Kategori: EKONOMI

  • JPS Ditambah Stimulus UMKM Dikurangi, Kota Serang Gunakan Bankeu

    JPS Ditambah Stimulus UMKM Dikurangi, Kota Serang Gunakan Bankeu

    SERANG,BANPOS- Kuota penerima jaring pengaman sosial (JPS) yang semulanya sebanyak 35 ribu KK, kini kembali ditambah oleh Pemkot Serang menjadi 50 ribu KK. Namun, kuota penerima stimulus UMKM yang sebelumnya dianggarkan untuk 14.238 UMKM, dikurangi menjadi 10.238.

    Berdasarkan data yang diterima BANPOS, besaran bantuan JPS setelah ada penambahan kuota tersebut saat ini menjadi Rp30 miliar dengan masing-masing KK akan menerima bantuan sebesar Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan.

    Sementara anggaran untuk stimulus UMKM menjadi Rp5,1 miliar dengan masing-masing UMKM akan mendapatkan Rp500 ribu.

    Selain itu, Pemkot Serang juga menganggarkan stimulus untuk 65 kelompok wanita tani dan 2.545 nelayan yang terdampak ekonomi. Untuk kelompok wanita tani (Pokwatan), masing-masing akan mendapatkan stimulus sebesar Rp3 juta dengan total anggaran sebesar Rp195 juta.

    Sedangkan untuk nelayan masing-masing akan mendapatkan Rp500 ribu dengan total anggaran yang dipersiapkan yakni sebesar Rp1,2 miliar.

    Sehingga, total bantuan untuk penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19 di Kota Serang saat ini sekitar Rp36,5 miliar.

    Adapun anggaran masing-masing bantuan tersebut terbagi menjadi dua sumber, yakni hasil dari realokasi anggaran APBD Kota Serang dan bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Banten.

    Untuk stimulus bagi UMKM, nelayan maupun Pokwatan, berasal dari realokasi anggaran. Sedangkan untuk JPS berasal dari Bankeu provinsi.

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, membenarkan bahwa terdapat penambahan kuota JPS di Kota Serang.

    Menurutnya, penambahan kuota menjadi 50 ribu untuk menutupi lonjakan data penerima JPS yang mencapai 81 ribu KK. Sedangkan sisanya, akan dibantu oleh pusat dan provinsi.

    “Dari 81 ribu penerima JPS, Pemerintah Pusat dan provinsi akan membantu masing-masing 16 ribu KK. Sisanya 50 ribu menjadi tanggungan Pemkot Serang selama 3 bulan ke depan,” ujarnya seusai memberikan bantuan sembako di Kantor Kecamatan Cipocokjaya, Kamis (23/4).

    Subadri menjelaskan, penambahan kuota penerima JPS tersebut dikarenakan hasil pendataan tim Gugus Tugas tingkat kelurahan mendapati jumlah masyarakat yang layak untuk mendapatkan bantuan JPS melebihi kuota yang ada.

    “Semula kan 25 ribu, ditambah warga miskin baru yang terkena dampak, seperti tukang ojek, tukang asongan dan yang terkena PHK, maka ada penambahan 10 ribu, jadi totalnya 35 ribu. Tetapi berdasarkan hasil pendataan dari RT dan RW, jumlahnya sebanyak 81 ribu,” jelasnya.

    Subadri mengatakan, 50 ribu KK yang ditanggung oleh Pemkot Serang nantinya akan mendapatkan bantuan berupa sembako senilai Rp200 ribu rupiah selama tiga bulan kedepan.

    Namun jika dalam kurun waktu tiga bulan ke depan masih belum pulih, Pemkot Serang akan menambah masa pemberian bantuan selama 6 bulan.

    “Kami berharap Covid-19 ini akan selesai dalam tiga bulan. Tapi kalaupun tidak, kami akan anggarkan dalam 6 bulan,” terangnya.

    Subadri menargetkan, pembagian bantuan tersebut akan dilakukan pada akhir bulan ini, yang akan disalurkan secara langsung ke rumah warga melalui RT dan RW di lingkungannya masing-masing berdasarkan data yang telah masuk.

    “Perwal untuk penyaluran bantuan yang 81 ribu kemarin sudah ditandatangani, saya sih berharap di akhir bulan ini, satu atau dua hari puasa lah. Penyaluran nanti dari Dinsos langsung ke kelurahan masing-masing. Nanti dari kelurahan disalurkan langsung door to door melalui RT dan RW,” jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Disperdaginkop UKM Kota Serang, Yoyo Wicahyono, membenarkan adanya pengurangan kuota stimulus UMKM.

    Ia mengatakan bahwa terjadinya pengurangan kuota penerima stimulus UMKM sebanyak 4 ribu dikarenakan adanya kajian data UMKM yang terdampak Covid-19. Diperkirakan, 30 persen pelaku UMKM dapat bertahan dari dampak Covid-19.

    “Dari sejumlah database yang ada itu, ternyata hanya 70 persen pelaku UMKM yang terdampak. Jadi tidak semuanya terdampak Covid-19. Makanya kami mengurangi kuota tersebut sebanyak 4 ribu, jadi sekarang yang akan menerima hanya 10.238 saja,” kata Yoyo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

    Terpisah, Kepala Distan Kota Serang, Edinata, mengatakan bahwa stimulus untuk nelayan nantinya akan diberikan dalam bentuk uang tunai. Sedangkan untuk Pokwatan akan diberikan dalam bentuk bibit tanaman.

    “Nelayan bentuk uang Rp500 ribu per KK. Jumlahnya yakni sebanyak 2.545 KK di dua kelurahan yakni Banten dan Margaluyu. Peruntukannya yaitu untuk beli solar atau beli jaring jika rusak. Sedangkan Pokwatan berupa bibit-bibitan untuk ditanam,” ucapnya.

    Untuk buruh tani atau petani penggarap, Edinata mengatakan bahwa mereka akan tercakupi dalam JPS yang telah dianggarkan oleh Dinsos Kota Serang.

    “Kalau buruh tani atau penggarap sudah tercover oleh Dinsos, JPS mendapat sembako,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Pasar Ramai, Penjualan Lesu

    Pasar Ramai, Penjualan Lesu

    SERANG, BANPOS – Pandemi Covid-19 tidak bisa menahan masyarakat untuk menjalankan tradisi munggahan di Kota Serang. Buktinya, pasar induk Rau sehari sebelum Ramadan tetap diserbu oleh masyarakat.

    Kendati demikian, pendapatan pedagang pun terbilang tetap di bawah rata-rata pendapatan sebelum adanya Covid-19. Selain itu, beberapa komoditas pun terpantau naik harganya.

    Salah seorang pedagang ayam potong, Dila, mengatakan bahwa penjualan menjelang Ramadan memang tergolong naik dibandingkan hari-hari sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan penjualan sebelum adanya Covid-19, terpaut cukup jauh.

    “Yah biasanya saya sehari-hari sebelum Covid-19, bisa jual 150 kilogram. Tapi setelah ada Covid-19 turun sampai 40 persen. Kalau munggahan tahun lalu itu saya jual sampai 600 kilogram sekarang cuma 155 kilogram,” ujarnya, Kamis (23/4).

    Senada disampaikan oleh Udin, penjual daging sapi. Menurutnya, penjualan daging sapi menjelang munggahan ini memang naik dibandingkan hari biasa pasca-pandemi. Namun, perbedaannya cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.

    “Tahun lalu kalau lagi munggahan bisa terjual 7 ekor. Kalau sekarang ini cuma tiga ekor. Harga sih normal, enggak naik enggak turun,” katanya.

    Ia juga membandingkan penjualan sehari-hari sebelum adanya Covid-19 dan setelah adanya Covid-19. Udin mengaku, sebelum pandemi terjadi, ia dapat menjual daging sapi minimal satu ekor sehari.

    “Biasanya mah satu ekor sehari. Itu sebelum Korona ada. Tapi sekarang, penjualan kami di bawah satu ekor. Itu juga padahal pedagang-pedagang lain sudah pada libur,” jelasnya.

    Santan kelapa yang biasanya juga diburu menjelang perayaan munggahan pun tidak bisa memenuhi target yang penjual tetapkan. Penjualan yang biasanya mencapai 500 butir kelapa, saat ini hanya bisa menjual 100 butir.

    “Sepi pokoknya. Biasanya 500, sekarang hanya 100 saja. Semenjak Korona pokoknya. Saya juga mau naikkan harga gak berani,” katanya.

    Sementara itu, Rini, penjual sayur mayur mengatakan bahwa untuk harga beberapa komoditas sayur naik cukup drastis. Seperti bawang merah yang melonjak drastis dibanding harga normal.

    “Bawang merah sekarang harganya Rp50 ribu per kilogram. Normalnya mah di harga Rp28 ribuan. Mungkin karena permintaannya lagi banyak. Soalnya biasa buat stok di rumah pas Ramadan juga,” ujarnya.

    Sama dengan bawang merah, cabe merah pun naik harganya. Biasanya, sekilo cabe merah seharga Rp22 ribu. Namun saat ini harganya menyentuh senilai Rp36 ribu.

    “Jadi memang itu kan bahan bumbu dapur. Jadinya banyak yang memburu. Memang dari sananya harga naik, makanya saya mau menyesuaikan harga supaya masih bisa dapat untuk dari penjualan,” ucapnya.

    Terpisah, kepala Disperdaginkop UKM Kota Serang, Yoyo Wicahyono, mengaku belum mendapatkan laporan kenaikan harga tersebut. Hanya saja, apabila memang terjadi kenaikan, maka pihaknya berkemungkinan untuk melakukan operasi pasar.

    “Operasi pasar dimungkinkan. Namun kami akan analisa dulu ini kenaikannya karena apa. Kami juga akan tanya kepada pemerhati harga, apa benar ada kenaikan. Karena saya belum dapat laporan,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Inspiratif! Warga Saling Gotong Royong Bantu Ekonomi Mereka Yang Terdampak Covid-19

    Inspiratif! Warga Saling Gotong Royong Bantu Ekonomi Mereka Yang Terdampak Covid-19

    SERANG, BANPOS – Apa yang dilakukan oleh warga RW 08, Kelurahan Penancangan, Kota Serang patut dicontoh dan apresiasi.

    Saat kondisi ekonomi masyarakat sedang terpukul akibat Covid-19, masyarakat yang dikoordinir oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami’ Attaqwa gotong royong kumpulkan bantuan untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

    Ketua DKM Jami’ Attaqwa, Dedi Kurniadi, mengatakan bahwa para pengurus DKM melihat kondisi masyarakat, khususnya di lingkungan sekitar, kepayahan akibat ekonomi yang menurun.

    “Awalnya memang dari jajaran pengurus DKM yang melihat dampak dari Covid-19 yang sangat mempengaruhi ekonomi warga maupun jamaah di lingkungan kami,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Rabu (22/4).

    Dedi menuturkan, dengan adanya kondisi tersebut, pengurus DKM pun berinisiatif untuk menggerakkan jamaah dan masyarakat sekitar, untuk gotong royong mengumpulkan bantuan yang nantinya akan diserahkan kepada mereka yang membutuhkan.

    “Pengurus DKM masjid dalam hal ini menjadi mediator atau jembatan dari para Aghnia (dermawan) di lingkungan kami, untuk mendukung program bantuan ini,” jelasnya.

    Hingga tahap pertama penyaluran bantuan, Dedi mengaku telah menyalurkan bantuan sebanyak 110 paket sembako.

    “Tahap pertama, kami sudah laksanakan penyaluran bantuan ini dengan jumlah 110 paket sembako dan sudah kami salurkan kepada para mustahiknya,” ucap Dedi.

    Ia pun menerangkan bahwa program tersebut akan dilakukan secara rutin dan berkala.

    “Rencana akan dilakukan berkala. Yang kami salurkan saat ini merupakan tahap pertama sebelum Rmadan. Nanti tahap selanjutnya pertengahan ramadan dan setelah Ramadan,” tandasnya. (DZH)

  • Pendataan JPS Dianggap Tidak Tepat Sasaran, Warga di Kota Serang Geruduk Kantor Kelurahan

    Pendataan JPS Dianggap Tidak Tepat Sasaran, Warga di Kota Serang Geruduk Kantor Kelurahan

    SERANG,BANPOS- Merasa tidak puas dengan kinerja pihak kelurahan atas pendataan bantuan sosial akibat dari dampak pandemi Covid-19, sejumlah warga kampung Babakan, Desa Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, mendatangi kantor Kelurahan Gelam guna menuntut keadilan, Selasa (21/4).

    Sebelumnya, Kantor Kelurahan Kiara, Kecamatan Walantaka juga digeruduk warganya karena persoalan serupa.

    Sejumlah warga Babakan mengatakan, jika penerimaan program bantuan sosial akibat dari dampak pandemi Covid-19 tersebut dianggap tidak tepat sasaran, sehingga muncul kecemburuan sosial pada warga yang tidak mampu.

    “Kita menganggap, pihak kelurahan Gelam, tidak adil dan program yang dilakukannya tidak tepat sasaran dalam melakukan pendataan terkait pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Sebab, warga yang tegolong tidak mampu malah tidak terdata. Namun sebaliknya, warga yang jelas-jelas tergolong mampu malah terdata dan menerima bantuan. Ini kan membuat kita menjadi merasa cemburu sosial pada pihak kelurahan. Ada apa ini,” ujar salah seorang warga dengan nada kerasnya, saat ditemui BANTEN POS, Selasa (21/4).

    Ditempat yang sama, seorang ibu-ibu pun mengutarakan, jika pihak kelurahan diminta untuk terjun langsung ke masyarakat, mana masyarakat yang tergolong mampu dan mana masyarakat yang tergolong tidak mampu. Sehingga, bantuan sosial yang seharusnya diberikan untuk masyarakat tidak mampu dapat tepat sasaran.

    “Memang sebelumnya kita diminta KTP dan KK oleh pak RT, tapi kenyataannya nama-nama sebagian warga yang tidak mampu malahan tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial akibat terdampak virus korona yang saat ini terjadi,” ungkapnya.

    Sementara Lurah Gelam Aris Arizal, saat ditemui mengatakan, jika kejadian dimana sebagian warga Desa Babakan mendatangi kantor kelurahan menuntut keadilan, diakibatkan adanya kesalahpahaman yang diterima oleh warga.

    “Hal ini akibat adanya kesalahpahaman yang diterima oleh warga. Sebenarnya, pemberian bantuan dimasa pandemi Covid-19 ini untuk warga yang benar-benar terdampak akibat Covid-19, yaitu seperti warga yang diluar penerima bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Jamsosratu dan progrm sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Itu sebenarnya yang diharapkan oleh Dinas Sosial (Dinsos) dan datanya sudah ada disana,” kata Aris.

    Aris menambahkan, kekhawatiran warga dikarenakan adanya pembagian kartu merah putih dari BPNT terbaru, sehingga memicu warga menjadi berasumsi bahwa pembagian kartu itu merupakan program bantuan dampak Covid-19. Padahal, hal itu bukan.

    “Bantuan tersebut memang belum disalurkan ke warga. Namun, saya menghimbau untuk warga agar jangan bernafsirkan sendiri terkait pemberian bantuan sosial akibat dampak Covid-19 ini. Lebih baik untuk bertanya langsung pada kami. Dan akibat adanya kesalahpahaman ini, kami akan berupaya untuk mengajukan lagi ke Dinas Sosial jumlah penerima bantuan ini, meski pendataan tersebut sudah ditutup, kami akan berusaha. Adapun untuk saat ini, jumlah KK yang sudah kami ajukan ke Dinsos untuk menerima bantuan sosial akibat dampak Covid19, sudah 605 KK. Dan, adapunya kenyataannya nanti yang disetujui, tergantung dari Dinsos,” pungkas Aris. (RUL/AZM)

  • TNI-POLRI Gelar Baksos Kepada Warga Terdampak Covid- 19

    TNI-POLRI Gelar Baksos Kepada Warga Terdampak Covid- 19

    SERANG, BANPOS- TNI dan POLRI yakni Korem 064/MY, Kodim 0602/Serang dan Polres Serang Kota membagikan bantuan sembako kepada warga yang terdampak Covid- 19 di Kelurahan Sumur Pecung, Kota Serang, Selasa (21/4).

    Kapolres Serang Kota, AKBP Edhi Cahyono mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian TNI-POLRI, untuk sedikit meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19.

    “Kegiatan kali ini yakni TNI-POLRI akan memberikan sebanyak 1000 nasi bungkus dan 1000 paket sembako dibagikan sebagi bentuk empati kepada masyarakat yang kurang mamlu dan juga terdampak Virus Korona (Covid- 19) khususnya di Wilayah hukum Polres Serang Kota,” Katanya.

    Selain memberikan bantuan, Edhi juga mengintruksikan kepada anggota untuk tetap mengingatkan masyarakat supaya menjaga jarak sosial dan untuk tidak keluar rumah jika tidak penting.

    “Saya ingatkan kepada masyarakat untuk tetap disiplin, karena satu-satunya cara untuk memutus penyebaran Covid- 19 adalah masyarakat harus tetap menjaga jarak sosial, memakai masker dan rajin mencuci tangan,” ujarnya.

    Niat baik tersebut disambut baik oleh salah satu penerima bantuan yakni Helmi yang berprofesi sebagai penjaga kuburan di Kelurahan Sumur Pecung, Kota Serang yang sangat terbantu dengan bantuan tersebut.

    “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak TNI-POLRI karena sudah memberikan bantuan kepada saya, semoga kebaikannya dibalas oleh Allah SWT,” pungkasnya. (ZIK)

  • Ditinggal Anak, Mengandalkan Pemberian Tetangga

    Ditinggal Anak, Mengandalkan Pemberian Tetangga

    PANDEGLANG, BANPOS – Ditengah pandemik COVID-19, seorang nenek hidup bersama dua orang cucunya di rumah tidak layak huni. Lambatnya bantuan dari Pemerintah membuat nenek Anis hanya mengandalkan uluran tangan dari para tetangganya.

    Ketua Rt setempat, Nanang menuturkan bahwa nenek Anis mempunyai dua anak, tapi sampai saat ini tidak tahu keberadaan anaknya tersebut. Sedangkan untuk makan saja sudah susah dan hanya mengandalkan dari belas kasihan para tetangganya.

    “Sebenarnya Ma Anis punya anak laki-laki 2 orang, namun sudah lama tidak ada kabar beritanya. Sekarang hanya tinggal dengan cucunya yang masih kecil dan untuk makan serta kebutuhan sehari-hari, para tetangga yang selalu membantu, “katanya kepada Banpos, Senin (20/4).

    Nanang juga menambahkan bahwa Nenek Anis yang tinggal di rumah berdinding bilik berlantai tanah seluas 9×6 meter yang tidak jauh dari pusat Perkotaan, janda tua ini mendiami rumahnya yang didirikan pada beberapa tahun silam. Nenek Anis yang memiliki dua anak ini tinggal bersama tiga cucunya.

    “Semenjak adanya Korona, Saya sebagai Ketua Rt disini sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya agar rumah Ma Anis mendapatkan bantuan Rehab serta berusaha agar dapat bantuan lain seperti sembako dari Pemerintah, namun sampai sekarang belum ada satu pihak pun yang datang untuk memberikan bantuan, “jelasnya.

    Salah satu warga, Yadi berharap agar pihak Pemerintah segera memberikan bantuannya kepada Nenek Anis dan juga cucunya yang memang sangat mengharapkan bantuan tersebut.

    “Saya berharap supaya pemerintah ataupun pihak lainnya segera mengirimkan bantuan, baik bantuan sembako maupun bantuan uang karena Ma Anis sangat butuh sekali bantuan itu. Mudah-mudahan saja pemerintah serta para Dermawan bisa mendengarnya dan segera memberikan bantuan, “ucapnya.

    Nenek Anis yang memiliki dua anak ini tinggal bersama tiga cucunya. Sementara dua anaknya tidak pernah kunjung pulang ke rumah dan tiga cucunya yang sudah tidak menempuh ilmu pendidikan, karena tidak adanya biaya.(MG-02/PBN)

  • Innalillahi. Sempat Tahan Lapar Dua Hari, Yuli Hembuskan Nafas Terakhir

    Innalillahi. Sempat Tahan Lapar Dua Hari, Yuli Hembuskan Nafas Terakhir

    SERANG, BANPOS – Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang yang sempat diberitakan tidak makan dua hari dan hanya minum air galon, meninggal dunia pada Senin (20/4) pada pukul 15.00 WIB. Kabar tersebut diketahui setelah adanya pesan berantai yang beredar di media perpesanan WhatsApp.

    “Innalillahi wa innailahi roojiun. Telah meninggal dunia ibu Yuli, warga Lontar Kota Serang, Banten hari ini jam 15.00. Ibu Yuli viral menahan lapar tidak makan, cuma minum air galon selama dua hari dampak penanganan Covid-19 yang lambat. Semoga husnul khotimah. Amiin,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS.

    Camat Serang, Tb. Yassin, membenarkan kabar tersebut. Ia mengatakan, mendiang dinyatakan meninggal pada pukul 15.00 WIB. Ia mendapatkan laporan tersebut dari Lurah Lontarbaru melalui pesan WhatsApp.

    “Infonya saya dari pak lurah (Lontarbaru) melalui telepon bahwa bu Yuli telah meninggal dunia. Saya sekitar 16.30 datang takziyah ke rumah almarhumah,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

    Ia mengaku tidak tahu penyebab meinggalnya mendiang Yuli. Namun yang ia ketahui, mendiang dinyatakan meninggal pada saat dibawa menuju Puskesmas Singandaru.

    BACA JUGA Warga Kelaparan di Rumah, Istri Wakil Walikota Malah Berbagi Makanan di Jalan

    “Saya kurang tahu itu karena apa-apanya meninggal dunia. Yang saya tahu itu ketika almarhum sedang dibawa ke Puskesmas Singandaru, sebelum sampai sudah tidak ada nyawa (meninggal dunia),” terangnya.

    Menurut Yassin, pada saat dirinya mendatangi kediaman mendiang Yuli pada Minggu (19/4), Yuli terlihat dalam kondisi segar bugar. Yassin mengaku, tidak melihat adanya tanda-tanda bahwa mendiang sedang menderita suatu penyakit.

    “Segar kok kondisinya. Sempat berbicara dengan saya juga. Sempat foto-foto dan berbicara. Jadi memang ketika mendengar bahwa hari ini beliau meninggal, saya cukup kaget. Cuma mungkin itu cara Allah untuk memberikan jalan yang terbaik,” tandasnya. (DZH)

  • Pemkot Serang Bobol, JPS Butuh 48,6 Miliar

    Pemkot Serang Bobol, JPS Butuh 48,6 Miliar

    SERANG, BANPOS – Pendataan jaring pengaman sosial (JPS) Kota Serang dilaporkan telah usai. Berdasarkan data yang sudah masuk, disebutkan bahwa warga yang terdata ‘jebol’ melebihi kuota yang ada, yakni sebanyak 81 ribu KK.

    Untuk diketahui, Pemkot Serang pada mulanya menganggarkan sebesar Rp15 miliar untuk memberikan bantuan sosial kepada 25 ribu KK terdampak ekonomi Covid-19. Setiap bulannya, penerima bantuan akan mendapatkan sembako senilai Rp200 ribu selama tiga bulan.

    Kekinian, Pemkot Serang menambah kuota penerima bantuan menjadi 35 ribu KK dengan nilai bantuan yang sama selama tiga bulan. Jadi, Kota Serang telah menambah anggaran untuk JPS menjadi Rp21 miliar.

    Dengan lebihnya data penerima JPS dari kuota, maka diketahui bahwa Pemkot Serang kekurangan kuota sebanyak 46 ribu dengan anggaran diperkirakan kurang sebesar Rp27,6 miliar.

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan data yang sudah disetorkan kepada Dinsos Kota Serang, terdapat lonjakan KK yang terdata akan mendapatkan bantuan dari Pemkot Serang.

    “Hasil verifikasi dari RT dan RW kemarin, lalu disetorkan kepada kelurahan, kecamatan dan Dinsos, per Jumat kemarin yang sudah terdata itu ada 81 ribu KK yang terdampak ekonomi akibat Covid-19,” ujarnya seusai melalukan penyemprotan di Kecamatan Curug, Sabtu (18/4).

    Menurutnya, jumlah tersebut telah melebihi kuota yang telah dianggarkan oleh Pemkot Serang sebanyak 35 ribu. Ia mengaku, apabila Pemkot Serang masih bisa menangani jumlah itu, maka akan ditangani sendiri oleh Pemkot Serang.

    “Sepanjang memang hasil verifikasinya real, maka kami akan coba untuk pikul. Namun kalau tidak, kita kan punya pemerintah provinsi maupun pusat. Kita akan minta tolong mereka,” terangnya.

    Subadri juga mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memangkas besaran bantuan yang akan diberikan, yakni Rp200 ribu per KK, untuk menutupi lebihnya jumlah KK yang terdata JPS.

    “Tidak kami akan belah (menjadi Rp100 ribu per KK. Mungkin akan kami upayakan untuk refocusing ulang supaya anggarannya mencukupi,” tandasnya. (DZH)

  • 55. 653 Data Terdampak COVID-19 di Lebak Masih Divalidasi Dinsos

    55. 653 Data Terdampak COVID-19 di Lebak Masih Divalidasi Dinsos

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak kini sedang melakukan validasi terhadap data masyarakat terdampak Covid-19 yang segera diusulkan untuk mendapat bantuan sosial.

    Hal tersebut sebagaimana dinyatakan Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamas) Dinas Sosial (Dinsos) Lebak, Endin Toharudin kepada wartawan menyebut, data yang masuk dari 28 kecamatan di Lebak diungkanya masih belum maksimal dan butuh validasi dari semua Kepala Keluarga (KK) terdampak.

    “Belum fiks, masih harus dilakukan validasi terlebih dahulu. Data yang masuk dari 28 kecamatan sebanyak 55.653 KK, ini yang sedang kami validasi,” kata Endin Toharudin, Rabu malam (15/4).

    Dikatakan, validasi perlu dilakukan karena tak sedikit desa yang mendata semua warganya meski sebenarnya sudah masuk dalam penerima program lain, seperti Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako atau masuk pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    “Data di luar DTKS akan diberi Bansos bersumber dari APBD I (Kabupaten-red). Nah, untuk warga yang masuk dalam DTKS tapi belum dapat PKH atau Program Sembako rencana dapat bantuan dari provinsi/pusat berupa Bantuan Langsung Tunai atau BLT,” kata Endin.

    Kata dia, proses validasi akan memilah, mana warga yang akan menerima bantuan yang bersumber dari APBD Kabupaten, provinsi dan pusat.

    “Diharapkan semua warga tidak mampu yang terdampak Covid-19 mendapat bantuan walaupun sumber dananya berbeda,” jelasnya. (WDO/PBN)

  • Polda Banten Bantu Pekerja Informal Jasa Transportasi, Perbulan Dapat Rp600 Ribu

    Polda Banten Bantu Pekerja Informal Jasa Transportasi, Perbulan Dapat Rp600 Ribu

    SERANG, BANPOS – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri bekerjasama dengan bank BRI melakukan bakti sosial yang menyasar pada pekerja informal terdampak Covid-19, yang berkaitan dengan lalu lintas.

    Direktur Lalu lintas (Dirlantas) Polda Banten, Kombes Pol Wibowo, mengatakan sebanyak 8.317 orang di wilayah Polda Banten mengikuti program keselamatan 2020 ini.

    Para pekerja informal tersebut terdiri dari pengemudi bus, taksi, angkot, ojek konvensional, kusir sado, supir travel dan delman.

    Mereka akan diberi bantuan sebesar Rp600 ribu per orang selama tiga bulan kedepan dalam bentuk tabungan bank BRI dengan difasilitasi kartu debit.

    “Kami sudah mendata dua minggu lalu dan kami sudah olah. Kegiatan ini belum mencakup semua (masyarakat) karena keterbatasan anggaran,” kata Wibowo di Mapolda Banten, Rabu (15/4).

    Penyaluran tahap pertama akan dilaksanakan mulai hari ini. Sebelum mendapat bantuan, mereka akan mendapat materi tentang tata-tata cara pencegahan COVID-19.

    Kemudian tahap kedua akan mendapat materi tentang keselamatan berlalu lintas dan tahap ketiga mereka akan mendapat materi tentang etika berlalu lintas.

    Pemberian materi setiap kegiatan, pihaknya akan tetap memperhatikan standar operasional yang telah ditentukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan menjaga jarak. Materi akan disampaikan melalui tayangan video.

    “Program keselamatan ini merupakan kerjasama Polri dengan BRI yang bertujuan selain memberikan pengetahuan dan pelatihan yang paling utama adalah memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya pada saat pandemi,” katanya.

    Disampaikan Wibowo, dalam masa pandemi ini, pekerja informal yang berkaitan dengan lalu lintas seperti pengemudi bus, sopir angkot hingga kusir delman sangat terdampak. Pembatasan kegiatan diluar rumah membuat pengguna jasa transportasi berturun drastis.

    “Dalam kondisi dimana dampak Covid-19 menyentuh seluruh lapisan masyarakat, kami tergerak untuk membantu para pekerja informal yang terdampak langsung, sehingga mereka dapat terus bekerja melayani masyarakat dengan profesi masing-masing,” tandasnya. (DZH)