Kategori: HEADLINE

  • HAMPA Tuding Dishub Kongkalikong Terkait PJU Pandeglang

    HAMPA Tuding Dishub Kongkalikong Terkait PJU Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Banyaknya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) yang mati di Pandeglang membuat masyarakat geram, padahal terdapat pembayaran oleh pemda untuk penerangan jalan tersebut yang terus digelontorkan.

    Himpunan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Pandeglang (HAMPA) menuding, kondisi ini juga terjadi karena ada kongkalikong antara Dinas Perhubungan (Dishub) Pandeglang dengan PLN. Sehingga pemeliharaan lampu PJU tidak berjalan, namun biaya listrik terus terserap.

    Koordinator Lapangan (Korlap) aksi HAMPA Tb. Aujani mengatakan, setiap bulan masyarakat telah membayar PPJ kepada pemerintah melalui rekening tagihan listrik pascabayar maupun token listrik prabayar.

    Sebagaimana yang disebutkan dalam pasal I ayat (28) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) dan diatur dalam Perda Kabupaten Pandeglang Nomor: 04 Tahun 2003, PPJ diperuntukkan oleh Dishub guna penerangan jalan. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 27 Tahun 2018 tentang Alat Penerangan Jalan yang bertujuan untuk mewujudkan keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.

    “Kami menuntut perbaikan pada pelayanan sosial, pembangunan infrastruktur dan perbaikan kebijakan khususnya Dinas Perhubungan Kabupaten Pandeglang yang diduga telah melakukan korupsi biaya penerangan jalan umum dan biaya perawatan nya, padahal biaya penerangan jalan umum ini berasal dari ppj pajak penerangan jalan yang dibiayai oleh masyarakat,” ujar Aujani.
    Selain itu, ia juga menduga adanya kasus terkait biaya perawatan PJU yang diduga dikorupsi oleh oknum Dishub. Pasalnya, banyak PJU yang rusak namun tidak kunjung diperbaiki hingga berlarut-berlarut.

    Menurut Aujani, hal tersebut menjadi salah satu penyebab kecelakaan lalu-lintas dan tindak kriminal seperti pembegalan, perampokan, dan pencurian.

    “Namun nyatanya penerangan jalan umum ini tidak maksimal, dilihat dari banyak lampu jalan yang padam dan dibiarkan berlarut-larut. Dan yang rusak itu tentu saja tidak terkena beban biaya PLN, sehingga kami mempertanyakan sisa biaya nya kemana? Kalau memang tidak semua lampu itu tidak melalui PLN, alokasi nya kemana? Ke kas daerah atau kepada kas pribadi,” jelasnya.

    Ia menegaskan, aparat penegak hukum harus segera melakukan tindakan dengan kejadian ini. Ia mengancam, jika tidak ditindaklanjuti, maka akan mendorong penegak hukum pusat maupun KPK untuk menelusuri kasus tersebut.

    “Jika para penegak hukum di Kabupaten Pandeglang tidak mampu, kami meminta para penegak hukum di pusat, baik itu KPK maupun Kejaksaan agar segera memeriksa dan memenjarakan oknum OPD Kabupaten Pandeglang yang diduga melakukan korupsi, secara khusus yaitu pada Dinas Perhubungan,” ancamnya.

    Kepala Dishub Kabupaten Pandeglang, Dadan Tafif Danial memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang menyuarakan aspirasi dari masyarakat. Menurutnya, ini merupakan keinginan masyarakat agar PJU di Pandeglang ada perbaikan.

    “Kalau ada keluhan yang berkaitan dengan penerangan jalan, saya siap membantu. Yang pasti ini jadi bahan evaluasi untuk kita tindaklanjuti,” tandasnya. (MG-02/PBN)

  • 10 Fashion Stories From Around The Web You Might Have Missed This Week

    Intro text we refine our methods of responsive web design, we’ve increasingly focused on measure and its relationship to how people read.

    A wonderful serenity has taken possession of my entire soul, like these sweet mornings of spring which I enjoy with my whole heart. Even the all-powerful Pointing has no control about the blind texts it is an almost unorthographic life One day however a small line of blind text by the name of Lorem Ipsum decided to leave for the far World of Grammar. The Big Oxmox advised her not to do so, because there were thousands of bad Commas, wild Question Marks and devious Semikoli, but the Little Blind Text didn’t listen.

    On the topic of alignment, it should be noted that users can choose from the options of None, Left, Right, and Center. In addition, they also get the options of Thumbnail, Medium, Large & Fullsize.

    And if she hasn’t been rewritten, then they are still using her. Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts. Separated they live in Bookmarksgrove right at the coast of the Semantics, a large language ocean. A small river named Duden flows by their place and supplies it with the necessary regelialia.

    A wonderful serenity has taken possession of my entire soul

    On her way she met a copy. The copy warned the Little Blind Text, that where it came from it would have been rewritten a thousand times and everything that was left from its origin would be the word “and” and the Little Blind Text should turn around and return to its own, safe country.A wonderful serenity has taken possession of my entire soul, like these sweet mornings of spring which I enjoy with my whole heart. I am alone, and feel the charm of existence in this spot, which was created for the bliss of souls like mine. I am so happy, my dear friend, so absorbed in the exquisite sense of mere tranquil existence, that I neglect my talents.

    But nothing the copy said could convince her and so it didn’t take long until a few insidious Copy Writers ambushed her, made her drunk with Longe and Parole and dragged her into their agency, where they abused her for their projects again and again.

    Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts. Separated they live in Bookmarksgrove right at the coast of the Semantics, a large language ocean. A small river named Duden flows by their place and supplies it with the necessary regelialia. It is a paradisematic country, in which roasted parts of sentences fly into your mouth.

    What to do in Uluwatu Bali

    Walk down the Uluwatu beach

    A collection of textile samples lay spread out on the table – Samsa was a travelling salesman – and above it there hung a picture that he had recently cut out of an illustrated magazine and housed in a nice, gilded frame. It showed a lady fitted out with a fur hat and fur boa who sat upright, raising a heavy fur muff that covered the whole of her lower arm towards the viewer.

    Gregor then turned to look out the window at the dull weather. Drops of rain could be heard hitting the pane, which made him feel quite sad. “How about if I sleep a little bit longer and forget all this nonsense”, he thought, but that was something he was unable to do because he was used to sleeping on his right, and in his present state couldn’t get into that position. However hard he threw himself onto his right, he always rolled back to where he was.

    One morning, when Gregor Samsa woke from troubled dreams, he found himself transformed in his bed into a horrible vermin. He lay on his armour-like back, and if he lifted his head a little he could see his brown belly, slightly domed and divided by arches into stiff sections. The bedding was hardly able to cover it and seemed ready to slide off any moment. His many legs, pitifully thin compared with the size of the rest of him, waved about helplessly as he looked. “What’s happened to me? ” he thought. It wasn’t a dream.

    His room, a proper human room although a little too small, lay peacefully between its four familiar walls. A collection of textile samples lay spread out on the table – Samsa was a travelling salesman – and above it there hung a picture that he had recently cut out of an illustrated magazine and housed in a nice, gilded frame.

    Hidden beach paradise that Balinese would never tell you

    Before you get started, please be sure to always search this Documentation, and also watch our Video Tutorials. If you have further questions beyond the scope of this Documentation, please don’t hesitate to contact us. We’ll do our very best to reply as promptly as possible.

    Lonely girl waiting for a loved one on the beach

    It is a paradisematic country, in which roasted parts of sentences fly into your mouth. One morning, when Gregor Samsa woke from troubled dreams, he found himself transformed in his bed into a horrible vermin. He lay on his armour-like back, and if he lifted his head a little he could see his brown belly, slightly domed and divided by arches into stiff sections. The bedding was hardly able to cover it and seemed ready to slide off any moment.

    It showed a lady fitted out with a fur hat and fur boa who sat upright, raising a heavy fur muff that covered the whole of her lower arm towards the viewer. Gregor then turned to look out the window at the dull weather. Drops of rain could be heard hitting the pane, which made him feel quite sad.

  • Untuk Keterbukaan Informasi, Pemdes di Lebak Diminta Segera Bentuk PPID Desa

    Untuk Keterbukaan Informasi, Pemdes di Lebak Diminta Segera Bentuk PPID Desa

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah Desa di Kabupaten Lebak, diminta untuk segera membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Desa untuk mempermudah layanan informasi publik.

    Hal itu disampaikan Solihin, salah seorang warga Lebak, Kamis (5/12) kepada Banten Pos.

    Menurut Solihin, pembentukan PPID Desa itu harus segera dilakukan salah satunya untuk menjamin pemenuhan hak masyarakat desa dalam memperoleh akses informasi publik desa.

    Terlebih kata Solihin, Komisi Informasi (KI) Pusat telah me-lounching Peraturan Komisi Informasi (Perki) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Standar Layanan Informasi Publik (SLIP) Desa.

    “Jadi menurut saya tidak ada alasan bagi Pemdes di Lebak untuk tidak memberikan dan menutup informasi publik yang di mohonkan oleh pemohon, terkecuali informasi yang dikecualikan,” katanya.
    Kepala Desa Cikatapis sekaligus sebagai Wakil Ketua Apdesi Kabupaten Lebak, Darmawan mengatakan, pihaknya akan segera merumuskan pembentukan PPID Desa.

    Dijelaskannya, pembentukan PPID Desa itu harus matang dan memiliki dasar dan atau kekuatan hukum berupa Peraturan Desa (Perdes) tentang PPID Desa.

    Menurut Darmawan, selain terbentuk Pemerintah Desa yang tertib administrasi, pembentukan PPID Desa juga dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

    “Ya kami setuju adanya PPID Desa, dan untuk menguatkan keberadaannya tentu harus ada Perdes sebagai dasar hukumnya,” katanya. (MG-01/PBN)

  • Hasil Reses Tak Muncul, Anggota Dewan Ini Protes di Paripurna

    Hasil Reses Tak Muncul, Anggota Dewan Ini Protes di Paripurna

    SERANG, BANPOS – Anggota DPRD Banten dari Fraksi PKB, Umar Barmawi melakukan aksi protes dalam rapat paripurna penyampaian hasil reses Pimpinan dan Anggota DPRD Banten masa persidangan ke satu tahun sidang 2019-2020.

    Umar menyampaikan interupsi setelah perwakilan dari seluruh daerah pemilihan (Dapil) selesai membacakan hasil resesnya dihadapan Sekda Banten, Al Muktabar dan seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) yang hadir, Kamis (5/12). Rapat sendiri dipimpinan oleh Wakil Ketua DPRD Banten, Barhum. Hadir Ketua DPRD Banten Andra Soni dan Wakil Ketua DPRD Banten, Nawa Said Dimyati.

    “Interupsi pimpinan. Kenapa hasil reses yang saya temui tadi tidak disampaikan,” kata Umar.

    Selain Umar, ada tiga orang anggota DPRD Banten lainnya juga protes yakni, Iskandar dari Fraksi PPP, Yoyon Sujana dari Fraksi Demokrat dan Yeremia Mendrofa dari Fraksi PDI Perjuangan.

    “Saya minta sistem reses yang sekarang harus dikembalikan lagi seperti DPRD Banten 2014-2019,” ungkap Yoyon.

    Dikatakan Yoyon, pelaporan pembacaan hasil reses dalam paripurna disampaikan sesuai dapil setiap DPRD. Tidak disingkat menjadi 3 dapil, penyesuaian di DPR RI. “Harus sesuai di Dapil. Misalnya Kabupaten Lebak disampaikan khusus Lebak tidak digabung dengan Kabupaten Pandeglang,” ujarnya.

    Sementara itu, Iskandar melakukan intrupsi lantaran video dan gambar-gambar saat pembacaan hasil reses hanya sebagian kecil saja yang ditampilkan. “Interupsi, saya harap penanyangan gambarnya harus semua Anggota DPRD. Tapi ini banyak sekali foto kegiatan dalam video anggota dewan yang sedang reses tidak ditampilkan,” ujarnya.

    Anggota DPRD Banten dari Fraksi PDI Perjuangan, Yeremia Mendrofa menyesalkan tidak tersampaikan pesan kegiatan dewan oleh bagian publikasi di DPRD Banten. “Ini harusnya peran humas, tapi kenapa ini tidak maksimal,” imbuhnya.

    Usai rapat paripurna, Umar mengaku aneh dan heran dengan penyampaikan reses yang disampaikan oleh Encop Sopia, ( Anggota DPRD Banten dari Fraksi Gerindra). “Hasil reses saya tidak dibacakan sama sekali. Ini yang buat laporannya siapa?. Yang reses kan saya bukan pihak lain. Kalau mau dibuat dan sebelum dibacakan, mestinya konsultasi dong dengan saya,” ujar Umar kesal.(RUS/ENK)

  • Bersama Baznas, Wali Band Renovasi 20 Musholla di Banten

    Bersama Baznas, Wali Band Renovasi 20 Musholla di Banten

    PETIR, BANPOS – Wali Band yang Group Band jebolan Ponpes La-Tansa, Cipanas, Lebak, Banten menggelar kegiatan sosial ‘Wali Care’ berupa pemugaran Mushola Al-Istiqomah Kp Pasir Binong Rt 03 Rw 01, Desa Seuat Jaya, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang-Banten. Kegiatan tersebut, bekerjasama dengan Unit pengumpul zakat Badan amil zakat nasional (UPZ Baznas) pemerintah Provinsi Banten.

    Vokalis Wali Band, Farhan Zainal Muttaqin mengatakan, kegiatan ini merupakan amanat umat yang sudah semestinya dilaksanakan. Amanat umat yang dititipkan kepada grup band nya, yang diteruskan dan harus mempunyai manfaat bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Banten.

    “Saya berharap dengan dukungan yang amat besar dari Pemprov Banten, seluruh musholah yang ada di Banten tidak ada yang rusak dan reot,” ujar vokalis band wali, yang akrab disapa Faank.

    Ia juga berharap, kegiatan ini bisa menjadi stimulus bagi masyarakat Banten agar dapat bersama-sama menjadikan mushola yang indah dan memakmurkannya di kampung masing-masing. Jika masyarakat dapat memaknurkan musholah, kata dia, maka insya Allah keberkahan akan datang dengan sendirinya.

    “Saya doakan masyarakat Banten seluruhnya bisa menjadi Muzaki, sehingga zakat yang terkumpul bisa membuat masyarakat lainnya sejahtera,” tuturnya.

    Diketahui, UPZ Baznas Pemprov Banten mendukung program ‘Wali Care’ dengan mengucurkan bantuan untuk 20 mushola di wilayah Banten. Sebelumnya, program tersebut menargetkan 100 musholla indah dan makmur. Dimana, setiap mushola mendapatkan bantuan sebesar Rp 75 juta.

    “Ini mushola ke 17. Target sampai tidak ada Mushola yang jelekl lagi,” tegas Aan Kurnia, alias Apoy, yang merupakan gitaris Grup Band Wali.

    Apoy membenarkan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan Baznas Pemprov Banten. Bagaimana pembiayaan renovasi, sistemnya seperti apa, semua dilakukan bersama-sama. Apoy menuturkan, besaran nominal memang tidak banyak, namun diharapkan dapat menjadi pecutan untuk dapat menambah semangat beribadah dan berzakat.

    “Ini merupakan amanah yang didapatkan dari UPZ dan Gubernur, seperti yang kita lihat, ini bukan Mushola fiktif. Ini bukti dari Semangat zakat di Provinsi Banten mudah-mudahan semakin tinggi. Minimal kesadaran membayar zakat ini bertambah, sehingga dari hasil zakat tersebut bisa memakmurkan umat,” tuturnya.

    Personil lainnya, Hamzah Shopi atau dikenal sebagai Ovie Wali, mengungkapkan kesan pertama kali saat datang ke kampung Pasir Binong. Menurut Ovie, setiap kampung yang didatangi oleh tim, memang ada musholla yang benar-benar memprihatinkan.

    “Banyak ternyata mushola yang tidak layak jadi sarana ibadah, akhirnya kami datang kesini dengan penuh harapan bersama Pemprov Banten, untuk menjadikan musholla yang layak, sehingga ketika ibada jadi tenang, tidak takut genting jatuh,” ungkapnya.

    Ia pun berharap, agar tujuannya bersama pihak pemerintah Provinsi Banten, dalam ini adalah UPZ Baznas Banten dapat tercapai. Sehingga tidak ada lagi mushola yang dinilai tidak layak menjadi sarana ibadah.

    “Mudah-mudahan tujuan dari Pemprov dan wali care bisa terwujud, dengan bantuan masyarakat juga agar bisa bersama-sama membantu Pembangunan. Agar dapat beribadah dengan nyaman,” harapnya.

    Tak jauh berbeda dikatakan Kepala Baznas Provinsi Banten Suparman Usman. Ia mengungkapkan kegiatan Wali Care ini juga merupakan kolaborasi Zakat dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov Banten. Oleh karena itu, dirinya berharap masyarakat yang mendapat manfaat dari zakat ini bisa mendoakan seluruh ASN di Pemprov Banten agar amanah dalam menjalankan tugasnya.

    “Kita doakan bersama ASN di Pemprov Banten bisa lebih giat lagi dalam menyalurkan zakatnya, sehingga banyak musholah yang kita lakukan perbaikan,” katanya.

    Diungkapkan olehnya, penunjukkan lokasi pemugaran yaitu usulan dari masyarakat dan tim ‘Wali Care’ yang juga dibarengi tim UPZ Baznas Banten. Ia berharap, jika mushola sudah direnovasi, agar dapat diberdayakan sebagaimana mestinya.

    “Survey dari tim yang ada menyebar ke provinsi Banten. Dengan ini, kita memberikan edukasi apa yang diberikan oleh UPZ, tidak akan sia-sia. Dari umat untuk umat,” tuturnya.

    Kepala Desa Seuat Jaya, Aep Syaefullah merasa bersyukur, karena menjadi satu-satunya di kecamatan Petir yang terpilih. Ia bersama-sama masyarakat mendoakan agar yang tadinya ditargetkan 100 musholla, menjadi 1000 musholla yang dipugar.

    “Menegakkan syiar islam, supaya kita mencintai. Jujur, saya merasa haru, merasa malu. Haru karena kedatangan kanda-kanda semua dari Wali Band dan malu karena keadaannya seperti ini,” ungkapnya.

    Meski demikian, merenovasi musholla Al-Istiqomah yang menjadi hal yang mengharukan. Ia pun berpesan kepada masyarakatnya bahwa Wali Band hanya memberikan bentuk pancingan kepada masyarakatnya, bersama-sama supaya bisa lebih guyub dan mencintai majelis taklim.

    “Semoga dengan hadirnya Wali Band menjadi anugrah bagi kita bersama. Menjadikan karirnya semakin menanjak, mengingat ada jutaan artis, tetapi hanya Wali Band yang mencintai masjid dan musholla,” tandasnya. (MUF)

  • Masyarakat Kampung Bulakan Pandeglang Deklarasikan “Henteu Ngising Sembarangan”

    Masyarakat Kampung Bulakan Pandeglang Deklarasikan “Henteu Ngising Sembarangan”

    PANDEGLANG, BANPOS – BAB Sembarangan masih menjadi kebiasaan di lingkungan masyarakat. Dimana, data UNICEF menyebutkan bahwa Indonesia menjadi negara kedua yang sering BAB Sembarangan.

    Bagi sebagian orang, BAB di Jamban adalah hal yang biasa, tapi tidak bagi masyarakat pelosok desa khususnya masyarakat Kampung Bulakan, Desa Kutamekar, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    Biasanya masyarakat kampung bulakan BAB di hutan, kebun-kebun, semak-semak, akar pohon dan tempat-tempat yang dianggap aman untuk bisa membuang kotorannya. Perilaku ini telah menjadi kebiasaan warga sekitar puluhan tahun lamanya, sehingga untuk merubah perilaku hal tersebut sangatlah tidak mudah.

    Laz Harfa sebagai lembaga sosial kemanusiaan yang berfokus dalam masalah kesehatan dan sanitasi terus mengajak dan membimbing masyarakat agar hidup lebih baik lagi dan tidak BAB Sembarangan.

    Dengan programnya “Arisan Jamban”, Laz Harfa memberikan pendampingan dan bimbingan agar masyarakat dampingan mau untuk merubah perilaku tersebut melalui kekuatannya sendiri.

    Hingga tahun 2019 ini, Laz Harfa telah berhasil merubah perilaku lebih dari 50.000 warga dan telah terbangun jamban di masyarakat sebanyak 10.054 tanpa ada bantuan Rp. 1-, pun yang diberikan.

    Pada hari Kamis (5/12) Laz Harfa dan Caritas Australia menggelar acara “Deklarasi Henteu Ngising Sembarangan atau Open Defecation Free (ODF)” di Kampung Bulakan Desa Kutamekar Kec. Sobang Kab. Pandeglang Banten.

    Ada sekitar 29 Kepala Keluarga yang telah berhasil merubah perilakunya dari BAB Sembarangan menjadi BAB menggunakan Jamban.

    Kampung Bulakan sendiri merupakan salah satu kampung yang masih minim memiliki jamban, sebelum adanya intervensi Harfa, tidak ada satupun yang memiliki jamban sehingga masyarakat dalam kampung tersebut masih sering BAB sembarangan.

    Pada acara deklarasi tersebut hadir pula Camat Sobang, Kapolsek Panimbang, Ketua Puskesmas Sobang dan Pemerintahan Desa Kutamekar juga dihadiri tokoh masyarakat lainnya.

    Markawi, selaku Kepala Desa Kutamekar mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada LAZ Harfa atas keberhasilannya membangun masyarakat desanya untuk bisa bebas dari BAB sembarangan.

    “Terima kasih kepada laz harfa yang telah membimbing masyarakat kami disini, sehingga masyarakat memiliki kemauan untuk bisa lebih maju terutama dalam hal kesehatan. Semoga masyarakat disini terus melanjutkan apa yang telah Harapan Dhuafa berikan. Saya merasa bangga dengan adanya deklarasi bebas BAB Sembarangan ini, artinya ada kemajuan dalam lingkungan desa kami dan bisa menjadi contoh untuk kampung-kampung lainnya agar tidak BAB sembarangan lagi,” ujar Markawi.

    Subro Mulisi selaku Camat Sobang sangat berharap setelah adanya deklarasi ini, semoga masyarakat kampung bulakan tetap menjaga hidup agar lebih sehat dan bersih, dan semoga bukan hanya di kampung bulakan saja akan tetapi juga kepada masyarakat luas lainnya.

    Pada kesempatan tersebut, Camat Sobang juga mengajak pemerintah setempat untuk bisa mendukung bebas BAB sembarangan dengan memberikan sejumlah kloset jamban yang dibutuhkan oleh masyarakat, agar semua masyarakat bisa mendapatkan kesehatan yang lebih baik lagi.

    Adapun kloset yang diberikan sebanyak 29 kloset terdiri dari hibah Camat Sobang sebanyak 13 buah, Kapolsek Panimbang sebanyak 4 buah, Kepala Desa Sobang sebanyak 9 buah dan Kepala Puskesmas Sobang sebanyak 3 buah.

    Agus Surya selaku Kepala Puskesmas Sobang juga mengapresiasi atas adanya deklarasi bebas BAB Sembarangan di Kampung Bulakan, karena dengan meninggalkan perilaku tersebut maka kesehatan masyarakat diharapkan bisa menjadi lebih baik. “Terimakasih LAZ Harapan dhuafa yang telah membantu membimbing agar masyarakat bisa mandiri dan hidup lebih layak.” Tambahnya.

    “Kondisi masyarakat sudah mulai memahami bagaimana menjaga kebersihan, harapannya setelah pendampingan ini masyarakat dengan kesadaran sendiri menjaga dan bahu membahu untuk menjaga kesehatan dan tidak ada lagi warga yang bab sembarangan, sehingga masyarakat lebih sehat. Selain dengan program arisan jamban, Harfa juga memberikan bimbingan berupa pembentukan kelompok keuangan mikro, pemberian sarana air bersih dan pemanfaatan lahan pekarangan.” ungkap Mulyadi Firdaus, Ketua Yayasan Harapan Dhuafa. (RUL)

  • Guna Ungkap Pembuktian, Novel Tantang Jokowi Debat Terbuka dengan Rocky Gerung

    Guna Ungkap Pembuktian, Novel Tantang Jokowi Debat Terbuka dengan Rocky Gerung

    JAKARTA, BANPOS – Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin ikut menanggapi polemik pernyataan Rocky Gerung yang menyebut Presiden Jokowi tidak paham Pancasila.

    Novel Bamukmin mendorong Presiden Jokowi berdialog secara terbuka dengan Rocky Gerung dan sejumlah pihak, untuk membuktikan benar tidaknya mantan gubernur DKI Jakarta itu memahami Pancasila.

    “Menurut saya harus dibuktikan dulu oleh Jokowi dengan cara dialog atau debat terbuka. Jadi bisa diketahui pemahaman Jokowi tentang Pancasila,” kata Novel kepada JPNN.com, Kamis (5/12).

    Novel sendiri menilai, sejumlah kebijakan dan keputusan Presiden Jokowi yang jauh dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Seperti sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

    “Sila pertama negara ini dibuat menjadi terbalik yang justru negara ini sudah menjadi negara darurat penista agama. Di mana sila ketuhanan yang sudah terjaga dari zaman Orde Lama, Orde Baru sampai zaman SBY pun, Pancasila sangat terjaga. Di mana pelaku penista agama dihukum berat atau maksimal,” kata Novel.

    Sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul menilai Rocky Gerung pantas dipolisikan atas pernyataannya yang dianggap menghina Presiden Jokowi, dalam program ILC yang tayang Selasa (3/12) malam.

    “Apa yang terjadi itu, saya kira wajar kalau dia nanti dilaporkan ke polisi. Biar dia menggerung (menangis keras-keras-red) ya,” ucap Ruhut saat dihubungi JPNN, Rabu (4/12). (TAN/JPNN/RUL)

  • Polresta Tangerang Amankan 10 Remaja Pengeroyok Pelajar

    Polresta Tangerang Amankan 10 Remaja Pengeroyok Pelajar

    TANGERANG, BANPOS – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tangerang Polda Banten berhasil mengamankan 10 remaja yang masih berstatus pelajar, usai terlibat aksi pengeroyokan terhadap OK (17), di Cisereh, Tigaraksa, Tangerang.

    Aksi pengeroyokan tersebut mengakibatkan OK tewas, setelah mengalami luka lebam di bagian punggung dan kepala, serta luka bacok di bagian dada hingga urat nadi korban putus.

    Kapolda Banten Irjen Pol Drs. Tomsi Tohir, M.Si melalui Kapolres Kota Tangerang Ajun Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi mengatakan, asal mula tawuran tersebut setelah adanya sikap saling ejek antara dua kelompok remaja itu. Kemudian berujung pertemuan antar kedua kelompok untuk melakukan aksi tawuran.

    “Pertamanya ini karena saling ejek soal adu kekuatan kelompok sehingga mereka merecanakan aksi ini. Bahkan mereka sudah menyiapkan senjata seperti golok, stik golf dan juga kayu,” katanya di Mapolsek Tigaraksa, Selasa, 3 Desember 2019.

    Saat itu, kekuatan kelompok korban dan pelaku berbanding jauh. Kelompok korban ini sangat sedikit dibanding pelaku. Melihat itu, kelompok pelaku menggunakan kesempatan untuk menyerang secara membabi buta.

    “Di sini yang menjadi incaran adalah OK karena dia tak sempat lari hingga akhirnya tewas usai luka yang cukup parah di urat nadi,” ujarnya.

    Dalam kasus ini, polisi menangkap 10 remaja. Satu di antaranya berinisial YOR harus ditahan setelah terbukti sebagai pelaku pembacokan, serta perencanaan aksi tawuran.

    “Satu pelaku kita tahan, dan yang lainnya ini kita lakukan pendampingan karena statusnya masih di bawah umur alias anak berhadapan dengan hukum,” ujarnya.

    Untuk YOR, pihak kepolisian mengenakan pasal 80 ayat 3 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak dan pasal 170 KUHPidana dengan ancaman di atas 15 tahun penjara.

    Ditempat berbeda Kabid humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi Priadinata, S.I.K, M.H kepada para pelajar untuk tidak berbuat hal-hal yang negatif seperti main hakim sendiri, tawuran, pengeroyokan, serta penyalahgunaan narkoba.

    “Untuk para pelajar mari berlomba-lomba dalam menggapai prestasi yang baik hindari hal-hal yang negatif, pelajar adalah harapan bangsa indonesia untuk bisa memajukan indonesia ke hal yang lebih baik.” Pungkasnya. (RUL)

  • PESERTA RAKORKOMWIL III APEKSI 2019 KUNJUNGI  IKON KOTA TANGERANG

    PESERTA RAKORKOMWIL III APEKSI 2019 KUNJUNGI IKON KOTA TANGERANG

    TANGERANG, BANPOS – Memasuki hari pertama berlangsungnya rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Komisariat Wilayah (Rakorkomwil) III Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Kota Tangerang, peserta Rakor diajak berkeliling mengunjungi sejumlah lokasi yang menjadi ikon dan tempat wisata di Kota Tangerang.

    Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin berkesempatan memimpin langsung rombongan peserta Rakorkomwil III APEKSI yang terhimpun dari sejumlah kepala dan wakil kepala daerah serta perwakilan dari 24 kota yang menjadi peserta Rakor dengan menumpang bus pariwisata Kota Tangerang Jawara.

    “Selamat datang, di kesempatan City Tour ini kita akan sama – sama melihat keindahan Kota Tangerang dari dekat,”

    “Tak hanya taman, tapi juga ada wisata di Kampung – kampung tematik,” terang Sachrudin sesaat sebelum memulai kegiatan City Tour di titik start Hotel Novotel, Kota Tangerang, Kamis (5/12).

    Kampung Markisa menjadi salah satu kampung tematik yang menjadi lokasi kunjungan peserta City Tour, dimana para peserta berkesempatan melihat secara langsung proses perubahan lingkungan yang telah dilakukan oleh warga Kampung Markisa.

    “Dulunya di kampung Markisa merupakan salah satu kampung yang kurang terawat tapi berkat kegigihan serta semangat warganya, kini berubah menjadi kampung yang indah,” terang Wakil kepada Wali Kota Serang yang juga mengikuti City Tour.

    Sebagai informasi, rute City Tour Rakorkomwil III APEKSI 2019 meliputi Taman Gajah Tungga, Kampung Bekelir, Masjid Kalipasi, Kampung Markisa, Jembatan Berendeng, Tangerang Live Room dan Tangerang City Galeri serta Sentra Oleh – Oleh Khas Kota Tangerang. (SUG)

  • Kawal Sistem Pembayaran Digital, BI Banten Gencar Sosialisasi QRIS

    Kawal Sistem Pembayaran Digital, BI Banten Gencar Sosialisasi QRIS

    SERANG, BANPOS – Sebanyak 14 bank, asosiasi retail, pemerintah daerah, pedagang hingga merchant mengikuti diskusi pembayaran non tunai yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan di Banten, Rabu (4/12/2019).

    Mereka diberikan pemahaman mengenai Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 dan Pengenalan mengenai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

    “Tujuan dari visi dan program inisiatif Bank Indonesia dalam sistem pembayaran adalah 91,3 juta unbanked people dan 62,9 juta UMKM dapat masuk ke dalam ekonomi-keuangan digital, terus bertumbuh, dan berkontribusi untuk perekonomian nasional,” kata Kepala BI Perwakilan Banten, Erwin Soeriadimadja, Rabu (4/12/2019).

    Berbagai narasumber yang bergerak di bidang pembayaran non tunai ikut memberikan penjelasannya, seperti dari OVO, CIMB Niaga, hingga Linkaja.

    Ketiga narasumber tersebut menyampaikan informasi mengenai kelebihan dari transaksi non tunai antara lain praktis, akses lebih luas, transparansi transaksi, efisiensi rupiah, less friction economy, dan perencanaan ekonomi lebih akurat.

    “Serta mendorong masyarakat untuk beralih dari transaksi tunai ke transaksi nontunai dengan segala kelebihannya tersebut di atas,” jelasnya. (RUL)