11
SERANG, BANPOS – Mendekati akhir masa jabatan Walikota Serang periode 2018-2023, petahana Syafrudin saat ini masih memiliki modal sosial yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat keterpilihan yang cukup besar dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Litbang BANPOS. Namun, pada sisi lainnya, beberapa nama terlihat sudah mulai menyiapkan diri untuk menantang Syafrudin dan merebut singgasana walikota nanti.
Dari hasil jajak pendapat tersebut, muncul nama Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Ratu Ria Maryana, Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, Anggota DPR RI, Nuraeni, dan Anggota DPRD Banten, Furtasan Ali Yusuf mulai dipilih oleh warga Kota Serang.
“Saat ini Syafrudin cukup superior, hasil jajak pendapat memunculkan angka keterpilihan sebesar 41 persen. Namun, muncul juga nama penantang yang sudah memiliki modal sosial yang cukup. Seperti Ratu Ria Maryana sebesar 15 persen, yang kemudian disusul oleh Budi Rustandi sebesar 10 persen, lalu ada Nuraeni dan Furtasan yang berbagi nilai sama sebesar 5 persen,” ujar Kepala Litbang BANPOS, Panji Bahari, Rabu (10/8).
Menurut Panji, dalam jajak pendapat ini juga mencoba untuk memotret bagaimana skenario pasangan walikota dan wakil walikota. Dari data yang dihasilkan, menunjukkan bahwa masyarakat Kota Serang cenderung masih melihat pemimpin dari laki-laki lebih dapat dipilih ketimbang perempuan.
“Dalam skema pasangan berdasarkan gender tersebut, sebanyak 42 persen menyatakan memilih pasangan walikota laki-laki dan wakil walikota perempuan. Sementara itu dominasi laki-laki juga terjadi pada pilihan berikutnya, yaitu sebanyak 38 persen memilih pasangan walikota laki-laki dan wakil walikota laki-laki. Kemudian sebanyak 11 persen menyatakan memilih walikota perempuan dan wakil walikota perempuan. Dan di posisi terakhir sebanyak 9 persen menyatakan memilih walikota perempuan dan wakil walikota laki-laki,” papar Panji.
Sedangkan menurut pasangan berdasarkan profesi, mayoritas memilih pasangan walikota politikus dan wakil walikota birokrat yaitu sebanyak 33 persen. Pilihan selanjutnya adalah pasangan walikota dan wakil walikota yang sama-sama berasal dari politikus yaitu sebesar 25 persen.
“Sisanya adalah pasangan walikota dan wakil walikota dari birokrat sebesar 23 persen. Dan pasangan walikota birokrat dan wakil walikota politikus yang menempati peringkat terakhir sebesar 19 persen,” terangnya.
Jajak pendapat ini dilakukan selama 2 minggu dengan menggunakan sampel sebanyak 200 orang di 8 kecamatan di Kota Serang yang terbagi secara proporsional.
Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Ratu Ria Maryana, mengaku bahwa sebagai politisi, tentu dirinya harus siap apabila masyarakat menginginkan dirinya maju pada kontestasi Pilkada 2024 nanti. Tentunya hal itu tidak terlepas dari penugasan Partai Golkar yang merupakan tempat ia bernaung.
Ria meyakini bahwa Partai Golkar Kota Serang yang saat ini dia pimpin, memiliki sumber daya manusia yang mumpuni, yang dapat menunjang kerja-kerja politik apabila nanti dirinya memang akan diusung sebagai Calon Walikota Serang.
“Kalau memang masyarakat menghendaki, tentu saya harus siap. Dengan siapapun nanti masyarakat menghendakinya,” ujar Ria.
Namun yang jelas menurutnya, pasangan yang akan bersanding dengan dirinya pada Pilkada nanti, harus merupakan sosok yang memiliki visi yang sama dalam membangun Kota Serang.
“Harus satu visi untuk Kota Serang yang sejahtera, dan mengutamakan political will, tidak hanya lip service semata,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi mengapresiasi dengan adanya penilaian warga terkait keterpilihannya sebagai calon Walikota Serang. Menurutnya, selama hal tersebut menjadi harapan dari masyarakat, maka pihaknya akan menyiapkan diri.
“Jika masyarakat meminta, maka saya harus siap untuk menjadi walikota,” ujar Ketua DPC Partai Gerindra Kota Serang tersebut kepada BANPOS.
Menurutnya, saat ini pihaknya sudah mulai memetakan permasalahan dan kebutuhan yang ada di Kota Serang, seperti masalah lapangan pekerjaan dan kebersihan. Hal ini didapatkannya dari koordinasi yang selalu dilakukannya secara berkala.
“Kami secara partai politik sudah melakukan koordinasi rutin setiap bulan hingga ke tingkat ranting, jadi memang sudah mulai terpetakan permasalahannya,” jelas Budi.
Terpisah, Anggota DPRD Provinsi Banten Dapil Kota Serang, Furtasan Ali Yusuf, menyatakan diri siap untuk maju sebagai Walikota Serang pada kontestasi Pilkada 2024 mendatang. Furtasan menegaskan bahwa jika memang partainya yakni NasDem menugaskan dia untuk maju sebagai Walikota, maka dirinya dipastikan akan maju untuk bersaing pada kontestasi tersebut.
Furtasan mengatakan, 2024 merupakan momentum politik nasional, yang menjadi hajat seluruh rakyat Indonesia. Sebab, pada tahun 2024 akan dilaksanakan Pilkada serentak, sekaligus dengan Pilpres dan Pileg.
“Bagi para politisi ini, menjadi kesempatan untuk mengekspresikan diri. Bagi saya, ini masih di persimpangan jalan. Kota Serang (maju sebagai Walikota), Insyaallah saya siap. DPR RI juga siap. Jadi dua-duanya bisa dipilih,” ujarnya, Rabu (10/8).
Menurutnya, persimpangan jalan yang dimaksud ialah dirinya dapat mencalonkan diri sebagai DPR RI, maupun sebagai Walikota Serang. Sebab dari sisi waktu pelaksanaan, terdapat jangka waktu yang cukup untuk mencoba keduanya.
“Kalau Kota Serang itu Pilwalkot pada November. Kalau DPR RI itu di Februari. Jadi ada cukup waktu selama 7 bulan. Kalau diperintah oleh partai untuk maju, saya siap. Tentu menjadi Walikota,” ungkapnya.
Menurut Furtasan, jika maju dalam kontestasi Pilkada, dirinya dipastikan akan maju sebagai Walikota Serang, bukan sebagai Wakil Walikota. Sebab, Walikota merupakan pemegang kewenangan di daerah.
“Walikota itu bisa mengeksekusi, bisa memberikan gerakan yang lebih banyak dari pada Wakilnya,” terang Furtasan.
Untuk isu yang akan diangkat oleh dirinya dalam kontestasi Pilkada nanti, menurutnya akan dipikirkan bersama-sama dengan masyarakat. Namun ia memastikan bahwa pencalonan dirinya sebagai Walikota, untuk melakukan banyak perubahan. Namun, ia menuturkan bakal ada tiga program dasar yang akan dia perjuangkan.
“Pertama rakyat bisa sekolah supaya cerdas dan pintar. Kedua, rakyat bisa bekerja dengan baik, sehingga bisa mendapatkan penghasilan. Ketiga, rakyat harus sehat. Kalau sehat kan jadi cerdas, kalau cerdas nanti bisa bekerja dan dapat penghasilan, sehingga menjadi sejahtera,” katanya.
Kendati demikian, Furtasan mengaku sampai saat ini belum melakukan komunikasi dengan pihak-pihak di eksternal Partai. Ia akan mulai membangun komunikasi ketika sudah mendapatkan perintah dari partai.
“Kan tadi saya sampaikan, kalau diperintah oleh partai, saya siap untuk membangun komunikasi dengan siapapun. Tujuannya adalah membenahi Kota Serang ke arah yang lebih baik. Tapi kalau diperintah ke pusat, saya siap untuk ke DPR RI,” tandasnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Dapil II Banten, Nuraeni menyampaikan bahwa dirinya merespon hasil survei BANPOS dengan baik. Menurutnya, survei yang dilakukan oleh BANPOS merupakan salah satu upaya untuk memetakan demokrasi ke arah yang lebih baik.
“Jadi adapun hasil survey yang sudah dilakukan ini cukup mengejutkan, karena pribadi pun tidak berpikir kalau masyarakat memasukkan nama saya dari sisi popularitas, mungkin pengenalan masyarakat kepada saya banyak,” katanya.
Menurutnya, figur dirinya mungkin saja tidak terlalu asing di masyarakat Kota Serang. Sebab, dirinya juga pernah menjadi Ketua DPRD Kota Serang, yang juga pernah diisukan untuk maju pada kontestasi Pilwalkot yang lalu.
“Karena isu Pilkada ini sangat seksi, apalagi di Kota Serang sebagai ibukota provinsi yang notabenenya adalah bagaimana Kota Serang ini sebagai etalasenya provinsi. Masyarakatnya yang urban, dengan keruwetan yang seabreg, kaitan dengan pembangunan dan sebagainya, nah tentu ini juga yang menjadi mungkin perhatian masyarakat,” terangnya.(DZH/PBN)