Kategori: HEADLINE

  • Tahun Politik, Stunting Harus Turun

    SERANG, BANPOS – Pada tahun depan, atau Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 Pemprov Banten targetkan angka stunting berada di bawah 14 persen.

    Target tersebut merupakan bagian dari isu tematik program prioritas pembangunan dalam Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2024 disalah satu hotel berbintang lima di Kota Serang pekan lalu.

    “Saya rasa dalam kegiatan ini, hal yang lebih perlu diperhatikan yakni perihal stunting yang berkaitan dengan generasi muda sekarang ini,” ungkap Plh Sekda Banten Virgojanti.

    Menurutnya, dalam mencapai target di tahun 2024 ada beberapa upaya yang akan dilakukan oleh Pemprov Banten. Di antaranya, menanamkan komitmen bersama untuk mencegah stunting serta melakukan kolaborasi yang terus dikembangkan baik dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

    “Dan konvergensi aksi yang terus kita lakukan yakni komitmen dan berkolaborasi antar OPD. Baik dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah,” jelasnya.

    Adapun, kolaborasi yang akan dilakukan oleh Pemprov Banten di antaranya melalui kolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang memiliki wewenang dan tanggung jawab atas fasilitas dan ketersediaan sanitasi dan air bersih yang baik.

    “Aksi Konvergensi yang terus kita kolaborasikan salah satunya mengenai hadirnya Rumah Sakit, instalasi, serta sanitasi air yang ketidakberadaannya bisa menyebabkan stunting,” katanya.

    Selain itu, Virgo menjelaskan kolaborasi yang dilakukan Pemprov Banten juga dilakukan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud). Yang memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat dalam pencegahan stunting.

    “Kita juga terus bergerak dalam hal edukasi yang biasa kita mulai dari pengetahuan tentang 1000 hari pertama dalam kehamilan yang rentan terkena stunting,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan itu, Virgo juga menyatakan bahwa upaya Pemprov Banten terhadap penanganan stunting juga dilaksanakan pada sektor pertahanan pangan yang memiliki peran penting dalam asupan gizi anak.

    “Kita juga memperhatikan dalam ketahanan pangan yang kita miliki. Dan itu juga sebuah aksi yang merupakan langkah-langkah dalam menangani stunting,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Virgo berharap dengan adanya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang memiliki tujuan mensinergikan program pembangunan Banten mampu lebih menekan angka stunting di tahun 2024.

    “Dan melalui kegiatan ini yang mengedepankan kolaborasi dan sinergitas saya harap stunting ini terus bisa ditekan sebagai upaya dalam mensukseskan pembangunan Provinsi Banten,” tandasnya.(RUS/PBN)

     

  • Jalur Alternatif Mudik dan Personel Pengamanan Sudah Disiapkan

    Jalur Alternatif Mudik dan Personel Pengamanan Sudah Disiapkan

    SERANG, BANPOS –Pemprov Banten dan Polda Banten mengklaim sudah menyiapkan skema dan personel dalam menghadapi dan mengawal aktivitas mudik yang akan dilakukan oleh masyarakat.

    Diklaim, jalur atau jalan lalu lintas di wilayah Provinsi Banten.yang akan dilalui oleh pemudik  lebaran tahun  2023 ini sudah dapat dilalui dengan nyaman.

    Asda III Banten, Deni Hermawan kepada wartawan kemarin menjelaskan, pemprov telah mempersiapkan jalan utama maupun alternatif dalam kondisi baik.

    “Kami sudah melakukan persiapan-persiapan, termasuk jalur mudik yang layak dilalui oleh pemudik,” kata Deni.

    Ia menjelaskan, kesiapan tersebut dilakukan agar pemudik lebaran dalam berkendara  tidak terjadi hal yang tak diinginkan, seperti kecelakaan.

    Sementara itu, Kepala Dinas PUPR P Banten, Arlan Marzan menyampaikan, pihaknya telah melakukan berbagai koordinasi untuk menyambut arus mudik 2023. Termasuk memetakan potensi masalah.

    Khusus untuk kewenangan provinsi, pihaknya sudah menyiapkan jalur alternatif yang bisa digunakan pemudik. Setidaknya ada 7 ruas jalan yang bisa dijadikan jalur alternatif untuk dilewati.

    Ketujuh jalan alternatif di Banten itu diantaranya, ruas jalan Maja – Citeras dan Picung – Malingping – Simpang, ruas jalan Mengger-Mandalawangi-Caringin dan Saketi – Picung, uas jalan Raya Palka (Palima – Pasang Teneng), JI. Syekh Moh Nawawi Albantani (Pakupatan – Palima) dan Simpang Taktakan – Gunung Sari, ruas jalan Malangnengah – Tigaraksa dan Tigaraksa – Maja.

    Sementara itu, sebanyak 1.709 orang personel Polda Banten dan jajaran akan diturunkan dalam pelaksanaan operasi Ketupat Maung 2023 pengamanan hari Raya Idul Fitri 1444 H di daerah hukum Polda tersebut.

    “Total personel Polda Banten dan Polresta Jajaran yang dilibatkan dalam Ops Ketupat Maung 2023 sebanyak 1.709 orang personel Polda Banten serta 92 personel BKO dari Mabes Polri untuk ditempatkan di wilayah hukum Polres Cilegon,” kata Karo Ops Polda Banten Kombes Pol Dedi Suhartono usai memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Internal Ops Ketupat Maung 2023 pengamanan hari Raya Idul Fitri 1444 H di wilayah hukum Polda Banten bertempat di Aula Serbaguna Polda Banten di Serang.

    Dedi mengatakan tujuan Ops Maung 2023 untuk terjaminnya rasa aman masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul fitri 1444 H, dan operasi Maung ini adalah suatu operasi kepolisian yang besar yang menentukan kinerja kepolisian, berhasil atau tidaknya jadi penilaian Polri.

    Oleh sebab itu, kata Dedi, operasi Maung 2023 ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sinergitas, kolaborasi, dan personel bisa melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan tanggung jawab.

    “Di wilayah Polda Banten terdapat Pospam sebanyak 39 lokasi, pos pelayanan enam lokasi, dan tempat posko terpadu Merak sebanyak satu lokasi,” kata Dedi.

    Sementara Wadir Intelkam Polda Banten AKBP Eko Susanto mengatakan pemerintah telah menetapkan cuti bersama yaitu pada 19 sampai 26 April 2023, dan secara resmi pemerintah juga telah mencabut kebijakan PPKM terkait pandemi COVID-19.

    “Pelaksanaan Ops Ketupat Maung 2023 di wilayah hukum Polda Banten mulai tanggal 19 April sampai 7 Mei 2023,” kata Eko.

    Eko juga menjelaskan sasaran pelaksanaan operasi Maung 2023 adalah orang dan tempat, orang meliputi masyarakat yang berbelanja untuk kebutuhan lebaran, masyarakat yang takbiran, masyarakat yang melaksanakan mudik, dan tempat meliputi pusat perbelanjaan, gudang sembako, pelabuhan serta lainnya.

    “Selain orang dan tempat yang menjadi sasaran operasi adalah barang atau benda yang meliputi senjata api, petasan, narkoba, kendaraan dan lainnya, serta kegiatan yang meliputi arus mudik dan balik, kegiatan sholat Ied, takbir keliling dan lainnya,” kata Eko.(RUS/PBN/ANT)

  • Waspadai Lonjakan Harga

    JAKARTA, BANPOS – Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan kepada pemerintah untuk mewaspadai lonjakan harga komoditas jelang Lebaran. Hal ini terkait bakal meningkatnya permintaan.

    Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2023 di Jakarta, Senin (3/4).

    Beberapa komoditas yang perlu diwaspadai yakni tarif angkutan udara, daging sapi, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, dan lain-lain.

    Menurutnya, pada Lebaran tahun lalu, tarif angkutan udara sehingga memberi andil inflasi 0,07 persen, telur ayam ras 0,05 persen, ikan segar dan bawang merah masing-masing 0,04 persen, serta nasi dengan lauk dan daging sapi 0,01 persen.

    Menurut Pudji, kenaikan tarif angkutan udara biasanya disebabkan oleh tingginya permintaan menjelang Lebaran. Begitu juga dengan komoditas pangan.

    Namun, ia menilai, inflasi awal Ramadan relatif lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya lantaran Ramadan tahun ini jatuh di dua bulan yang berbeda Maret dan April 2023. Sehingga dampak inflasi dari momen Ramadan tidak tercermin penuh dalam satu bulan saja.

    Selain itu, konsumsi masyarakat pun belum sepenuhnya normal saat ini sehingga permintaan belum terlalu tinggi.(PBN/RMID)

  • 273 Hektare Lahan Puso

    273 Hektare Lahan Puso

    SERANG, BANPOS – Distan Provinsi Banten hingga Maret 2023 ini, mencatat seluas 273 hektare lahan pertanian di Provinsi Banten mengalami puso. Sebagian besar lahan tersebut berada di Tangerang dan puso akibat adanya banjir. Distan pun mendorong agar para petani mengasuransikan pertaniannya untuk mencegah terjadinya kerugian akibat puso tersebut.

    Kepala Distan Provinsi Banten, Agus M. Tauchid, mengatakan bahwa 273 hektare lahan sawah yang puso itu, akibat dari adanya bencana banjir. Banjir tersebut pun mengakibatkan banyak lahan dari masyarakat yang puso atau gagal panen.

    Sebagai mitigasinya, ia mengaku bahwa Distan Provinsi Banten telah membagikan Cadangan Benih Daerah (CBD) kepada para petani yang terdampak puso akibat banjir tersebut. CBD dibagikan oleh Distan secara gratis.

    “Mitigasi dari Distan yaitu pertama melalui CBD kami pada pasca musibah. Mereka kami berikan benih gratis biasanya dengan ukuran normal satu hektar 25 kilogram dengan catatan setelah mereka mengusulkan, kami verifikasi,” ujarnya di ruang kerjanya, Senin (3/4).

    Langkah mitigasi selanjutnya yakni dengan mendorong kepada petani-petani di wilayah yang berpotensi terpapar bencana, untuk mengikuti program asuransi usaha tanam padi atau AUTP. Dengan demikian, kerugian akibat bencana dapat tertutupi melalui program tersebut.

    “Begitu mereka kena musibah, sudah terantisipasi tinggal klaim asuransi dengan membayar premi hanya Rp35 ribu. Klaim asuransi per hektare per musim Rp6 juta, itu akan sangat menolong sekali,” ungkap Agus.

    Agus mengaku bahwa pihaknya telah menargetkan sebanyak 5 ribu hektare lahan pertanian, untuk masuk dalam program asuransi. Akan tetapi, Agus mengakui jika dalam praktik di lapangan, tidak semua petani mau untuk masuk ke dalam program itu.

    “Dalam praktiknya tidak semua petani itu mau. Kami secara total baru terserap sekitar 3.500 hektare. Ini pun butuh sebuah edukasi kepada para petani,” tuturnya.

    Ia menuturkan, untuk ikut dalam program asuransi tersebut, para petani diminta untuk membayar sebesar Rp36 ribu dalam satu kali musim tanam. Namun ke depannya, ia akan mendorong agar nominal tersebut dapat dibebankan kepada APBD Provinsi Banten.

    “Memang kami nanti ke depan merencanakan biar nanti yang sisa Rp36 ribu bisa disubsidi oleh APBD Provinsi. Kami nanti akan mengusulkan dengan APBD provinsi. Sementara ini jujur, petani hanya bayar Rp36 ribu, sisanya disubsidi oleh APBN. Paling lambat tahun depan direalisasikan,” tandasnya.(DZH/PBN)

  • Dua Nama Versi Masyarakat Mencuat, Tidak Ada Al

    Dua Nama Versi Masyarakat Mencuat, Tidak Ada Al

    SERANG, BANPOS – Menjelang tenggat waktu pengusulan nama calon Penjabat Gubernur Banten oleh DPRD, sejumlah nama mulai bermunculan untuk dapat menggantikan Al Muktabar. Setidaknya, terdapat dua nama yang muncul pada Senin (3/4).

    Keduanya yakni Deputi IV Bidang Informasi dan Komunikasi Politik pada KSP, Juri Ardiantoro, yang diusulkan oleh PW GP Ansor Banten dan Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Manajemen dan Tata Kelola, Veri Anggrijono, yang diusulkan oleh Forum Komunikasi Lembaga Swadaya Masyarakat.

    Sekretaris PW GP Ansor Banten, Khoirun Huda, mengatakan bahwa pihaknya melihat Juri Ardiantoro memiliki kelayakan untuk memimpin Banten. Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa ia adalah seorang akademisi dan sebagai rektor di salah satu perguruan tinggi Nahdlatul Ulama di DKI Jakarta, yang secara objektif memiliki kerangka berpikir terstruktur dan memiliki orientasi yang panjang dan ke depan.

    “Beliau juga salah satu staf di KSP yang memiliki modal pembangunan yang bisa digerakkan di Provinsi Banten dengan mengkombinasikan kemampuan akademisi intelektual organik, juga memiliki kemampuan pengelolaan yang selama ini aktif di KSP dan membantu presiden Jokowi dalam konteks pembangunan di nasional,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, Juri Ardiantoro juga merupakan salah satu mantan ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, sehingga di tahun politik ini dirinya dianggap sangat paham betul tentang proses demokrasi yang sangat produktif.

    “Bang Juri ini sangat layak untuk mengembangkan proses demokrasi di Banten ini dengan menggerakkan seluruh entitas yang ada di Banten. Dengan pengalaman yang panjang di komisioner ini, bang Juri akan mampu menjadikan Provinsi Banten sebagai sebuah pusat konsolidasi demokrasi yang yang fair, yang berkeadilan serta melibatkan masyarakat dengan partisipasi yang tinggi,” katanya.

    Huda mengungkapkan, Juri Ardiantoro juga memiliki basis tradisi yang kuat di akar rumput, karena ia merupakan pengurus Nahdlatul Ulama. Di samping itu, ia juga memiliki kaitan nasab dengan Banten, karena sang istri adalah orang Kabupaten Pandeglang dan setiap Minggu dirinya langsung turun ke Banten meskipun tidak punya kepentingan apa-apa.

    “Nah ini saya kira menjadi modal utama bang Juri untuk melakukan proses pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, agar harapan masyarakat Banten dengan PJ ini bisa terwujud. Kira-kira gitu,” ucapnya.

    Selain itu menurutnya, tokoh-tokoh ulama Banten juga mendukung Juri Ardiantoro untuk mengemban amanah sebagai Pj Gubernur Banten, dengan harapan akan membuat kebijakan yang berorientasi untuk kepentingan orang banyak, bukan kepentingan golongan, apalagi kepentingan dirinya sendiri.

    “Jadi untuk kepentingan orang banyak di Provinsi Banten yang berkeadilan, antara Selatan dan Timur, Utara dan Barat akan dibangun dengan proses yang berkeadilan. Dan saya kira yang paling penting bang Juri ini saya lihat akan memproporsikan dan sangat konsen pada pembangunan di Banten,” tuturnya.

    Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Lembaga Swadaya Masyarakat, Cecep Pria Irawan, mengatakan bahwa Veri Anggrijono layak diusulkan menjadi bakal calon Pj Gubernur Banten karena track record-nya yang bersih dan berpengalaman dalam bidang birokrasi selama puluhan tahun.

    “Kami sudah mengajukan usulan resmi ke DPRD Banten secara tertulis dilengkapi dengan curriculum vitae (CV),” ujarnya.

    Ia pun menuturkan bahwa Veri Anggrijono telah mendapat dukungan dari ulama Banten, KH Muhtadi Dimyati, dibuktikan dengan tanda tangan resmi dan stempel dari KH Muhtadi Dimyati, yang pihaknya lampirkan pula dalam usulan tersebut.

    “Kami berharap DPRD Banten bisa mempertimbangkan Pak Veri Anggrijono untuk menjadi salah satu nama dari tiga calon Pj Gubernur yang akan diusulkan ke Kemendagri pada tanggal 6 April 2023 mendatang,” katanya.

    Cecep mengungkapkan, dari segi persyaratan Veri Anggrijono sangat memenuhi syarat. Dia adalah Eselon I di Kemendag. Veri pun disebut telah mengemban berbagai jabatan penting di Kemendag dan sangat berpengalaman.

    “Selain itu, dia sangat luwes dalam membangun relasi sosial dengan berbagai elemen masyarakat. Kendati dia birokrat murni, Veri Anggrijono memiliki kemampuan dalam membangun komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat. Hal ini sangat penting dimiliki oleh seorang Pj Gubernur, karena komunikasi dengan tokoh masyarakat, ormas, DPRD, dan berbagai stakeholder lainnya sangat penting bagi seorang pemimpin dalam hal ini Pj Gubernur,” ungkapnya.

    Terpisah, dalam program ‘Urun Rembug Kepemimpinan Banten Masa Depan’ yang dilaksanakan oleh Sultan TV dan tayang pada Minggu (2/4), sejumlah tokoh pendiri Provinsi Banten menyampaikan penolakan apabila Al Muktabar ditunjuk sebagai Penjabat Gubernur Banten periode selanjutnya.

    Sekretaris Dewan Pembina Paguyuban Warga Banten (PUWNTEN) Mardini, menolak Al Muktabar diajukan kembali sebagai Pj Gubernur Banten oleh DPRD. Menurut Mardini, dari sekian Gubernur yang pernah ada, Al Muktabar adalah yang paling buruk dan tidak komunikatif dengan stakeholder dan dan tidak responsif terhadap keluh-keluhan publik Banten.

    “Yang ada, dia meresmikan kegiatan seremonial namun persoalan-persoalan urgensi masyarakat tidak selesai. Tidak memahami persoalan, tidak bisa menggali potensi daerah,”ungkap tokoh pendiri pembentukan Provinsi Banten ini.

    Menurut Mardini, hampir semua tokoh mengeluhkan gaya komunikasi dan manajemen pemerintahan yang diterapkan oleh Al Muktabar. Oleh karena itu, Mardini berharap DPRD Banten yang diminta Mendagri mengusulkan tiga nama calon Pj Gubernur Banten, tidak mengusulkan Al-Muktabar.

    “Mohon pemimpin ke depan untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Dan tidak mencla-mencle,” ungkap Mardini.

    Senada disampaikan oleh Mantan Ketua Tim Perumus Pembentukan Provinsi Banten di DPR, Ali Yahya. Ia menyebut, Al Muktabar tidak memahami fungsi manajerial.

    “Jadi, Al Muktabar ini ngurus pegawai saja tidak selesai-selesai hampir setahun. Artinya dia tidak memahami manajerial. Maka jangan diusulkan lagi, siapa saja boleh, asal jangan Al Muktabar. Terbukti gagal,” jelas Ali lagi.

    Ia pun berharap ada political will dari Presiden Joko Widodo, untuk menunjuk Penjabat Gubernur yang tidak membuat gaduh, terlebih menghadapi tahun politik 2024.

    Ketua Harian Perkumpulan Urang Banten, Eden Gunawan, mengatakan bahwa salah satu faktor penting dalam memimpin Provinsi Banten adalah pembangunan SDM.

    “Dan yang saya tahu Pemerintah Provinsi Banten memiliki prioritas dalam mendorong pembangunan SDM tentunya dengan Pendidikan,” ungkap Eden.

    Namun saat ini ia melihat pendidikan di Banten seperti mainan. Padahal anggarannya 20 persen dari APBD. “Bahkan pada level SMA saya mendapati kepala sekolah saat ini bingung karena tidak dilantik-lantik,” kata.

    Eden menguraikan bahwa pihaknya tidak akan menunjuk sosok yang akan diusulkan menjadi Pj Gubernur Banten, namun PUB berharap orang yang ditugaskan adalah orang yang tepat yang mau bekerja untuk membenahi Banten.

    Sementara Itu Uday Suhada yang hadir dalam urun rembug itu menila kebijakan Al Muktabar melenceng dari kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh Kemendagri.

    “Sesungguhnya patokannya RPD Transisi, sehingga Al Muktabar tidak usah bereksperimen yang bukan-bukan dan tidak jelas,” ujar Uday.

    Uday mencontohkan soal perubahan SOTK yang membuat ASN di Banten gelisah dan khawatir. “Karena perubahan SOTK tersebut menyebabkan perubahan nama dan tentu saja merubah posisi menjadi PLT. Ada lebih 170 Pejabat eselon 3 dan 4 yang PLT,” ungkap Uday.

    Karena itulah Uday berharap Al Muktabar tidak diajukan oleh DPRD Banten untuk dipertimbangkan oleh Presiden sebagai Penjabat Gubernur Banten.

    Sementara, salah satu tokoh Masyarakat Adat Kasepuhan di Banten Selatan, Henriana Hatrawijaya mengharapkan siapapun Pj Gubernur yang diajukan dan dipilih DPRD agar bisa merangkul seluruh sektor masyarakat yang ada di Provinsi Banten.

    Menurut Henriana, pemimpin Banten utamanya pada masa transisi tidak mudah, karena mengingat Provinsi ini kaya akan keberanekaragaman, adat, suku dan budaya.

    “Tentu saja calon-calon yang secara administratif memenuhi syarat. Kalau dia buka orang asli Banten, paling tidak orang yang terpilih mempunyai pengalaman atau pernah hidup di Banten. Ia juga harus paham betul seperti apa karakteristik masyarakat Banten. Mengingat, kompleksitas kehidupan masyarakat Banten yang sangat luar biasa,” kata Henriana.

    Selain itu, pegiat di Satuan Adat Banten Kidul (Sabaki) juga berharap Pj Gubernur Banten yang terpilih nanti bisa berkolaborasi dengan semua pihak, serta memiliki visi misi pembangunan.

    Ditambahkannya, dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Pemerintah hendaknya bisa meningkatkan peran aktif masyarakat, idealnya melahirkan kondisi masyarakat yang bisa ikut serta berpartisipasi dalam merencanakan pembangunan dan terlibat dalam pengawasan, terkhusus sektor masyarakat adat.

    “Harapannya ke depan PJ gubernur terpilih tidak hanya menjadikan masyarakat adat sebagai objek pembangunan, namun harus dijadikan sebagai subjek pembangunan. Tidak hanya melibatkan masyarakat adat saja, namun juga mampu merangkul seluruh elemen masyarakat lainnya,” kata Tokoh adat asal Lebak selatan itu.

    Menyinggung soal kepemimpinan Pj Al Muktabar, Henriana juga berharap surat yang dilayangkan Mendagri ke DPRD Banten bisa dijadikan ruang untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Pj Gubernur Banten tersebut yang sudah menjabat selama hampir kurun waktu hampir satu tahun itu.

    Kendati demikian, kata dia, pihaknya menilai Al-Muktabar telah banyak melakukan kinerja yang positif. “Menilai kinerja pejabat dalam kurun waktu menjabat satu tahun saya pikir tidak bisa menyeluruh. Tetapi paling tidak sudah banyak yang dilakukan oleh Al-Muktabar, terutama soal aksesibilitas membuka ruang, membuka jalan untuk menyerap aspirasi-aspirasi masyarakat adat khususnya di Lebak Selatan. Salah satunya dengan didorongnya implementasi dari peraturan daerah Provinsi Banten soal desa adat,” paparnya.(WDO/DZH/PBN)

  • Legitimasi Pj Tidak Kuat, Pusat Diminta Terbitkan PP

    Legitimasi Pj Tidak Kuat, Pusat Diminta Terbitkan PP

    SERANG, BANPOS – Pemerintah pusat diminta untuk segera menerbitkan aturan terkait dengan pengangkatan Penjabat Kepala Daerah. Hal itu agar para Penjabat Kepala Daerah yang ditunjuk, memiliki legitimasi yang jelas dalam menjalankan tugasnya.

    Direktur Eksekutif Pusat Studi Konstitusi dan Hukum, Rizki Aulia Rohman, mengatakan bahwa pengisian kekosongan jabatan Penjabat Gubernur bukan soal siapa sosok yang memimpin, namun siapa yang mampu bertanggungjawab dalam menjalankan pemerintah daerah dengan baik, dan mengacu pada aturan perundang-undangan serta prinsip demokrasi.

    “Sehingga perlu aturan main dalam pengisian kekosongan jabatan Kepala Daerah, dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan UU Pilkada terutama Pasal 201, agar tetap menjaga prinsip-prinsip Demokrasi sampai terpilihnya Kepala Daerah definitif hasil Pilkada Serentak 2024,” ujarnya, Senin (3/4).

    Selain itu, Rizki menuturkan bahwa untuk menyikapi surat Kemendagri perihal pergantian Penjabat Gubernur dengan melibatkan DPRD Provinsi Banten, hal itu diapresiasi olehnya. Namun yang ia sayangkan adalah, Kemendagri belum menyediakan payung hukum atas pemilihan penjabat transisi itu.

    “Justru sangat disayangkan bahwa Pemerintahan Pusat belum menyediakan aturan hukum dalam melaksanakan transisi kepemimpinan di daerah-daerah yang habis karena masa jabatannya, baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah atau Peraturan lainnya,” tegas mantan Ketua PERMAHI Banten itu.

    Ia menuturkan bahwa di masa transisi kepemimpinan di daerah yang melibatkan Penjabat Gubernur, untuk mengisi kekosongan jabatan terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, pengisian kekosongan jabatan tetap menjaga prinsip-prinsip Demokrasi, dengan melibatkan peran DPRD, sebagai representatif perwakilan rakyat.

    “Sebagaimana PP Nomor 12 tahun 2018 pasal 23 huruf e dengan peran mengusulkan, sehingga prinsip-prinsip Demokrasi tetap dijaga dengan baik. Kedua, soal aturan hukum yang memperkuat legitimasi hukum Penjabat Gubernur, sehingga dalam menjalankan penyelenggaraan pemerintahan daerah tetap berjalan dan sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku, agar tata cara pemilihan dan aturan teknis segera diterbitkan untuk memperkuat kedudukan Penjabat Gubernur,” jelasnya.

    Di sisi lain, Rizki menuturkan bahwa dinamika yang terjadi saat ini berkaitan dengan siapa yang akan menjabat sebagai Penjabat Gubernur Banten selanjutnya, menurut dia merupakan hal yang biasa dalam iklim demokrasi.

    “Perlu disikapi dengan bijak. Karena persoalan Penjabat Gubernur bukan hanya soal siapa yang memimpin tapi soal penguatan kedudukan hukum agar kepemimpinan di masa transisi berjalan dengan baik tanpa melampaui batas-batas kewenangan yang sudah ditetapkan,” ucapnya.

    Oleh karena itu, ia meminta kepada Pemerintah Pusat, terkhusus Kemendagri untuk segera menerbitkan aturan hukum berkaitan dengan pengangkatan Penjabat Kepala Daerah seperti gubernur, untuk memperkuat legitimasi.

    “Kepada Kemendagri agar aturan hukum segera diterbitkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah atau Peraturan perundang-undangan lainnya, sebab legitimasi Penjabat Gubernur banyak menuai dinamika di pemerintahan daerah,” tandasnya.(DZH/PBN)

  • Resmi, Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

    Resmi, Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

    JAKARTA, BANPOS – Terkait dengan pertemuan yang berlangsung hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, terkait dengan apa yang terjadi saat ini, FIFA telah memutuskan untuk mencoret Indonesia sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia U-20 FIFA 2023.

    Penunjukkan tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, mengingat kompetisi yang ada masih sesuai dengan jadwal. PSSI berpotensi menerima sanksi dimana hal ini akan diputuskan kemudian.

    FIFA menggarisbawahi, terlepas dari keputusan ini, FIFA tetap berkomitmen untuk mendampingi PSSI dengan kerja sama yang erat dan dengan dukungan dari pemerintah yakni Presiden Joko Widodo terkait proses transformasi sepak bola Indonesia pasca tragedi yang terjadi pada Oktober 2022 lalu.

    Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Presiden Erick Thohir.

    Pertemuan selanjutnya antara Presiden FIFA dan Presiden PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat.

  • Penertiban THM Cuma Seremonial

    SERANG, BANPOS – Komitmen Pemkot Serang dalam memberantas tempat hiburan malam (THM) dinilai tidak ada, dan hanya sekadar seremonial belaka. Pasalnya, sampai saat ini tidak ada penindakan tegas yang dilakukan oleh Pemkot Serang, berkaitan dengan hal itu.

    Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, mengatakan bahwa tidak adanya perkembangan dalam pelaksanaan penertiban THM di Kota Serang, lantaran kebijakan untuk melakukan hal itu hanya sekadar seremonial belaka.

    “Kenapa bisa belum dieksekusi? Berarti ada keraguan dari bawah untuk mengeksekusinya. Makanya ketika berbicara begitu, jangan cuma seremonial. Kalau memang Sekda memerintahkan, ikut turun dong untuk mengeksekusi bersama-sama. Tunjukkan sifat kepemimpinannya, termasuk Walikota,” ujarnya usai rapat Paripurna pada Jumat (24/3)

    Menurut Budi, apabila dirinya menjabat sebagai Walikota Serang, maka kebijakan untuk melakukan penertiban THM akan langsung dipimpin olehnya. Karena, hal itu merupakan keinginan dari masyarakat, sehingga pemerintah harus hadir untuk menjawabnya.

    “Ini kan permintaan masyarakat, sesuatu yang bikin tidak nyaman masyarakat ya jangan kita biarkan. Karena itu berkaitan dengan pelayanan publik. Percuma kalau kita punya Perda Pelayanan Publik kalau begitu saja tidak mengerti,” tuturnya.

    Budi mengatakan, sebagai bagian dari lembaga legislatif, dirinya hanya bisa menampung aspirasi dari masyarakat. Sementara untuk mengeksekusi kebijakan, berada di Pemkot Serang selaku lembaga eksekutif.

    “Kalau saya punya kewenangan, saya yang akan tutup langsung. Ngapain juga cuma pencitraan doang. Kalau seperti ini kan kesannya seperti ada pembiaran, masyarakat lah yang akan menilainya,” tegas Budi.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang, Nanang Saefudin, mengatakan bahwa pihaknya sampai saat ini masih terus berupaya untuk melakukan penertiban THM. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, guna memastikan THM benar-benar bisa ditertibkan.

    “Kami terus, terus itu terus dilakukan (penertiban). Mulai malam kemarin kami lanjutkan dan terus kami koordinasikan dengan berbagai pihak, termasuk koordinasi dengan berbagai pihak seperti Kepolisian dan Kodim,” ujarnya.

    Sementara berkaitan dengan pembongkaran THM, Nanang mengaku hal itu sudah menjadi kebijakan dari Pemkot Serang. Sedangkan untuk eksekusinya, akan dilakukan di bawah komando Asisten Daerah (Asda).

    “Itu nanti akan berada di bawah komando pak Asda, tadi sudah saya panggil untuk mendapat laporan kapan akan dieksekusinya (pembongkaran),” tandas Nanang.(DZH/PBN)

  • Pemesanan Tiket Ferry Mulai Meningkat

    Pemesanan Tiket Ferry Mulai Meningkat

    MERAK, BANPOS – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyampaikan bahwa menuju H-28 Lebaran, masyarakat yang akan melakukan mudik dengan kapal ferry agar segera melakukan reservasi tiket penyeberangan via Ferizy demi kelancaran, kenyamanan dan keselamatan selama perjalanan.

    Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, sekitar 123 juta pemudik diprediksikan akan melakukan perjalanan pada tahun ini, termasuk pengguna jasa penyeberangan. Pada layanan Angkutan Lebaran tahun ini ASDP siap melayani pemudik khususnya di delapan lintasan terpantau nasional yang berada di bawah koordinasi 9 kantor Cabang.

    ASDP menyiapkan alat produksi pada 8 lintasan terpantau sebanyak 51 dermaga (42 dermaga ASDP, 2 dermaga UPT, dan 7 dermaga Pelindo), kapal siap operasi sebanyak 213 unit diantaranya 50 unit kapal ASDP, 160 unit kapal reguler non ASDP, dan 1 unit kapal Pelni.

    “Lintasan paling favorit adalah Bakauheni-Merak, Ketapang-Gilimanuk. Ada juga Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Panajam – Kariangau, Tanjung Api-api – Tanjung Kelian, Bajoe – Kolaka, Ajibata-Ambarita, dan tambahan Ciwandan-Bakauheni, dan Ciwandan – Panjang. Dua terakhir ini tambahan pelabuhan yang akan dioperasikan dalam mendukung kelancaran Angkutan Lebaran 2023,” tutur Shelvy lagi.

    Ada beberapa hal perlu diketahui oleh masyarakat sebelum mudik dengan kapal penyeberangan. Pertama, tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan. Pengguna jasa bisa melakukan pembelian tiket via Aplikasi Ferizy khususnya di lintas Merak-Bakauheni, dan Ketapang-Gilimanuk.

    “Kedua, tiket juga sudah mulai dipesan sejak H-60 keberangkatan. Kemudian ketiga, calon penumpang wajib bertiket H-1 dari tanggal keberangkatan,” ujar Shelvy.

    Ia mengungkapkan, jika pemesanan reservasi tiket Ferizy pada mudik tahun lalu masih dibawah 5 persen pada periode H-28, maka pada tahun ini naik 10 persen dan terus meningkat.

    “Alhamdulillah, masyarakat semakin teredukasi, untuk mempersiapkan perjalanan lebih awal, sehingga lebih tertib, lancar, dan nyaman, khususnya di saat puncak arus mudik maupun balik,” ujar Shelvy lagi.

    Ia menjelaskan, sejak ASDP menerapkan pembelian tiket via Ferizy, hal tersebut membuat pergerakan kendaraan di dalam pelabuhan lebih merata dan waktu tunggu lebih pendek. “Sebelum pemberlakuan Ferizy, arus kedatangan pengguna jasa saat golden time atau beban puncak telah menyebabkan antrean kendaraan baik di jalan masuk maupun dalam pelabuhan,” katanya.

    Namun, lanjutnya, setelah dilakukan pengaturan Ferizy, arus kedatangan pengguna jasa terdistribusi secara merata sesuai jadwal yang dipilih oleh pengguna jasa serta sesuai dengan kapasitas daya tampung pelabuhan dan kapasitas angkut kapal. “Dengan Ferizy, ASDP menjual tiket sesuai kuota dalam jumlah yang sama setiap harinya atau trafik terbagi rata sesuai konsep flattening the curve,” ujarnya.

    ASDP menerapkan pembelian tiket online yang dapat dilakukan H-60 sebelum keberangkatan melalui web reservation di www.ferizy.com, aplikasi di Android dan IOS, dan gerai retail seperti Alfamart, Indomaret, Agen BRILink, dan lainnya. Sementara, pembayaran tiketnya dapat dilakukan melalui cara transfer antar bank, e-wallet, gerai retail, internet banking, dan lainnya.

    Pengguna jasa, lanjutnya, yang telah membeli tiket untuk mengatur waktu di hari H agar tidak terlambat dan melakukan check in 2 jam sebelumnya. Tiket akan expired jika melewati waktu jadwal masuk pelabuhan. Apabila tiba di pelabuhan belum bertiket, maka kendaraan akan diputar balik keluar pelabuhan.

    “Jangan lupa saat membeli tiket via online, pastikan pengguna jasa mengisi daftar penumpang dalam kendaraan secara tepat dan lengkap (manifest), termasuk data kendaraannya. Ini penting terkait hak asuransi setiap penumpang dan memperlancar proses perjalanan,” tuturnya.(LUK/PBN)

  • NasDem Siap Tarung di Pilwalkot Serang

    NasDem Siap Tarung di Pilwalkot Serang

    SERANG, BANPOS – Partai NasDem telah memunculkan nama baru yang berpotensi akan diusung pada kontestasi tersebut. Nama tersebut merupakan salah satu kader terbaik Partai NasDem, yang dinilai memiliki kans dan pengalaman politik yang mumpuni.

    Ketua DPD Partai NasDem Kota Serang, Roni Alfanto, mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan kader terbaik untuk mengincar posisi Walikota Serang. Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Serang itu, Partai NasDem berpotensi akan mencalonkan Supriyadi Nasid sebagai Calon Walikota.

    “NasDem Kota Serang menyiapkan kader terbaik yaitu Supriyadi Nasid yang merupakan Ketua Dewan Pakar DPD Partai NasDem Kota Serang. Beliau memiliki kans dan pengalaman politik yang luar biasa,” ujar Roni kepada awak media, Sabtu (24/3).

    Oleh karena itu, dirinya akan berfokus untuk bisa mendapatkan kursi DPRD Kota Serang sebanyak 9 kursi, agar pihaknya bisa memiliki tiket untuk mencalonkan kader terbaiknya itu. “Sebagai bagian dari tahapan, kami akan memperjuangkan target kursi sebagai tiket untuk pencalonan,” katanya.

    Sementara Supriyadi Nasid yang merupakan mantan Lurah Panggung Jati Kecamatan Taktakan mengatakan bahwa pihaknya optimistis pada Pemilu 2024 ini Partai NasDem bisa meraih tiket untuk pencalonan pada Pilkada Kota Serang tahun 2024 mendatang.

    “Tentu saya sangat yakin jika Partai NasDem akan meraih tiket untuk bisa melaju di Pilkada Kota Serang 2024,” ujarnya.

    Terkait dengan nama dirinya yang disebut-sebut akan dicalonkan sebagai Walikota Serang pada Pilkada Kota Serang nanti, Supriyadi mengaku bahwa dirinya akan mengembalikan hal itu kepada masyarakat.

    “Karena bagaimana pun, yang akan memilih adalah masyarakat. Siapapun yang akan menjadi Walikota Serang tentunya merupakan pilihan dari masyarakat,” ungkapnya.

    Meski demikian, Supriyadi mengaku apabila memang diberikan amanah untuk menjadi calon Walikota Serang dari Partai NasDem, maka dirinya akan berusaha maksimal dalam mengemban amanah tersebut.

    “Saya sebagai kader partai, tentu akan fatsun terhadap perintah partai. Jika memang Partai NasDem mempercayakan saya sebagai calon yang akan diusung, saya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankannya,” jelasnya.

    Di sisi lain, Supriyadi yang merupakan mantan lurah ini, memiliki hubungan yang baik dengan mantan lurah se-Kota Serang. Menurutnya, hal itu merupakan hasil dari hubungan silaturahmi yang baik antara dirinya dengan teman satu almamaternya itu.

    “Alhamdulillah, komunikasi dan silaturahmi antara saya dengan para mantan lurah sangat baik. InsyaAllah mereka juga siap mendukung saya jika memang akan dicalonkan sebagai Walikota Serang,” tandasnya. (DZH/PBN)