Kategori: EKONOMI

  • Seribu Ton Beras Disiapkan Antisipasi Kerawanan Pangan

    Seribu Ton Beras Disiapkan Antisipasi Kerawanan Pangan

    SERANG, BANPOS – Sekitar 1,235 ton beras dari cadangan pangan daerah disiapkan untuk mengantisipasi kerawanan pangan yang disebabkan kekeringan karena dampak El Nino maupun kemiskinan ekstrem.

    “Cadangan pangan yang kita miliki sebanyak 1,235 ton sampai 1.240 ton. Ada di gudang Bulog saat ini,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluh (DKPP) Banten, Aan Muawanah, Kamis.

    Ia mengatakan, selain cadangan pangan yang ada saat ini, Pemprov Banten juga akan menambah persediaan dengan membeli sekitar 1.100 ton beras yang anggarannya bersumber dari APBD Banten 2023.

    “Khawatir tidak mencukupi, kita juga akan menambah stok sekitar 1.100 ton,” katanya.

    Menurut dia beras tersebut saat ini sebagian sudah disalurkan bagi masyarakat yang sudah terdata yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.

    “Kita sudah kemas masing-masing 10 kilogram. Kita bagikan pada masyarakat yang berhak menerima,” katanya.

    Selain penanganan kemiskinan ekstrem, beras tersebut juga disiapkan untuk mengantisipasi masyarakat petani yang terkena dampak kekeringan akibat El Nino.

    “Kalau di Banten kondisinya rendah menuju sedang atau moderat. Mudah-mudahan tidak berdampak,” katanya.

    Apalagi, kata dia, beberapa daerah di Banten pada periode Juli-Agustus 2023 ini akan melaksanakan panen sawah, sehingga persediaan pangan bisa bertambah.

    “Untuk saat ini ketersediaan pangan di Banten cukup aman ” katanya.

    Pihaknya juga saat ini sedang menggalakkan gerakan pangan murah, sebagai salah satu langkah juga untuk mengantisipasi kerawanan pangan. Gerakan pangan murah tersebut dengan mendatangi lokasi-lokasi keramaian untuk menjual pangan murah terutama beras.

    “Kami juga buka toko pangan murah yang kami kelola. Jelas harganya beda dengan harga pasar. Sebagai contoh, kemarin harga daging ayam di pasaran Rp40 sampai Rp42 ribu, kami bisa jual Rp35 ribu per kilo,” jelasnya. (RUS/AZM)

  • Pelaku UMKM Lebak Bisa Pajang Produk di Alfamidi

    Pelaku UMKM Lebak Bisa Pajang Produk di Alfamidi

    LEBAK, BANPOS – Produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Lebak diberikan peluang dijual atau dipajang di gerai minimarket Alfamidi. Disebutkan, Midi Utama Indonesia membuka peluang bagi pengusaha lokal khususnya UMKM untuk meningkatkan pendapatannya dengan menjual produknya di waralaba tersebut.

    Seperti dijelaskan Corporate Communication Alfamidi, Retriantina Marhendra. Ia menyebut bahwa pihaknya sangat terbuka bagi pengusaha lokal untuk meningkatkan jaringan penjualannya. Upaya ini merupakan wujud dukungan terhadap program pemerintah dalam upaya pengembangan UMKM, dan menciptakan sinergi yang baik dengan pengusaha kecil.

    “Melalui kerja sama ini diharapkan dapat membantu pemasaran produk UMKM,” ujar Retriantina saat pembukaan sosialisasi kemitraan Alfamidi-UMKM di Kantor Sekretaris Daerah (Setda) Lebak, Kamis (27/7).

    Meski demikian, menurut Retriantina, produk UMKM yang akan dipasarkan di Alfamidi tentunya sudah melalui tahap seleksi kualitas baik dari segi rasa, legalitas dokumen maupun kemasan.

    “Selain itu syarat yang harus dipenuhi pelaku UMKM untuk menjual produknya di gerai Alfamidi adalah sertifikasi halal, sertifikasi BPOM, PIRT, syarat kemasan dan lain-lain,” jelasnya.

    Diketahui, komoditas kemitraan yang disosialisasikan Alfamidi di Kantor Setda Lebak di antaranya makanan kemasan, minuman kemasan khas lokal hingga buah dan sayuran.

    Sementara, salah satu pegiat UMKM yang ikut jadi peserta, Siti Suheni, mengaku merasa terbantu dengan adanya program sosialisasi kemitraan UMKM Alfamidi tersebut.

    “Sosialisasi seperti ini positif bagi kami, Saya mendukung sekali, dan berharap kerja sama terus berkelanjutan. Karena UMKM itu butuh pemasaran,” tuturnya.

    Terpisah, Asisten Daerah Bidang Ekonomi Pembangunan-Kabupaten Lebak, Azis Suhendi mengapresiasi terobosan Alfamidi dalam mendukung UMKM lokal di Lebak.

    “Semoga keberadaan Alfamidi bisa memberikan efek positif bagi pertumbuhan UMKM di Lebak,” harapnya. (WDO/DZH)

  • Mamin Sumbang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Mamin Sumbang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    JAKARTA, BANPOS – Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, mengatakan bahwa industri makanan dan minuman (mamin) mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.

    Putu menyampaikan, pertumbuhan industri mamin pada triwulan I/2023 tumbuh sebesar 5,35 persen. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional 5,03 persen pada periode yang sama.

    “Industri makanan dan minuman merupakan motor pendorong pertumbuhan industri pengolahan non migas di Indonesia,” ujar Putu saat pembukaan Food and Hotel Indonesia di Jakarta, Selasa (25/7).

    Berdasarkan data Kemenperin, pada triwulan I/2023, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 38,51 persen terhadap pendapatan domestik bruto (PDB). Kinerja industri non migas sendiri mencetak pertumbuhan 4,67 persen pada triwulan II/2023.

    Menurut Putu, industri makanan dan minuman merupakan subsektor yang berkontribusi terbesar yang berkontribusi pada PDB nasional. Pada periode Januari-Juni 2023, neraca perdagangan makanan dan minuman Indonesia mencapai 11,84 miliar dolar AS.

    Oleh karena itu, industri makanan dan minuman harus terus dikembangkan dengan membuka pasar-pasar baru sehingga neraca perdagangannya semakin tumbuh.

    Lebih lanjut, industri makanan dan minuman juga dinilai sebagai subsektor yang strategis dan bisa menjadi sebuah investasi yang menarik bagi negara lain.

    “Jadi industri makanan dan minuman ini sangat strategis dan juga investasi yang paling menarik di Indonesia. Nomor satu kan industri mengolah logam, kemudian industri kimia dan ketiga industri makanan dan minuman,” kata Putu.

    Putu mengatakan, iklim industri makanan dan minuman yang sedang dalam kondisi prima ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

    Pemerintah dan Kemenperin selalu berupaya untuk meningkatkan ekspor melalui beberapa kebijakan untuk peningkatan daya saing industri serta perluasan akses pasar ekspor.

    “Karena secara keseluruhan industri makanan dan minuman ini menyerap tenaga kerja 5,7 juta orang. Ini memiliki multiplier effect yang luar biasa,” ujar Putu. (DZH/ANT)

  • Cabai dan Daging Ayam Penyumbang Inflasi

    Cabai dan Daging Ayam Penyumbang Inflasi

    SERANG, BANPOS – Beberapa komoditi di Bantrn mengalami fluktuasi sehingga menjadi penyumbang angka inflasi yang cukup signifikan. Pempro Banten terus meningkatkan komunikasi dengan kabupaten/kota srhingga imflasi dapat ditekan.
    Komoditi yang perlu diperhatikan tersebut diantaranya, cabai merah, daging ayam ras, dan telur.

    “Pada dasarnya dalam pengendalian inflasi ini kita akan terus optimalkan komunikasi bersama Bupati/Wali Kota. Sehingga komoditi yang menyumbang inflasi ini mampu kita kendalikan,” kata Pj Gubernur Banten Al Muktabar kepada wartawan usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri) secara virtual di Pendopo KP3B, Kota Serang. Senin (24/7).

    Ia menjelaskan, beberapa upaya pemantauan lapangan terus dilakukan untuk mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan kedepannya. “Ada beberapa komoditi yang mengalami fluktuasi, kita juga terus mengupayakan langkah-langkah strategis seperti pemantauan harga melalui operasi pasar atau yang lainnya sehingga kita bisa menentukan intervensi apa yang sesuai,” jelasnya.

    Selain itu Al Muktabar juga menyampaikan, Pemprov Banten juga terus menggandeng Pemerintah Daerah untuk bekerja sama mengendalikan komoditi-komoditi yang mengalami fluktuasi. Sehingga, langkah-langkah pengendalian bisa diselaraskan apabila terjadi situasi dan kondisi tertentu.

    “Sebelumnya kita memiliki 3 atau 4 Kabupaten/Kota yang perlu diingatkan untuk dikendalikan. Sekarang hanya menjadi 2 daerah,” ungkapnya.

    “Untuk itu dalam mengantisipasi hal-hal ekstrem seperti penggunaan BTT ketentuannya perlu kita renungkan dalam rangka pengendalian inflasi ini,” lanjutnya.

    Selanjutnya, pihaknya juga akan terus berkolaborasi dengan para pelaku produksi. Sehingga permintaan konsumen dan harga pasar bisa terus dikendalikan.

    “Dengan angka inflasi Provinsi Banten yang mendekati ideal. Kita juga terus menjaga intervensi pasar antara produksi dan konsumen. Dengan begitu keseimbangan di hulu dan hilirnya terjaga,” jelasnya.

    Pada kesempatan tersebut juga, Al Muktabar mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan panic buying serta bijak dalam berbelanja kebutuhan pokok.

    “Untuk masyarakat, kondisi yang cukup terkendali ini kita jangan lakukan panic buying. Karena komoditi secara nasional terkendali pasokannya dari demand dan supply,” ungkapnya. (RUS/AZM)

  • Mau Stop Ekspor Gas, Ini Jurus Menko Luhut

    Mau Stop Ekspor Gas, Ini Jurus Menko Luhut

    JAKARTA, BANPOS – facebook sharing buttontwitter sharing buttonwhatsapp sharing buttonemail sharing buttonsharethis sharing button

    Senin, 24 Juli 2023 15:13 WIB

    Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan kembali buka suara soal rencana stop ekspor gas (LNG). Menurut dia, rencana itu akan ditentukan dalam rapat dengan Presiden Jokowi.

    Hal tersebut dikatakan Luhut usai Penandatanganan Impelementing Arrangement (IA) UK PACT Carbon Pricing di Jakarta, Senin (24/7).

    Dikutip dari Antara, Luhut mengatakan, penghentian ekspor akan diberlakukan bagi kontrak-kontrak yang telah selesai. “Ya nanti kalau kontrak-kontrak yang sudah selesai, kita tidak perpanjang, tapi nanti tunggu rapat dengan Presiden,” katanya.

    Dia menjelaskan, penghentian ekspor LNG dilakukan agar gas yang ada di dalam negeri bisa diolah terlebih dahulu. Namun, pemerintah tetap menghormati kontrak-kontrak yang telah diteken sehingga larangan ekspor hanya berlaku bagi kontrak baru.

    “Jadi ini semua gas kita yang bisa kita downstreaming di industri kenapa diekspor? Kan kita selama ini ekspor LNG, kita impor lagi LPG, kenapa nggak kita buat dalam negeri? Tapi kita akan menghormati semua kontrak yang ada,” katanya.

    Luhut pun tidak bisa memastikan kapan rencana penghentian ekspor dilakukan. Pasalnya, kontrak jual beli gas memiliki tenor waktu yang berbeda.

    Ia hanya menegaskan, pemerintah fokus untuk mendorong hilirisasi di semua sektor, termasuk gas. Luhut juga menambahkan, pemerintah akan mempertimbangkan untuk tidak memperpanjang kontrak ekspor gas ke depannya.

    “Ya kita akan mempertimbangkan untuk tidak lagi,” ujar Luhut.(RMID)

  • Innka Gallery Latih Warga Kelurahan Karangsari Olah Limbah

    Innka Gallery Latih Warga Kelurahan Karangsari Olah Limbah

    TANGERANG, BANPOS – Dalam meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat, Innka Gallery menggelar pelatihan pembuatan produk kreatif dari limbah kulit jagung bersama dengan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kekars, di Kampung Sirnagalih RT. 001/RW. 001, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

    Owner Innka Gallery, Ina Karlina Meulilla, menerangkan kegiatan ini juga merupakan program kerja dari Universitas Prasetya Mulya. Tak hanya itu, KIM Kekars memfasilitasi tempat serta mengajak 30 peserta dari masyarakat sekitar. Pelatihan ini digelar tanpa dipungut biaya dan menggunakan bahan yang mudah didapat dan ekonomis.

    “Pelatihan ini untuk memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa limbah dari unsur tanaman bisa membawa peluang ekonomi bagi keluarga. Apabila dilakukan dan dikembangkan dengan serius dan bersungguh-sungguh. Alhamdulillah para peserta sejak hari pertama digelar masih sangat antusias untuk belajar membuat kerajinan dari limbah kulit jagung ini,” ujarnya.

    Ina mengungkapkan, materi yang diberikan berupa pengetahuan dasar mengenai limbah tanaman, proses pembuatan, dari mulai pola, pewarnaan serta praktek secara langsung membuat kerajinan bunga dari kulit jagung tersebut.

    Selain itu, Ina juga menuturkan pelatihan ini tidak hanya sampai disini saja. Nantinya, ia akan kembali datang untuk melakukan pembinaan terkait progres kerajinan yang mereka buat. Sehingga akan ada evaluasi lanjutan, serta jika produk mereka berhasil menjadi produk nilai jual akan dibantu pasarkan.

    “Para mahasiswa ini akan membantu juga dalam proses pemasaran melalui marketplace dan juga akan dijual bersama dengan produk Innka Gallery. Sehingga ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan tambahan penghasilan,” tutur Inna.

    Sementara itu, Pengurus KIM Kekars, Nasir Salasa, menyambut baik dengan adanya pelatihan ini. Sebab, hal ini juga menjadi informasi yang bermanfaat bagi warga sekitar dalam menghasilkan produk dari limbah tanaman menjadi produk dengan nilai jual tinggi.

    “Diharapkan kegiatan ini juga bisa terus diadakan di wilayah Kelurahan Karangsari ini, sehingga dapat membantu masyarakat sekitar yang ingin memiliki usaha dengan bahan yang mudah dan ekonomis. Kami dari KIM akan selalu memberikan informasi yang bermanfaat bagi warga kami, dalam mendukung program pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap Nasir. (DZH)

  • Masyarakat Diminta Bijak Pilih Jasa Keuangan

    Masyarakat Diminta Bijak Pilih Jasa Keuangan

    LEBAK, BANPOS – Maraknya tren dan inovasi industri pasar dalam hal pelayanan keuangan, membuat ketertarikan masyarakat akan hal tersebut meningkat. Namun, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam memilih jasa keuangan.

    Hal itu disampaikan oleh Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya. Ia mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa bijak dan berhati-hati dalam memilih jasa pelayanan keuangan.

    “Ya setelah kegiatan ini semoga Bapak/Ibu dapat bijak dalam memilih dan memanfaatkan produk pelayanan keuangan baik Perbankan maupun Asuransi,” ujar Iti dalam kegiatan Festival Literasi Cakap Keuangan 2023 yang diselenggarakan di Aula Setda Lebak, Selasa (18/7).

    Iti menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi terkait berbagai informasi strategis, regulasi dan kebijakan-kebijakan terbaru serta sosialisasi program-program untuk kepentingan publik.

    Iti menerangkan, para peserta yang hadir dapat manfaatkan kegiatan ini dengan baik dan menularkan hal positif kepada yang lain. Karena ini bagian dari kolaborasi bersama untuk memajukan daerah, sehingga semua memiliki akselerasi terutama dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Kabupaten Lebak.

    “Sejalan dengan visi Kabupaten Lebak dimana hal ini menjadi bagian dari sinergitas dan kolaborasi Pemkab dengan seluruh stakeholder sehingga kedepan diharapkan ini bisa menjadi ketahanan keuangan di Kabupaten Lebak,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Mentan Dorong Banten Jadi Kawasan Penyangga Ketahan Pangan

    SERANG, BANPOS – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) mendorong Provinsi Banten agar dapat berperan sebagai penyangga ketahanan pangan di Indonesia dalam rangka menanggulangi dampak cuaca ekstrim El Nino yang diperkirakan puncaknya akan terjadi pada Agustus sampai September tahun ini.

    Dalam kunjungannya ke kantor Gubernur Banten pada Selasa (18/7), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa Provinsi Banten, merupakan salah satu daerah yang dinilai memiliki tren akselerasi pertumbuhan pertanian yang positif dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

    Oleh karena itu lah kemudian, Provinsi Banten didorong oleh pemerintah pusat untuk turut berkontribusi dalam upaya antisipasi dampak El Nino tahun ini.

    “Dan hari ini kenapa kita pilih Banten? Sesuai petunjuk bapak Presiden, karena Banten memiliki tren perkembangan dalam tiga tahun, tren peningkatan akselerasi pertanian yang cukup baik. Dan selama tiga tahun bantalan ekonomi Indonesia itu oleh pertanian, dan salah satu provinsi adalah Banten,” katanya kepada awak media pada Selasa (18/7).

    Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa, setidaknya dibutuhkan lahan seluas 500.000 hektar. Dari luas lahan tersebut diharapkan mampu menghasilkan gabah padi sebanyak 3 juta.

    Dengan jumlah pasokan sebanyak itu, mantan Gubernur Sulsel itu pun menilai cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Indonesia.

    Untuk dapat bisa mencapai target tersebut, maka Provinsi Banten diharap mampu memberikan kontribusi terhadapnya.

    “Kami butuh 500.000 hektar untuk konsentrasi, kali enam berarti ya kurang lebih 3 juta gabahkan. Dibagi dengan 50 persen menjadi beras, berarti 1,5 juta. Ngambil di mana? Salah satunya di Banten,” jelasnya.

    Namun dalam upaya pemenuhan target tersebut, pemerintah tidak hanya mengandalkan Provinsi Banten saja, melainkan ada enam daerah lain yang dianggap mampu turut berkontribusi dalam upaya membangun ketahan pangan.

    Daerah-daerah itu di antaranya seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.

    “Ada enam provinsi yang akan saya siapkan dan tiga pendampingnya, antara lain di Jawa ini. Jawa Timur, Tengah, Jawa Barat, dan Banten,”
    “Kemudian Sumatera itu ada Sumut, Sumsel, ada Sulawesi Selatan di Utara. Dan pendamping lain adalah NTB dan Kalimantan Selatan, kurang lebih seperti itu,” imbuhnya.

    Sementara itu, Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan bahwa, secara umum petani di Provinsi Banten siap untuk melaksanakan program ketahan pangan dalam upaya antisipasi terjadinya El Nino di Indonesia.

    Hanya saja, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti soal ketersediaan pupuk dan juga alat penunjang pertanian seperti traktor.

    “Minggu ini kita sudah mendesain program. Secara umum bahwa kita sebenarnya ready ya, bagi petani kita itu semuanya siap. Tinggal nanti umpannya kebutuhan traktor, kemudian juga pupuk, bibit. Tadi pak menteri juga menyampaikan bibit yang paling menentukan dengan segala tata usaha tani lainnya,” jelas Al Muktabar.

    Dianggap sebagai salah satu daerah dengan potensi yang besar di sektor pertanian, Al Muktabar sesumbar mampu memenuhi permintaan kebutuhan padi nasional, sesuai yang diminta oleh pemerintah pusat, berapapun jumlahnya.

    “Kita seoptimal mungkin. Berapa pak menteri mau, kita akan siapkan,” tegasnya. (MG-01/AZM)

  • Banten Bidik Investasi Rp80 Triliun

    Banten Bidik Investasi Rp80 Triliun

    SERANG, BANPOS – Provinsi Banten ditargetkan oleh Pemerintah Pusat harus mampu menyerap investasi mencapai angka Rp80 triliun di tahun ini.

    Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Virgojanti pada beberapa waktu lalu.

    “Di tahun 2023 ini kita ditargetkan oleh pusat, kalau pusat tidak ada perubahan ya, pusat kan di kisaran Rp1.300 sampai Rp1.400 Triliun, Banten kebagian antara Rp70 sampai Rp80 Triliun. Jadi saya punya PR Rp80 Triliun ini tahun 2023,” kata Virgojanti.

    Di tahun sebelumnya, nilai investasi di Provinsi Banten mampu mencapai lebih dari Rp80 triliun pada 2022 lalu.

    “Investasi di Banten kita untuk tahun 2022 terealisasi sebesar Rp80,22 Triliun,” terangnya.

    Dari capaian tersebut, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu penyumbang terbesar dari investasi yang ada di Provinsi Banten. Besarannya mencapai Rp20 triliun.

    “Rp20 Triliun kemarin disumbang dari sektor UMKM dari Rp80 Triliun,” ucapnya menambahkan.

    Sementara itu di pertengahan tahun ini, Virgojanti menyebutkan bahwa, berdasarkan laporan Triwulan I nilai investasi di Provinsi Banten baru menyentuh di angka Rp25,7 triliun atau sekitar 32 persen dari target yang telah ditetapkan.

    Namun ia mengaku, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan laporan Triwulan Kedua nilai investasi di Provinsi Banten. Oleh karenanya, Virgo mengaku bahwa pihaknya masih menunggu laporan terkini perihal capaian realisasi investasi Provinsi Banten.

    “Nah di Trilwulan I ini sudah terealisasi Rp25,7 Triliun. Ya, kita kan masih punya empat Triwulanan lagi ya, di Triulan kedua ini saya sedang tunggu rilisnya dari Kementerian BKPM,” tuturnya.

    Melihat laporan yang ada saat ini, Kepala DPMPTSP Banten yang juga menjabat sebagai Plh Sekda Banten itu pun mengaku bahwa capaian itu masih terbilang rendah.

    Maka dari itu, dirinya mengatakan bahwa akan berupaya semaksimal mungkin, agar mampu mengejar ketertinggalan tersebut. Salah satu upaya yang akan dilakukannya adalah dengan peningkatan sinergitas dengan Kabupaten/Kota.

    “Ya pertama kami dari DPMPTSP tentunya bersinergi dengan kabupaten/kota, kita dorong kepada investor untuk menyampaikan laporan terkait perkembangan investasinya. Jadi laporan ini kalau kewenangannya kabupaten/kota kan yang industri kecil menengah nya ya mereka siapkan, kita yang besarnya, seperti itu,”

    “Ini secara berjenjang kita sampaikan melalui OSS. Sehingga kadang-kadangkan investasi itu bukan yang tercatat ketika mau akan bermulai usaha saja. Setelah sekian tahun kan mereka ada penambahan kapasitas, perluasan pabrik,” ucapnya.

    Saat disinggung perihal investasi tertinggi di Provinsi Banten, ia menyebutkan ada beberapa bidang yang nilai investasi nya cukup terbilang tinggi, di antaranya seperti pengolahan petrokimia dan juga alas kaki.

    “Kita di industri olahan ya, kimia, itu masih cukup unggul. Kemudian pengolahan petrokimia dari berbahan baku minyak dan gas. Kemudian alas kaki juga cukup banyak di kita,” pungkasnya. (MG-01/AZM)

  • Ekonomi Tumbuh di PPI Binuangeun

    Ekonomi Tumbuh di PPI Binuangeun

    LEBAK, BANPOS – Kegiatan bongkar muat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun, Desa Muara Kecamatan Wanasalam dipastikan memicu laju ekonomi warga kawasan setempat. Aktivitas bongkar muat ikan hasil tangkapan kapal nelayan itu dijual kepada para pedagang bakul-bakul ikan, yang ada di wilayah Binuangeun dan Lebak selatan (Baksel).

    Aktivitas ekonomi itu berputar dari hasil bongkar muat kapal nelayan lokal yang berukuran di bawah 5 Gross Ton (GT) dan juga di atas 5 GT. Bahkan, bongkar muat juga dilakukan oleh nelayan kapal Cakalang dari luar wilayah Banten.

    “Jika kapal turun kami langsung buru untuk membantu pendaratan hasil tangkapan. Nanti dibawa ke lelang untuk dijual ke pembeli, kebanyakan para pedagang bakul-bakul. Ikutan kuli lah,” ungkap Piyan, yang mengaku cuma kuli bongkar di sekitar dermaga PPI.

    Senada, warga Desa Muara lainnya, Anas, yang sudah belasan tahun turut mengais rezeki dengan bekerja pada aktivitas bongkar muat PPI tersebut, mengaku terbantu dengan kegiatan itu.

    “Terus terang saya sudah lebih 12 tahun menggantungkan nasib di sini demi mendapatkan penghasilan kebutuhan ekonomi keluarga. Ya dengan ikut bekerja bongkar muat ikan di PPI Binuangeun, Alhamdulillah hidup saya terbantu,” ungkapnya.

    Sementara, salah seorang juru mudi KM kecil di bawah 5 GT yang biasa bongkar muat PPI tersebut, Sopyan, membenarkan bahwa warga kerap terlibat pada kegiatan bongkar muat kapal.

    “Iya kalau kapal yang saya di bawah lima GT, kita biasanya berangkat sore pulang pagi. Alhamdulillah kalau lagi baik, selalu dapat ikan lumayan,” ujarnya.

    Terpisah, salah seorang awak kapal cakalang dari luar Banten, sebut saja Asep, mengaku kerap juga bantu pengiriman ikan jualan tangkapannya untuk PPI Binuangeun. Hal itu menurutnya karena banyak permintaan dari dermaga setempat.

    “Iya kita sih mencari ikannya juga di kawasan ini. Tapi kapal kita ukuran besar, kita juga bawa surat-surat lengkap untuk cari ikan berhari-hari di kawasan Banten ini. Tapi lokasi kita di tengah yang jauh, hanya kalau ada permintaan ikan dari dermaga terdekat seperti Binuangeun, ya kita juga bantu dengan jual ikan tangkapan kita ke mereka,” terangnya.

    Salah seorang pedagang di lelang setempat membenarkan sering beli ikan dari kapal luar untuk didagangkan di PPI. Hal itu karena selalu banyak permintaan ikan yang tidak terpenuhi oleh nelayan lokal.

    “Kita juga selalu butuh barang jualan ikan dari kapal luar, jadi kita beli juga karena kebutuhan ikan di sini. Karena tidak semua ikan pesanan kita dari tangkapan nelayan lokal ada di mereka, jadi kita beli dari kapal besar untuk jualan kita. Dan itu juga turut membantu kebutuhan ekonomi di sini,” ungkapnya. (WDO/DZH)