Kategori: HEADLINE

  • APBD Banten 2022 Rp12,7 Triliun, Defisit Lebih dari Setengah Triliun

    APBD Banten 2022 Rp12,7 Triliun, Defisit Lebih dari Setengah Triliun

    SERANG, BANPOS – Postur RAPBD Banten tahun 2022 yang telah disahakan, Selasa (23/11), untuk belanja pegawai sebesar Rp1, 6 triliun dari total APBD Rp12,7 triliun. Dari keseluruhan penganggaran, terjadi defisit lebih dari setengah triliun atau Rp554, 5 miliar.

    Belanja pegawai dengan angka hampir Rp2 triliun tersebut diluar dari tunjangan guru yang dialokasikan dari transfer kas daerah (TKD).

    Sementara itu, untuk belanja fungsi pendidikan yang tertuang dalam RAPBD 2022 yang baru saja disepakati antara pemprov dan DPRD yakni, sebesar Rp 4,4 triliun lebih atau 34,73 persen. Alokasi anggaran kesehatan sebesar Rp 1,2 triliun lebih atau 10,63 persen di luar gaji.

    Alokasi belanja infrastruktur pelayanan publik sebesar 40 persen dari total belanja APBD di luar belanja bagi hasil dan/atau transfer kepada daerah.

    Untuk belanja Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) sebesar Rp 59,9 miliar lebih atau 0,47 persen, belanja pengembangan sumber daya manusia sebesar Rp 57,2 miliar lebih atau 0,45 persen.

    Gubernur Banten Wahidin Halim dalam Rapat Paripurna DPRD dengan agenda Penetapan Keputusan DPRD tentang Program Pembentukan Perda (Promperda) Banten tahun 2022 dan Pengambilan Keputusan tentang Persetujuan DPRD Terhadap Rancangan Peraturan Daerah APBD Banten Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD di KP3B Curug, Kota Serang, mengungkapkan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2022 telah memenuhi amanat belanja mandatory Pemerintah Pusat dan telah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Tahun 2022, RAPBD Provinsi Banten sebesar Rp12,7 triliun lebih.

    “Realisasi anggaran kita termasuk tiga besar. Presiden saat berkunjung juga mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten meski dalam situasi pandemi Covid-19,” ungkap WH.

    “Hal itu tidak lepas pula dari dukungan DPRD Provinsi Banten. Kami apresiasi dukungan dewan dalam penanganan pandemi Covid-19,” tambahnya.

    Masih menurut WH, struktur penganggaran Rancangan APBD banten tahun 2022 yakni anggaran pendapatan sebesar Rp 12,1 triliun lebih, anggaran belanja sebesar Rp12,7 triliun lebih. “Defisit anggaran sebesar Rp554,5 miliar; dan anggaran pembiayaan netto sebesar Rp554,5 miliar,” katanya.

    Dalam kesempatan tersebut WH juga menjelaskan beberapa proyek pekerjaan yang saat ini dilaksanakan. Termasuk adanya hambatan atau kendala.

    “Saat ini pembangunan Jembatan Bogeg sudah 64 persen. Desain jembatan ini termasuk yang terlebar. Sementara untuk pembangunan Jembatan Ciberang masih terkendala oleh cuaca,” ungkapnya.

    Rapat paripurna dipimpin oleh Ketua DPRD Banten Andra Soni itu juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Plt. Sekda Banten Muhtarom, kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Banten, serta para tamu undangan.

    Rencanaya RAPBD Banten tahun 2022 yang baru saja disetujui bersama antara eksekutif dan legislatif akan segera dikonsultasikan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta.(RUS/ENK)

  • Saling Ngotot Soal UMK, Buruh Minta Naik Tinggi, Gubernur Tetapkan 1,63 Persen

    Saling Ngotot Soal UMK, Buruh Minta Naik Tinggi, Gubernur Tetapkan 1,63 Persen

    SERANG, BANPOS – Ribuan buruh turun ke jalan menuntut pemerintah menaikkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) sesuai keinginan mereka, Selasa (23/11). Namun, tuntutan itu tampaknya sulit dipenuhi setelah Pemerintah Provinsi Banten hanya menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 1,63 persen.

    Berdasar pantauan BANPOS, aksi buruh terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Banten, seperti di Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon. Buruh mentuarakan tuntutannya, mulai dengan mendatangi gedung DPRD hingga memblokade jalan agar tuntutannya dipenuhi pemerintah.

    Di Kota Serang, ribuan buruh dari Kabupaten Serang mendatangi Pendopo Kabupaten Serang. Mereka melakukan konvoi dari sejumlah kawasan industry di wilayah Serang timur dengan menggunakan sepeda motor.

    Di depan pendopo, mereka menuntut kenaikan upah sebesar 10 persen dan menolak penetapan upah 1,63 persen yang ditetapkan pemerintah.
    Di Kota Cilegon, ratusan buruh yang tergabung dari berbagai organisasi buruh di Kota Cilegon, menduduki jalan persimpangan lampu merah pintu masuk kawasan industri KS Cilegon. Akibatnya arus lalu lintas dari Cilegon menuju Merak maupun sebaliknya, juga dari arah kawasan menuju gerbang pintu tol dan sebaliknya harus direkayasa petugas keamanan.

    Arus lalu lintas dari Cilegon menuju Merak terpantau ramai dan tidak mengalami kemacetan, hanya kepadatan lalu lintas sehingga pengendara harus mengurangi kecepatannya, begitupun sebaliknya.

    Orator unjuk rasa Adi Adrian mengatakan, pihaknya sedang menunggu rekannya melakukan mediasi dengan Walikota Cilegon untuk merekomendasikan kenaikan UMK di Kota Cilegon.

    “Kita disini sedang menunggu rekan kita yang sedang negosiasi dengan Walikota Cilegon, dari kemarin mediasi dengan Walikota Cilegon tidak ada hasil,” ujarnya.

    “Dia jadi Walikota Cilegon dapat siapa? Dapat kita masyarakat yang memilih. Seharusnya membela kita dan membuatkan rekomendasi kenaikan UMK buruh di Cilegon,” tandasnya.

    Tuntutan serupa disampaikan ribuan buruh yang tergabung dari berbagai serikat pekerja dan aliansi yang ada di wilayah Tangerang Raya. Mereka mengawal sidang pleno Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dengan mendatangi kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupetan Tangerang.

    Koordinator Aksi, Hadi mengatakan, dalam aksi tersebut, buruh menuntut adanya kenaikan upah di tahun 2022. Mengingat, saat ini sektor perekonomian pada masa pandemi Covid-19 mengalami perbaikan.

    “Disini kami mengawal sidang pleno yang digelar di Disnaker. Kami juga meminta agar UMK naik menjadi 13,50 persen, lalu UMP Banten di tahun 2022 naik menjadi 8,9 persen,” kata Hadi usai melakukan orasi.

    Terkait hal tersebut, lanjut Hadi, pihaknya berharap Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menerima aspirasi buruh tentang kenaikan upah di Kabupaten/Kota Tangerang.

    “Kami harap apa yang kami sampaikan kepada pak Bupati bisa disampaikan kembali kepada Gubernur Banten, Wahidin Halim,” ujarnya.

    Sementara itu, dalam rapat pleno yang dilakukan oleh pihak Disnaker Kabupaten Tangerang dengan perwakilan buruh serta dewan pengupahan untuk menentukan kenaikan atau besaran UMK tahun 2022. Hasil keputusan sidang pleno ditetapkan bahwa UMK tahun 2022 di Kabupaten Tangerang, naik sekitar 10 persen atau sekitar Rp4.653.872.

    Plt Kepala Disnaker Kabupaten Tangerang, Beni Rachmat mengatakan, besaran yang telah disepakati mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) 36 tahun 2021 tentang pengupahan.

    “Kesepakatan menyampaikan UMK 2022 naik 10 persen dari UMK 2021, dan ini sudah melalui perhitungan UMK pada kebijakan di PP 36 tahun 2021 tentang pengupahan,” katanya.

    Menurutnya, kenaikan tersebut berdasarkan dari beberapa fomulasi, seperti inflasi sebesar 1,85 persen, pertumbuhan ekonomi 7,10 persen dan produktifitas 1,05 persen.

    Koordinator Aksi, Edi Jayadi mengatakan, berdasarkan kesepakatan dari hasil sidang pleno tersebut, pihaknya menyetujui hasil kenaikan UMK yang ditetapkan.

    “Ya kami setuju, walaupun tidak sesuai dengan tuntutan kami sebesar 13,50 persen. Namun, angka yang telah disepakati itu masih bisa kami terima,” katanya.

    Dengan hasil kesepakatan pada sidang pleno tersebut, lanjut Edi, pihaknya berharap Pemkab Tangerang agar dapat merekomendasikan kenaikan tersebut kepada Gubernur Banten.

    “Kami juga minta rekomendasi 10 persen itu dapat langsung direkomendasikan Bupati Tangerang kepada Gubernur Banten. Dan nantinya, kami juga akan mengawal kembali penetapan UMK 2022 agar sesuai dengan kesepakatan,” ungkapnya.

    Pada bagian lain, Serikat pekerja yang ada di Kota Serang mengusulkan kenaikan UMK 2022 naik sebesar 2,9 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp3.911.000. Kendati demikian, Pemkot Serang masih belum memutuskan besaran kenaikan UMK untuk tahun 2022 mendatang.

    Walikota Serang, Syafrudin, mengaku bahwa Pemkot Serang masih belum memutuskan besaran UMK di Kota Serang. Akan tetapi, usulan dari serikat pekerja akan dipertimbangkan bersama dengan unsur lainnya.

    “Kemudian dari unsur pengusaha juga mengusulkan, kalau UMK Kota Serang sebesar Rp3.850.000, sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) nomor 36 tahun 2021,” ujarnya, Selasa (23/11).

    Oleh karena itu, Pemkot Serang akan mengakomodir berbagai usulan dari masing-masing unsur, dan mengajukannya ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, untuk menjadi pertimbangan penetapan besaran UMK.

    “Nanti kami akan usulkan ke Gubernur Banten (Wahidin Halim), untuk menjadi kesepakatan berapa besaran pasti UMK di Kota Serang,” ucapnya.

    Syafrudin mengaku bahwa kenaikan yang diusulkan oleh kedua belah pihak tersebut, tidak terlalu besar dan dianggap masih wajar. Akan tetapi, Pemkot Serang tetap akan membahas dan menetapkan sesuai dengan kesepakatan bersama, sehingga dapat mencegah terjadinya gejolak.

    “Memang kenaikannya tidak seberapa permintaannya. Hanya memang kami menginginkan ada kesimpulan dari Gubernur Banten. Dari pengusulan serikat pekerja sebesar Rp3.900.000, dengan pengusulan pengusaha Rp3.850.000,” ucapnya.

    Syafrudin pun menuturkan dengan adanya dua usulan dari masing-masing unsur, Pemkot Serang belum bisa memutuskan berapa angka pasti UMK Kota Serang pada 2022 mendatang. Sebab, dirinya akan menunggu hasil kajian dan kesimpulan, serta kesepakatan antar semua pihak. “Iya, kami masih menunggu kajian dari gubernur (Banten), berapa besarannya,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kota Serang, Ikbal, mengatakan bahwa Pemkot Serang telah melakukan pertemuan dengan Dewan Pengupahan Kota, untuk membahas mengenai UMK Kota Serang tahun 2022.

    “Dalam proses diskusi hasilnya kami mengacu pada PP nomor 36 tahun 2021, yang mengatur UMK di semua wilayah,” ujarnya.

    Akan tetapi, ia mengaku tetap saja Pemkot Serang belum bisa memutuskan besaran UMK, karena perlu adanya pembahasan lanjutan terkait usulan dari Serikat Pekerja, yang menginginkan kenaikan upah sebesar 2,9 persen. “Jadi nanti kami akan melihat parameter inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” katanya.

    Terpisah, Gubernur Banten, Wahidin Halim memastikan kenaikan UMP sebesar 1,63 persen, atau setara Rp40 ribu. Wahidin mengklaim, angka kenaikan UMP di wilayahnya paling tinggi dibanding daerah lain.

    “Kita (UMP) Rp40 ribu kenaikannya daerah lain gak ada. DKI cuma Rp37 ribu. Paling tinggi itu (UMP Banten),” kata Wahidin kepada wartawan, Selasa (23/11).

    Dia pun mengatakan tidak akan mengubah keputusan tersebut meski mendapat penolakan dan ancaman demo besar-besaran dari serikat buruh. Dia menilai angka tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 36 tahun 2021 saja dalam penetapan UMP dan surat edaran Menaker.

    “Nggak apa apa. Saya berangkat dari ketentuan tadi hanya melaksakanan surat edaran tadi (Menaker),” katanya.

    Wahidin mengatakan, UMP sebesar 1,63 persen tersebut diharapkan menjadi acuan Pemerintah Kabupaten/Kota di Banten untuk mengusulkan kenaikan UMK. Keputusan UMK akan ditentukan pada Rabu (24/11) ini.

    “(UMK) tunggu dari kabupaten/kota. Itu jadi acuan sih. Gak boleh kurang dari acuan kita,’ katanya.(LUK/DHE/DZH/ENK)

  • Man. City vs PSG, LIVE SCTV Liga Champions Kamis, 25 November 2021 | 03.00 WIB

    Man. City vs PSG, LIVE SCTV Liga Champions Kamis, 25 November 2021 | 03.00 WIB

    LIVE SCTV
    Liga Champions
    Kamis, 25 November 2021 | 03.00 WIB

    Awas Messi
    MANCHESTER, BANPOS – Manchester City akan menjamu PSG pada matchday 5 Grup A Liga Champions 2021/22, Kamis (25/11), di Etihad Stadium.

    Dua tim ini sama-sama mengincar kemenangan. Sebab, tambahan tiga poin di sini akan memastikan kelolosan mereka ke babak 16 besar.

    Dalam pertemuan sebelumnya, pada matchday 2, PSG menaklukkan City di Parc des Princes. Dua gol PSG dicetak oleh Lionel Messi dan Idrissa Gueye.

    Guardiola saat itu memuji permainan Messi. Pemain asal Argentina itu dianggap tidak terbendung oleh pemain Man City ketika berlari ke kotak penalti.

    “Kami tahu tidak mungkin untuk mengontrol Leo selama 90 menit tetapi dia tidak banyak berhubungan dengan bola,” kata Guardiola.

    Tentunya, Guardiola tidak ingin kecolongan untuk kedua kalinya. Pada pertandingan ini, Messi akan kembali diturunkan. Maka itu, Man City harus bisa mematikan pergerakan Messi.

    “Ketika Anda menghadapi tim semacam ini, mereka menyerang dan ada lebih banyak ruang. Kami menunjukkan di pertandingan pertama melawan mereka, mereka bertahan dengan enam pemain dan menyerang dengan tiga atau empat,” kata gelandang Man City Rodri.

    “Mereka memiliki senjata mereka, kami memiliki senjata kami, mari kita lihat siapa yang lebih baik?” lanjutnya.

    Man City mengantongi modal bagus setelah menghajar Everton 3-0 di Liga Premier akhir pekan kemarin. Namun City harus tetap waspada. Pasalnya, PSG juga datang dengan kepercayaan diri tinggi usai menaklukkan Nantes 3-1 pada laga terakhirnya di Ligue 1. Apalagi, penggawa anyar mereka musim ini Sergio Ramos dikabarkan akan masuk skuad PSG untuk menghadapi Man City.

    Pelatih Les Parisiens, Mauricio Pochettino bisa sedikit lega karena kedatangan amunisi baru di skuadnya. Ramos diketahui belum melakukan debutnya untuk klub karena cedera. Namun saat ini kondisinya mulai pulih.

    Pochettino diklaim akan senang untuk menurunkannya pada laga panas melawan Man City nanti. Jika Ramos diturunkan di laga nanti, itu akan jadi debutnya di PSG setelah hampir tujuh bulan absen. Terakhir kali sang bek tengah tampil di lapangan adalah pada Mei 2021 saat masih memperkuat Real Madrid.

    City akan lolos jika imbang atau menang, atau jika Club Brugge gagal mengalahkan RB Leipzig di partai lainnya. City akan dipastikan jadi juara grup jika menang.

    Sementara itu, kemenangan akan membawa PSG menggusur City dari posisi teratas sekaligus memastikan kelolosan mereka. PSG juga akan lolos jika mereka imbang dan Club Brugge tidak mengalahkan Leipzig, atau jika mereka kalah dan Club Brugge juga kalah.

    Laga ini cukup penting bagi Manchester City untuk menjaga kans lolos ke babak berikutnya. Posisi The Citizenz akan semakin kokoh di puncak klasemen grup A. Pelaung semakin terbuka jika melihat 5 pertemuan terakhir, Manchester City mendominasi. The Citizens memenangi 3 pertemuan dan hanya kalah satu kali.

    City juga sedang on firre setelah City cuma kalah 2 kali dalam 17 laga terakhirnya di semua kompetisi. Bukan itu saja, City mencetak total 46 gol, mencatatkan 9 clean sheet, dan cuma kebobolan total 15 gol dalam 19 pertandingan yang sudah mereka mainkan di semua kompetisi musim ini.

    Yang perlu diwaspadai PSG, City selalu menang dengan margin minimal 2 gol dalam 3 laga terakhirnya di semua kompetisi, dan hanya kebobolan total 1 gol. City juga tak terkalahkan dalam 16 laga kandang terakhirnya di kompetisi Eropa.(ENK/NET)

  • Sekolah Ambruk, Rumah Tertimpa Longsor, Akibat Hujan di Baksel

    Sekolah Ambruk, Rumah Tertimpa Longsor, Akibat Hujan di Baksel

    BAKSEL, BANPOS – Hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah lebak selatan (Baksel) dalkam beberapa hari terakhir. Akibatnya, sebuah gedung sekolah ambruk dan sejumlah rumah warga rusak berat karena tertimbun longsor.

    Gedung laboratorium (Lab) IPA milik SMPN 1 Cibeber, di Desa Pasirlaban, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, ambruk. Gedung yang juga digunakan untuk penyimpanan alat kesenian itu ambruk ketika digunakan untuk berlatih kesenian sehingga menyebabkan sejumlah siswa terluka karena tertimbun reruntuhan.

    Informasi yang didapat BANPOS, dalam insiden ini terjadi pada Selasa (23/11) pukul 13.15 WIB. Gedung yang sduah keropos tak mampu menahan curah hujan tinggi sehingga akhirnya ambruk dan rata dengan tanah.

    “Iya, kejadian sekitar Pukul 13.15 tadi. itu para siswa sedang latihan kesenian, tiba-tiba bangunan ambruk. Tadi saya ke sini beberapa menit paska kejadian, memang miris lihat puing-puing dan beberapa siswa yang terkena reruntuhan harus dibopong ke luar, jumlah yang luka ada tujuh orang, mereka langsung dibawa ke puskesmas,” ujar Ade, warga Cibeber saat di lokasi.

    Menurut Ade, faktor ambruknya bangunan ini karena lapuk dan sudah lama tidak diperbaiki, ditambah sejak kemarin hujan terus mengguyur.

    “Yang saya tau memang kondisi bangunan sekolah banyak yang butuh perbaikan, harusnya bangunan keropos seperti ini jangan dipakai, kita juga khawatir anak-anak kita dan guru yang lagi KBM selalu dihantui kekhawatiran,” ungkapnya.

    Terpisah, saat dikonfirmasi BANPOS, Kepala SMPN 1 Cibeber, Heri Subratopo membenarkan kejadian itu dan pihaknya menyebut para siswa saat itu tidak sedang KBM melainkan sedang latihan kesenian.

    “Oh iya kang. Tapi saat itu tidak sedang KBM. Anak-anak tengah berlatih degung untuk pentas memperingati hari guru. Siswa yang kena runtuhan kebanyakan hanya shok dan luka ringan saja, sudah pada dibawa ke puskesmas dan tak ada yang luka berat,” jelas Kepsek, Heri Subratopo.

    Kepsek menambahkan, bahwa gedung yang ambruk itu adalah Laboratorium yang memang sudah lama tidak digunakan KBM, dan sementara dipakai menyimpan alat seni.

    “Itu sebenarnya ruang Lab IPA, dan sudah tidak dipakai lagi karena bangunan sudah pada keropos. Kita juga sudah ajukan ke Kemendiknas untuk minta rehab, katanya nanti tahun 2022 direhab,” terang Heri.

    Saat ditanya soal kejadian para siswa banyak yang terkena reruntuhan di ruangan tersebut, Kepsek menjelaskan, bahwa saat itu para siswa minta latihan kesenian untuk mengisi acara.

    “Nah saat itu ruang kesenian sedang dipakai ANBK, jadi alat-alat seni itu dipindahkan dulu ke lab IPA. Anak-anak memang sudah minta ijin mau latihan buat ngisi acara peringatan hari guru, jadi ya namanya juga musibah kita tidak tahu dan tak berharap. Apalagi hujan dari kemarin terus-terusan, jadi bangunan itu mungkin ambruknya cepat. Saya minta doanya saja semoga para siswa kami cepat sembuh kembali,” harapnya.

    Kata Heri, Terkait kejadian yang menimpa sekolah dan anak didiknya ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Pendidikan Lebak. “Ya kita sudah laporkan ke BPBD Lebak dan dinas pendidikan. Besok dari dinas juga pasti pada ke sini,” paparnya.

    TErpisah, sejumlah rumah rusak berat akibat longsor yang menimpa Kampung Gintung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan. Tiga rumah milik Ipong, Amir, dan Dedi mengalami rusak berat, tidak ada korban jiwa pada peristiwa yang terjadi, Selasa (23/11) sekira pukul 6.30 WIB.

    Informasi yang dihimpun BANPOS, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Lebak sejak Selasa malam. Kondisi tersebut membuat tebing di dekat rumah korban longsor dan merusak tiga bangunan ruma di sekitarnya.

    Relawan BPBD Kecamatan Panggarangan Herdi mengatakan, karena sebelum longsor terjadi warga disekitar tempat kejadian berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, sehingga tidak ada korban dalam kejadian tersebut.

    “Ada tiga rumah yang rusak, rumah milik Ipong, Amir, dan Dedi jaraknya berdekatan,” kata Herdi kepada wartawan.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama membenarkan, musibah longsor yang terjadi di Panggarangan yang mengakibatkan tiga rumah milik warga mengalami rusak berat. Kerugian akibat longsor ditaksir mencapai Rp40 juta lebih.

    “Benar, kita sudah menerima laporan terjadi longsor di Panggarangan. Relawan sudah di lokasi dan kita minta koordinasi dengan desa serta kecamatan setempat,” katanya.

    Kepala Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan, Sudirman saat dihubungi wartawan membenarkan kejadian longsor yang terjadi di Kampung Gintung yang mengakibatkan rumah milik Deni terbawa longsor, dan tiga rumah milik Ipong (28), Amir (40) dan rumah milik Dedi (39) juga terkena dampak longsor.

    “Iya benar, satu rumah milik Deni terbawa longsor yang terjadi sekira pukul 6.30 WIB, dan tiga rumah masing-masing milik Ipong, Amir dan Dedi juga terkena dampak longsor,” katanya.

    Sebelumnya, Febby mengingatkan masyarakat Kabupaten Lebak agar terus waspada terhadap kemungkiinan yang terjadi lantaran sekarang ini intensitas hujan sedang tinggi.

    Menurutnya, kewaspadaan tersebut perlu dilakukan terlebih kepada masyarakat yang tinggal di daerah dengan resiko tinggi bencana banjir dan longsor. Febby menerangkan beberapa hari terakhir Banten khususnya Kabupaten Lebak kerap diterjang bencana banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi. Itu terjadi karena saat ini muncul Bibit Siklon Tropis 90S di Samudera Hindia Selatan Jawa Barat.

    “Hujan dengan intensitas sedang, hingga intensitas tinggi akan melanda Banten khususnya Lebak selama 24 jam ke depan, hal itu berdasarkan laporan pusat Metereologi Publik. Karena itu masyarakat Kabupaten Lebak khususnya tetap harus waspada terutama bagi warga yang tinggal di daerah resiko tinggi banjirr dan longsor,” kata Febby

    Dan untuk wilayah perkotaan, kata Febby, pihaknya juga meminta kepada warga agar tetap waspada dengan potensi genangan air akibat hujan intensitas tinggi. Ia menegaskan, kemungkinan tingginya genangan dengan air warga agar menempatkan barang-barang yang berharga di tempat yang lebih tinggi.

    “Bagi masyarakat yang berada di daerah risiko tinggi bencana longsor, selalu waspada terhadap kemungkinan gerakan tanah yang terjadi sebab jika tanah penuh diisi air terutama yang berada di perbukitan kemungkinan bisa terjadi longsor,” tegasnya.

    Di Kecamatan Bojongmanik, satu rumah milik warga roboh setelah dilanda hujan deras dan angin kencang di Kampung Taneuh Beureum, Desa Keboncau.

    Kapolsek Bojongmanik, AKP Yedi Cahyadi mengatakan, penyebab robohnya rumah milik warga di Bojongmanik lantaran cuaca buruk. Tidak ada korban jiwa pada peristtiwa tersebut.

    Dikatakan Kapolsek, personel Polsek Bojongmanik turut membantu mengevakuasi reruntuhan rumah milik warga yang roboh. Kapolsek mengimbau masyarakat yang rumahnya dekat bantaran sungai dan rentan terjadi longsor agar tetap waspada

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa akibat hujan deras dan angin kencang tersebut. Dengan kondisi cuaca musim hujan disertai angin kencang, masyarakat harus waspada,” katanya.(CR-01/WDO/PBN/ENK)

  • PLTU II Labuan Dituding Penyebab Abrasi Pantai

    PLTU II Labuan Dituding Penyebab Abrasi Pantai

    PANDEGLANG, BANPOS –Kondisi Pantai Karoeng sampai Laba, di Desa Margagiri, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, telah tergerus abrasi.

    Bahkan, abrasi yang terjadi di pantai yang keberadaannya berdekatan dengan PLTU II Labuan itu, mengakibatkan bangunan pagar villa dan hotel yang ada di sepanjang pantai tersebut banyak yang hancur dikarenakan arus laut tembus hingga ke darat, jika terjadi pasang.

    Masyarakat sekitar menduga, kondisi itu terjadi sejak keberadaan PLTU II Labuan. Sebab, keberadaannya dinilai mengakibatkan perubahan arus laut.

    “Lihat saja sepanjang pantai, mulai dari belakang Villa KBC hingga pantai Laba, sudah mengalami abrasi yang cukup parah. Kami menduga, kejadian ini sejak adanya perusahaan PLTU II Labuan,” kata Suharja, seorang warga setempat, Senin (22/11).

    Suharja yang juga aktivis di Pandeglang ini menduga, tingginya laju abrasi pantai disebabkan oleh bangunan breakwater (pemecah ombak) dari PLTU II Labuan. Karena keberadaanya, menjorok ke tengah laut, sehingga mengakibatkan pengalihan arus laut tersebut.

    “Kami menilai, dari adanya pembangunan breakwater itu menjadikan gelombang ke Pantai Karoeng dan sekitarnya tinggi. Jadi akibatnya, ketika air laut terjadi pasang, gelombang laut naik ke bibir pantai dan membuat pantai abrasi,” tambahnya.

    Atas kondisi tersebut lanjut Suharja, tidak sedikit masyarakat khususnya pengelola pantai yang merasa dirugikan. Sebab mengakibatkan beberapa pagar bangunan hotel dan villa, banyak yang rusak oleh arus gelombang.

    Ditambahkannya, khawatir jika tidak segera diantisipasi, arus abrasi itu kian meluas. Maka dari itu ia mendesak, pihak terkait baik manajemen PLTU II Labuan maupun pemerintah melakukan evaluasi dan kajian lagi.

    “Kami harap dari manajemen PLTU II Labuan, melihat kondisi abrasi pantai ini. Pemerintah baik Pemkab Pandeglang dan Provinsi Banten, melakukan tinjauan terhadap kondisi pantai yang berada di wilayah penyangga PLTU II Labuan itu,” tandasnya.

    Terpisah, seorang pejabat bidang kehumasan Indonesia Power (IP) PTLU II Labuan, Mujahidin mengaku, kaitan dengan hal tersebut, paling harus duduk bareng dulu dalam melakukan kajian seperti apa dan solusinya bagaimana.

    “Karena jika keterkaitan dengan pembangunan, itu nanti ranahnya PLN dan Kantor Pusat. Serta dinas terkait, nanti bagaimana baiknya,” ujarnya.

    Disinggung bagaimana langkah manajemen PLTU II Labuan, kaitan dengan adanya abrasi pantai di sekitar kawasan PLTU II Labuan tersebut. Ia mengaku, sudah melakukan peninjauan lokasi dan melaporkan hal itu ke kantor pusat.

    “Selain itu juga, sudah melakukan koordinasi dengan DPUPR dan sudah melakukan beberapa upaya terkait persoalan itu (Abrasi pantai). Dari pihak Jetty, juga terus melakukan kajian – kajian dengan kantor pusat untuk mencari solusinya,” tandasnya.(BNN/PBN)

  • Polemik THM Harus Tuntas

    Polemik THM Harus Tuntas

    PERLAWANAN massa terhadap pembongkaran Tempat Hiburan Malam (THM) yang melanggar aturan di wilayah Jalan Lingkar Selatan (JLS), Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, disayangkan. Pemkab Serang pun terus didorong untuk menegakkan hukum di wilayahnya dan menuntaskan polemik dan pelanggaran aturan di wilayahnya.

    Senin (15/11) lalu, petugas Satpol PP Kabupaten Serang bersama petugas gabungan membongkar THM di JLS. Namun pembongkaran itu mendapat perlawanan dari massa yang tergabung dalam sebuah ormas dan wanita yang bekerja sebagai pemandu lagu di THM yang akan dibongkar.

    Pembongkaran tempat hiburan malam dijadwalkan akan dilakukan pada tujuh bangunan. Namun petugas dan alat berat yang hendak membongkar bangunan itu dihalangi oleh ratusan massa yang menolak pembongkaran.

    “Kami di sini hanya menuntut hak kita, yang pertama hak bangunan yang mempunyai ijin IMB. Adapun terkait THM terkait kebijakan pemerintah yang sudah mengeluarkan perizinannya,” kata salah seorang perwakilan LSM, Hadi Gondrong, Senin (15/11).

    “Tolong jangan mengadu-ngadu domba masyarakat di bawah, kita punya pajak. kita bahkan di sini ada piagam penghargaan khususnya THM,” sambung Hadi.

    Kericuhan tak terhindarkan saat alat berat menuju bangunan tempat hiburan malam yang hendak dibongkar. Proses negosiasi masih berlangsung. Aparat kepolisian dan TNI masih berusaha menenangkan massa yang menolak pembongkaran.

    Salah seorang perempuan pemandu lagu bernama Sherin mengatakan, dirinya bersama rekannya terpaksa turun ke jalan untuk melakukan aksi demo. Pasalnya, ada rencana Satpol PP Kabupaten Serang akan melakukan penggusuran terhadap THM tempatnya bekerja.

    “Ini ada penggusuran kan, jadi kami demo, kami tidak mau ditutup dan digusur tempat kerja kami,” ujarnya.

    Dikatakan dia, jika pemerintah menutup dan menggusur THM atau tempatnya bekerja pemerintah harus memikirkan solusinya atau memberikannya uang setiap bulan.

    “Kalau pemerintah mau nutup, harus bisa memberikan nafkah kepada kami, karena kami juga butuh makan,” tandasnya.

    Terpisah, penghalang-halangan terhadap penegakan aturan dalam pembongkaran THM di JLS, membuat Pendekar Banten dan IPSI Kabupaten Serang jengah mendengarnya.

    Padahal pembongkaran adalah sanksi akhir, jika THM yang masih beroperasi berdasarkan regulasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2021 tentang penanggulangan penyakit masyarakat akan dilakukan pembongkaran paksa.

    Menurut Ketua IPSI Kabupaten Serang Yana Suryana mengatakan terkait adanya penolakan terhadap pembongkaran tersebut IPSI Kabupaten Serang merasa tergugah atas ngelunjaknya oknum-oknum pembeking. Mereka bisa menghadang petugas dari Pemda yang akan membongkar THM tersebut.

    “Makanya kami mengumpulkan teman IPSI Kabupaten Serang dan Pendekar Banten korda Kabupaten serang untuk audensi ke DPRD Kabupaten Serang untuk menyampaikan dukungan pada rapat-rapat, khusus tim yang melakukan pembongkaran. kami akan mendukung pembongkaran tersebut, karena itu berada dekat di lingkungan masyarakat. Kami juga menginginkan kepada oknum – oknum yang ikut dalam penghadangan kemarin agar menarik diri dan sadar diri, jangan sampai memanfaatkan hiburan malam tersebut untuk mencari keuntungan pribadi,” papar Yana.

    Sementara itu Medi Kusbandi Sekjen Pendekar Banten Korda II Kabupaten Serang mengutarakan pendekar Banten sendiri berkeinginan misalkan ada oknum-oknum yang membekingi tempat tempat hiburan malam maka kami siap mempertaruhkan jiwa dan raga untuk melawan oknum-oknum tersebut.

    “Banten ini terkenal sebagai daerah sejuta santri, seribu ulama, seribu jawara. Kalau misalkan ada pendatang yang ingin merusak tatanan kehidupan bermasyarakat di Banten, khususnya kehidupan beragama, dan mereka datang kesini untuk merusak dengan kemaksiatan, dengan penyakit masyarakat, maka harga mati Pendekar Banten akan mengusirnya,” tutur Medi.

    “Harga mati kami Pendekar Banten, pasti akan mendukung kegiatan pemerintah dengan membongkar tempat hiburan malam, apapun itu taruhannya. Artinya Pendekar Banten akan mendukung kegiatan pemerintah kabupaten Serang dimana kalau sudah sesuai prosedurnya. Tadi pak Wakil ketua DPRD Kabupaten Serang sudah mengatakan bahwa pemerintah melakukan pembongkaran sudah sesuai prosedurnya, yaitu sudah melakukan penyegelan, sudah melayangkan surat dll, maka kami di sini pun akan sesuai aturan. Kamipun berpesan kepada teman – teman, ketika melakukan aksi solidaritas damai, selanjutnya menggunakan kepala dingin agar tetap kondusifitas di Kecamatan Kramatwatu dan Kabupaten Serang tetap terjaga,” ujar Medi.

    Dengan adanya premanisme yang menghadang eksekusi Pemda maupun Satpol PP yang akan membongkar THM di JLS, Wakil Ketua DPRD Serang selaku legislatif menyayangkan hal tersebut, dan mengenai pernyataan sikap dari Pendekar Banten dan IPSI Kabupaten Serang yang siap ikut mendorong untuk mengawal dan mengamankan pembongkaran Dia sangat apresiasi.

    Di tempat yang sama Wakil Ketua DPRD Kabupaten Serang Mansur Barmawi kami sangat apresiasi terhadap Pemda yang sudah melakukan tindakan tegas kepada THM khususnya yang ada di JLS. Karena itu kami dari DPRD mendukung langkah – langkah yang diambil Pemda. Pemda harus tegas kepada tempat-tempat maksiat, di wilayah Serang harus diberantas, agar di kab. Serang tidak ada tempat maksiat. Itu merupakan bentuk kewajiban dari Pemda,” ujar Mansur.

    “Kepada Pendekar Banten dan IPSI Kabupaten Serang kami sangat apresiasi, bangga. Kami berharap semua elemen masyarakat harus memberikan dukungan kepada Pemda seperti yang dilakukan Pendekar Banten dan IPSI Kabupaten Serang, sehingga Pemda tidak usah khawatir, Pemda banyak ormas dan masyarakat yang memberikan dukungan terhadap tindakan tegas terhadap pembongkaran THM yang ada di JLS,” ungkap Mansur.

    Menurutnya DPRD tentu memberikan dukungan dan support kepada Pemda Kabupaten Serang untuk mengambil tindakan pembongkaran tersebut.

    Karena prosesnya sudah lama, langkah – langkah, tahapan – tahapannya sudah dilakukan oleh Pemda, jadi Pemda tidak tiba – tiba mengambil tindakan dan saatnya pemda tegas. Bahwa THM yang ada di JLS itu bukan pada tempatnya, itu ilegal, tidak ada ijin sehingga tidak usah ragu dan ambil tindakan tegas, eksekusi pembongkaran, imbuhnya.

    Ketika ditanya pesan oleh awak media untuk para pembeking, dia mengatakan masyarakat yang mana kita gak tahu dan enggak jelas. Kami berharap komunikasi yang baik, ini langkah Pemda pasti sudah berdasar pada pertimbangan yang sudah matang, dasar-dasar sudah jelas, jangan melakukan pembangkangan kepada Pemda. Kalau sudah menghalang-halangi berarti melakukan pelanggaran, pungkasnya.(MUF/ENK)

    Jangan Cuma Jadi Gimik!

    FORMATEUR ketua HMI MPO Cabang Serang, Irkham Magfuri Jamas, menyebut bahwa Pemkab Serang seolah-olah melakukan sandiwara terkait prosesi pembongkaran THM di jalur Lingkar Selatan. Menurutnya, apabila memang berniat membongkar, jangan karena gelombang massa pada satu hari itu membuat surut iktikad baik yang akan dilakukan.

    “Kalau gagal hari ini, ya besoknya. Kalau besoknya gagal, ya besoknya lagi, pokoknya terus diupayakan sampai itu terbongkar. Kan begitulah sederhananya kalau memang Pemkab niat,” tegasnya.

    Akan tetapi, Irkham memandang bahwa faktanya hal itu seperti gimik saja. Seolah-olah Pemkab mencitrakan ingin membongkar, tapi karena momen yang ada malah tidak jadi dibongkar.

    “Coba lah tunjukkan keberanian dan kesungguhannya, jangan gara-gara hal itu membuat pemkab urung. Toh Pemda kan punya Satol PP untuk mengawal prosesi pembongkaran, kalau Satpol PP kurang ada tokoh-tokoh agama, ormas-ormas Islam bahkan masyarakat sekitar pun saya yakin siap mengawal prosesi pembongkaran itu tinggal dikomunikasikan saja,” jelasnya.

    Dia meyakini bahwa sebetulnya Pemkab memiliki daya untuk melakukan pembongkaran THM. Intinya kata dia, saat ini dikembalikan lagi apakah Pemkab benar-benar niat atau cuma gimik belaka.

    “Jawabannya bisa kita liat dari hasilnya, kalau terbongkar berarti benar pemkab niat. Tapi, kalau tak ujung terbongkar. Ya masyarakat bisa nilai sendiri lah ya,” tandasnya.

    Asisten Daerah (Asda) I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Serang, Nanang Supriatna memastikan bahwa rencana pembongkaran gedung bangunan THM terus berlanjut, meski sebelumnya ada penolakan. Namun, sebelumnya akan dilakukan rapat yang dipimpin oleh Bupati Serang.

    “Jadi tetap dibongkar karena kita melaksanakan Perda, dan jelas pelangggaran Perda yang harus kita laksanakan sesuai perintah ibu Bupati, baik pelangaran peruntukan maupun IMB,” ujarnya.

    Terkait adanya penolakan sebelumnya, kedepan pihaknya melakukan secara persuasif. Ia berharap, bagi ormas-ormas yang belum paham, agar mundur.

    “Jika tidak setuju, melalui jalur hukum saja. Kemarin kita hanya menghindari bentrokan dan berupaya semaksimal menghindari bentrok di lapangan. Nanti tunggu hasil rapat dengan Polda, Kapolres Serang Kota, Kapolres Cilegon, dan TNI,” tandasnya.(MUF/ENK)

  • Raup Miliaran dari SPK Bodong

    Raup Miliaran dari SPK Bodong

    SEBAGAI pengusaha, mencari untung tentu menjadi tujuan pekerjaannya. Namun, kerasnya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan di lingkungan pemerintahan kerap membuat para pelaku usaha harus berdamai dengan ‘adat istiadat’ yang berlaku di lingkungan tersebut. Sehingga, jual beli proyek menjadi sesuatu yang lumrah. Meski akhirnya tak sedikit yang tertipu oleh praktik tersebut.

    Sebagai instansi pengelola anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) terbesar, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten ibarat bunga bagi para kumbang. Banyaknya proyek yang dikelola dinas tersebut membuat banyak pengusaha berusaha untuk setidaknya ‘mencicipi’ keuntungan dengan mendapatkan proyek di dinas itu.

    Celakanya, tak selalu keuntungan yang didapatkan para pengusaha itu. Karena ada juga oknum-oknum di tubuh dinas yang memanfaatkan situasi dengan mengiming-imingi para pengusaha dengan pekerjaan namun akhirnya bermasalah.

    Tak kurang dari 40 kontraktor lokal yang tergabung dalam Forum Pengusaha Palka merasa tertipu oleh oknum pegawai di DPUPR Banten. Mereka mengaku kecele, serta tak berdaya setelah ‘membeli’ proyek kepada salah seorang oknum pegawai DPUPR namun ternyata proyek itu tak bisa dicairkan.

    Hanya dengan dijanjikan proyek dengan pola penunjukan langsung (PL) di PUPR tahun 2021 ini, pengusaha tersebut rela mengeluarkan uang setoran sebesar 20 persen. Sementara satu pengusaha mendapatkan dua atau tiga paket, bahkan ada beberapa yang dapat 5 sampai 16 paket. Untuk mendapatkan proyek itu, setidaknya Rp3 miliar lebih telah masuk ke kantong oknum pegawai DPUPR melalui transfer bank maupun cash.

    Para pengusaha ini diperdaya oleh oknum pegawai Non PNS berinisial BM. Para pengusaha itu mengenal BM dari pengusaha lain berinisial Mas. Saat diperkenalakan itu, BM disebut bisa mengkondisikan proyek-proyek yang tidak dilelang alias menggunakan system penunjukan langsung.

    Namun, BM dengan terang-terangan meminta kepada para pengusaha uang setoran sebesar 20 persen dari nilai proyek yang didapatkan. Disebutkan, uang itu akan disetorkan kepada orang dalam di lingkungan DPUPR.

    “Saudara BM ini yang menawarkan kami proyek. Dan pengakuan dari BM dia adik iparnya pejabat di PUPR, Pak Sandy (Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan),” kata salah seorang pengusaha Dicky Faturachman kepada BANPOS, Jumat pekan lalu.

    Menyanggupi setoran yang diminta BM, para pengusaha kemudian menyerahkan uang secara bertahap kepada BM. Sebagai tanda jadi, uang diserahkan sebesar lima persen dari persen dari nilai proyek. Setelah keluar Surat Perintah Kerja, barulah para pengusaha melunasi sisa uang yang dikomitmenkan.

    Ia menjelaskan, ada 103 pekerjaan yang sudah mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) dari DPUPR Banten. Blak-blakan Dicky mengungkapkan, untuk keseluruhan pekerjaan itu terkumpul setoran yang diserahkan kepada BM senilai lebih dari Rp3 miliar.

    “Kami memang percaya kepada Sauadara BM karena pegawai di DPUPR walaupun statusnya hanya non-PNS, karena penjelasannya sangat meyakinkan. Apalagi ada kakak iparnya yang menjadi pejabat disana,” katanya.

    Bahkan BM pernah menunjukan dokumen kegiatan anggaran di PUPR yang menunjukan sesuai dengan SPK yang akan diterbitkan. “Di dokumen itu ada kegiatannya sesuai. Sedangkan program proyek lainnya dikatakan BM akan dibuatkan karena akan masuk di Perubahan APBD 2021 ini,” ujarnya.

    Lantaran janji BM itu, kemudian para pengusaha tambah percaya ditambah lagi dilakukan survei lapangan. “Kami diajak oleh saudara BM untuk melihat langsung titik proyek. Di situ kami sangat percaya lagi. Sehingga pengusaha ketika diminta uang setoran langsung memberikan. Ada yang transfer ada juga yang cash,” ujarnya.

    Namun, apa lacur, setelah sejumlah proyek itu selesai dilaksanakan, para pengusaha ternyata tidak bisa menagih pekerjaannya. Pegawai DPUPR Provinsi Banten menyebutkan proyek-proyek yang dikerjakan para pengusaha itu tidak ada dalam daftar kegiatan yang dikelola DPUPR Banten.

    “Orang dinasnya mengatakan kalau proyek-proyek yang kami kerjakan tidak ada dalam kegiatan DPUPR, bahkan mereka mengatakan SPK yang kami dapatkan adalah SPK bodong,” kata Dicky.

    Senada diungkapkan oleh pengusaha lainnya, Muksin Muktar. Menurut Ucin (sapaan Muksin Muktar), BM saat menjanjikan dirinya paket pekerjaan sangat meyakinkan. Bahkan dirinya dikenalkan pejabat eselon III di Dinas PUPR, Adib Solihin oleh BM.

    “Saya dapat paket lumayan banyak. Ada 16 paket. Diantaranya paving block di daerah Serang, Pandeglang,” katanya.

    Dari paket-paket tersebut dirinya harus mengeluarkan uang ratusan juta untuk setoran dan dikirim ke nomor rekening BM.

    “Rp230 jutaan saya keluarkan uang untuk orang dalam PUPR. Dan proyeknya semua sudah dikerjakan ada yang selesai, ada juga yang baru 30 persen. Tapi sekarang saya setop, karena ternyata itu SPK bodong,” ungkapnya.

    Tak hanya menyetor uang ratusan juta, Ucin juga harus membayar plang nama proyek yang sudah disiapkan oleh BM sebesar Rp400 ribu. “Spanduk pengumuman proyek saya harus nebus. Satu spanduk Rp400 ribu, sedangkan saya dapat paket itu 16. Jadi totalnya Rp6,4 juta harus saya keluarkan lagi uang untuk spanduk,” terang Ucin.

    Sementara itu, Pengusaha Palka lainnya Suherman mengaku telah menyetor uang kepada BM sebesar Rp100 juta untuk delapan paket pekerjaan. “Saya harus ngasih uang ke BM Rp100 juta. Dan itu sudah saya kasih. Sementara proyek yang sudah saya kerjakan Rp190 juta. Jadi total yang sudah keluar Rp290 juta,” ujarnya.

    Uang sebesar itu lanjut Suherman sebagian ia miliki dari penjualan aset berupa barang bergerak. “Saya sampai jual mobil tangki air. Dan saya sekarang nggak bisa apa-apa karena SPK itu bodong,” ujarnya.

    Agus Revan Rohaji pun mendapati nasib yang sama. SPK yang dia terima bodong. Dan sudah banyak uang dikeluarkan ke BM. “Saya dapat 2 paket. Setoran 20 persen. Dan proyek yang sudah saya kerjakan 30 persen. Terpaksa saya hentikan karena tidak ada kejelasan dari BM. Banyak teman-teman juga tertipu,” ujarnya.

    Baik Dicky, Ucin dan Agus meminta uang yang sudah dikeluarkan dikembalikan. “Kami ini pengusaha lokal. Jadi kami mohon kembalikan uang kami. Sebagai orang Banten, saya ingin sekali membangun daerah. Tapi kenapa kami dibuat seperti ini. Soal setoran itu lumrah makanya saya ikuti itu biar kami dapat paket pekerjaan,” ujar Dicky Faturachman.

    Berdasarkan data yang didapat BANPOS, kegiatan-kegiatan yang memiliki SPK bodong itu sebagian besar berupa pekerjaan drainase dan tembok penahan tebing (TPT). Pekerjaan-pekerjaan itu tersebar di wilayah Kabupaten pandeglang, Kabupaten Serang dan Kota Serang. Dari data itu disebutkan 16 nama pengusaha yang mendapatkan pekerjaan.

    Sementara itu, BM yang dituduhkan memberikan SPK bodong, saat ini tidak diketahui keberadaannya. Dia tidak menampakan batang hidungnya di kantor DPUTR Banten, sejak sepekan lalu. BM diduga terlibat dalam skandal Surat Perintah Kerja (SPK) palsu dalam sejumlah proyek di dinas itu dan kemungkinan tidak sendirian menjalankan aksinya.

    Hilangnya BM ini disampaikan mantan Kabid PJPA Dinas PUPR Banten Adib Solihin, ketika dirinya kesulitan menghubungi BM melalui telpon genggamnya.

    Kepada BANPOS, Adib yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) di
    Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Banten yang disebut-sebut terlibat dalam dugaan SPK Bodong merasa terganggu dengan keributan pengusaha Palka. Bahkan dirinya mengaku ditegur langsung oleh atasanya, Kepala Disperkim, M Rachmat Rogianto.

    “Saya pernah dipanggil oleh atasan saya karena adanya keluhan dari Pengusaha yang katanya dapat SPK bodong melibatkan saya. Saya sampaikan kalau saya tidak tahu menahu. Karena itu, saya langsung coba hubungi BM, tapi handphonenya tidak aktif,” katanya.

    Adib mengaku dengan kejadian SPK bodong, merasa dirugikan lantaran nama dan jabatannya tercemar akibat ulah BM. “Sejujurnya nama baik saya agak terganggu. Saya disebut-sebut pada kasus ini,” katanya.

    Adapun foto-foto dirinya bersama dengan BM dan sejumlah pengusaha di ruang kerja dan di salah satu rumah makan di Kawasan Ciracas Kota Serang, hal tersebut dibenarkan. Akan tetapi bukan membahas persoalan proyek.

    “Foto-foto saya yang bareng dengan BM karena yang bersangkutan minta. Dan saya nggak berfikir kalau foto itu dimanfaatkan oleh BM kepada pengusaha Palka. Kalau foto di Sari Kuring Ciracas memang ada pengusahanya, tapi membahas batu bara. Saya dikenalkan oleh BM dengan para Bos. Itu yang BM sampaikan sebelum pertemuan, katanya ada Bos-Bos (pemilik uang banyak) mau ketemu saya,” ujarnya.

    Adib juga membantah jika dirinya menerima uang dari BM yang bersumber dari setoran pengusaha Palka. “Nggak ada. Saya tidak terima uang. Jadi saya benar-benar dimanfaatin BM,” ungkapnya.

    Sementara itu, Plt Kepala Dinas PUPR Banten, Arlan Marzan membenarkan jika BM sudah lebih dari sepekan tidak masuk kerja. Bahkan Sandy (pejabat eselon IV di PUPR Banten) selaku kakak Iparnya juga mengaku tidak tahu keberadaan BM saat ini.

    “Penjelasan dari Pak Sandy, kalau BM sekarang tidak tahu dimana keberadaannya,” ujarnya.

    Karena BM telah lama tidak bekerja, maka pihaknya akan mengevaluasi. Ada kemungkinan yang bersangkutan gajinya akan disetop.

    “Kita akan evaluasi. Karena kan sudah tidak terlihat kerja. Nanti.akan kita tindak seperti apa,” ujarnya.

    Gencarnya tuduhan SPK bodong kepada pengusha Palka, Arlan mengaku ada pihak-pihak lain turut membantu BM. “Penjelaskan dari Pak Sandy, kalau BM itu tidak paham SPK. Jadi kemungkinan dia (BM) tidak berdiri sendiri. Ada orang lain juga,” pungkasnya.(RUS/ENK)

  • Arlan: Laporkan Saja!

    Arlan: Laporkan Saja!

    AKSI dugaan tipu-tipu oleh oknum pegawai Dinas PUPR Banten dengan memberikan uang setoran namun proyeknya fiktif alias menggunakan SPK Bodong disikapi serius namun santai oleh pejabat terkait.

    Plt Kepala Dinas PUPR Banten, Arlan Marzan dihubungi melalui telpon genggamnya, Minggu (20/11) mengakui telah mendengar adanya keluhan dari pengusaha lokal yang mengaku mendapatkan pekerjaan proyek SPK bodong dan mengkalim telah melaksanakan sesuai prosdur.

    “Saya dapat informasi, katanya ada pengusaha yang sudah mendapatkan pekerjaan PL di PUPR, tapi setelah ditagih pembayarannya tidak dapat diproses karena tidak ada pos anggaranya,” katanya.

    Ia menjelaskan, sesuai dengan prosedur jika proyek sudah dikerjakan, sebelum dibayarkan kepada pihak ketiga atau kontraktor, harus mendapatkan persetujuan dirinya.

    “Katanya ada proyek yang sudah dikerjakan 100 persen, tapi sampai sekarang saya belum menerimanya. Kan sebelum dibayar harus saya tandatangan dulu,” jelasnya.

    Arlan juga mengaku belum melihat secara langsung SPK yang telah ditandatangani oleh mantan Kepala Dinas PUPR Banten, M Tranggono. “Saya sendiri belum mengetahui proyeknya seperti apa,”ujarnya.

    Namun demikian pihaknya saat ini masih melAkukan penelahaan tentang informasi SPK Bodong tersebut. “Kami sedang mempelajari persoalan ini. Seperti apa titik masalahnya ” ujarnya.

    Agar persoalan ini cepat selesai Arlan menyarankan kepada pengusaha yang tergabung dalam Forum Pengusaha Palka melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib. “Saya menyarankan kepada pengusaha laporkan saja ini kepada aparat penegak hukum. Agar kasusnya dapat diselidiki secara terang benderang. Karena terus terang saja di PUPR tidak ada proyek-proyek yang dimaksud oleh para pengusaha itu,” jelasnya.

    Penasehat Forum Pengusaha Palka Lukmanul Hakim mengaku pihaknya saat ini masih melakukan upaya persuasif. “Kami bersama dengan teman- teman pengusaha masih menunggu itikad baik dari pihak teekait. Sambil mengumpulkan dokumen-dokumen lainnya,” katanya.

    Adanya SPK bodong ini lanjut Lukmanul, bukan hanya diterima oleh pengusaha Palka, namun banyak dikeluarkan oleh pegawai PUPR dari luar. “Kemarin saya dapat informasi dari pengusaha Jakarta dia juga mendapatkan SPK bodong, dan telah menyetorkan uang tidak sedikit yang disampaikan ke Saudara BM,” ujarnya.

    Ia juga mengaku kecewa kepada jajaran Komisi IV DPRD Banten, lanTaran tidak bisa memfasilitasi persoalan dihadapi pengusaha Palka. “Kami beberapa hari lalu mengadukan ini ke DPRD Banten. Tapi tanggapanya tidak memuaskan. Normatif,” katanya.(RUS/ENK)

  • Setoran Proyek Jadi Rahasia Umum

    Setoran Proyek Jadi Rahasia Umum

    ADANYA kewajiban setoran kepada dinas oleh pengusaha yang mendapatkan paket pekerjaan sudah lama terjadi di Pemprov Banten. Bahkan praktik tersebut dinilai sangat sulit dihilangkan, karena sudah mendarah daging.

    Akademisi dari Untirta Serang, Ikhsan Ahmad dihubungi BANPOS, Minggu (20/11) menyebutkan dugaan praktik setor menyetor oleh pengusaha kepada dinas-dinas dianggap hal yang wajar. Sulit dihindari.

    “Praktik ini sebenarnya sudah lama terjadi dan tidak pernah ada jaminan akan berhenti. Banyak cerita berbagai pengusaha tertipu dengan praktik-praktik seperti ini,” katanya.

    Bahkan katanya, lantaran praktik suap menyuap demi mendapatkan proyek, semakin lama semakin berkembang dengan pola dan gaya lebih canggih.

    “Sistem korup ini hidup terus di tengah gaungan reformasi birokrasi. Praktik ini tetap subur ditengah keyakinan pemimpinanya tentang perubahan,” katanya.

    Anehnya lagi, meski dugaan praktik suap menyuap demi paket pekerjaan terus terjadi, banyak penghargaan-penghargaan diterima pemprov.

    “Praktik korup ini paling tidak pernah menghalangi pemprov mendapatkan berbagai award atau penghargaan pencegahan korupsi seperti dari KPK tahun 2019 silam. Ini kan tentu aneh,” ujarnya.

    Suburnya praktik suap-menyuap Ini terbilang tahan lama dan rapih, penyebabnya yakni, kedua belah pihak antara dinas dengan pihak ketiga atau pengusaha sama-sama menikmati.

    “Pengusaha dan OPD (dinas) saling bermutualisme simbiosis (menguntungkan), mencegat kepentingan rakyat,” ujarnya

    Sebagai dinas dengan anggaran sangat besar mengelola APBD, Ikhsan meminta PUPR untuk tidak bermain- main dengan uang rakyat. Apalagi bergaya koboy, dengan memperjual belikan paket-paket pekerjaan. Jika itu masih terus dilakukan, lebih baik dinas tersebut beralih profesi atau diberi tambahan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) sebagai perusahaan pinjaman online (Pinjol).

    “Harus diingat dinas-dinas atau OPD pemerintah itu menjalankan amanat uang masyarakat. Kalau kelakuannya seperti ini terus, sebaiknya PUPR juga diberi wewenang untuk membuka usaha pinjol untuk para pengusaha yang tertipu,” terangnya.

    Melihat kondisi penyelenggaran yang begitu memprihatinkan atas pengelolaan APBD dan fakta dugaan korupsi seperti penyidikan dan persidangan dugaan korupsi pengadaan lahan untuk SMKN 7 Tangsel, pengadaan masker, lahan samsat Malingping dan hibah ponpes, ditambah ada 103 SPK bodong dan setoran 20 persen pengusaha ke PUPR, lebih baik semua penghargaan diserahkan kembali kepada lembaga yang menyerahkan. “Mengembalikan semua award,” imbuhnya.

    Selain itu Ikhsan juga meminta kepastian hukum atas banyaknya pelanggaran pengelolaan keuangan daerah, serta memint kepada Anggota dan Pimpinan DPRD dan untuk konsen terhadap pelayanan masyarakat.

    “Memastikan proses kepastian hukum sebagai bagian dari penegakkan hukum bukan kebijakan politis, pencitraan dan menjadikan ATM. Meminta maaf kepada masyarakat atas berbagai peristiwa yang melukai perasaan keadilan masyarakat dan berjanji jika terjadi satu peristiwa lagi terkait korupsi atau tipu menipu akan mengundurkan diri bersama antara pimpinan eksekutif dan legislatif. Tolak pencalonan kembali pemimpin (WH-Aa) saat ini yang telah dianggap gagal,” kata Ikhsan.

    Pengusaha juga diminta untuk memiliki komitmen dalam pencegahan korupsi dan menggunakan ambisi kewajaran dengan menjunjung tinggi moral, sehingga kasus SPK bodong dan setor menyetor dapat dihilangkan di KP3B.

    “Harus, biar nggak tampak bodoh, pengusaha ditipu kok diam aja. Jangan-jangan kebodohan pengusaha yang telah ditipu tetap ingin ditukarkan dengan proyek yang asli, alias tukar tambah, kalau begini kan mentalitas pengusahnya juga mental maling. Ini harus ada pembenahan di kalangan pengusaha juga. Laporkan saja pada aparat penegak hukum,” ujarnya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Aliansi Lembaga Independen Peduli Publik (ALIPP), Uday Suhada meminta aparat penegak hukum melakukan proses penyelidikan atas apa yang ada di DPUPR.

    “Kacau sekali ini. Jika benar ttd (tandatangan,) SPK-nya palsu, ini sudah layak untuk ditelusuri oleh aparat penegak hukum. Kasihan pelaksana, mereka tentu sangat dirugikan. Oknumnya harus ditindak tegas. Karena ini sudah menjadi rahasia umum kalau ada setoran. Tapi kalau soal SPK bodong, baru kali ini saya dengar,” kata Uday.

    Bahkan ia beranggapan jika praktik setor menyetor proyek di dinas hampir merata

    “Peluang itu terjadi juga di OPD lain, sangat terbuka. Buka saja dulu yang ini. Dengan memperhatikan bukti awal yang ada, SPK yang ditandatangani oleh Trenggono Kadis PUPR saat itu, bukti transfer, foto dan video, sudah selayaknya APH turun tangan.
    Sudah warisan dari kepemimpinan lama yang masih saja menjadi tradisi buruk di hampir semua jenis pekerjaan di berbagai OPD. WH (Gubernur Banten) tak mampu menghentikannya,” terangnya

    Plt Kepala Dinas PUPR, Arlan Marzan memastikan untuk setoran 20 persen oleh pengusaha dijamin tidak ada. “Sekarang ini, semua paket pekerjaan baik yang diatas Rp50 juta sampai puluhan miliar dilakukan secara terbuka di LPSE. “Semuanya sistem online. Mulai dari rencana umum pengadaan sampai ada pemenang tender proyek melalui online. Dan saya jamin di PUPR itu tidak ada setor- setoran,” kata Arlan meyakinkan.(RUS/ENK)

  • Soroti Kasus Pungli, Mahasiswa Demo Kantor BPN Lebak

    Soroti Kasus Pungli, Mahasiswa Demo Kantor BPN Lebak

    LEBAK, BANPOS – Menyoroti kasus pungutan liar (Pungli) yang terjadi di BPN Lebak, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Lebak melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lebak.

    Menurut Ketua HMI MPO Cabang Lebak Habibullah, kasus pungli yang terjadi di BPN Lebak sudah terjadi cukup lama. Baru sekarang, kasus itu terungkap Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Banten.

    Pada 12 November lalu, penyidik tindak pidana korupsi Polda Banten melakukan operasi tangkap tangan di kantor tersebut.

    “Kami mendukung upaya penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus Pungli yang terjadi di BPN Lebak,” kata Habibullah kepada wartawan, Jumat (19/11/2021).

    Pantauan BANPOS, selain mendapat perhatian dari masyarakat dan pengguna jalan yang melintas di jalan Raya Rangkasbitung – Cipanas, aksi mahasiswa mendapat pengawalan dari aparat kepolisian. Mereka menghadang mahasiswa di depan pintu gerbang kantor BPN Lebak.

    Habibullah mengatakan, HMI MPO prihatin dengan adanya kasus pungli yang terjadi di BPN Lebak. Seharusnya, kasus itu tidak pernah kembali terjadi, apalagi pegawai di BPN Lebak ini telah menerima gaji yang besar dari negara.

    “Kami berharap tidak ada lagi kasus pungli dalam pengurusan SHM, dan pengurusan sertifikat tanah bisa lebih baik dan mudah. Kasus ini telah mencoreng semangat reformasi agraria di Indonesia,” tandasnya (CR-01/RUL)