SERANG, BANPOS – Sejumlah wilayah di Kota Serang terendam banjir sejak dini hari pada Kamis, 17 November 2022 yang disebabkan hujan deras mengguyur sejak Rabu malam, (16/11). Derasnya hujan hari itu juga menyebabkan longsor di Kecamatan Taktakan, rumah roboh dan sejumlah fasilitas umum seperti jembatan, ambrol di Kecamatan Serang.
Sejumlah perumahan dan permukiman di beberapa kecamatan di Kota Serang mengalami banjir seperti di Kecamatan Serang dan Kecamatan Taktakan. Banjir juga mengakibatkan rusaknya fasilitas umum dan jembatan yang merupakan akses lalu lintas warga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jembatan Singandaru yang berlokasi di Kecamatan Serang, jebol akibat derasnya arus air di irigasi setempat. Banjir pun tak terelakkan, dan lalu lintas lumpuh.
Walikota Serang, Syafrudin, turut meninjau lokasi jebolnya jembatan Singandaru. Ia pun meminta kepada DPUTR untuk segera memperbaiki kerusakan yang ada.
“Hari ini kami meninjau di jembatan Singandaru, ternyata memang jembatan Singandaru ini jebol. Mohon dinas PU untuk segera memperbaiki ini,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga meminta kepada Dishub Kota Serang untuk mengamankan lalu lintas. Kemudian melakukan penutupan sementara akses jalan dari Cikulur gedung Pramuka hingga Lingkungan Kaujon.
“Dishub untuk mengadakan pengamanan dari ujung sampai ujung dari, dari perempatan Pramuka (Cikulur-Cadika) sampai ke Kaujon untuk bisa mengamankan lalu lintas, dan tolong segera ditutup sementara dan tidak ada lalu lintas ke sini,” ucapnya.
Berdasarkan data yang diterima oleh BANPOS, banjir terjadi mulai pukul 01:30 WIB di 4 kecamatan, salah satunya Kecamatan Serang tepatnya Komplek Widya Asri Tahap I dan II serta perumahan Padma Raya, yang diakibatkan oleh meluapnya Kalitalang dan adanya penyempitan drainase, serta sedimentasi dan sampah di drainase sehingga air meluap ke pemukiman warga. Ketinggian air di kedua perumahan tersebut mencapai 70 centimeter dan ratusan rumah terdampak.
“Banjir di Perumahan Padma Raya dan Widya Asri diakibatkan karena penyumbatan saluran air sehingga genangan air meluap ke pemukiman warga. Kita nanti cari solusi, ada penyumbatan dulu enggak seperti ini,” kata Syafrudin, usai meninjau lokasi banjir.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, melalui rilis laporan final yang diterima BANPOS mengungkapkan bahwa banjir juga terjadi di Jalan Empat Lima Cikulur, Kelurahan Serang dengan ketinggian air mencapai 1,2 meter. Penyebab kejadian yaitu penyempitan drainase serta derasnya kali Singandaru, sehingga air meluap ke jalan.
Banjir juga terjadi di Kecamatan Taktakan, tepatnya di Komplek Widya Asri Tahap III dan Komplek Ranau Estate, Kelurahan Panggung Jati dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Penyebab banjir sama halnya dengan yang terjadi di Komplek Widya Asri Tahap I dan II.
“Banjir diakibatkan oleh meluapnya Kalitalang dan adanya penyempitan drainase, serta sedimentasi. Kemudian adanya penumpukan sampah di drainase, sehingga air meluap ke permukiman warga,” ujarnya.
Kecamatan Curug dan Kasemen tak terlepas dari banjir. Diat menyebutkan, di Kecamatan Curug banjir mencapai 80 sentimeter di Kp. Pulo RT 03 RW 01, Kp. Belimbing RT 13 RW 01 Kp. Kedawung RT 03 RW 01, RT 04 RW 12 Kelurahan Cipete.
“Di Kecamatan Kasemen banjir terjadi diLingkungan Kenari RT 14 RW 05 Kelurahan Kasunyatan, kondisi terakhir sudah surut sekitar kurang lebih 15 sentimeter,” tuturnya.
Diat menyampaikan bahwa hujan deras juga menyebabkan terjadinya pohon tumbang dan longsor di beberapa lokasi diantaranya yaitu Perumahan Gedong Kaloran RT 001 RW 004 Kelurahan Serang Kecamatan Serang, jalan Cilowong Gunung Sari Kp. Cikoak, jalan Cilowong Gunung Sari di depan pembuangan sampah dan jalan Cilowong Gunung Sari sebelah Tugu Cijentul. Kemudian rumah roboh terjadi di Perumahan Ranau Estate Tahap 1 Blok L nomor 13 Kelurahan Panggung Jati, Kecamatan Taktakan.
“Upaya yang dilakukan dalam penanganan yaitu melakukan koordinasi, monitoring ke lapangan, membantu warga di lokasi, mobilisasi warga serta menurunkan perahu. Kemudian mengevakuasi warga hingga bantuan air bersih dan pembersihan sisa longsor serta sisa lumpur pasca banjir,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan BANPOS melalui grup penanganan bencana Kota Serang, saat kejadian, DPUPR Provinsi Banten turun langsung ke lokasi. Tak hanya itu, penanganan bencana di Kota Serang ini juga melibatkan unsur BPBD Provinsi Banten, TNI-Polri, Damkar,Tagana, DLH dan lainnya.
Camat Taktakan, Mamat Rahmat, turut ke lokasi longsor di Cilowong hingga pukul 17:00 WIB. Terpantau pihaknya membersamai Lurah Cilowong dan Lurah Cibendung yang tengah melakukan penanganan di jalan longsor antara dua kelurahan tersebut.
“Bersama Lurah Cilowong dan Cibendung pukul 17:00 masih di lapangan, kondisi jalan penghubung antara Kota Serang dan Anyer masih tertumpuk sampah dan masih ada sekitar 8 titik yang sekarang sedang diperbaiki,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Cilowong, Heruji mengungkapkan bahwa akses jalan Taktakan-Gunungsari (Takari) sempat tidak bisa dilalui bahkan oleh kendaraan roda dua. Akibat longsor yang terjadi di dekat TPSA itu pun membuat sejumlah truk pembuang sampah tertahan.
“Alhamdulillah daerah Cilowong sudah bisa dilalui, tinggal daerah Cibendung belum bisa dan masih dikerjakan. Truk sampah sudah lancar yang masuk TPSA Cilowong, alhamdulillah,” ujarnya.
Meskipun demikian, akses jalan Takari belum bisa dilalui untuk roda empat. Sebab, di wilayah tersebut tengah dilakukan pembersihan sisa-sisa longsor dengan menerjunkan dua alat berat yaitu excavator dan beko.
“Pemerintah menurunkan alat berat yaitu excavator dari DLH Kota Serang dan beko dari DPUPR Provinsi, ada 2 alat berat yang dipakai dalam penanganan dan menyisakan 8 titik bencana antara lain di Kelurahan Cibendung dan Sayar,” tandasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dan waspada banjir mengingat intensitas curah hujan yang tinggi.
“Hari ini ada beberapa titik lokasi banjir di Kota Serang yang disebabkan hujan sejak Kamis dini hari. Kami minta masyarakat tetap waspada karena curah hujan tinggi,” kata Kepala BPBD Banten Nana Suryana.
Selain banjir, kata dia, ada juga beberapa daerah yang rawan longsor disaat musim hujan seperti sekarang ini
‘Hari ini juga ada tanah longsor hingga menutupi jalan raya di sekitar Cilowong menuju Gunungsari Kabupaten Serang,” kata Nana.
Namun demikian, longsoran tanah yang menutupi jalan alternatif dari Serang menuju Anyer tersebut sudah diatasi oleh Dinas PUPR Banten dengan menurunkan sejumlah alat berat.
“Tanah longsor sudah bisa diatasi, begitu juga genangan banjir di Kota Serang sudah mulai surut,” katanya.
Ia mengatakan, banjir yang menggenangi sejumlah kompleks perumahan di Kota Serang terjadi mulai sekitar pukul 01.30 WIB atau kamis dini hari.
Adapun sejumlah lokasi yang terkena banjir di Kota Serang diantaranya Komplek Widya Asri Tahap I Kelurahan Lontar Baru dengan ketinggian air mencapai 60 cm.
“Penyebabnya karena hujan deras dan meluapnya kali Talang serta adanya penyempitan drainase lalu sedimentasi sampah di drainase sehingga air meluap ke permukiman warga,” kata Nana.
Selain sejumlah lokasi banjir di Kecamatan Serang, banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen.
“Bantuan air bersih dan lainnya sudah disalurkan bagi warga yang membutuhkan,” katanya.
Sementara itu, Pemprov Banten langsung bergerak cepat membangun jembatan sementara di Bayah Timur, Kabupaten Lebak yang putus karena terjangan banjir yang menerjang beberapa waktu lalu. Jembatan sementara yang dibangun jenis Bailey, yang diklaim kokoh terhadap terjangan banjir.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar kepada wartawan mengatakan, jembatan yang roboh itu milik Pemkab Lebak. Namun karena urgensi keberadaan jembatan itu sangat penting dalam mendukung aktivitas masyarakat setempat, Pemprov ikut membantu dalam pembangunan jembatan sementara itu.
“Saat ini masih berjalan pembangunannya. Kita juga dibantu oleh teman-teman dari TNI. Pemprov memfasilitasi apa yang bisa dilakukan untuk masyarakat Lebak,” katanya.
Diakui Al Muktabar, dirinya berencana untuk melakukan peninjauan langsung ke lokasi, namun karena keterbatasan waktu yang ada, sehingga sampai saat ini belum bisa. “Nanti sambil berjalan saja dulu,” imbuhnya.
Terkait dengan pengambilalihan kewenangan pembangunan jembatan yang lama, dirinya mengaku hal itu tidak menutup kemungkinan bisa saja dilakukan. Namun tentunya semua itu harus dilakukan kajian dan analisa yang dalam terlebih dahulu. “Nanti kita lihat sesuai dengan perencanaannya seperti apa kedepan,” ucapnya.
Jembatan yang menghubungkan antara Desa Bayah Timur dengan Cimancak itu sangat vital, karena menjadi satu-satunya akses mobilisasi warga setempat. Selama jembatan itu putus, warga dari kedua desa itu terpaksa harus mengambil jalan memutar melewati desa Suakan yang berada di pegunungan. Kondisi jalannya yang rusak, membuat perjalanan warga menjadi lebih lama sekitar satu jam.(RUS/MUF/PBN)