PABUARAN, BANPOS – Sejumlah warga penyandang tunanetra Kabupaten Serang menggelar deklarasi peresmian organisasi masyarakat sipil Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) daerah Kabupaten Serang, Sabtu (4/9).
Bertempat di desa Kadubeureum, Kecamatan Pabuaran, kegiatan dihadiri oleh pimpinan wilayah (PW) ITMI Banten, Muhammad Jaeni serta jajaran, pendamping ITMI dan anggota DPRD Kabupaten Serang dapil setempat, Tb Baenurzaman.
Ketua PW ITMI Banten, Muhammad Jaeni, mengatakan bahwa dengan dibentuknya ITMPI Kabupaten Serang, diharapakan dapat menjadi pusat dakwah, belajar Al-Qur’an dan membentuk kemandirian bagi penyandang tunanetra. Selain itu, pihaknya meminta kepada pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang agar lebih memperhatikan keberadaan organisasi masyarakat tersebut.
“Alhamdulillah hari ini sudah terbentuk ITMI pengurus daerah (PD) Kabupaten Serang, semoga di tanah Banten yang terkenal dengan religiusnya ini, ITMI bisa menorehkan prestasi yang lebih lagi,” ujarnya, usai kegiatan deklarasi.
Ia menjelaskan, tujuan dibentuknya ITMI, selain untuk menghimpun masyarakat penyandang tunanetra, juga untuk mengasah keahlian yang dimiliki oleh masing-masing individu. Saat ini, tercatat beberapa anggota ITMI Kabupaten Serang sudah menghafal Al-Qur’an mulai 4 juz sampai 30 juz.
“Dengan prestasi tersebut, kami meminta agar Pemkab Serang juga dapat melirik kami. Tidak mudah untuk bisa terlihat oleh pemerintah, oleh karena itu dengan wadah ITMI mudah-mudahan mempermudah mengkoordinir dan pemerintah pun mau turut serta mendampingi kami,” katanya.
Selama 8 tahun memimpin ITMI Banten, ia mengaku baru 4 PD yang dibentuk. Mengingat kondisi sedang pandemi Covid-19, maka ia berharap dalam waktu dekat ini, semua Kota dan Kabupaten dapar terbentuk kepengurusan ITMI.
“InsyaAllah akan dibentuk semua, saya diangkat masa jihad 2020-2025, insyaAllah sampai selesai kepengurusan, kalau Allah mengizinkan, sudah terbentuk PD-PD di seluruh Banten,” tuturnya.
Ia meminta, baik pemerintah Provinsi Banten dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur Banten dan seluruh pimpinan Kabupaten-Kota di Banten, agar dapat memfasilitasi kebutuhan ITMI. Bukan hanya sekedar bantuan saja, tetapi pembinaan dan dibutuhkan tempat khusus untuk menjadi pusat kegiatan serta pelatihan.
“Jadi kalau anggota dewan, jangan hanya datang pas butuhnya saja. Rangkul kami, jangan hanya suara kami yang diminta, lepas sudah jadi dewan kami ditinggalkan. Kami pun ingin berdikari agar tetap mandiri,” tandasnya.
Ketua ITMI Kabupaten Serang, Surji, mengakui bahwa hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan sentuhan dari pemerintah. Ia mengatakan akan fokus membina sesama tunanetra dari berbagai usia untuk belajar membaca Al-Qur’an dan menulis braile.
“Karena masih banyak yang belum mengetahui, biasanya untuk menghafal Al-Qur’an itu bisa dengan mendengar. Tapi yang saya tekankan disini bagaimana teman-teman ini juga bisa membaca serta menulis Al-Qur’an braile,” ungkapnya.
Meski begitu, ia mengatakan perlu adanya sekretariat khusus untuk digunakan sebagai tempat belajar dan mengembangkan bakat, yang disertai dengan alat-alat pendukung lainnya. Seperti dirinya yang kini menekuni message, maka ia pun ingin memberikan keilmuan tentang message tersebut kepada penyandang tunanetra lainnya agar dapat lebih mandiri.
“Inginnya ada bantuan tempat atau Sekretariat untuk belajar mengaji dan message. Kalau message ini kan untuk penghasilan, karena nyangkul atau bangunan kita tidak bisa. Agar kami ini tidak terlalu berharap kepada pemerintah, utamanya belajar Al-Qur’an dan dakwah,” tuturnya.
Apabila ada kesempatan pelatihan, Surji mengaku dengan senang hati akan menerima dan merekomendasikan kepada para pengurus dan anggota ITMI. Sebab, ia tidak menginginkan penyandang tunanetra hanya bisa duduk diam tanpa ada aktivitas apapun.
“Jangan sampai kami hanya duduk manis, ngopi dan sebagainya, tapi tidak menghasilkan. Kami juga ingin produktif, maka apabila ada dorongan dari pemerintah, kami menerima dengan senang hati,” ungkapnya.
Hadirnya anggota dewan saat itu, membuat dirinya semakin semangat. Ia tidak mau didatangi oleh calon anggota dewan yang hanya membutuhkan suara ketika pemilihan legislatif.
“Alhamdulillah saya didampingi terus oleh pak dewan, pahaji Beben. Karena memang dari dulu beliau selalu mensupport kegiatan baik mengaji dan message, semoga suara kami sampai ke gedung rakyat Kabupaten Serang,” tuturnya.
Ia mengaku sejauh ini belum ada bantuan dari Dinsos Kabupaten Serang maupun Provinsi Banten. Oleh karena itu, dengan terbentuknya ITMI Kabupaten Serang, pemerintah lebih peduli masyarakat penyandang tunanetra.
“Semoga pemerintah peduli. Selama ini yang kami ketahui, pemerintah tidak ada perhatian khususnya Kabupaten Serang, apakah ini tidak ada. Atau ada bantuan tapi tidak disalurkan,” tandasnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Serang, TB Baenurzaman yang juga merupakan politisi Golkar ini mengaku akan terus mendukung kegiatan ITMI. Menurutnya, mereka pun sama-sama warga Kabupaten Serang yang berhak mendapatkan pelayanan dan fasilitas seperti warga dengan kondisi jasmani normal pada umumnya.
“Ketika pak Surji ini mengatakan ingin deklarasi ormas, tentu saya senang. Artinya akan ada wadah resmi untuk belajar dan berlatih,” katanya.
Anggota Komisi IV ini juga berupaya untuk menyampaikan aspirasi ITMI agar didengar oleh pimpinan Kabupaten Serang yaitu Bupati Ratu Tatu Chasanah dan wakil Bupati Pandji Tirtayasa. Selain itu, ia mengaku siap menjembatani apabila ITMI ingin bertemu muka dengan pimpinan legislatif di Kabupaten Serang.
“Semoga dengan adanya wadah ITMI ini dapat dengan mudah tersampaikan aspirasinya. Kemudian untuk pembangunan, kebetulan saya di komisi pembangunan, mendorong untuk ramah disabilitas, itu juga hak bagi teman-teman ITMI dan tunanetra lainnya agar merasakan pelayanan dan fasilitas yang sesuai,” tandasnya. (MUF/AZM)