AMERIKA, BANPOS – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, telah tiba di Bali, semalam.
Wartawan Rakyat Merdeka Fajar El Pradianto yang saat ini berada di Bali melaporkan, Biden mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, menggunakan Pesawat Air Force One.
Kehadiran orang nomor 1 di AS itu tak hanya menjadi sejarah baru bagi Indonesia, tapi juga Biden sendiri.
Karena di Bali ini, untuk pertama kalinya, Biden bakal bertemu langsung dengan Presiden China, Xi Jinping. Wajar, bila Biden sudah tidak sabar semeja dengan Jinping.
Biden jadi kepala negara ketiga yang hadir lebih awal di Bali. Beberapa jam sebelum Biden, telah mendarat di Bali, Menlu Rusia Sergei Lavrov yang mewakili Vladimir Putin dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol.
Pengawalan ketat tampak mengiringi pemimpin negara adidaya ini. Selain pasukan pengamanan yang disiapkan pemerintah Indonesia, Biden juga diiringi pasukan kepercayaannya dari AS.
Jelang kedatangan Biden, gerbang keluar masuk VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai dari pagi hingga pukul 23.23 WITA tampak dijaga ketat aparat.
Di depan pintu gerbang, aparat TNI-Polri sudah berjaga dengan senjata lengkap. Setiap orang yang memasuki area diminta menunjukkan ID G20 yang disiapkan panitia. Tanpa ID khusus itu, pengunjung jangan harap bisa masuk.
Penjagaan berlangsung ketat hingga malam hari. Sekitar pukul 21.00 WITA, iring-iringan mobil delegasi mulai dari Toyota Innova Reborn, Toyota Hiace, truk mini, sedan listrik mewah dan bus berdatangan menuju area VVIP.
Rombongan mobil tersebut datang karena ingin menjemput Biden.
Pukul 22.00, Biden tiba dengan pesawat Air Force One. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno masuk dalam perwakilan pejabat Indonesia yang menyambut Biden di depan pintu pesawat.
Setelah turun dari Air Force One, Biden langsung disambut tarian khas Bali, Tari Pendet. Senyum sumringah langsung mengambang di bibir Biden menyaksikan tarian ini.
Selanjutnya, Biden menaiki mobil dinas kepresidenan Amerika Serikat yang dijuluki The Beast, dengan rombongan.
Rombongan orang nomor satu di Negara Paman Sam itu, terlihat keluar dari Terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, sekitar pukul 22.14.
Untuk diketahui, kehadiran Biden di Bali yakni untuk mengikuti rangkaian puncak acara G20 pada 14-15 November. Di sela-sela mengikuti kegiatan G20 itu, Biden bakal melakukan pertemuan dengan Jinping. Ini merupakan pembicaraan tatap muka pertama antara Biden dengan Jinping sejak dirinya resmi menjadi Presiden AS.
Pertemuan Biden dengan Jinping untuk membangun ‘garis merah’ dalam mencari solusi atas hubungan AS dengan Beijing beberapa waktu belakangan ini.
Dilansir dari AFP, AS dan China memang memanas atas berbagai masalah. Mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia di wilayah Xinjiang, China. Ditambah status Pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri. Biden berharap dengan bertemu langsung, dia bisa mendapat jawaban jujur dari Jinping.
Kedua negara memiliki hubungan investasi dan perdagangan yang besar, tetapi juga saling unjuk gigi pengaruh militer dan diplomatik, terutama di kawasan Asia-Pasifik.
Mereka juga menghadapi titik krusial atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, sekutu dekat Amerika Serikat itu, menurut Jinping, harus berada di bawah kendali Beijing. Biden mengatakan telah menjelaskan kepada Jinping, bahwa dia mencari persaingan. Bukan konflik.
“Saya tahu Xi Jinping. Dia juga mengenali saya,” kata Biden.
Biden mengatakan mereka akan membahas Taiwan, tetapi menambahkan bahwa sikap AS di pulau itu “tidak berubah sama sekali sejak awal”.
Peluncuran uji coba rudal yang ditingkatkan oleh Korea Utara, oleh Amerika Serikat dan sekutunya, dianggap sebagai ancaman yang berkembang di Asia Timur.
Untuk bertemu dengan Jinping ini, presiden dari Partai Demokrat itu mengaku jauh lebih percaya diri.
Alasannya, tak lain dari keberhasilannya dalam pemilu paruh waktu di Amerika Serikat dengan kemenangan Partai Demokrat. “Saya tahu, saya datang lebih kuat,” tegas Biden.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan, Biden akan memberi tahu Jinping bahwa Korea Utara merupakan ancaman.
Tidak hanya bagi AS dan sekutunya Korea Selatan dan Jepang, tetapi juga bagi perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan.
“Jika Korea Utara terus menempuh jalan ini, itu berarti kehadiran militer dan keamanan Amerika semakin meningkat di kawasan itu,” kata Sullivan.
“Jadi, Republik Rakyat China memiliki kepentingan untuk memainkan peran konstruktif dalam menahan kecenderungan terburuk Korea Utara,” tambah Sullivan, menggunakan nama resmi negara tersebut.
Sebelumnya, Jinping yang memastikan hadir di Bali, juga mengagendakan pertemuan 4 mata dengan Presiden Jokowi. Hal ini ditegaskan oleh Jubir Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian di Beijing, Jumat (11/11) .
“Ini adalah pertemuan kedua antara kedua presiden setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke China pada Juli tahun ini,” kata Zhao.
Menurut Zhao, Cina dan Indonesia sebagai sesama negara berkembang memiliki kepentingan yang besar dan luas untuk dikerjasamakan. “Di bawah bimbingan strategis kedua presiden, China dan Indonesia semakin memperkuat pola baru dalam hubungan bilateral yang digerakkan oleh kerja sama politik, ekonomi, budaya, dan maritim,” ujar Zhao.
Rencananya, setelah dari Bali, Jinping kemudian melanjutkan lawatannya ke Bangkok, Thailand, untuk menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada 17-19 November.
Bagi Jinping, kunjungan ke Indonesia itu merupakan kehadiran pertamanya dalam forum pertemuan multilateral antarkepala negara setelah Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Cina di Beijing pada Oktober 2022.
Jinping terakhir kali melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 2013.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengaku sangat senang dengan kehadiran 17 kepala negara di Bali. Terutama dia menyebut nama Biden dan Xi Jinping.
”Ini sangat menggembirakan di tengah masa yang sangat sulit seperti sekarang. Apalagi Presiden Joe Biden dan Xi Jinping juga akan hadir,” tegas Jokowi.(RM.ID)