JAKARTA, BANPOS – Banyak hal menarik yang diungkapkan Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin. Gara-gara negaranya diinvasi Rusia, sekitar 7 juta warga Ukraina telah melarikan diri. Selain ke negara tetangga di Eropa, beberapa dari mereka memilih untuk menetap di Pulau Dewata.
“Meski hidup di negeri orang tak mudah, masih lebih baik dari¬pada hidup di zona perang,” ungkap Dubes Hamianin saat di¬wawancarai tim Rakyat Merdeka Firsty Hestyarini, Mellani Eka Mahayana, Diananda Rahmasari dan fotografer Khairizal Anwar di kantornya, Kedutaan Besar Ukraina di Kuningan, Jakarta, Jumat (16/12). Berikut kutipan wawancaranya.
Bagaimana dengan warga Ukraina yang melarikan diri ke luar negeri. Ada berapa banyak?
Secara statistik mungkin 7 atau 10 jutaan yang melarikan diri ke luar negeri. Tidak ada yang tahu angka pastinya. Yang pasti di atas 7 jutaan orang. Mereka pergi ke berbagai negara tetangga. Kebanyakan negara Eropa seperti Jerman, Spanyol, Italia dan Irandia.
Meski harus membayar mahal untuk mencapai lokasi, setidaknya mereka bisa berhemat saat tinggal di di negara-negara tersebut. Selain Eropa, ada juga beberapa warga Ukraina yang tinggal di Bali. Mereka membawa keluarga ke Bali. Ini lebih hemat.
Selain Bali, apa ada warga Ukraina menetap di daerah lain di Indonesia?
Mayoritas warga Ukraina menetap di Bali. Sangat sedikit yang ada di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Kehidupan mereka baik di sini.
Mereka tidak mendapat kendala selama di Bali?
Bagaimana pun, masih jauh lebih baik tinggal di tempat asing dan hidup damai dan aman dari¬pada tinggal di zona perang.
Liburan Natal sudah dekat. Apakah anda punya rencana mengunjungi keluarga?
Saya akan kembali ke Ukraina untuk urusan pekerjaan. Tapi saya menambahkan beberapa hari untuk mengunjungi keluarga.Saya masih punya ibu, istri, tiga anak, saudara-saudara lain¬nya. Saya juga punya beberapa binatang peliharaan kucing dan anjing. Saya harus melihat merekasemua.
Bagaimana kondisi keluarga anda di Ukraina?
Tergantung bagaimana kondisi baik menurut anda. Kini mereka hidup dengan jatah listrik tiga jam saja selama satu hari.
Apa Presiden Volodymyr Zelensky masih di Kiev?
Ya. Kadang dia berpergian untuk melihat lokasi yang parah mendapat serangan seperti Kherson, yang baru saja dibebaskan dari pasukan Rusia.
Beliau selalu menemui pasukannya di tempat-tempat berbahaya. Jadi pasukannya tahu presiden mereka selalu ada dan tidak bersembunyi.
Mengenai kerja sama Ukraina-Indonesia. Ukraina merupakan salah satu pengimpor gandum terbesar untuk Indonesia. Kini akibat perang, pasokannya menurun drastis. Apa yang anda lakukan untuk kembali meningkatkan distri¬busi gandum ke Indonesia?
Kami selalu siap bekerja sama. Kami mencari pebisnis Indonesia, yang bisa membeli dan mengatur proses pembeliannya. Kami masih menjual gandum, jagung, minyak sayur dan lainnya. Kami ter¬buka untuk pasar manapun, termasuk Indonesia.
Siapapun yang siap membeli, kami sangat senang. Ini akan membantu perekonomian kami berjalan lagi. Anda bisa membeli hasil panen kami, coklat, minyaksayur. Kami punya coklat ter¬baik di dunia. Apapun yang anda butuhkan dan kami bisa sediakan, kami siap.
Sejauh ini, hubungan Indonesia dengan Rusia masih sangat baik. Bagaimana anda melihat kedekatan ini? Indonesia juga ingin membantu Ukraina.
Ini sangat mudah dijawab. Kami tidak akan pernah mengajaratau menekan negara manapun untuk berteman dengan siapa. Untuk urusan membantu Ukraina, ini bukan urusan politik, ini ada¬lah masalah kemanusiaan.
Rusia pernah menyebut bahwa perang dengan Ukraina akan selesai jika Kiev mengakuiwilayah yang diduduki Rusia sebagai wilayah bagian Rusia.
Apa pendapat anda?
Ini pertanyaan mudah. Saya bisa menjawabnya sangat cepat. Jawabannya singkat. Ukraina tidak akan pernah mengakui daerah yang diduduki (sebagai bagian dari Rusia) dengan berbagai alasan. Salah satunya karenakami tidak melakukan pertukaran menggunakan wilayah kami.
Kami tidak akan menukar¬kan bangsa kami, warga kami semudah itu. Apakah akan ada perkembangan atau tidak, kita lihat saja nanti. Saya yakin pasu¬kan kami cukup kuat dan sangat termotivasi mengusir semua penjajah dari tanah kami.
Rusia sudah terkenal dengan kebiasaan mereka menyebar kebohongan. Itulah yang sebe¬narnya terjadi. Saya sebut ini sebagai mirror truth.
Jadi, jika mereka mengatakan tidak akan menyerang, mereka pasti akan menyerang. Jika mereka bilang ‘tidak akan terjadi apa-apa,’ pasti akan terjadi sesuatu.
Bagaimana dengan pernyataan Rusia bahwa Pemer¬intah Ukrainamau meng¬habisi warga Ukraina yang menggunakan bahasa Rusia?
Pada dasarnya 40 persen populasi Ukraina berbahasa Rusia. Mereka menggunakan bahasa Rusia sebagai bahasa ibu. Merekaberbahasa Ukraina saat di sekolah atau instansi Pemerin¬tahan. Tapi mereka memakai ba¬hasa Rusia untuk berkomunikasi sehari-hari bersama keluarga dan teman.
Rusia mengatakan, perang akan berakhir jika Barat dan sekutunya berhenti memasok senjata untuk Ukraina. Pendapat anda?
Sekali lagi, ini pertanyaan simpel dan akan saya jawab ringkas. Ukraina tidak peduli apa yang mereka katakan. Kami sendiri yang akan memutuskan dengan siapa kami akan bekerja sama, berapa banyak dan jenis senjata apa yang akan dibeli un¬tuk melindungi negara kami.
Sebenarnya, jika kami mem¬beli lebih banyak senjata, lebih banyak senjata modern, perang akan berakhir dalam hitunganpekan. Jadi, ini bisa jadi pertimbangan dunia.
Jika dunia ingin perang berakhir dalam hitungan pekan, tolong kami untuk melindungi diri. Negara manapun bisa.
Saya dapat informasi bahwa Maroko akan memberikan ban¬tuan militer untuk Ukraina. Kami sangat bersyukur atas bantuan semua negara yang mendukung kami. Karena makincanggih senjata yang kami miliki, makin cepat juga kami merebut wilayah kami.
Jika kami tidak segera menda¬patkan senjata yang memadai, perang ini akan berlangsung berbulan-bulan, bahkan berta¬hun-tahun. Apakah dunia mau melihat perang ini berlangsung tahunan? Tentu tidak kan? Kar¬ena nanti akan memakan banyak korban, banyak kekacauan, dan banyak kesedihan.
Dari sudut pandang manapun, perang harus berakhir secepat¬nya dengan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur semini¬mal mungkin.
Bagaimana dengan isu pemusnahan warga Ukraina yang berbahasa Rusia terjadi di Ukraina?
Jika anda melihat video suasanaperang di Ukraina, anda akan mendengar pasukan Ukraina berbicara bahasa Ukraina dan Rusia. Mereka berbicara dengandua bahasa berbeda namun saling mengerti. Contohnya, banyak bahasa ibu yang dipakai di Indonesia, seperti Batak, Minahasa, Bali, Jawa, Sunda. Apakah ini membuat mereka dianggap berbeda, bukan warga Indonesia? Saya rasa tidak.
Oke, ada juga yang banyak berbahasa China. Tapi, apakah ada negara yang datang ke Indonesia dan mengatakan bahwa mereka ingin melindungi warga berbahasa ‘bla-bla’ dan untuk itu mereka akan menggunakan cara apapun? Tidak masuk akal.
Begini, istri saya memiliki bahasa ibu Rusia. Dia berasal dari Ukraina Timur. Dia bahkan berbahasa Rusia jika merasa gu¬gup atau harus mengungkapkan sesuatu dengan jelas.
Tidak ada yang peduli merekapakai bahasa apa. Selama ber¬sikap baik, berbahasa baik, tidak menyinggung siapapun, siapa yang peduli anda memakai bahasa apa.
Di barat Ukraina, kami bisa menggunakan bahasa Ukraina, Rusia, Slovak, Romania, Po¬landia. Bahasa apapun yang anda kuasai, tidak ada yang mempermasalahkan itu.
Rusia mengatakan, alasannya menyerang karena Ukrainamau bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Bagaimana pendapat Anda?
Saya yakin jawaban ini juga bisa anda dapat di konstitusi negara manapun. Tidak ada negara manapun yang bisa memilihkan sebuah negara untuk masuk ke organisasi apapun.
Tidak ada negara manapun yang mendikte Indonesia untuk menjadi bagian ASEAN atau tidak. Tidak ada yang memaksa negara-negara di Eropa untuk jadi bagian Uni Eropa. Ini bu¬kan mengenai apakah Ukraina mau atau tidak bergabung denganNATO.
Poinnya adalah, NATO tidak pernah meminta Ukraina men¬jadi bagian dari mereka. Analog¬inya, misalkan saya datang ke sebuah universitas dan bilang saya mau jadi mahasiswa di sana. Apa yang akan mereka katakan? Oke. Saya harus me¬menuhi syaratnya. Ada aturan¬nya. Saya harus mendaftar, lalu saya akan mengikuti ujian untuk menentukan kalau saya cocok atau tidak untuk diterima jadi mahasiswa.
Jadi Ukraina harus memenuhi kriteria dan syarat untuk menjadi anggota NATO?
Ya, harus memenuhi syarat dan kriteria.Bukan berarti jika Ukraina mengatakan akan masuk jadi anggota NATO, langsung jadi anggota. Ada proses panjang untuk itu. Kami bahkan belum mendaftar untuk jadi anggota NATO ketika Rusia menyerang.
Apa dampak serangan Ru¬sia bagi NATO?
Ada tiga dampak dari seranganRusia. Pertama, ada kenaikan anggaran NATO. NATO diremajakan kembali dengan adanya serangan tersebut.
Sebelumnya NATO sangat lemah dan miskin. Tidak punya banyak uang. Kini, uang kas pun bertambah banyak.
Kedua, NATO mendapat dua anggota baru. Finlandia dan Swedia. Hampir pengesahan. Ketiga, Ukraina pun akhirnya mendaftar dan tidak ditolak.
Jika Rusia mau berbicara baik-baik, kami tentu terbuka. Ini semua tidak ada hubungan¬nya dengan NATO.
Jadi Rusia seperti membuat-buat alasan untuk menyerang Ukraina?
Ini bukan satu-satunya alasan. Mereka bisa memberikan daftar panjang alasan untuk menyerang Ukraina. Alasan utamanya ada¬lah, ‘kami (Rusia) tidak suka mereka (Ukraina)’, ‘kami ingin mereka semua mati’.
NATO bukan hal mengkhawatirkan bagi mereka. Beberapa hari lalu, Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin-red) sendiri yang mengatakan itu. ‘Oh, Fin-landia dan Swedia jadi anggota NATO. Tidak apa-apa. Itu bukan urusan saya.’
Kini musim dingin sudah datang dan warga Ukraina terpaksa hidup tanpa listrik dan makanan yang memadai. Apa yang dilakukan Presiden Volodymyr Zelensky untuk membuat warganya bertahan di masa krisis seperti ini?
Pertama-tama, di hari pertama invasi terjadi, Pemerintah sudah membujuk warganya, setidaknya wanita dan anak-anak, yang bisa meninggalkan zona perang. Sayangnya, banyak yang tidak mendengar anjuran ini. Bagi yang sudah aman di luar negeri, diminta jangan kembali dulu.
Yang kedua, Pemerintah mengatur ulang penyaluran dan pembagian energi. Jadi kini beberapa wilayah menggunakan sistem jadwal. Seperti lima jam listrik nyala, lima jam kemudian mati. Atau tiga jam listrik nyala dan 10 jam listrik mati.Warga kini sudah beradaptasi. Begitu juga dengan pembagian air.
Ketiga, di banyak tempat suplai listrik sudah diperbarui dan lebih stabil. Keempat, paso¬kan generator. Pemerintah sudah mengimpor generator diesel. Utamanya diperuntukkan bagi rumah sakit dan markas militer.
Pemerintah juga memas¬tikan ketersediaan logistik dan semua warga bisa saling terhubung. Pemerintah kini melakukan penggabungan jaringan telekomunikasi.
Secara umum, situasi di Ukraina memang sulit. Tapi tidak kritis. Warga kami akan bertahan dan berjuang, karena kami beranggapan lebih baik mati dari-pada harus dijajah.(RM.ID)