INDONESIA, BANPOS – PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) memastikan, proses Pemenuhan Modal Inti sesuai yang disyaratkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) akan tercapai pada November 2022 ini.
BNC saat ini dalam pelaksanaan proses Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Right Issue.
“Prosesnya masih berjalan sesuai dengan jadwal dan saat ini sedang menunggu persetujuan dari OJK,” jelas Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan dalam keterangan resminya, Selasa (8/11).
Pernyataan tersebut, menyusul sebelumnya terkait pemberitaan beberapa bank saat ini belum memenuhi modal inti Rp 3 triliun sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK. 03/2020.
Bank Neo Commerce, menjadi salah satu bank yang namanya ada dalam list tersebut. Tjandra melanjutkan, dana yang didapat dari Right Issue ini akan digunakan BNC untuk memperkuat modal inti, serta untuk modal kerja pengembangan Usaha Perseroan antara lain berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Jelang pelaksanaan Right Issue tersebut, BNC menunjukkan pertumbuhan yang semakin mengesankan, khususnya di Kuartal III 2022 ini. BNC juga terus mengembangkan usahanya, yaitu dengan aktif mengeluarkan produk-produk dan fitur-fitur di aplikasi neobank, yang mampu menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Produk dan fitur anyar tersebut antara lain fitur tabungan berjangka (Neo Wish), fitur investasi emas (Neo Emas), dan fitur pinjaman (Neo Loan). Konsistensi BNC dalam memperkenalkan berbagai produk dan fitur inovatif tentunya berimbas terhadap peningkatan indikator kinerja Perseroan.
Hal ini tercermin dalam laporan keuangan di Kuartal III 2022. Sementara dari sisi Fee Based Income (FBI) BNC di kuartal III-2022 naik sebesar 342,03 persen menjadi Rp 254,1 miliar dibandingkan kuartal III-2021 yang hanya sebesar Rp57,49 miliar.
Sedangkan dari sisi penyaluran Kredit, di posisi kuartal III-2022 BNC mencatatkan kenaikan total kredit yang cukup signifikan, yaitu menjadi sebesar Rp 8,9 triliun per September 2022, atau naik dari Rp 3,84 triliun (131,77 persen) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Hasilnya, pada sembilan bulan pertama 2022, pendapatan bunga bersih BNC secara yoy tumbuh secara signifikan, yaitu sebesar 350,78 persen atau menjadi Rp 1,08 triliun.
Selanjutnya, kenaikan Fee Based Income dan pendapatan bunga bersih pada Kuartal III 2022, membuat BNC membukukan laba sebesar Rp 10,1 miliar per September 2022.
Dengan demikian rugi bersih BNC pada September 2022 tergerus menjadi Rp 601,2 miliar, dari Rp 611,3 miliar di periode sebelumnya. BNC memperkirakan akhir tahun 2022 angka rugi bersih akan mengalami penurunan lebih jauh lagi.
“Saat ini kami telah merampungkan proses registrasi pelaksanaan right issue dalam rangka pemenuhan modal inti, dan sedang menunggu persetujuan dari OJK, sehingga pemenuhan modal inti BNC akan tercapai di akhir November ini,” sebut Tjandra.
BNC sebagai Bank Umum dan juga Perusahaan Terbuka, tentunya berkomitmen untuk selalu mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk kewajiban pemenuhan modal inti.
“Dari sisi bisnis, kami juga telah berhasil mencatatkan laba yang mana pada kuartal III tahun 2022 BNC berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 10,1 miliar. Hal ini menjadi indikasi yang baik untuk kinerja BNC seterusnya ke depan,” pungkas Tjandra.(RM.ID)