Kategori: COVID-19

  • Pandemi Mirip Kondisi Awal

    Pandemi Mirip Kondisi Awal

    JAKARTA, BANPOS – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyebut situasi pandemi yang kian surut saat ini hampir sama dengan kondisi saat awal Covid-19 melanda Indonesia pada kurun 2020.

    “Kondisi saat ini sangat baik, artinya kalau kita lihat kematian itu sudah pada angka 48 jiwa, angka kasus konfirmasi itu kurang lebih 800 jiwa bahkan pernah sampai di angka 600 jiwa, jumlah orang yang dirawat baik itu diisolasi maupun di perawatan rumah sakit itu hanya sekitar 4.000 sampai 5.000 orang,” kata Siti Nadia Tarmizi dalam agenda Dialog Produktif Kabar Kamis Vaksin untuk Semua Umur yang diikuti dari YouTube KPCPEN, Kamis (21/10).

    Nadia mengatakan kondisi saat ini sudah sangat baik bahkan hampir sama seperti kondisi Indonesia sebelum Covid-19 melanda di bulan Juni–Juli 2020. “Kondisi yang tentunya baik ini merupakan kombinasi dari tiga hal yang sudah memang kita ketahui adalah upaya untuk memerangi pandemi Covid-19,” katanya.

    Kombinasi yang dimaksud di antaranya protokol kesehatan mulai dari melakukan rem mendadak untuk mengurangi mobilitas penduduk. “Saat ini dengan kondisi yang membaik relaksasi kita lakukan, tapi protokol kesehatan juga menjadi kunci bahwa di tengah relaksasi harus memperbaiki dan memperkuat prokes,” ujarnya.

    Dua kombinasi lainnya adalah strategi testing untuk deteksi dini serta vaksinasi yang kian masif hingga ke pelosok Tanah Air. Nadia mengatakan kombinasi tiga hal itu menjadi syarat bagi daerah untuk turun level PPKM. “Harus juga menyertakan syarat vaksinasi pada sasaran umum dan juga pada lansia,” katanya.

    Pada bagian lain, Indonesia juga saat ini secara bertahap kembali melakukan pembukaan kegiatan sektor sosial ekonomi. Pembukaan secara bertahap ini dilakukan setelah kondisi pandemi Covid-19 terkendali ditandai terus menurunnya penambahan kasus setiap harinya sejak puncak kedua pada bulan Juli 2021. Penurunan ini telah berlangsung selama 13 minggu berturut-turut.

    Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan angka positivity rate juga mengalami penurunan drastis menjadi 0,56 persen setelah mencapai 26,76 persen saat puncak kedua. Serta tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan atau Bed Occupancy Rate (BOR) menjadi 5,69 persen dari sebelumnya 77,77 persen pada saat puncak kedua.

    Menurutnya, belajar dari tren kasus yang meningkat, penting untuk menganalisis momentum yang tepat untuk pembukaan bertahap. Selain mempertimbangkan data kasus positif dan BOR, juga perlu diperhatikan laju reproduksi efektif (Rt). Angka ini menunjukkan rata-rata jumlah kasus yang dapat terjadi dari satu orang positif dalam kurun waktu tertentu.

    Pada saat lonjakan kasus kedua, Rt nasional adalah 1,41. Saat ini, Rt nasional adalah 0,70. Nilai Rt kurang dari 1 menunjukkan potensi penularan yang rendah di masyarakat.

    “Oleh karena itu, diharapkan kegiatan dapat dilanjutkan kembali, meski dengan kewaspadaan penuh. Langkah-langkah pengendalian juga sedang disiapkan dengan mempelajari pola peningkatan kasus sebelumnya,” katanya secara daring baru-baru ini.

    Seperti peningkatan kasus, terjadi 2 minggu paska periode Idul Fitri 2020. Kasus meningkat 214 persen dan berlangsung selama 7 pekan, meski bisa ditekan dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah.

    Namun peningkatan serupa terjadi lagi pada 2 minggu setelah libur bersama Maulid Nabi, Natal, dan Tahun Baru 2021. Peningkatan ini terjadi saat pemerintah menerapkan kebijakan PSBB transisi. Pada periode ini, kasus meningkat selama 13 minggu hingga mencapai puncak pertama dengan peningkatan 389 persen kasus lebih tinggi.

    Lalu, di tahun 2021, kasus sempat mencapai titik terendah pada 10 Mei. Namun, peningkatan kasus kembali terjadi 3 minggu setelah libur Idul Fitri. Meskipun saat itu kebijakan penghapusan mudik telah ditetapkan.

    Adanya varian Delta memicu lonjakan kasus yang sangat signifikan hingga mencapai puncak kasus kedua, sebesar 880 persen lebih tinggi dibandingkan titik kasus terendah.

    “Melihat ke belakang, peningkatan kasus tidak terlepas dari peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat selama masa liburan. Maka penting untuk selalu memastikan semuanya terkendali,” kata Prof Wiku.(ENK/JPG)

  • Mabes TNI Terjunkan 140 Personel Nakes,Bantu Percepatan Vaksinasi di Kabupaten Tangerang

    Mabes TNI Terjunkan 140 Personel Nakes,Bantu Percepatan Vaksinasi di Kabupaten Tangerang

    TANGERANG, BANPOS – Guna membantu percepatan penanganan vaksinasi di Kabupaten Tangerang, Mabes TNI menurunkan 140 personel Tenaga Kesehatan (Nakes) untuk melakukan operasi serbuan vaksinasi.

    Para personel Nakes yang diturunkan oleh Mabes TNI tersebut diterima langsung oleh Danrem 052/Wkr, Brigjen TNI Rano Maxim Adolf Tilaar didampingi Sekda Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid bersama Dandim 0510/Trs, Letkol Inf Bangun I E Siregar serta Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro, disalah satu hotel di Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Rabu (20/10).

    Operasi percepatan vaksinasi di Kabupaten Tangerang untuk mengejar jumlah ketertinggalan vaksinasi agar mencapai 70 persen, untuk saat ini data per tanggal 19 Oktober 2021 Kabupaten Tangerang baru mencapai 57,31 persen.

    Danrem 052/Wkr, Brigjen TNI Rano Maxim Adolf Tilaar mengatakan, saat ini Korem 052/Wkr menerima 140 Dikmapa PK (Khusus Tenaga Kesehatan) yang nantinya untuk membantu Pemkab Tangerang dalam membantu melakukan vaksinasi untuk mencapai 70 persen sesuai apa yang ditargetkan pemerintah.

    “Dan yang menjadi konsentrasi Bapak Presiden adalah daerah-daerah yang belum memenuhi target 70 persen termasuk Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor yang baru mencapai 57,31 persen dan ini menjadi daerah tertinggal yang mana Kabupaten Tangerang menjadi wilayah penyangga dari DKI Jakarta,” ujarnya.

    Menurut Danrem, pihaknya sangat bersyukur telah diberikan bantuan tenaga kesehatan dari Panglima TNI, keterlambatan Kabupaten Tangerang dalam mencapai target 70 persen, karena adanya pemisahan data Kesdim yang akhirnya warga Kabupaten Tangerang datanya masuk ke Kota Tangerang dan Kota Tangsel.

    Sementara itu, Sekda Kabupaten Tangerang, Mochamad Maesyal Rasyid mengucapkan terimakasih kepada Panglima TNI dan Pangdam jaya yang telah mengirimkan tenaga medis untuk membantu percepatan vaksin di Kabupaten Tangerang.

    “Saya sampaikan bahwa Kabupaten Tangerang penduduknya hampir 4 juta jiwa, terdiri dari 29 Kecamatan, 246 Desa dan 28 Kelurahan. Untuk wilayah hukumnya Polresta Tangerang sebanyak 19 Kecamatan, Polres Tangerang Selatan 5 Kecamatan dan Polrestro Tangerang Kota sebanyak 5 kecamatan, artinya dalam pelaksanaan vaksin tiga pilar melaksanakan, baik Dinas Kesehatan, TNI dan kepolisian,” katanya.

    Dijelaskannya, bagi penyelenggara vaksin Polres Tangsel Tiker nya masuk ke Kota Tangsel dan Polrestro Tangerang Kota Tiker masuk ke Kota Tangerang. Sehingga ada perbedaan data dan koordinasi sudah berjalan dengan Polrestro Tangerang Kota dan Polres Tangsel menarik data, berapa warga Kabupaten Tangerang yang masuk Kota Tangerang dan Kota Tangsel.

    “Untuk target yang di vaksin 2.514.474 orang, untuk saat ini vaksin baru mencapai 57,31 persen dengan total sebanyak 1.437.000 orang, dengan ada bantuan tenaga kesehatan dari TNI ini mudah-mudahan sisa lebih kurang dari 320.000 untuk mencapai 70 persen ini bisa kita laksanakan sampai 10 hari ke depan,” terangnya.

    Ditempat yang sama, Dandim 0510/Trs, Letkol Inf Bangun I E Siregar mengatakan, 140 tenaga medis dari Mabes TNI nantinya akan di tempatkan di 29 Kecamatan wilayah Kabupaten Tangerang untuk percepatan vaksinasi ataupun pendataan.

    “Saya berharap, 10 hari ke depan diwilayah Kabupaten Tangerang sudah mencapai target 70 persen, sesuai yang di targetkan Pemerintah. Untuk itu, kami terus menghimbau kepada masyarakat khususnya Kabupaten Tangerang untuk melaksanakan vaksinasi bagi yang belum dan selalu tetap menjaga protokol Kesehatan,” ungkapnya. (DHE/RUL)

  • Percepatan Vaksinasi Disebut Tingkatkan Produktifitas Masyarakat

    Percepatan Vaksinasi Disebut Tingkatkan Produktifitas Masyarakat

    Kegiatan serbuan Vaksin gencar dilakukan di Kabupaten Pandeglang, selain untuk capaian vaksinasi yang paling utama akan mendorong peningkatan produktivitas baik masyarakat maupun Pemerintah.

    “Vaksinasi ini upaya dalam meningkatkan imunitas masyarakat, dengan begitu sebaran covid 19 akan terhenti dan akan lebih produktif,” ungkap Bupati Irna Narulita dalam kegiatan serbuan vaksin di Kecamatan Cigeulis, Senin (18/10).

    Dengan sebaran covid 19 yang menurun, program tahun depan dapat difokuskan untuk kegiatan lainnya untuk layanan dasar.

    “Sekarang kita fokus penanganan covid 19 dengan serbuan vaksin, tahun depan jika covid ini terus menurun, tentu akan diarahkan untuk program lainnya,” tuturnya.

    “Kita harus dapat kendalikan covid 19, upayanya saat ini dengan gencar lakukan vaksinasi di tiap Kecamatan sehingga cakupannya terus meningkat,” sambungnya.

    Irna mengatakan, capaian vaksinasi covid 19 untuk skala Kabupaten Pandeglang hingga saat ini baru mencapai 23,5 persen.

    “Jika satu hari bisa sepuluh ribu capaian di tiap kecamatan diharapkan akan naik satu persen setiap harinya dan akhir desember bisa mencapai 40 persen,” imbuhnya.

    Sementara Kepala Dinkes Pandeglang, Raden Dewi Setiani mengatakan, vaksinasi di Pandeglang akan terus digencarkan sebelum akhir tahun 2021.

    Hal itu dilakukan agar masyarakat bisa kembali menjalankan aktivitas seperti biasa dan Kabupaten Pandeglang turun ke PPKM level 1.

    “Ekonomi masyarakat harus tumbuh dan bergerak. Masyarakat hari ini sangat antusias dalam melakukan vaksin, ini yang diharapkan oleh kita,” ungkapnya.

    Dewi mengakui capaian target vaksinasi masih jauh. Namun dia optimistis bisa tercapai karena seluruh Puskesmas di Kabupaten Pandeglang terus bergerilya untuk melakukan vaksinasi.

    “Serbuan vaksin hari ini 2.500 sasaran, mudah-mudahan bisa tercapai, karena Puskesmas tiap hari ke rumah-rumah warga untuk melakukan vaksinasi, setiap hari bisa mencapai 150-250 orang yang divaksin,” tandasnya.(PBN)

  • Kecamatan Neglasari Gelar Operasi Aman Bersama

    Kecamatan Neglasari Gelar Operasi Aman Bersama

    TANGERANG, BANPOS – Kasus Covid-19 di Kota Tangerang saat ini sedang dalam melandai. Namun hal itu tidak boleh membuat masyarakat lengah.

    Di samping vaksinasi, Kota Tangerang masih menyandang status PPKM Level 3 dengan pelonggarannya. Atas kondisi tersebut, Kecamatan Neglasari tak mau lengah dengan kepatuhan protokol kesehatan masyarakatnya, dengan masih menggelar Operasi Aman Bersama (OAB), Senin (18/10).

    Camat Neglasari, Tubagus Sani Soniawan mengungkapkan OAB sudah berlangsung sejak Mei lalu, saat kasus covid-19 sedang tinggi-tinginya. Tapi, kata Tubagus kondisi pelonggaran saat ini tidak bisa disikapi dengan lengah sehingga, prokes masyarakat menjadi melemah.

    “Kondisi seperti ini malah lebih khawatir, karena masyarakat sudah bosan, pelonggaran dimana-mana maka banyak potensi masyarakat akan lalai. Efeknya, kasus bisa meningkat lagi, maka jangan kendor, OAB masih kita perkuat,” ungkap Tubagus sebagaimana dilansir situs resmi Pemkot Tangerang, Senin (18/10).

    Ia menjelaskan, OAB rutin ia gelar didepan kantor Kecamatan dan Kelurahan. Tak jarang OAB juga digelar di perkampungan atau gang-gang penghubung antar kelurahan. “Petugas memberhentikan mereka yang didapati tidak menggunakan masker. Terkadang, para pelanggar juga diberikan sanksi sosial seperti menyapu jalanan. Untuk memberikan efek jera,” katanya.

    Dia pun mengimbau, untuk seluruh warga Kota Tangerang khususnya Kecamatan Neglasari untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan apa pun. Terlebih, agar tidak terjaring petugas OAB dan dihukum untuk menyapu jalanan.

    “Gunakan masker dimana pun dan kemana pun, jangan ditawar karena itu standar kita menjadi diri kita, keluarga kita dan lingkungan kita dari penularan virus covid-19. Kecamatan Neglasari pun terus berkomitmen untuk tidak lengah dan lelah untuk tetap menegakkan aturan-aturan yang sudah ditetapkan,” tutupnya. (MADE/BNN/RUL)

  • Merugi, PT ABM Jangan Kambinghitamkan Covid-19

    Merugi, PT ABM Jangan Kambinghitamkan Covid-19

    SERANG, BANPOS- Petinggi PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) mengeluhkan kondisi pandemi Covid-19 ini. Hal ini dianggap aneh oleh berbagai kalangan di Provinsi Banten.

    Pegiat Anti Korupsi, Uday Suhada, Minggu (17/10) mengaku heran dengan sikap jajaran Direksi PT ABM, yang mengkambinghitamkan pandemi Covid-19 dibalik kerugian perusahaannya.

    Uday mengingatkan direksi dan komisaris PT ABM bahwa yang dijadikan modal untuk menjalankan BUMD milik Pemprov Banten itu adalah uang rakyat.

    “Jadi semua dana atau modal itu harus dipertanggungjawabkan. Alasan apapun dan sekecil apapun, uang rakyat harus dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

    Uday berpendapat, pokok masalah BUMD itu selalu merugi adalah terletak pada manajemennya yang tidak profesional.

    “Kalau kucuran modal itu sekedar untuk gaji dan fasilitas komisaris, direksi dan karyawan, itu untuk apa? Mending bubarkan saja BUMD itu,” ungkapnya.

    Kata dia, uang sebanyak itu akan lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk membangun rumah warga yang tidak layak huni, dan membiayai rakyat miskin yang tak mampu berobat.

    “Gimana mau untung, core business-nya saja nggak jelas. Ini aneh, ko’ ada BUMD yang dibentuk tidak diawali dengan perencanaan yang matang. Jangan asal bentuk, dan terkesan hanya jadi lembaga untuk menempatkan orang-orang yang dekat dengan kekuasaan,” bebernya.

    Senada disampaikan Akademisi Untirta, Ikhsan Ahmad. Pihaknya menyarankan pengelolaan PT ABM sebaiknya diserahkan ke pengusaha keturunan di Pasar Lama, Kota Serang dan pengelola ABM belajar dulu.

    “Karena keberadaan ABM menurut saya baru pada kebutuhan prestise atau gengsi Pemprov Banten untuk memiliki BUMD, seperti daerah lain,” sindirnya.

    Menurut Ikhsan Ahmad, kerugian pasti tak bisa dihindarkan PT ABM, karena memang terlihat jelas ada kelemahan pada perencanaan bisnis dan kepentingan bisnis yang belum terintegrasi dengan kepentingan politik.

    “Bisnis bukan saja membutuhkan legitimasi akademik, tetapi juga mesti memperhatikan kemampuan seni berstrategi dan seni berintegrasi. Jangan jadikan BUMD sebagai lahan untuk mencari kerja. Indikator ini kan bisa dilihat dari habisnya biaya hanya untuk operasional dan gaji,” pungkas Ikhsan.

    Diberitakan sebelumnya, berdasarkan laporan keuangan PT ABM tahun 2020 mengalami kerugian sebesar Rp432, 042 juta. Uang tersebut digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan para petinggi PT ABM, seperti jajaran Direksi dan Komisaris. Sementara ditahun 2021 diprediksi kerugian perusahaan tersebut berpotensi membengkak, menginggat biaya operasional ABM selama satu bulan membutuhkan biaya Rp250 atau satu tahun Rp3 miliar. Sementara kegiatan bisnis yang berjalan belum dapat dipredikai labanya, padahal modal yang sudah masuk dari APBD totalnya Rp53 miliar. (RUS/AZM)

  • BIN Adakan Vaksinasi Dosis Kedua

    BIN Adakan Vaksinasi Dosis Kedua

    LEBAK, BANPOS – Badan Intelijen Negara (BIN), menggelar vaksinasi Covid-19 lanjutan dosis kedua kepada para santri di Pondok Pesantren Al Marjan Kabupaten Lebak dan warga sekitar Ponpes, Sabtu (16/10).

    Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Banten, Brigjen TNI Cahyono Cahya Angkasa mengatakan, kehadiran BIN ini dalam rangka percepatan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 dan membentuk herd immunity.

    Dengan vaksinasi yang menyeluruh, terbukti sekarang ini Banten sudah masuk ke zona kuning. Menurutnya, dalam pelaksanaan vaksinasi pihaknya berkerja sama dengan pemerintah daerah, TNI dan Polri untuk bersama-sama melakukan percepatan vaksinasi.

    “Kami bersyukur sekarang ini Banten masuk ke Zona Kuning dan diharapkan bisa ke Zona Hijau. Untuk itu kami mengakselerasi vaksinasi di Indonesia, sehingga mempercepat herd immunity bagi masyarakat di Banten khususnya,” kata Kabinda Banten Brigjen TNI Cahyono Cahya Angkasa kepada wartawan.

    BIN juga lanjutnya, mendorong Kabupaten Lebak agar segera mencapai target vaksinasi Covid-19, karena capaian vaksinasi Lebak masih rendah sehingga PPKM naik ke level 3. Upaya ini dilakukan, agar target capaian vaksinasi 70 persen tercapai pada akhir tahun 2021.

    “Apabila tidak ditangani dengan baik, maka Covid-19 akan menjadi ancaman nasional. Karenanya BIN harus hadir memberikan upaya pencegahan meluasnya Covid-19 salah satunya dengan vaksin,” ujarnya.

    Pengasuh Ponpes Al Marjan KH. Syaepudin Asy Syadzily menjelaskan, diselenggarakannya vaksinasi Covid-19 di Ponpes tersebut dalam rangka mewujudkan herd immunity bagi santrinya.

    “Jumlah santri dan masyarakat yang divaksin ada sekitar 464 orang dengan vaksin dosis kedua, ini melanjutkan program vaksinasi dosis pertama pada Sabtu (18/09) lalu,” jelasnya.

    Pihaknya berharap, dengan adanya vaksinasi lanjutan dosis kedua, ke depan para santri yang ada di Ponpesnya semakin sehat dan terhindar dari penularan Covid-19.

    “Tentu harapan kami semoga para santri dan masyarakat dapat mencegah Covid-19 dan dapat segera belajar seperti biasa,” harapnya.

    Untuk mencegah penularan Covid-19, kantor pemerintahan di Kabupaten Lebak mulai menerapkan penggunaan QR Code PeduliLindungi. Salah satunya yang terlihat di kantor Dinas Komunikasi dan Informatika telah memasang QR Code PeduliLindungi.

    Pemeriksaan atau skrining terhadap seluruh pegawai dan pengunjung yang akan masuk maupun ke luar lingkungan kantor dilakukan melalui QR Code. Pengunjung yang masuk dan keluar harus memindai QR Code melalui aplikasi PeduliLindungi di smartphone.

    “Scan digital code terintegrasi dengan platform PeduliLindungi. Ini sarana untuk pemeriksaan dan memantau jumlah pegawai dan pengunjung di dalam kantor,” kata Kepala Diskominfo Lebak Doddy Irawan kepada wartawan.

    Dikatakan Doddy, selain di instansi pemerintah, penggunaan QR Code tersebut didorong agar digunakan di kantor pelayanan publik dan tempat-tempat usaha. Misalnya, secara paralel Dinas Kesehatan (Dinkes) mendorong memfasilitasi setiap puskesmas menggunakan QR Code.

    “Tindak lanjutnya nanti, untuk legitimasi akan melalui surat edaran Bupati. Contohnya Dinkes mendorong setiap puskesmas, lalu Disperindag yang mendorong tempat-tempat usaha untuk menggunakan itu,” ucapnya.

    Bagi instansi dan perkantoran yang akan menggunakan QR Code PeduliLindungi jelas Doddy, dapat membuat surat permohonan penggunaan QR Code PeduliLindungi yang ditujukan kepada Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (pusdatin@kemkes.go.id atau registrasi.qrpl@kemkes.go.id).

    “Bagi pelaku usaha/industri/pusat perbelanjaan/UMKM permohonan QR Code PeduliLindungi dengan melakukan registrasi di aplikasi SIINas (Sistem Informasi Industri Nasional) melalui kanal https://siinas.kemeperin.go.id/,” jelasnya. (CR-01/PBN)

  • Layanan Vaksinasi di Pilkades Diapresiasi

    Layanan Vaksinasi di Pilkades Diapresiasi

    PANDEGLANG, BANPOS – Kapolda Banten, IJP Dr. Rudy Heriyanto Adi Nugroho bersama Wakapolda Banten, Brigjen Pol Ery Nursatari meninjau pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak Kabupaten Pandeglang dibeberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) diantaranya TPS 01 Kampung Kaduapusm Desa Babadsari, Kecamatan Jiput dan TPS 03 Kampung Pasir Kondang, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Minggu (17/10).

    Dalam kunjungannya, Kapolda Banten, IJP Dr. Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada masyarakat yang telah datang ke TPS untuk menggunakan hak suaranya sesuai aturan undang-unang.

    “Alhamdulillah hari ini di TPS 01 Kampung Kaduapus, Desa Babadsari, Kecamatan Jiput, kegiatan proses pemungutan suara berjalan dengan baik dan aman. Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat yang telah datang ke TPS dan memberikan hak suaranya dalam pemilihan calon Kepala Desa di Desa Babadsari ini,” katanya.

    Selain itu, Kapolda Banten juga mengapresiasi kepada panitia pelaksana bahwa di TPS 01 Kampung Kaduapus, Desa Babadsari, Kecamatan Jiput tersebut telah disediakan layanan Vaksinasi untuk masyarakat.

    “Dan saya juga mengapresiasi panitia pelaksana yang telah menyediakan layanan Vaksinasi kepada masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat yang belum di Vaksin dapat di Vaksin saat datang ke TPS,” ujarnya.

    Kepada para personel Polri yang bertugas, Kapolda menyampaikan arahan agar melaksanakan tugas sesuai dengan SOP dan selalu memperhatikan kesehatan.

    “Untuk itu, saya mengimbau kepada seluruh personel yang bertugas dalam pengamanan Pilkades ini dapat melaksanakan tugas dengan baik, serta selalu bersinergi dengan instansi terkait. Dan yang terpenting selalu menjaga netralitas, jangan berpihak kepada salah satu calon Kepala Desa. Selalu waspada saat melaksanakan tugas, kawal logistik dari desa sampai TPS, serta laksanakan PAM di TPS sampai selesai dan kawal hasil pencoblosan sampai di desa,” ungkapnya.

    Rudy juga mengimbau, agar para personel untuk memperhatikan kesehatannya, mengingat pelaksanaan Pilkades masih dalam masa pandemi Covid-19.

    “Tetap jaga kesehatan dan ingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama proses pencoblosan di TPS dan segera laporkan secara berjenjang apabila menemukan adanya potensi kerawanan saat Pilkades,” ucapnya.

    “Polri dan TNI akan terus memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat dalam mengamankan penyelenggaraan Pilkades diwilayah Hukum Polda Banten,” tambahnya.

    Untuk diketahui, TPS 01 yang berada di Kampung Kaduapus Desa Babadsari Kecamatan Jiput terdapat 299 orang daftar pemilih tetap (DPT). Dan dari pantauan, bahwa proses pemungutan suara juga dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.(dhe/pbn)

  • Kejati Banten Kunjungi Pelaksanaan Vaksinasi Dosis Kedua

    Kejati Banten Kunjungi Pelaksanaan Vaksinasi Dosis Kedua

    TANGERANG, BANPOS – Untuk mencapai kekebalan kelompok diwilayah Kabupaten Tangerang, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten, Reda Mantovani mendukung program vaksinasi yang dilakukan Pemkab Tangerang dengan melakukan vaksinasi dosis kedua kepada sekitar 500 orang di Vihara Caga Sasana Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Minggu (17/10).

    “Saat ini vaksin kedua 500 dosis vaksin, setidaknya kekebalan kelompok diwilayah ini dapat terbentuk. Jika terpapar Covid-19 pun tidak terlalu parah,” kata Reda saat meninjau pelaksanaan vaksinasi.

    Selain mendukung penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Tangerang, lanjut Reda, melalui vaksinasi ini selain untuk kesehatan masyarakat juga saling berbagi kepada masyarakat dengan berbagi sembako, agar bisa meringankan kebutuhannya. “Selain vaksinasi dari sisi kesehatan, kita membagikan sembako kepada masyarakat agar kesehatan pulih ekonomi masyarakat bangkit kembali,” ungkapnya.

    Salah satu masyarakat yang menerima dosis vaksin kedua, Dedi mengatakan, pelayanan vaksinasi di vihara sangat baik, selain menerapkan protokol kesehatan, pelayanan vaksinasi juga mendapatkan sembako untuk masyarakat.

    “Vaksinasi di sini begitu rapih, pelayanannya baik dan disinipun ada berbagi dari umat untuk umat siapapun mendapatkan pelayanan,” katanya.

    Untuk diketahui, vaksinasi di vihara sekitar 500 dosis vaksinasi disuntikan untuk dosis kedua, ada pun dosis tambahan vaksinasi pertama terus dilakukan dan nantinya sosis kedua di Puskesmas terdekat. (DHE/RUL)

  • Kasus Kematian Covid-19 di Tangsel Turun Signifikan

    Kasus Kematian Covid-19 di Tangsel Turun Signifikan

    Angka kasus kematian karena Covid-19 di Kota Tangsel turun secara signifikan. Bahkan,
    hampir nihil. Hal tersebut dilihat dari jumlah pemakaman khusus Covid-19 di Kota Tangsel di
    TPU Jombang, Ciputat.

    Kepala TPU Jombang Tabroni, menyatakan, angka kematian karena Covid-19 mulai turun
    seiring dengan turunnya jumlah kasus penularan Covid-19 di Tangsel.

    Bahkan, dalam sehari, tidak ada permintaan pemulasaraan jenazah sama sekali. ’’Sekarang
    sangat landai. Itu kira- kira mulai September,’’ ungkapnya, kemarin.

    Tabroni menuturkan, pihaknya sempat kewalahan dalam menangani pemakaman Covid-19
    di Kota Tangsel.

    Sebelum PPKM level 3, dalam sehari, timnya bisa memakamkan 40 orang. ’’Sekarang paling
    sepekan itu hanya dua atau satu jenazah. Bulan ini, baru menguburkan dua jenazah. Turun
    drastis dari September yang mencapai 14 jenazah. Beda dengan bulan sebelumnya yang
    mencapai ratusan per bulan,’’ tuturnya.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, sejak
    penerapan PPKM level 3, kasus Covid-19 di Kota Tangsel terus melandai. Berdasar data
    zonasi PPKM mikro Kota Tangsel pada 12 Oktober, tidak ada wilayah yang masuk zona
    merah. (IRM/BNN/RUL)

  • Kasus Kematian Covid-19 di Tangsel Turun Signifikan

    Kasus Kematian Covid-19 di Tangsel Turun Signifikan

    Angka kasus kematian karena Covid-19 di Kota Tangsel turun secara signifikan. Bahkan,
    hampir nihil. Hal tersebut dilihat dari jumlah pemakaman khusus Covid-19 di Kota Tangsel di
    TPU Jombang, Ciputat.

    Kepala TPU Jombang Tabroni, menyatakan, angka kematian karena Covid-19 mulai turun
    seiring dengan turunnya jumlah kasus penularan Covid-19 di Tangsel.

    Bahkan, dalam sehari, tidak ada permintaan pemulasaraan jenazah sama sekali. ’’Sekarang
    sangat landai. Itu kira- kira mulai September,’’ ungkapnya, kemarin.

    Tabroni menuturkan, pihaknya sempat kewalahan dalam menangani pemakaman Covid-19
    di Kota Tangsel.

    Sebelum PPKM level 3, dalam sehari, timnya bisa memakamkan 40 orang. ’’Sekarang paling
    sepekan itu hanya dua atau satu jenazah. Bulan ini, baru menguburkan dua jenazah. Turun
    drastis dari September yang mencapai 14 jenazah. Beda dengan bulan sebelumnya yang
    mencapai ratusan per bulan,’’ tuturnya.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, sejak
    penerapan PPKM level 3, kasus Covid-19 di Kota Tangsel terus melandai. Berdasar data
    zonasi PPKM mikro Kota Tangsel pada 12 Oktober, tidak ada wilayah yang masuk zona
    merah. (IRM/BNN/RUL)