Kategori: EKONOMI

  • DPRD Keukeuh Pisahkan Bank Banten dari BGD

    DPRD Keukeuh Pisahkan Bank Banten dari BGD

    SERANG , BANPOS -. DPRD Banten bersikukuh ingin memisahkan Bank Banten dari induk semangnya, PT Banten Global Development (BGD). Bahkan lembaga legislatif tersebut akan segera membentuk panitia khusus (pansus) rancangan peraturan daerah (raperda) terkait pemisahan tersebut. Namun demikian, langkah awal pembentukan pansus pemisahan Bank Banten dari PT BGD, harus dimulai dari Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH).

    Ketua Komisi III DPRD Banten Gembong R Sumedi bersama Wakil Ketua Komisi III, Ade Hidayat kepada wartawanusai melakukan rapat tertutup dengan Bank Banten, Biro Hukum dan Biro Bina Perekonomian, Kamis (17/10) mengungkapkan, raperda tentang pengalihan saham bank banten dan penetapan Bank Banten sebagai BUMD Provinsi Banten telah masuk dalam program legislasi daerah (prolegda) 2019. Oleh karenannya, DPRD tetap berkomitmen untuk menuntaskannya.

    “Jadi di prolegda 2019 itu sudah ada walaupun dewan baru tapi produk prolegda itu tetap berlaku,” katanya.

    Ia menjelaskan, meski 2019 tinggal menyisakan 2,5 bulan lagi namun pihaknya optimistis raperda tersebut bisa rampung. Untuk itu, DPRD juga kini sudah sangat siap membentuk pansus. Tinggal ada itikad baik dari Pemprov Banten untuk mengusulkan raperda agar pansus bisa terbentuk.

    “Mendorong supaya pansus untuk segera kita jalankan. Komisi III mendorong ke depan agar posisi Bank Banten itu tidak lagi di bawah BGD. Kita ingin di bawah Pemprov Banten. Supaya geraknya juga lebih leluasa dan kalau ada komunikasi bisa ke Pemprov Banten langsung,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ade Hidayat menilai, dengan Bank Banten yang berada di bawah PT BGD membuat perbankan plat merah itu kurang optimal. Dengan posisinya sebagai anak perusahaan, pergerakan mereka menjadi terbatas.

    “Jangan seperti sekarang, kan lewat BGD. Iya kalau BGD sehat, kalau sakit? Kalau dapat deviden masuknya ke BGD, dari BGD nanti berapa kasih ke provinsi. Jadi memang banyak lah handicap (tantangan’red) itu ketika itu tidak langsung (di bawah naungan pemprov,red),” katanya.

    Oleh karenannya, pihaknya meminta agar pemprov bisa segera menindakalanjutinya dan tak menutup diri. Jika ada kendala dalam rencana pemisahan tersebut dia mengimbau agar lebih terbuka sehingga bisa dicaikan solusinya bersama.
    “Ini kan untuk kepentingan kita semua dan kita semata-mata menggulirkan rencana pembentukan pansus ini untuk kemajuan Bank Banten. Kita bangga dong punya bank sendiri. Yang kita lihat sekarang ini bagaimana kita akan menyehatkan Bank Banten,” ungkapnya.

    Masih dikatakan Ahi (biasa Ade Hidayat dipanggil, red) mengatakan, pemprov bersembunyi pada peraturan pemerintah (PP) nomor 54 tahun 2017 tentang BUMD jika dibahas soal rencana pemisahan Bank Banten. Bahkan ada pernyataan bahwa pembahasan raperda itu sudah ditutup.

    “Kalau memang mau closing dasarnya apa? kita pun harus tahu. Demikian kita Komisi III mengharapkan gubernur ini punya niat baik bersama kami untuk paling nggak bagaimana Bank Banten ini sehat, usahanya makin berkembang dengan baik. Itu saja niatan kami,” tuturnya.

    Politikus Gerindra itu juga tak habis pikir pernyataan dari perwakilan Biro Hukum yang seakan memberi ancaman. Saat itu diutarakan, DPRD boleh saja bersiapkan membentuk pansus namun hal itu tak bisa jalan kalau pemprov tak mengusulkan raperda tersebut.

    “Karena itu mohon jangan ego-egoan. Karena tadi ada bahasa bagaimana bisa memproses kalau kami tidak mengusulkan, katanya begitu. Saya pikir jangan begitu lah, kalau ada niat baik ayo bareng-bareng. Kalau ada masalah kita bisa cari pencerahan bersama, cari solusi bersama,” ujarnya.

    Menurutnya, perlu ada kebersamaan untuk membangun Bank Banten. Saat ini Bank Banten telah menunjukan kinerja positifnya. Hal itu terlihat dari kredit mikro warisan saat masih menjadi Bank Pundi senilai Rp3 triliun, kini jadi Rp1,7 triliun.

    “Sudah mulai baik, ini perlu dorongan besar dari kita semua. Kami berharap 2020 sudah punya Bank Banten yang mandiri,” pungkasnya. (RUS/AZM)

  • Harga Gas Rumah Tangga Segera Naik

    Harga Gas Rumah Tangga Segera Naik

    Petugas sedang memeriksa saluran gas di stasiun Gas R/S Sektor 5 desa tongas wetan probolinggo setelah acara penyaluran gas PGN kepada masyarakat sektar. (Frizal/Jawapos)

    JAKARTA , BANPOS – Pemerintah berencana menyesuaikan harga gas untuk rumah tangga. Namun, kenaikan harga tersebut bukan di atas harga jual elpiji. Sebab, pemerintah sedang mendorong diversifikasi energi dari elpiji 3 kg ke pemakaian gas bumi.

    “Rencananya, minggu depan BPH Migas melakukan public hearing dengan pemerintah daerah,” ujar Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto di sela peresmian jaringan gas (jargas) bumi untuk rumah tangga di Probolinggo Rabu (16/10/2019).

    Jargas di Probolinggo dan Pasuruan terbagi menjadi sebelas sektor dengan total 8.150 sambungan rumah tangga. Gas tersebut bersumber dari Husky CNOOC Madura Ltd dengan alokasi 0,2 MMSCFD.

    Policy pemerintah asal perubahan itu masih di bawah elpiji tidak masalah,” ucapnya.

    Sampai akhir 2018 lalu, total jargas rumah tangga mencapai 486.229 sambungan. Sebanyak 67 persen atau 325.773 sambungan di antaranya dibangun dengan menggunakan dana APBN. Sebanyak 155.771 atau 32,04 persen dibangun dengan menggunakan dana PGN dan 4.685 sambungan dengan dana Pertamina.

    “Pada 2020 akan bangun 300 ribu sambungan dengan anggaran Rp 3 triliun. Target ini naik tiga kali lipat jika dibandingkan dengan 2019,” jelasnya.

    Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto menyatakan, saat ini PGN mengoperasikan 564.445 sambungan rumah tangga. Sebagian besar dibangun dengan APBN. Di Jatim, hingga akhir tahun lalu (koma) total 65.961 sambungan menggunakan dana APBN.

    “Harapan kami, adanya sambungan gas rumah tangga di Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat,” katanya.

    Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Sumihar Panjaitan menjelaskan, dalam public hearing yang membahas kenaikan harga gas untuk rumah tangga tersebut, akan diundang sejumlah pemerintah kabupaten/kota.

    “Pada public hearing itu, kami dengar dulu, lalu kami kaji. Kemudian, akan kami sarikan dalam penetapan harga,” ungkapnya. (RES/C20/OKI/EST/AZM/JPG)

  • Telkom Group Akuisisi 2.100 Menara Indosat

    Telkom Group Akuisisi 2.100 Menara Indosat

    Direktur Utama Mitratel Herlan Wijanarko (tengah) bersama President Director & CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al Neama (kiri) usai penandatanganan perjanjian akuisisi 2.100 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo di Jakarta, kemarin (14/10).

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) memperkuat bisnis penyediaan menara melalui anak usaha, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), dengan mengakuisisi 2.100 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo.

    Pengambilalihan ribuan menara itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli atau Sales Purchase Agreement (SPA) antara Mitratel dengan Indosat menyusul ditetapkannya Mitratel sebagai pemenang tender atas 2.100 menara telekomunikasi milik Indosat di Kantor Pusat Indosat Ooreedoo, di Jakarta kemarin (14/10/2019).

    Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, Direktur Strategic Portfolio Telkom, Achmad Sugiarto dan Direktur Wholesale & International Service Telkom, Edwin Aristiawan.

    Direktur Wholesale & International Service Telkom, Edwin Aristiawan menyampaikan, aksi korporasi yang dilakukan TelkomGroup merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi mengingat potensi yang dimiliki menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo tersebut.

    “Menara telekomunikasi ini memiliki tenancy ratio di atas rata-rata industri dengan struktur yang kokoh dan coverage seluruh Indonesia. Ini menjadi potensi yang baik untuk bisnis menara TelkomGroup. Kami memiliki peluang meningkat tenancy ratio yang lebih tinggi melalui sinergi TelkomGroup bersama Telkomsel,” ujar Edwin.

    Tak hanya itu, Edwin menambahkan, bisnis menara telekomunikasi masih menjanjikan, mengingat hingga saat ini operator telekomunikasi masih terus ekspansi dalam meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan layanannya. Dengan begitu Edwin meyakini bisnis menara telekomunikasi masih akan mencatatkan kinerja positif.

    Bisnis menara telekomunikasi, menurut Edwin, diprediksi semakin baik, khususnya menyambut teknologi 5G di Indonesia. Kehadiran teknologi 5G di Indonesia akan meningkatkan kebutuhan pasar terhadap tower provider. Hal ini telah terjadi di negara-negara maju, dimana teknologi 5G telah berkembang.

    “Akuisisi ini dipandang lebih efektif dan efisien dalam memberikan added value bagi perusahaan dibandingkan dengan membangun menara telekomunikasi dari awal,” ungkap Edwin.

    Mitratel merupakan anak usaha Telkom yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan telah mengelola lebih dari 13.700 menara telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah dan melayani semua operator seluler di Indonesia.

    Pengambilalihan kepemilikan menara telekomunikasi Indosat Ooredoo menjadi salah satu langkah TelkomGroup melalui Mitratel untuk menjadi dominant player di industri menara Indonesia.(Odi/pbna)

  • Prihatin Dengan Kondisi Pasangan Lansia, Kapolsek Rangkasbitung Berikan Bantuan Sembako

    Prihatin Dengan Kondisi Pasangan Lansia, Kapolsek Rangkasbitung Berikan Bantuan Sembako

    Kapolsek Rangkasbitung Berikan Bantuan Sembako

    LEBAK,BANPOS- Merasa prihatin dengan kondisi pasangan Lanjut Usia (Lansia) Janur (72) dan Armi (70) warga Kampung Legok, Desa Pasir Kupa, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, yang tinggal digubuk reot yang nyaris ambruk, Kapolsek Rangkasbitung, AKP Ugum Taryana sambangi pasangan Lansia dengan membawa bantuan Sembako.

    “Saya mendapat informasi ada pasangan Lansia tidak mampu yang tinggal digubuk reot, dengan kondisi bertahan hidup dari belas kasihan warga setempat. Spontan saya mencari alamatnya sambil membawa Sembako,” kata Ugum kepada BANPOS usai memberikan bantuan dikediaman Janur, Selasa (15/10/2019).

    Lebih miris lagi, lanjut Ugum, selain tinggal digubuk reot kedua Lansia tersebut hanya makan satu kali dalam sehari, itupun kalau warga setempat ada yang memberinya.

    “Bisa dibayangkan dua orang tua yang tinggal dirumah yang tidak layak huni hanya makan satu kali dalam sehari, itupun kalau ada tetangga yang memberikan nasi untuk makan,” ujarnya.

    Dengan bantuan yang diberikannya, Ugum berharap dapat membantu meringankan beban hidup bagi kedua Lansia tersebut dan dapat memenuhi sehari-hari untuk beberapa hari.

    “Mudah-mudahan bantuan yang tidak seberapa yang saya berikan berupa beras, telor, mie instan, minyak, gula pasir, teh dan makanan ringan bisa mereka nikmati untuk beberapa hari ke depan,” ungkapnya.(dhe)

    Caption Foto : Kapolsek Rangkasbitung, AKP Ugum Taryana saat memberikan bantuan kepada Armi (70) dikediamannya. Selasa (15/10)

  • Pemprov Banten Perkuat Ekonomi di Pesantren

    Pemprov Banten Perkuat Ekonomi di Pesantren

    Pemprov Banten Perkuat Ekonomi di Pesantren / ISTIMEWA

    SERANG, BANPOS – Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan  Aneka, pada Kementerian Perindustrian memberikan bimbingan teknis terhadap seratusan santri di Banten. Melalui kegiatan itu diharapkan, santri memiliki modal keterampilan dan kemampuan untuk mengembangkan usaha kecil menengah.

    Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banten, Babar Suharso, seusai menghadiri acara bimbingan teknis, Selasa (15/10). Kegiatan bimbingan teknis yang dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Serang diikuti 120 santri, ustaz dan pengasuh pondok pesantren Al Mubarok, Kota Serang dan Pondok Pesantren Nur El Falah, Kabupaten Serang.

    Hadir dalam kegiatan itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan  Aneka, pada Kementerian Perindustrian, perwakilan dari Kabupaten/Kota Serang dan lain-lain.  

    Menurut Babar, fokus utama kegiatan itu adalah memberikan pelatihan terhadap santri dan ustaz. Setelah mengikuti pelatihan, para ustaz diharapkan dapat menularkan kemampuannya kepada para santri.

    “Selain memiliki kemampuan ilmu agama, para santri juga diharapkan dapat memiliki keterampilan untuk mengembangkan ekonomi kecil dan menengah. Mudah-mudahan, selepas lulus dari pesantren, para santri dapat mengembangkan ekonomi dan diharapkan tidak menjadi pengangguran. Bagi mereka yang membuka pesantren, juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya kepada para santri,” ujar Babar.

    Adapun, produk yang dikembangkan di dua pesantren itu adalah pembuatan roti dan sandal. Selain memberikan pelatihan cara membuat roti dan sandal, pemerintah juga memberikan bantuan peralatan pembuatan roti. Salah satu perusahaan, yaitu Sari Boga siap menyuplai bahan baku pembuatan roti.

    Babar juga mengatakan, ke depan santri juga akan dibekali kemampuan mengembangkan ekonomi digital dan pelatihan otomotif. “Pada tahun ini baru dua pesantren. Tahun depan diharapkan lebih banyak lagi,” ucapnya.

    Ditanya tindak lanjut pengembangan ekonomi pesantren, Babar mengaku, Dinas Perindustrian dan Perdagangan siap memfasilitasi pemasaran produk yang dihasilan pesantren, termasuk pelatihan tentang pengemasan produk.

    “Minimal kan bisa memenuhi pasar internal pesantren. Kalau sudah mampu memenuhi kebutuhan roti dan sandal di pesantren, sudah bagus. Karena kebutuhan sandal di pesantren ternyata sangat tinggi,” kata Babar.

    Babar juga memaparkan soal pemilihan pondok pesantren sebagai sasaran program. Menurut dia, pesantren di Banten sangat banyak, baik pesantren salafi maupun modern. Tercatat sekitar 4.180 pesantren yang terdapat di Banten.

    Sementara, Gari Wibawaningsih dalam sambutannya mengatakan, kehadiran ekonomi digitalisasi di kalangan santri, sangat penting. Dengan menguasai digital, mereka akan bersaing pada era industri saat ini dan ke depan.

    “Terkait meningkatnya pekerja dari luar negri yang datang ke Indonesia, saya berpesan agar para santri dapat lebih disiplin. Saya ingin Industri di Indonesia bisa jadi yang terkuat di Asia. (RUL)

  • Genjot Ekonomi, Menkeu Pelototi Ekspor dan Investasi

    Genjot Ekonomi, Menkeu Pelototi Ekspor dan Investasi

    Foto Sri Mulyani
    Menkeu RI Sri Mulyani

    JAKARTA , BANPOS – Ekspor masih menjadi perhatian utama pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2019. Pelambat ekspor dikhawatirkan makin mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun ini.

    Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, ekspor merupakan salah satu komponen penyokong pertumbuhan ekonomi selain konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, impor, dan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB).

    “Kita berikan stimulan, seperti berbagai kebijakan untuk mendorong ekspor dan investasi. Kita juga beri stimulan bagi dunia usaha,” ujar Sri Mulyani.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor Indonesia sepanjang periode Januari-Agustus 2019 hanya 110,07 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau merosot 8,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Perang dagang AS-China jadi salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar global. Imbasnya, kinerja ekspor dan impor In donesia ikut tertekan.

    Dilanjutkan wanita yang akrab disapa Ani itu, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan target, pihaknya terus memantau kondisi perekonomian global. Salah satunya, terkait tren penurunan harga komoditas batu bara.

    “Kita akan lihat, karena komoditas, seperti batu bara harganya kan terus bergerak. Kita lihat saja ya sampai akhir tahun,” kata dia.

    Dengan demikian, kata Ani, pe merintah dapat melihat dam pak penurunan harga komoditas terhadap kinerja ekonomi domestik. Khususnya, pada penerimaan negara, baik dari pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    “Harga minyak, harga kelapa sawit, batu bara itu tentu mempengaruhi tidak hanya PNBP, tapi juga pajak kita,” ungkapnya.

    Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara menyatakan, pemerintah telah mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini.

    Bahkan, Kemenkeu memperkirakan perekonomian Indonesia tahun ini hanya di kisaran 5,08 persen atau lebih rendah dari tahun lalu, 5,17 persen. Proyeksi tersebut juga di bawah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang dipatok 5,3 persen.

    “Estimasi tersebut, masih sesuai dengan kondisi perekonomian global. Perkiraan itu dikeluarkan karena angka perdagangan yang juga terkontraksi. Pendapatan masyarakat Indonesia di luar negeri juga tidak tumbuh sesuai harapan se belumnya,” ujar Suahasil.

    Ke depan, kata Suahasil, kebijakan fiskal pemerintah diproyeksikan akan semakin akomodatif dan bakal menggenjot pembangunan infrastruktur pada tahun-tahun ke depan. “Kebijakan-kebijakan fiskal yang tergolong baru akan kita efek tifkan lagi pada tahun depan,” tegasnya.

    Sebelumnya, Bank Dunia mem prediksi pertumbuhan ekono mi Indonesia hanya akan tumbuh 5 persen di 2019 ini. Angka ini turun dari prediksi April lalu, yakni 5,1 persen.

    Sementara, ekonomi RI bakal be rada di level 5,1 persen pada 2020 atau turun dari prediksi sebelumnya 5,2 persen. Ekonomi RI baru akan mencapai 5,2 persen di 2021 nanti. (NOV/AZM/RMCO)

  • Lili Romli Dorong Pengusaha Milenial di Kabupaten Serang

    Lili Romli Dorong Pengusaha Milenial di Kabupaten Serang

    Foto Bersama Lili Romli
    Kandidat Bupati Serang, Lili Romli berfoto bersama usai pelantikan pengurus Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Serang periode 2019-2020, di Pontang, Minggu (13/10/2019).

    PONTANG , BANPOS – Peniliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang juga salah seorang kandidat Bupati Serang, Lili Romli  menghadiri pelantikan pengurus Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Serang periode 2019-2020. Pada kesempatan tersebut, Lili mendorong kaum milenial agar terus melahirkan kreativitas, supaya pengangguran di Kabupaten Serang terus berkurang.

    Kegiatan yang digelar di Kecamatan Pontang, pada Minggu (13/10), juga dirangkaikan dengan seminar kewirausahaan. Hadir dalam kegiatan tersebut, sebanyak 200 pelajar dari sejumlah wilayah di Kabupaten Serang.

    “Pertama, saya mengucapkan selamat kepada pengurus (PII) yang baru, semoga dapat menjalankan program-program yang sudah disusun bersama dan PII dapat memberikan konstribusi bagi para pelajar dan mahasiswa dalam meningkatkan intelektualitas dan keterampilan. Sehingga kelak bisa memberikan kontribusi pada masyarakat,” ungkapnya.

    Menurut Lili, kegiatan seminar kewirausahaan sangat positif, bahkan harus  diperbanyak. Sebab, kata Lili, melalui kegiatan ini akan mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha muda kreatif. Hal itu juga sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran.

    Kehadiran investor yang dapat menyerap tenaga kerja banyak atau padat karya, juga sangat diperlukan, guna bersama-sama mengatasi masalah pengangguran di Kabupaten Serang.

    “Pengembangan ekonomi yang didorong kalangan milenial akan melahirkan pusat-pusat pertumbuhan di daerah, khususnya di wilayah kecamatan. Tentu, jika bicara pertumbuhan ekonomi di wilayah, sejalan dengan visi dan misi saya, yaitu melahirkan lembaga pelatihan di tiap kecamatan,” kata Lili.

    Melalui lembaga itu, lanjut dia, akan lahir calon tenaga kerja andal dan tentu juga calon pengusaha. Lili juga menyoroti soal masih banyaknya pengangguran di Kabupaten Serang. Padahal, Kabupaten Serang merupakan daerah industri dan memiliki sumber daya yang melimpah.

    Ia juga mengajak semua pihak, baik itu Pemerintah maupun kalangan lain bersama-sama membina para pelajar dan pemuda di Kabupaten Serang ini. (MUF)

  • Setahun, 10 Ribu Warga Banten Jadi TKI

    Setahun, 10 Ribu Warga Banten Jadi TKI

    Foto Ilustrasi TKI
    Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia

    SERANG , BANPOS  – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten mencatat sebanyak 10 ribu warga Banten berangkat ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) setiap tahunnya.

    Sementara  negara yang dituju TKI asal Banten yaitu Malaysia, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok dan Autralia.

    “Dalam setahun kita memberangkatkan sekitar 10 ribu TKI asal Banten. Untuk penempatan kerja sendiri itu tersebar di sejumlah negara, kaya Jepang, Hongkong, Tiongkok, Korea Selatan, Autralia. Tapi yang paling banyak itu ke Malaysia,” kata Kepala Disnakertrans Banten, Al Hamidi saat dihubungi melalui telepon, Senin (14/10).

    Ia menjelaskan, ribuan TKI asal Banten tersebut berasal dari empat kabupaten yang menjadi kantung-kantung pekerja migran.

    “Yang paling banyak itu dari Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang. Kalau Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan ada juga tapi sedikit,” ujarnya.

    Dikatakan Al Hamidi, para TKI asal Banten mayoritas bekerja di sektor industri, sedangkan sisanya bekerja di sektor perkebunan dan jasa. “Rata-rata di pabrik elektornik kaya Sony, Rinnai dan industri laiinya. Dan sisanya itu di sektor perkebunan dan jasa. Dana kalau dihitung rupiah gaji mereka itu mencapai lima jutaan lebih, tapi bayar pajak juga,” katanya.

    Lebih lanjut, Al Hamidi mengaku jika November mendatang akan ada proses perekrutan tenaga kerja yang akan ditempatkan ke Jepang. Saat ditanya berapa target yang akan diterima, ia mengaku hal tersebut tergantung kebutuhan industri di Jepang.

    “Tergantung kebutuhannya berapa. Kalau bisa 10 ribu yah nggak apa-apa. Tapi kan susah juga lolosnya. Intinya yang lolos yah diberangkatkan. Dan nanti kerjanya diperusahaan,” ujarnya.

    Saat ditanya rencana penempatan tenaga kerja asala Banten untuk di kawasan Timur Tengah, Al Hamidi mengaku belum melakukan itu. Meski begitu, dirinya tidak memungkiri jika banyak juga TKI bukan hanya dari Banten tapi berbagai daerah di Indonesia yang menjadi TKI ilegal di Timur Tengah.

    “Banyak yang ilegal, walaupun jumlahya saya nggak hafal. Bahkan saya dapat informasi ada juga TKI yang berangkat lewat travel umroh,” katanya.

    Ditambahkan Al Hamidi, selain penempatan tenaga kerja di luar negeri, pihaknya juga melakukan penempatan kerja di dalam negeri.

    Diketahui, untuk penempatan tenaga kerja di dalam negheri dibagi menjadi tiga kategori.

    Pertama, penempatan tenaga kerja lokal yang dilakukan melalui bursa kerja, kedua penempatan tenaga kerja antar provinsi. Dan ketika penempatan tanag kerja transmigrasi.

    “Untuk yang antar provinsi kita juga sudah kerjasama dengan pemerintah Batam dan Manado. Tapi masalahnya dua daerah itu UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) masih di bawah Banten, jadi jarang ada yang mau. Selain tiga itu kita juga melakukan program perluasan kesempatan kerja salah satunya dengan mengajak masayarakt untuk membuta usaha mandiri. Supaya bisa bekerja sendiri, dagang apalah pokonya kerja,” jelasnya.

    Terpisah, Humas Kantor Imigrasi Klas II Serang, Teuku Fausa Fenrian mengaku, pihaknya belum mendapatkan data resmi berapa jumlah warga Banten yang membuat paspor sebagai syarat bekerja ke luar negeri. “Saya belum tahu mas. Nanti saya koordinasikan dulu yah,” ujarnya. (RUS/AZM)

  • Ekspor Komoditas Pertanian Banten Meningkat

    Ekspor Komoditas Pertanian Banten Meningkat

    Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil saat melakukan monitoring pemeriksaan karantina di gudang pemilik, PT Golden Green Mills, Kecamatan Ciwandan, Rabu (9/10). LUKMAN HAPIDIN/BANTEN POS

    CILEGON, BANPOS – Kementerian Pertanian melalui data automasi IQFAST diwilayah kerja Karantina Pertanian Cilegon mencatat, adanya tren peningkatan ekspor komoditas pertanian asal Banten.

    Pertama, indikator ragam komoditas hingga September 2019 tercatat 23 jenis dibanding periode yang sama di tahun 2018 hanya 15 jenis. Penambahan jenis komoditas masing-masing antara lain akar pasak bumi, daun sirsak kering, kelor, gandung pellet, herbarium, gandum olahan, rumput laut dan tepung terigu.

    Indikator lainnya adalah jumlah eksportir, yang bertambah 4 sehingga menjadi 16 eksportir dan negara tujuan ekspor menjadi 31 negara. Tambahan 6 negara tersebut adalah Jepang, Afrika Selatan, Tonga, Irak, East Timor dan Timor Leste.

    “Program Agro Gemilang yang telah dicanangkan pak Mentan di awal tahun ini mulai memetik hasil, salah satunya di Banten,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil saat melakukan monitoring pemeriksaan karantina di gudang pemilik, PT Golden Green Mills, Kecamatan Ciwandan, Rabu (9/10).

    Menurut Jamil, program Ayo Gerakan Ekspor komoditas pertanian oleh Generasi Milenial Bangsa yang digagas pihaknya, berupa bimbingan teknis bagi pelaku usaha dibidang agribisnis, khususnya kaum muda atau yang baru mulai memasuki pasar ekspor.

    Seperti diketahui di era perdagangan global saat ini, pemenuhan persyaratan teknis Sanitary and Phytosanitary (SPS) pada produk pertanian yang akan diekspor menjadi syarat mutlak. Untuk itu, Barantan dengan tugas dan fungsi sebagai fasilitator perdagangan produk pertanian menjadi garda terdepan dalam mengawal produk ekspor pertanian. “Selaku otoritas karantina, kami menjadi penjamin kesehatan dan keamanan produk agar dapat diterima di negara tujuan ekspor,” tambah Jamil.

    Program ini dilakukan secara serentak di Unit Kerja Karantina Pertanian seluruh Indonesia dan terus dipantau peningkatan kinerja eksportasinya.

    “Jika ada hambatan, kita mitigasi dan carikan solusinya bersama-sama dengan direktorat teknis, pemerintah daerah, asosiasi dan pelaku usaha. Juga jika ada hambatan dengan negara mitra dagang, kamipun lakukan upaya harmonisasi persyaratan teknis, tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Raden Nurcahyo Nugroho menyampaikan lalu lintas komoditas pertanian antar area Jawa dan Sumatera serta antar negara yang melalui wilayah kerjanya cukup tinggi. Untuk itu selain penerapan layanan dengan sistem 24/7, pihaknya juga telah memilki inovasi SOP Checker.

    “Inovasi yang berbasis-web ini dimaksudkan agar dapat mengontrol pelaksanaan layanan karantina yang sesuai dengan standar prosedur yang berlaku. Ini perangkat pengendali, baik administrasi maupun teknis, sehingga pengguna jasa dipastikan mendapat layanan prima, terlebih bagi proses bisnis ekspor, layanan “karpet merah” kami siapkan,” kata Raden.

    Di kesempatan yang sama, Kepala Barantan juga melepas komoditas ekspor asal Provinsi Banten dengan total volume 916 ribu metric ton senilai Rp. 3,7 miliar. Produk berupa olahan dari sub sektor tanaman pangan masing-masing adalah Corn Starch, Wheat Brand, Whead Flour ke negara Philiphina dan Papua New Guinea.

    Diketahui di tahun 2019 (Januari s/d September) ketiga perusahaan yaitu PT. Tereos FKS Indonesia, PT. Bungasari Flour Mills dan PT. Golden Grain Mills telah merealisasikan nilai ekspor masing-masing. PT. Tereos FKS Indonesia yaitu 37,9 juta MT dengan nilai Rp. 151, 5 miliar, PT. Bungasari Flour Mills yaitu 7,04 juta MT dengan nilai Rp. 29,4 miliar dan PT. Golden Grain Mills yaitu 2,6 juta MT dengan nilai Rp. 7,9 miliar.

    Sementara PT. Tereos FKS Indonesia dalam realisasi ekspor (Januari s/d September) mencatat kenaikan 96,96% dari tahun 2018 yakni sebanyak 16,6 juta MT dengan nilai Rp. 76,9 miliar dibandingkan di tahun 2019 sebanyak 37,9 juga MT dengan nilai Rp. 151,5 miliar.

    “Ekspor produk pertanian dalam bentuk jadi atau minimal setengah jadi sangat kita apresiasi. Selain margin keuntungannya bisa lebih besar, juga dapat menyerap tenaga kerja,” kata Raden.

    “Bersama dengan seluruh staleholder kita optimalkan program Agro Gemilang agar bisa mendongkrak kinerja ekspor pertanian. Kami juga mengajak masyarakat untuk bersama menjaga status kesehatan hewan dan tumbuhan agar produk pertanian kita aman dikonsumsi, lestari dan laris di pasar global,” tutupnya. (LUK/RUL)

  • Koekoet Cafe Di Launching, Wali Kota Harap Dapat Dongkrak PAD

    Koekoet Cafe Di Launching, Wali Kota Harap Dapat Dongkrak PAD

    SERANG, BANPOS – Pertumbuhan kafe di Kota Serang cukup pesat. Maka dari itu, Pemkot Serang berharap keberadaan kafe ini dapat membantu Kota Serang, dalam mendongkrak PAD.

    Demikian disampaikan oleh Wali Kota Serang, Syafrudin. Menurutnya, banyak manfaat yang didapatkan oleh masyarakat maupun Pemkot Serang, dari keberadaan kafe ini.

    “Kehadiran kafe itu dapat memberikan manfaat untuk masyarakat dan Kota Serang. Karena, selain menjadi tempat silaturahmi, Kafe juga dapat menyumbang pajak dan PAD,” ujar Syafrudin seusai menghadiri peresmian Koekoet Cafe, Selasa (8/10).

    Menurutnya, Pemkot Serang sangat menyambut baik keberadaan kafe-kafe baru, yang ada di Kota Serang.

    “Jadi kami menyambut baik kehadiran kafe-kafe yang ada, jadi dapat membantu kami dalam mendongkrak PAD Kota Serang,” ucapnya.

    Syafrudin mengaku, kafe merupakan tempat untuk bersilaturahmi. Namun ia mengingatkan, jangan sampai kafe dijadikan sebagai tempat bermaksiat.

    “Sebenarnya kalau berbicara kafe, itu kan satu tempat untuk bersilaturahmi sambil ngopi dan makan. Yang penting jangan disalahgunakan seperti mabuk,” tegasnya.

    Sementara itu, pemilik Koekoet Cafe, Eli Mulyadi, mengatakan bahwa didirikannya cafe ini, berdasarkan kebutuhan dan trend anak muda zaman sekarang.

    “Ya kan trend masyarakat, anak muda itu untuk tempat ngopi dan santai-santai. Itu sudah menjadi trend hidup. Sehingga kami melihat peluang itu,” ucapnya kepada BANPOS.

    Menurutnya, cafe yang ia bangun ini, memiliki kelebihan tersendiri. Diantaranya yaitu memiliki konsep satu tempat, banyak layanan.

    “Perbedaan konsep, yaitu kami terpadu. Jadi tidak hanya mengopi, bisa sekalian potong rambut, mau rental band, ada photo booth untuk selfie, dan ada pojok literasinya,” jelasnya.

    Ia mengatakan, kafe yang lebih fokus pada kopi asli Banten ini, diinisiasi secara mendadak. Bermula dari banyaknya komunitas yang berkumpul, dalam satu tempat.

    “Ini sebenarnya mendadak kami rencanakan. Kebetulan kami ada beberapa komunitas, baik komunitas motor, musik, hingga anggota-anggota dewan,” terangnya.

    Kendati demikian, ia mengaku bahwa kafe ini tetap ramah terhadap pelajar mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya menu, yang harganya terjangkau bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.

    “Karena saya harus menjangkau kalangan pelajar dan mahasiswa. Harganya mulai dari yang Rp10.000, ada yang Rp15.000. Ada juga yang harga khusus pejabat itu di atas Rp25.000,” tandasnya. (DZH)