PERIODE Februari 2019 angka pengangguran di Banten sebanyak 8,01 persen dan menjadi tertinggi di Indonesia.
Pada Agustus 2019 TPT (pengangguran terbuka) Banten juga menjadi yang tertinggi dengan angka 8.11 persen. Pada Agustus 2020, ada penambahan 171 ribu warga menganggur terkena dampak pandemi, sehingga total pengangguran di Banten sebanyak 661 ribu orang atau 10,64 persen.
Dari sisi prosentase dan peringkat, pengangguran di Banten pada tahun 2020 turun ke urutan kedua setelah DKI Jakarta, tapi secara jumlah meningkat dari 489,8 ribu pada Agustus 2019, menjadi 661 ribu pada agustus 2020.
Selain menggambarkan ada penambahan 171 ribu pengangguran akibat pandemi, dampak Covid-19 juga mempengaruhi dan mengancam 5,5 juta orang yang bekerja, termasuk 29 ribu yang bukan angkatan kerja seperti ibu rumah tangga.
Dalam menyelesaikan permasalahan terkait pengangguran dan juga untuk peningkatan kemampuan para pencari kerja agar sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri, Pemerintah Pusat menggulirkan program Kartu Prakerja.
Pada survei Badan Pusat Statistik pada bulan Agustus 2020 menyatakan sebanyak 88,92 persen penerima manfaat Kartu Prakerja dapat meningkatkan keterampilan mereka seusai menyelesaikan pelatihannya.
Selain itu, sebanyak 81,24 persen penerima Kartu Prakerja mengatakan uang insentif yang diberikan pemerintah setelah mereka menyelesaikan pelatihan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, memulai usaha baru, dan dijadikan tabungan selama masa pandemi Covid-19.
Sementara itu, hasil survei evaluasi yang dilakukan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menemukan 35 persen penerima manfaat yang pada bulan Februari 2020 kemarin masih menganggur telah berhasil mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha.
Salah satu lembaga pelatihan yang fokus terhadap peningkatan kemampuan (skill) bagi Sumber Daya Manusia (SDM), KITA Kompeten menyatakan bahwa pihaknya akan turut serta bergotong royong untuk menyelesaikan permasalahan SDM tersebut.
Untuk di Banten sendiri, KITA Kompeten juga telah hadir dan berusaha berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada tersebut.
Kepada BANPOS, Founder KITA Kompeten, Ilham Rahmanto menyatakan, program Kartu Prakerja ini sebenarnya membuktikan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM para pencari kerja.
“Pemerintah punya program prakerja untuk mempersiapkan tenaga kerja angkatan baru dan juga sebagai sarana untuk masyarakat meningkatkan kemampuannya. Jadi orang yang di PHK jika ikut program prakerja dapat meningkatkan skill, kemudian harapannya, dengan skill tersebut dapat siap bekerja kembali,” jelas pria yang juga merupakan warga Tangerang tersebut.
Dalam mengikuti program Kartu Prakerja ini, ia memberikan beberapa tips kepada para peserta agar dapat lebih merasakan dampak programnya.
“Agar skill tersebut benar-benar terasah, maka para peserta harus ikut pelatihan di lembaga yang memiliki kompetensi,” tegasnya.
Salah satu ciri dari lembaga yang memiliki kompetensi adalah dengan telah tersertifikasi.
KITA Kompeten sendiri, adalah lembaga pelatihan yang tersertifikasi ISO.
“Pelatihannya pun berbasis Kompetensi SKKNI, materinya berkualitas dan mudah dipahami, belajar dengan tutor yang professional, serta dapat bergabung di grup internal dan berkesempatan ikut penyaluran kesempatan kerja di klien-klien KITA Kompeten,” paparnya.
Untuk di Kartu Prakerja, KITA Kompeten memiliki dua pelatihan yang dapat diikuti. Yang pertama adalah, pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Yang kedua adalah pelatihan Bahasa Inggris.
“Kedepannya, akan ada beberapa program tambahan yang disiapkan, seperti pelatihan bahasa Jepang, kelas pengembangan diri, kelas kreatifitas, kelas house keeping untuk perhotelan, kelas untuk human resources dan lainnya,” jelas alumni SMA 3 Kota Tangerang ini.
Sebagai warga Banten, ia berharap, hadirnya KITA Kompeten dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas masyarakat Banten. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses situs kitakompeten.id (PBN)