Kategori: EKONOMI

  • Bhabinkamtibmas Polres Serang Bantu Distribusikan Paket Sembako Bantuan Alumni Akpol 93

    Bhabinkamtibmas Polres Serang Bantu Distribusikan Paket Sembako Bantuan Alumni Akpol 93

    SERANG, BANPOS- Serang melalui personel Bhabinkamtibmas mendistribusikan sebanyak 330 paket sembako bantuan dari Alumni Akpol 1993. Bantuan tersebut diperuntukan bagi santri pondok pesantren serta masyarakat yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level di wilayah hukum Polres Serang.

    “Paket sembako sebanyak 330 ini merupakan bantuan dari para alumni Akpol 1993 untuk diserahkan kepada santri ponpes serta masyarakat yang terdampak PPKM di wilayah hukum Polres Serang,” ungkap Kabag SDM Kompol Ansori saat apel di lapangan Mapolres Serang, Minggu (22/8/2021).

    Ansori menegaskan kepada seluruh personel Bhabinkamtibmas yang ditugaskan harus segera mendistribusikan seluruh paket sembako kepada yang berhak menerimanya agar bisa dinikmati. Menurut Ansori, masih banyak masyarakat yang belum menerima bantuan, oleh karena pembagian sembako ini harus tepat sasaran dan jangan tumpang tindih dengan bantuan lain.

    “Segera distribusikan kan seluruh paket bantuan agar dapat dinikmati oleh masyarakat yang menerimanya. Pastikan pembagian sembako ini tepat sasaran, yaitu masyarakat yang benar-benar belum menerima,” tegas Kabag SDM.

    Kepada personel Bhabinkamtibmas, Kompol Ansori juga mengingatkan agar mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri sesuai protokol kesehatan dalam melaksanakan tugas kemanusiaan yang diamanatkan pimpinan.

    “Mudah-mudahan Allah SWT meridhoi apa yang kita semua lakukan untuk kegiatan kemanusiaan ini. Anggap saja jerih payah yang kita lakukan menjadi ladang ibadah di mata Allah SWT,” kata Ansori.

    Untuk pembagian bantuan paket sembako santri dilakukan secara simbolis oleh perwakilan santi di halaman Mapolres Serang yang diserahkan oleh sejumlah pejabat utama. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan serta menjaga protokol kesehatan demi mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

    “Untuk bantuan paket sembako kita lakukan secara simbolis kepada perwakilan santi. Ini untuk menghindari kerumunan serta menjaga protokol kesehatan,” tandasnya. (MUF)

  • Penuhi Kebutuhan Buku dan Alat Tulis, Gramedia Buka Gerai di Kota Baja

    Penuhi Kebutuhan Buku dan Alat Tulis, Gramedia Buka Gerai di Kota Baja

    CILEGON, BANPOS – Gramedia membuka gerai barunya di Kota Baja yang berlokasi di Jalan Simpang Tiga No.9 & 10, Kelurahan Ramanuju, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Rabu (18/8/2021).

    Pembukaan gerai baru tersebut untuk memenuhi kebutuhan buku dan alat tulis bagi masyarakat Kota Cilegon. Diketahui hingga saat ini, Gramedia memiliki 119 gerai yang tersebar di 33 provinsi dan 54 kota di seluruh Indonesia dengan tak lupa tetap menerapkan standar protokol kesehatan pemerintah.

    “Selama waktu operasional berjalan, Gramedia selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat demi menjaga keamanan dan kenyaman konsumen yang berkunjung,” kata Direktur Operasional Gramedia, V. Sugiarto, Rabu (18/8/2021).

    Kata dia, Gramedia Cilegon menyediakan berbagai produk buku maupun non buku dan memiliki tampilan wajah yang segar dan modern.

    “Koleksi buku yang tersedia di Gramedia Cilegon pun beragam seperti buku agama, novel buku anak, buku pelajaran sekolah, dan beragam jenis buku lainnya,” tuturnya.

    Selain itu, terdapat juga bermacam-macam peralatan sekolah yang lengkap dan berbagai aksesoris serta mainan.

    “Bersama dengan dibukanya Gramedia Cilegon, Gramedia juga mendukung upaya menumbuhkan budaya literasi di masyarakat dengan membagikan Rp5.000.000 kepada dua Taman Bacaan Masyarakat yaitu TBM Barokah dan TBM Lumbung Ilmu di Cilegon dalam bentuk buku,” pungkasnya.

    Diketahui, Gramedia menghadirkan beragam program promo menarik dalam rangka opening Gramedia Cilegon, seperti diskon Rp58.000 untuk buku terbitan Gramedia dengan minimal transaksi Rp250.000 dan tambahan diskon Rp5.000 bagi pengguna MyValue dengan syarat dan ketentuan pada periode 17 sampai 22 Agustus 2021.

    Bagi pengguna Bank BNI khususnya pengguna Kartu Debit BNI Platinum & Emerald dan Kartu Kredit BNI Titanium, Platinum, World, Signature dan Inifinite kecuali Silver, Gold, Corporate & BSI Hasanah Card. Gramedia juga menghadirkan diskon 2.596 untuk seluruh buku terbitan Gramedia dengan minimal transaksi Rp217.000, maksimum diskon Rp85.000 dengan syarat dan ketentuan tertentu. Diskon ini berlaku di Gramedia seluruh Indonesia dan Gramedia.com. Dengan mengikuti akun Instagram @gramediapromo, @gramedia, dan @gramediacilegon, pelanggan juga bisa mendapatkan diskon 10% untuk seluruh buku terbitan Gramedia.

    Untuk kategori non buku, ada juga diskon 58% untuk produk tas Eversac Student Serie dan Eversac Doraemon Backpack, harga spesial masker medis Gramedia Rp58.000, harga spesial pencil case VOS & Estudee Rp5.800, dan Gift With Purchase yaitu bila pelanggan berbelanja Rp150.000 Rp250.000 akan mendapatkan block note/pouch khusus, pembelanjaan Rp250.000 Rp350.000 akan mendapatkan tumbir/mug, dan pembelanjaan lebih dari Rp.400.000 akan mendapatkan payung. Seluruh Gift With Purchaseakan diberikan selama persediaan masih ada.

    Program best price untuk produk stationery, buku buku materi kuliah, tas Eversac dengan harga Rp79.000 dan Rp89.000. Pada periode 22 sampai 29 Oktober 2020, Gramedia juga menghadirkan berbagai hadiah menarik untuk pelanggan. Dengan minimal pembelanjaan Rp150.000, pelanggan bisa mendapatkan berbagai macam hadiah seperti block note, pouch, tumbler, lunch box, payung, sampai headset. Semakin tinggi nilai pembelanjaan, hadiah yang didapat semakin menarik. Selain itu, produk produk Toys & Games juga diberi diskon Rp5.000 dengan minimal pembelanjaan Rp50.000. (LUK)

  • Dewan Bantu Warga Jombang Bangun Rumah

    Dewan Bantu Warga Jombang Bangun Rumah

    CILEGON, BANPOS – Setelah meninjau rumah salah seorang warga Lingkungan Barokah, Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang bernama Nana Maulana yang kondisi rumahnya tidak layak huni, pada Sabtu (14/8/2021) lalu.

    Kali ini, Anggota DPRD Cilegon Rahmatulloh pada Senin (16/8/2021) mendatangi Kantor Kelurahan Jombang Wetan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan bertemu ketua RT, RW, lurah, dan camat.

    Diketahui keluarga tersebut tidak masuk dalam program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang merupakan program Dinas Sosial (Dinsos) Cilegon.

    “Hari ini saya membantu warga di lingkungan Jombang ada masyarakat yang rumahnya kurang layak untuk dihuni,” kata Rahmatulloh kepada awak media saat ditemui di Kantor Kelurahan Jombang Wetan, Senin (16/8/2021).

    Walaupun tidak masuk dalam program RTLH, politisi partai Demokrat itu tidak kehabisan akal untuk membantu warganya.

    Ia berinisiatif membuat proposal yang ditujukan kepada Baznas Cilegon untuk membantu warga supaya mendapatkan bantuan.

    “Baik dari Baznas atau dari Dinsos ataupun dari Pemkot Cilegon, mana saja yang cepat, yang penting ini teranggarkan,” tuturnya.

    Ketua DPC Partai Demokrat Cilegon ini meminta Pemkot Cilegon melalui Dinsos Cilegon agar menganggarkan dana yang lebih besar.

    “Jumlah 142 RTLH yang dibagi untuk 8 kecamatan itu terlalu sedikit. Penerima RTLH itu paling 7-15 juta. Anggaran sebesar itu hanya untuk apa? Paling hanya untuk lantai ataupun dinding, sementara yang kami lihat di lapangan atapnya harus dibongkar, terus dindingnya dan kelayakannya harus benar- benar dibantu, apalagi mereka adalah orang-orang yang terimbas PPKM yang tidak punya penghasilan selama hampir 1 tahun lebih ini,” terangnya.

    Rahmatulloh juga meminta agar pihak kelurahan maupun kecamatan dapat mengakomodir warga yang benar-benar membutuhkan bantuan RTLH.
    Sementara, terkait dengan persoalan perubahan administrasi dari Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan (SIMRAL) ke Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) menurut Rahmatulloh, bukan menjadi alasan tidak mengajukan RTLH tahun ini.

    “Jika pihak kelurahan maupun kecamatan kesulitan dan terlambat untuk pengajuan ke depan harus dievaluasi oleh pemerintah daerah. Karena kecamatan yang lain nyatanya mampu mengajukan dan bisa mendapatkan anggaran rutilahu (RTLH) kecuali Kecamatan Jombang,” katanya.

    Pihaknya di Parlemen mendorong anggaran untuk RTLH agar lebih besar untuk kesejahteraan masyarakat Cilegon.

    “Kami di DPRD akan mendorong anggaran agar mereka dapat anggaran tersebut supaya banyak warga atau masyarakat yang terbantu RTLH nya,” tandasnya.

    Menanggapi hal itu, Camat Jombang AH Junaedi mengatakan, pihaknya akan melakukan audiensi dengan DPRD Cilegon untuk memberikan jawaban sebenarnya atas adanya warga yang belum terakomodir mendapatkan bantuan RTLH di wilayahnya. “Saya lagi bikin surat dan tadi saya ngomong sama dewan, tolong kawal surat saya untuk audiensi hari Kamis (19/8/2021),” tuturnya.

    Saat disinggung terkait persoalan kolegial yang menyangkut seluruh masyarakat, kata Junaedi dapat diselesaikan bersama antara pihak eksekutif dan legislatif. “Saya tidak akan bicara tanpa data, semuanya akan saya bacakan di sana,” tutupnya. (LUK)

  • Setahun Konsumsi Sabu, Buruh Pabrik asal Padarincang Dicokok Polisi

    Setahun Konsumsi Sabu, Buruh Pabrik asal Padarincang Dicokok Polisi

    SERANG, BANPOS- Dipercaya bisa meningkatkan stamina, AM (53) seorang buruh pabrik warga Desa Citasuk, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, nekad mengkonsumsi sabu. Tersangka sudah mengkonsumsi sabu sekitar setahun.

    Tersangka AM ditangkap Tim Opsnal Satresnarkoba Polres Serang selepas mengambil sabu pesananan di Jalan Raya Serang – Pandeglang, Kelurahan Cipate, Kota Serang pada Kamis (12/8) sekitar pukul 23:00 WIB.

    “Motif tersangka AM mengkonsumsi sabu untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak cepat lelah. Dan tersangka mengaku sudah satu tahun menggunakan sabu,” ungkap Kasatresnarkoba Iptu Michael K Tandayu kepada awak media, Senin (16/8/2021).

    Michael menjelaskan tersangka AM diamankan tim opsnal yang dipimpin Ipda Jonathan Sirait saat bertugas patroli rutin kamtibmas. Karena gerak-geriknya mencurigakan petugas melakukan penggeledahan dan didapati satu paket sabu dari saku celana tersangka.

    “Berbekal barang bukti yang ditemukan, tim opsal kemudian melakukan penggeledahan di rumah tersangka dan mendapati seperangkat alat hisap sabu yang ditemukan dari dalam lemari,” terang Kasat.

    Dalam pemeriksaan, Kasat menjelaskan, tersangka mendapatkan sabu dari bandar yang mengaku bernama Yongki warga Kota Serang. Namun dirinya tidak mengetahui secara jati diri Yongki karena transaksi dan pengambilan sabu tidak dilakukan secara langsung.

    “Tersangka AM bertransaki lewat komunikasi telepon, sedangkan pengambilan barang pesanan di lokasi yang sudah ditentukan oleh si penjual. Dari penjual bernama Yongki ini, tersangka mengaku sudah 3 kali mendapatkan paket sabu,” terang Michael.

    Kasat mengingatkan kepada masyarakat untu tidak menggunakan narkoba, apapun jenisnya. Meski dipercaya oleh pemakainya bisa meningkatkan stamina namun itu hanya sesaat.

    “Efek samping yang sebenarnya terjadi adalah kerusakan keseimbangan sistem pada otak dan merusak organ tubuh lainnya. Oleh karena itu, jangan pernah mencoba. Sekali menggunakan akan ketagihan,” tandas Michael. (MUF)

  • Pengusaha Ikut Buntung

    Pengusaha Ikut Buntung

    BUKAN hanya masyarakat saja yang ‘buntung’ dalam program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Ternyata, pelaku usaha material pun juga terkena dampak dugaan permainan oknum fasilitator program RTLH di Provinsi Banten.

    Salah satu pengusaha material asal Cikeusal, Tb. Aep Saepulloh, mengaku bahwa dirinya turut buntung dalam pelaksanaan program rehabilitasi RTLH. Bedanya, program yang ia ikuti yakni program milik Pemprov Banten.

    Mulanya, Aep mengaku dihubungi oleh rekannya berinisial T. Menurut T, ada proyek yang bisa digarap oleh Aep yakni borongan bahan material untuk program rehabilitasi RTLH. Untuk besaran nominalnya yakni Rp22,5 juta per unit, dan ia mendapatkan proyek untuk 9 unit rumah.

    “Bulan November lalu saya dikenalin sama teman saya namanya T, dengan perempuan namanya M. Biasa disebut Ami dan Itoh. Saya ketemuan di Solaria, setelah Ashar. Ditawari proyek RTLH di Kabupaten Serang Kecamatan Kibin, Tirtayasa, Lebakwangi, Tanara dan Pontang dengan total 9 unit,” ujarnya kepada BANPOS.

    Saat pertemuan tersebut, ia diperlihatkan rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan setiap unit rumah. Tertera dalam RAB tersebut besaran anggaran sebesar Rp22,5 juta. Sebagai seorang pengusaha, ia cukup tertarik mengingat anggaran tersebut sesuai dengan harga modal.

    Namun menurut Aep, rekannya yakni T meminta agar dirinya tidak terburu-buru mengambil proyek tersebut. Selain untuk memastikan anggaran, T menuturkan bahwa ada kemungkinan besaran anggaran bisa ditambah.

    “Bulan Oktober tanggal 23, Itoh menghubungi saya menanyakan perihal pekerjaan tersebut, material kapan dikirim. Saya terima, tidak ada kontrak karena sudah saling percaya. Saya balas, mudah-mudahan hari itu bisa dikirim,” ungkapnya.

    Namun karena kebutuhan materialnya cukup besar, ia pun mencari bantuan dana. Padahal berdasarkan perjanjian, akan ada uang muka sebagai modal pembelian bahan material tersebut.

    “Saya banting tulang kesana kemari cari dana, karena Itoh bilang ada uang muka sekian puluh persen tapi ternyata tidak ada. Alhamdulillah saya masih dipercaya. (Proyek) berjalan, sudah bulan apa, dikasih pakai tanda serah terima uang dari Itoh Rp20 juta,” terangnya.

    Namun setelah beberapa kali pencairan, menurut Aep pencairan tersebut berhenti. Padahal, pengiriman bahan material masih berjalan olehnya. Akan tetapi karena rasa tanggungjawab, Aep tetap mengirimkan bahan material sembari mencari kejelasan akan pencairan pembayaran tersebut.

    Bahkan menurutnya, beberapa kali dirinya harus menanggung pembelian bahan material yang sebenarnya tidak ada di RAB. Hal itu dilakukan lantaran banyak masyarakat yang mengeluh terkait dengan kekurangan tersebut.

    “Yang namanya pengusaha, kami harusnya mengerjakan yang sesuai dengan RAB. Tapi ternyata ada masyarakat yang mengaku kurang, tidak ada barang ini dan itu. Tapi tetap saya berikan, karena kalau saya itu lebih baik tidak ada untung,” ucapnya.

    Seiring perjalanan waktu, persoalan pencairan anggaran belum juga usai. Saat ditagihkan ke Itoh, disebutkan bahwa uang pembayaran sudah diberikan kepada orang yang disebut sebagai Qinoy. Ia pun mengejar Qinoy untuk mendapatkan pembayaran tersebut.

    “Karena saya sudah bingung mau bayar utang bagaimana. Bos saya sudah nagih, kapan mau dibayarkan. Karena kalau tidak segera dibayar, nama saya yang jelek. Makanya saya kejar Qinoy sampai ke rumahnya. Tapi selalu tidak ada kata orang rumahnya. Padahal kalau kata tetangga, Qinoy ada di rumahnya,” ucap Aep.

    Tak berhasil menagih Qinoy, ia pun mendatangi kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Provinsi Banten, untuk menemui pejabat berinisial D yang merupakan pemegang kegiatan tersebut.

    “Saya curhat ke pak D, saya sampaikan bahwa saya bingung bagaimana untuk membayar utang karena anggaran tidak cair-cair. Tapi katanya sudah dicairkan melalui Qinoy itu. Akhirnya tidak ada hasil,” tuturnya.

    Tak habis akal, Aep pun kembali mencari informasi kemana sekiranya ia bisa mendapatkan bayaran. Hingga akhirnya ia mengetahui bahwa Koramil pun turut terlibat dalam program tersebut. Ia pun menemui M di markas Koramil Cipocok Jaya.

    “Saya pun bertemu dengan M untuk meminta kas bon. Tapi ternyata tidak ditanggapi. Maksudnya mah tinggal nanti kalau sudah cair, potong saja dari pembayaran itu,” ungkapnya.

    Bingung persoalan dirinya tak kunjung selesai, kembali datang masalah baru. Pengawas program berinisial A datang kepada dirinya dan menyatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai. Sebab, masih banyak hal yang belum dikirimkan.

    “Loh saya bingung, kok saya ditagih lagi. Seperti engsel, kunci. Padahal dalam Rencana Anggaran Pekerjaan (RAP) itu tidak ada. Tapi kata pengawasnya ada,” jelasnya.

    Ia pun menduga bahwa ada permainan yang dilakukan dalam program tersebut. Usut punya usut, ternyata RAB yang ditunjukkan oleh Itoh kepada dirinya diduga bukan RAB asli. Sebab, material dan nominal yang diberikan berbeda dengan yang diberitahu oleh pengawas.

    “Karena saat saya cari-cari itu ternyata anggarannya Rp50 juta. Kalau saya lihat itu memang RAP-nya Rp31 jutaan. Makanya saya bingung kenapa di RAP tidak ada, tapi ternyata disebutkan harus ada dalam dokumen yang sebenarnya. Dokumen yang diperlihatkan ke saya juga tidak ada kop suratnya,” ucap Aep.

    Menyerah dengan kondisi tersebut, ia pun mendapatkan saran untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib, baik itu Kejati maupun Kepolisian. Mulanya ia tidak mau mengambil langkah hukum, namun karena dorongan dari teman-temannya, ia pun akhirnya melaporkan ke Polres Serang Kota.

    “Sebelum melapor, saya sudah pernah menyampaikan ke pak D kalau saya mau melapor. Tapi katanya kalau lapor, semua ikut kena termasuk saya. Tapi karena dorongan dari teman dan saya juga tidak merasa bersalah, akhirnya Selasa lalu saya laporkan ke Polres Serang Kota,” ucapnya.

    Untuk kerugiannya sendiri, ia menuturkan bahwa hingga saat ini masih terdapat sebesar kurang lebih Rp160 juta yang masih belum dibayarkan. “Yang baru dibayar itu Rp122 juta. Kalau kerugian saya karena menombok itu Rp43 juta,” tandasnya.(MUF/DZH)

  • KIP Siap Berdayakan Nelayan Cilegon dari Hulu ke Hilir

    KIP Siap Berdayakan Nelayan Cilegon dari Hulu ke Hilir

    CILEGON, BANPOS- Dalam upaya pemberdayaan nelayan dari hulu ke hilir, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) berkomitmen untuk mendukung program pengembangan dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan.

    Dimana komitmen perusahaan yang kini dikenal dengan Krakatau International Port (KIP) itu salah satunya yakni turut ambil bagian dalam Festival Nelayan PPKM (Penguatan Pemberdayaan Keluarga Mandiri) yang diadakan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon di Pangkalan Nelayan Tanjung Peni, Sabtu (14/8/2021).

    Direktur Utama KIP Akbar Djohan mengatakan, kegiatan tersebut sangat penting dalam upaya pemberdayaan nelayan dari hulu ke hilir, terutama di sekitar Pelabuhan KIP.

    Akbar yang juga merupakan Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia itu mengatakan, kegiatan yang melibatkan 10 pangkalan Nelayan yang ada di Cilegon itu juga sebagai momen pembuktian bahwa industri bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

    “Kegiatan ini membuktikan bahwa negara hadir dalam upaya pemberdayaan masyarakat, kami Krakatau International Port dan PT Krakatau Niaga Indonesia yang merupakan bagian dari BUMN Krakatau Steel Group, dengan kegiatan ini ingin menunjukkan bahwa kami hadir dalam pemberdayaan nelayan,” katanya.

    Hal itu, lanjut Akbar, sesuai dengan arahan Menteri BUMN agar perusahaan BUMN selalu hadir dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

    “Pak Menteri selalu memberikan arahan kepada kami agar selalu hadir dalam upaya pemberdayaan masyarakat sehingga manfaat adanya BUMN dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” tuturnya.

    Pada kegiatan tersebut, KIP memberikan bantuan berupa alat-alat yang dibutuhkan yang dapat menunjang sarana dan prasarana tangkapan ikan yang dijadikan aset lembaga di pangkalan nelayan. Sehingga diharapkan peningkatan kesejahteraan nelayan dapat terwujud.

    Bantuan yang diberikan itu, ucap Akbar, merupakan salah satu upaya pemecah permasalahan yang selama ini dihadapi para nelayan di Cilegon.

    ”Seperti yang dapat dilihat bahwa bantuan kali ini, selain sembako untuk meringankan beban saat situasi pandemi, ada juga alat-alat seperti coolbox, freezer, genset dan lain-lain. Hal ini merupakan langkah awal dalam upaya memecahkan masalah nelayan di Cilegon selama ini, yang memang harus dicarikan solusinya dari hulu ke hilir,” tutupnya.

    Ditempat yang sama, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilegon Tatang Tarmizi menuturkan, permasalahan yang tengah dihadapi nelayan di Cilegon tersebut harus dapat diselesaikan.

    Tentunya, kata Tatang, dengan dukungan dari seluruh stakeholder terkait untuk mencari solusi dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan.

    “Perlu diingat bahwa apa yang kita terima ini bukan sekedar bantuan, tetapi program yang akan terus berlangsung dalam upaya penyelesaian masalah nelayan selama ini, sehingga diharapkan dengan ini kita dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan khususnya di Cilegon. Saya mewakili nelayan Cilegon berterima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan turut membantu dalam kegiatan ini,” tuturnya.

    Pada kesempatan yang sama, perwakilan PPM School Management Angkatan 70 Wahyu Setyawan mengatakan, selain bantuan berupa sarana dan prasana, pentingnya membangun jaringan untuk berkembangnya nelayan Cilegon juga menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.

    “Kami mengajak salah satu BUMN yaitu PT Perindo (Perikanan Indonesia) untuk menciptakan wadah membangun relasi dan promosi, sehingga tangkapan ikan nelayan dapat berskala industri bahkan ekspor kedepannya,” tandasnya. (LUK)

  • Polisi Gelar Patroli Berskala Besar, Pantau Pusat Keramaian dan THM di Kabupaten Serang

    Polisi Gelar Patroli Berskala Besar, Pantau Pusat Keramaian dan THM di Kabupaten Serang

    SERANG, BANPOS- Petugas gabungan Polres, Kodim dan Pemkab Serang menggelar patroli bersama berskala besar dalam rangka PPKM level 3 di sepanjang jalan raya Serang – Jakarta, mulai dari wilayah Kecamatan Ciruas hingga Cikande, Sabtu (14/8/2021) malam.

    Dalam patroli berskala besar ini, petugas gabungan terus melakukan pemantauan serta mengimbau para pelaku usaha untuk menutup usahanya hingga pukul 21:00.

    Selain menyasar para pedagang serta tempat-tempat keramaian, patroli personil gabungan juga mendatangi lokasi tempat hiburan malam (THM) yang ada di wilayah hukum Polres Serang.

    Dalam patroli itu, pelanggar PPKM yang ditemukan tidak menggunakan masker dihukum push up. Setelah dihukum, mereka mendapatkan hadiah masker serta diminta untuk pulang.

    “Patroli berskala besar melibatkan personil Kodim, BPBD, Satpol PP dan Dishub Serang ini dalam rangka pendisiplinan masyarakat di masa PPKM pandemi Covid-19. Selain itu juga guna mengantisipasi terjadinya gangguan kamtibmas dan kriminalitas,” ungkap Kapolres Serang AKBP Yudha Satria kepada awak media, Minggu (15/8/2021).

    Kapolres menjelaskan dalam patroli gabungan ini pihaknya masih menemui sejumlah toko, pedagang makanan kaki lima yang masih melakukan aktivitas diatas pukul 21:00, namun setelah diberikan imbauan dan pemahanan para pelaku usaha dengan sendirinya menghentikan aktivitas usahanya.

    Selain penegakan disiplin prokes, patroli bersama juga menyasar klub-klub motor agar kendaraannya tidak menggunakan knalpot brong. Kepada klub motor yang biasa mangkal di parkiran pertokoan, petugas juga mengingatkan agar tidak berlaku melanggar hukum.

    “Kita tekankan untuk tidak berlaku melanggar hukum. Pengendara yang tidak bermasker diberikan peringatan dan juga diberikan sanksi push up sebelum diperintahkan pulang,” kata Kapolres.

    Disebutkan Kapolres, selama patroli bersama digelar hingga pukul 23.30, mobilitas warga mulai berkurang dibandingkan sebelumnya. Warga yang tidak punya kepentingan terlihat lebih memilih tinggal di rumah. (MUF)

  • Banyak Warga Miskin Tak Tersentuh Bantuan, Dewan Minta Walikota Cilegon Evaluasi Kinerja Anak Buahnya

    Banyak Warga Miskin Tak Tersentuh Bantuan, Dewan Minta Walikota Cilegon Evaluasi Kinerja Anak Buahnya

    CILEGON, BANPOS – Anggota DPRD Kota Cilegon Rahmatulloh meninjau kondisi rumah milik keluarga Nana Maulana warga Kampung Barokah, Kecamatan Jombang yang kondisinya memprihatinkan dan tidak layak untuk ditempati.

    Menurut pengakuan pihak keluarga. Keluarga Nana Maulana sama sekali tidak pernah mendapat bantuan dari Pemkot Cilegon apalagi masuk dalam program bedah rumah atau program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang digaungkan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon.

    “Saya mendapat informasi bahwa, didepan Yayasan Al-Ishlah, ada rumah warga yang tak layak huni. Katanya kalau hujan kebanjiran, gentengnya bocor eternitnya jebol,” kata Rahmatulloh saat dikonfirmasi, Sabtu (14/8/2021).

    Politisi Partai Demokrat ini mengatakan setelah melakukan pengecekan ke lapangan mendapatkan rumah tersebut diisi oleh empat orang anggota keluarga yakni orang tua dan dua anaknya.

    Ia meminta kepada pimpinan daerah agar mengevaluasi anak buahnya dari tingkat bawah sampai kepala dinas agar hal serupa tidak terjadi kembali.

    “Saya meminta (Walikota Cilegon-red), agar di evaluasi jajaran RT, RW, lurah, camat, hingga dinsos. Karena sering ditemukan masih ada orang tak mampu atau miskin yang butuh perhatian pemerintah, tapi tak tersentuh,” tegasnya.

    “Kita di DPRD akan tegur RT, RW, lurah, camat dan dinsos untuk banyak turun langsung ke lapangan supaya tau, dan bisa kita anggarkan kegiatan RTLH untuk masyarakat yang membutuhkan,” kata Ketua DPC Demokrat ini.

    Anggota Komisi III DPRD Kota Cilegon ini mendesak agar dinas terkait segera mengupdate data masyarakat agar mendapatkan bantuan sosial (bansos) baik dari pemerintah daerah maupun pusat baik rehab RTLH, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) dan bantuan yang lainnya.

    “Masih belum tepat sasaran. Banyak masyarakat yang layak menerima malah ngga dapet,” tandasnya. (LUK)

  • 80 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Diberi Motivasi

    80 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Diberi Motivasi

    SERANG, BANPOS – Sejumlah perempuan rawan sosial ekonomi (PRSE) penerima penerima program usaha ekonomi produktif (UEP) diberi bimbingan dan motivasi oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang, Kamis (12/8). Bertempat di Aula Dinsos, kegiatan tersebut diikuti oleh 80 perempuan dari 6 kecamatan meliputi Padarincang 25 orang, Tirtayasa 5 orang, Pontang 15 orang, Ciruas 10 orang, Kibin 20 dan dari Kecamatan Bandung 5 orang.

    Pelaksana Tugas atau Plt Kepala Dinsos Kabupaten Serang, Nanang Supriatna mengatakan bahwa kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes). Agar tidak menimbulkan kerumunan, pihaknya pun membagi peserta kegiatan menjadi dua sesi.

    “Dari 80 orang atau perempuan yang mengikuti bimbingan dan motivasi terbagi dua, 40 orang pagi dan 40 sisanya siang dengan menerapkan protokol kesehatan (Covid-19),” ujarnya.

    Nanang menyebut bahwa PRSE penerima UEP tersebut berdasarkan pengajuan dalam bentuk proposal pada tahun 2020 lalu, dan direalisasikan tahun 2021. Pengajuan dilakukan secara individu, dan pihak Dinsos menjemput bola dengan mendatangi kepada pihak pemerintah desa dan tenaga kerja sosial kecamatan (TKSK).

    “Yang mengajukan sebanyak 80 orang, semua direalisasi tahun ini,” ungkapnya.

    Sementara itu, Sekretaris Dinsos Kabupaten Serang, Sri Rahayu Basukiwati mengaku, selain diberikan bimbingan dan motivasi, para peserta juga diberikan bantuan masing-masing sebesar Rp2 juta yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Serang tahun 2021. Bantuan tersebut bukan berbentuk uang tunai, melainkan bentuk barang yang dibutuhkan dalam pengajuan masing-masing proposal.

    “Tapi bantuan itu dalam bentuk barang, tergantung pengajuan proposalnya sedang menjalani usaha apa, baik itu menjahit, tata boga atau lainnya,” katanya.

    Yayu menjelaskan, untuk sasaran dalam program tersebut yaitu perempuan sebagai tulang punggung keluarga, yang sudah atau sedang menjalankan kegiatan keterampilnan dan mempunyai UEP. Hal itu untuk memotivasi mereka agar lebih semangat dalam menjalankan usahanya.

    “Ini untuk memotivasi supaya lebih semangat dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi produktif dalam mengembangkan ekonomi lokal, dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi keluarga dan masyarakat lokal,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • Pemkot Serang Diminta Boros, Selama Pandemi Kemiskinan di Kota Serang Meningkat

    Pemkot Serang Diminta Boros, Selama Pandemi Kemiskinan di Kota Serang Meningkat

    SERANG, BANPOS – Pandemi Covid-19 yang terjadi lebih dari setahun membuat angka kemiskinan di Kota Serang meningkat hampir satu persen. Pada 2019, angka kemiskinan di Kota Serang sebesar 5,28 persen. Namun pada 2020, angka kemiskinan naik menjadi 6,06 persen.

    Ketua Kumala Serang, Misbahudin, mengatakan bahwa Pemkot Serang harus fokus dalam penanganan Pandemi Covid-19. Mulai dari vaksinasi, pemulasaraan jenazah, hingga pemborosan anggaran.

    “Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama, coba kalau anggaran (pemborosan-red) ini diberikan untuk masyarakat, tentu sudah bisa membantu mereka dalam menjalani kehidupannya beberapa pekan,” kata dia saat berbicara kepada Walikota Serang, Syafrudin dalam saresehan antara Walikota dan sejumlah elemen mahasiswa di rumah makan Pondok Kelapa, Selasa (10/8). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka refleksi HUT Kota Serang ke 14..

    Menurutnya, dengan adanya kegiatan saresehan tersebut, menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya. Begitupun dengan Pemkot Serang, dapat menjadikan kegiatan itu sebagai transparansi baik sisi pembangunan dan anggaran.

    “Di momen HUT ini juga menjadi bagaimana kami menyampaikan pendapat kepada Pemkot Serang, kami juga menghargai apa yang telah dilakukan oleh Pemkot Serang,” tandasnya.

    Syafrudin sendiri mengakui meningkatnya jumlah kemiskinan akibat pandemi yang telah berlangsung selama setahun lebih. Dia mengatakan bahwa terjadinya peningkatan angka kemiskinan tersebut juga terjadi di daerah-daerah lain. Menurutnya, peningkatan terjadi secara nasional akibat pandemi.

    “Saya kira kemiskinan semua juga meningkat, nasional malah lebih meningkat. Kami kemarin lima persen sekarang enam persen baru nambah 1 persen. Nasional itu lebih dari empat persen peningkatannya,” ujarnya kepada awak media usai mengikuti Rapat Paripurna HUT Kota Serang ke-14 di gedung DPRD Kota Serang, Selasa (10/8).

    Menurut Syafrudin, pihaknya akan terus berupaya untuk membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Bahkan pihaknya beberapa kali melakukan refocusing anggaran, untuk penanganan pandemi Covid-19.

    “2021 juga kami banyak refocusing anggaran untuk penanganan covid. Anggaran covid malah di 2021 ini di semua OPD ada, bahkan di semua kelurahan. Pemberian bantuan sosial kepada masyarakat juga jadi malah lebih besar tahun ini. Jadi kalau bicara tidak maksimal, malah lebih maksimal sekarang,” tuturnya.

    Ia menjelaskan, penerapan PPKM pun membuat sektor ekonomi menghadapi banyak sekali permasalahan. Kendati demikian, tidak sedikit juga masyarakat Kota Serang yang berinovasi untuk melakukan bisnis secara digital.

    “Saya kira memang kalau kondisi penanganan covid ini sudah mereda, kemudian juga putaran ekonomi masyarakat sudah berputar normal, dan semua perdagangan sudah dibuka maka kemiskinan akan menurun lagi Insya Allah,” katanya.

    Terkait sarasehan yang digelar bersama mahasiswa, Syafrudin menyampaikan apresiasi dan menyambut baik kegiatan tersebut. Sebab, menurutnya, kegiatan itu menjadi jembatan antara dirinya bersama para mahasiswa sebagai agen kontrol pemerintah.

    “Ini merupakan gagasan yang bagus yang harus terus dipertahankan dan aspirasi yang disampaikan oleh adik-adik pasti akan bermanfaat dan baik,” ujarnya.

    Ia mengatakan, untuk refleksi dua tahun Kota Serang di bawah kepemimpinannya, tentunya tidak bisa menilai sendiri. Akan tetapi, pihak luar lebih jeli untuk menilai kinerja yang telah dilakukan seperti apa.

    “Makanya kami menyambut aspirasi dari masyarakat dalam rangka melengkapi kinerja kami,” katanya.

    Syafrudin mengaku sengaja menghadirkan tim anggaran yang dipimpin oleh Sekda Kota Serang sebagai kepala TAPD. Ia juga mengakui sebagai manusia biasa, kinerja yang dilakukan tentu belum sempurna.

    “Banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas gagasan ini, dalam rangka penyampaian aspirasi,” ucapnya.

    Dalam penyampaiannya, Sekda Kota Serang, Nanang Saifuddin, yang juga hadir dalam sarasehan, mengatakan, di masa Pandemi Covid-19 ini Pemkot Serang terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Ia mengaku mendapatkan perintah dari Walikota Serang untuk mendahulukan warga daripada yang lain.

    “Berulang kali pak Walikota menekankan kepada kami agar lebih mendahulukan persoalan warga daripada yang lain,” ucapnya.

    Menurutnya, berbagai kebijakan yang mengacu kepada capaian RPJMD juga akan dilakukan penyesuaian karena adanya Pandemi Covid-19. Melalui refokusing, pihaknya terus memberikan pelayanan dan bantuan kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19.

    “Kami juga tidak alergi terhadap berbagai kritikan dari masyarakat, seperti pengibaran bendera putih oleh sejumlah pedagang. Mudah-mudahan ini tidak dipolitisasi,” tandasnya.

    Terpisah, Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, mengatakan bahwa kondisi pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun ini membuat segalanya serba salah. Sebab pemerintah terpaksa melarang atau membatasi warga untuk beraktivitas, sehingga berdampak pada penurunan ekonomi.

    “Maklum kalau kemiskinan meningkat, karena bukan hanya di Kota Serang saja. Kami mau ekonomi terus berjalan, tapi kenyataannya ada larangan dan ini memang untuk mencegah penularan Covid-19,” ujarnya.

    Maka dari itu, ia berharap agar Pemkot Serang dapat mencari solusi, seperti memberikan kemudahan kepada investor. Dengan demikian, sebagian masyarakat akan kembali mendapatkan mata pencahariannya.

    “Jangan dipersulit, ini bisa membantu, minimal 60 persennya bisa bekerja kembali, dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,” tandasnya.(MUF/DZH/ENK)