Kategori: KESEHATAN

  • Cegah DBD, Puskesmas Rangkasbitung Imbau Masyarakat Gencarkan PSN

    Cegah DBD, Puskesmas Rangkasbitung Imbau Masyarakat Gencarkan PSN

    LEBAK, BANPOS – Pergantian musim disebut sebagai salah satu faktor munculnya penyakit menular yang sering menjangkit masyarakat. Salah satunya penyakit Demam Berdarah atau Demam Dengue (DBD).

    Seperti yang ungkapan oleh Kepala Puskesmas Rangkasbitung, Yangyang Citra Gumelar, saat ditemui BANPOS di Kecamatan Rangkasbitung.

    Ia mengatakan, saat ini di wilayah Puskesmas Rangkasbitung sedang dilakukan berberapa penanganan serta penyuluhan terhadap masyarakat terkait penyakit tersebut.

    “Saat ini kasus yang sedang tinggi dan ditangani oleh Puskesmas Rangkasbitung yakni berada di Kampung Curug Mulya, Rw 08, Desa Narimbang Mulya. Disana ada dua orang terjangkit DBD,” kata Yangyang kepada BANPOS, Kamis (27/7).

    Ia menjelaskan, pihaknya kemudian melakukan penyelidikan epidiomologi dengan cara memerikaa 10 rumah, baik samping depan dan belakang dari rumah masyarakat yang terjangkit DBD.

    “Kegiatan PE ini dilakukan sekurang-kurangnya 100 meter dari rumah terjangkit, kita memeriksa sarang nyamuk yang mana menjadi cikal bakal nyamuk demam berdarah atau Aedes Aegypti,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Yayang menerangkan bahwa dalam upaya pengendalian dan pencegahan DBD, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) jauh lebih efektif dibandingkan dengan fogging.

    Menurutnya, dengan menggalakan PSN melalui Abatenisasi, dapat lebih mencegah terkenanya DBD dikarenakan langsung membunuh jentik-jentik nyamuk.

    “DBD ini dimulai dari jentik nyamuk yang ada pada genangan air yang tidak menyentuh tanah. Perlu diketahui, nyamuk DBD ini tidak hidup di genangan kotor (got, saluran air) tapi hidup di air jernih dan dianggap bersih,” terangnya.

    Masih kata Yangyang, Fogging merupakan langkah terakhir dalam penanganan dan pencegahan DBD karena hanya dapat membunuh nyamuk-nyamuk dewasa.

    Oleh karena itu, PSN harus mulai di budayakan kembali oleh masyarakat agar bisa menjaga diri sendiri, keluarga hingga masyarakat sekitar.

    “Gerakan kerja bakti, Jumat bersih dan lain sebagainya harus terus digencarkan agar kita bisa sama-sama menjaga kesehatan,” ujarnya.

    “Tidak lupa juga dengan gerakan 3M yakni menguras, menutup, dan mengubur genangan air guna mencegah timbulnya DBD,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Hepatitis B Di Indonesia, Ditularkan Dari Ibu Ke Anak

    Hepatitis B Di Indonesia, Ditularkan Dari Ibu Ke Anak

    JAKARTA,BANPOS – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi, MPHM menyampaikan fakta tingginya prevalensi penyakit hepatitis B di Indonesia. Sebagian besar kasus ditularkan oleh ibu hamil (bumil) yang terinfeksi, kepada janin yang dikandungnya.

    Penularan ini, memungkinkan terjadinya hepatitis B kronis.

    Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum mencapai 7,1 persen atau setara 18 juta penduduk Indonesia.

    Secara umum, penyakit hepatitis menimbulkan gejala demam, sakit kepala, lemah, lesu, kuning, urin gelap, muntah-muntah, dan nyeri di sisi kanan perut.

    “Bayi yang terinfeksi virus hepatitis B memiliki risiko lebih dari 90 – 95 persen, berkembang menjadi hepatitis B kronis. Yang terinfeksi setelah usia 5 tahun, jarang mengalami infeksi kronis,” jelas Imran dalam konferensi pers Hari Hepatitis Sedunia, Rabu (26/7).

    “Transmisi vertikal atau dari orang tua ke anak, berkontribusi sekitar 50 persen dari beban penyakit hepatitis B secara global,” imbuhnya.

    Itu sebabnya, Imran mengimbau bumil, agar segera tes hepatitis ke fasilitas kesehatan. Supaya bisa mencegah penularan hepatitis ke janin.

    Sejauh ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya pencegahan terhadap bumil. Antara lain, melalui tes hepatitis dan vaksinasi. Serta penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

    “Pemerintah memberikan vaksin hepatitis B kepada ibu hamil untuk meningkatkan kekebalan, melakukan pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke anak, notifikasi pasangan sebelum mempunyai anak, dan melakukan uji saring infeksi menular lewat transfusi darah, serta penerapan kewaspadaan standar,” papar Imran.

    Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah memberikan vaksin hepatitis B dosis 1 pada bayi baru lahir usia 0 atau kurang dari 24 jam. Dilanjutkan dengan vaksinasi hepatitis B dosis selanjutnya, sesuai Program Imunisasi Nasional.

    Pemeriksaan hepatitis B pada semua ibu hamil, juga digencarkan. Tahun 2022, pemeriksaan hepatitis B dilakukan kepada ibu hamil di 489 kabupaten/kota. Jumlah yang diperiksa melebihi 3,2 juta orang.

    Kemenkes pun memberikan obat antivirus tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil, yang terdiagnosis hepatitis B.

    Pemberian obat antivirus yang dilakukan sejak 2022, kini tengah dilakukan di 180 fasilitas kesehatan di 34 kabupaten/kota di 17 provinsi.

    “Ini sudah bertahap. Nanti, akan kita tambah wilayah untuk pemberian antivirus tenofovir disoproxil fumarate. Harapan kami, tahun 2029, semua kabupaten/kota dapat memberikan obat antivirus tersebut kepada ibu hamil,” jelas Imran.

    Negara Pionir
    Ketua Komite Ahli Hepatitis Prof. David Handojo Muljono, MD, PhD mengungkapkan, pada 2020, WHO sudah mengeluarkan resolusi bahwa hepatitis adalah prioritas penanganan dunia.

    Di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2013, sebanyak 18 juta orang Indonesia terdeteksi mengidap hepatitis B.

    “Ibu hamil di Indonesia yang jumlahnya 3,2 juta orang, bisa dites hepatitis. Ini suatu prestasi. Karena hingga saat ini, hanya Indonesia yang bisa melakukan pemeriksaan 3,2 juta ibu hamil secara gratis,” ujar David.

    Dia bilang, Indonesia merupakan negara pionir di Asia, yang memberikan tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil.

    David mengimbau masyarakat, untuk lebih aktif terlibat dalam kampanye kesadaran penyakit hepatitis.

    “Mari kita berbagi informasi yang benar tentang pencegahan hepatitis. Permasalahan hepatitis di Indonesia perlu menjadi perhatian bagi kita semua. Peran aktif dari setiap individu, sesuai dengan potensi masing-masing, sangat diperlukan,” ajaknya. (RMID)

  • HIMAGUNA Gelar Cek Kesehatan Gratis

    HIMAGUNA Gelar Cek Kesehatan Gratis

    MAHASISWA yang tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Gunungkencana (Himaguna), menggelar kegiatan cek kesehatan gratis di Kampung Cimuherang, Desa Bulakan, Kecamatan Gunungkencana, Senin (24/7).

    Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan ‘Himaguna Mengabdi’ dengan mengusung tema ‘Realisasi Peran Mahasiswa dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi Bersama Himaguna’.

    Ketua Umum Himaguna, Wahyu, mengatakan bahwa kegiatan cek kesehatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Himaguna Mengabdi, yang dimulai dari hari Minggu hingga Kamis, 23-27 Juli 2023.

    Ia menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan kolaborasi bersama Puskesmas Gunung Kemdeng yang terletak tidak jauh dari Kampung Cimuherang.

    “Salah satu kegiatannya ialah masyarakat difasilitasi dengan bidan desa, yang mana tugas dan fungsinya sebagai penyambung kesehatan, terutama pada kesehatan Ibu hamil,” ujar Wahyu kepada BANPOS.

    Wahyu berharap, kegiatan tersebut dapat sedikit membantu meringankan masalah yang ada pada masyarakat di bidang kesehatan.

    “Alhamdulillah berjalan dengan baik, masyarakat Kampung Cimuherang yang mengikuti cek kesehatan ini menyambut dengan baik kedatangan kami, serta mendukung sepenuhnya kegiatan ini,” tandasnya.

    Sementara itu, salah satu pegawai Puskesmas, Regar, memaparkan bahwa kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam hal mengedukasi masyarakat terkait permasalahan kesehatan.

    “Masyarakat harus sadar akan pentingnya kesehatan maka dari itu masyarakat masih bisa melakukan pengobatan secara gratis bagi masayarakat yang kurang mampu dengan menggunakan BPJS kesehatan bagi Masyarakat yang tidak memiliki BPJS kesehatan tidak apa-apa kita tampung untuk ke sejahteraan masyarakat,” terang Regar.

    Di tempat yang sama, tokoh masyarakat, Ustadz Onih, memaparkan bahwa dirinya beserta masyarakat merasa bersyukur dengan adanya kegiatan positif dari Himaguna ini. Karena, dapat membantu sedikitnya keluhan penyakit yang masyarakat rasakan.

    “Kami sebagai Masyarakat sangat terbantu dengan adanya kegiatan positip dari anak-anak himaguna sebagai generasi muda ini,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Orangtua Optimalkan Nutrisi Dan Tumbuh Kembang

    Orangtua Optimalkan Nutrisi Dan Tumbuh Kembang

    JAKARTA, BANPOS – Dalam rangka memperingati momentum Hari Anak Nasional tahun ini yang mengangkat tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, PT Sanghiang Perkasa (KALBE Nutritionals melalui brand Morinaga meluncurkan varian baru Morinaga Morigro.

    Peluncuran produk ini bertujuan membantu melindungi dan mengoptimalkan nutrisi anak, sehingga tumbuh kembangnya tidak terganggu karena susah makan.

    Business Unit Head Morinaga GUM, KALBE Nutritionals Junita mengakui bahwa masalah makan pada anak bisa jadi gejala dari masalah kesehatan lain yang lebih besar atau bahkan masalah psikologis pada anak.

    “Untuk membantu orang tua mengoptimalkan tumbuh kembang anak, Morinaga Morigro hadir dengan berbagai kelebihan yang bisa menjadi solusi anak yang memiliki masalah makan,” ujar Junita dalam acara Penyebab dan Dampak Masalah Makan Terhadap Tumbuh Kembang Optimal, Selasa (18/7).

    Junita menambahkan, jika anak susah makan upaya pertama yang harus dilakukan adalah mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat dan memulai pola makan yang sehat.

    “Untuk itu Morinaga Morigro hadir untuk meningkatkan fungsi pencernaan dan penyerapan nutrisi. Jika pencernaan bekerja dengan baik akan berdampak meningkatan nafsu makan,” tutur Junita.

    Menurutnya, kesulitan makan (feeding difficulties) adalah istilah umum yang mencakup semua masalah makan, terlepas dari etiologi (penyebab atau sumber suatu penyakit atau kelainan), tingkat keparahan, atau konsekuensinya.

    Sementara itu Head of Medical KALBE Nutritionals dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical menyatakan masalah makan (feeding difficulties) sendiri memiliki bentuk, jenis, dan gejala yang bermacam-macam.

    Muliaman mengatakan, penyebab masalah makan sendiri disebutkan memang paling banyak karena faktor psikologis, pola asuh, ataupun karena makanan itu sendiri.

    Hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja tetapi harus diperhatikan red flags karena gangguan organik seperti anak sakit, demam, gusi bengkak, sakit menelan, mual muntah, dan gangguan saluran cerna.

    “Masalah makan ini harus diatasi dengan mengobati masalah organisnya, psikologis, dan nutrisinya agar tumbuh kembang anak bisa optimal,” ujar Muliaman dalam keteranganya, Jumat (21/7).

    Psikolog Anak di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana mengatakan beberapa faktor psikologis bisa mengubah nafsu makan anak.

    “Praktik orangtua dalam memberi makan, orang tua yang juga memiliki feeding difficulties, atau sering menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman dapat berkontribusi pada kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eaters),” ujar Vera.

    Lalu pemberian variasi menu makanan yang terbatas juga menyebabkan anak memiliki masalah feeding difficulties.

    Vera menambahkan, makanan bervariasi dengan ragam rasa dan tekstur penting diajarkan sejak dini untuk mengembangkan penerimaan makanan.

    Lingkungan makanan di rumah termasuk ketersediaan makanan yang berbeda dan kebiasaan makan anggota keluarga, dapat mempengaruhi pilihan dan preferensi makanan anak,” ujar Vera.

    Ia menambahkan jika anak memiliki pengalaman negatif dengan makanan tertentu, mereka mungkin tidak menyukai makanan itu dan ragu mencobanya lagi.

    Morinaga Morigro, susu formula untuk anak usia 1 tahun ke atas untuk berusaha memenuhi kebutuhan utama anak di masa pertumbuhan, sambil berupaya mengatasi penyebab perilaku picky eating tersebut.

    Formula GROMAX yang diperkaya minyak ikan, Probiotik BB536 dan serat FOS dan tinggi kalsium, Morinaga Morigro membantu mengoptimalkan nutrisi, sehingga anak akan makan lahap dan tumbuh maksimal.

    Kandungan minyak ikan pada formula GROMAX dapat membantu anak bisa mencapai berat dan tinggi badan ideal, serta berfungsi sebagai booster nafsu makan.

    Vera mengatakan, Morinaga Morigro, terbuat dari bahan pilihan, dirancang untuk mengatasi salah satu tantangan utama yang sering dialami orangtua yang berjuang mendorong nafsu makan anak yang sehat dan menghadapi kesulitan memenuhi nutrisi.

    “Dengan keunggulannya, Morinaga Morigro memberikan solusi untuk bantu orang tua mengatasi masalah anak susah makan,” jelas Vera.(RMID)

  • Remaja Rawan Napza dan PMS

    LEBAK, BANPOS – Rawannya usia remaja terjerumus ke dalam pengaruh Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza) serta pergaulan bebas yang mengarahkan kepada penyakit menular atau HIV/AIDS, membuat berbagai aktivis dan pegiat perempuan dan anak di Kabupaten Lebak khawatir akan kondisi anak di Lebak.

    Seperti yang disampaikan oleh Ketua Korps HMI-Wati (Kohati) HMI-MPO Cabang Lebak, Siti Nuraeni kepada BANPOS, Kamis (20/7), seusai kegiatan sosialisasi Perlindungan Anak Berhadapan Dengan Hukum, Pornografi, HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Napza.

    Nuraeni mengatakan, kegiatan tersebut sangat perlu diadakan untuk mengedukasi masyarakat yang di wakili oleh pegiat perempuan dan anak se-Kabupatrn Lebak terhadap bahaya pergaulan bebas dilakukan oleh anak usia 5 hingga 19 tahun.

    “Jadi bukan hanya bagaimana cara menangani jika sudah kecanduan, tapi juga ada penyuluhan terkait mitigasinya,” kata Nuraeni kepada BANPOS.

    Nuraeni menjelaskan, setelah kegiatan tersebut diharapkan Lebak jangan sampai menyumbang angka tinggi, dalam hal penyalahgunaan Napza oleh anak.

    Ia menerangkan, peran pemerintah dan masyarakat harus bersinergi dalam menjaga generasi anak di Lebak, dengan peka terhadap kecanggihan teknologi yang tiada batas.

    “Jangan sampai teknologi menjadi akses masif degradasi yg kemudian menyebabkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan,” tandasnya.

    Sementara itu, JFT bidang PA DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Nina Septiana, mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar sebagai langkah perlindungan khusus bagi anak, dalam permasalahan sosial yang sebelumnya telah dipaparkan.

    “Tentu ini diharapkan juga dapat meluas dari masing-masing peserta agar bisa mensosialisasikan kembali pencegahan kekerasan terhadap anak,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • DKBP3A Kabupaten Serang Cari Akar Penyebab Prevalensi Stunting

    DKBP3A Kabupaten Serang Cari Akar Penyebab Prevalensi Stunting

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang melalui Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Serang.

    Saat ini, upaya yang tengah dilakukan yakni dengan mencari permasalahan prevalensi atau jumlah keseluruhan kasus stunting pada 10 desa lokus.

    Plt. Kepala DKBP3A Kabupaten Serang, Agus Sukmayadi di sela Diseminasi Audit Kasus Stunting tingkat Kabupaten Serang Tahun 2023. Menerangkan, diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola.

    ”(Diseminasi) untuk mencari akar penyebab dari permasalahan prevalensi stunting yang ada di 10 desa lokus yang dilakukan, baik dari sisi kesehatan maupun sosial. Sehingga, audit kita dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di keluarga yang mempunyai pencegahan stunting,” terangnya.

    Dirinya juga menjelaskan, bahwa diseminasi dengan mencari penyebab dari akar permasalahan terhadap keluarga. Kemudian pelayanan keluarga terhadap lokus stunting 2023 sehingga diperoleh tindak lanjut.

    ”Karena masalah stunting ini kan tidak hanya masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang melibatkan keluarga tersebut mempunyai anak yang mengalami stunting,” jelasnya.

    Sementara Kepala Bidang (Kabid) KB pada DKBP3A Kabupaten Serang, Entin Hartini mengatakan, dengan digelarnya diseminasi dengan tujuan awal agar cara penanganan kasus stunting bertambah dan teratasi secara merata. Upaya itu terbukti pada Tahun 2022 kasus stunting dari 10 lokus terdapat 177 anak alami stunting.

    ”Tapi alhamdulillah begitu di Februari 2023 tinggal 89 anak lagi. Insya Allah di Tahun 2023 lokus stunting ada 10 kecamatan lagi itu akan kami laporkan kembali,” katanya.

    Sekadar diketahui 10 desa lokus penanganan stiunting Tahun 2023 yang tersebar di 8 kecamatan yakni Desa Petir dan Desa Mekarbaru Kecamatan Petir, Desa Pancanegara Kecamatan Pabuaran, Desa Rancasumur Kecamatan Kopo, Desa Panunggulan dan Desa Bojong Menteng Kecamatan Tunjung Teja, Desa Parakan Kecamatan Jawilan, Desa Mekarsari Kecamatan Carenang, Desa Argawana Kecamatan Puloampel, serta Desa Binuang Kecamatan Binuang.

    Sedangkan untuk desa lokus, penurunan stunting di Kabupaten Serang tahun 2024 meliputi Desa Banjarsari Kecamatan Anyar, Desa Lempuyang Kecamatan Tanara, Desa Sindangsari Kecamatan Pabuaran, Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa, Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran, Desa Ujung tebu Kecamatan Ciomas, Cikande Permai Kecamatan Cikande, Desa Pejaten dan Desa Pelamunan Kecamatan Kramatwatu, dan Desa Panyabrangan Kecamatan Cikeusal. Ia mengaku dalma upaya kedepan akan galakan program Jumanting serta Dashat.

    ”Untuk selanjutnya di Tahun 2023 dan 2024 InsyaAllah kami akan melaksanakan program Jumanting (Jumat tangani Stunting) dan Dashat (Dapur Sehat),” ujarnya. (MG-02/AZM)

  • Menkes Dan Menlu Australia Lihat Layanan Imunisasi

    Menkes Dan Menlu Australia Lihat Layanan Imunisasi

    JAKARTA,BANPOS – Disela-sela pertemuan Menlu ASEAN, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Menlu Australia Penny Wong melakukan kunjungan ke Puskesmas Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (12/7). Keduanya melihat secara langsung layanan imunisasi anak.

    Dalam pertemuan tersebut, Menkes dan Menlu Australia juga berbincang mengenai sistem pencatatan Imunisasi digital melalui Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). ASIK merupakan sebuah aplikasi mobile yang dikembangkan dan diperuntukkan untuk pencatatan berbasis individu pada layanan kesehatan primer.

    Saat ini, ASIK telah mengampu pencatatan untuk kegiatan imunisasi rutin, skrining penyakit tidak menular, dan pemantauan gizi bayi dan balita untuk pencegahan stunting. Per 20 Juni 2023, ASIK telah digunakan di 96,2 persen Puskesmas di seluruh Indonesia untuk pencatatan imunisasi dan pencatatan skrining penyakit tidak menular.

    Dalam kunjungan singkat tersebut, kedua menteri turut membahas kerja sama bidang kesehatan yang telah dilakukan oleh kedua negara. Menkes mengatakan, selama ini Pemerintah Australia telah memberi dukungan dan bantuan yang sangat berarti kepada Pemerintah Indonesia.

    Ia mengungkapkan, dalam kurun waktu 8 tahun terhitung sejak tahun 2019-2027, Pemerintah Australia akan memberikan bantuan total sekitar AUD 100 juta yang disalurkan melalui DFAT (Departement of Foreign Affairs and Trade). Bantuan tersebut telah digunakan untuk peningkatan berbagai layanan kesehatan mulai dari layanan primer, sekunder hingga tersier.

    Atas dukungan dan kontribusi yang diberikan, Menkes menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah Australia. Ia berharap kerja sama yang telah berjalan dapat terus meningkat dan semakin kuat untuk Pembangunan Kesehatan di Indonesia.

    “Kami mengapresiasi semua dukungan yang telah diberikan oleh Pemerintah Australia dalam peningkatan sistem kesehatan Indonesia, kedepan kami berharap hubungan baik ini bisa terus berlanjut,” kata Menkes.

    Pada saat yang sama, Menlu Australia juga memberikan apresiasi atas kerja sama antara Indonesia dan Australia di bidang kesehatan. Dia mengatakan, Indonesia adalah mitra utama dalam kesehatan global dan regional.

    “Saya senang mendapat kesempatan untuk melihat sistem kesehatan Indonesia secara langsung hari ini, termasuk bagaimana kita bekerja sama meningkatkan pencatatan imunisasi untuk anak-anak secara digital,” tutup Menlu Australia. (RMID)

  • Kurangi Macet, DPRD Minta ASN DKI Diwajibkan Pake Angkutan Umum

    Kurangi Macet, DPRD Minta ASN DKI Diwajibkan Pake Angkutan Umum

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungannya untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi sebagai solusi kemacetan di Ibu Kota ketimbang menerapkan pengaturan jam kerja.

    Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, pengaturan jam kerja untuk lingkungan ASN kurang berdampak mengatasi persoalan kemacetan.

    “Kalau saya cenderung kepada ASN ini ada pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum,” kata Gembong seperti dikutip Antara, Kamis (13/7).

    Menurutnya, mewajibkan ASN menggunakan kendaraan umum agar kebiasaan tersebut ditiru masyarakat. Jika seluruh ASN di DKI secara konsisten menggunakan kendaraan umum maka masyarakat dengan sendirinya akan meninggal kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum.

    “Namun demikian, fasilitas di setiap transposisi umum harus layak digunakan agar masyarakat bisa nyaman dan aman,” jelas dia.

    Pemprov DKI Jakarta memastikan uji coba untuk pengaturan jam masuk kerja dilakukan terlebih dahulu di lingkungan pemerintahan.

    “Jadi, tahap awal pengaturan jam masuk kerja untuk internal Pemprov DKI Jakarta dulu. Kita akan uji coba di sini, sambil evaluasi,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (10/7).

    Ia menjelaskan sebelum eksekusi pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi DKI Jakarta.

    “Ini masih didiskusikan dengan segera. Masih kami komunikasikan dengan BKD, untuk kita uji coba, masih dibahas,” ujar Syafrin.

    Menurut Syafrin Pemprov DKI memiliki lingkungan yang cukup besar sehingga uji coba pengaturan jam kerja di lingkungan Pemprov DKI dapat terlihat dampak efektif tidaknya.

    “Untuk PNS-nya sekitar tujuh puluhan ribu, lalu non PNS, kita itu sekitar seratus dua puluh ribu. Artinya cukup besar,” ujar Syafrin.

    Adapun pembagian dua waktu masuk kantor yang nantinya akan diuji coba yakni pukul 08.00 WIB dan pukul 10.00 WIB. (RMID)

  • Jokowi Jempolin Erick Dan PSSI Seleksi Timnas U-17

    Jokowi Jempolin Erick Dan PSSI Seleksi Timnas U-17

    JAWA BARAT, BANPOS – Presiden Jokowi mengapresiasi proses seleksi yang dilakukan Erick Thohir bersama PSSI, dalam memilih 22 pemain terbaik untuk mewakili Indonesia di FIFA World Cup U-17.

    Hal itu diungkapkan Presiden, saat mengunjungi Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/7).

    Dalam kunjungan itu, Presiden Jokowi juga melihat hasil renovasi stadion, yang akan menjadi salah satu kandidat venue Piala Dunia U-17.

    “Proses seleksi pemain Timnas U-17 yang akan dilakukan di 10 kota ini, saya apresiasi sekali. Hari ini di Jawa Barat, ada 187 pemain. Nanti, ada juga di kota-kota lain. Sehingga, memberikan kesempatan bagi anak muda untuk berpartisipasi,” papar Jokowi, Rabu (12/7).

    “Saya apresiasi PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir, yang telah berubah menjadi lebih baik,” tandasnya.

    Dalam kunjungan tersebut, Presiden didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti.

    Erick menegaskan, kapasitas Indonesia sebagai tuan rumah FIFA World Cup U-17, juga harus ditunjukkan dengan mempersiapkan tim nasional yang tangguh.

    Karena itu, supaya bisa mencapai target yang diberikan Presiden, kualitas timnas harus bisa bersaing dengan 23 tim negara lainnya.

    “Presiden minta lolos ke final. Itu target tertinggi. Karena itu, khusus mencari 22 pemain terbaik, kami menjalankan program Talenta Garuda sebagai seleksi pemain tim nasional Indonesia U-17,” jelas Erick.

    Program tersebut melibatkan 10 klub Liga 1 dari berbagai kota yang bertindak sebagai host seleksi, Direktur Teknik PSSI, serta Asprov untuk mencari bakat-bakat terbaik yang tersebar di penjuru Indonesia.

    Seleksi Talenta Garuda juga mengikutsertakan para mantan pemain nasional, yang kini menjadi pelatih dan pemandu bakat.

    Nama-nama seperti pelatih Timnas U-17 Bima Sakti, serta Rully Nerre, Budi Sudarsono, Firman Utina, Firmansyah, dan Indriyanto akan terjun memantau seleksi para calon pemain muda yang diseleksi di 12 klub Liga 1.

    “Talenta Garuda adalah program kolaborasi antara klub Liga 1, PSSI, dan Asprov. Klub Liga 1 memanggil calon pemain sesuai kebutuhan pelatih dan mempersiapkan hal-hal teknis seleksi. Lalu PSSI menjadi koordinatornya dan pemandu bakat, serta Asprov bersama direktur tekniknya memanggil pemain SSB, klub atau sekolah di daerahnya, sekaligus mendampingi. Kita sinergi untuk mencari 22 pemain terbaik,” beber Erick, yang juga mantan Presiden Inter Milan ini.

    Talenta Garuda menjadi benchmark baru dalam mencari skuad terbaik Indonesia.

    Karena itu, semua spesifikasi terbaik menjadi persyaratan utama. Mulai dari mental yang kuat, postur tubuh dengan tinggi 170-185 cm, kemampuan otot, skill, kemampuan kognitif, disiplin, koordinasi prima hingga VO2max dengan nilai rata-rata 60-65.

    “Kami memang menerapkan passing grade yang tinggi. Sebab bagaimanapun juga, ini Piala Dunia FIFA pertama di Indonesia. Sehingg, persiapan dan skuad Timmas U-17 kita harus maksimal,” papar Erick.

    “Para pemain kita harus punya passing akurat, dribbling bola yang kuat, dan shooting jitu. Garuda Muda tak boleh kalah bersaing. Kita harus bernyali dan yakin bisa bersaing,” tegasnya.(RMID)

  • Ini yang Harus Dilakukan Jika Berkontak Fisik Dengan Hewan Penular Rabies

    Ini yang Harus Dilakukan Jika Berkontak Fisik Dengan Hewan Penular Rabies

    TANGERANG, BANPOS – Rabies kini tengah menjadi sorotan masyarakat, lantaran efeknya yang mengerikan terhadap manusia. Sejumlah antisipasi dari pemerintah telah dilakukan, guna mencegah penyebaran rabies di antara hewan-hewan yang berpotensi menularkan penyakit tersebut.

    Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit rabies apabila kita baru saja berkontak fisik seperti tercakar atau tergigit dengan hewan penular rabies?

    Menurut Dinas Kesehatan Kota Tangerang, masyarakat yang terkena gigitan atau cakaran hewan penular rabies, untuk langsung mencuci bekas luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit.

    “Langkah pertama yang dilakukan periode golden period yakni waktu krusial membersihkan luka gigitan atau cakaran dengan air mengalir dan sabun,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni, Rabu (5/7).

    Ia juga mengimbau masyarakat jika mencurigai adanya hewan peliharaan terpapar rabies, untuk segera melapor ke rabies center yang dikelola Dinas Kesehatan dan tersebar di 21 lokasi.

    Program tersebut menurutnya, sebagai bentuk pencegahan dan penanganan rabies bagi masyarakat Kota Tangerang. Apalagi dengan maraknya kasus rabies yang kini kerap terjadi di beberapa daerah di Tanah Air.

    “Periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk konsultasi dengan petugas kesehatan. Begitu pula, bila ada korban gigitan hewan, untuk segera melakukan penanganan dini dan pelaporan,” ujarnya.

    Kemudian terkait pemberian vaksin, dr Dini menjelaskan hal tersebut dilakukan sesuai dengan petunjuk petugas kesehatan.

    “Harus diketahui dan dipahami periode emas membersihkan luka adalah 12 jam setelah gigit, tetap lakukan meski terlambat,” tegas dr Dini.

    Untuk diketahui, 21 lokasi rabies center di Kota Tangerang yaitu RSUD Kota Tangerang, Puskesmas Manis Jaya, Puskesmas Periuk Jaya, Puskesmas Cipondoh, Puskesmas Ciledug, Puskesmas Petir, Puskesmas Cibodasari.

    Selanjutnya, Puskesmas Sukasari, Puskesmas Cikokol, Puskesmas Batuceper, Puskesmas Jatiuwung, Puskesmas Panunggangan, Puskesmas Kunciran, Puskesmas Kedaung Wetan, Puskesmas Tanah Tinggi, Puskesmas Karawaci Baru, Puskesmas Larangan Utara.

    Lalu Puskesmas Panunggangan Barat, Puskesmas Pabuaran Tumpeng, Puskesmas Poris Gaga Lama, Puskesmas Paninggilan. (DZH/ANT)