SERANG,BANPOS- Kuota penerima jaring pengaman sosial (JPS) yang semulanya sebanyak 35 ribu KK, kini kembali ditambah oleh Pemkot Serang menjadi 50 ribu KK. Namun, kuota penerima stimulus UMKM yang sebelumnya dianggarkan untuk 14.238 UMKM, dikurangi menjadi 10.238.
Berdasarkan data yang diterima BANPOS, besaran bantuan JPS setelah ada penambahan kuota tersebut saat ini menjadi Rp30 miliar dengan masing-masing KK akan menerima bantuan sebesar Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan.
Sementara anggaran untuk stimulus UMKM menjadi Rp5,1 miliar dengan masing-masing UMKM akan mendapatkan Rp500 ribu.
Selain itu, Pemkot Serang juga menganggarkan stimulus untuk 65 kelompok wanita tani dan 2.545 nelayan yang terdampak ekonomi. Untuk kelompok wanita tani (Pokwatan), masing-masing akan mendapatkan stimulus sebesar Rp3 juta dengan total anggaran sebesar Rp195 juta.
Sedangkan untuk nelayan masing-masing akan mendapatkan Rp500 ribu dengan total anggaran yang dipersiapkan yakni sebesar Rp1,2 miliar.
Sehingga, total bantuan untuk penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19 di Kota Serang saat ini sekitar Rp36,5 miliar.
Adapun anggaran masing-masing bantuan tersebut terbagi menjadi dua sumber, yakni hasil dari realokasi anggaran APBD Kota Serang dan bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Banten.
Untuk stimulus bagi UMKM, nelayan maupun Pokwatan, berasal dari realokasi anggaran. Sedangkan untuk JPS berasal dari Bankeu provinsi.
Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, membenarkan bahwa terdapat penambahan kuota JPS di Kota Serang.
Menurutnya, penambahan kuota menjadi 50 ribu untuk menutupi lonjakan data penerima JPS yang mencapai 81 ribu KK. Sedangkan sisanya, akan dibantu oleh pusat dan provinsi.
“Dari 81 ribu penerima JPS, Pemerintah Pusat dan provinsi akan membantu masing-masing 16 ribu KK. Sisanya 50 ribu menjadi tanggungan Pemkot Serang selama 3 bulan ke depan,” ujarnya seusai memberikan bantuan sembako di Kantor Kecamatan Cipocokjaya, Kamis (23/4).
Subadri menjelaskan, penambahan kuota penerima JPS tersebut dikarenakan hasil pendataan tim Gugus Tugas tingkat kelurahan mendapati jumlah masyarakat yang layak untuk mendapatkan bantuan JPS melebihi kuota yang ada.
“Semula kan 25 ribu, ditambah warga miskin baru yang terkena dampak, seperti tukang ojek, tukang asongan dan yang terkena PHK, maka ada penambahan 10 ribu, jadi totalnya 35 ribu. Tetapi berdasarkan hasil pendataan dari RT dan RW, jumlahnya sebanyak 81 ribu,” jelasnya.
Subadri mengatakan, 50 ribu KK yang ditanggung oleh Pemkot Serang nantinya akan mendapatkan bantuan berupa sembako senilai Rp200 ribu rupiah selama tiga bulan kedepan.
Namun jika dalam kurun waktu tiga bulan ke depan masih belum pulih, Pemkot Serang akan menambah masa pemberian bantuan selama 6 bulan.
“Kami berharap Covid-19 ini akan selesai dalam tiga bulan. Tapi kalaupun tidak, kami akan anggarkan dalam 6 bulan,” terangnya.
Subadri menargetkan, pembagian bantuan tersebut akan dilakukan pada akhir bulan ini, yang akan disalurkan secara langsung ke rumah warga melalui RT dan RW di lingkungannya masing-masing berdasarkan data yang telah masuk.
“Perwal untuk penyaluran bantuan yang 81 ribu kemarin sudah ditandatangani, saya sih berharap di akhir bulan ini, satu atau dua hari puasa lah. Penyaluran nanti dari Dinsos langsung ke kelurahan masing-masing. Nanti dari kelurahan disalurkan langsung door to door melalui RT dan RW,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disperdaginkop UKM Kota Serang, Yoyo Wicahyono, membenarkan adanya pengurangan kuota stimulus UMKM.
Ia mengatakan bahwa terjadinya pengurangan kuota penerima stimulus UMKM sebanyak 4 ribu dikarenakan adanya kajian data UMKM yang terdampak Covid-19. Diperkirakan, 30 persen pelaku UMKM dapat bertahan dari dampak Covid-19.
“Dari sejumlah database yang ada itu, ternyata hanya 70 persen pelaku UMKM yang terdampak. Jadi tidak semuanya terdampak Covid-19. Makanya kami mengurangi kuota tersebut sebanyak 4 ribu, jadi sekarang yang akan menerima hanya 10.238 saja,” kata Yoyo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Terpisah, Kepala Distan Kota Serang, Edinata, mengatakan bahwa stimulus untuk nelayan nantinya akan diberikan dalam bentuk uang tunai. Sedangkan untuk Pokwatan akan diberikan dalam bentuk bibit tanaman.
“Nelayan bentuk uang Rp500 ribu per KK. Jumlahnya yakni sebanyak 2.545 KK di dua kelurahan yakni Banten dan Margaluyu. Peruntukannya yaitu untuk beli solar atau beli jaring jika rusak. Sedangkan Pokwatan berupa bibit-bibitan untuk ditanam,” ucapnya.
Untuk buruh tani atau petani penggarap, Edinata mengatakan bahwa mereka akan tercakupi dalam JPS yang telah dianggarkan oleh Dinsos Kota Serang.
“Kalau buruh tani atau penggarap sudah tercover oleh Dinsos, JPS mendapat sembako,” tandasnya. (DZH/AZM)