Kategori: HEADLINE

  • Lapas Cilegon Sediakan Takjil Gratis Obati Rasa Rindu Napi Selama Bulan Ramadan

    Lapas Cilegon Sediakan Takjil Gratis Obati Rasa Rindu Napi Selama Bulan Ramadan

    CILEGON, BANPOS – Bulan Ramadan adalah bulan yang di nanti oleh seluruh umat muslim karena keberkahannya dan tradisinya. Salah satunya adalah takjil, makanan yang biasanya ada pada bulan suci Ramadan saja.

    Untuk mengobati rasa rindu Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) selama menjalani hukuman. Lapas Kelas IIA Cilegon memberikan extra fooding berupa makanan takjil yang dibagikan menjelang waktu berbuka puasa.

    Menurut Kalapas Cilegon, Sudirman Jaya, extra fooding diberikan selama bulan suci Ramadan dengan harapan bisa semangat para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam menjalankan ibadah Puasa serta tidak mengurangi momentum ‘bumbu’ Ramadan itu sendiri.

    “Kami berikan makanan tambahan atau extra fooding kepada para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) semoga bisa menjadi penambah semangat saudara – saudaraku dalam menjalankan ibadah puasa,” ujarnya.

    Salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang enggan mengungkapkan identitasnya mengungkapkan rasa syukurnya terkait kegiatan tersebut.

    “Alhamdulillah, jadi ada takjil setiap sore selama Ramadan. Bersyukur jadi bersemangat berbuka puasanya,” ujarnya.

    Extra fooding yang diberikan kepada WBP berupa makanan manis yang sudah di tentukan menunya setiap hari. (LUK)

  • BI Kerahkan Mobil Tukar Uang

    BI Kerahkan Mobil Tukar Uang

    SERANG, BANPOS- Sejumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten antusias melakukan uang mereka ke pecahan yang lebih kecil menjelang Idul Fitri. Mereka menukarkan uang di gerai mobile milik Bank Indonesia.

    Berdasarkan pantauan di lokasi, sekitar pukul 14.00 WIB tampak sebuah mobil penukaran uang pecahan baru dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, terparkir di depan gedung Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Banten.

    Di sana, terlihat satu persatu para pegawai keluar kantor untuk melakukan penukaran uang ke gerai mobile itu. Dengan dikawal oleh dua orang petugas BRIMOB, para pegawai mengantre dengan tertib untuk menukarkan uang.

    Seorang pegawai Pemprov Banten, Dewi, mengatakan bahwa dirinya baru saja menukarkan uang sebesar Rp1 juta. Menjadi uang dengan pecahan Rp5 ribu rupiah. “Tadi saya menukarkan uang pecahan Rp5 ribu sekitar Rp1 juta,” ujarnya, Rabu (13/4).

    Ia menuturkan bahwa penukaran uang ini baru pertama kali dilakukan di depan kantor Setda Provinsi Banten. Sebab sebelumnya, jika ia ingin menukarkan uang, harus datang ke kantor Bank. Maka dari itu, dengan adanya gerai penukaran uang itu, dirinya menjadi terbantu dalam menukarkan uang.

    “Kalau sekarang sangat mempermudah, jadi kita enggak usah repot-repot mengantre di Bank. Karena kan di sini sudah disediakan fasilitasnya,” terangnya.

    Selain itu, Dewi menuturkan bahwa apabila melakukan penukaran uang pecahan di Bank, setiap orangnya dipatok ‘jatah’ penukaran. Ia kurang yakin berapa nominal maksimal penukaran uang yang diperbolehkan oleh bank, namun yang pasti hanya terasa sebanyak satu gepok saja.

    Sementara penukaran yang dilakukan di mobil kas Bank BI Banten yang berada di Setda Banten tersebut, tidak ada maksimal nominal. “Kalau di sini enak, bisa nuker berapapun. Engga ada maksimalnya, enggak dijatah gitu,” katanya.

    Dewi mengaku bahwa dirinya menukarkan uang menjadi pecahan kecil, sebagai persiapan menghadapi Idul Fitri. Karena, tradisi pada saat Idul Fitri maka dirinya akan memberikan sejumlah ‘THR’ kepada saudara-saudaranya yang masih kecil. “Biasa untuk ngasih THR ponakan sama anak-anak kecil,” tuturnya.

    Sementara pegawai lainnya, Ani, mengaku senang dengan adanya penukaran uang di sana. Sama halnya seperti yang disampaikan oleh Dewi, penukaran uang di gerai mobile itu sangat mempermudah penukaran uang yang biasanya cukup merepotkan.

    “Malah kadang harus pakai jasa tukar uang yang biasa di pinggiran jalan, atau menukar uang di pom bensin. Tapi kalau ada ini kan jadi mudah,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Lonjakan Arus Mudik Mulai Terlihat

    SERANG, BANPOS – Mudik lebaran tahun 2022 ini di Pelabuhan Merak, Cilegon dipastikan akan terjadi lonjakan yang cukup signifikan pada H-7 nanti. Rencananya pihak ASDP akan mengoperasikan puluhan kapal Roro, dengan trip atau perjalanan sehari mencapai 140, yang biasanya hanya 124 trip. Selain itu, pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), mengalami peningkatan hingga 88 persen.

    Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banten ditemui di DPRD Banten, Rabu (13/4) mengatakan,  kebijakan pemerintah yang memperbolehkan masyarakat melakukan mudik lebaran pada tahun 2022  ini, diprediksi akan menyebabkan lonjakan penumpang, terutama di Pelabuhan Merak dan juga jalur Tol Tangerang-Merak.

    “Kami akan terus melakukan koordinasi kepada masing-masing operator yang menangani Pelabuhan Merak dan juga Tol Tangerang-Merak.  Koordinasi dengan Pemerintah Pusat serta seluruh stakeholder terkait sudah dilakukan guna mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik,” katanya.

    Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan, masyarakat yang akan melakukan mudik diprediksi melonjak seluruh Indonesia mencapai 80 juta, dengan perjalanan mudik didominasi di Pulau Jawa dan Sumatera.

    Pemprov Banten sudah menyiapkan beberapa skenario termasuk mempersiapkan full team untuk bertugas di titik-titik yang akan ditentukan nanti.

    “Untuk mengurangi penumpukan antrian di Pelabuhan Merak, akan dilakukan pengaturan dengan memanfaatkan jalan Cikuasa Atas untuk kantong parkir kendaraan yang akan menuju pelabuhan merak dan kendaraan yang prioritas akan lewat jalan bawah,” ujarnya.

    Sedangkan untuk meningkatkan kapasitas angkut penyeberangan merak pada kondisi sangat padat, pihak BPTD akan mengoperasikan kapal dengan kapasitas besar dan menambah trip perjalanan kapal.

    Mekanisme pengawasan arus mudik lebaran tahun ini akan berbeda dari dua tahun sebelumnya, dimana kala itu pihaknya difokuskan pada pengawasan di daerah-daerah perbatasan seperti Kecamatan Cilograng dan juga Gajrug yang berbatasan langsung dengan Sukabumi dan Bogor, maka tahun ini berbeda.

    “Tahun ini kita akan fokuskan terhadap penanganan jalur tengah atau tol yang banyak dilalui oleh pemudik dibandingkan jalur arteri yang biasanya hanya pemotor saja,” katanya.

    Namun demikian, pihaknya tetap akan mendirikan posko-posko pengamanan yang bekerjasama dengan TNI, Polri, Dinas Kesehatan serta stakeholder terkait lainnya.

    “Karena mensukseskan arus mudik ini tidak bisa dilakukan hanya oleh Pemprov saja, tetapi juga hasil kerjasama semua pihak,” ungkapnya.

    Selain fokus pada pengaturan ketika mudik, Dishub Banten juga akan ikut menertibkan arus kendaraan yang akan masuk ke sejumlah tempat wisata yang ada di Banten. Pihaknya akan menerjunkan tim secara penuh.

    “Sekarang kan jalan Provinsi itu sudah mantap semua, jadi wisatawan bisa memilih jalur mana yang akan dilewati,” katanya.

    Sementara itu, seiring makin menjelangnya arus mudik pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), mengalami peningkatan. Penumpang bandara terbesar di Indonesia itu meningkat hingga 88 persen.

    “Ada peningkatan pergerakan penumpang mencapai 88 persen atau dari 4 juta penumpang pada kuartal I 2021 menjadi 7,53 juta penumpang pada kuartal I 2022 di Bandara Soekarno-Hatta,” kata President Director Angkasa Pura (AP) II, Muhammad Awaluddin.

    Awaluddin menambahkan, tren positif lalu lintas penerbangan ini membuat pihaknya mengaktifkan kembali Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta pada 1 April 2022. Awaluddin menambahkan tren positif pada tiga bulan pertama tahun ini menandakan sektor penerbangan nasional mulai berangsur pulih kembali.

    “Kami melihat sektor penerbangan nasional akan pulih lebih cepat dibandingkan dengan global, karena pasar domestik Indonesia yang sangat besar. Ditambah, saat ini penerbangan internasional juga sudah dibuka untuk mendukung pariwisata di dalam negeri,” jelasnya.

    Awaluddin menjelaskan pihaknya bersama pemangku kepentingan lainnya saat pandemi Covid-19 selalu berupaya memastikan kelancaran operasional penerbangan dan penerapan protokol kesehatan di bandara. Berbagai penanganan Covid-19 yang juga didukung program vaksinasi booster, berjalan sangat baik sehingga saat ini pandemi dapat terkendali dengan baik.

    “Peningkatan lalu lintas penerbangan sejalan dengan terjaganya keyakinan penumpang pesawat untuk menggunakan transportasi udara. Salah satunya karena upaya dalam menerapkan protokol kesehatan di bandara serta penyesuaian operasional guna memastikan kelancaran penerbangan di bandara,” ujarnya.(jpg/rus/pbn)

  • Aksi Mahasiswa Terus Berlanjut

    SERANG, BANPOS – Mahasiswa di Banten terus melakukan aksi dengan tuntutan yang sebelumnya sempat digaungkan, seperti penolakan penundaan pemilu dan penambahan periode presiden, serta permasalahan ekonomi yang saat ini sedang dirasakan oleh masyarakat. Aksi lanjutan ini diketahui dilaksanakan di Kota Serang dan Lebak.

    Ratusan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Kota Serang, melakukan aksi unjuk rasa. Berdasarkan pantauan, massa aksi tersebut mulanya berkumpul di kampus 1 UIN SMH Banten. Mereka mulai berkumpul sejak pukul 13.00 WIB. Sekitar pukul 15.30 WIB, massa aksi pun mulai bergerak ke Alun-alun Kota Serang dengan berjalan kaki.

    Di alun-alun Kota Serang, massa aksi melangsungkan aksinya sekitar satu setengah jam. Selama aksi berlangsung di Alun-alun, massa aksi menyampaikan berbagai orasi penolakan berkaitan dengan wacana penundaan pemilu dan penambahan periode.

    Selain itu, massa aksi juga menyampaikan penolakannya terhadap revisi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta ketidakstabilan harga bahan pokok pangan.

    Koordinator Aliansi Masyarakat Banten Bergerak, Syahrizal, mengatakan bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pihaknya, merupakan bagian tak terpisahkan dari aksi yang digelar di Jakarta pada 11 April kemarin.

    “Salah satu tuntutannya yaitu menolak wacana penundaan pemilu dan juga penambahan masa periode presiden menjadi tiga periode,” ujarnya saat diwawancara di sela-sela aksi, Rabu (13/4).

    Pihaknya juga menyoroti permasalahan ekonomi yang mencuat akibat adanya pandemi Covid-19. Di tengah pandemi tersebut, banyak masyarakat yang akhirnya menghadapi berbagai persoalan ekonomi, seperti terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.

    “Ini telah memutus rantai pencaharian masyarakat. Akibatnya, terjadi peningkatan persentase pengangguran yang terjadi di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten,” tuturnya.

    Hal itu menurutnya, membuat efek domino dalam kehidupan masyarakat, berupa kemiskinan yang semakin meningkat. Sehingga, ia menilai pemerintah tidak dapat mengatasi keadaan ekonomi masyarakat dari Pra Pandemi, hingga saat ini.

    “Masyarakat yang mengalami gejolak keuangan yang tidak stabil dikagetkan dengan kenaikan harga bahan pokok, diantaranya: bawang merah dan putih, daging sapi, gula, daging ayam, minyak, cabai dan elpiji non subsidi,” katanya.

    Di sisi lain, kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng yang sangat signifikan beberapa waktu yang lalu juga membuat kegaduhan di masyarakat. Ia menilai, kelangkaan itu merupakan ulah dari mereka yang melakukan penimbunan minyak goreng.

    “Hal ini semakin memperkeruh keadaan ekonomi di kalangan masyarakat, dikuatkan dengan dicabutnya regulasi Peraturan Menteri Perdagangan RI No.6 Tahun 2022 terkait HET. Akibat dari kelangkaan dan kenaikan harga minyak, menyebabkan masyarakat terpaksa mempertahankan minyak curah sebagai bahan utama yang dijadikan untuk kebutuhan sehari-hari,” terangnya.

    Bahkan menurutnya, banyak dari masyarakat yang menggunakan minyak curah berkali-kali tanpa diganti. Padahal hal itu berpotensi menyebabkan penyakit bagi masyarakat.

    “Ini dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga menimbulkan penyakit yang berbahaya,” ucapnya.

    Sekitar pukul 16.40 WIB, massa aksi pun mulai bergerak kembali menuju kampus 1 UIN SMH Banten. Namun, mereka tidak langsung membubarkan diri, melainkan melanjutkan aksi mereka di satu ruas utama jalan Sudirman. Hal itu pun membuat ruas jalan utama menjadi macet total.

    Kepolisian mengambil langkah untuk membuat rekayasa lalu lintas, sehingga masyarakat tetap bisa melanjutkan aktivitas mereka. Sekitar pukul 17.30, massa aksi melakukan pembakaran ban bekas yang sudah disiapkan oleh mereka.

    Api berkobar cukup besar, asap hitam pekat membumbung dari hasil pembakaran karet ban itu. Di sekeliling kobaran api, massa aksi terus menyampaikan orasi-orasi mereka. Hingga akhirnya pada pukul 17.45, massa aksi menutup aksi mereka dengan penyampaian pernyataan sikap.

    Selama berjalannya aksi, tidak ada sekalipun gesekan antara massa aksi dengan aparat Kepolisian. Massa aksi seluruhnya masuk ke dalam kampus 1 UIN SMH Banten pada pukul 17.50 WIB dengan damai, sementara aparat Kepolisian membersihkan bekas ban yang dibakar oleh massa aksi.

    Terpisah, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Organisasi Kepemudaan Primordial Kabupaten Lebak menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD dan Kantor Bupati Lebak, Rabu (13/4).

    Dalam orasinya, di depan Kantor Bupati Lebak massa aksi berharap ditemui Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. Namun tidak lama kemudian Asisten Daerah (asda)  I Bidang Pemerintahan Kabupaten Lebak Al Kadri yang justru datang menemui mahasiswa.

    Dengan mendengar tuntutan para mahasiswa, Al Kadri sepertinya ingin berdiskusi, tetapi mahasiswa yang tidak puas karena hanya ditemui perwakilan bukan Bupati mereka langsung bergeser ke Gedung DPRD lebak.

    “Kita jauh-jauh dari Selatan karena ingin bertemu langsung dengan pemimpin daerah yaitu Bupati Lebak bukan perwakilan, ” kata Koordinator Aksi Fauzi Nurqalik.

    Fauzi menyebut, yang dilakukan pihaknya mengkritisi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)  dan juga Minyak goreng yang tentunya sangat diresahkan oleh masyarakat.

    “Masyarakat hari ini kembali menjadi korban atas ketidakmampuan pemerintah dalam menjalankan fungsinya sebagai pemangku kebijakan, kesewenang – wenangan pemerintah tercermin seperti yang terjadi hari ini,” kata Fauzi.

    Pihaknya menuntut Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Perdagangan Muhamad Lufti yang dinilai gagal dalam menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia.

    “Kita minta agar wakil rakyat yang duduk di bangku DPRD Lebak ini turut menyuarakan suara rakyat yang menuntut Presiden Jokowi mencopot Menteri Perdagangan dan juga mencabut kebijakan kenaikan harga BBM dan kebijakan lainnya yang mencekik rakyat,” tandasnya.

    Aksi para mahasiswa di depan gedung DPRD Lebak ditemui Ketua DPRD Lebak Muhamad Agil Zulfikar dengan beberapa stafnya. Ia juga mendengarkan berbagai tuntutan dari para mahasiswa termasuk soal pencopotan Menteri Perdagangan.

    Agil mengaku akan menindaklanjuti tuntutan para mahasiswa dengan menyurati Presiden Indonesia melalui kelembagaan DPRD Lebak.

    “Soal aspirasi teman-teman tentang pencopotan jabatan Menteri Perdagangan, Insyaallah kita (DPRD Lebak,-red) akan bersikap dan mengirimkan surat secara kelembagaan kepada Presiden Jokowi bahwa mahasiswa di Lebak meminta agar Menteri Perdagangan dicopot dan mengevaluasi kebijakan yang merugikan masyarakat. Nanti akan kita siapkan suratnya,” katanya.

    Ia juga akan menindaklanjuti berbagai tuntutan mahasiswa lainnya, khususnya perihal isu penyandang disabilitas yang saat ini belum menjadi sorotan utama Pemerintah Daerah.

    “Isu disabilitas ini merupakan isu yang kongkrit dan memang belum menjadi sorotan utama Pemerintah daerah. Makanya kami akan mengawal isu ini sehingga hak pemenuhan fasilitas dan pendidikan, atau bekerja layak bagi kaum disabilitas dapat terjamin, karena merupakan tanggung jawab negara,” ungkapnya.

    Agil memastikan DPRD Lebak akan terus mengawal pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur di wilayah Kabupaten Lebak.

    “Soal infrastruktur jalan Kabupaten di Lebak total 700 km, statusnya baik itu total panjangnya 500 km, dan di tahun ini dari  Pemda Lebak menganggarkan pembangunan 35 km ruas jalan menggunakan APBD 2022, belum dari bantuan keuangan dan lainnya,” pungkasnya. (Her/DZH/PBN)

  • Petinggi BPRS CM Jadi Tersangka Pemalsuan Pembiayaan

    Petinggi BPRS CM Jadi Tersangka Pemalsuan Pembiayaan

    CILEGON, BANPOS – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cilegon menahan dua orang tersangka terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) pemberian fasilitas pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cilegon Mandiri (BPRS CM) tahun 2017-2021.

    Dua orang tersangka tersebut berinisial TT yang merupakan Manager Marketing BPRS CM dan IS sebagai Direktur Bisnis Sumber Daya Insani dan Umum BPRS CM.

    Diketahui, sejak 5 Januari 2022, Kejari Cilegon menaikan status penyelidikan menjadi penyidikan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Print-01/M.6.15/Dd.1/01/2022.

    Dalam dugaan korupsi yang ditangani Kejari Cilegon berupa kasus pembiayaan bermasalah pada bank milik Pemkot Cilegon yang terjadi sejak 2017-2021.

    Pada 6 Januari 2022, Kejari Cilegon juga telah melakukan penggeledahan terhadap Kantor BPRS CM di lingkungan Periuk, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.

    Kejari Cilegon juga telah melakukan penyitaan barang yang diduga hasil korupsi di BPRS CM milik Manajer Marketing BPRS CM berinisial TT. Aset yang disita berupa tanah, rumah, mobil, dan sepeda motor.

    Hasil pantauan di lapangan, tersangka IS dan TT digiring menuju mobil tahanan untuk selanjutnya dibawa ke rumah tahanan (Rutan) Kelas IIB Serang.

    “Selama 20 hari kedepan, IS dan TT akan kami titipkan di Rutan Serang,” kata Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Cilegon

    Muhammad Ansari kepada awak media saat konferensi pers di Kantor Kejari Cilegon, Rabu (13/4).

    Ansari mengungkapkan, kedua tersangka telah melakukan praktik penyalahgunaan wewenang dengan mendapatkan atau mengeluarkan uang dari BPRS CM melalui produk pembiayaan yang dijalankan oleh BPRS CM.

    “Kami menduga kedua tersangka telah melakukan penyalahgunaan wewenang sejak 2017. Baik IS yang menjabat Manajer Operasional pada 2017, sekarang Direktur Bisnis Sumber Daya Insani dan Umum, atau TT yang menjabat Kabag pembiayaan pada 2017, sekarang menjabat Manager Marketing BPRS CM,” ungkap Ansari.

    Dalam kesempatan itu, Ansari juga membongkar modus yang dilakukan kedua tersangka yang mengajukan dan menyetujui fasilitas pembiayaan atas nama mereka sendiri.

    Tersangka IS dan TT juga mengajukan fasilitas pembiayaan atas nama orang lain, dimana orang tersebut tidak mengetahui namanya digunakan oleh kedua oknum pejabat BPRS CM tersebut.

    “Mereka mengajukan fasilitas pembiayaan atas nama sendiri dan orang lain. Dimana ketika menggunakan nama orang lain, yang bersangkutan tidak mengetahuinya,” ujarnya.

    Ansari pun menjelaskan, platform pembiayaan yang telah diambil oleh kedua tersangka berjumlah total Rp21,257 miliar. Akibat perbuatan tersangka, BPRS CM mengalami kredit macet dan menimbulkan kerugian negara.

    “Karena itulah, setelah kedua tersangka memenuhi syarat objektif dan subjektif, maka kami lakukan penahanan demi memperlancar proses penyidikan,” katanya.

    Di tempat yang sama, Kasi Intel Kejari Cilegon Atik Ariyosa mengatakan, pihaknya belum bisa membeberkan kerugian negara yang muncul akibat dugaan tindak pidana korupsi para tersangka. Ari sapaan akrabnya mengaku masih menunggu penghitungan dari BPKP terkait hal tersebut.

    “Sampai sekarang kami masih berkoordinasi dengan BPKP,” katanya.

    Sementara itu, Direktur Bisnis Sumber Daya Insani dan Umum pada BPRS CM IS, mengatakan akan menjalani proses hukum yang menimpa dirinya.

    “Nanti saya jalani saja dulu,” ujarnya ketika berada di dalam mobil tahanan di Kantor Kejari Cilegon.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya IS dan TT dijerat Pasal 2 ayat (1) dan 3 jo 18  UU Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman minimal 4 tahun penjara.(LUK/PBN)

  • Gubernur dan DPRD ‘Mandul’

    SERANG, BANPOS – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Banten tahun 2021, Rabu (12/4)  menyoroti lemahnya fungsi dari Gubernur dan DPRD Banten

    BPK meminta Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) untuk memaksimalkan perannya sebagai wakil pemerintah pusat, dan DPRD Banten sebagai lembaga  budgeting, juga memerankan fungsi pengawasan lebih intens lagi atas pengelolaan keuangan APBD yang dijalankan oleh WH melalui organisasi perangkat daerah (OPD).

    Selain itu, BPK juga menemukan beberapa permasalahan yang muncul dalam proses pelaksanaan pembangunan di Provinsi Banten pada periode ini.

    Auditor Utama Keuangan Negara V BPK, Akhsanul Khaq dalam sambutanya menyatakan, permasalahan yang harus diperhatikan oleh Pemprov Banten adalah  kemiskinan yang  klaim sudah dilaksanakan melalui aspirasi, harapan dan kebutuhan masyarakat dalam kebijakan nya melalui mekanisme  Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dan pokok pikiran rakyat DPRD, serta menjabarkan program penanggulangan kemiskinan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran secara selaras dan terukur.

    “Permasalahan signifikan, kebijakan Pemprov Banten dalam upaya penanggulangan kemiskinan belum sepenuhnya memadai. Pemprov belum sepenuhnya memberdayakan masyarakat miskin dengan tepat dalam upaya penanggulangan kemiskinan,” katanya.

    BPK juga meminta kepada WH untuk memberikan pembinaan nya kepada kabupaten/kota. Serta mendesak kepada DPRD Banten agar lebih fokus lagi kepada anggaran yang digunakan oleh OPD.

    “Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah untuk lebih meningkatkan fungsi pembinaannya kepada pemerintah kabupaten/kota, dan bagi DPRD untuk melaksananakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan dan tanggungjawab keuangan daerah.

     Adapun untuk tindak lanjut dari temuan, BPK RI Perwakilan Banten masih mencatat ada banyak temuan-temuan oleh Pemprov Banten yang belum diselesaikan hingga saat ini.

    “Untuk pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK. Dari total keseluruhan sebanyak 1.568 rekomendasi sejak periode 2005 sampai dengan 2021, yang telah ditindaklanjuti 1.296 atau 82,65 persen, dan yang belum ditindaklanjuti 272 atau sekitar 17,35 persen,” katanya.

    Permasalahan lainnya yang dihadapi oleh pemprov atas LKPD Banten tahun 2021 lanjut Akhsanul yakni, pengelolaan hibah dari pemerintah pusat belum tertib diantaranya, hibah berupa uang dan barang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak dilaporkan kepada bendahara umum daerah, aset tetap yang hasilnya dari hibah uang yang belum seluruhnya dicatat dan disajikan nilainya. Dan rekening yang digunakan untuk menerima hibah berupa uang belum dilaporkan seluruhnya kepada bendahara umum.

    “Selanjutnya, pengelolaan rekening bendahara belum memadai. Permasalahan tersebut meliputi rekening, sekolah di Bank Jabar Banten tidak terdaftar dalam SK penetapan rekening daerah dan pemberian barang atau jasa giro atas saldo rekening pada Bank Banten belum sesuai perjanjian kerjasama,” ujar Akhsanul.

    Adapun terkait penatausahaan aset tetap belum memadai kata dia, permasalahannya meliputi, data kartu inventaris barang (KIB) tanah, gedung dan bangunan serta jalan irigasi dan jaringan belum menyajikan informasi yang lengkap antara lain alamat dan luas aset, terdapat satu bidang aset tanah yang dicatat ganda pada dua perangkat daerah, dan terdapat delapan aset tetap jalan, irigasi dan jaringan dengan nilai Rp100.

    “Ditambah lagi pelaksanaan belanja modal pada beberapa kontrak tidak sesuai ketentuan. Permasalahan tersebut mengakibatkan kelebihan pembayaran atas lima paket pekerjaan gedung dan bangunan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta empat paket pekerjaan jalan dan jembatan pada Dinas PUPR,” jelasnya.

    Meski menyoroti soal kemiskinan, fungsi DPRD dan gubernur,  hibah serta aset maupun kerjasama dengan Bank Banten yang dianggap belum memadai dan sesuai, BPK RI Perwakilan Provinsi Banten memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas LKPD Banten tahun 2021. BPK memberikan apresiasi tidak hanya terhadap pengelolaan keuangan, tetapi juga apresiasi itu diberikan terhadap capaian kinerja dalam berbagai sektor.

    “Atas nama pimpinan BPK RI dirinya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy beserta jajaran atas kerjasama yang selama ini terjalin dengan baik. Sehingga secara bersama-sama kita selalu berusaha dan berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel sesuai Undang-undang Nomor 17 tahun 2003,” katanya.

    Pemeriksaan terhadap laporan keuangan ini, lanjutnya, bertujuan untuk memberikan opini tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.  Opini ini merupakan pernyataan profesional pemerintah mengenai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut didasarkan pada empat kriteria yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan.

    “Empat kriteria itu yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern,” jelasnya.

    Selain itu, BPK juga mengapresiasi atas implementasi rencana aksi yang telah dilaksanakan oleh pemprov  atas LHP BPK tahun tahun 2021, sehingga dengan demikian pemprov telah berhasil mempertahankan WTP yang ke-6 kalinya.

    “Pemprov Banten agar memberikan jawaban terhadap beberapa catatan hasil pemeriksaan tersebut. Sebagaimana peraturan perundang-undangan, BPK memberikan waktu selama 60 hari kerja,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengaku bersyukur dengan keberhasilan mempertahankan opini WTP tersebut. Menurutnya, laporan hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan tersebut merupakan bahan untuk introspeksi pihaknya, dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan APBD.

    “Kami semua tentunya bersyukur dan menerima hasil pemeriksaan atas LKPD tahun 2021 dengan opini terbaik ini,” kata Andika kepada pers usai menghadiri rapat paripurna DPRD Banten dengan agenda Penyerahan LHP BPK RI atas LKPD tahun  2021.

    Sebelumnya saat membacakan sambutan Gubernur Banten dalam rapat tersebut Andika mengatakan, merujuk UU 17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU 23/2014 beserta perubahannya tentang Pemerintahan Daerah, Pemprov Banten telah melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan LKPD kepada BPK Perwakilan Provinsi Banten pada 7 Februari 2022 untuk dilakukan pemeriksaan.

    Selanjutnya, dalam menindaklanjuti temuan-temuan dalam LHP BPK, kata Andika, pihaknya telah menyusun rencana aksi yang dalam implementasinya akan tetap meminta bimbingan dan arahan dari BPK agar tindak lanjut hasil audit dapat terselesaikan tepat waktu, yaitu maksimal selama 60 hari kerja.

    “Terutama yang berkaitan dengan perbaikan-perbaikan administrasi pengelolaan keuangan,” katanya.

    Ketua DPRD Banten, Andra Soni  menyampaikan apresiasinya kepada pemprov yang kembali mendapatkan WTP.

    “Alhamdulillah kami DPRD segenap jajaran pimpinan dan anggota mengucapkan selamat kepada Pemerintah Provinsi Banten atas pencapaian WTP untuk 6 kalinya dan mudah-mudahan WTP ini bisa ditindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan catatan yang ada diberikan oleh BPK,” katanya.

    Andra yang merupakan politisi Gerindra ini tak lupa menyampaikan terima kasih atas kerjasama dengan BPK selama ini, yang terus melakukan pembinaan sekaligus pengawasan kepada Pemerintah Provinsi Banten termasuk DPRD.

    “Terima kasih atas kerjasamanya juga, dan DPRD sesuai dengan amanat yang diberikan kepada DPRD sesuai dengan Undang-Undang 23 bahwa DPRD merupakan salah satu unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memiliki 3 fungsi yaitu budgeting, legislasi dan pengawasan,” terang Andra.(RUS/PBN)

  • DPRD Sepakat Tuntutan Mahasiswa

    SERANG, BANPOS – Aksi 1104 ditindaklanjuti oleh mahasiswa Banten dengan menyuarakan terkait penolakan perpanjangan masa jabatan presiden, penuntasan kasus laskar FPI, dan pembangunan ibu kota negara (IKN) baru di depan Gedung DPRD Banten. Dalam hal ini, DPRD sepakat dengan tuntutan mahasiswa, dan ikut menandatangani nota kesepahaman.

    Diketahui, puluhan mahasiswa yang berasal dari Politeknik Piksi Input Serang menggeruduk kantor DPRD Provinsi Banten. Mereka menuntut kepada lembaga perwakilan rangkat tingkat provinsi itu untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait dengan Pemilu 2024 dan sejumlah permasalahan lainnya, Selasa (12/4).

    Aksi tersebut berlangsung damai. Para massa aksi menyampaikan sejumlah orasi, puisi dan nyanyian mahasiswa selama melaksanakan aksi. Hingga akhirnya perwakilan dari massa aksi mendapatkan respon dari DPRD Provinsi Banten.

    Para pimpinan mahasiswa diminta untuk masuk ke dalam gedung DPRD. Mereka diterima oleh Ketua DPRD Provinsi Banten, Andra Soni, dan anggota DPRD Provinsi Banten, Encop Sofia, di ruang Komisi I pada DPRD Provinsi Banten.

    Namun sebelum dimulai audiensi tersebut, Presiden Mahasiswa (Presma) Piksi Input, Aditya Ramadan, menuturkan bahwa pihaknya enggan melakukan dialog dengan DPRD Provinsi Banten apabila dilakukan di dalam ruangan.

    “Kami tidak mau melakukan dialog, jika kami di sini menyampaikan aspirasi di tempat yang begitu sejuk dan nyaman, sedangkan teman-teman kami di luar sana kepanasan. Kami meminta agar bapak dan ibu dewan keluar dan menemui massa aksi,” ujarnya.

    Permintaan itu pun diamini oleh Andra Soni. Ia pun langsung beranjak menuju ke gerbang utama gedung DPRD Provinsi Banten, untuk menemui massa aksi. Tanpa pengawalan ketat, Andra bersama dengan Encop berdiri di depan massa aksi dan mendengarkan tuntutan yang disampaikan oleh para massa aksi.

    Aditya dalam penyampaiannya, mengatakan bahwa tuntutan pertama yang dibawa oleh pihaknya yakni terkait dengan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan serta periode Presiden. Tuntutan tersebut masih selaras dengan tuntutan gerakan mahasiswa di tingkat nasional.

    “Berdasarkan hasil kajian kami, belum ada sikap tegas dari bapak presiden terkait keputusan penundaan maupun perpanjangan periode presiden. Padahal jelas-jelas ini merupakan pelanggaran konstitusi. Padahal konstitusi itu untuk membatasi kekuasaan, bukan untuk dipermainkan oleh kekuasaan,” tuturnya.

    Selain itu, ia menuntut agar Presiden dapat menindak tegas para menteri yang pernah menyampaikan wacana penundaan pemilu maupun penambahan periode. Sebab, para menteri itu dinilai telah menyakiti hati masyarakat yang tengah kesusahan dengan adanya pandemi Covid-19.

    “Kita ketahui bersama bahwa di tengah pandemi Covid, di tengah kesusahan masyarakat, tapi seolah-olah pemerintah malah terus menggaungkan wacana perpanjangan kekuasaan. Padahal pemerintah memiliki fokus dan prioritas dalam hal pemulihan pasca-pandemi, malah seperti itu,” tegasnya.

    Menurutnya, persoalan wacana penundaan pemilu dan penambahan periode jabatan Presiden telah membuat kegaduhan di masyarakat. Saat ini bahkan, masyarakat tambah berpecah dengan adanya dua wacana itu. Termasuk di kubu pemerintah sendiri, antara pendukung penambahan periode dengan penundaan pemilu.

    “Maka Presiden harus menindak tegas para menteri-menteri itu, karena telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat,” tegasnya.

    Di sisi lain, pihaknya juga mendorong agar kasus-kasus pelanggaran HAM dapat segera dituntaskan. Salah satu kasus pelanggaran HAM yang terjadi di era kepemimpinan Jokowi yaitu penambakan enam laskar FPI di kilometer 50.

    “Ini tidak ada penanganan yang baik, kasusnya tidak jelas dan pelakunya masih bebas berkeliaran. Pada akhirnya kami menilai bahwa hukum di Indonesia ini hanya merupakan kesepakatan antara kekuasaan dengan para pemilik modal,” terangnya.

    Sementara tuntutan lainnya yakni mengenai pembatalan megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) yang akan dibangun di Kalimantan. Menurutnya, pembangunan IKN kurang tepat, mengingat kondisi saat ini Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19. Terlebih saat ini, sejumlah bahan pokok pun melonjak naik, seperti harga minyak goreng.

    “Sudah pasti pembangunan IKN hanya akan membebani APBN. Padahal lebih baik negara alokasikan anggaran untuk memulihkan perekonomian masyarakat pasca-pandemi Covid-19 ini,” ungkapnya.

    Andra Soni pun menanggapi aspirasi yang disampaikan oleh para massa aksi. Menurutnya, seluruh aspirasi yang disampaikan oleh massa aksi diterima oleh pihaknya, sebab DPRD memang merupakan lembaga yang bertugas menerima aspirasi.

    “Oleh karena itu, tuntutan dari adik-adik mahasiswa akan segera kami tindaklanjuti. Tujuh tuntutan yang disampaikan oleh teman-teman merupakan kewenangan pusat, maka akan kami akan sampaikan kepada pusat. Sementara sisanya merupakan kewenangan kami, maka besok kami akan memanggil OPD terkait agar melakukan rapat koordinasi mengenai hal itu,” tandasnya.

    Aksi tersebut pun ditutup dengan penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Andra Soni mewakili DPRD Provinsi Banten. Andra Soni pun sempat mengajak para massa aksi untuk berfoto bersama. Selang beberapa menit kemudian, massa aksi pun membubarkan diri.

    Terpisah, politisi Demokrat yang juga  Wakil Ketua DPRD Banten M Nawa Said Dimyati buka suara terkait kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) umum atau non subsidi. Menurutnya kenaikan harga tersebut berimbas terhadap permintaan bahan bakar lainnya seperti Pertalite dan Solar.  Ia khawatir, harga BBM Subsidi kedepannya akan mengikuti kenaikan harga BBM non subsidi.

       “Kalau ini terjadi (kenaikan BBM Subsidi) bisa memberikan beban yang berat untuk masyarakat ditengah ekonomi yang belum 100 persen pulih akibat pandemi Covid-19,” kata Cak Nawa (sapaan akrab M Nawa Said Dimyati).

    Saat ini, berbagai masyarakat yang awalnya menggunakan BBM non subsidi  berpindah ke BBM Subsidi seperti Solar dan Pertalite, bahkan di beberapa SPBU kerap terjadi kehabisan BBM Subsidi tersebut.

    “Kita tentu ketahui sistem pasar seperti apa, tapi mudah-mudahan ini tidak terjadi pada BBM Subsidi. Karena saat ini sebagian masyarakat yang awalnya menggunakan BBM Pertamax dan Dexlite pindah ke Pertalite dan Solar,” katanya.

    Dirinya juga mengatakan, seringnya kehabisan stok BBM subsidi ditengah naiknya harga BBM non subsidi bisa menimbulkan dampak sosial ditengah masyarakat. “Dampaknya yang paling kuat itu dampak sosial, ini yang kita khawatirkan sebetulnya, apalagi ditengah ekonomi yang belum 100 persen pulih,” ujarnya.

    Disisi lain, ia turut menyindir kejadian pada era presiden SBY. “Kejadian itu mungkin dampak sosial hingga ada politisi yang menangis sampai akan menurunkan ribuan masa,” kata Cak Nawa sambil tertawa.

    Cak Nawa juga menyampaikan, jika BBM Subsidi kedepannya akan naik maka harga-harga bahan pokok dan harga lainnya juga akan mengalami kenaikan.

    “Yang lebih dikhawatirkan lagi bahan pokok akan naik seiring dengan BBM naik, semoga saja itu tidak terjadi. Dan saya berharap masyarakat tenang,” katanya.(RUS/DZH/PBN)

  • Liverpool vs Benfica,  Tamu Belum Menyerah

    Liverpool vs Benfica, Tamu Belum Menyerah

    LIVERPOOL, BANPOS – Banyak prediksi menyebutkan Liverpool sudah menjejakkan satu kakinya di babak semi final Liga Champions musim ini berkat kemenangan 3-1 di leg pertama kontra Benfica. Namun, tim asal Portugal belum menyerah untuk membuat kejutan dan bertekad membalas kekalahan di leg kedua, Kamis (14/4) dini hari nanti.

    Di leg kedua, giliran Liverpool yang akan menjamu Benfica di Anfield. Dengan dukungan the Kop, tentu akan sangat sulit bagi Benfica untuk membalikkan keadaan dan melaju ke babak semi final untuk bertemu Villareal atau Bayern Munchen.

    Pada leg pertama di Portugal, Liverpool menang 3-1. Tiga gol Liverpool dicetak oleh Ibrahima Konate, Sadio Mane, dan Luis Diaz, sedangkan satu gol Benfica dicetak oleh Darwin Nunez.

    Akhir pekan kemarin, Liverpool bermain imbang 2-2 dengan tuan rumah Manchester City di Premier League. Gol-gol Diogo Jota dan Sadio Mane tak cukup untuk membawa tim besutan Jurgen Klopp itu merebut puncak klasemen dari tangan Manchester City.

    Setelah laga itu, si Merah masih punya tujuh pertandingan Premier League, kemungkinan melaju ke semi final Liga Champions dan bakal berlaga di babak semi final Piala FA. Setelah menghadapi Benfica di Liga Champions, tiga hari berikutnya Mohammed Salah cs melakoni Semifinal Piala FA melawan Manchester City di Stadion Wembley. 

    Kondisi itu bakal memaksa Klopp membagi konsentrasinya. Sudah unggul 3-1 dari leg pertama, Klopp pun diprediksi bakal merotasi beberapa pemainnya saat meladeni Benfica. Namun, The Reds dinilai masih bakal tetap mampu menuntaskan pekerjaan mereka, menyingkirkan Benfica, dan melangkah ke semifinal.

    “Tujuh pertandingan tersisa untuk kedua tim dan kami tidak akan berhenti mengejar itu pasti. Mari pastikan kami siap untuk Benfica, untuk tim ini di Wembley [semifinal Piala FA] dan kemudian kita akan melihat siapa yang akan finis lebih baik,” kata Jurgen Klopp.

    Hasil imbang tanpa gol sudah cukup mengantarkan The Reds ke semi final. Namun Klopp tidak ingin menganggap remeh Benfica.

    “Kami tahu lebih banyak tentang lawan kami sekarang. Mereka menang di markasAjax, kami sadar akan kualitas mereka,” kata Klopp dikutip dari situs resmi UEFA.

    Di sisi lain, Benfica setidaknya harus mencetak tiga gol tanpa balas ke gawang Liverpool. Bukan suatu pekerjaan yang mudah memang, apalagi  bermain di Anfield.

    Tetapi pelatih Benfica, Nelson Verissimo menegaskan peluang untuk lolos ke babak selanjutnya belum tertutup. Dia memastikan timnya siap memberikan yang terbaik di leg kedua nanti.

    “Pintu belum tertutup. Mempertimbangkan tiga gol, itu menjadi lebih sulit, tetapi pertandingan belum berakhir,” ujar dia.

    Benfica membawa bekal berharga sebelum menyambangi Anfield. Mereka baru saja menumbangkan Belenenses di Liga Portugal melalui hat-trick Darwin Nunez. Itu membuat mereka cukup percaya diri menatap lawatan ke Anfield. Meski sulit, Benfica siap berjuang sampai akhir.(ENK/NET) 

  • Sempat Ditolak, Proyek JRSCA di TNUK Dipaksakan Berlanjut

    Sempat Ditolak, Proyek JRSCA di TNUK Dipaksakan Berlanjut

    PANDEGLANG, BANPOS – Sejumlah warga di Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan pembangunan proyek Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

    Diketahui, proyek JRSCA yang sempat ditolak warga pada tahun 2012 silam itu, kini kembali dilanjutkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2021 sampai sekarang, dengan menelan anggaran sekitar Rp 33 Miliar.

    Progres pembangunan JRSCA di Ujung Kulon ini, mendapat berbagai sorotan dari masyarakat, khususnya masyarakat Desa Rancapinang. Mereka heran, ada alat berat yang masuk ke dalam kawasan hutan lindung TNUK.

    Padahal sebelumnya, warga kerap dilarang menggarap sawah menggunakan traktor. Karena, dapat menimbulkan polusi suara yang dapat mengganggu habitat di dalam kawasan.

    Warga sekitar, Ahmad Kurtusi mengatakan, warga yang punya sawah di kawasan TNUK tak boleh menggunakan alat garapan dari mesin, namun harus pakai alat tradisional.

    “Masyarakat garap sawah di sekitar kawasan disuruh pakai alat tradisional, nah ini ada alat berat masuk kawasan,” kata Ahmad Kurtusi, Senin (11/4).

    Ia mengaku, selama ini masyarakat terus menaati apa yang dilarang digunakan di dalam kawasan. Namun, ia merasa tidak adil ketika ada alat berat yang masuk ke dalam kawasan.

    “Nggak ngerti. Dulu masyarakat bawa traktor dilaporkan. Nah sekarang, ada alat berat masuk, mereka diam saja,” tandasnya.

    Begitu juga, pekerjaan sejumlah proyek dalam pembangunan JRSCA Ujung Kulon, membuat akses jalan Cibadak-Rancapinang rusak, akibat sering dilintasi mobil Dump Truk yang membawa material.

    Kerusakan jalan itu ungkap Peri Irawan, membuat warga geram hingga melakukan audiensi dengan berbagai pihak, mulai dari, Balai TNUK, pelaksana proyek, kepolisian dan Kepala Desa (Kades).

    Dari hasil audiensi tersebut, melahirkan kesepakatan bahwa pihak pelaksana proyek akan melakukan perbaikan jalan di Desa Cibadak dan Rancapinang.

    “Ini perlu dikawal, jangan sampai pihak pelaksana membohongi masyarakat,” ujarnya.

    Humas Balai TNUK Pandeglang, Andri membenarkan, alat berat tersebut untuk kepentingan proyek JRSCA. “Oh itu (alat berat,red), terkait kegiatan pembangunan JRSCA,” jawabnya singkat.(PBN/BNN)

  • Mantan Kajari Serang Nominasi Kuat Pj Gubernur

    SERANG, BANPOS – Satu nama dari tiga calon  Penjabat (Pj) Gubernur Banten yang namanya berada di meja Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu belum terungkap  saat ini mulai ramai dibicarakan. Mantan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Serang, Jan Samuel Maringka, adalah satu kandidat lainnya, dan disebut-sebut terkuat, jika dibandingkan Akmal Malik dan Juri Ardiantoro.

    Tokoh masyarakat (Tomas) yang juga aktivis KP3B, TB Mochammad Sjarkawie kepada BANPOS, Senin (11/4) mengungkapkan,  tiga nama yang resmi berada di meja kerja Jokowi saat ini sudah mengerucut satu nama.

    “Pekan lalu, yang beredar itu ada Pak Akmal dan Pak Juri, sedangkan satu laginya masih sumir, diantara Pak Al Muktabar (Sekda Banten) atau Pak Budi yang merupakan mantan Propam Polda Banten. Dan ternyata satu nama lagi itu adalah mantan Kajari Serang tahun 2010 sampai 2012, Pak Jan Samuel Maringka,” katanya.

    Nama Jan saat ini sedang hangat di kalangan pemerintahan, khususnya di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kejaksaan Agung.

    “Kenapa Pak Jan Samuel ini jadi buah bibir saat ini, karena beliau ini disebut-sebut calon kuat untuk Pj Gubernur Banten,” ujarnya.

    Indikasi Jan Samuel Maringka terindikasi sebagai kandidat kuat. Pertama, Akmal Ismail yang merupakan Dirjen Otda Kemendagri akan dijadikan Pj di Sulawesi Selatan Barat (Sulselbar), sedangkan Juri banyak pihak tak menyepakati.

    “Ditambah lagi Pak Jan Samuel ini pada tanggal 30 Maret kemarin dilantik menjadi Inspektur Jenderal Kementan oleh Menteri Pertanian Pak Syahrul Yasin Limpo. Kita tahu Pak Jan Samuel ini karir kepegawaian di kejaksaan, tapi karena kemarin terseret kasus buron Djoko Tjandra, maka dia (Jan Samuel) sempat dialihkan jabatanya dari Jamintel  (Jaksa Agung Muda Intelijen) ke Staf Ahli Jaksa Agung RI bidang Perdata dan Tata Usaha Negara sejak 30 Juli 2020. Jadi dengan Pak Jan Samuel menjadi pejabat eselon I di Kementan, maka semua pihak menduga Pak Jan adalah orang yang digadang-gadang jadi Pj Gubernur Banten,” katanya.

    Sebelumnya, Ketua DPRD Banten, Andra  Soni mengungkapkan, siapapun nantinya yang akan ditunjuk Kemendagri untuk  Pj Gubernur Banten sampai Pemilu 2024 mendatang, diharapkan sosok yang bisa diterima masyarakat Banten dan bisa mengayomi masyarakat Banten.

    “Bagi saya siapapun penjabat gubernur nya nanti yang paham soal Banten,” kata Andra.

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menyerahkan tiga nama ke Jokowi. Ketiga nama tersebut baru 2 orang saja terungkap saat itu. Pertama, Dirjen Otda Kemendagri, Akmal Malik,  dan kedua adalah, mantan Ketua KPU yang kini menjabat Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik, Juri Ardiantoro.(RUS/PBN)