen untuk masyarakat terhambat.

    “Yang menjadi problem sekarang yaitu ketersediaan tabung dan regulatornya, jadi peralatan untuk mengatur oksigen menjadi terhambat,” kata Zaki di Tigaraksa, Senin (12/7).

    Oleh karena itu, lanjut Zaki, Pemkab Tangerang akan terus melakukan monitoring untuk ketersediaan oksigen, serta obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “Kita terus lakukan monitoring terkait ketersediaan oksigen juga regulatornya serta obat-obatan. Terkait pengadaan tabung oksigen maupun pengisian oksigen cair (liquid), sudah dikoordinir dan diinformasikan oleh pak Gubernur. Sudah ada beberapa tempat di kawasan industri,” ujarnya.

    Zaki menambahkan, terkait pengadaan tabung oksigen maupun pengisian oksigen cair, diharapkan tidak mendapatkan kendala dalam pelaksanaannya. “Mudah-mudahan untuk suplai oksigennya itu tidak ada masalah, karena sudah dikoordinir oleh pak Kajati dan juga pak Kajari masing-masing,” ungkapnya.

    Untuk diketahui, saat ini Pemkab Tangerang yang dibantu Dinkes Kabupaten Tangerang dan Asosiasi Rumah Sakit sedang melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan tabung dan oksigen ke Puskesmas dan Rumah Sakit (RS) di Kabupaten Tangerang.(DHE/DZH/ENK)

  • Prokes Membaik, Mobilitas Meningkat Lagi

    Prokes Membaik, Mobilitas Meningkat Lagi

    SERANG, BANPOS – Ketaatan masyarakat akan aturan PPKM Darurat dan protokol kesehatan (prokes) diklaim kian membaik pasca-penindakan pelanggar melalui tindak pidana ringan (tipiring) beberapa waktu yang lalu. Di sisi lain, mobilitas masyarakat Kota Serang justru kembali meningkat pasca-sepekan penerapan PPKM Darurat.

    Kepala Satpol PP Kota Serang, Kusna Ramdani, mengatakan bahwa pihaknya memberikan fokus yang khusus pada pelaksanaan aturan PPKM Darurat di tempat-tempat publik seperti Pasar Rau. Sebab, Pasar Rau menjadi sarana publik yang tidak ditutup, lantaran menjadi pusat perekonomian dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.

    “Untuk Pasar Rau kami selalu patroli prokes. Karena memang Pasar Rau merupakan pasar yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat,” ujarnya kepada awak media melalui pesan WhatsApp, Senin (12/7).

    Menurutnya, berdasarkan hasil patroli tersebut, masyarakat yang datang ke pasar Rau sudah sadar akan prokes. Namun memang, beberapa dari pembeli maupun pedagang terkadang tidak mematuhi prokes, sehingga diberikan teguran dan imbauan oleh pihaknya.

    “Ada saja sih (pelanggaran prokes), cuma relatif mereka semua sudah patuh pakai masker. Paling kami imbau (masyarakat yang melanggar) untuk senantiasa mematuhi prokes, terutama memakai masker,” ucapnya.

    Begitu pula dengan para pedagang dan pengusaha. Menurutnya, saat ini para pedagang dan pengusaha sudah menerapkan aturan selama masa pandemi Covid-19, yakni tidak menyediakan layanan makan di tempat. Mereka pun disebutkan telah mematuhi terkait jam operasional.

    “Kalau pedagang, pengusaha cafe dan restoran sih sudah banyak yang patuh, yaitu tidak menyediakan makan di tempat dan jam operasional. Nanti kami akan pantau lagi, kalau ada lagi ya kami akan tindak,” tegasnya.

    Ia mengatakan, peningkatan kesadaran masyarakat terkait dengan prokes dan aturan PPKM Darurat merupakan dampak dari penindakan tipiring bagi pelanggar prokes beberapa waktu yang lalu. Maka dari itu, pihaknya pun akan melakukan penindakan tipirin kembali, namun di tingkat kecamatan.

    “Alhamdulilah ada peningkatan (kesadaran prokes dan aturan) pasca-penindakan tipiring, walau tidak signifikan. Nanti kami agendakan lagi tipiring di tingkat kecamatan. Nanti kami akan koordinasikan dengan satgas Covid-19 kecamatan,” terangnya.

    Sementara itu, pada pekan kedua penerapan PPKM Darurat di Kota Serang, aktivitas masyarakat justru kembali meningkat. Hal itu berdasarkan hasil evaluasi pemerintah pusat untuk wilayah Kota Serang. Padahal pada minggu lalu, aktivitas masyarakat turun hingga 21 persen. Namun di minggu ini aktivitas masyarakat hanya turun sekitar 15 persen.

    Kabid Komunikasi dan Informasi Publik, W. Hari Pamungkas, mengatakan bahwa berdasarkan perhitungan dari index mobility yang dilakukan oleh pemerintah pusat, aktivitas masyarakat Kota Serang pada pekan kedua cenderung meningkat.

    “Indeks mobilitas masyarakat pada Minggu lalu itu 21 persen aktivitas. Namun Minggu ini aktivitas masyarakat menjadi 15 persen, dimana mobilitas masyarakat kembali meningkat setelah sepekan lebih penerapan PPKM Darurat,” ujarnya.

    Hari mengatakan, terjadinya peningkatan dalam evaluasi pemerintah pusat dikarenakan meningkatnya aktivitas masyarakat yang berada di dalam komplek. “Walaupun jalan-jalan dilakukan penyekatan, namun aktivitas masyarakat di pelosok dan komplek-komplek ternyata meningkat,” jelasnya.

    Untuk menangani hal tersebut, pihaknya akan lebih memperketat aktivitas masyarakat dan akan melakukan patroli hingga ke pelosok.

    “Berdasarkan arahan menko, bahwa satgas penegakan hukum dan pemerintah daerah harus lebih memperketat terkait dengan aktivitas masyarakat. Kemudian patroli seluruh wilayah pinggiran yang ada aktivitas masyarakatnya,” tandasnya.

    Terpisah, tim gabungan Satpol PP Kabupaten Pandeglang, TNI/Polri dan Dinas Perhubungan Kabupaten Pandeglang, melakukan penertiban para pedagang di wilayah Pandeglang, khususnya seputar Alun-alun untuk membendung laju kenaikan angka positif virus corona atau Covid-19.

    Dalam kegiatan patroli ini, para petugas mendatangi dan melakukan himbauan kepada masyarakat, penjual maupun pembeli makanan, agar selalu menggunakan masker, menjaga jarak. Selain itu, Satgas Covid-19 Kabupaten Pandeglang juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat, dan pemilik warung terkait jam operasional PKL selama PPKM.

    “Ini merupakan upaya kami dari Satgas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Pandeglang, dalam rangka meminimalisir jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terus meningkat, dan mendukung program pemerintah sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),” ucap Kepala Bidang Linmas pada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pandeglang, Ida, Senin (12/7).

    Perlu diketahui, bahwasannya selain pemberlakuan jam malam saat penerapan PPKM Darurat, Pemkab Pandeglang juga melakukan pemadaman Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di wilayah Alun-alun Pandeglang, dan Jalan Protokol mulai pukul 19.00 WIB.

    “Pemadaman lampu PJU, dilakukan sebagai salah satu upaya Pemkab mengurangi mobilitas masyarakat. Sehingga dengan dilakukan pemadaman lampu, masyarakat untuk berkegiatan tidak penting, yakni berkerumun di pinggir jalan jadi berkurang. Diharapkan, dengan dilakukannya kegiatan patroli seperti ini, masyarakat Pandeglang semakin disiplin dalam penerapan Prokes. Sehingga penyebaran Covid-19 dapat segera teratasi, minimal bisa mengurangi penyebarannya,” terang Ida.

    Salah seorang pedagang kaki lima di seputar Alun-alun Pandeglang, Soleh mengaku, pemberlakuan jam operasional ini sangat berpengaruh pada penghasilan ekonomi. Namun begitu, dirinya menyadari bahwa Pemkab Pandeglang hanya menjalankan aturan terkait bertambahnya pasien Covid-19.

    “Dengan adanya penyekatan PPKM Darurat yang dilakukan di wilayah Pandeglang, penghasilan saya sebagai pedagang menurun drastis. Terlebih lagi adanya pemadaman lampu di Alun-Alun ini, makin saja penghasilan saya berkurang jauh. Tapi mau gimana lagi, mungkin pemerintah juga sayank kepada warganya. Apalagi di Pandeglang sekarang tiap hari banyak yang positif, saya cuma berharap agar virus ini (Covid-19-red) cepat hilang,” imbuhnya. (CR-02/DZH/PBN/ENK)

  • Covid-19, Sehari Tembus 40 Ribu Info Korona di Banten Lambat

    Covid-19, Sehari Tembus 40 Ribu Info Korona di Banten Lambat

    JAKARTA, BANPOS – Lonjakan kasus-19 Covid masih belum berhenti. Hari ini, jumlah kasus harian mencetak rekor tertinggi dengan angka 40.446. Angka ini mengatrol total kasus terkonfirmasi ke angka 2.567.649. Banten menyumbang lebih dari 2.600 kasus baru sepanjang hari kemarin.

    Jumlah kasus harian sebanyak 40.446, diperoleh dari hasil pemeriksaan terhadap 149.744 spesimen (98.932 via PCR/TCM, 50.812 via antigen), dari 123.317 orang dites (81.445 via PCR/TCM, 41.872 via antigen). Jumlah orang yang dites PCR/TCM pada hari ini, naik 1.653 angka dibanding data Minggu (11/7), yang ada di angka 79.792.

    Untuk jumlah kasus positif berdasarkan jenis pemeriksaan, tercatat 36.006 orang positif dari hasil tes PCR/TCM dan 4.421 orang positif dari hasil tes antigen. Sehingga, dapat dihitung nilai positivity rate orang harian sebesar 32,78 persen. Sedangkan positivity rate PCR/TCM ada di angka 44,21 persen.

    Sebaran kasus baru pada hari ini, didominasi DKI Jakarta dalam lima besar provinsi penyumbang kasus harian tertinggi, dengan angka 14.619. Nyaris 15 ribu. Disusul Jawa Barat (7.942), Jawa Tengah (2.928), Jawa Timur (2.742), dan Banten (2.639). Dari total kasus terkonfirmasi, tercatat 4.782 kasus aktif atau pasien dalam perawatan. Sehingga, total kasus terkonfirmasi kini naik menjadi 380.797.

    Sementara itu, angka kesembuhan terus menunjukkan perkembangan kenaikan yang cukup signifikan. Naik 34.754 kasus dibanding kemarin. Sehingga, total kasus sembuh mencapai 2.119.478, dengan tingkat kesembuhan 82,5 persen. Ini adalah angka kesembuhan tertinggi, sejak pandemi Covid-19 berjangkit di Tanah Air.

    Sedangkan jumlah kasus meninggal dunia akibat Covid-19, dilaporkan bertambah 891. Per Senin (12/7), jumlah kasus meninggal dunia akibat Covid-19 menjadi 67.355 dengan tingkat kematian 2,6 persen.

    Jawa Tengah tercatat sebagai provinsi dengan angka kematian tertinggi. Jumlahnya, mencapai 191. Diikuti Jawa Barat (175), Jawa Timur (171), dan DKI Jakarta (123).

    Pada bagian lain, update perkembangan penyebaran Covid-19 di Banten, masih telat diperbarui. Di website infocorona.bantenprov.go.id, info yang terpampang adalah data yang terakhir diunggah pada 5 Juli 2021.

    Sementara, perkembangan yang diunggah di instagram @dinkes_provbanten, juga terakhir diperbarui pada Minggu (11/7). Dalam postingan itu disebutkan jumlah total masyarakat Banten yang terpapar virus asal Cina itu adalah 69.718 kasus konfirmasi. Dengan rincian 9.526 masih dirawat, 58.399 sembuh dan 1.793 meninggal dunia.(HES/ENK/RMID)

  • Nakes Puskesmas Mulai Rontok

    Nakes Puskesmas Mulai Rontok

    TANGERANG, BANPOS – Tenaga kesehatan (Nakes) di sejumlah Puskesmas DI Provinsi Banten bertumbangan. Bahkan, korban jiwa dari kelompok ini mulai muncul di Kabupaten Tangerang.

    Duka cita dirasakan para pegawai Puskesmas Pasar Kemis Kabupaten Tangerang. Salah satu tenaga medis di Puskesmas tersebut meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, Jumat (9/7) lalu.

    Kepala Puskesmas Pasar Kemis, Salwa mengatakan tenaga medis yang meninggal dunia bernama Yanto. Sebelum meninggal dunia, Yanto sempat dirawat di ICU RSUD Pakuhaji. Menurut Salwa, Yanto memang terkonfirmasi Covid-19 namun juga memiliki riwayat penyakit.

    “Iya betul meninggal satu orang, Sebelum dirawat dan terkonfirmasi positif, dia memang sudah sakit, ” kata Salwa, Senin (11/7).

    Menurut Salwa, Yanto merupakan salah satu staf kesehatan di Puskesmas Pasar Kemis. Namun, dia tidak mengetahui kronologis Yanto meninggal dunia. Pasalnya, saat Yanto dirawat di RSUD Pakuhaji, Salwa sedang menjalankan isolasi mandiri di rumahnya.

    “Soalnya pada waktu Yanto dirawat, saya sedang menjalankan Isoman, jadi sayapun tidak tahu berapa lama dia dirawat, dan punya riwayat penyakit apa, ” katanya.

    TErpisah, satu per satu tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, tumbang akibat virus Covid-19. Selain Nakes, para pegawai pun silih berganti menjalani Isolasi mandiri (Isoman) di rumahnya, dikarenakan hasil antigen positif Covid-19.

    Sebelumnya, beredar informasi bahwa di Kecamatan tersebut terjadi 5 kematian pasien Covid-19 dalam sehari. Selain itu, klinik setempat ditutup dan pengobatan di Puskesmas tidak maksimal.

    Kepala Puskesmas (Kapus) Kecamatan Pabuaran, dr Siti Lolo Sundari, membenarkan bahwa para nakes tumbang. Namun ia menyatakan tidak mengetahui apabila ada kematian dengan jumlah yang cukup banyak tersebut.

    “Kalau untuk itu (kematian) belum tahu, karena belum ada laporan yang masuk. Karena saya sibuk di PPKM darurat, zonasi wilayah,” ujarnya.

    Ia mengungkapkan banyak pegawainya yang positif Covid-19. Hingga hari ini, pelayanan Puskesmas tetap dilakukan 24 jam, dengan kondisi keterbatasan pegawai di Puskesmas.

    “Kita berjaga di Puskesmas ganti-gantian, karena pada tumbang. Sudah beberapa orang yang terpapar, kemarin (lusa) saja ada 7 orang, hari ini (kemarin) nambah lagi,” tuturnya.

    Bagi pegawai yang melakukan tes swab, dan hasilnya positif, pihaknya langsung menyarankan agar melakukan Isoman. Guna menekan laju penyebaran Covid-19 di lingkungan Puskesmas.

    “Kami steril ruangan di Puskesmas, dan selama 6 jam dikosongkan. Kalau memang tidak memungkinkan untuk melakukan pelayanan, maka kami alihkan pelayanan ke Puskesmas terdekat,” katanya.

    Lolo mengaku, sebagian pegawainya bergejala usai dinyatakan positif. Sehingga, ia memaksimalkan pelayanan dengan sisa pegawai yang masih sehat dan terus mengimbau agar tetap melaksanakan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat.

    “Karena kami pelayanan 24 jam, melayani pasien melahirkan, kami terus memperketat prokes. Apabila memang ada yang terkonfirmasi di wilayah Puskesmas, kami lakukan sterilisasi. Alhamdulillah sekarang pelayanan masih terus berjalan,” tandasnya.

    Klaster Baru di Gunungsari
    Terpisah, Kapus Gunung Sari, Lilis Nurliani, mengungkapkan bahwa di wilayahnya terjadi penyebaran Covid-19 melalui klaster guru. Selain itu, pihaknya menduga ada juga klaster pekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ternak ayam di Gunung Sari.

    “Ada satu kasus kematian hari ini (kemarin). Kami menduga terpapar dari anaknya yang bekerja di PT Wabin, yang namanya di kampung itu susah, sudah tahu positif dan kami sarankan agar tidak berkontak dengan keluarga terlebih dahulu, tapi memang susah,” ujarnya.

    Lilis mengatakan, pasien meninggal berusia 40 tahun dan seorang wanita. Dengan begitu, pihaknya bersama tim pressure yang dibentuk bersama-sama dengan warga, melakukan visitasi terhadap perusahaan tersebut agar saling koordinasi dengan Puskesmas.

    “Karena memang di sana (perusahaan) ada klinik sendiri dan terpisah dari kami, jadi kami tidak ada laporan. Kalau klinik di Gunung Sari, saya mengimbau agar terus melaporkan apabila ada yang positif Covid-19,” katanya.

    Untuk klaster guru, kata dia, pernah terpapar hingga sebanyak 11 guru. Hal itu bermula usai adanya pertemuan tatap muka yang dilakukan oleh para guru di suatu tempat.

    “Sekarang ini kami sedang melakukan edukasi kepada masyarakat agar taat terhadap prokes. Meski virus ini tidak terlihat, wabah baru yang melanda di banyak negara, tapi harus dapat menghindarinya dengan cara menerapkan prokes dan mengikuti anjuran pemerintah,” tandasnya. (ALFIAN/MUF/ENK/BNN)

    KARANGAN BUNGA: Karangan bunga pertanda duka cita untuk tenaga medis Puskesmas Pasar Kemis, Yanto meninggal dunia dipasang di Puskesmas Pasar Kemis.
    (ALFIAN/SATELITNEWS.ID)

  • Ketersediaan Tipis, RSDP Selektif Berikan Plasma Konvalence

    Ketersediaan Tipis, RSDP Selektif Berikan Plasma Konvalence

    SERANG, BANPOS – Rumah Sakit dr Drajat Prawiranegara (RSDP) menyatakan lebih selektif dalam pemberian plasma konvalence terhadap pasien Covid-19. Hal itu dikarenakan ketersediaannya yang masih sedikit.

    “Plasma konvalence ada, tapi masih selektif karena ketersediaannya sedikit, pasien post Covid-19 ada yang bersedia kemarin-kemarin kita susah melakukan pengambilan plasma,” ujarnya, Senin (12/7).

    Ia mengungkapkan, untuk pengambilan plasma konvalence, pihaknya bekerjasama dengan PMI Kabupaten Serang. Anam mengatakan, pasien yang mendapatkan donor plasma adalah dengan kategori sudah berat dan kebanyakan yang sudah di ruangan ICU dan dengan persetujuan keluarga.

    “Stok (plasma konvalence) tidak ada, kalau butuh baru nyari karena susah, yang butuh banyak di RS-RS lain juga, yang donor terbatas orangnya. Itupun pengolahannya di PMI Tangerang,” tutur Anam.

    Ia menegaskan, berbeda fungsi vaksin dan plasma konvalence. Vaksin merupakan upaya pencegahan, sedangkan plasma konvalence digunakan untuk pengobatan.

    “Kebanyakan (pasien Covid-19) belum divaksin,” ungkapnya.

    Anam mengaku bahwa saat ini pasien Covid-19 di RSDP masih didominasi oleh warga Kota Serang. Dengan total pasien 112 pasien, di ruangan ICU 12 pasien dan 5 bayi. Pasien positif 70, pasien suspek 42, pasien baru 23, pasien pulang 6 dan pasien meninggal 9.

    “Rata-rata usia 40-50 tahun paling banyak, (pasien) masuk hari minggu sampai pagi ini (kemarin), kebanyakan masih Kota Serang dengan gejala sedang-berat,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • Vaksin Berbayar Jadi Kontroversi

    Vaksin Berbayar Jadi Kontroversi

    JAKARTA, BANPOS – Masyarakat kini sudah bisa membeli sendiri vaksin secara
    individu di Kimia Farma mulai 12 Juli 2021, kemarin. Vaksin yang digunakan adalah
    vaksin Sinopharm dan diklaim masih terjaga kualitasnya.

    Padahal sebelumnya,
    Presiden Joko Widodo menegaskan, bahwa vaksin Covid-19 gratis untuk seluruh
    masyarakat,
    Kimia Farma mengungkapkan alasan pemberlakuan ini karena dasar hukumnya
    mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021. Alasan lainnya
    adalah perluasan program Vaksinasi Gotong Royong demi mempercepat herd
    immunity.

    Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto
    menegaskan bahwa vaksin Covid-19 dalam program ini sama dengan VGR
    sebelumnya. Vaksin diyakini masih terjaga kualitasnya.

    “Mohon dilihat dari satu kesatuan ya. Ini sama VGR, hanya diperluas tak hanya dari
    individu tapi dari badan hukum,” tegasnya secara daring, Minggu (11/7).

    Menurutnya vaksin gotong royong yang digunakan sama persis untuk program
    vaksinasi massal. Ia menegaskan vaksin yang jual ini memiliki kualitas baik dan dengan
    nilai efikasi yang sama.

    “Saya tegaskan ini bukan vaksin lungsuran. Bukan hasil seleksi. Bukan vaksin yang
    bermasalah. Sama kualitasnya, efikasi dijaga, sama persis. Hanya saja ini tak gunakan
    vaksin program pemerintah,” jelasnya.

    Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk, Ganti Winarno mengatakan dengan
    adanya perluasan ini nanti diharapakan herd immuniy tercapai. Menurutnya jika herd
    immunity tercapai diharapkan secara bertahap akan berdampak pada perekonomian.

    “Ini perluasan pencapaian herd immunity. Kami tegaskan lagi, agar tidak seolah-olah
    Kimia Farma yang menginisiasi program ini. Bukan ya. Ini adalah program pemerintah
    dengan ketetapan yang ada,” tegas Ganti.

    Vaksin Sinopharm sendiri saat ini ketersediaannya sebanyak 1,5 juta. Dari total jumlah
    tersebut, sebanyak 500 ribu merupakan hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab.

    Hal ini pun dikritisi oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh. Sebab,
    penjualan vaksin itu bertentangan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19
    Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Permenkes Nomor 10 Tahun 2021 tentang
    Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

    Khususnya di Pasal 7A ayat 4 yang mengatakan bahwa vaksin covid yang digunakan
    untuk pelaksanaan vaksinasi program yang diperoleh hibah, sumbangan atau
    pemberian baik dari masyarakat atau negara lain dilarang diperjualbelikan.

    Diketahui, salah satu vaksin Gotong Royong Individu yang mau dijual itu adalah vaksin
    Sinopharm. Padahal Indonesia menerima hibah 500.000 dosis vaksin Sinopharm dari
    Uni Emirat Arab.

    “Nah ini kontra dengan Permenkes 19/2021 Pasal 7A ayat 4. Jelas ini sangat
    bertentangan dengan Permenkes 19/2021,” jelas Nihayatul kepada JawaPos.com,
    Minggu (11/7).

    Namun, apabila pemerintah mengatakan bahwa yang dijual bukan yang hibah, hal itu
    pun belum tentu benar. Sebab, tidak ada jaminan jika vaksin tersebut benar-benar
    bukan hibah.

    “Kalaupun pemerintah bilang yang akan dijual bukan yang hibah. Bagaimana
    membedakan yang hibah dan yang bukan?” imbuhnya.

    Khawatirnya lagi, lanjutnya, program ini dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan
    secara pribadi. Sama seperti yang pernah terjadi yang dilakukan oleh oknum Kimia
    Farma di Medan yang menggunakan alat rapid test bekas dalam memeriksa pasien
    untuk mendapatkan untung.

    “Iya (untuk kepentingan pribadi program vaksinasi berbayar). Bagaimana kalau ternyata
    ada yang menjual Sinopharm ke pihak lain untuk dijual,” pungkasnya.

    Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga menyoroti praktik vaksin berbayar,
    yang dijual di apotek apotek tertentu. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi
    menyebut, hal itu sangat tidak etis di tengah pandemi yang sedang mengganas.

    “Vaksin berbayar harus ditolak,” ujarnya dalam keterangan persnya, Senin (12/7).
    Menurutnya, kebijakan ini bisa jadi hanya akan makin membuat masyarakat malas
    untuk melakukan vaksinasi. “Yang digratiskan saja masih banyak yang nggak mau,
    apalagi bayar,” tuturnya.

    Selain itu, lanjutnya, kebijakan tersebut juga membingungkan masyarakat, mengapa
    ada vaksin berbayar, dan ada vaksin gratis. “Dari sisi komunikasi publik, sangat jelek,”
    imbuhnya.

    Tulus menuturkan, vaksin berbayar juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan pada
    masyarakat, bahwa yang berbayar dianggap kualitasnya lebih baik, dan yang gratis
    lebih buruk kualitasnya.

    Hal ini bertolak belakang jika dibandingkan dengan negara lain, di mana masyarakat
    yang mau divaksinasi Covid-19 diberikan hadiah oleh pemerintahnya. “Ini dengan
    maksud agar makin banyak warga negaranya yang mau divaksin. Bukan malah disuruh
    membayar,” ucapnya.

    Dengan denikian, pihaknya mendesak agar vaksin gotong royong berbayar untuk
    kategori individu dibatalkan. “Kembalikan pada kebijakan semula, yang membayar
    adalah pihak perusahaan, bukan individual,” pungkasnya.(ENK/JPG)