Kategori: HEADLINE

  • Ada Dugaan Pemotongan BST Desa di Baksel

    Ada Dugaan Pemotongan BST Desa di Baksel

    BAKSEL, BANPOS – Dana Bantuan Sosial Tunai (BST) Covid di Desa Neglasari Kecamatan Cibeber, diduga ada tidak penuh diterima oleh 501 keluarga penerima manfaat (KPM) karena diduga dipotong secara belah semangka.

    Isu adanya dugaan penyunatan belah semangka dana BST oleh oknum di Desa Neglasari ini dengan dalih hasil kesepakatan musyawarah bersama warga, yakni disepakati BST tersebut dibelah semangka. Pihak politisi di Lebak menganggap, hal tersebut termasuk pelanggaran, akan tetapi Inspektorat Lebak menganggap ini dilematis bagi desa.

    Saat di hubungi, Kepala Cabang Kantor Pos Pembantu Kecamatan Cibeber, Juandi mengatakan bahwa proses pencairan BST di Desa Neglasari semuanya sudah dikoordinasikan dengan pihak desa.

    “Saya kurang tau persis, setahu saya semuanya sudah diatur oleh pihak desa,” terang Juandi kepada wartawan, Selasa (08/06).

    Dijelaskan Juandi, bahwa pencairan dana BST di Desa Neglasari sudah memasuki tahap ke 13. “Terkait barcode KPM, setelah pencairan semuanya di kumpulkan dulu di Desa Neglasari,” jelas Juandi.

    Menanggapi ini, anggota DPRD Lebak, Musa Weliansyah justru menganggap musyawarah itu hanya akal-akalan oknum di desa. “Jadi kalau saya lihat, datanya hampir 85 persen lebih warga desa di sana sebagai penerima BST, walau program sosialnya berbeda satu sama lain. Jadi kalau ada pemotongan dengan dalih untuk pemerataan atau mengedepankan azas keadilan, itu hanya akal-akalan oknum yang berperilaku koruptif,” tuding Musa.

    Menurut Ketua Fraksi PPP DPRD Lebak ini, alasan yang selalu digunakan di hampir semua desa atau wilayah, pasti dengan dalih yang sama, yaitu azas pemerataan. “Ini memang modus atau pola koruptif program sosial, program bantuan langsung pada masyarakat, atau program bantuan hibah kepada masyarakat,” ungkapnya.

    Terkait masalah ini pihaknya akan mendorong hingga ke penegakan hukum, “Untuk itu, saya mendesak Unit Tipikor Polres Lebak segera melakukan penyelidikan,” papar Musa.

    Terpisah, Kepala Inspektorat Kabupaten Lebak, Nainggolan saat dimintai tanggapannya terkait ini oleh wartawan, pihaknya belum bisa bersikap karena mengaku belum survei ke lapangan.

    “Saya belum bisa komentar banyak soal ini pak. Karena belum lihat fakta lapangannya. Yang jelas, pemotongan tidak dibenarkan, akan tetapi melihat beberapa kasus yang juga terjadi di beberapa desa lainnya, saya melihat aparat desa berada dalam kondisi dilematis, ketika ada warga yang terdampak yang tidak masuk daftar penerima, sehingga biasanya aparat desa melakukan musyawarah yang melibatkan penerima dan stakeholder,” ujar Nainggolan.

    Menurut Nainggolan, itu tidak masalah selama itu diberikan kepada warga terdampak yang tidak terdaptar, asal jangan masuk kantong sendiri.

    “Jadi, selama potongan yang sudah disepkati 100 persen dibagikan kepada penerima yang tidak terdaftar (tapi benar-benar terdampak-red) dan tidak ada yang masuk ke kantong aparat sepeser pun serta bikin Dokumen Berita Acara musyawarahnya lengkap dan sah, aparat desa diminta untuk menghentikan dan membuat usulan baru,” paparnya.(WDO/PBN)

  • Balita Pengidap Usus Terburai di Wanasalam Butuh Bantuan

    Balita Pengidap Usus Terburai di Wanasalam Butuh Bantuan

    WANASALAM, BANPOS – Balita malang bernama Madnur Rafa (3), anak dari pasangan A. Surori dan Wati Susilawati, warga Kampung Wanasari, Desa Sukatani, Kecamatan Wanasalam, hampir dua tahun ini tidak memiliki syarap di anus.

    Derita yang dialami Madnur Rafa ini secara medis bernama penyakit Hirschsprung. Orangtua balita ini tak mampu membiayai pengobatan. Sehari-hari Surori ayah Madnur Rafa cuma berjualan soto di Pasar Binuageun, Wanasalam, orangtua balita ini berharap uluran tangan para dermawan.

    Kepada wartawan, ibunda Madnur Rafa, Wati Susilawati, menceritakan sejak usia satu tahun Madnur Rafa mengalami perut kembung, disebabkan sulitnya untuk buang air besar (BAB), hingga menimbulkan garisan urat-urat biru dibagian perutnya selanjutnya menimbulkan ususnya terburai keluar.

    “Dua tahun lalu sudah sempat dioperasi, pada Tahun 2019, seharusnya masuk lagi untuk tindak-lanjutnya, tapi pihak rumah sakit menyarankan jangan ke rumah sakit dulu karena masih musim pandemi takut tertular, makanya saya juga takut jadi tidak dilanjutkan lagi pengobatannya,” ujar Wati, Selasa (8/6).

    Karena kekurangmampuan keluarga, ia dan keluarganya hanya bisa mengobati Madnur Rafa ini di rumah saja dengan kemampuan seadanya. Sehingga upayanya ini tidak bisa menyembuhkan penyakit anaknya tersebut.

    Menurut Wati, bahkan saat ini hampir setiap hari anaknya tersebut mengalami kesakitan di bagian perut yang ususnya terburai itu.

    “Kami ingin Rafa sembuh, kami sangat berharap anak kami ini bisa dibawa berobat ke rumah sakit. Tapi bagaimana bisa ke sana, karena kami tidak memiliki biaya. Untuk makan sehari-hari saja kami pas-pasan,” ungkap Wati, ia terlihat meneteskan air mata.

    Kendati tak tega melihat derita anaknya, namun ia hanya bisa pasrah saja. “Saat ini kami hanya bisa pasrah dan berharap adanya uluran tangan baik dari pemerintah atau donatur, supaya anak kami ini bisa terobati,” harap Wati yang didampingi oleh Acih, relawan kader kesehatan Desa Sukatani, Wanasalam.

    Derita Madnur Rafa yang mengidap Hirchsprung ini, pun sempat tersiar di beberapa group media sosial (Medsos) di Lebak selatan (Baksel). Danramil 0313/Malingping, Kapten (ARM) Zainul Arifin, datang menjenguk anak malang yang selalu terbaring menahan sakit,

    “Ketika mendapat informasi yang sangat mengusik itu, untuk itu saya langsung kordinasi dengan pihak muspika dan desa Sukatani untuk tindak-lanjutnya,” kata Kapten Zainul Arifin.

    Sementara, Camat Wanasalam, Sukanta, mengatakan bahwa pihaknya pun langsung menghubungi pihak puskesmas Binuangeun untuk penanganan balita Madnur Rafa. “Kami sudah konsultasi dengan pihak Puskesmas, untuk sementara BPJS nya diaktifkan lagi dan segala tunggakkan BPJS sudah dibayar oleh pihak Kepala Desa Sukatani,” jelas Sukanta.

    Untuk teknis pemeriksaan dan lainnya tergantung puskesmas dulu, “Nanti mau dirujuk kemana tergantung dari pihak Puskesmas yang memutuskan,” paparnya.

    Ketua Yayasan Respek Peduli Lebak, Delima Humairo kepada wartawan mengatakan, direncanakan mulai Rabu (9/6), pihaknya akan mendampingi Madnur Rafa ke RSUD Malingping agar segera mendapat penanganan medis yang layak.

    “Kami dari Respek Peduli Lebak bersama para relawan kesehatan lain akan mendampingi adik Rafa, dan mengajak para dermawan untuk saling membantu dan peduli,” tuturnya.(WDO/PBN)

  • Dugaan Monopoli dan Markup Pengadaan Wastafel Desa se Lebak

    Dugaan Monopoli dan Markup Pengadaan Wastafel Desa se Lebak

    BAKSEL, BANPOS – Pengadaan wastafel desa se Lebak dituding telah dimonopoli dan terjadi markup. Proses monopoli tersebut dituding dilakukan oleh oknum Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Lebak dengan menyuruh setiap desa di Lebak menganggarkan 8 persen Dana Desa (DD) untuk pengadaan wastafel tersebut.

    Pegiat sosial Baksel, Yayat Nurwan Kosasih, menyayangkan dan mengecam pengadaan wastafel tersebut, menurutnya, harga untuk item tersebut terlalu melambung tinggi jauh dari harga di pasaran.

    “Coba saja searching di toko online, berapa harga untuk wastafel jenis itu. Dan coba lihat RAB tiap-tiap desa, berapa harga untuk pembelian wastafel, ini ada yang tidak beres,” ujarnya, Senin (7/6).

    Pegiat lainnya, Uce Saepudin pun mengatakan, pengadaan wastafel itu dilakukan serentak oleh tiap desa di Lebak.Menurutnya harga pembeliannya pun fantastis.

    “Pembeliannya sebesar 8 Persen diambil dari DD. Dan sebagian besar desa di Lebak sudah memesan barang itu dalam bentuk sama, harga per wastafel itu Rp 3,6 Juta, sangat berbeda jauh dengan harga yang di online paling tinggi berkisar Rp1,5 Juta. Ini disinyalir ada yang memonopoli,” jelasnya.

    Uce menduga ada monopoli dengan mengkoordinir semua pesanan khusus di satu tempat yang dilakukan oknum.

    “Koordinasinya lewat prades, info yang saya dapat ada oknum yang bermain, awalnya bertugas di DPMD Lebak sekarang sudah jadi camat. Bahkan ada dugaan kerjasama bagi untung dengan oknum prades,” ungkap Uce.

    Sementara salah seorang Pendamping Desa di Kecamatan Malingping, Tatang, saat dikonfirmasi mengenai teknis pengadaan PPKM Skala Mikro Desa, justru menjelaskan pembelian tidak perlu di pihak ketigakan.

    “Untuk PPKM Mikro Desa, teknisnya belanja langsung, tidak perlu pakai pihak ketiga, itukan hanya di bawah 50 juta. Yang belanja itu TPK Dess, dan yang membayar Kaur Keuangan,”terangnya.

    Adapun terkait dugaan pertemuan prades membahas belanja belanja wastafel, salah seorang Prades di Baksel kepada wartawan membenarkan pertemuan yang dihadiri para Kaur Keuangan Desa.

    “Mengenai belanja wastafel di sini juga sama saja, saya juga mendengar Kaur Keuangan sempat dikumpulkan. Tapi saya sendiri ga tahu mengenai pembelanjaannya,” papar Sekdes salah satu desa di Kecamatan Cijaku.

    Terpisah, Kepala DPMD Lebak, Babay, saat dikonfirmasi wartawan tidak pernah merespon.(WDO/PBN)

  • Kasus Suami Disiram Air Panas di Carenang Berujung Damai

    Kasus Suami Disiram Air Panas di Carenang Berujung Damai

    SERANG, BANPOS- Kasus penyiraman air panas yang dilakukan isteri terhadap suami di Kampung Bingkuang, Desa Teras, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, akhirnya berujung damai. Hal itu setelah pihak suami datang ke kantor polisi untuk mencabut laporan terhadap istrinya.

    Kapolsek Carenang Iptu Samsul Fuad membenarkan jika kasus penyiraman air panas yang dilakukan oleh Sukriah (31) terhadap suaminya Sopan Sopian (38) sudah diselesaikan secara kekeluargaan tanpa ada tuntutan apapun dari pihak keluarga korban.

    “Diselesaikan secara musyawarah. Korban (Sopan Sopian, red) beserta keluarganya datang ke polsek untuk tidak melanjutkan proses hukum dan sudah mencabut laporannya,” kata Kapolsek kepada awak media, Selasa (8/6).

    Menurut Kapolsek, laporan itu dicabut karena pihak istri telah minta maaf dan pertimbangan anak-anaknya masih kecil dan butuh kasih sayang orang tua. Sehingga, hasil mediasi disepakati bahwa kasus tersebut diselesaikan secara damai.

    “Pertimbangan laporannya dicabut karena anak-anaknya masih kecil serta pihak isteri juga sudah menyampaikan permohonan maaf,” ujarnya

    Sebelumnya, Kapolres Serang AKBP Mariyono mengatakan peristiwa penyiraman air panas yang dilakukan istri kepada suaminya itu terjadi pada Jumat (4/6). Namun kepolisian baru menerima laporan kasus itu pada Sabtu (5/6) siang.

    Pada hari naas itu, korban diketahui pulang pagi setelah dua hari tidak pulang. Sebagai seorang isteri, Sukriah bertanya kemana saja selama dua hari suaminya tidak pulang. Bahkan saat pulang juga, suaminya tidak juga memberikan uang.

    Bukannya jawaban atau uang belanja yang didapat, Sukriah mengaku malah mendapat perlakukan kasar, setelah sebelumnya terjadi cekcok mulut. Setelah itu, korban tidur di sofa ruang tamu.

    Kesal lantaran ulah suaminya, Ibu tiga anak ini tak lama kemudian pergi ke dapur mengambil air panas dan menyiramkan ke tubuh korban yang sedang tidur pulas. (MUF)

  • Warga Pandeglang Tertipu ‘Bansos’

    Warga Pandeglang Tertipu ‘Bansos’

    PANDEGLANG, BANPOS – Empat warga di Kabupaten Pandeglang, menjadi korban penipuan oknum yang mengaku sebagai pendamping bantuan sosial (Bansos). Pasalnya, orang tak dikenal ini sudah menipu warga dengan modus menawarkan jasa perbaikan administrasi kependudukan sembari meminta sejumlah uang supaya bisa mendapat bantuan.

    Peristiwa ini diketahui terjadi di Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, Banten pada Minggu (6/6).

    Salah satu korbannya, yaitu warga bernama Nurjanah. Dia mengaku diminta uang Rp 115 ribu oleh oknum tersebut, sebagai syarat perbaikan dokumen administrasi kependudukan ke Disdukcapil Pandeglang, supaya mendapat bantuan dari pemerintah.

    “Ngakunya dari petugas, dia minta KK sama uang ke saya. Katanya buat ngurusin berkas siapa aja warga yang belum dapat bantuan, nanti dia yang ngajuin,” katanya saat dihubungi melalui seluler, Senin (7/6).

    Karena merasa mau dibantu, Nurjanah langsung percaya terhadap oknum tersebut. Uang beserta dokumen kependudukan yang dia punya, kemudian diserahkan sembari berharap bisa mendapat bantuan dari pemerintah.

    “Pas dia pamit, ada tetangga saya 3 orang bilang dimintain uang juga. Saya kan langsung curiga, wah ini mah ketipu kayaknya. Yaudah langsung dikejar waktu itu sama warga di sini, ketemu orangnya terus kita cegat,” ucapnya.

    Begitu menemukan oknum tersebut, Nurjanah beserta warga yang mengejarnya langsung meminta kembali uang yang diminta itu. Dari empat warga yang ditipu, oknum itu hanya bisa mengembalikan uang milik tiga warga setempat.

    “Tiga doang yang dibalikin, udah gitu sama kita diperingatin. Kalo orang itu, supaya gak datang ke sini lagi mintain uang ke warga,” ungkapnya.

    Meski bisa mendapatkan uangnya kembali, Nurjanah tetap berharap ada tindakan untuk oknum tersebut. Pasalnya, ia khawatir ada korban lain yang menjadi sasaran penipuan.

    “Kasian soalnya, kan warga berharapnya bisa dapat bantuan, ini mah malah diminta uang. Harus ditindak supaya ada efek jera,” tuturnya.

    Dikonfirmasi terpisah, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Pagelaran, M. Irsad menegaskan, jika oknum tersebut merupakan penipu. Sebab menurutnya, tidak ada petugas yang melakukan pendataan bansos dengan meminta uang imbalan kepada warga.

    “Enggak ada itu, penipuan itu mah. Warga jangan mudah percaya, apalagi kalau sampai meminta uang,” tandasnya. (CR-02/PBN)

  • Rencana Mau Pesta Ganja, 2 Warga Cilegon Dicokok Usai Beli Barang

    Rencana Mau Pesta Ganja, 2 Warga Cilegon Dicokok Usai Beli Barang

    SERANG, BANPOS- Dua warga Kota Cilegon gagal pesta ganja lantaran tertangkap personil Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Serang usai membeli ganja.

    Tersangka DHP (24), Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon dan IO (23), warga Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon ditangkap dalam perjalanan pulang di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang.

    Dari kedua tersangka ini petugas mengamankan barang bukti satu paket ganja dalam bungkus rokok yang disembunyikan dalam tas salah satu tersangka. Untuk proses penyelidikan dan penyidikan keduanya ditahan di Mapolres Serang.

    “Tersangka diamankan petugas dalam perjalanan pulang menggunakan kendaraan motor pada Selasa (1/6) sore. Barang bukti yang kita amankan satu paket ganja dari dalam tas milik tersangka IO,” ungkap Kasatresnarkoba Iptu Michael K Tandayu kepada awak media, Senin (7/6/2021).

    Kasat menjelaskan, penangkapan terhadap tersangka TR bermula dari informasi masyarakat. Berbekal dari laporan itu, tim opsnal yang dipimpin Ipda Sopan Sofyan langsung begerak melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan kedua tersangka.

    “Jadi awalnya ada informasi dari masyarakat dan langsung kita tindaklanjuti. Sebelum ditangkap tersangka sempat membuang tas yang berisi barang bukti namun kita ketahui,” terang Michael.

    Dari hasil pemeriksaan, kata Kasatresnarkoba, tersangka IO mengakui barang haram yang sempat dibuang tersebut miliknya yang dibelinya seharga Rp500 ribu dari seorang pengedar berinisial AB (DPO) namun tidak mengetahui lebih dalam karena transaksi dan pengambilan barang pesanan tidak langsung.

    “Tersangka IO mengaku sudah 6 bulan menggunakan ganja dan setiap pembelian hanya untuk dipergunakan sendiri bersama rekannya DHP. Jadi yang membeli ganja yaitu IO, sedangkan tersangka DHP hanya diminta mengantar mengambil barang pesanan,” kata Kasat mengutip pengakuan tersangka IO.

    Michael menjelaskan para pelaku penyalahgunaan narkoba itu akan dikenakan Pasal 111 ayat (1) UU.RI No. 35 Th. 2009 tentang narkotika. “Ancaman hukuman minimal 4 tahun penjara,” tegasnya. (AZM)

  • Tiga Kendaraan Tabrakan Karambol, Tiga Bocah Luka Berat

    Tiga Kendaraan Tabrakan Karambol, Tiga Bocah Luka Berat

    SERANG, BANPOS- Tabrakan beruntun melibatkan tiga kendaraan terjadi di Jalan Tol Tangerang Merak KM 75.800, Kecamatan Serang, Kota Serang, Minggu (6/6/2021) sore. Musibah kecelakaan beruntun tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, namun tiga bocah berusia 5 dan 8 tahun menderita luka berat.

    Ketiga korban luka berat yaitu Helsy (8), Kirama Kia (5), dan Zian (5). Ketiganya merupakan penumpang dari kendaraan Suzuki Ertiga. Oleh petugas patroli PT Marga Mandalasakti dan PJR Induk Ciujung dilarikan ke rumah sakit setempat.

    Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Banten, Kombes Pol Rudi Purnomo melalui Kasubdit Gakkum AKBP Hamdani mengatakan kecelakaan yang melibatkan tiga kendaraan ini bermula ketika kendaraan Mitsubishi Pajero B 600 CII yang dikemudikan Jason Willim melaju cepat di bahu jalan.

    Pada saat itu, pengemudi warga Green Garden, Kedoya Utara, Jakarta Barat hilang kontrol sehingga kendaraan berbelok kanan dan menabrak kendaraan Suzuki DK 1761 EW yang dikemudikan Heri Wahyu Utomo (38), warga Denpasar, Bali yang tengah melaju pada lajur dua.

    Akibat benturan yang cukup keras mengakibatkan Suzuki Ertiga yang dikemudikan Heri Wahyu menabrak kendaraan Toyota Kijang B 1640 EMK yang dikemudikan Agus Mardiyono, warga Jln Ketapang, Pondok Cing Beji, Kota Depok yang berjalan di depannya.

    “Akibat kejadian itu kendaraan mengalami kerusakan yang cukup berat dan tiga penumpang di dalamnya mengalami luka berat. Sedang kendaraan Pajero meski sempat terbalik namun pengemudi tidak mengalami luka ringan, begitu juga dengan kendaraan Kijang,” terang Hamdani.

    Sementara itu Kasie Lakalantas Kompol Dodid Prastowo mengatakan penyebab kecelakaan masih selidiki namun diduga akibat kelalaian pengendara Pajero yang mencoba mendahului kendaraan di depannya melalui bahu jalan.

    Dodid mengimbau kepada seluruh pengguna jalan tol agar mematuhi rambu-rambu lalulintas, baik itu kecepatan ataupun tata tertib berlalulintas. Bahu jalan hanya untuk kondisi darurat ketika kendaraan mengalami masalah dan dilarang sigunakan untuk mendahului kendaraan di depannya.

    “Selain mematuhi tata tertib berlalulintas, yang harua diperhatikan saat mengemudi di jalan tol yaitu 3S. Siap kendaraan, Siap Fisik yang prima dan Siap Surat.

    Ini sangat penting agar terhindari peristiwa yang tidak diinginkan di jalan bebas hambatan. (DZH)

  • Habis Cekcok Mulut, Seorang Suami di Carenang Disiram Air Panas

    Habis Cekcok Mulut, Seorang Suami di Carenang Disiram Air Panas

    SERANG, BANPOS- Mengaku kesal lantaran kerap dianiaya, Suk (31) tega menganiaya suami dengan cara menyiram dengan air panas. Korban Sopan Sopian (38) disiram air panas saat sedang tidur pulas di sofa ruang tamu.

    Akibat perbuatan isterinya, pria yang berprofesi sopir angkot mengalami luka melepuh pada bagian wajah dada dan kaki. Oleh tetangganya, korban dilarikan ke puskesmas setempat untuk mendapatkan pertolongan.

    Sedangkan tersangka Suk diamankan personil Unit Reskrim Polsek Carenang beberapa jam setelah menerima laporan. Tersangka diamankan petugas di rumah kerabatnya yang tak jauh dari tempat tinggal tersangka.

    “Tersangka Suk diamankan di rumah salah satu kerabatnya oleh personil Polsek Carenang beberapa saat setelah menerima laporan pada Sabtu (5/6),” ungkap Kapolres Serang AKBP Mariyono didampingi Kapolsek Carenang Iptu Samsul Fuad kepada awak media, Minggu (6/6/2021).

    Kasus penganiayaan dalam lingkup rumah tangga yang sempat membuat geger warga ini terjadi di Kampung Bingkuang, Desa Teras, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Jumat (4/6/2021), sekitar pukul 10.00 WIB.

    Pada hari naas itu, korban diketahui pulang pagi setelah dua hari tidak pulang. Sebagai seorang isteri, sangatlah wajar jika bertanya kemana saja selama dua hari suaminya tidak pulang. Bahkan saat pulang juga, suaminya tidak juga memberikan uang.

    Bukannya jawaban atau uang belanja yang didapat, Suk mengaku malah mendapat perlakukan kasar, setelah sebelumnya terjadi cekcok mulut. Setelah itu, korban tidur di sofa ruang tamu.

    Kesal lantaran kerap dianiaya, Ibu tiga anak ini tak lama kemudian pergi ke dapur mengambil air panas dan menyiramkan ke tubuh korban yang sedang tidur pulas.

    Usai menyiram air panas, tersangka langsung kabur ke luar rumah. Sementara itu korban kelojotan menahan sakit yang teramat sangat sambil berteriak minta tolong namun tak ada satupun tetangganya yang menolong.

    Karena tetangga terdekat tak ada yang menolong, korban kemudian keluar rumah dan mengendari mobil sendiri untuk pergi ke puskesma. Namun sempat berjalan jauh, salah seorang warga melihat dan langsung membawa korban ke puskesmas. (AZM)

  • Siswa Lebak Terancam Pandemi, Juga Sekolah Roboh

    Siswa Lebak Terancam Pandemi, Juga Sekolah Roboh

    LEBAK, BANPOS – Pusat Studi dan Informasi Regional (PATTIRO) Banten mendesak agar Pemerintah Kabupaten Lebak segera melakukan percepatan pembangunan sekolah dan ruang kelas yang rusak di Lebak.

    Berdasarkan data dalam Neraca Pendidikan Daerah tahun 2019, masih terdapat 15,41 persen ruang kelas SD, atau sebanyak 784 ruang kelas,di Kabupaten Lebak yang rusak berat, sedangkan di SMP, terdapat 10,38 persen atau 184 ruang kelas yang rusak berat.

    Kondisi infrastruktur ruang kelas yang masih terdapat ruang kelas rusak berat tersebut menurut PATTIRO Banten menyebabkan ssiswa bukan saja terancam keamanannya karena Pandemi Covid-19 tetapi juga terancam oleh kemungkinan sekolah roboh.

    “Pemerintah daerah harusnya dapat segera melakukan percepatan pembangunan ruang kelas rusak di kabupaten Lebak sebelum di mulainya pembelajaran tatap muka. Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak adalah upaya untuk melindungi diri dari Covid-19, sementara mempercepat pembangunan ruang kelas rusak juga merupakan upaya melindungi anak-anak yang harus juga segera dilakukan,” ujar Koordinator Divisi Kebijakan Publik, Amin Rohani kepada BANPOS, Kamis (3/6)

    Sedangkan, menyikapi terdapatnya ruang kelas SDN 3 Cilegonilir yang kondisinya memprihatinkan seperti diberitakan sebelumnya oleh BANPOS, Amin menyatakan, jika melihat dari dokumentasi yang diambil, ruang kelas tersebut masuk dalam kategori rusak berat.

    “Kalau melihat sekilas dalam foto kondisi sekolahnya, sudah pasti masuk dalam kategori rusak berat dan tidak aman untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini jelas menambah kekhawatiran orang tua siswa untuk mengizinkan anak anaknya belajar di sekolah,” ujarnya.

    Sebelumnya diberitakan, tiga ruang kelas SDN 3 Desa Cilegongilir Kecamatan Banjarsari, sudah tidak layak dipergunakan untuk KBM

    Keadaan sekolah dengan dinding bangunan yang banyak retak, atap sekolah yang mulai lapuk dengan plafon yang berjatuhan ini semakin membuat kekhawatiran para guru dan siswa. Pihak sekolah menyebut, tiga ruang kelas yang sudah lapuk itu masih dipakai KBM mulai kelas 1 sampai 4. Berdasarkan data Kemendikbud, jumlah siswa dari kelas 1 hingga kelas 4 sebanyak 78 siswa.

    Kepala Sekolah SDN 03 Cilegongilir, Abudin menyatakan, bahwa kondisi sekolah yang dipimpinnya sudah sangat tidak layak untuk digunakan KBM.

    “Saya sangat khawatir dengan keadaan tiga ruang kelas ini, bisa kita lihat keroposnya kayu-kayu di atas tentunya itu sangat beresiko bagi kelangsungan belajar mengajar di ruangan,” ungkapnya kepada wartawan.(PBN)

  • SMAN 1 Ciruas Raih Juara Umum FLS2N Tingkat Kabupaten Serang

    SMAN 1 Ciruas Raih Juara Umum FLS2N Tingkat Kabupaten Serang

    SERANG, BANPOS- Perhelatan kegiatan FLS2N jenjang SMA tingkat Kabupaten Serang dilaksanakan di SMAN 1 Cikande, Senin (31/5) lalu. Kompetisi ini digelar dengan 12 bidang lomba, meliputi lomba seni penciptaan, seni pertunjukan, lomba seni baca puisi, monolog, gitar solo, tari kreasi, vokal solo putra putri, film pendek, desain poster, kriya, komik digital, cipta puisi dan cipta lagu.

    Dari 12 bidang lomba tersebut, SMAN 1 Ciruas berhasil meraih juara umum dengan memperoleh 2 Medali emas (Juara 1 tari kreasi dan juara1 cipta lagu), 1 medali perak (juara 2 solo gitar) dan 3 harapan 1 (monolog, baca puisi dan solo vokal putra).

    Kegiatan FLS2N 2021 kali ini dibuka secara resmi oleh Kepala SMAN 1 Cikande, Mulyadi dan diselenggarakan oleh MGMP Seni Budaya Kabupaten Serang dengan arahan Musyawarah Kerja kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Serang dengan tema “Bangkit Dan Berprestasi”.

    Ketua MGMP Seni Budaya Kabupaten Serang Asep Rohyadi menuturkan, kegiatan FLS2N kali ini bertujuan untuk memfasilitasi hasrat, minat dan kemampuan untuk berprestasi bagi peserta didik di bidang seni sehingga mampu berprestasi ditingkat nasional.

    “Jumlah sekolah peserta dalam kegiatan ini ada 28 SMA baik negeri maupun swata se-Kabupaten Serang dengan jumlah peserta dan pendamping sebanyak 250 orang. Kegiatan ini juga dibagi menjadi dua sesi kegiatan pagi dan siang, hal ini bertujuan untuk menjaga terlaksananya protokol kesehatan,” kata Asep.

    Asep Menambahkan, setiap bidang lomba akan dipilih juara 1,2,3 dan harapan 1 dan 2. Untuk masing-masing bidang lomba yang memperoleh juara 1 secara otomatis akan mewakili Kabupaten Serang pada FLS2N tingkat Provinsi Banten yang digelar 15 juni 2021 mendatang.

    Sementara itu, Kepala SMAN 1 CIRUAS, Yanto mengatakan sebagai sekolah yang berada di Kabupaten serang tentunya wajib berpatisipasi dalam kegiatan tersebut. Ia juga berpesan berpesan kepada seluruh kontigen dari SMAN 1 CIRUAS bisa berperan aktif dan berlomba dengan sportifitas tinggi dan membawa nama baik sekolah serta tetap mengikuti protokol kesehatan.

    “Walaupun latihan sangat singkat peserta dari SMAN 1 CIRUAS tetap semangat untuk ikut serta dalam masing-masing bidang lomba. Dengan kerja keras yang luar biasa dan bimbingan dari para pembina yang inten melatih mereka nampaknya tidak sia sia,” kata Yanto didampingi Pembina Kesenian, Hayati Ningsih dan Bagian Kesiswaan Asep Yanto Subiansyah.

    Ia bersyukur SMAN 1 CIRUAS telah menunjukan prestasinya sebagai juara umum pada kegiatan FLS2N jenjang SMA tingkat Kabupaten Serang.

    “Alhamdulillah, SMAN 1 CIRUAS telah berhasil menjadi juara umum berkat kerja keras tim baik peserta maupun pembina dan atas dukungan seluruh civitas SMAN 1 CIRUAS,” ungkap Yanto. (MUF)