Kategori: INTERNASIONAL

  • Bangun Istana Herring Rp 369 Miliar

    Bangun Istana Herring Rp 369 Miliar

    Dulu, Kota Otaru merupakan lokasi utama pendaratan kapal-kapal penangkap ikan herring, yang banyak tersebar di perairan Pulau Hokkaido, Jepang.

    Untuk memfasilitasi hal itu, Otaru membangun berbagai sarana. Mulai dari pelabuhan, gudang penyimpanan ikan, hingga Kanal Otaru sepanjang 1,14 kilometer, yang membelah pesisir kota itu.

    Wartawan Rakyat Merdeka Paul Yoanda, berkesempatan berkeliling Kota Otaru secara daring, sebagai bagian dari program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (Jaringan Pertukaran Pelajar dan Pemuda Jepang-Asia Timur/Jenesys).

    Program tahunan itu diselenggarakan Japan International Cooperation Center (JICE), sebuah lembaga di bawah Kementerian Luar Negeri Jepang. Program Jenesys tahun ini digelar secara daring pada 9, 10, 11,12, dan 15 Maret 2022.

    Wilayah Shukutsu di pesisir Kota Otaru, merupakan pelabuhan pendaratan ikan herring. Meski merupakan kota pelabuhan, lansekap Shukutsu beragam. Mulai dari pantai yang landai, hingga pegunungan yang membentang menghadap langsung ke laut.

    Pada Kamis (10/3), sebagian wilayah Shukutsu masih putih berselimut salju. Dalam tur, terlihat bangunan-bangunan utama di pelabuhan. Mulai dari gudang penyimpanan, hingga observatorium yang berada di atas bukit yang menghadap laut. Bangunannya terlihat masih tradisional, dengan warnawarna yang cukup mencolok dari dataran yang tertutup salju.

    Masaya Moriai, pemandu dalam tur daring itu menjelaskan, saat ini hanya tersisa 20 bangunan gudang yang juga dijadikan rumah tersebut. Kata dia, bangunan-bangunan itu disebut Istana Herring, dibuat dengan sangat mewah. Para pemilik bangunan seakan berlomba membuat Istana Herring paling mewah.

    Moriai bilang, herring benar-benar seperti emas, membuat banyak orang menjadi kaya. Bahkan, Istana Herring paling mahal kala itu, dibangun dengan dana hingga 3 miliar yen Jepang.

    “Jika dinilai saat ini, sekitar Rp 369 miliar,” ucapnya.

    Moriai menambahkan, jumlah penangkapan ikan herring sekarang sudah menurun. Sehingga banyak Istana Herring yang kini sudah tidak dipakai, dan beralih fungsi menjadi museum. Biasanya, musim penangkapan ikan herring dimulai dari Maret hingga Mei.

    “Saking banyaknya, dulu laut di sekitar Otaru putih, karena sperma ikan herring yang banyak tersebar saat musim kawin,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, karena masifnya penangkapan ikan herring dulu, Pemerintah membangun kanal sepanjang 1,14 km, untuk mengurangi kemacetan kapal-kapal penangkap ikan yang akan berlabuh di Otaru. Kanal itu diberi nama Kanal Otaru. Jadi, kapal-kapal bisa berlabuh dan mendaratkan ikan hingga masuk ke daratan.

    Kini, kanal itu tak lagi jadi akses untuk mendaratkan ikan. Saat ini, kata Moriari, kanal dipakai untuk perjalanan kapal-kapal yang lebih kecil, yang disebut sebagai pesiar. Kapal-kapal itu ditambatkan di sisi-sisi kanal, dan baru berjalan jika ada wisatawan atau warga yang ingin “berpesiar”.

    Saat ini, lebar kanal sekitar 20 meter, dari sebelumnya 40 meter. Saat pertama kali dibangun dan digunakan, Kanal Otaru terlihat sangat terawat, dengan air jernih, tanpa kotoran. Lampu-lampu di pinggir kanal, yang menyala temaram di malam hari, seakan menghangatkan Kota Otaru yang masih berselimut salju.

    “Buat yang mau berpesiar di kanal ini, bisa menaiki kapal selama 40 menit,” katanya.

    Selain wilayah pesisir, Moriai juga mengajak peserta program Jenesys berkunjung ke Jalan Sakaimachidori, di pusat Kota Otaru. Di sepanjang jalan itu berjejer berbagai toko yang menjajakan berbagai hal, mulai dari makanan khas seperti ikan laut segar, hingga peralatan berbahan kaca. Selain ikan, Otaru memang juga dikenal sebagai Kota Kaca.

    Jalan Sakaimachidori hari itu sepi. Tumpukan salju masih terlihat di pinggir-pinggir jalan. Agar orang dan kendaraan bisa lewat dengan leluasa, Pemerintah setempat menaburkan garam dan pasir di atas salju.

    Dia menjelaskan, dulu para nelayan tradisional di Otaru, menangkap ikan menggunakan api yang diletakkan di dalam bola kaca. Gunanya, untuk menarik ikan-ikan herring sehingga mudah ditangkap. Kini, kaca-kaca seperti itu dijual sebagai cinderamata.

    Untuk mempromosikan kerajinan kaca di Otaru, sejumlah toko juga kerap mengadakan workshop. Jadi, kata Moriai, pengunjung-pengunjung yang datang bisa membuat sendiri bentuk yang mereka sukai dari bahan kaca. “Di tokonya ada mesin untuk melelehkan kaca, dan mesin untuk membentuknya,” ucapnya. [PYB/RM.id]

  • Gempa M7,3 Di Miyagi & Fukushima Jepang Berpotensi Tsunami 1 Meter

    Gempa M7,3 Di Miyagi & Fukushima Jepang Berpotensi Tsunami 1 Meter

    Gempa bermagnitudo 7,3 melanda prefektur Miyagi dan Fukushima yang berada di wilayah timur laut Jepang, Rabu (16/3) pukul 11.36 malam waktu setempat.

    Dalam skala seismik Jepang, kekuatan gempa berkedalaman 60 km di bawah laut ini, ada di angka 6.

    BMKG Jepang (JMA) telah mengeluarkan peringatan tsunami 1 meter untuk dua prefektur. Serta menyerukan penduduk setempat untuk menjauh dari pantai laut.

    Stasiun TV NHK bahkan menyebut, besar kemungkinan, gelombang tsunami telah tiba di sejumlah wilayah.

    “Jika Anda berada di daerah pesisir, segera pindah ke tempat yang lebih tinggi,” demikian bunyi peringatan tersebut, seperti dilansir The Japan Times.

    Tokyo Electric Power Company Holdings, operator pembangkit nuklir Fukushima Daiichi yang mengalami beberapa kali kehancuran setelah gempa dan tsunami 2011 menghancurkan sistem pendinginnya mengatakan, saat ini para pekerja sedang memeriksa kemungkinan kerusakan akibat gempa tersebut.

    Wilayah ini merupakan bagian dari Jepang utara yang hancur oleh gempa bermagnitudo 9 yang mematikan dan tsunami 11 tahun lalu. Kala itu, gempa menyebabkan kehancuran pembangkit nuklir.

    Gempa hari ini, terjadi selang beberapa hari setelah peringatan 11 tahun bencana pada Maret 2011. [HES/RM.id]

  • Bertemu Presiden Macron, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan RI-Prancis

    Bertemu Presiden Macron, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan RI-Prancis

    Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto memenuhi undangan pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Élysée Palace, Selasa (15/3).

    Dalam pertemuan tersebut, Prabowo disambut hangat oleh Presiden Macron. Keduanya membahas beberapa topik penting. Salah satunya upaya mempererat kerja sama pertahanan kedua negara.

    Salah satu yang dibahas adalah mengenai kelanjutan rencana pembelian pesawat jet Rafale dan kapal selam Scorpene dari Prancis yang telah disepakati kedua negara pada 10 Februari lalu di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Pembelian ini disaksikan oleh Menhan kedua negara.

    Selain itu, RI dan Prancis juga sebelumnya telah menyepakati MoU kerja sama Program Offset dan ToT antara Dassault dan PT Dirgantara Indonesia, MoU kerja sama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group, dan kerja sama pembuatan munisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition. [DIR/RM.id ]

  • Sayangi Hewan Piaraan, Wanita Manikur Kuku Kaki Ayam

    Sayangi Hewan Piaraan, Wanita Manikur Kuku Kaki Ayam

    Yi Yi, seorang wanita pemilik seekor ayam jago, viral di media dunia maya. Wanita asal Shanghai, China, itu melakukan manikur pada kuku ayam jago peliharaannya.

    Keputusan memanikur kuku ayam jagonya dimanikur, kata Yi Yi, karena hewan kesayangannya itu butuh perhatian.

    Awalnya, dia membawa hewan berbulu itu ke salon kuku. Tapi ditolak. Hingga akhirnya dia memutuskan memanikur sendiri kuku ayamnya tersebut.

    Selain cat kuku warna-warni, Yi Yi juga menambahkan beberapa dekorasi menarik. Seperti payet dan manik-manik, untuk mempercantik hasil manikurnya.

    Selain karena butuh perhatian, Yi Yi bilang, mempercantik ayam peliharaanya merupakan hadiah buat dirinya sendiri. Soalnya, kata Yi Yi lagi, dia sudah menjalani kehidupan yang sulit selama dua tahun terakhir, namun ayam itu tetap setia bersamanya.

    “Saya ingin menunjukkan ucapan syukur,” kata Yi Yi, dikutip dari Oddity Central, kemarin. [PYB]

  • Kekayaan Alam Picu Sengketa Wilayah

    Kekayaan Alam Picu Sengketa Wilayah

    Kekayaan alam bisa jadi salah satu pemicu sengketa antar negara. Jepang jadi salah satu negara yang mengalaminya. Isu ini diangkat dalam kuliah yang disampaikan Direktur Institut Lembaga Penelitian Manajemen Internasional Jepang, Profesor Hideo Kimura.

    Kuliah itu merupakan bagian dari program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (Jaringan Pertukaran Pelajar dan Pemuda Jepang-Asia Timur/Jenesys), yang diselenggarakan Japan International Cooperation Center (JICE), sebuah lembaga di bawah Kementerian Luar Negeri Jepang.

    Wartawan Rakyat Merdeka Paul Yoanda, mengikuti program Jenesys 2022 yang kali ini digelar secara daring pada 9, 10, 11,12, dan 15 Maret 2022. Hari pertama, 9 Maret, diisi kuliah oleh Profesor Kimura. Pengajar senior itu menyampaikan kuliah berjudul Japan Today.

    Dalam kuliah ini Kimura menjelaskan, letak geografis Jepang dan konflik wilayah dengan beberapa tetangganya. Seperti dengan Korea Selatan, China, Rusia, dan Taiwan.

    “Meski tidak punya perbatasan darat, hingga kini Jepang masih bersengketa wilayah dengan negara-negara itu,” paparnya.

    Dengan Korea Selatan, kata Kimura, Jepang bersengketa soal Pulau Takeshima. Sedangkan Korea Selatan menyebutnya sebagai Pulau Dokdo.

    Kimura mengklaim, pulau itu sejak awal dimiliki oleh Jepang. Kata dia, hingga kini sengketa terkait pulau itu masih belum selesai.

    Berikutnya, dengan China dan Taiwan, Jepang bersengketa soal Kepulauan Senkaku. Oleh China, kepulauan itu disebut Diayou. Sedangkan Taiwan menyebutnya sebagai Kepulauan Tiaoyutai.

    Kimura menjelaskan, sengketa dimulai sejak 1970-an, sejak ditemukannya minyak bumi di pulau tersebut. “Saya berharap sengketa ini bisa diselesaikan secepat mungkin,” harapnya.

    Masih di forum yang sama, Kimura juga mengangkat isu ancaman penurunan populasi di Negeri Matahari Terbit. Dia menjelaskan, penduduk Jepang 30 tahun mendatang, akan berjumlah sekitar 100 juta orang. Menurun sekitar 26 juta dari jumlah penduduk saat ini.

    “Penurunan angka itu jelas sangat besar,” curhatnya.

    Menurut Kimura, ada sejumlah hal yang menyebabkan penurunan populasi di Jepang. Salah satunya, banyaknya penduduk lansia. Dia menjelaskan, tahun 2021 ada sekitar 30 persen penduduk Jepang yang berusia lebih dari 65 tahun. Diperkirakan, akan naik jadi 35 persen pada 2040.

    “Fakta saat ini, ada 86.510 penduduk berusia lebih dari 100 tahun. Yang 88 persennya merupakan wanita,” beber Kimura.

    Pemerintah Jepang tak tinggal diam melihat keadaan tersebut. Dia bilang, Pemerintah Jepang telah mengeluarkan beberapa kebijakan demi meningkatkan jumlah populasi.

    Pemerintah Jepang, kata Kimura lagi, menyiapkan lingkungan yang nyaman dan sesuai bagi warga untuk membentuk keluarga dan melahirkan. Jepang, kata dia, juga mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan warga.

    Tapi, berbagai upaya itu menemui sejumlah tantangan. Salah satunya, keinginan wanita Jepang untuk bisa hidup mandiri. “Termasuk dalam menghasilkan uang,” katanya. [PYB]

  • KBRI Bandar Seri Begawan Dan KADIN Komite Bilateral Brunei Mantapkan Kerja Sama Perdagangan

    KBRI Bandar Seri Begawan Dan KADIN Komite Bilateral Brunei Mantapkan Kerja Sama Perdagangan

    Volume perdagangan bilateral Indonesia-Brunei melonjak hingga 360 persen ke angka USD 374,2 juta pada 2021 dibandingkan tahun 2018.

    Selama empat tahun terakhir, Indonesia juga selalu menikmati surplus dalam perdagangan dengan Brunei. Hal ini tak dapat dilepaskan dari upaya-upaya promosi ekspor yang intensif dengan dukungan berbagai pihak.

    Hal ini disampaikan Dubes RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko di sela-sela perkenalan dengan anggota KADIN Komite Bilateral Brunei Darussalam.

    “Saya yakin capaian ini akan berlanjut dan terus meningkat melalui kerja sama yang semakin erat dengan para pelaku usaha terutama Kadin Komite Bilateral Brunei Darussalam,” ujar Dubes Sujatmiko.

    Pertemuan Dubes Sujatmiko dengan pengurus KADIN Komite Bilateral Brunei Darussalam yang diketuai Acep Prasojo, berlangsung secara hybrid di KBRI Bandar Seri Begawan, Selasa (15/3).

    Mereka menyepakati bahwa pandemi bukan penghalang untuk menggenjot ekspor ke Brunei. Buktinya, nilai ekspor Indonesia ke Brunei pada tahun 2021 naik 63,9 persen menjadi USD 211,4 juta dibandingkan tahun 2020.

    KADIN Komite Bilateral Brunei Darussalam bekerja secara paralel dengan asosiasi pengusaha Indonesia Business Chamber (IBC) untuk bersama-sama KBRI BSB mengupayakan solusi atas isu-isu yang menjadi tantangan ekspor Indonesia.

    Kerja sama tersebut juga dalam upaya menurunkan biaya logistik melalui peningkatan konektivitas laut dan udara, perluasan jaringan bisnis melalui promosi dagang, business matching, serta pemberdayaan UMKM Indonesia di Brunei.
    Diharapkan dari kerja sama ini dapat menarik investasi Brunei terutama pada proyek Ibu Kota Nusantara, serta keberhasilan perusahaan Indonesia dalam tender proyek pembangunan di Brunei.

    KADIN Komite Bilateral Brunei Darussalam dilantik untuk masa jabatan 2021-2026, dibawah koordinasi bidang hubungan internasional KADIN Indonesia.

    Komite ini beranggotakan WNI pengusaha, yang berbasis di Brunei maupun Indonesia, dengan tujuan mendorong hubungan business-to-business Indonesia-Brunei sekaligus memperkuat daya saing dunia usaha Indonesia. [SRI]

  • PBB: Badai Kelaparan Mengancam, Sistem Pangan Global Hancur, Dunia Jangan Diam Aja

    PBB: Badai Kelaparan Mengancam, Sistem Pangan Global Hancur, Dunia Jangan Diam Aja

    Sekjen PBB Antonio Guterres mengingatkan, dunia harus segera bertindak untuk mencegah badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global, yang diakibatkan konflik Rusia.

    “Perang berisiko memicu konsekuensi luas bagi pasokan makanan global, yang akan berdampak buruk pada orang miskin. Dampak perang ini jauh melampaui Ukraina. Ini juga merupakan serangan terhadap semua kelompok rentan di dunia,” kata Guterres kepada wartawan di New York, Senin (14/3).

    “Sebelum perang, negara-negara berkembang setengah mati pulih dari pandemi. Dengan rekor inflasi, kenaikan suku bunga, dan beban utang yang menjulang. Sekarang, keranjang roti mereka dibom,” imbuhnya.

    Gutteres mencatat, Ukraina menyediakan lebih dari setengah pasokan gandum program pangan dunia
    Dia mengingatkan, saat ini indeks harga pangan global PBB berada di level tertinggi yang pernah ada. Faktanya, 45 negara kurang berkembang di dunia mengimpor setidaknya sepertiga gandum mereka dari Ukraina atau Rusia.

    Termasuk Burkina Faso, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Lebanon, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman.

    “Kita harus melakukan segala yang mungkin, untuk mencegah badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global,” desak Guterres, menyerukan diakhirinya permusuhan Rusia-Ukraina dengan segera. Di sela engarahan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) kepada Dewan Keamanan.

    Terkait hal ini, Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau, yang memegang jabatan presiden bergilir OSCE untuk 2022, mengatakan invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi kegagalan strategis dan taktis
    “Ini menyedihkan dan memalukan dan merupakan terorisme negara,” ujar Rau, yang akan segera melakukan perjalanan ke Moldova dan Balkan, untuk membuktikan keterlibatan OSCE dalam membantu mengakhiri perang. [HES]

  • Jurnalis Inggris Terluka Dalam Perang Ukraina, Kondisinya Serius

    Jurnalis Inggris Terluka Dalam Perang Ukraina, Kondisinya Serius

    Benjamin Hall (39), jurnalis Inggris yang bekerja untuk Fox News Channel di AS dilaporkan terluka saat meliput perang di luar Ibu Kota Kiev, Ukraina.

    Dalam postingan Telegram pada Senin (14/3), Penasehat Menteri Dalam Negeri Anton Gerashchenko mengungkap, Hall berada dalam kondisi serius.

    Hingga kini, Geraschchenko mengaku tak tahu kabar juru kamera dan produser Fox News.

    Dia menduga, kru Fox News terkena tembakan mortir atau artileri dari pasukan Rusia, saat menuju Kota Irpin yang berjarak 20 km dari arah barat laut Kiev.

    CEO Fox Suzanne Scott mengatakan, apa yang dialami Hall mengingatkan, pengorbanan jurnalis dalam menyajikan berita dari medan perang tidaklah ringan.

    “Ini adalah pengingat nyata bagi semua jurnalis yang mempertaruhkan nyawa setiap hari, untuk menyampaikan berita dari zona perang,” tulis CEO Fox News Suzanne Scott dalam memonya, seperti dikutip BBC, Senin (14/3).

    Hall yang memiliki kewarganegaraan ganda AS-Inggris, tercatat bergabung dengan Fox News pada tahun 2015, dan banyak meliput urusan luar negeri. Termasuk, meliput beberapa perang di beberapa bagian Timur Tengah.

    Sementara, Asosiasi Koresponden Departemen Luar Negeri Inggris mengaku shock mendengar kabar Hall terluka dalam perang Ukraina.

    “Kami mengenal Ben karena kehangatannya, humornya yang baik, dan profesionalisme terbaiknya. Kami berharap, Ben cepat sembuh,” kata presiden asosiasi tersebut, Shaun Tandon.

    Sebelumnya, pada Senin (7/3), Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova menyampaikan kabar, seorang jurnalis Barat terluka dalam konflik Ukraina dan dirawat oleh dokter setempat.

    Invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari, telah merenggut nyawa jurnalis AS Brent Renaud pada Minggu (11/3), dalam serangan di Kota Irpin. Serangan tersebut juga mengakibatkan dua wartawan terluka dan dibawa ke rumah sakit. [HES]

  • Dubes Ghafur Dharmaputra: Evakuasi WNI Tak Henti, Cari Jalan Keluar Kiev

    Dubes Ghafur Dharmaputra: Evakuasi WNI Tak Henti, Cari Jalan Keluar Kiev

    Serangan pasukan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu, telah membuat situasi semakin hari kian mencekam. Sirine tanda bahaya kini menjadi bunyi yang sering didengar bagi mereka yang berada di Ukraina.

    Sirine itu menjadi peringatan kepada semuanya untuk mencari tempat berlindung, karena sera ngan militer atau bom akan terjadi dalam waktu dekat. Manusia mana yang tidak pucat pasi kalau terjebak di situasi seperti ini.

    Namun, Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Ukraina, Ghafur Dharmaputra tidak punya waktu meringkuk dan mencari tempat untuk menyelamatkan diri sendiri.

    Dubes Ghafur justru bergerak seefisien mungkin untuk mengevakuasi Warga Negara indonesia (WNI) keluar dari zona bahaya. Sebelum kontak senjata terjadi,
    Dubes Ghafur bersama staf di Kedubes Indonesia di Kiev, sudah mendata siapa saja WNI yang tinggal di Ukraina. Staf KBRi sudah memiliki kontak seluruh WNi agar mudah dihubungi saat kejadian genting terjadi.

    “Jauh hari sebelum serangan dimulai, kami sudah mengontak semua WNI dan mendata mereka,” terang Dubes Ghafur dalam keterangan resminya, Minggu (13/3).

    Kementerian Luar Negeri Indonesia, kata dia, memastikan keamanan warganya, dan akan menyiapkan proses evakuasi jika negara tertentu mengalami situasi genting. “Ini memang sudah tugas kami, dan kami harus bergerak cepat,” katanya.

    KBRi Kiev mencatat, ada 148 WNi yang tersebar di beberapa wilayah Ukraina. Dengan komunikasi yang baik, Ghafur akhirnya bisa mengumpulkan sebagain dari mereka di gedung KBRI dan kediamannya di Kiev.

    Dengan mengumpulkan WNi dalam satu tempat, bukan berarti masalah bisa teratasi. Pandemi Covid-19 juga menjadi ancaman selain serangan senjata.

    “Kami bagi tempat berlindung menjadi dua tempat. Satu di Kedubes, satu lagi di wisma atau rumah tinggal dubes. Para wanita dan ibu tinggal di wisma. Sisanya di KBRI. Setidaknya itu bisa mengurangi risiko,” katanya.

    Perjuangan Ghafur tak berhenti hanya mendata dan mengumpulkan para WNI yang ada di Ukraina. Dia dan tim bertanggung jawab mencari jalan keluar dengan aman.

    Dubes Ghafur pun menyusun beberapa jalan evakuasi. Ada tiga tempat evakuasi, yakni melalui Lviv, Odesa dan Moldova. Sejak 28 Februari, rombongan Ghafur dan para WNi terus bergerak hingga 1.700 kilometer menjauhi Kiev.
    “Dari 138 WNi yang berada di Ukraina, 80 di antaranya telah kembali ke indonesia dengan selamat pada Kamis pekan lalu (3/3),” jelasnya.

    Dalam pemaparannya, Dubes Ghafur memimpin proses evakua si seluruh WNi mulai dari Kiev hingga ke Bukares. Meski telah berhasil memulangkan beberapa WNi, tugasnya belum selesai.

    “Kami bergerak 1.700 kilometer masuk Hungaria, Slovenia dan Polandia. Kami kemudian masuk Ukraina lagi menuju Lviv,” terang Dubes Ghafur.

    Sebagai perwakilan tertinggi indonesia di Ukraina, Ghafur punya tanggung jawab memastikan tak ada lagi WNi yang masih menetap di Ukraina. Kini sudah kembali ke Kiev dan memastikan keamanan bagi WNi yang masih menetap.

    “Saat ini WNi yang masih ada di Ukraina sudah tidak banyak,” pungkas Dubes Ghafur. Dubes Ghafur dan dan beberapa staf KBRi di Kiev merupakan salah satu WNi yang masih menetap di Ukraina. [DAY]

  • Amrik Warning China Bakal Disanksi Berat

    Amrik Warning China Bakal Disanksi Berat

    Amerika Serikat (AS) sepertinya tidak main-main. Negeri Paman Sam memperingatkan China bakal mendapatkan sanksi berat jika ketahuan memberikan bantuan untuk Rusia.

    Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, seperti dikutip AP, kemarin, dikabarkan sudah memberikan wejangan kepada diplomat top China Yang Jiechi di Roma, Italia, Minggu (13/3).

    Dalam pertemuan tersebut, Sullivan menegaskan konsekuensi yang akan dihadapi China secara global, jika memberi dukungan militer maupun finansial kepada Rusia.

    Banyak pejabat AS yang menuduh China bakal memberikan dukungan militer dan finansial kepada Rusia untuk menggempur Ukraina. Media barat pun memberitakan isu tersebut tanpa menambahkan konfirmasi dari pihak Beijing.

    Melihat isu tersebut, otoritas China menyangkal. Beijing menegaskan, mereka justru ingin mencegah situasi di Ukraina makin parah.

    “Kami belum pernah mendengar rencana memberikan bantuan kepada Rusia,” bunyi pernyataan Kedutaan Besar China di Washington DC, dikutip AP, kemarin.

    China menegaskan, pihaknya memprioritaskan agar serangan militer tidak meluas dan makin parah.

    “Prioritas tinggi sekarang adalah mencegah situasi menjadi tidak terkendali. China menyerukan menahan diri sepenuhnya dan mencegah krisis kemanusiaan besar-besaran,” tegas Yang Jiechi kepada Sullivan di Roma.

    Menurutnya, China telah dan akan melanjutkan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina.

    Sebelumnya, media terkemuka AS seperti Financial Times, Washington Post, CNN dan New York Times, melaporkan pada Minggu (13/3) waktu setempat, bahwa Rusia meminta bantuan militer dan ekonomi kepada China di tengah invasinya ke Ukraina.

    Laporan Washington Post yang mengutip sejumlah pejabat AS yang enggan disebut namanya itu, tidak menyebut lebih lanjut jenis persenjataan yang diminta Rusia kepada China, ataupun respons China.

    Sementara, laporan CNN yang mengutip seorang pejabat senior AS lainnya, yang juga enggan disebut namanya, menyebut salah satu bantuan militer yang diminta Rusia kepada China berupa drone.

    Terpisah, laporan New York Times yang mengutip sejumlah sumber anonim menyebut, Rusia juga meminta bantuan ekonomi kepada China, untuk menghadapi sanksi-sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terkait aksi militernya ke Ukraina.

    Baik Pemerintah Rusia maupun Kedutaan Besar Rusia di AS belum memberikan komentarnya atas laporan itu.

    Sementara, Minggu (13/3), AS mengabarkan akan mengirimkan senjata tambahan senilai 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,9 triliun untuk Ukraina membantu mempertahankan diri dari serangan Rusia.

    Washington dan sekutunya juga telah memberlakukan sanksi besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia.
    AS dan sekutunya melarang impor energi, sambil memberikan bantuan militer dan kemanusiaan ke Ukraina senilai miliaran dolar AS.

    Mereka juga telah mengimbau China, negara-negara Teluk, dan negara-negara lain yang enggan mengutuk invasi Rusia dan ikut mengucilkan Moskow dari ekonomi global.

    Beijing, mitra dagang utama Rusia, telah menolak menyebut tindakan Rusia sebagai invasi.

    Pasalnya, perdagangan menyumbang sekitar 46 persen dari ekonomi Rusia pada 2020, yang sebagian besar dengan China. [DAY]