SERANG, BANPOS – Bank sampah Digital (BSD) meluncurkan aplikasi pengelolaan sampah, Kamis (16/12) di salah satu Hotel di Kota Serang. Aplikasi bank sampah digital merupakan Perusahaan Sosial (Social Enterprise) bergerak di bidang pengelolaan ssampah.
Peluncuran aplikasi Bank Sampah itu dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Anggota DPRD Kota Serang Komisi II Nur Agis Aulia, Tim riset untuk aplikasi BSD diketuai Permata Nur MR, CEO BSD, Iyadullah. Selain itu,hadir pula Tim Universitas Prasetya Mulya selaku pembuat dan pengembang aplikasi, Yudi Samyudia, Dekan Sekolah science, Technology, Engineering dan Math (STEM) Terapan, Hendra Kusuma Putra (Yayasan Prasetya Mulya), serta Kepala DLH Kota Bogor, Deni Wismanto.
Diketahui, Perusahaan berbasis masyarakat ini menerapkan konsep Bank Sampah Induk berbasis digital. Dengan adanya sistem BSD, mendorong partisipasi aktif untuk memilah dan menabung sampah yang bernilai ekonomi untuk pemberdayaan masyarakat.
Program Bank sampah digital ini adalah hasil dari kerja sama antara Pemerintah Kota Serang dan Universitas Prasetya Mulya. Dengan tujuan yaitu membuat lingkungan lebih bersih dan memberikan keuntungan ekonomi masyarakat secara langsung, serta meningkatkan kepedulian dan budaya gotong royong.
Aplikasi BSD lahir melalui skema matching fund Kedaireka Kemdikbud ristek bersama insan dikti dalam hal ini universitas Prasetya Mulya, dalam perannya dalam mendukung pelaku dunia usaha mengembangkan bisnisnya melalui kesesuaian dan kebutuhan untuk meningkatkan pelayanan. Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan Kementrian Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan praktik baik.
Kepala DLH Kota Serang, Farach Richie mengatakan, pihaknya akan memperbanyak kegiatan sejenis agar program BSD memiliki peran penting di Kota Serang.
โDi tempat pembuangan sampah (TPS) nanti dioptimalkan bukan hanya untuk pembuangan sampah saja, tapi bagi sarana edukasi dan rekreasi,โ ujarnya.
Ia mengungkapkan, jumlah sampah per hari di Kota Serang bisa mencapai 360 ton. Sementara, sampah yang dapat ditangani hanya sekitar sekitar 120-160 ton.
“Sisanya mungkin di masyarakat ada yang dibakar bahkan ada sampah liar. Dan ini kita terus mengedukasi masyarakat, supaya sampah ini bisa ditekan agar masyarakat memilih dan memilahnya dulu,โ jelasnya.
Farach mengakui bahwa masih banyak masyarakat di permukinan yang masih membakar sampah. Sehingga hal itu menjadi catatan baginya, kemudian akan ditindaklanjuti melalui rapat koordinasi internal DLH, bahwa tahun 2022 diupayakan dapat menangani sampah tersebut.
“Insyaallah bismillah, kami sudah melakukan koordinasi secara internal,” tandasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Serang, Nur Agis Aulia mengungkapkan bahwa untuk BSD, secara sistem sudah terbangun bagaimana tata kelola sampah. Sebab, pengelolaan sampah ini harus terbangun terlebih dahulu ekosistemnya.
“InsyaAllah mudah-mudahan sudah ada, tinggal nanti pengimplementasiannya. Ini yang perlu dikawal bareng-bareng sama masyarakat. Kuncinya adalah kolaborasi dan sinergis kita,” ungkapnya.
Ia memastikan kedepan akan ada Perwal yang akan menjadi kekuatan hukum, untuk bisa mendorong masyarakat memilah sampah dari rumah serta bertanggungjawab akan sampahnya. Kemudian ia menyampaikan bahwa yang paling penting adalah bagaimana peran dari Perwal, yang apabila berbicara sampah, maka perannya adalah DLH.
“Pasti nanti ada perwal, saya sudah ngobrol dengan pak Kadis, nanti akan diturunkan Perwal yang jadi kekuatan hukum. Sekarang dalam undang-undang yang baru, perbedaannya adalah setiap orang bertanggungjawab atas sampahnya, setiap leveling mulai dari RT, lurah, camat, itu harus sudah punya kewenangan dan tanggung jawabnya,” jelas salah satu pendiri BSD ini.
Agis juga mengungkapkan bahwa BSD telah sedikit banyak memberikan kontribusi pada pengentasan sampah di Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Cilegon.
“Bank sampah memiliki komitmen untuk melakukan pendampingan dan edukasi terkait pengelolaan sampah agar bernilai dan menjadi sumber peningkatan ekonomi,” ucapnya. (MUF)