Kategori: HEADLINE

  • Cilegon Jebol, 1 Kasus Positif Covid-19 Terkonfirmasi

    Cilegon Jebol, 1 Kasus Positif Covid-19 Terkonfirmasi

    CILEGON, BANPOS – Satu orang positif COVID-19 di Kota Cilegon. Pasien tersebut menjadi kasus positif pertama setelah sebelumnya bertahan menjadi daerah dengan zero positif korona di Banten.

    Informasi yang berhasil dihimpun satu orang positif tersebut warga Perumahan Bumi Panggung Rawi (BPI) Kelurahan Panggungrawi, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon. 

    “Iya benar (positif korona) satu orang berdasarkan hasil swab,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Cilegon Ahmad Aziz Setia Ade Putera, saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (29/4).

    Aziz mengaku mendapatkan informasi jika ada satu warga yang positif hari ini, setelah sample swab-nya diuji labolatorium di Jakarta keluar.

    “Udah hasil swab mandiri di Jakarta. Dari swab kemudian dilakukan PCR dan hasilnya positif,” jelasnya.

    Aziz mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan koordinasi dengan sejumlah OPD terkait kronologis pasien sehingga bisa terpapar virus korona.

    “Dia orang Cilegon yang ngontrak di Tangerang. Detailnya nanti ada rilisnya,” katanya. 

    Sekadar diketahui, jumlah kasus korona di Cilegon pertama hari ini menjadi 1 orang positif, 18 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dirawat 3, sembuh 4 meninggal 11 sedangkan 477 Orang dalam Pemantauan (ODP) dalam pantauan 67, selesai 410. (LUK)

  • Polisi Sekat Pemudik ke Pelabuhan Merak, 555 Unit Kendaraan Diminta Putar Balik

    Polisi Sekat Pemudik ke Pelabuhan Merak, 555 Unit Kendaraan Diminta Putar Balik

    MERAK,BANPOS- Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Banten dan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Merak telah sepakat untuk tidak melayani penyeberangan atau kendaraan yang mudik, terkecuali warga diluar zona merah Covid 19, Minggu (26/4/2020).

    Untuk itu, kepolisian telah menghentikan dan meminta putar balik setidaknya 555 kendaraan yang hendak keluar pulau Jawa.

    Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Banten, Kombes Pol Wibowo mengatakan dalam menegakan anjuran pemerintah untuk tidak mudik pada saat pandemi corona, masyarakat diharapkan tidak nekat mudik. Sebab kepolisian memastikan pemudik akan diberhentikan di check point selanjutnya.

    “Kami sudah sepakat, bahwa ASDP (Pengelola Pelabuhan) tidak melayani penyeberangan penumpang atau kendaraan yang akan mudik (kecuali yang diizinkan),” katanya kepada kepada wartawan, Minggu (26/4/2020).

    Wibowo mengungkapkan dalam kondisi ini, seluruh masyarakat agar bisa memahami situasi dan kondisi saat ini, dengan melaksanakan kebijakan pemerintah. Pelabuhan Penyeberangan Merak sendiri hanya melayani angkutan barang, seperti semboko dan BBM atau peralatan medis.

    “Dermaga hanya melayani penyeberangan angkutan barang saja,” tandasnya.

    Lebih lanjut, Wibowo menambahkan dalam prosesnya, kepolisian telah melakukan penyekatan dibeberapa titik dalam Operasi Ketupat Kalimaya. Salah satunya di pintu tol GT Merak.

    “Total kendaraan mudik menuju pelabuhan Merak yang diputar balik sampai dengam hari 3 Ops Ketupat Kalimaya 2020 Polda Banten berjumlah 555 unit. Rinciannya hari pertama 257 unit, hari kedua 186 unit dan hari ini 112 unit,” tambahnya.

    Wibowo berharap masyarakat atau pemudik untuk tidak memaksakan diri menyeberang melalui Pelabuhan Merak. Sebab pihaknya memastikan akan meminta masyarakat kembali ke rumahnya.

    “Masyarakat yang hendak melakukan perjalanan keluar wilayah hendaknya ditunda dahulu, hingga benar-benar Indonesia bersih dari Covid 19,” tandasnya. (RED)

  • Asyiknya Ngabuburit di Proyek Tol Serang-Panimbang, Padahal Virus Covid-19 Mengintai

    Asyiknya Ngabuburit di Proyek Tol Serang-Panimbang, Padahal Virus Covid-19 Mengintai

    SERANG,BANPOS– Fenomena ngabuburit di Kabupaten dan Kota Serang, seolah virus korona hanya lewat seketika. Masyarakat tak lagi takut dan berkerumun, pasalnya banyak muda-mudi yang menghabiskan waktu menjelang bedug magrib tersebut dengan ngabuburit.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, muda-mudi berkerumum pada waktu ngabuburit di kawasan proyek tol serang-panimbang yang berada di wilayah perbatasan Kota dan Kabupaten Serang tepatnya di Lingkungan Cibetik, Kecamatan Walantaka, Kota Serang yang juga tak jauh dari Mapolres Serang yang berada di Kelurahan Cisait, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.

    Padahal, dalam kondisi darurat wabah korona, masyarakat harus melakukan sosial distansing atau menjaga jarak sesuai dengan protokol kesehatan.

    Seperti pepatah lama, dimana ada gula disitu ada semut, banyaknya masyarakat yang berkerumun kondisi ini juga dimanfaatkan oleh para penjual yang menjajakan dagangannya.

    Tak hanya itu, kedatangan ratusan atau mungkin ribuan muda-mudi yang berasal dari Kota dan Kabupaten Serang ini juga ingin menyaksikan aksi balap liar di lokasi proyek strategis nasional yang dikerjakan oleh PT Wika Serang Panimbang ini.

    “Waduh, ngabuburit gini orang malah berkerumun seakan sudah tidak virus corona. Ga ada sosial distansing-distansingan, kayanya korona nangis melihat yang begini,” ujar Tuti seorang pengguna jalan seusai melintas kawasan tersebut.

    Sementara itu, Kapolres Serang, AKBP Maryono menegaskan akan menindak tegas aksi balap liar di wilayah hukumnya. Hal itu dikarenakan beredarnya foto yang memperlihatkan ratusan masyarakat sedang melakukan aktivitas ngabuburit di proyek jalan tol Serang-Panimbang disisipi dengan balapan liar di tengah pandemi Covid-19.

    Saat dikonfirmasi, ia mengaku belum mengetahui berkaitan dengan lokasi aktivitas ngabuburit dan balap liar tersebut, tepat di belakang kantor Polres Serang. Sehingga pihaknya secepat mungkin akan melakukan pantauan.

    “Nanti saya monitor besok ya, saya belum tahu tapi kami akan melakukan Patroli di sekitar wilayah tersebut pada jam ngabuburit,” ungkapnya, Minggu (26/4). (MUF)

  • Sejak Gelombang Pertama, Sebanyak 7,6 Juta Orang Daftar Kartu Prakerja

    Sejak Gelombang Pertama, Sebanyak 7,6 Juta Orang Daftar Kartu Prakerja

    JAKARTA,BANPOS- Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan hingga Rabu (22/4) pukul 16.17 WIB jumlah peserta yang sudah melakukan registrasi program Kartu Prakerja mencapai 7.658.122 orang. Itu adalah total pendaftar program Kartu Prakerja sejak gelombang pertama hingga memasuki gelombang kedua ini.

    Pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua telah dibuka Senin (21/4) dan akan ditutup Kamis (23/4) pada pukul 16.00 WIB. “Kami laporkan total user yang register sejak dari batch satu sampai sekarang berjumlah 7.658.122 orang,” ujarnya dalam video conference seperti yang dikutip dari laman berita jawapos.com, Rabu (22/4).

    Menurutnya, angka tersebut membuktikan bahwa pemerintah dapat menciptakan sebuah mekanisme pendaftaran yang mudah bagi masyarakat Indonesia. Saat ini, pihaknya sedang memproses anggaran bagi 168.111 peserta yang lolos di gelombang pertama.

    Dana sebesar Rp 3,55 juta akan dikirim ke virtual account dalam jangka waktu tiga-lima jam ke depan. Namun uang tersebut baru dapat digunakan Rp 1 juta untuk biaya pelatihan. Sisanya baru bisa digunakan jika peserta sudah mengikuti minimal satu kali pelatihan.

    “Dari 168.111 peserta tersebut prosesnya sedang berlangsung bisa sampai 3-5 jam ke depan,” ucapnya.

    Peserta yang lolos juga akan mendapat notifikasi melalui SMS ke nomor yang sudah dicantumkan saat mendaftar. Sehingga, peserta yang dinyatakan sudah lolos dapat langsung memilih 1.500 pelatihan yang sudah disediakan di delapan platform yang tersedia.

    “Yang tidak diterima bisa lihat di dashboard ‘Oh ternyata saya belum dapat uang Rp 3,55 juta’. Kami persilakan untuk gabung ke gelombang kedua, cukup satu klik saja,” pungkasnya. (ROM/EST)

  • Pendataan JPS Dianggap Tidak Tepat Sasaran, Warga di Kota Serang Geruduk Kantor Kelurahan

    Pendataan JPS Dianggap Tidak Tepat Sasaran, Warga di Kota Serang Geruduk Kantor Kelurahan

    SERANG,BANPOS- Merasa tidak puas dengan kinerja pihak kelurahan atas pendataan bantuan sosial akibat dari dampak pandemi Covid-19, sejumlah warga kampung Babakan, Desa Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, mendatangi kantor Kelurahan Gelam guna menuntut keadilan, Selasa (21/4).

    Sebelumnya, Kantor Kelurahan Kiara, Kecamatan Walantaka juga digeruduk warganya karena persoalan serupa.

    Sejumlah warga Babakan mengatakan, jika penerimaan program bantuan sosial akibat dari dampak pandemi Covid-19 tersebut dianggap tidak tepat sasaran, sehingga muncul kecemburuan sosial pada warga yang tidak mampu.

    “Kita menganggap, pihak kelurahan Gelam, tidak adil dan program yang dilakukannya tidak tepat sasaran dalam melakukan pendataan terkait pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Sebab, warga yang tegolong tidak mampu malah tidak terdata. Namun sebaliknya, warga yang jelas-jelas tergolong mampu malah terdata dan menerima bantuan. Ini kan membuat kita menjadi merasa cemburu sosial pada pihak kelurahan. Ada apa ini,” ujar salah seorang warga dengan nada kerasnya, saat ditemui BANTEN POS, Selasa (21/4).

    Ditempat yang sama, seorang ibu-ibu pun mengutarakan, jika pihak kelurahan diminta untuk terjun langsung ke masyarakat, mana masyarakat yang tergolong mampu dan mana masyarakat yang tergolong tidak mampu. Sehingga, bantuan sosial yang seharusnya diberikan untuk masyarakat tidak mampu dapat tepat sasaran.

    “Memang sebelumnya kita diminta KTP dan KK oleh pak RT, tapi kenyataannya nama-nama sebagian warga yang tidak mampu malahan tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial akibat terdampak virus korona yang saat ini terjadi,” ungkapnya.

    Sementara Lurah Gelam Aris Arizal, saat ditemui mengatakan, jika kejadian dimana sebagian warga Desa Babakan mendatangi kantor kelurahan menuntut keadilan, diakibatkan adanya kesalahpahaman yang diterima oleh warga.

    “Hal ini akibat adanya kesalahpahaman yang diterima oleh warga. Sebenarnya, pemberian bantuan dimasa pandemi Covid-19 ini untuk warga yang benar-benar terdampak akibat Covid-19, yaitu seperti warga yang diluar penerima bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Jamsosratu dan progrm sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Itu sebenarnya yang diharapkan oleh Dinas Sosial (Dinsos) dan datanya sudah ada disana,” kata Aris.

    Aris menambahkan, kekhawatiran warga dikarenakan adanya pembagian kartu merah putih dari BPNT terbaru, sehingga memicu warga menjadi berasumsi bahwa pembagian kartu itu merupakan program bantuan dampak Covid-19. Padahal, hal itu bukan.

    “Bantuan tersebut memang belum disalurkan ke warga. Namun, saya menghimbau untuk warga agar jangan bernafsirkan sendiri terkait pemberian bantuan sosial akibat dampak Covid-19 ini. Lebih baik untuk bertanya langsung pada kami. Dan akibat adanya kesalahpahaman ini, kami akan berupaya untuk mengajukan lagi ke Dinas Sosial jumlah penerima bantuan ini, meski pendataan tersebut sudah ditutup, kami akan berusaha. Adapun untuk saat ini, jumlah KK yang sudah kami ajukan ke Dinsos untuk menerima bantuan sosial akibat dampak Covid19, sudah 605 KK. Dan, adapunya kenyataannya nanti yang disetujui, tergantung dari Dinsos,” pungkas Aris. (RUL/AZM)

  • Dirawat di Pasar Minggu, Dokter Puskesmas Cipeundeuy Malingping Dilaporkan Positif Korona

    Dirawat di Pasar Minggu, Dokter Puskesmas Cipeundeuy Malingping Dilaporkan Positif Korona

    BAKSEL, BANPOS – Setelah sebelumnya diberitakan, Satu tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit Adjidarmo Rangkasbitung, dinyatakan positif terpapar virus korona (Covid-19). Dikabarkan, terdapat kembali tenaga kesehatan yang bekerja di Lebak, positif terkena virus tersebut.

    Salah seorang Dokter medis yang bertugas di Puskesmas Cipeundeuy Kecamatan Malingping dilaporkan terjangkit virus korona (Covid-19). Saat ini dokter wanita tersebut dikabarkan tengah dalam perawatan RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    Juru bicara (Jubir) Gugas Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah, saat dikonfirmasi BANPOS membenarkan yang bersangkutan diduga terjangkit Covid-19 dan pasien saat ini masih dirawat di RSUD Pasar Minggu Jakarta.

    “Ya, kalau menurut informasi dari yang bersangkutan kepada saya seperti itu (positif korona, red). Yang bersangkutan masih dirawat di RS Pasar Minggu, Jakarta,” ujar Firman, Sabtu (18/4).

    Dijelaskan juga, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan data otentik hasil pemeriksaan dari pihak rumah sakit yang bersangkutan. sehingga belum dapat diketahui secara pasti apakah dinyatakan positif Covid-19 hasil pemeriksaan rapid test atau uji swab.

    “Ya kabar resminya secara data otentik hasil pemeriksaan kita belum dapat. Artinya, (status, red) positifnya dari hasil pemeriksaan dengan cara apa, itu yang harus kami pastikan dulu,” jelas Firman.

    Ia memaparkan, terhitung sejak 1 sampai dengan 17 April 2020, dokter tersebut menurutnya lebih sering berada di luar Malingping (izin-red). “Nah untuk mengecek data yang bersangkutan, saya bersama kepala Dinkes sekarang ada di Puskesmas Cipeundeuy, Malingping” katanya.

    Diketahui, berdasarkan data pada absensi Puskesmas setempat, terhitung sejak tanggal 1 sampai 17 April 2020 kemarin, yang bersangkutan masuk kerja ke Puskesmas Cipeundeuy hanya lima hari,

    “Merasakan keluhan dimulai tanggal 1, 2, 6, 7 dan 11 April lalu. Pengakuan awalnya mulai batuk-batuk, meriang dan nyeri sendi, lalu pada 8 April Anosmia, yakni tidak merasakan mencium bau, terakhir berada di tempat tugas Cipeundeuy pada 11 April lalu. Dan tercatat yang bersangkutan tidak masuk kerja dengan keterangan sakit mulai 13 sampai dengan 17 April kemarin,” ungkapnya.

    Ditambahkan Firman, ada puluhan petugas di Puskesmas Cipeundeuy yang punya riwayat selalu berhubungan dengan dokter tersebut yang harus segera dilakukan chek kesehatannya.

    “Ada 52 orang petugas di Puskesmas Cipeundeuy ini yang perlu dianalisa chek kesehatan, utamanya yang punya riwayat sempat berhubungan dengan dokter yang bersangkutan selama kurun itu. Ini demi kehati-hatian untuk lingkungan setempat, jadi intinya mereka itu perlu didiagnosa dengan rapid tes,” katanya.

    Hal senada dikatakan Kepala Puskesmas Cipeundeuy M Aripudin kepada wartawan. Ia menerangkan bahwa dokter tersebut merupakan warga kelahiran Riau yang bertempat tinggal di Depok, Bogor.

    Menurutnya, selama bertugas di Puskesmas, ia tinggal di Perumahan Puskesmas yang berlokasi di Desa Cipeundeuy, Malingping. “Selama bulan Maret dan sampai tanggal 11 April 2020 dia diam (tinggal-red) di perumahan Puskesmas Cipeundeuy. Biasanya pulang kalau hari Jumat sore dan datang Senin pagi,” terang Aripudin.

    Namun kata dia, pihaknya mengaku belum mendapatkan informasi resmi apakah yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19 termasuk hasil pemeriksaan rapid test atau hasil uji Swabnya.

    “Soal terjangkit tidaknya saya belum tau. Dan yang berhak menjelaskan adalah Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten. Jadi itu tanya langsung ke pa dr Firman,” paparnya

    Diketahui, pemeriksaan virus Corona di Indonesia saat ini dilakukan dengan dua cara, yaitu rapid test dan uji Swab. Namun kalau untuk mengetahui diagnosa seseorang terpapar tidaknya harus oleh pemeriksaan Swab.(WDO/PBN)

  • Positif Korona di Pandeglang, PDP Meninggal yang Baru Terkonfirmasi

    Positif Korona di Pandeglang, PDP Meninggal yang Baru Terkonfirmasi

    PANDEGLANG, BANPOS – Terkonfirmasinya warga Banten yang dinyatakan positif mengidap Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) setelah meninggal dunia, kembali terjadi. Terbaru, warga Pandeglang yang meninggal dunia pada 4 April 2020 lalu, baru kemarin dikonfirmasi sebagai kasus positif Covid-19.

    Pekan lalu, seorang warga Kota Serang juga dinyatakan positif mengidap Covid-19 setelah beberapa hari meninggal dunia. Saat menghembuskan nafasnya yang terkahir, status warga Serang itu adalah Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Korban merupakan warga Serang pertama yang meninggal dunia dalam status positif Covid-19.

    Hal sama terjadi pada kasus kematian pertama akibat Covid-19 di Pandeglang. Seorang warga Kecamatan Carita, dinyatakan positif Covid-19 pada Rabu (15/4) setelah meninggal dunia pada 4 April lalu.
    Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pandeglang, Ahmad Sulaeman mengatakan, pasien tersebut sebelumnya lama tinggal di Tangerang, tapi ketika dia sakit, langsung pulang kampung ke Kecamatan Carita.

    “Pasien ini lama tinggal di Tangerang dan menurut informasi juga bahwa kartu keanggotaan BPJS-nya itu tercatat alamat Tangerang, tapi kampung halamannya di Carita Pandeglang,” ucapnya kepada BANPOS, Kamis (16/4).

    Sulaeman juga menuturkan bahwa pasien tersebut telah ketika sakit kemudian pulang kampung dan menjalani beberapa pengobatan di klinik swasta yang berada di Pandeglang, setelah itu melakukan rontgen dan diketahui bahwa diagnosisnya ke arah Positif.

    “Ketika Pasien tersebut mengalami sakit, dia pulang kampung dan menjalani beberapa layanan atau pengobatan di klinik swasta . Namun setelah tidak ada perbaikan, barulah dilakukan rontgen dan baru ketahuan hasil diagnosisnya ke arah sana,” katanya.

    Setelah diketahui hasilnya, kemudian Klinik merujuk pasien ke RSUD Berkah dan dilanjutkan ke RSUD Banten. Beberapa hari dirawat dan sempat masuk ke ruang ICU, tapi pada tanggal 4 April pasien tersebut meninggal dunia.

    “Setelah beberapa hari tidak menunjukan perubahan, akhirnya dirujuk ke RSUD Berkah dan dilanjutkan ke RSUD Banten. Jadi selama itu dilakukan pemeriksaan SWAB, kemudian hasilnya kita menunggu sampai 14 hari dan dinyatakan Positif COVID-19. Tanggal 4 April pasien tersebut dinyatakan meninggal dunia dan sudah dimakamkan pada hari yang sama dengan Protokol COVID,” pungkasnya.

    Adapun untuk riwayat pasien tersebut, Jubir Tim Gugus Tugas juga menjelaskan bahwa pasien sempat dua hari tinggal dirumah sebelum dirawat ke Klinik. Tim Gugus Tugas Kecamatan Carita telah men-tracking serta melakukan isolasi terhadap keluarga dan para petugas medis klinik. Hasilnya mereka negatif setelah sempat selama 14 hari melakukan isolasi mandiri.

    “Di rumah sempat dua hari sebelum dirawat ke klinik dan itu jelas sudah kontak dengan anggota keluarga mungkin juga dengan tetangga serta petugas klinik, kemudian mereka melakukan isolasi mandiri selama dua minggu dan sudah lolos atau selesai pemantauan. Dan untuk rencananya dalam waktu dekat akan dilakukan rapid test terhadap mereka, untuk saat ini kondisi mereka baik tapi untuk beberapa anggota keluarga masih kita pantau terus,” ujarnya.

    Selain melakukan treking, Tim Gugus Tugas juga akan melakukan langkah pambatasan wilayah di kampungnya dulu dan kalau diperlukan akan sampai ke desanya.

    “Pertama tadi kita terus maksimalkan treking dan nanti akan dilakukan Rapid Tes untuk desanya itu, kita kihat lagi siapa yang pernah kontak. Kalau misalnya ada yang positif, itu akan cepat-cepat dipisahkan dan pihak Pemda secara Intens memperhatikan warga yang disolasi khusus ini serta meminta bantuan RT, RW dan Gugus Tugas tingkat Desa nanti akan menjamin suplay dari kebutuhan pokoknya supaya proses panyembuhan atau karantina ini bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.(MG02/ENK)

  • Soal Kasus Positif di Pandeglang, Jubir Gugus Tugas Masih Menunggu Konfirmasi

    Soal Kasus Positif di Pandeglang, Jubir Gugus Tugas Masih Menunggu Konfirmasi

    PANDEGLANG, BANPOS – Setelah sebelumnya tercatat WNA yang reaktif rapid test. Kabupaten Pandeglang dalam catatan yang dirilis oleh Pemerintah Provinsi Banten dikanal resmi Pemprov Banten infocorona.bantenprov.go.id saat diakses pada pukul 19.00 WIB menyebutkan, ada satu kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi dan dinyatakan meninggal.

    Data pemprov tersebut berbeda dengan data di Pemkab Pandeglang yang belum menyatakan ada kasus positif di wilayahnya.

    Saat BANPOS coba mengonfirmasi terkait dengan perbedaan data tersebut kepada juru bicara (Jubir) Gugus Tugas Banten, Ati Pramudji Hastuti, melalui sambungan telepon, ia tidak kunjung mendapatkan respon. Begitu juga dengan pesan WhatsApp yang dikirimkan.

    Sementara itu, saat BANPOS menghubungi Juru Bicara Tim Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Pandeglang, Ahmad Sulaeman, ia mengaku belum dapat menjawab secara pasti terkait data tersebut. Hal ini dikarenakan belum ada komunikasi lanjut dengan pihak provinsi.

    “Saya besok akan langsung menghadap untuk melihat datanya,” ujarnya singkat.

    Tercatat ada perbedaan data yang dimiliki oleh Pemkab Pandeglang dengan Pemprov Banten.
    Pandeglang merilis, jumlah kasus positif masih nol, PDP sebanyak 18 orang, ODP sebanyak 799 orang.

    Sedangkan, dalam data Pemprov Banten tercatat angka yang sama untuk kasus ODP dan PDP, namun berbeda dalam kasus positif dimana tertulis satu orang yang dinyatakan meninggal.

    Ahmad menyatakan, dengan melihat data yang ada, pihaknya belum dapat memperkirakan, apakah pasien positif yang meninggal tersebut merupakan PDP yang masuk dalam pendataan, atau yang lainnya. Sedangkan, kepastian data tersebut harus dilakukan untuk mentraking warga yang pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut.

    “Dari data kami ada 6 PDP, satu sudah dinyatakan negatif, tapi dari lima yang sisa, saya masih belum tahu yang mana, agar nanti dapat ditraking yang sudah pernah melakukan kontak,” tandasnya.(DHE/PBN)

  • Positif Korona di Kota Serang Bertambah

    Positif Korona di Kota Serang Bertambah

    SERANG, BANPOS – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Serang bertambah satu. Sehingga, kasus terkonfirmasi positif di Kota Serang menjadi berjumlah dua orang.

    Hal ini diketahui berdasarkan data yang ada pada situs resmi infocorona.bantenprov.go.id milik Pemprov Banten. Dalam situs tersebut, diinformasikan bahwa per 9 April 2020 pukul 16.00, terjadi penambahan kasus di Kota Serang sebanyak satu kasus.

    Juru bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, membenarkan bahwa terdapat penambahan satu kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

    “(Benar) ada penambahan data konfirmasi positif pukul 19.20 WIB,” ujarnya kepada awak media, Kamis (9/4).

    Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, mengatakan bahwa pasien saat ini sedang dirawat di RSU Banten.

    “Punten saat ini pasiennya masih dirawat di RSU Banten. Pasien merupakan warga Kelurahan Penancangan. Data lengkapnya (umur dan jenis kelamin) masih saya cari,” katanya.

    Mengenai perbedaan data yang sempat terjadi antara Pemprov Banten dengan Pemkot Serang, Ikbal mengaku hal itu dikarenakan informasi yang didapat dari Provinsi terlambat beberapa jam.

    “Terkait perbedaan data Covid-19 di Dinkes Banten dan Dinkes Kota Serang ini terjadi karena Dinkes Banten (baru mengabarkan) malam ini pukul 19.20 WIB bahwa ada penambahan covid positif,” tandasnya.

    Sebelumnya diketahui, pada hari yang sama terdapat satu warga Ciracas berstatus Pasien Dalam Perawatan (PDP) Covid-19 meninggal dunia.

    “Benar bahwa terdapat salah satu pasien berstatus PDP meninggal dunia di RSU Banten. Pasien merupakan warga Ciracas. Inisial Y, bekerja swasta dan umur 43 tahun. Dikebumikan di Kaujon,” ujar Jubir Gugus Tugas, W. Hari Pamungkas, Kamis (9/4).

    Ia menegaskan bahwa pasien yang meninggal bukanlah pasien positif yang tinggal di Kelurahan Unyur. Diketahui bahwa pasien tersebut merupakan rujukan dari RS Siloam Tangerang.

    “Jadi bukan pasien yang ada di Unyur dan berstatus positif. Ini untuk menjawab kesimpang siuran yang ada di masyarakat. Jadi pasien PDP yang meninggal dan tinggal di Ciracas dan merupakan rujukan RS Siloam Tangerang,” ucapnya.

    Namun menurutnya, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan hasil uji lab dari pasien tersebut.

    “Belum dapat dipastikan meninggal karena apa. Karena kami masih menunggu hasil lab dari mendiang. Namun untuk teknis pemakaman tetap mengikuti protokol pemakaman jenazah Covid-19,” tandasnya. (DZH)

  • Satu Positif Korona Terkonfirmasi di Kabupaten Serang

    Satu Positif Korona Terkonfirmasi di Kabupaten Serang

    SERANG, BANPOS – Informasi terbaru peta identifikasi sebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Serang yang dirilis oleh Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 per 9 April 2020, menunjukkan ada seorang warga yang dinyatakan berstatus positif virus korona.

    Juru bicara Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Serang, drg Agus Sukmayadi membenarkan hal tersebut. Saat dikonfirmasi, ia mengatakan bahwa data yang dirilis oleh Pemerintah Provinsi dan data Kabupaten Serang sama dan benar ada salah seorang warganya yang terpapar Covid-19.

    “Data Provinsi dan data Kabupaten Serang sama dan benar, ada warga Kabupaten serang status Pasien dalam pengawasan (PDP) di RS Banten, yang terkonfirmasi positif,” ungkapnya, saat dihubungi oleh BANPOS, Kamis (9/4).

    Lebih lanjut ia mengatakan, warga tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan usia 75 tahun. Diketahui, warga berasal dari Kecamatan Kibin dan terkonfirmasi pernah menghadiri suatu acara di wilayah zona merah. Namun, saat ditanyai asal Kelurahan, Agus belum memberikan keterangan lebih lanjut.

    “(Dia) sudah pernah menghadiri suatu acara di Jakarta,” pungkasnya.

    Berdasarkan data yang terhimpun per 9 April 2020, di Kabupaten Serang terdapat seorang positif Covid-19, PDP empat orang, PDP sembuh sebanyak 8 orang, orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 344 orang, ODP selesai 270 orang dan PDP meninggal dua orang. (MUF)