SERANG, BANPOS – Melonjaknya penyebaran Coronavorus Desease 2019 (Covid-19) di Banten, menyebabkan tingginya kebutuhan oksigen di rumah sakit-rumah sakit. Untungnya, sejumlah rumah sakit mengklaim ketersediaan oksigen masih cukup untuk melayani para pasien Covid-19. Yang jadi masalah, tenaga kesehatan (Nakes) di sejumlah rumah sakit mulai bertumbangan karena ikut terpapar viru asal negeri tirai bambu itu.
Di Kabupaten pandeglang, setidaknya 132 Nakes terkonfirmasi positif covid-19. Mereka terpapar setelah melakukan tracking pasien dan saat menangani pasien covid-19 yang tidak jujur saat diperiksa.
Ke-132 tenaga kesehatan tersebut tersebar di 36 Puskesmas. Mereka terdiri dari perawat, bidan, apoteker, hingga bagian administrasi. Akibatnya, pelayanan kepada masyarakat terhambat, dan beberapa puskesmas terpaksa ditutup sementara dua hingga tiga hari untuk dilakukan sterilisasi.
“Ya saat ini kami data ada 132 Nakes, tapi bukan nakes saja ada bidan apoteker, dan bagian administrasi pun terpapar, jadi ada beberapa puskesmas yang tutup sehingga mengganggu pelayanan kepada masyarakat,” kata Juru Bicara Satgas covid-19 Kabupaten Pandeglang, Ahmad Sulaeman, Selasa (6/7).
Sulaeman mengatakan, tenaga kesehatan yang terpapar covid-19 diakibatkan ketidakjujuran masyarakat saat diperiksa di pelayanan kesehatan dan saat melakukan tracking. “Mereka terpapar karena tracking, dan adanya pasien yang tidak jujur kalau sudah terpapar covid,” terangnya.
Ia menyebutkan, saat ini para nakes tersebut tengah menjalani isolasi mandiri di tempat tinggal masing masing. Pihaknya meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat, dengan menerapkan 5 m, seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
“Sekarang nakes isolasi mandiri. Pokoknya kita terutama masyarakat harus menerapkan proses yang lebih ketat,” tuturnya.
Kondisi serupa juga terjadi di RSUD Kota Cilegon. Pelayanan di rumah sakit pelat merah itu terhambat karena tingginya jumlah pasien Covid-19 yang membuat ruangan untuk pasien Covid-19 penuh, dan mulai berjatuhannya nakes di rumah sakit itu.
Kepala Bagian (Kabag) Umum RSUD Kota Cilegon, Faruk Oktavian menjelaskan, pihak rumah sakit saat ini membutuhkan tenaga relawan untuk membantu pelayan Covid-19 di Kota Cilegon. Jumlah relawan yang dibutuhkan adalah 33 perawat dan 3 dokter. “Sudah kami ajukan untuk nakes sukarela,” ujar Faruk.
Lebih lanjut Faruk menjelaskan bahwa, standarisasi penanganan pasien Covid-19 ditangani oleh tiga orang perawat. Hingga kini, lanjut Faruk, pihaknya tidak menerima pasien corona virus akibat ruangan perawatan maupun ruang isolasi penuh.
“Sudah terurai, tapi yang menunggu masih banyak, untuk hal lain seperti ketersediaan oksigen masih aman,” tuturnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Kota Cilegon, Ujang Iing mengatakan nakes saat ini ada 29 orang, terdiri dari tiga orang dokter dan perawat, bidan hingga fisiotherapis sampai saat ini mereka masih menjalani isolasi mandiri, sebagian lainnya menjalani perawatan. “Saat ini kami membutuhkan sukarelawan tenaga kesehatan,” kata Ujang Iing, Selasa (6/7).
Kata dia, relawan nakes nantinya diharapkan bisa membantu menangani perawatan Covid-19 di rumah sakit, dia pun berharap nakes sukarela berasal dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan perawat.
“Kita berharap nakes sukarela berasal dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan perawat,” tutupnya.
Terpisah, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik pada Satgas Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, mengatakan bahwa saat ini ketersediaan oksigen tabung di Kota Serang terbilang cukup aman. Sebab, Kota Serang masih tergantung dengan instalasi oksigen milik RS Dradjat Prawiranegara (RSDP).
“Mereka kan punya tuh instalasi sendiri. Jadi kalau untuk lingkup rumah sakit, bisa dikatakan masih aman untuk oksigen,” ujarnya kepada BANPOS melalui sambungan telepon.
Namun memang ia mengakui bahwa oksigen tabung yang dijual di pasaran dan sedang dicari oleh masyarakat, sedang langka. Sebab, pendistribusian dari pusat pun mengalami gangguan.
“Kalau yang berbentuk tabung di pasaran memang sedang ada kelangkaan sedikit karena distribusi dari pusatnya terbatas. Tapi insyaAllah Kamis atau Jumat ini sudah mulai stabil,” terangnya.
Oleh karena itu, ia memastikan bahwa ketersediaan oksigen masih dalam kondisi yang aman dan stabil. Sedangkan untuk oksigen tabung yang di pasaran, pusat telah menjanjikan Kamis atau Jumat telah terdistribusi dengan baik.
“Masih relatif stabil kalau untuk pelayanan medisnya. Kalau pak Menko Manves kemarin bilang Kamis atau Jumat suplainya sudah mulai lancar lagi,” tuturnya.
Hari pun meminta kepada masyarakat untuk tenang dan tidak perlu panik. Ia juga meminta agar masyarakat tidak serta-merta memborong oksigen tabung ketika persediaan pasar sudah ada.
“Untuk warga masyarakat, kami meminta agar jangan sampai panic buying. Artinya dengan brutal melakukan pembelian oksigen dalam jumlah yang banyak. Jadi sesuai kebutuhan saja. Apalagi kalau menimbun, ada sanksi pidana menunggu,” ungkapnya.
Sementara, pihak RSDP juga mengklaim pasokan oksigen masih aman. Hal itu dikarenakan adanya pasokan oksigen dari PT Krakatau Steel (KS) dan Chandra Asri.
“Alhamdulilah aman, karena ada pasokan oksigen dari PT KS dan Chandra Asri, bukan tabungnya tapi isinya,” ujar Humas RSDP Kabupaten Serang, Dr Khoirul Anam, Selasa (6/7).
Ia mengungkapkan bahwa PT KS bersedia mengisi ulang oksigen dengan jumlah 300 tabung. Sehingga hal itu dianggap mencukupi kebutuhan setiap ruangan atau pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen.
“Oksigennya cukup. Tapi kan tidak semua ruangan ada oksigennya, karena oksigen di RSDP itu sentral. Jadi kalau ada pasien yang belum tersentral itu kita pakai tabung oksigen,” jelasnya.
Lebih jauh Anam menjelaskan bahwa di RSDP ada dua jenis penyaluran oksigen yaitu tersentral dan menggunakan tabung. Khusus ruangan ICU, memakai oksigen sentral yaitu berupa likuid yang dialirkan ke setiap ruangan yang ada saluran oksigen sentralnya.
“Kalau ICU pakai oksigen sentral, pakai likuid yang dialirkan ke ICU, lalu ke ruang-ruang isolasi tertentu yang ada jaringannya, jadi tidak pakai tabung,” tuturnya.
Menurutnya, ada beberapa ruangan isolasi Covid-19 yang tidak mendapatkan aliran sentral oksigen, seperti ruang Flamboyan dan Tulip.
“Kalau tidak ada jaringannya, kita pakai tabung, kayak di Flamboyan, tidak semua ada oksigennya, di Tulip juga tidak semuanya ada saluran oksigen sentralnya,” ujar Anam.
Ia mengungkapkan bahwa untuk stok tabung oksigen yang dimiliki RSDP sejumlah 40-an. Meski begitu, ia menegaskan bahwa kebutuhan oksigen tersebut hanya diperuntukkan bagi pasien rawat inap di RSDP Kabupaten Serang.
“(Untuk) Pasien non rawat inap di RSDP, (selain itu) tidak bisa,” tegasnya.
Meski masyarakat yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumahnya dan membutuhkan oksigen, pihak RSDP tidak dapat memberikannya. Sehingga Anam menyarankan untuk berkomunikasi dengan pihak PT KS atau Chandra Asri untuk kebutuhan isi ulang oksigen bagi masyarakat umum.
“Waktu awal-awal memang susah mendapatkan refill oksigen, tapi sekarang diperintahkan oleh elektoral untuk membantu Oksigen terlebih dahulu, kan mereka BUMN, oksigennya oksigen media begitu. Bisa ditanyakan ke KS apakah bisa membantu masyarakat umum untuk refill oksigen,” tandasnya.
Terpisah, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Serang, meninjau PT Samator Gas di Jalan Kawasan Industri Modern Cikande, Desa Sukatani, Kecamatan Cikande, Selasa (6/7). Peninjauan dilakukan untuk memastikan stok pasokan oksigen untuk kebutuhan medis di Kabupaten Serang aman.
“Kunjungan ke PT Samator Gas untuk memastikan ketersediaan oksigen aman,” ujar Asisten Daerah (Asda) I Bidang Administrasi Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang, Nanang Supriatna disela-sela kegiatan.
Ia menegaskan, PT Samator Gas menjamin bahwa untuk suplai oksigen Wilayah Jawa Barat (Jabar) dan Banten aman.
Bahkan, perusahaan juga telah menaikan kapasitas produksi perhari dari 5 ribu m3 menjadi 7.500 m3, dengan meminta jaminan pasokan listrik dari PLN terjaga dan tinggi. “PT Samator Gas, menyuplai oksigen untuk kesehatan 80 persen dan untuk kebutuhan industri 20 persen,” terangnya.
Nanang memastikan, apabila ada kelangkaan di kalangan masyarakat, hal tersebut permasalahannya berada pada pendistribusiannya. Pihaknya pun kemudian meminta Kapolres Serang beserta jajaran, untuk melakukan patroli distribusi oksigen di agen dan masyarakat.
“Kalau ada kelangkaan di masyarakat itu masalah distribusi. Kami meminta Pa Kapolres Serang beserta jajaran untuk patroli, agar pasokan kebutuhan oksigen untuk pasien tidak terhambat dan menjaga agar kejadian di Rumah Sakit Sarjito Yogyakarta, tidak terjadi di Kabupaten dan Kota Serang,” tegasnya.(CR-02/MUF/DZH/LUK/ENK)