AKADEMISI Universitas Bina Bangsa (Uniba), Edi Muhammad Abduh, mengatakan karena usia pasangan Walikota Cilegon Helldy Agustian dan Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta hanya 3,5 tahun sehingga masih banyak yang harus dibenahi. Meskipun harus diakui banyak program yang terealisasi.
“Contoh penambahan sekolah negeri, ada perkembangan kaitan sama dunia pendidikan.
Kemudian kalau kita lihat di usia 25 tahun ini ada mal pelayanan publik (MPP). Kemudian yang saya lihat banyak penghargaan diterima,” kata Edi kepada BANPOS, Kamis (25/4).
Ia berharap pelayanan publik bisa terus ditingkatkan seperti bisa drive thru sehingga memudahkan masyarakat apabila tidak bisa datang ke MPP.
“Harus ada pemberian pelayanan itu tidak lagi dengan cara pilih kasih semua melayani tidak mesti melihat konstituen,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah harus hadir memberikan fasilitas digital kepada generasi milenial agar melek teknologi. Kemudian penataan infrastruktur harus lebih ditingkatkan lagi.
“Kemudian hal-hal seperti jalan yang harus dijaga, kualitas dimonitor supaya terjaga karena ini berbicara nya tentang publik,” ucapnya.
“Harapan kami terus meningkatkan pembangunan nya yang bagus dipertahankan yang belum ditingkatkan yang belum dimaksimalkan dimaksimalkan. Karena Cilegon itu milik masyarakat,” sambungnya.
Kemudian ia juga berharap Pilkada Cilegon pada 27 November berjalan lancar.
“Harapan saya di Pilkada serentak ini di tahun politik ini marilah kita sukseskan Pilkada serentak tanpa ada konflik yang berkepanjangan pelaksanaan berjalan dengan baik dan fair play,” ujarnya.
Selain itu ia menyarankan Walikota Cilegon Helldy Agustian agar lebih bersinergi kepada seluruh lapisan masyarakat dan lembaga lainnya. Atau sinergitas Pentahelix yang wajib dilakukan untuk kemajuan Kota Cilegon.
“Sinergitas antara pemerintah daerah, akademisi, industri kemudian komunitas dan jurnalis lima itu. Lima elemen itu harus bersinergi karena itu penting,” tuturnya.
Terpisah, Caleg DPRD Kota Cilegon Terpilih Rahmatullah mengatakan Kota Cilegon di usia ke 25 tahun tidak ada perubahan signifikan karena masih banyak permasalahan di Kota Cilegon.
“Sepengetahuan saya jadi anggota dewan beberapa kali ini ya berubah tapi tidak terlalu banyak. Karena masih banyak warga masyarakat kita di kota industri tapi masih banyak penganggurannya, angka kemiskinan juga masih ada, tapi korelasinya agak kurang pas ketika kota industri tapi jalannya gelap, tidak memperlihatkan penerangan yang baik sementara mereka industri bisa hidup menggerogoti alam yang ada di Kota Cilegon dan menikmati hasilnya terutama KS Grup,” kata Rahmatullah kepada BANPOS, Kamis (25/4).
Dikatakan Rahmatullah banyaknya industri di Kota Cilegon belum memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat Cilegon.
“Tetapi hari ini Cilegon gelap gulita tidak menunjukkan kota industri yang terang benderang ini menjadi tanggung jawab siapa? Antara pemerintah dengan para pelaku industri karena di Purwakarta ada Krakatau Steel yang gelap gulita, jalan hancur dan penerangan juga mati, perumahan juga sudah tidak layak bahkan berbahaya dan tidak nyaman warga. Ini perlu ada sikap ketegasan dari kepala daerah dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 25 ini supaya beliau sebagai kepala daerah harus bisa menenangkan dan menyenangkan serta menyamankan warga masyarakatnya,” tuturnya.
Ia menyarankan Pemkot Cilegon memanggil industri untuk menyelesaikan persoalan yang ada selama ini.
“Panggil para pelaku industri duduk bersama dengan pemerintah dan DPRD apa yang harus dilakukan secara bersama-sama jangan cuma hanya jalan JLS yang rusak lalu minta bantuan pemerintah pusat, provinsi maupun pelaku industri yang menggunakan fasilitas itu tetapi disisi lain ada kota yang gelap gulita yang tidak diperhatikan hanya jawaban-jawaban yang ngga pernah diterima oleh warga saya, konstituen saya, yang itu justru harus diperjelas dan dipertegas supaya Cilegon makin kedepan makin layak huni, layak pakai, layak hidup, layak mencari pekerjaan dan pendidikan,” paparnya.
Selain itu, Rahmatullah juga menyinggung APBD Cilegon yang belum terkelola dengan baik.
“Memang pendapatan dari tahun ke tahun meningkat sekalipun dengan peningkatan APBD nya tidak diimbangi dengan khas daerah sesuai dengan rencana ketika pendapatan nya Rp2,3 triliun yang dibagi dalam per triwulan nya harus sesuai dengan standby flow atau cash flow nya yang pas bahkan di pertengahan semester I cash flow di pemerintah daerah terutama di BPKPAD sempat kehilangan alokasi untuk mengatur kebijakan-kebijakan keuangan, kebijakan moneter nya untuk alokasi-alokasi yang sudah direncanakan dengan DPRD di 2024 ini,” katanya.
“Kan semestinya dengan kesepakatan APBD Rp2,3 triliun per triwulan nya harus standar cash flow untuk melaksanakan kebijakan moneter nya itu tersedia ini masih bergejolak sehingga mereka kesulitan melakukan kegiatan apalagi serapan-serapan anggaran sehingga sesuai dengan rencana yang mereka lakukan,” tambahnya.
Menurutnya masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kepala daerah yang saya ini menjabat maupun yang terpilih nanti.
“Jadi masih banyak PR nya ngga sebatas visi misi yang disampaikan bahwa beliau sudah melaksanakan visi misinya hampir 100 persen apakah itu by data ataupun hanya menghibur masyarakat dalam rangka suksesi kepemimpinan beliau maupun dalam rangka menghadapi Pilkada kedepan sah-sah saja saya kira, ketika kepala daerah menyampaikan visi misinya hampir 100 persen tapi apakah masyarakat DPRD bisa menyambut baik hal-hal yang disampaikan itu, saya kira warga yang bisa menilai,” ungkapnya.
“Keluhan-keluhan itu harus segera ditanggapi jangan sampai bertahun-tahun kota industri tapi tidak mencerminkan seperti kota industri bagi penghuninya, bagi penduduknya, bagi keluarga masyarakat nya,” ujarnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini melihat Pemkot Cilegon saat ini kebingungan dalam menjalankan programnya.
“Pemerintah kita kebingungan arah kebijakan Pemkot Cilegon ini mau dibawa kemana yang sudah disepakati bersama DPRD,” katanya. (LUK/PBN)