SERANG,BANPOS- Mantan Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Serang dibacok oleh dua orang tidak dikenal pada Jumat (10/4) dini hari di rumahnya. Korban yang bernama Muchlis Arobi ini mengalami luka bacok pada muka bagian kanan dan tangan kiri.
Pihak keluarga pun menduga bahwa kedua orang pelaku tersebut merupakan suruhan dari seseorang. Dugaan tersebut muncul karena Robi, sapaan akrab korban, kerap kali mengunggah status yang bernada keras dan menyasar pihak-pihak tertentu.
Selain itu, diketahui bahwa lima hari sebelum kejadian pembacokan terjadi, Robi mengunggah tangkapan layar percakapan dirinya melalui aplikasi WhatsApp, dengan salah satu orang penting di Kota Serang pada linimasa Facebook.
Adik korban, Dady Mujahidi, menerangkan kronologis kejadian yang terjadi berdasarkan penuturan dari Robi dan istrinya. Ia menceritakan bahwa pada saat itu, dua orang tak dikenal mendatangi rumah Robi yang berada di daerah pasar Rau pada pukul 02.00 dini hari.
“Pelaku mengetuk pintu korban. Lalu Robi membuka pintu karena mengira itu merupakan tetangganya. Ternyata yang datang dua orang tak dikenal. Karena Robi orangnya merasa tidak pernah punya musuh, jadi diterima saja dua orang itu,” ujarnya melalui sambungan telepon, Minggu (12/4).
Setelah itu, kedua orang pelaku itu berbincang dengan Robi di teras rumah. Dijelaskan bahwa salah satu pelaku sedang duduk, sedangkan satunya masih berdiri. Kedua pelaku tersebut menanyakan perihal motor yang dimiliki oleh Robi. Kata mereka, motor yang dimiliki Robi merupakan motor adik mereka yang hilang.
“Kakak saya kan punya motor Tiger. Karena itu motor udah lama dia miliki, yah gak merasa lah kakak saya seperti yang dituduh sama para pelaku. Robi mulai curiga ketika pelaku mengatakan bahwa motor yang dia miliki itu Thunder. Padahal kan Tiger,” jelasnya.
Setelah mulai merasakan kecurigaan, Robi pun mempersilahkan kepada satu orang pelaku yang masih berdiri untuk duduk saja. Hal ini dilakukan karena Robi memiliki perasaan tidak enak dengan posisi satu pelaku berdiri dan satunya duduk.
“Setelah mempersilahkan duduk, ternyata benar yang berdiri itu langsung membacok Robi langsung kearah muka. Pada awalnya Robi mengaku tidak tahu kalau dibacok. Dia mengira kalau dia itu cuma dipukul pakai balok saja. Tapi ternyata berdarah,” terangnya.
Mendengar ada keributan, istri korban pun keluar dan melihat Robi sudah berdarah. Ia pun berteriak meminta bantuan, sementara Robi masih sempat mengejar kedua pelaku tersebut. Beruntung disana ada beberapa pemuda yang kumpul-kumpul dan ikut bantu mengejar.
“Dengan menahan darah, Robi mengejar pelaku sambil berteriak. Kebetulan di sana juga ada pemuda yang sedang nongkrong dan ikut mengejar. Mungkin karena panik, para pelaku yang berupaya kabur menggunakan motor itu terperosok. Motornya ditinggal,” ucapnya.
Setelah dikejar oleh warga, ternyata pelaku mengeluarkan senjata untuk mengancam warga. Sehingga warga pun tidak berani untuk kembali mengejar para pelaku yang kabur menggunakan angkot.
“Menurut penuturan warga mah para pelaku mengeluarkan senjata. Karena tidak berani, akhirnya tidak dikejar. Nah pelaku juga katanya mengancam supir angkot dengan senjata, mereka naik angkot untuk kabur,” ujarnya.
Ia pun mengaku dari pihak keluarga telah melakukan pelaporan kepada pihak Kepolisian. Laporan pun sudah dilakukan di Polres Serang Kota.
“Yang laporan itu dari istrinya dan didampingi oleh pihak keluarga. Dan dari Polres pun katanya sudah mulai bergerak. Beberapa polisi juga sudah mendatangi TKP,” katanya.
Dady pun mengatakan bahwa pihak keluarga menduga kejadian tersebut merupakan upaya pembunuhan terhadap Robi. Sebab, Robi berkali-kali mengunggah status yang bernada kritis kepada pihak-pihak tertentu yang ada di Kota Serang.
Selain itu, aksi yang dilakukan oleh pelaku juga terbilang cukup rapih. Sebab menurutnya, para pelaku seperti telah melakukan rencana yang cukup matang dan mengenal seluk-beluk Robi.
“Waktu ngobrol dengan Robi pun ia mengatakan bahwa ini pasti suruhan. Tujuannya memang untuk menghilangkan nyawa, cuma Alhamdulillah selamat. Robi ini juga sering kritis di Facebooknya, jadi kami menduga ada orang lain di balik kejadian ini. Bahkan kami sudah ada nama yang diduga, namun tidak akan kami sebutkan,” terangnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Serang Kota, AKP Indra Feradinata, mengaku belum bisa memberikan keterangan. Karena kasus tersebut saat ini masih dalam proses penyelidikan. “Masih dalam proses, sabar ya. Nanti akan dikabarkan,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. (DZH/AZM)